• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS YANG BERISIKO TINGGI DIABETES MELITUS TIPE-2.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS YANG BERISIKO TINGGI DIABETES MELITUS TIPE-2."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS YANG BERISIKO

TINGGI DIABETES MELITUS TIPE-2

SKRIPSI

Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai Pemenuhan Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Kedokteran

oleh

AL ANSHARI No.BP. 1010311022

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

ABSTRACT

DESCRIPTION OF RANDOMIZED BLOOD GLUCOSE ON TYPE-2 DIABETES MELLITUS HIGH RISK STUDENT OF ANDALAS UNIVERSITY

MEDICAL FACULTY By

Al Anshari

Type-2 Diabetes Mellitus (type-2 DM) is a group of metabolic diseases that signed by hyperglycemia. Escalated in all age levels and now being identified in younger age group by changing lifestyle and increasing of obesity. Screening in younger age group is needed to decrease type-2 DM prevalence.

The objective of this study to asses randomized blood glucose on Andalas University Medical Faculty students who have high risk of type-2 DM based on Indian Diabetes Risk Score (IDRS) (age, waist circumference, family history of diabetes, and exercise status).

Designed as descriptive study to know the deployment of risk factor with questionnaire on 193 students that selected by simple randomized sampling. The student who has >50 points will be checked his randomized blood glucose from capillary blood speciment.

The result from 193 medical students, 131 students (67,88%) have score <30 (low risk of DM), 61 students (31,60%) have scores between 30-50 (mild risk of DM), and a student (0,52%) has score >60 (high risk of DM). There are 5 (2,59%) who have score >50. After checking the randomized blood glucose, gotten the lowest level was 92 mg/dL, highest was 138 mg/dL, and the average was 112.2 mg/dL +16,64 SD. There are 2 students with prediabetes stage had RBG level is >114mg/dL

Suggested for screening the risk factors of type-2 DM on every individual above 18 years old to control escalating type-2 DM in future.

(3)

vii ABSTRAK

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS YANG BERISIKO

TINGGI DIABETES MELITUS TIPE-2 Oleh

Al Anshari

Diabetes Melitus tipe-2 (DM tipe-2) merupakan kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia. Prevalensi DM tipe-2 mengalami peningkatan di semua kelompok umur, saat ini teridentifikasi di usia muda akibat pergeseran pola hidup dan peningkatan obesitas pada usia muda. Skrining DM tipe-2 di usia muda pada kelompok berisiko tinggi diperlukan untuk menekan peningkatan angka kejadian DM tipe-2.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar glukosa darah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang berisiko tinggi DM tipe-2 berdasarkan kuisioner Indian Diabetes Risk Score (IDRS) (umur, lingkar pinggang, aktivitas fisik, dan riwayat keluarga).

Penelitian ini didesain secara deskriptif untuk mengetahui penyebaran faktor risiko pada 193 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang dipilih dengan teknik simple randomized sampling menggunakan kuisioner. Pada mahasiswa yang memiliki skor >50, dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu menggunakan darah kapiler.

Hasil yang diperoleh dari 193 mahasiswa kedokteran yang diteliti, ditemukan mahasiswa yang memiliki skor kuisioner faktor risiko <30 (berisiko ringan DM) sebanyak 131 orang (67,88%), skor 30-50 (berisiko sedang DM) sebanyak 61 orang (31,60%), dan yang memiliki skor >60 (berisiko tinggi DM) sebanyak 1 orang (0,52%). Dari 193 mahasiswa, terdapat 5 orang (2,59%) dengan skor >50. Setelah dilakukan pemeriksaan glukosa darah sewaktu, didapatkan kadar glukosa darah terendah adalah 92 mg/dL, tertinggi adalah 138 mg/dL, dan rata-rata kadar GDS adalah 112.2 mg/dL +16,64 SD. Terdapat 2 orang dalam kondisi prediabetes dengan kadar glukosa darah sewaktu >114mg/dL

Disarankan untuk melakukan penyaringan kelompok berisiko DM tipe-2 pada setiap individu yang telah berusia 18 tahun untuk mengontrol peningkatan jumlah penderita DM tipe-2.

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Diabetes Melitus tipe-2 (DM tipe-2) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan adanya hiperglikemia karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya (American Diabetes Association-ADA dalam Revisi Final Konsensus DM Tipe-2 Indonesia, 2011). Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) (2002) mendefinisikan DM sebagai kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang dapat dilatarbelakangi oleh kerusakan sel beta pankreas dan resistensi insulin. Keadaan tersebut dapat menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis jika dilihat saat pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Mansjoer dkk, 2000).

Diabetes Melitus merupakan penyakit kronik yang sangat menyita biaya besar dan menyebar secara luas, padahal merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun (ADA, 2003). Global status report on NCD World Health Organization (WHO) (2010) melaporkan, bahwa

(5)

2

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang hingga saat ini belum memiliki pendekatan terapi yang sempurna akibat luasnya variabilitas penyebab diabetes dan banyaknya komplikasi yang terjadi pada penderita diabetes mellitus (Zhang et al., 2009). Diabetes melitus melibatkan banyak interaksi kompleks faktor genetik dan faktor lingkungan dalam perjalanan penyakitnya. Selain itu, banyaknya teori patogenesis dan belum adanya pemahaman yang tepat terhadap proses perjalanan penyakit diabetes melitus menyebabkan diabetes melitus masih dianggap sebagai suatu penyakit metabolik yang bersifat irreversibel. Terapi diabetes melitus masih berpusat pada tindakan preventif berupa pengontrolan kadar glukosa darah.

DM tipe-2 dilaporkan mengalami peningkatan pada semua kelompok umur dan sekarang teridentifikasi pada kelompuk usia lebih muda (Kenneth et al., 2005). Berdasarkan atlas diabetes yang dikeluarkan oleh International Diabetes Federation (IDF) edisi kelima (2012) menyebutkan bahwa 371 juta lebih penduduk dunia hidup dengan diabetes, dengan prevalensi 8,3%. Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa angka yang tidak terdiagnosis sekitar 50%. Regional Pasifik Barat memiliki prevalensi di bawah angka dunia (8,0%) dengan jumlah penderita sebanyak 132 juta dan sekitar 57,9% tidak terdiagnosis. IDF (2012) juga menyebutkan bahwa 4 dari 5 penduduk dengan diabetes, hidup di negara dengan pendapatan menengah ke bawah. Hal ini akan memperburuk penatalaksanaannya karena biaya pengobatan pasien diabetes tidak murah.

(6)

(92,3 juta), India (63,0 juta), Amerika Serikat (24,1 juta), Brasil (13,4 juta), Rusia (12,7 juta), dan Meksiko (10,6 juta jiwa) (IDF, 2012). Diperkirakan pada tahun 2030 prevalensi diabetes melitus di Indonesia meningkat menjadi 21,3 juta (PERKENI, 2010). Data IDF (2012) menyebutkan bahwa angka kematian di Indonesia akibat diabetes yaitu 155.465 orang.

Semula DM tipe-1 merupakan DM yang lebih dominan ditemui pada anak-anak, DM tipe-2 sering ditemui pada dewasa dan lanjut usia. Bergesernya pola makan dan semakin banyak kasus kegemukan yang di alami anak-anak dan remaja, membuat mereka juga beresiko tinggi terkena DM tipe-2 (CDC-Center for Disease Control and Prevention, 2012). Menurut National Diabetes Fact Sheet

(2011), sekitar 215.000 anak muda di AS di bawah usia 20 tahun menderita

diabetes pada 2010. Ini merupakan 0,26 persen dari semua orang dalam kelompok usia ini. Berdasarkan data tahun 2002-2005 the search for diabetes melaporkan 3.600 yang didiagnosis dengan DM tipe-2.

Berdasarkan hasil Riskesdas (2007), prevalensi nasional DM berdasarkan pemeriksaan gula darah pada penduduk usia lebih dari 15 tahun diperkotaan adalah 5,7%. Prevalensi nasional obesitas sentral pada penduduk Usia 15 tahun ke atas sebesar 18,8 % dan sebanyak 17 provinsi memiliki prevalensi diatas nasional (www.depkes.go.id, diakses April 2013).

(7)

4

penduduk usia 10 tahun atau lebih sebesar 23,7% dan prevalensi minum beralkohol dalam satu bulan terakhir adalah 4,6% (www.depkes.go.id, diakses April 2013).

Dari data ini dapat disimpulkan bahwa prevalensi diabetes saat ini semakin meningkat. Jenis DM tipe-2 merupakan diabetes yang paling banyak angka kejadiannya dibandingkan dengan DM tipe-1. Semula DM tipe-2 diderita oleh individu dengan usia lebih 35 tahun atau lebih tua, namun saat ini terjadi pergeseran prevalensi penderita ke usia yang lebih muda. Hal ini disebabkan oleh perubahan pola makan dan gaya hidup. Pengaturan tidak adekuat terhadap makanan yang dikonsumsi ikut menyebabkan pergeseran angka kejadian diabetes di usia muda. Tindakan deteksi dini dan penyaringan pada kelompok berisiko tinggi diperlukan untuk menekan angka kejadian diabetes.

Peningkatan kejadian diabetes dapat ditemui pada individu yang berisiko menderita diabetes. Individu dengan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti riwayat keluarga DM (memiliki risiko enam kali lebih besar menderita DM) dan risiko lainnya lebih mudah menderita diabetes jika tidak dilakukan modifikasi pada faktor risiko yang dapat dirubah (gaya hidup dan lain-lain).

(8)

(IGT/IFG), sindrom metabolik (hipertensi, penurunan HDL, peningkatan trigliserida), (IDF consensus, 2007).

Salah satu bentuk upaya preventif terhadap penyakit DM tipe-2 yang direkomendasikan oleh IDF adalah melakukan skrining dan deteksi dini di usia muda terhadap individu yang berisiko diabetes. Untuk menentukan kelompok berisiko tinggi DM tipe-2 tersebut dapat diidentifikasi dengan menggunakan kuessioner faktor risiko seperti usia, lingkar pinggang, riwayat keluarga, riwayat penyakit kardiovaskular, dan riwayat kehamilan (IDF, 2013).

Penelitian di India dengan judul evaluasi faktor risiko DM Tipe 2 pada mahasiswa kedokteran dengan menggunakan Indian Diabetes Risk Score (2011) menyebutkan dari 261 mahasiswa (usia 18-24 tahun) dengan usia rata-rata 19 tahun +0,97 tahun yang diteliti, 4% merupakan golongan berisiko tinggi dan 76% merupakan kelompok risiko sedang. Sebanyak 65% mahasiswa dengan gaya hidup sedetarian, aktivitas fisik minimal sekitar 22%, 10% dengan aktivitas fisik sedang, dan dilaporkan tidak ada siswa dengan aktivitas fisik berat. Penelitian tersebut juga melaporkan bahwa sekitar 38% siswa mengalami peningkatan lingkar perut yang mengindikasikan obesitas sentral, 23% memiliki orang tua yang menderita DM tipe 2 dan 2% dengan orang tua diabetes kedua-duanya.

(9)

6 1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1.2.1.1Bagaimana distribusi frekuensi skor total risiko DM tipe-2 pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas berdasarkan Indian Diabetes Risk Score (IDRS)

1.2.1.2Bagaimana gambaran faktor risiko DM tipe-2 berdasarkan Indian Diabetes Risk Score (IDRS) (usia, lingkar pinggang, aktivitas fisik,

riwayat keluarga) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas?

1.2.1.3Bagaimana kadar glukosa darah kapiler sewaktu pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang berisiko tinggi DM tipe-2 berdasarkan skor kuisioner IDRS?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui kadar glukosa darah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas berisiko tinggi DM tipe-2 berdasarkan Indian Diabetes Risk Score (IDRS).

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1Mengetahui distribusi frekuensi skor total risiko DM tipe-2 pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas berdasarkan Indian Diabetes Risk Score (IDRS)

(10)

aktivitas fisik, riwayat keluarga) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas?

1.3.2.3Mengetahui kadar gula darah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang berisiko tinggi DM tipe-2 berdasarkan Indian Diabetes Risk Score (IDRS).

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi ilmu pengetahuan: Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai penambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai kadar gula darah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang berisiko DM tipe-2.

Referensi

Dokumen terkait

Teorema 2.17 Jika dan adalah dua barisan yang asimtotik di ruang Atsuji dengan yang mengakibatkan barisan dan mempunyai titik cluster di , maka setiap barisan dari pasangan

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa citra diri perempuan yang terwujud pada tokoh Gadis Pantai dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer dapat

Dengan menggunakan metode kontemplasi yang diikuti dengan analisa skeptis atas aplikasi konseptual pada fakta-fakta yang terjadi dalam realitas aplikasi rumusan

sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tanah Bumbu yaitu 3,74%, pertambahan dan pengurangan lahan pertanian disesuaikan dengan nilai rata

Sejalan dengan hal ini, Khairani (2012) dan Maksum (2010) menggarisbawahi beberapa permasalahan wakaf di Indonesia antara lain: a). pemahaman bahwa wakaf milik Allah SWT

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa “Penerapan Gaya Mengajar Penemuan Terbimbing Dengan Media Modifikasi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Passing

Pelatihan Manajemen Organisasi dan Dinamika Kelompok bagi KMPH Merawan dilaksanakan di Dusun Buring Desa Muara Merang pada tanggal 27 – 29 Mei 2010. Tujuan utama pelatihan ini

Konsep Porter ini dikenal sebagai Diamond of Competitive Advantage (Gambar 1): (1) Kon- disi faktor ( faktor conditions ), yaitu posisi negara dalam hal penguasaan