• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI :Studi Deskriptif pada Keluarga di Perumahan Graha Bukit Raya II RW 24 Desa Cilame Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI :Studi Deskriptif pada Keluarga di Perumahan Graha Bukit Raya II RW 24 Desa Cilame Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………. i

PERNYATAAN………. ii

ABSTRAK……… iii

KATA PENGANTAR……….. iv

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR TABEL……… x

DAFTAR GAMBAR……… xiii

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah………..…….. 1

B. Rumusan Masalah………..….... 6

C. Tujuan Penelitian……….... 7

D. Manfaat Penelitian………..…..….. 8

E. Definisi Operasional………..…… 8

F. Asumsi Penelitian………..….... 10

G. Paradigma Penelitian……….. 11

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Konsep Keluarga……….. 13

1. Pengertian Keluarga………..…. 13

2. Karakteristik Keluarga………...…. 14

3. Fungsi dan Peranan Keluarga………. 18

4. Tumbuh Kembang Keluarga………... 24

B. Konsep Anak Usia Dini………. 30

1. Pengertian Anak Usia Dini………. 30

2. Karakteristik Anak Usia Dini………. 31

3. Tugas-tugas Perkembangan Anak Usia Dini………..……. 45

4. Faktor-faktor Keluarga Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia Dini……… 48 C. Konsep Pendidikan Karakter Anak Usia Dini………... 56

1. Konsep Karakter………. 56

2. Konsep Pendidikan……….. 57

3. Konsep Pendidikan Karakter……… 60

BAB III METODE PENELITIAN 95 A. Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data……….. 75

1. Pendekatan Penelitian………. 75

2. Metode Penelitian……… 76

3. Teknik Pengumpulan Data……….. 77

B. Lokasi Penelitian dan Subjek penelitian..………….……….. 78

C. Tahap-Tahap Penelitian ……… 80

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data……… 81

E. Validasi Data……….. 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……….. 85

1. Deskripsi Perumahan Graha Bukit Raya II Desa Cilame Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat………. 85

(2)

B. Deskripsi Hasil Penelitian……….. 91 1. Peranan Keluarga dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Di

Lingkungan Keluarga……… 91 2. Karakter yang dikembangkan dalam pendidikan karakter Anak Usia Dini

di Lingkungan Keluarga………

96 3. Pendekatan dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini di Lingkungan

Keluarga………. 99 4. Faktor-faktor yang Berperan dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

di Lingkungan Keluarga………. 102 5. Hambatan-hambatan dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini di

Lingkungan Keluarga………. 107 6. Upaya-upaya yang dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan-hambatan

dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini di Lingkungan Keluarga….. 109 C. Pembahasan……… 112 1. Peranan Keluarga dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Di

Lingkungan Keluarga………

112 2. Karakter yang dikembangkan dalam pendidikan karakter Anak Usia Dini

di Lingkungan Keluarga………

113 3. Pendekatan dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini di Lingkungan

Keluarga……….

114 4. Faktor-faktor yang Berperan dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

di Lingkungan Keluarga………. 115 5. Hambatan-hambatan dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini di

Lingkungan Keluarga………. 117 6. Upaya-upaya yang dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan-hambatan

dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini di Lingkungan Keluarga….. 118

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……….……… 119

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangngnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional tersebut merupakan rumusan kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pembinaan manusia Indonesia seutuhnya (Balitbang, 2010:2). Salah satu pembinaan manusia Indonesia seutuhnya dilaksanakan melalui pendidikan dalam lingkungan keluarga.

(4)

keluarga” yakni pendidikan yang berlangsung dalam keluarga yang dilakukan oleh orang tua sebagai tugas dan tanggungjawabnya dalam mendidik anak dalam keluarga.

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama karena tugasnya meletakkan dasar-dasar pertama bagi perkembangan anak. Di dalam keluarga, anak lahir, tumbuh dan berkembang dan pertama kali mengenal orang lain melalui hubungan dengan orang tuanya. Pengaruh insentif dari orang tua merupakan pendidikan mendasar bagi perkembangan kepribadian anak selanjutnya. Pentingnya pendidikan anak dalam keluarga dipandang oleh Kadarusmadi (1996:39) sebagai berikut:

Pendidikan yang diperoleh anak di dalam keluarga bermakna sebagai upaya yang membantu anak untuk dapat hidup dan berkehidupan sebagai manusia. Tanpa bantuan itu baik dari orang tuanya maupun dari orang dewasa lainnya seperti kakak, paman, bibi, kakek atau nenek dan bahkan pembantu atau perawat bayi). Kemungkinan tidak akan dapat melangsungkan hidupnya. Bantuan itu sangat diperlukan oleh anak, karena pada saat dilahirkan ia belum bisa menolong dirinya. Ia lahir belum memiliki kekhususan atau spesialisasi tertentu.

(5)

Lingkungan keluarga dan faktor-faktor luar sekolah yang telah secara luas berpengaruh terhadap siswa. Siswa-siswa hidup di kelas pada suatu sekolah relatif singkat, sebagian besar waktunya dipergunakan siswa untuk bertempat tinggal di rumah. Keluarga telah mengajarkan anak berbahasa, kemampuan untuk belajar dari orang dewasa dan beberapa kualitas dan kebutuhan berprestasi, kebiasaan bekerja dan perhatian terhadap tugas yang merupakan dasar terhadap pekerjaan di sekolah. Kecakapan-kecakapan dan kebiasaan di rumah merupakan dasar bagi studi anak di sekolah.

Dalam rangka mewujudkan keberhasilan keluarga dalam pendidikan anak maka kehidupan keluarga yang harmonis perlu dibangun atas dasar sistem interaksi yang kondusif dicirikan dengan keterlibatan orang tua yang hangat dalam mengasuh dan mendidik anak sehingga anak-anak akan memiliki figur orang tua yang seimbang serta memiliki hubungan emosional yang lebih kuat dengan orang tuanya. Jika orang tua sering bertemu dan berdialog dengan anak, anak akan menghormati orang tuanya. Semakin besar dukungan orang tua terhadap anaknya, semakin tinggi perilaku positif anak (BKKBN, 1992). Dalam konteks yang lebih global, suasana keluarga yang kondusif tersebut akan mampu menghasilkan warga negara yang baik pula (Salamor, 2010:189).

Warga negara yang baik adalah warga negara yang memiliki kepedulian terhadap keadaan yang lain, memegang teguh prinsip etika dalam berhubungan dengan sesama, berkemampuan untuk mengajukan gagasan atau ide-ide kritis dan berkemampuan membuat pilihan atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang baik (Dynnesson, Gross & Nickel dalam Nurmalina dan Syaifullah, 2007:19). Warga negara yang baik memiliki tampilan sebagai “Informed and Reasoned Decision

Maker” atau pengambil keputusan yang cerdas dan bernalar yang memiliki ciri

(6)

kewarganegaraan (civic skills) dan watak kewarganegaraan (civic disposition). Warga negara yang ideal demokratis merujuk pendapat CCE (1999) menurut Budimansyah & Winataputra (2007:31-32) memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Knowledge: the content of civic education:

Why do we need a government?

The purpose of government

Constitutional Principles

Structure of government

Concepts, principles, and values underlyng the political system, i.e authority, justice, diversity, rule of law

Individual right (personal, political, economic).

Responsibilities of citizen

Role of citizen in a democracy

How the citizen can participate in community desicions

2. Skills: what a citizen needs to be able to do to participate effectively

Critical thinking skills: gather and asses information, clarify and prioritize, identity and assess consequences, evaluate, meflect.

Partipation skills: communicate, negotiate, cooperate, manage conflict peacefully and fairly, reach consensus.

3. Attitudes/Belief: character or dipositions of citizen

Personal character: moral responbility, selft discipline, respect for individual dignity and diversity of opinion (empathy).

Public character: respect for the law, willingness to participate in public affairs, commitment to the rule of the majority with respect for the rights of the minority, commitment to the balance between self-interest and the common welfare, willingnes to seek changes in unjust laws in a peaceful and legal manner.

4. Civic Dispositions:

Civility, Respect for right of the other individuals, Respect for law, Honesty, Open mindedness, Citical Mindedness, Negotiation and Compromise, Persistence, Compasion, Patriotism, Courage, Tolerance of ambiguity.

Perpaduan kesemuanya diyakini akan membentuk the ideal democratic

citizen yakni konsep warga negara yang berkarakter yang secara perlahan sebagai

(7)

komunitas dan organisasi-organisasi civil society (Budimansyah dan Suryadi, 2008:61).

Pembentukan karakter warga negara yang baik pada anak usia dini sangat mendasar. Usia dini merupakan masa emas perkembangan yang keberhasilannya sangat menentukan kualitas di masa dewasanya (Soedarsono, 2010:1). Pembentukan karakter anak pada periode ini akan memiliki dampak yang akan bertahan lama terhadap pembentukan moral anak. Kegagalan penanaman karakter pada usia dini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak (Megawangi, 2004:23). Pendidikan karakter pada anak usia dini adalah strategi investasi manusia yang tepat dimana efek kelanjutan dari langkah tersebut terlihat bahwa “kemampuan sosial dan emosi pada masa anak-anak akan mengurangi perilaku yang beresiko, seperti konsumsi alkohol yang merupakan salah satu penyebab utama masalah kesehatan sepanjang masa; perkembangan emosi dan sosial pada anak-anak juga dapat meningkatkan kesehatan manusia selama hidupnya, misalnya reaksi terhadap tekanan (stress), yang akan berdampak langsung pada proses penyakit; kemampuan emosi dan sosial yang tinggi pada orang dewasa yang memiliki penyakit dapat membantu meningkatkan perkembangan fisiknya.” (Jan Wallander dalam Nurhafidzhah, 2010:288).

(8)

memainkan peranan mendidik anak dalam keluarga, oleh karena dengan kebersamaan dan keterlibatannya dengan mereka, anak-anak senantiasa bertemu dan berinteraksi dan ditentukan pula kehidupannya. Dari paparan diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil tesis dengan judul Peranan Keluarga dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini (Studi Deskriptif pada Keluarga di Perumahan Graha Bukit Raya II RW 24 Desa Cilame Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat ).

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah diatas, peneliti dapat merumuskan fokus penelitian yakni “Bagaimanakah pelaksanaan peranan keluarga dalam pendidikan karakter anak usia dini di Perumahan Graha Bukit Raya II RW 24 Desa Cilame Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat?”

Agar penelitian ini lebih terarah dan memudahkan dalam penganalisaan terhadap hasil penelitian, masalah pokok tersebut diuraikan dalam sub-sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan karakter anak usia dini di lingkungan keluarga?

2. Karakter apa yang dikembangkan dalam pendidikan karakter anak usia dini di lingkungan keluarga?

(9)

4. Faktor-faktor apa yang berperan dalam pendidikan karakter anak usia dini di lingkungan keluarga?

5. Hambatan-hambatan apa yang ada dalam pendidikan karakter anak usia dini di lingkungan keluarga?

6. Upaya-upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan pendidikan karakter anak usia dini di lingkungan keluarga?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan pokok dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peranan keluarga dalam pendidikan karakter anak usia dini. Secara lebih terperinci tujuan penelitian dapat dijabarkan untuk mengidentifikasi sebagai berikut:

1. Peranan keluarga dalam pendidikan karakter anak di lingkungan keluarga. 2. Karakter yang dikembangkan dalam pendidikan karakter anak usia dini di

lingkungan keluarga.

3. Pendekatan yang digunakan dalam pendidikan karakter anak usia dini di lingkungan keluarga.

4. Faktor-faktor yang berperan dalam pendidikan karakter anak usia dini di lingkungan keluarga.

5. Hambatan-hambatan yang ada dalam pendidikan karakter anak usia dini di lingkungan keluarga.

(10)

D.Manfaat Penelitian

Temuan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Para orang tua memberikan pemahaman pentingnya peranan dalam pendidikan karakter anak usia dini.

2. Anak mendapatkan pemahaman tentang karakter yang seharusnya ada dalam kehidupannya dan menjadi bagian dalam kepribadiaannya.

3. Pihak pengambil kebijakan pendidikan untuk mewujudkan program pelaksanaan pendidikan karakter anak.

4. Para akademisi untuk memperkaya dalam pengembangan ilmu pengetahuan di pendidikan kewarganegaraan.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran peneliti mencoba mendefinisioperasionalkan beberapa istilah yang ada dalam permasalahan yaitu: 1. Peranan

Peranan adalah tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu peristiwa (Tim penyusun bahasa, 2002:854). Peranan dapat diartikan pula sebagai kedudukan seseorang dalam sebuah sistem sosial sesuai dengan fungsinya (Abdurrahman, 2007:12). Fungsi dalam penelitian ini adalah orang tua dan anggota keluarga lainnya sebagai pendidik yang pertama dan utama.

2. Keluarga

(11)

Keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesadaran untuk hidup bersama dalam satu atap sebagai suami istri dan saling berinteraksi dan berpotensi mempunyai anak dan akhirnya membentuk komunitas baru yang disebut dengan keluarga.

3. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang yaitu tingkah laku yang baik, jujur, tanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya (Thomas Lickona, 1991).

Menurut Megawangi (2004:95), anak usia dini yang berkarakter memiliki indikator sebagai berikut: 1) cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya; 2) kemandirian dan tanggungjawab; 3) kejujuran/amanah, bijaksana; 4) hormat dan santun; 5) dermawan, suka menolong dan gotong royong; 6) percaya diri, kreatif dan pekerja keras; 7) kepemimpinan dan keadilan; 8) baik dan rendah hati dan 9) Toleransi, kedamaian dan kesatuan.

Pendidikan karakter disini adalah berbagai upaya pendekatan yang dilakukan oleh keluarga dalam mewujudkan anak memiliki karakter tertentu sesuai dengan tahap perkembangannya.

4. Anak Usia Dini

(12)

Yang dimaksud dengan anak usia dini dalam penelitian ini adalah anak yang berusia 4-6 tahun yang sedang mengikuti program pendidikan prasekolah atau Taman kanak-kanak.

E. Asumsi Penelitian

Menurut Danim (2004:113), asumsi didefinisikan sebagai hasil abstraksi pemikiran yang oleh peneliti dianggap benar dan dijadikannya sebagai pijakan untuk mengkaji satu atau beberapa gejala. Fungsi dari asumsi untuk menetapkan pada hubungan antar variabel atau sebagai rambu-rambu dalam memahami permasalahan.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini ialah:

1. Kegiatan pendidikan karakter melibatkan keluarga sebagai pendidik dan anak usia dini sebagai peserta didik dan berlangsung dalam lingkungan keluarga. 2. Pendidikan karakter pada anak usia dini berjalan dalam kebersamaan dengan

keluarga.

3. Cara-cara mendidik yang dilakukan oleh keluarga ikut mempengaruhi perkembangan anak.

4. Nilai-nilai karakter yang diajarkan keluarga dalam rangka pembentukan kepribadian anak di masa depan.

F. Paradigma Penelitian

(13)

praktisnya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau epistomologi yang panjang. Sedangkan menurut Sugiyono (2001:25) bahwa “paradigma penelitian diartikan sebagai pandangan atau model atau pola pikir yang dapat menjabarkan berbagai variabel yang akan diteliti kemudian membuat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain sehingga dengan mudah dirumuskan masalah penelitiannya, pemilihan teori yang relevan, rumusan hipotesis yang diajukan, metode penelitian, instrumen penelitian, teknik analisa yang kan digunakan serta kesimpulan yang diharapkan”.

(14)

Bagan 1.1 Paradigma Penelitian

Sumber : Diolah Peneliti tahun 2011

FITRAH ANAK SEBAGAI MANUSIA TAMPILAM KARAKTER 1.Pemikiran 2.Sikap 3.Tingkah laku PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL PENGARUH LINGKUNGAN INTERNAL PENDEKATAN PENDIDIKAN KARAKTER Pengakuan Kasih sayang dan

kelembutan Penguatan Pembiasaan Pengasuhan Keteladanan Pendampingan

dalam penggunaan media

Hukuman yang

efektif

PERANAN DAN FUNGSI KELUARGA

KETERLIBATAN DAN KEBERSAMAAN

DALAM

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran (Moleong, 2008:49). Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti maupun oleh praktisi melalui model-model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan pradigma.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang ditujukan pada pendidikan karakter anak usia dini pada keluarga di perumahan Graha Bukit Raya II Desa Cilame Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat. Fokus penelitian adalah peranan keluarga dalam pendidikan karakter pada anak usia dini.

(16)

naturalistik (paradigma alamiah) yang bersumber pada pandangan fenomologis. Oleh karena itu penelitian bersumber dari data riil alamiah dan tidak dibuat-buat (natural setting). Penelitian ini tidak menggunakan pengontrolan variabel dan manipulasi serta tidak menggunakan angket atau tes. Peneliti sebagai instrumen penelitian yang mengadakan observasi dan wawancara tidak berstruktur. Semua data nantinya dikumpulkan secara deskriptif dan naturalistik. Untuk mencegah subyektifitas, penelitian membandingkan informasi dengan berbagai sumber terhadap hal yang sama-sama diteliti (triangulasi).

Berdasarkan pengertian pendekatan kualitatif tersebut maka pendekatan kualitif tepat digunakan dalam penelitian ini. Hal ini didasarkan bahwa peneliti mengamati berbagai gejala dalam keluarga yang berhubungan dengan pendidikan karakter dalam anak usia dini. Data yang sudah diperoleh kemudian diberi arti sesuai dengan teori-teori yang terkait dengan fokus masalah yang diteliti. Dalam menemukan data secara alamiah adalah merupakan landasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

2. Metode Penelitian

Penentuan metode sangat diperlukan dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metode penelitian merupakan urutan tata cara kerja bagaimana penelitian dilakukan sehingga masalah yang sedang diteliti dapat dipecahkan.

(17)

karakter pada anak usia dini dalam keluarga di perumahan Graha Bukit Raya II RW 24 Desa Cilame Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu rangkaian dari penelitian yang penting guna memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian. Keberhasilan penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh ketelitian, kelengkapan catatan lapangan yang disusun oleh peneliti.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti antara lain teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Teknik Observasi

(18)

b. Teknik Wawancara

Esterberg (Sugiyono, 2008:317) mendefinisikan wawancara sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik tertentu.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara tidak berstruktur kepada empat keluarga dengan tujuan mengumpulkan data tentang penelitian. c. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi ini bisa berbentuk tulisan, gambar, buku materi atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Dalam penelitian ini, peneliti mencari data-data dan sumber-sumber yang akurat dari buku dari buku yang berada di perpustakaan.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah merukan benda, hal atau orang lain dan tempat untuk peneliti mengamati, berkomunikasi atau bertanya tentang suatu hal. Menurut Arikunto (1993:102) “subyek penelitian yaitu benda, hal atau orang dan tempat dimana data yang dipermasalahkan melekat”.

(19)

sebelumn asudah dijaring dan dianalisis, 3) pada mulanya setiap sampel dapat sama kedudukannya namun sesudah makin banyak informasi yang masuk dan makin mengembangkan pertanyaan penelitian naka ternyata bahwa sampel makin dipilih atas dasar fokus penelitian, 4) pada sampel bertujuan jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan informasi yang diperlukan jika sudah terjadi pengulangan informasi maka penarikan sampel yang banyak, karena sifatnya studi kasus. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nasution (1992:11): metode kualitatif tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak. Sampel biasanya sedikit dan dipilih menurut tujuan (purposive) penelitian”.

Subyek dalam penelitian ini adalah keluarga yang tinggal di Perumahan Graha Bukit Raya 2 RW 24 Desa Cilame Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat. Dari sekian banyak keluarga, subjek penelitian ditentukan secara purposif dengan mempertimbangkan saran, pengetahuan dan informasi yang diberikan oleh tokoh-tokoh masyarakat. Pemilihan itu dilakukan dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut:

1. Bentuk keluarga ialah keluarga inti lengkap yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

2. Keluarga yang berasal dari latar belakang status sosial ekonomi yang berbeda. 3. Keluarga memiliki anak usia dini yang berusia 4-6 tahun.

(20)

C. Tahap-tahap Penelitian

Langkah-langkah atau prosedur penelitian ini melalui beberapa tahap yakni:

1. Tahap pra lapangan dengan kegiatan menyusun rancangan penelitian menentukan lokasi penelitian, pengurusan perijinan, penjajagan atau penilaian kondisi fisik lapangan, penentuan nara sumber atau informan, penyiapan perlengkapan penelitian serta persiapan diri peneliti untuk beradaptasi dengan suasana kehidupan obyek penelitian, termasuk membangun kepercayaan akan obyek yang ke luar dari pengaruh kerja dan membawa kepada kondisi dan situasi akademis.

2. Tahap analisis data dimulai sejak memasuki lapangan untuk melakukan penelitian. Tahap pekerjaan lapangan ini meliputi memahami latar penelitian, melakukan wawancara dan pengamatan berperanserta dalam proses penafsiran dan pemahaman obyek penelitian, melakukan pengamatan secara mendalam terhadap masalah penelitian dikaitkan dengan fenomena yang ada, melakukan wawancara mendalam dengan nara sumber tentang objek penelitian.

Peneliti melakukan wawancara setelah disepakati waktu dan tempat tertentu. Tema wawancara tidak selalu dibatasi oleh materi panduan wawancara tetapi sangat tergantung dari latar dan setting saat wawancara. Kalau kurang kondusif, pembicaraan substansi wawancara dihentikan dan bisa dilanjutkan pada kesempatan berikut.

(21)

membaca transkrip, wawancara, catatan pengamatan atau dokumen yang akan dianalisis lalu membuat catatan atau memo atas data, ringkasan dan membuat pengelompokkan data dan dibuat partisinya. Setelah reduksi dilakukan penampilan data. Salah satu langkah penting selanjutnya adalah menampilkan data berupa kumpulan data informasi yang terorganisir untuk selanjutnya pembuatan kesimpulan. Tampilan data ini berupa teks, gambar, grafik, tabel, bagan dan teks naratif atau kutipan. Tahap ini diakhiri dengan perumusan kesimpulan walaupun sudah dilakuakn sejak data pertama terkumpul. Tetapi peneliti memperlakukannya sebagai temuan awal yang masih terbuka terhadap perubahan. Kesimpulan akhir stelah tahap pengumpulan data berakhir.

3. Tahap penulisan laporan yang selain memuat temuan penelitian juga menguraikan hasil interpretasi dan eksplanasi temuan penelitian serta penarikan kesimpulan penelitian, verfikasi, perumusan dalild dan rekomendasi akademik maupun pragmatis yang terkait dengan kepentingan dari signifikansi penelitian.

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

(22)

Data hasil pengamatan dan wawancara yang telah dicatat, diolah serta dianalisis. Analisis data yang digunakan adalah analisis data induktif yaitu analisis atas data spesifik dari lapangan menjadi unit-unit dilanjutkan dengan kategorisasi. Analisa dilakukan pada saat di lapangan dan setelah selesai dari lapangan.

Maufur (1993:109) langkah-langkah menganalisis data pada saat di lapangan antara lain:

1. Mempersempit fokus data. Dalam penelitian ini fokus studi adalah telaah pendidikan karakter pada anak usia dini oleh keluarga.

2. Menentuk pendekatan penelitian. Bentuk penelitian yang digunakan adalah deskriptif.

3. Mengembangkan pertanyaan analitik selama di lapangan dan menganalisa. Kegiatan ini dilakukan terus menerus hingga diperoleh data yang cukup tentang masalah yang diteliti.

Adapun analisis data setelah dilapangan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi data

(23)

2. Display data

Penyajian data dalam penelitian desktiftif berupa tulisan naratif yang panjang lebar, hal ini akan sukar difahami dan membosankan untuk dibaca, maka peneliti berusaha menyajikan data yang sederhana tetapi keutuhannya dapat dipertahankan. Selain menyajikan data dalam bentuk narasi disajikan pula dalam bentuk matriks.

3. Kesimpulan dan verifikasi

Selama di lapangan, pengambilan kesimpulan terhadap data yang dilakukan hanya bersifat tentatif, belum jelas dan meragukan maka untuk mendapatkan kesimpulan yang dapat menjamin kredibilitas dan obyektifitasnya peneliti terus menerus melakukan verifikasi selama penelitian berlangsung.

E. Validasi Data

Untuk mendapatkan validasi hasil penelitian diperlukan pemeriksaan dan pengujian terhadap data. Menurut Maufur (1993:110-113), dalam pemeriksaan data, kriteria yang dapat digunakan adalah:

1. Kredibilitas data hasil penelitian

Kredibilitas dalam penelitian menggambakan kecocokan konsep peneliti dengan konsep yang ada pada subjek penelitian. Upaya yang dilakukan antara lain:

a. Mengadakan perpanjangan keikutsertaan di lapangan dengan maksud menghindari bias.

(24)

c. Mengadakan triangulasi dengan membandingkan data hasil pengamatan dan wawancara, apa yang diungkap informan di depan umum dengan apa yang dikatakan pribadi, membandingkan masalah yang sama yang diteliti dan yang sedang dibicarakan orang lain.

d. Pemeriksaan dengan teman sejawat melalui diskusi.

e. Mengumpulkan referensi dari berbagai sumber untuk menguji data pada saat peneliti mengadakan analisis dan penafsiran

2. Keteralihan

Keteralihan data hasil pengamatan dan wawancara dari sumber primer dan sekunder oleh peneliti disusun dalam uraian yang terinci.

3. Ketergantungan

Mengkaji ketergantungan data yang telah disusun ke dalam unit-unit dan kategori serta pemberian tema. Selanjutnya merekontruksi data dan menghubungkannya dengan konsep-konsep dari sumber kepustakaan.

4. Kepastian hasil penelitian

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Graha Bukit Raya II merupakan salah satu bentuk perumahan yang berada di daerah Kabupaten Bandung Barat. Perumahan ini memiliki corak sosial ekonomi dan budaya dengan ditandai berbagai suku bangsa, pendidikan serta pekerjaan yang berbeda.

(26)

B. Rekomendasi

1. Bagi Orang tua

a. Para orang tua diharapkan dapat memahami lebih jauh peran dan fungsi mereka masing-masing (sebagai ayah atau ibu). Sehingga semua fungsi keluarga baik fungsi sosiologis maupun psikologis dapat dilaksanakan secara optimal dalam kaitannya pendidikan anak usia dini.

b. Para orang tua diharapkan dapat memahami dan mempelajari lebih jauh tentang tingkat perkembangan moral, sosial, fisik dan mental anak sehingga secara psikologis kebutuhan anak dapat penuhi dengan optimal. 2. Tokoh Masyarakat

a. Tokoh masyarakat dalam hal ini ketua RT. ketua RW, Tokoh Agama, ibu-ibu penggerak PKK dapat melakukan fungsinya secara optimal terutama dalam rangka memberikan upaya penyadaran tentang pendidikan anak usia dini. Lebih khusus lagi, dalam teknis penciptaan lingkungan yang baik untuk perkembangan moral, sosial, fisik dan mental anak.

(27)

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah harus mampu menjalin komunikasi yang baik dengan pihak orang tua terutama yang menyangkut tentang kompetensi anak, perkembangan moral, sosial, fisik dan mental anak yang terjadi di lingkungan keluarga maupun di sekolah. Sehingga dengan demikian terdapat kesamaan pandangan dan kesamaan sikap yang dilakukan oleh orang tua dan guru/sekolah dalam menanggulangi permasalahan yang dihadapi anak usia dini.

b. Sekolah harus mampu menfasilitasi untuk memunculkan kompetensi sosial dan kompetensi kognitif anak usia dini melalui berbagai kegiatan pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas. Sehingga dengan demikian anak memiliki kompetensi yang multiintelegen (intellectual quation,

emotion quation, social quation, dan spiritual quation.

4. Bagi Pemerintah (Bidang Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat)

Pemerintah harus mampu menjadi fasilitator terutama dalam hal mengembangkan dan membina kesadaran masyarakat tentang pendidikan anak usia dini. Hal ini dimaksudkan agar dampak-dampak dari kesalahan mendidik anak (kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan pada anak) dapat diminimalisir sedini mungkin.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

(28)
(29)

DAFTAR PUSTAKA

Adhim, M. F. (2006). Positive Parenting. Cara-cara Islami Mengembangkan

Karakter Positif Pada Anak Anda. Bandung: Mizania.

Ahmadi, A. (2007). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anwar dan Ahmad, A. (2009). Pendidikan Anak Dini Usia (Panduan Praktis Bagi

Ibu dan Calon Ibu). Bandung: Alfabeta.

Awwad, J. M. (1995). Mendidik Anak Secara Islam. Jakarta: Gema Insani Press. Azra, A. (2004). “Pembangunan Karakter Bangsa: Pendekatan Budaya,

Pendidikan dan Agama”, dalam Refleksi Karakter Bangsa, Jakarta: Forum

Kajian Antropologi Indonesia.

Baihaqi, I. (2010). Sudahkah Aku Menjadi Orang Tua Shaleh. Bandung: Khazanah Intelektual.

Basrowi dan Suwandi (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Budimansyah, D, dan Winataputra, U. S. (2007). Civic Education. Konteks,

Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung: SPs Universitas

Pendidikan Indonesia.

Budimansyah, D., dan Suryadi, K. (2008). Pkn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: SPs Universitas Pendidikan Indonesia.

Bungin, B.(2007). Penelitian Kualitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan publik

dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Daryo, A. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: Refika Aditama.

Dimas, M. R. (2008). 25 Kiat Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak. Melejitkan

Kecerdasan Anak dengan Bijak. Jakarta: Arkan Leema.

Fattah, A. (2008). Pembangunan Karakter Unggul Generasi Penerus Bangsa. Jakarta: Arga Publishing.

Hakam, A. H. (2011). Membina Kecerdasan dan perilaku Sosial dalam

Membangun Karakter Anak. dalam “Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi

(30)

Hatimah. I. dkk. (1998) Pola Dan Bentuk Pendidikan Keluarga (Studi Deskriptif

Mengenai Pola Dan Bentuk Pendidikan Dalam Keluarga Bagi Ibu Pekerja Dan Non Pekerja Di Kecamatan Sukasari Kotamadya Bandung). Dalam

Jurnal Penelitian Optimalisasi Materi Subyek, Lembaga Penelitian IKIP Bandung.

_____________.(2002). Kegiatan Bimbingan Keluarga Untuk Pengembangan

Kreativitas Anak Usia Dini Pada Keluarga Ibu Pekerja (Studi di Kecamatan Sukasari Kota Bandung). PPS. UPI Bandung.

Hidayati, Z. (2010). Miracles At Home: Keajaiban dalam Rumah Berdasarkan

Kisah Nyata. Cara Mudah Penerapan Teknik Parenting Untuk Mengubah Perilaku Buruk Anak dalam Waktu Relatif Singkat dan Mencapai Kebahagiaan Dalam Keluarga. Bekasi: Imaji Kreasi Sukses.

Istijoni. (2010). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta.

Kadarusmadi. (1996). Upaya Orang tua Dalam Menata Situasi Pendidikan di

Dalam Keluarga (Studi tentang Nilai-Nilai Yang Mendasari Dan Mengarahkan Upaya Orang Tua Yang Diserap Anak Dalam Situasi Pendidikan Di Keluarga Masyarakat Banda Aceh). PPS. IKIP Bandung.

Kardiman, Y. (2009). Membangun Kembali Karakter Bangsa Melalui Situs-situs

Kewarganegaraan dalam Acta Civicus. Vo. 2.(2).

Komalasari, K. (2010). Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran PKn

Melalui Contextual Teaching Learning. ”Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Membangun Karakter Bangsa (nation and Character Building): Refleksi, Komitmen dan Prospek. Laboratorium PKn,

UPI Bandung.

Mahfudz, A. (2010). Pendidikan Karakter dalam Membangun Sumber Daya

manusia yang Berakhlak Mulia: Tantangan dan Peluang Implementasi di Persekolahan.”Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Membangun Karakter Bangsa (nation and Character Building): Refleksi, Komitmen dan Prospek. Laboratorium PKn, UPI Bandung.

Maufur. (1993). Kepedulian Orang tua Terhadap Pelaksanaan Pendidikan Dalam

Keluarga Untuk Membina Perilaku (Studi Kasus Pada Dua Keluarga di Desa Mejasem Kecamatan Keramat Kabupaten Tegal) PPS, IKIP

Bandung,

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat untuk

Membangun Bangsa. Depok: BPMIGAS dan Energi.

Miles, M. B. dan Huberman, A. Michael (1994) Qualitative Data Analysis:

(31)

Nurhafidzah. (2010). Urgensi Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan Anak Usia

Dini.dalam Procceding Seminar Aktualisasi Pendidikan Karakter Bangsa.

Universitas Pendidikan Indonesia.

Papalia, E. D et. al,(2008), Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Patmonodewo, S. (2008). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Salamor, L. (2010). Peranan Keluarga dan Sekolah Dalam Pelaksanaan

Pendidikan Nilai Guna Membentuk Karakter Anak. dalam Procceding

Seminar Aktualisasi Pendidikan Karakter Bangsa. Universitas Pendidikan Indonesia.

Saridewi (2010). Mengembangkan Pendidikan Berkarakter Melalui Implementasi

High-tech and High-touch Pada Pendidikan Anak Usia Dini. dalam

Procceding Seminar Aktualisasi Pendidikan Karakter Bangsa. Universitas Pendidikan Indonesia.

Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Shochib, M. (2000). Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak

Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.

Soedarsono, S. (2010). Pokok-pokok Pikiran Tentang Konsep Dasar Pendidikan

Karakter (Hilangnya karakter, Hilangnya Generasi Penerus). Jakarta:

Yayasan Jati Diri Bangsa.

Soedarsono, S. (2009). Karakter Mengantar Bangsa Dari Gelap Menuju Terang.

Karakter Mendorong Kita Hidup Dalam Kebahagiaan. Jakarta: Elex

Media Komputindo.

Soekanto, S. (1998). Sosiologi Suatu pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada. ___________(2004). Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan

Anak. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharmini, T et. al (2009). Pelatihan Karakteristik dan DeteksiTumbuh Kembang

Anak Usia Dini Bagi Kader Posyandu Plus. Yogyakarta: Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Yogyakarta.

(32)

__________(2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya Untuk membentuk Daya saing dam Karakter Bangsa. Jakarta: Depdiknas.

Yusuf, Syamsu LN. (2006). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Dari Undang-Undang:

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Jakarta.

Dari Internet:

Latifah, M. (2008). Peranan Keluarga dalam Pendidikan Karakter Anak. Tumbuh Kembang Online. Tersedia: http://www.tumbuh-kembang-anak.blogspot.com/2008/03/pendahuluan-saat-di-layar-televisi-kita.html [2 Maret 2008]

Satriawan Al Bayani. (2010). Peran Keluarga & Masyarakat Demi Kelangsungan

Pendidikan Anak Bangsa. Tersedia:

http://edukasi.kompasiana.com/2010/05/29/peran-keluarga-masyarakat-demi-kelangsugan-pendidikan-anak-bangsa/ . [29 Mei 2010]

________ (2007, Mei). Mengapa Anak Lebih Mirip Pembantu. Tersedia: //www.balita-anda.com/pendidikan-anak/246.html. [10 Mei 2010] Syarah, E. S. (2009). Peranan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam

Pendidikan Anak. tersedia:

Referensi

Dokumen terkait

Hasil riset yang berbeda tentang pengaruh struktur good corporate governance, pengungkapan corporate social responsibility dan pertumbuhan perusahaan pada nilai

Pendapat tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Denis et al., (2015) menyatakan bahwa model pembelajaran perubahan konseptual merupakan suatu model

05 Agustus 2014 Nomor 620/4067/426.107/PPBJ/2014 perihal Penetapan Pemenang, maka dengan ini ditetapkan Perusahaan di bawah ini sebagai pemenang Kegiatan Pengawasan

Metode Ilmiah dalam IPA banyak diadopsi Metode Ilmiah dalam IPA banyak diadopsi bidang lain (a.l. sosial, ekonomi, pendidikan).. bidang lain (a.l. sosial,

[r]

[r]

Berdasarkan hal tersebut, penulis berusaha untuk memberikan informasi bagaimana langkah-langkah dalam pembuatan atau membangun suatu aplikasi animasi yang menarik dengan tampilan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. © Muhammad Irfan Triawan 2014