PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP
KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTEMENT
THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL & SPA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pariwisata Jurusan Manajemen Industri Katering
Oleh :
ROSSY ROSMINI
0801136
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP
KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTMENT THE
JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL & SPA
Oleh Rossy Rosmini
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Rossy Rosmini 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
ABSTRAK
Rossy Rosmini (0801136), Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food&Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa, dibawah bimbingan Dr.Sumartini.MP dan Agus Sudono, SE, MM
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food&Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskrptif dan metode verifikatif, yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sample jenuh Analisis data dalam penelitian ini memakai teknik analisis regresi linier berganda. Sampel pada penelitian ini secara keseluruhan adalah 36 orang, yang terdiri dari seluruh karyawan Food&Beverage Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Kompensasi (XІ) berpengaruh positif terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y) dan Lingkungan Kerja(XЇ) berpengaruh positif terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y). Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan keseluruhan adalah sebesar 61,1% sedangkan variabel lain yang mempengaruhi Kepuasan Kerja karyawan sebesar 38,9% .
ABSTRACT
Rossy Rosmini (0801136), Effect of Compensation and Working Environment Against Employee Satisfaction Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa Boutique, under the guidance of Dr.Sumartini.MP and Agus Sudono, SE, MM
This study aims to determine: Effect of Compensation and Working Environment Against Employee Satisfaction Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa Boutique.
The method used in this study is deskrptif method and verification method, the method of research to create a picture of the situation and events. The sampling technique used in this study is saturated sample data analysis in this study using multiple linear regression analysis techniques. The samples in this study as a whole is 36 people, consisting of all employees Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa Boutique.
The results showed that the variable compensation (XІ) positive effect on job satisfaction variable (Y) and Working Environment (XЇ) positive effect on job satisfaction variable (Y). Compensation and Working Environment influence on the overall Employee Satisfaction amounted to 61.1%, while the other variables that influence employee job satisfaction of 38.9%.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 19
2.1.1 Konsep Hotel ... 19
2.1.1.1 Jenis-Jenis Hotel ... 20
2.1.1.2 Fasilitas Usaha Hotel ... 20
2.1.1.3 Klasifikasi Usaha Hotel... 21
2.1.1.4 Pengertian Boutique Hotel ………. .. 23
2.1.1.5 Pengertian Spa Hotel ………. ... 24
2.1.1.6 Food and Beverage Departemen ... 25
2.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia ... 28
2.1.3 Kompensasi ... 33
2.1.3.1 Tujuan Manajemen Kompensasi ... 38
2.1.3.2 Komponen-Komponen Kompensasi ... 40
2.1.4 Lingkungan Kerja... 41
2.1.4.1 Konsep Lingkungan Kerja ... 42
2.1.4.2 Jenis-Jenis Lingkungan Kerja ... 43
2.1.5 Konsep Kepuasan Kerja ... 44
2.1.5.1 Variabel-Variabel Kepuasan Kerja ... 48
2.1.5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 49
2.1.5.3 Pengukuran Kepuasan Kerja ……… .... 56
2.1.6 Kajian Empirik Hasil Penelitian Terdahulu ... 59
2.1.6.1Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasam Kerja ... 61
2.2 Kerangka Pemikiran ... 62
BAB III METODE PENELITIAN
3.8 Pengujian Instrumen Penelitian... 78
3.8.1 Uji Validitas ... 78
3.8.2 Uji Reliabilitas ... 83
3.9 Teknik Analisis Data ... 85
3.9.1 Method Of Successive Interval (MSI) ... 85
3.9.2 Analisis Korelasi ... 86
3.9.3 Menentukan Persamaan Regresi Linier Ganda ... 87
3.9.4 Uji Koefisien Determinasi ... 88
3.10 Pengujian Hipotesis ... 89
3.10.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) ... 90
3.10.2 Pengujiam Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) ... 91
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 93
4.1.1 Profil Industri Perhotelan Di Bandung ... 93
4.1.2 Food and Beverage Departemen ... 94
4.2 Analisis Data ... 96
4.2.1 Karakteristik Responden ... 96
4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 97
4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 98
4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 100
4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 101
4.2.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 102
4.2.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ... 104
4.2.1.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pelayanan Kesehatan yang Diberikan Perusahaan ... 106
4.2.2 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 107
Boutique Suite Hotel & Spa ... 121
4.2.2.3 Kepuasan Kerja The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa ... 134
4.3Pengujian Hasil Penelitian ... 159
4.3.1 Uji Koefisien Korelasi... 160
4.3.2 Koefisien Determinasi ... 161
4.3.3 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 164
4.3.4 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)... 169
4.3.5 Persamaan Regresi Linier Berganda Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Dengan Variabel Kepuasan Kerja ... 170
4.4Analisis Data Hasil Penelitian ... 171
4.4.1 Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja ... 171
4.4.2 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja ... 172
4.4.3 Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Dengan Kepuasan Kerja ... 172
4.5Pembahasan Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Dengan Kepuasan Kerja ... 173
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 176
5.2 Saran ... 177
DAFTAR PUSTAKA ... 179
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pariwisata menurut UU No. 9 Tahun 1990 adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan, daya tarik dan atraksi
wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata,
sebelum dan selama dalam perjalanan dan kembali ke tempat asal,
pengusahaan daya tarik atau atraksi wisata seperti, pemandangan alam, taman
rekreasi, peninggalan sejarah, pagelaran seni budaya. Usaha dan sarana wisata
yaitu, usaha jasa, biro perjalanan, pramu wisata, usaha sarana, akomodasi dan
usaha-usaha lain yang berkaitan dengan pariwisata.
Menurut Murphy dalam Pitana dan Gayatri (2005), pariwisata
(tourism) adalah keseluruhan elemen-elemen terkait seperti, wisatawan,
daerah tujuan wisata, perjalanan, industry, yang merupakan akibat dari
perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata, sepanjang perjalanan tersebut tidak
permanen. Pariwisata sebagai industri makin berkembang, dibuktikan dengan
makin banyaknya hotel, pendidikan keterampilan untuk keperluan tersebut,
pesawat udara, gerbong kereta api, bis dan taksi untuk keperluan wisatawan.
Karenanya disarankan kepada pemerintah agar dengan tegas mengakui
mendudukannya sebagai sektor yang ditangani secara professional dalam
skala departement.
Pariwisata sebagai ilmu akan tumbuh apabila ia dikembangkan dan
dipelihara. Struktur dan fungsinya dapat dipelajari dari sejarah
perkembangannnya dan diluaskan ruang lingkupnya sehingga menjadi faktor
pendorong bagi kemajuan bangsa Indonesia yang memiliki potensi sangat
besar. Sebagai ilmu, pariwisata tentu membutuhkan para ahli yang tekun,
penuh dedikasi dan rela berkorban untuk melakukan observasi, menggali
kaidah kaidah, melakukan percobaan, membuat analisis, menyusun hipotesis
dan mendemonstrasikan kebenarannya.
Pariwisata merupakan salah satu bidang industri yang sangat
menunjang program pemerintah, khususnya dalam pemasukan devisa negara
dan pembangunan pada umumnya. Bidang pariwisata juga dapat membawa
citra bangsa di negara lain. Oleh karena itu, pihak pemerintah maupun swasta
berusaha meningkatkan bidang pariwisata dalam hal produktivitas atau
efisiensi dari tenaga kerja yang potensial, terutama di bidang perhotelan.
Bidang ini masih dianggap kurang memiliki tenaga terampil dan siap pakai
yang benar-benar dibutuhkan. Berbagai usaha telah dilaksanakan untuk
menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai dan professional.
Di Indonesia, pariwisata telah menampilkan peranannya dengan nyata
dalam memberikan kontribusi terhadap kehidupan ekonomi, sosial dan
makin bertambah jumlahnya, pendapatan negara dari sektor pajak dan devisa
makin bertambah, keadaan sosial masyarakat yang terlibat dalam sektor ini
makin baik, kebudayaan bangsa makin memperoleh apresiasi. Di luar itu
pariwisata merupakan industri yang paling menjanjikan untuk mendukung
perekonomian suatu negara. Saat ini paling tidak ada 40 negara yang
menjadikan industri pariwisata sebagai sektor unggulannya.
Pariwisata sebenarnya tidak dapat hanya diukur dari penerimaan
devisa atau pendapatan asli daerah saja. Tapi harus tercermin dari peningkatan
kesejahteraan, kualitas hidup, dan lingkungan masyarakat di dalamnya.
Merencanakan pengembangan pariwisata perlu ada pemahaman, bahwa dalam
mekanisme permintaan-penawaran tidak sepenuhnya berlaku dalam
pariwisata. Hal yang lebih menentukan adalah “supply creates its own
market”, yaitu penciptaan diferensiasi yang menimbulkan keingintahuan
wisatawan. Oleh karena pada dasarnya wisatawan memutuskan untuk
mendatangi suatu daerah tujuan wisata, didasarkan pada keinginan mereka
membeli pengalaman yang menyenangkan. Artinya sesuatu yang tidak mereka
dapatkan atau berbeda dengan yang ada di tempat asalnya.
Menurut Unieted Nation Conference on Travel and Tuorism (2011),
wisatawan (tourism) adalah setiap orang yang mengunjungi Negara yang
bukan merupakan tempat tinggalnya, untuk berbagai tujuan, tetapi bukan
untuk mencari pekerjaan atau penghidupan dari Negara yang dikunjungi.
ini dapat dilihat dari terus bertambahnya jumlah wisatawan mancanegara
datang untuk berlibur di Negara kita ini. Semakin bertambah besar kunjungan
wisata tersebut, semakin bertambah besar juga bagi penerimaan devisa Negara
maupun terhadap masyarakat Negara kita ini.
Menurut Lawson (1976:27) hotel merupakan sarana tempat tinggal
umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia
makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran. Hotel
salah satu kunci bagi pendukung pengembangan pariwisata yang penting
karena hotel sangat dibutuhkan oleh para wisatawan yang datang baik
wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara untuk menikmati
keramah tamahan dan keindahan alam Indonesia. Oleh sebab itu untuk
membuat hotel yang baik untuk memenuhi standar internasional dalam hal
fasilitas dan mutu pelayanannya, yang perlu ditingkatkan adalah sumber
dayanya.
Jawa Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia, yang memiliki
kekayaan obyek wisata cukup banyak dan beragam, obyek wisata alam,
wisata budaya, dan wisata belanja. Demikian pula wisatawan yang
memanfaatkan fasilitas akomodasi (hotel dan penginapan) menjadi lebih
ramai bersamaan dengan suasana liburan. Untuk melayani wisatawan tersebut
maka sarana akomodasi di Jawa Barat harus dapat mencukupinya, karena
jumlah tamu yang memerlukan pelayanan akomodasi di Jawa Barat terus
wisatawan mancanegara yang datang ke Provinsi Jawa Barat pada tahun
2006-2010 :
Tabel 1.1
Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Ke Objek Wisata Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006-2010
Wisatawan Tahun
2006 2007 2008 2009 2010
Mancanegara 227.068 338.959 330.369 741.323 720.683 Nusantara 23.859.615 23.782.302 26.287.031 24.138.855 25.066.687
Jumlah 24.086.615 24.121.261 26.671.400 24.880.178 25.787.370 Sumber : Disbudpar Kab.Kota Di Provinsi Jawa Barat Bandun, 2012
Dari tabel diatas dapat dilihat peningkatan setiap tahun dari jumlah
kedatangan wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Jawa Barat. Oleh karena
itu pariwisata sudah menjadi kekuatan di suatu daerah untuk meningkatkan
pendapatan daerah dan lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya.
Wisatawan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dunia
pariwisata. Wisatawan sangat beragam , mulai dari tua-muda, asing-nusantara,
semuanya mempunyai keinginan dan juga harapan yang berbeda, khususnya
Kota Bandung menjadi kota favorit untuk para wisatawan. Pada tahun 2012,
kunjungan wisatawan ke Provinsi Jawa Barat mencapai 25.787.370 orang.
Wisatawan yang berkunjung ke Bandung tentunya mereka akan mencari Hotel
Berikut merupakan tingkat hunian The Jayakarta Bandung Boutique Suite
Hotel & Spa pada tahun 2010-2012 :
Tabel 1.2
Rata-rata Tingkat Hunian The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa
Tahun 2010-2012
No Tahun Occupancy
(%)
Available
Room
Occupade
Room
Guest
1 2010 64,378 76.650 49.346 88.137
2 2011 67,786 76.850 52.094 96.395
3 2012 65,746 76.540 50.322 89.855
Sumber : Human Resources Departement, 2012.
Berdasarkan tabel 1.2 mengenai rata-rata tingkat hunian kamar,
bahwa jumlah tamu pada tahun 2010 sebesar 88.137 orang, sedangkan pada
tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 96.395 orang dan pada tahun 2012
jumlah tamu mengalami penurunan sebesar 89.855 orang. Dari tahun 2011 ke
tahun 2012 terjadi penurunan jumlah tamu dikarenakan semakin banyaknya
hotel di KotaBandung, maka semakin banyak pula persaingan bisnis
Berikut merupakan omset The Jayakarta Bandung Boutique Suite
Hotel & Spa pada tahun 2010-2012 :
Tabel 1.3
Omset The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa Tahun 2010-2012
Tahun Omset
(Rp)
2010 39.744.367.226
2011 44.642.448.048
2012 40.777.370.299
Sumber : Human Resources Departement, 2012.
Berdasarkan tabel 1.3 mengenai omset The Jayakarta Bandung
Boutique Suite Hotel & Spa bahwa omset pada tahun 2010 sebesar
39.744.367.226, sedangkan pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar
44.642.448.048 dan pada tahun 2012 omset mengalami penurunan sebesar
40.777.370.299. Dari tahun 2011 ke tahun 2012 omset terjadi penurunan,
dikarenakan jumlah tamu yang menginap di The Jayakarta Bandung Boutique
Suite Hotel & Spa menurun.
Obyek wisata dan fasilitasnya suatu yang tidak bisa terpisahkan, jika
salah satunya tidak memenuhi maka kepariwisataan tidak akan berkembang
secara baik. Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang memiliki obyek
wisata alam yang cukup kaya sekaligus sebagai obyek wisata belanja, dan
cukup memadai hal itu adalah suatu modal besar yang perlu dipertahankan,
bahkan lebih dikembangkan lagi. Maka sektor kepariwisataan di Jawa Barat
suatu saat bisa dijadikan sebagai sumber penerimaan pendapatan daerah yang
cukup handal. Sehubungan dengan hal itu pengembangan obyek-obyek wisata
di berbagai tempat, pengembangan sumber daya manusia yang akan
bertanggung jawab dalam dalam mengelola obyek-obyek wisata serta
peningkatan pelayanan dalam berbagai fasilitas yang berkaitan dengan
kepariwisataan tersebut harus menjadi model pengembangan yang serasi dan
seimbang, agar kepariwisataan dapat menjadi modal pembangunan di provinsi
Jawa Barat ini.
Bahasan yang akan dibahas penulis tersebut adalah mengenai sumber
daya manusia, khususnya karyawan Food&Beverage Departement The
Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa. Dalam usaha pencapaian
tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi manajemen bukan hanya
terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin-mesin produksi, uang dan
lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan (sumber daya
manusia) yang mengelola faktor-faktor produksi lainnya. Faktor yang menjadi
perhatian dalam Manajemen sumber daya manusia adalah manusianya itu
sendiri.
Sumber daya manusia merupakan aset yang dapat meningkatkan
keberhasilan perusahaan. Kemampuan sumber daya manusia merupakan
kemampuan ini sering disebut keunggulan kompetitif. Paradigma baru dalam
pengelolaan kegiatan perusahaan adalah pendayagunaan sumber daya
manusia. Hal tersebut di cerminkan dari peran sumber daya manusia dalam
kegiatan perusahaan.
Menurut Mangkunegara (2002, 117 ), kepuasan kerja adalah suatu
perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang
berhubungan dan pekerjaan maupun dengan kondisi dirinya. Dengan
keterpuaskannya kebutuhan – kebutuhan karyawan melalui pemberian
kompensasi dapat memberikan kepuasan kerja bagi para karyawan, oleh sebab
itu perusahaan perlu memperhatikan keseimbangan antara jumlah kompensasi
dengan tingkat konstribusi yang disumbangkan oleh tenaga kerja kepada
perusahaan. Dengan demikian kepuasan kerja para karyawannya akan
terpenuhi oleh apa yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam memberikan
kompensasi. Adanya sikap positif dari diri karyawan itu sendiri maka akan
dapat menjadikan pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat selesai. Dalam
menyikapi hal ini tentunya perusahaan harus bisa memuaskan para
karyawannya agar terus bekerja dengan baik demi kemajuan dan keuntungan
perusahaan itu sendiri. Salah satu caranya yaitu dengan kompensasi yang
sesuai dan layak agar para karyawan selalu puas dan senang dalam melakukan
pekerjaan di perusahaan.
Hal yang disebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruhi prilaku
hubungan dengan berbagai jenis prilaku yang sangat penting dalam suatu
organisasi. Itulah beberapa sikap yang akan ditimbulkan karyawan bilamana
mereka mengalami ketidakpuasan kerja.
Sedangkan menurut Keith Davis “Kepuasan kerja adalah perasaan
menyongkong atau tidak menyongkong yang dialami pegawai dalam bekerja”.
Kepuasan kerja umumnya perusahaan melihat dan menghubungkan dengan
tingkat absensi, umur, tingkat pekerjaan, turnover, dan ukuran organisasi
perusahaan. Jika karyawan datang tepat waktu ke tempat kerja dan tingkat
absensinya rendah maka secara relative kepuasan kerja karyawan baik.
Sebaliknya jika karyawan datang ketempat kerja sering terlambat dan tingkat
absensinya tinggi maka kepuasan kerja karyawan diperusahaan dikatakan
kurang.
Melihat masalah kepuasan kerja karyawan ini dialami pula oleh The
Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa di Kota Bandung selama
kurun waktu 2010-2012 tercatat tingkat absensi mengalami kecenderungan
peningkatan. Hal ini dapat terlihat dalam tabel tingkat ketidakhadiran
Tabel 1.4
Tingkat Kehadiran Karyawan Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa
Tahun 2010-2012
No Tahun Rata-rata Kehadiran
(%)
1 2010 80,689
2 2011 96,923
3 2012 85,215
Sumber : Human Resources Departement, 2012.
Pada tabel 1.4 diatas dapat diketahui rata-rata kehadiran karyawan
Food&Beverage Departement pada tahun 2010 sebesar 80,689%, sedangkan
tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 96,923% dan pada tahun 2012
mengalami penurunan sebesar 85,215%. Dari tahun 2011 ke tahun 2012
terjadi penurunan rata-rata kehadiran, kecenderungan penurunan kehadiran
karyawan ini mengindikasikan tingkat ketidakdisiplinan karyawan Food &
Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.
Ketidakpuasan kerja karyawan Food&Beverage produk ini memperlihatkan
bahwa banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan dan kinerja dalam
Tingkat ketidakhadiran antara 2 hingga 3 persen biasanya dianggap
normal, hasil presentase akan bervariasi berdasarkan daerah dan perusahaan.
Survei menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat gaji dan semakin lama
masa kerja karyawan, berarti semakin rendah tingkat ketidakhadirannya.
Dari hasil pra-penelitian yang penulis dapatkan dengan menyebarkan
kuisioner, dihasilkan berupa jawaban dari para karyawan Food & Beverage
Departement Hotel The Jayakarta Boutique Suite Hotel & Spa Bandung :
Tabel 1.5
Data Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa
Pertanyaan
Sumber : Hasil Kuisioner Pra-Penelitian, 2012.
Berdasarkan tabel diatas, pengaruh faktor kompensasi, dan lingkungan
kerja diduga menyebabkan ketidakpuasan Food & Beverage Department The
menunjukkan dari 36 responden sebanyak 83,3 % memilih faktor kompensasi,
dan 75 % memilih faktor lingkungan kerja.
Untuk lebih jelas melihat frekuensi faktor-faktor yang diduga
menyebabkan ketidakpuasan kerja karyawan Food & Beverage Departement
The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa, berikut dijelaskan pada
gambar1.5:
Gambar 1.5
Grafik Frekuensi Hasil Kuisioner pra-penelitian
Hal ini mengindikasikan bahwa ketidakpuasan kerja karyawan Food &
Beverage Departement Hotel The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel &
Spa, memang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendapat Mangkunegara (2007:117) “Ketidakpuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan 83,3%
75%
44,4% 41,7%
33,3%
27,7%
0 5 10 15 20 25 30 35
Frekuensi Kepuasan Kerja
pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi, dan lain sebagainya”. Karyawan
tentu saja mengharapkan adanya timbal balik yang berupa penghargaan atas
kontribusi yang dilakukan karyawan terhadap perusahaan. Bentuk
penghargaan yang diharapkan karyawan tersebut dalam bentuk program
kompensasi yang sesuai misalnya yang langsung berupa upah, gaji, komisi,
dan bonus serta tidak langsung berupa asuransi, pensiun, cuti, pendidikan dan
lain sebagainya. Kebijakan Kompensasi selain memberikan imbalan pada
karyawan atas pekerjaan yang dilakukan karyawan juga merupakan salah satu
cara yang efektif untuk mempertahankan karyawan potensial, oleh karena itu
pemberian kompensasi perlu mendapat perhatian khusus dan dilaksanakan
atas dasar kepentingan perusahaan maupun kebutuhan karyawan, sehingga
menghasilkan manfaat yang maksimal.
Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang penting
bagi karyawan adalah kompensasi. Dengan adanya kompensasi maka
karyawan merasakan adanya suatu ikatan dengan perusahaan. Selain
kompensasi, perusahaan biasa memberikan rasa aman, nyaman serta adanya
fasilitas yang cukup serta memadai bagi karyawan. Dengan adanya pemberian
kompensasi kepada para karyawan dapat memberikan rasa kepuasan kerja
Kompensasi sangat penting bagi pegawai. Kompensasi yang diberikan
kepada pegawai sangat berpengaruh pada tingkat kepuasan kerja dan motivasi
kerja, serta hasil kerja. Perusahaan yang menentukan tingkat upah dengan
mempertimbangkan standar kehidupan normal, akan memungkinkan pegawai
bekerja dengan penuh motivasi. Hal ini karena motivasi kerja pegawai banyak
dipengaruhi oleh terpenuhi tidaknya kebutuhan minimal kehidupan pegawai
dan keluarganya.
Kompensasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang dipertimbangkan
sebagai suatu yang sebanding. Dalam kepegawaian, hadiah yang bersifat uang
merupakan kompensasi yang diberikan pegawai sebagai penghargaan dari
pelayanan mereka. Bentuk-bentuk pemberian upah, bentuk upah, dan gaji
digunakan untuk mengatur pemberian keuangan antara majikan dan
pegawainya.
Faktor lingkungan kerja pun merupakan faktor yang cukup andil
dalam memepengaruhi kepuasan kerja. Lingkungan kerja sangat berpengaruh
terhadap keadaan karyawan yang ada pada suatu perusahaan. Dengan
memperhatikan lingkungan kerja diharapkan dapat menambah semangat
dalam bekerja. Lingkungan kerja merupakan faktor-faktor di luar manusia
baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik ini mencakup
peralatan kerja, suhu, tempat kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan, luas
ruang kerja sedangkan non fisik mencakup hubungan kerja yang terbentuk di
kerja yang baik dapat meningkatkan semangat kerja dan lingkungan kerja
yang terjaga juga baik untuk kenyamanan pribadi, sebaliknya lingkungan
kerja yang tidak memadai dapat menurunkan semangat kerja dan motivasi
kerja karyawan.
Fenomena yang dikemukakan indikasi yang menunjukkan masih
adanya ketidakpuasan kerja pada karyawan Food & Beverage The Jayakarta
Bandung Boutique Suite Hotel & Spa yang berdasarkan pada hasil kuisioner
yang disebar oleh penulis ke karyawan Hotel merujuk pada ketidakpuasan
karyawan pada faktor kompensasi dan lingkungan kerja di Hotel tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis dapat
menyimpulkan judul untuk meneliti tentang Pengaruh Kompensasi dan
Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food &
Beverage Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel &
1.2Identifikasi Masalah
Bertitik tolak dari uraian permasalahan di atas, maka permasalahan penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran kompensasi dan lingkungan kerja pada bagian Food &
Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa ?
2. Sejauh mana pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada
bagian Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite
Hotel & Spa ?
3. Sejauh mana pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan
pada bagian Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique
Suite Hotel & Spa ?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar gambaran kompensasi terhadap kepuasan
kerja karyawan pada bagian Food & Beverage Departement The Jayakarta
Bandung Boutique Suite Hotel & Spa?
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap
kepuasan kerja karyawan pada bagian Food & Beverage Departement The
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan pada bagian Food & Beverage
Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa?
1.4Kegunaan Penelitian
Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua macam manfaat, yaitu
sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan manfaat untuk
meningkatkan ilmu dan wawasan mengenai sumber daya manusia.
Diharapkan dapat menjadi bahan pengayaan bagi program studi Manajemen
Industri Katering, khususnya mengenai kompensasi dan lingkungan kerja
terhadap kepuasan kerja karyawan Food & Beverage Departement The
Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis manfaat penelitian ini berguna untuk memberikan
informasi tambahan bagi perusahaan, hasilnya dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan kepala personalia dalam mengevaluasi guna meningkatkan
kinerja karyawan dan kepuasan kerja karyawan. Selain itu juga sebagai bahan
untuk meningkatkan pngetahuan dan wawasan penulis mengenai pengaruh
Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Food & Beverage Departemen The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh kompensasi, dan
lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan Food&Beverage
Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa. Objek
penelitian yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah
kompensasi (X1), dan lingkungan kerja (X2). Sedangkan objek yang menjadi
variabel terikat (dependent variable) adalah kepuasan kerja (Y) The Jayakarta
Bandung Boutique Suite Hotel & Spa yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 381
A Dago Bandung 40135, Jawa Barat – Indonesia.
Menurut Sugiyono (2008:59), variable independent atau variable
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
berubahnya atau timbulnya variabel dependent (terikat).Variabel independent
(bebas) dalam penelitian ini adalah kompensasi dengan elemennya yaitu
kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung. Lingkungan kerja
dengan elemennya yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non-fisik.
Dan menjadi variabel dependent (terikat) dalam penelitian ini yaitu kepuasan
kerja karyawan yang terdiri gaji, pekerjaan itu sendiri, rekan kerja, atasan, dan
Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan dianalisis mengenai
pengaruh kompensasi yang terdiri dari kompensasi langsung dan kompensasi
tidak langsung, lingkungan kerja yang terdiri dari kondisi fisik kerja dan
kondisi non-fisik kerja.
3.2 Jenis dan Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian
Setiap penelitian yang akan dilakukan, terlebih dahulu harus
ditentukan jenis penelitian dan metode penelitian yang akan digunakan
sehingga tujuan dari penelitian ini dapat dicapai. Berdasarkan penjelasan dan
bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskrptif
(descriptive research) dan verifikatif (verifikatif research). Menurut
Winarnoo Surachman (1982:139-140) menyatakan sebagai berikut:
Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa
sekarang. Pelaksanaan metoda deskriptif tidak hanya sampai pada
pengumpulan data dan menyusun tetapi meliputi analisa dan interpretasi
tentang hubungan itu juga menetapkan hubungan dan kedudukan satu unsur
dengan unsur lainnya.
Menurut Masri Singarimbun, (1981:4), menyatakan bahwa penelitian
yang menggunakan metode deskriptif biasanya memiliki dua tujuan, yaitu :
Pertama; untuk mengetahui perkembangan secara fisik tertentu atau frekuensi
mendiskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu yang terjadi saat
sekarang.
Adapun jenis penelitian verifikatif menurut Suharsimi Arikunto (2006:8), “Pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang
dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan”. Dalam hal ini penelitian
verifikatif dilakukan penulis dengan tujuan mengetahui pengaruh kompensasi,
dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan Food&Beverage
Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.
3.2.2 Metode Penelitian
Sapari Imam Ansyari (1993:66) mengemukakan istilah metode sebagai “cara atau sistem mengerjakan sesuatu”. Dan menurut Engking
Soewarman Hasan (1997:4) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan penelitian adalah “secara etimologis, penelitian meninjau kembali apa-apa
yang telah terjadi untuk kepentingan yang akan datang atau penyelidikan
untuk memperoleh data-data atau fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan
sabar, hati-hati dan sistematis”.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode descriptive survey
dan metode explantatory survey. Seperti pendapat Sugiyono (2009:11)
mengenai metode survey yaitu: “Metode survey digunakan untuk
mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi
penelitian melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan
Berdasarkan waktu penelitian, maka metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah cross sectional method. Husein Umar mengemukakan pengertian cross sevctional method (2001:45) yaitu, “Metode penelitian
dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang)”. Penelitian ini dilaksanakan
dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.
3.3Operasionalisasi Variabel
Variabel yang diiteliti dalam penelitian ini meliputi dua variabel
independent yaitu kompensasi (X ), lingkungan kerja (X ), sedangkan
kepuasan kerja sebagai variabel dependent (Y).
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Konsep Teoritis
Konsep
Empiris Konsep Analisis
Skala
Data diperoleh dari karyawan mengenai kepuasan kerja yang terdiri dari :
1.Tingkat kesesuaian gaji yang diberikan dalam skor
2.Tingkat keadilan dalam pemberian gaji dalam skor 3.Tingkat kepuasan terhadap pemberian bonus/intensif dalam skor
Ordinal
Ordinal
ya”.
kepuasan kerja yang terdiri dari :
1.Tingkat kesesuai pekerjaan dengan kemampuan, minat, bakat, dan keterampilan dalam skor
2.Tingkat kepuasan terhadap kebebasan bekerja dalam skor
3.Tingkat kepuasan terhadap variasi pekerjaan dalam skor
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Rekan kerja Data diperoleh dari karyawan mengenai kepuasan kerja yang terdiri dari :
1. Bantuan yang diberikan oleh rekan kerja terhadap pekerjaan dalam skor.
2. Partisipasi bantuan yang diberikan oleh rekan kerja dalam skor.
3.Kerjasama yang terjalin dengan rekan kerja dalam mengenai kepuasan kerja yang terdiri dari :
1.Tingkat kepuasan terhadap kemampuan atasan dalam mengambil keputusan dalam skor
2.Tingkat kepercayaan yang
Ordinal
Ordinal
diberikan atasan pada pelaksanaan kerja dalam skor. 3.Tingkat keterlibatan atasan dalam pemecahan masalah yang dihadapi dalam skor. Promosi Data diperoleh dari karyawan
mengenai kepuasan kerja yang terdiri dari :
1.Tingkat keterbukaan dalam kesempatan dalam skor. 2.Tingkat kepuasan terhadap keadilan dalam pemberian promosi dalam skor.
3.Tingkat keterbukaan dalam proses promosi jabatan dalam skor.
Data diperoleh dari karyawan mengenai kepuasan kerja yang terdiri dari :
1.Tingkat kenyamanan dalam bekerja dalam skor.
2.Tingkat kondusif dalam bekerja dalam skor.
3.Tingkat kepeduliaan sesama rekan kerja dalam skor.
Ordinal
Empiris Konsep Analisis
Skala
Data diperoleh dari karyawan mengenai kompensasi yang terdiri dari :
1.Tingkat kesesuaian gaji atau upah dengan jabatan dalam satuan rupiah perbulan.
2.Tingkat kesesuaian gaji dengan waktu yang telah ditentukan dalam satuan rupiah perbulan.
3.Tingkat kesesuaian gaji
Ordinal
Ordinal
Ordinal
karyawan
4.Tingkat kesesuaian bonus atau komisi dalam satuan
Data diperoleh dari karyawan mengenai kompensasi yang terdiri dari :
1. Tunjangan hari raya dalam satuan rupiah perbulan.
2. Asuransi kesehatan dalam satuan rupiah perbulan
3. Pemberian dana pension atau pesangon dalam satuan rupiah perbulan.
4. Tunjangan jabatan, prestasi kerja dalam satuan rupiah perbulan.
5. Tunjangan transportasi dalam satuan rupiah perbulan.
Ordinal
Data diperoleh dari karyawan mengenai lingkungan kerja yang terdiri dari :
1. Peralatan kerja dalam skor
2. Tingkat cahaya
penerangan terhadap kinerja dalam skor.
3.4J
diperlukan untuk penelitian ini adalah sumber data yang diperlukan untuk
penelitian baik diperoleh secara langsung (data primer) maupun tidak
langsung (data sekunder) yang berhubungan dengan objek penelitian
berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian
melalui wawancara dan kuesioner di lapangan.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,
sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Biasanya sudah dalam bentuk
publikasi saperti data yang diperoleh dari situasi-situasi internet dan data
lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti. Sihombing
(2004)
5. Tingkat kepadatan ruangan terhadap kinerja dalam skor.
Data diperoleh dari karyawan mengenai lingkungan kerja yang terdiri dari :
1.Tingkat hubungan kerja terhadap atasan dalam skor. 2.Tingkat hubungan kerja dengan bawahan dalam skor. 3.Tingkat hubungan kerja dengan rekan kerja dalam skor.
Ordinal
Ordinal
Tabel 3.2
Jenis Data dan Sumber Data Penelitian
No. Data Penelitian Jenis Data Sumber Data
1. Data Kehadiran, Data Omset,
2. Profil Perusahaan Hotel Data Sekunder
Hotel The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa
3. Pertumbuhan industri pariwisata
Data Sekunder
www.budpar.go.id
4. Gambaran Mengenai
Kompensasi Karyawan F&B Produk
Data Primer Hotel The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa
5. Gambaran Mengenai
Lingkungan Kerja Karyawan F&B Produk
Data Primer Hotel The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa
6. Gambaran Mengenai
Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan F&B Produk
Data Primer Hotel The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Suatu penelitian memerlukan data atau informasi yang berguna untuk
bahan pemecahan masalah yang ditemukan dalam penelitian tersebut. Untuk
itu diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat, agar penelitian mencapai
tujuan yang diinginkan.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah :
1. Observasi
Penulis terjun langsung mengadakan peninjauan langsung terhadap
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikanto
(1983:111), bahwa observasi itu : meliputi kegiatan pemusatan perhatian
terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi observasi
dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan
pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengalaman langsung.
2. Wawancara
Penulis lakukan untuk mendapatkan data sebagai jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan penelitian itu sendiri. Sehubungan dengan teknik
wawancara ini H. Engking S. Hasan (1997:49-50), menyatakan bahwa : “Wawancara adalah sebagai proses interaksi, interelasi, mempunyai
karekteristik, isyarat dari persepsi dan didalam prosesnya perlu diperhatikan
beberapa hal yaitu situasi wawancara, isi wawancara, pewawancara/ interviewer”.
3. Kuisioner
Teknik ini dilakukan untuk melengkapi data-data yang sedang diteliti
dengan mencari informasi dari sumber langsung melalui
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada selebaran kertas pada responden.
4. Studi Literatur
Studi literature adalah studi atau pengumpulan data dengan cara
memperoleh atau mengumpulkan data dari buku-buku, laporan, majalah dan
3.6Teknik Pengolahan Data
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, maka pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menyeleksi data yang telah diperoleh untuk memeriksa tingkat
kesempurnaannya, diseleksi sesuai dengan keperluan.
b. Mentabulasi data, data yang telah diseleksi kemudian dimasukkan ke
dalam table untuk diketahui perhitungannya berdasarkan aspek yang
dijadikan variable penelitian
c. Menghitung ukuran-ukuran karakteristik berdasarkan variable
penelitian.
d. Melakukan pengujian hipotesis.
3.7 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.7.1 Populasi
Populasi adalah sekelompok subjek yang akan menjadi sumber data
baik berupa benda, manusia, gejala maupun peristiwa sesuai dengan pokok
permasalahan yang diteliti. Definisi lain yang dianggap lebih sederhana,
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1987 : 102), yaitu populasi
merupakan keseluruhan objek yang diteliti. Adapun populasi pada penelitian
ini adalah karyawan Food&Beverage Department The Jayakarta Bandung
Boutique Suite Hotel & Spa berjumlah 36 orang. Menurut Sugiono (1998:62)
bila jumlah relative kecil kurang dari 30 orang maka keseluruhan unit
3.7.2 Teknik Sampeling penelitian
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel atau sebagian
elemen dari populasi untuk memahami karakteristik dari keseluruhan populasi. Menurut Sugiono (2009:62) menyatakan bahwa : “Teknik sampling
merupakan teknik pengambilan sampel”. Aada beberapa macam teknik
sampling untuk menentukan sampel yang akan digunakan. Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini Nonprobability Sampling adalah teknik
pengambialan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Dari Nonprobability Sampling teknik yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah sampling jenuh. Menurut Sugiono (2009:68) sampling jenuh adalah “teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel”. Istilah adalah sensus, dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel.
3.8 Pengujian Instrumen Penelitian
3.8.1 Uji Validitas
Instrumen pengumpulan data akan menentukan baik tidaknya data.
Yang pada akhirnya akan menentukan kualitas hasil penelitian. Maka dari itu
instrumeen pengumpulan data yang dikatakan baik harus memenuhi dua
persyaratan dalam pengujian hasil yang diteliti, yaitu valid dan reliable. Seperti pendapat Suharsimi Arikunto (2002:145) bahwa “Validitas adalah
instrument. Suatu instrument yang valid mempunyai tingkat validitas yang
tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang atau rendah berarti memiliki validitas yang rendah”.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya
kuisioner yang disebar. Dalam uji validitas digunakan metode koefisien
korelasi product moment Pearson dengan rumus :
Teknik korelasi yang digunakan korelasi Pearson Product Moment:
Sumber : (Sugiyono, 2008:231)
Keterangan :
r = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑ X²= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑ Y²= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
n = Banyaknya responden
Besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.3 di
bawah ini.
Tabel 3.3
INTERPRETASI NILAI r
Besarnya Nilai r Interpretasi
Antara 0,00-0,199 Sangat rendah
Antara 0,20-0,399 Rendah
Antara 0,40-0,599 Sedang
Antara 0,60-0,799 Kuat
Antara 0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber : Riduwan (2011:228)
Selanjuntnya perlu diuji apakah validnya instrument yang ditemukan
dengan sampel 36 itu berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 36
orang. Maka perlu dihitung dengan uji-t dengan rumus berikut:
Keterangan :
thitung = Nilai thitung
r =Koefisiensi korelasi
r² =Kuadrat Koefisien Korelasi
n =Banyaknya responden
Keputusan pengujian validitas menggunakan kriterian sebagai berikut
:
a.Nilai thitung dibandingkan dengan ttabel dengan α = 0,05 dan dk = n-3
b.Jika thitung ≥ ttabel maka item pertanyaan dikatakan valid
�= r �−
c.Jika thitung <ttabel maka item pertanyaan dikatakan tidak valid
Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat dari responden,
dengan menggunakan pengujian validitas di atas, dapat diketahui
bahwa dari 9 pernyataan tentang variabel kompensasi dinyatakan
valid, 9 pernyataan mengenai variabel lingkungan kerja dinyatakan
valid. Begitupula pernyataan tentang kepuasan kerja dengan jumlah
pernyataan sebanyak 15, semuanya valid. Untuk lebih jelasnya,
berikut disajikan pada tabel 3.4 di bawah ini.
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Validitas
No PERTANYAAN rhitung rtabel Keterangan
Kompensasi
4 Tingkat kesesuaian bonus
9 Tunjangan transportasi 0,671 0,329 Valid
12 Tingkat suhu
14 Tingkat kepadatan ruangan terhadap kinerja
0,566 0,329 Valid
15 Luas ruang gerak 0,613 0,329 Valid
16 Tingkat hubungan kerja terhadap atasan
0,555 0,329 Valid
17 Tingkat hubungan kerja dengan bawahan
0,535 0,329 Valid
18 Tingkat hubungan kerja dengan rekan kerja
25 Bantuan yang diberikan oleh rekan kerja terhadap pekerjaan
0,742 0,329 Valid
26 Partisipasi bantuan yang diberikan oleh rekan kerja
0,680 0,329 Valid
dengan rekan kerja
29 Tingkat kepercayaan yang diberikan atasan pada pelaksanaan kerja
0,839 0,329 Valid
30 Tingkat keterlibatan
atasan dalam
pemecahan masalah yang dihadapi
0,747 0,329 Valid
31 Tingkat keterbukaan dalam kesempatan
33 Tingkat keterbukaan dalam proses promosi jabatan
0,789 0,329 Valid
34 Tingkat kenyamanan dalam bekerja di
36 Tingkat kepedulian sesama rekan kerja di perusahaan
0,460 0,329 Valid
3.8.2Uji Reliabilitas
Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya
(reliable). Tujuan uji reliabilitas untuk mengetahui konsistensi akurasi dan
prediktailitas suatu alat ukur (kuesioner) yang dilakukan dalam waktu yang
metode koefisien korelasi product moment. Pengujian reliabilitas kuisioner
penelitian dilakukan dengan rumus alpha cronbach.
Korelasi alpha cronbach (Cα) merupakan statistic yang paling umum
digunakan untuk menguji reabilitas suatu instrument penelitian. Rumus untuk
mengukur reliabilitas yaitu :
Sumber : Suharsimi (2002,171)
Keterangan :
r1.1 = relibilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan ∑σb2
= jumlah varians butir soal σ2
t = varians total
Sedangkan rumus variansnya adalah :
Sumber : Suharsimi (2002,38)
Keterangan :
n = jumlah sampel σ = nilai varians
x = nilai skor yang dipilih
σ
2=
∑�2−∑� 2
�
�
Keputusan uji reabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan reliable jika rhitung≥ rtabel
2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan reliable jika rhitung < rtabel
Setelah diperoleh r hitung maka selanjutnya dapat diputuskan instrument
tersebut realibel atau tidak, maka kompensasi dan lingkungan kerja tersebut
dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf kesalahan 5%. Jika r hitung lebih
besar rtabel maka dapat disimpulkan instrument kepuasan kerja karyawan
tersebut realibel dan dapat digunakan untuk penelitian.
Berdasarkan jumlah kuisioner yang diuji sebanyak 36 responden dengan
taraf kesalahan 5% maka didapat nilai rtabel sebesar 0,329. Ini dapat dilihat
pada tabel 3.5 hasil pengujian reliabilitas di bawah ini :
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Reliabilitas
No Variabel rhitung rtabel Keterangan
1 Kompensasi 0,862 0,329 Reliabel
2 Lingkungan Kerja 0,779 0,329 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Berdasarkan tabel 3.5 di atas, dapat diketahui instrument yang diajukan
kepada responden dapat dikatakan reliable, karena setiap pertanyaan memiliki
rhitung yang lebih besar daripada rtabel
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan data ordinal, lalu di transformasikan menjadi skala interval
dengan menggunakan Methode of Successive Interval. Dimana dalam
memilih teknik korelasi dalam pengujian hipotesis yaitu Person Product
Moment, Korelasi Ganda, dan Korelasi Parsial.
Untuk skala pengukuran, penulis menggunakan skala pengukuran
semantic. Skala pengukuran semantic merupakan metode penulisan yang
disusun dengan menggunakan rangkaian kata sifat yang bertentangan
(bipolar) serta memiliki unsur evaluasi potensi unsur aktivitas. Sedangkan
dalam kerangka sakala beda semantic, skoring dapat dilakukan dengan
menggunakan empiris yaitu meneliti analisis faktor/konvensi, yaitu skor
yang ditetapkan sendiri oleh peneliti.
3.9.1 Method of Successive Interval (MSI)
Karena penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan
dalam operasional variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang
terkumpul terlebih dahulu di transformasikan menjadi skala interval dengan
menggunakan Methode of Successive Interval (Harun Al Rasyid, 1994:131).
Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil
b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan,
dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap jawaban dengan cara
membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.
c. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pertanyaan, dilakukan
perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
d. Menghitung nilai Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan
setiap pilihan jawaban.
e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban.
3.9.2 Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mencari hubungan antara kedua
variabel yang diteliti. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau
tidaknya hubungan X dan Y disebut koefisien korelasi (r) nilai koefisien
korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1 (-1≤ r ≤ 1), artinya jika:
1. r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekat 1, hubungan
sangat kuat dan positif)
2. r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekat -1,
hubungan sangat kuat dan negatif)
Tabel 3.6
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2010:231)
3.9.3 Menentukan persamaan Regresi Linier Ganda
Seluruh data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi
dikumpulkan untuk selanjutnya diklasifikasikan untuk kepentingan penulisan.
Data yang dianggap mendukung penelitian kemudian dianalisis berdasarkan
metode yang digunakan oleh peneliti, sehingga diperoleh uraian yang
diharapkan. Uraian yang diperoleh kemudian diklasifikasikan secara
sistematik untuk dijadikan tulisan laporan.
Persamaan Regresi Linier Ganda
Keterangan :
Y = Kepuasan Kerja
a = Konstanta
X1 = Kompensasi
X2 = Lingkungan Kerja
b = Koefisien Regresi Kompensasi
Regresi linier berganda dengan persamaan Y = a+b X + b X untuk
menghitung harga-harga a, b1, b2 dapat menggunakan persamaan sebagai
berikut :
Sugiyono (2011:278)
Uji Koefisiensi Determinasi
Menurut Sugiono (2009:231) dalam analisis korelasi terdapat suatu
angka yang disebut dengan koefisien determinasi, yang besarnya adalah
kuadrat dari koefisien determinasi (r2). Koefisien ini disebut koefisien penentu
karena varians yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui
varians yang terjadi pada variabel independen.
Rumus koefisien determinasi :
Sumber : Sugiyono, (2007:275)
Untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh antar variabel, maka
Guilford yang dikutip oleh (Sugiyono, 2008:184), untuk menjelaskan
interprestasi koefisien regresi dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Koefisien Determinasi = r2 x 100%
∑ Y = an + b ∑ X + b ∑ X
∑ X Y = a ∑ X + b ∑ X ² + b ∑ X X
Tabel 3.7
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi (GUILFORD)
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, (2008:184)
3.10 Pengujian Hipotesis
Untuk mencari hubungan dua variabel atau lebih dapat dilakukan dengan
menghitung korelasi antara variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi
merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua
variabel atau lebih.
Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau independent variabel
yaitu kompensasi (variabel X ) yang terdiri dari kompensasi langsung dan
kompensasi tidak langsung, lingkungan kerja (variabel X ) yang terdiri dari
lingkungan fisik dan lingkungan non fisik sedangkan variabel dependent
adalah kepuasan kerja (Y), dengan memperhatikan karakteristik variabel yang
akan di uji, maka uji statistic yang digunakam melalui perhitungan analisis
regresi linear berganda untuk ke dua variabel tersebut.
Adapun menjadi hipotesis mayor dalam penelitian ini adalah terdapat
pengaruh kompensasi yang terdiri dari kompensasi langsung dan kompensasi
lingkungan non fisik terhadap kepuasan karyawan Food&Beverage
Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.
3.10.1 Pengujian Koefisien Regresi secara Parsial (uji t)
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel independen secara individual.
Sumber : Sugiyono (2007:230)
Keterangan :
t = Distribusi student
r = Koefisien korelasi product moment
n = Banyaknya data
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan menguji nilai
thitung. Uji t bertujuan untuk menguji tingkat signifikan dari variabel bebas
(X) terhadap variabel terikat (Y). Kriteria untuk menolak dan menerima
hipotesis, pada tingkat kesalahan 5% atau 0,05 pada taraf kepercayaan 95%
dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows.
a. Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Yang artinya
koefisien korelasi berganda yang dihitung tingkat signifikan.
� =r n −
b. Jika thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Yang artinya
koefisien korelasi berganda yang dihitung tingkat signifikan dan
menunjukkan terdapat pengaruh secara parsial.
3.10.2 Pengujian Koefisien Regresi secara Simultan (uji F)
Uji simultan digunakan untuk mengetahui seberapa besar
peengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen.
Merumuskan hipotesis statistik :
Sumber : Sugiyono, (2007 : 235)
Keterangan :
F = Nilai simultan yang akan dicari
k = Jumlah variabel independen (bebas)
n = Jumlah sampel
r = Nilai koefisien korelasi ganda
Kaidah pengambilan keputusan pegujian hipotesis secara statistik :
1. Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja.
2. Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
terdapat pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan
kerja.
Secara statistik, hipotesis yang akan diuji berada pada α = 0,05 dengan
menggunakan derajat dk = (n-3) serta dilakukan dengan uji satu pihak,
yaitu pihak kanan, hipotesis yang akan diuji dalam pengambilam keputusan
penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:
a. Ho : p ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif antara kompensasi
dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja.
b. Ha : p > 0, artinya terdapat pengaruh positif antara kompensasi dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh
Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food &
Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa, maka
dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Kompensasi (XІ) mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Boutique
Suite Hotel & Spa.
2. Lingkungan Kerja (XЇ) mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Boutique
Suite Hotel & Spa
3. Kompensasi (XІ) dan Lingkungan Kerja (XЇ) mempunyai pengaruh positif
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food & Beverage Department The
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodelogipenelitian. Yogyakarta: BinaAksara.
Desseler, Gary, 1997, Human Resources Management. New jersey : Prentice Hall
International, Inc, Upper Side River.
GouzaliSaydam. 2000.ManajemenSumberDayaManusia, Jilid 2, Jakarta
:GunungAgung,
Gede, Rumadadan I Wayan, Mudiartha, Utama. 2006. PengaruhKompensasi,
Kepemimpinan, danLingkunganKerjaFisikTerhadapKepuasanKerjaKaryawan
Hotel Taman HarumUbudGianyar. Jurnal.
Hariandja, MarihotTua Effendi. 2006. ManajemenSumberDayaManusia. Jakarta :PT.
Grasindo
Hasibuan, Malayu. S.P. 2007.ManajemenSumberDayaManusia, Jakarta : PT.
BumiAksara.
Mangkunegara, A.A.AnwarPrabu. 2005. ManajemenSumberDayaManusia
Perusahaan. Bandung : PT RemajaRondakarya.
Nitisemito, Alex. S., Drs. 1986. ManajemenPersonalia.Jakarta :Ghalia Indonesia.
Panggabean, M.E, Dr. Mutiara. 2004. ManagemenSumberDayaManusia. Ghalia.
Purwaningrum, Hastuti. PengaruhKomunikasiIntrnal, Kompensasi,
LingkunganKerjaTerhadapKinerjaKaryawanMelaluiMotivasiPada CV.
Medinda Semarang. Jurnal.
Rivai, Veithzal. 2004. ManajemenSumberDayaManusiauntuk Perusahaan.Dari
TeorikePraktik.Jakarta :MuraiKencana.
Riduwan.2011. Dasar-DasarStatistika. Bandung :Alfabeta.
Riduwan, Drs., M.BA.,&Akdon, Prof., Dr., 2007. M.Pd. Rumusdan Data
DalamAnalisisStatistika.Bandung :Alfabeta.
Robbins, Stephen, (2003), PERILAKU Organisasi :Kontroversi, Aplikasi,
EdisiBahasa Indonesia, Jilid 2. Jakarta : PT. Prehallindo.
Rohendi,Eek.2010.PengaruhMotivasiKerjadanLingkunganKerjaTerhadapKinerjaPe
gawai Kantor DinasPendidikan Kota Cimahi (Survey Terhadap PNS
DinasPendidikan Kota Cimahi).Tesis.
Sedarmayanti.2001. Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Bandung
:Mandar Maju.
Sikula, E. Andrew. 1981. Personal Addministration and Human Resources
Management. Jhon Willey & Sons, Inc.
Soekresno.1998. Manajemen Food and Beverage Service.
Sulastiyono, Agus, Drs. 2008. ManajemenPenyelenggaraan Hotel.Bandung
:Alfabeta.
Sudjana 1996.Statistika.Bandung :Tarsito.
Sudirman.2007. PengaruhPemberianKompensasiKegiatanPenelitianDenganSistem “Orang Jam” (OJ) TerhadapPeningkatanKinerja Di
PusatPemanfaatanSainsAtmosfer Dan Iklim-Lapan.Jurnal.
Siti,Agiatania.2011.PengaruhInsentif,LingkunganKerjadanPromosiJabatanTerhadap
Kepuasan kerjaKaryawan F&B Produk Hotel Horisson Bandung dan Hotel
Novotel Bandung. Skripsi.Bandung.UniversitasPendidikan Indonesia.
Suwatno, Dr, M.SidanTjutju, Prof. Dr. 2009. ManajemenSumberDayaManusia.
Alfabeta, Bandung.
Wulan,Devi.Ariyanti.2011.PengaruhKompensasidanMotivasiKerjaTerhadapLoyalita
Pegawai Di PT. BintangInternusa (studiterhadapPersepsiPegawai di
PT.BintangInternusa.Tesis.
Moeheriono, Dr. Prof, M.Si.2009. PengukuranKinerjaBerbasisKompetensi.Bogor
:Ghalia Indonesia.
Usman,Husaini,Dr.Prof,M.Pd.,M.T.2008.ManajemenTeoriPraktik&RisetPendidikan.