• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD&BEVERAGE DEPARTEMENT THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL & SPA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD&BEVERAGE DEPARTEMENT THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL & SPA."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTEMENT

THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL & SPA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pariwisata Jurusan Manajemen Industri Katering

Oleh :

ROSSY ROSMINI

0801136

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTMENT THE

JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL & SPA

Oleh Rossy Rosmini

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rossy Rosmini 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

Rossy Rosmini (0801136), Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food&Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa, dibawah bimbingan Dr.Sumartini.MP dan Agus Sudono, SE, MM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food&Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskrptif dan metode verifikatif, yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sample jenuh Analisis data dalam penelitian ini memakai teknik analisis regresi linier berganda. Sampel pada penelitian ini secara keseluruhan adalah 36 orang, yang terdiri dari seluruh karyawan Food&Beverage Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Kompensasi (XІ) berpengaruh positif terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y) dan Lingkungan Kerja(XЇ) berpengaruh positif terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y). Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan keseluruhan adalah sebesar 61,1% sedangkan variabel lain yang mempengaruhi Kepuasan Kerja karyawan sebesar 38,9% .

(5)

ABSTRACT

Rossy Rosmini (0801136), Effect of Compensation and Working Environment Against Employee Satisfaction Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa Boutique, under the guidance of Dr.Sumartini.MP and Agus Sudono, SE, MM

This study aims to determine: Effect of Compensation and Working Environment Against Employee Satisfaction Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa Boutique.

The method used in this study is deskrptif method and verification method, the method of research to create a picture of the situation and events. The sampling technique used in this study is saturated sample data analysis in this study using multiple linear regression analysis techniques. The samples in this study as a whole is 36 people, consisting of all employees Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa Boutique.

The results showed that the variable compensation (XІ) positive effect on job satisfaction variable (Y) and Working Environment (XЇ) positive effect on job satisfaction variable (Y). Compensation and Working Environment influence on the overall Employee Satisfaction amounted to 61.1%, while the other variables that influence employee job satisfaction of 38.9%.

(6)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 19

2.1.1 Konsep Hotel ... 19

2.1.1.1 Jenis-Jenis Hotel ... 20

2.1.1.2 Fasilitas Usaha Hotel ... 20

2.1.1.3 Klasifikasi Usaha Hotel... 21

2.1.1.4 Pengertian Boutique Hotel ………. .. 23

2.1.1.5 Pengertian Spa Hotel ………. ... 24

2.1.1.6 Food and Beverage Departemen ... 25

2.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia ... 28

2.1.3 Kompensasi ... 33

2.1.3.1 Tujuan Manajemen Kompensasi ... 38

2.1.3.2 Komponen-Komponen Kompensasi ... 40

2.1.4 Lingkungan Kerja... 41

2.1.4.1 Konsep Lingkungan Kerja ... 42

2.1.4.2 Jenis-Jenis Lingkungan Kerja ... 43

2.1.5 Konsep Kepuasan Kerja ... 44

2.1.5.1 Variabel-Variabel Kepuasan Kerja ... 48

2.1.5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 49

2.1.5.3 Pengukuran Kepuasan Kerja ……… .... 56

2.1.6 Kajian Empirik Hasil Penelitian Terdahulu ... 59

2.1.6.1Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasam Kerja ... 61

2.2 Kerangka Pemikiran ... 62

(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian... 78

3.8.1 Uji Validitas ... 78

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 83

3.9 Teknik Analisis Data ... 85

3.9.1 Method Of Successive Interval (MSI) ... 85

3.9.2 Analisis Korelasi ... 86

3.9.3 Menentukan Persamaan Regresi Linier Ganda ... 87

3.9.4 Uji Koefisien Determinasi ... 88

3.10 Pengujian Hipotesis ... 89

3.10.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) ... 90

3.10.2 Pengujiam Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) ... 91

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 93

4.1.1 Profil Industri Perhotelan Di Bandung ... 93

4.1.2 Food and Beverage Departemen ... 94

4.2 Analisis Data ... 96

4.2.1 Karakteristik Responden ... 96

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 97

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 98

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 100

4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 101

4.2.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 102

4.2.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ... 104

4.2.1.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pelayanan Kesehatan yang Diberikan Perusahaan ... 106

4.2.2 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 107

(8)

Boutique Suite Hotel & Spa ... 121

4.2.2.3 Kepuasan Kerja The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa ... 134

4.3Pengujian Hasil Penelitian ... 159

4.3.1 Uji Koefisien Korelasi... 160

4.3.2 Koefisien Determinasi ... 161

4.3.3 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 164

4.3.4 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)... 169

4.3.5 Persamaan Regresi Linier Berganda Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Dengan Variabel Kepuasan Kerja ... 170

4.4Analisis Data Hasil Penelitian ... 171

4.4.1 Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja ... 171

4.4.2 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja ... 172

4.4.3 Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Dengan Kepuasan Kerja ... 172

4.5Pembahasan Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Dengan Kepuasan Kerja ... 173

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 176

5.2 Saran ... 177

DAFTAR PUSTAKA ... 179

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pariwisata menurut UU No. 9 Tahun 1990 adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan, daya tarik dan atraksi

wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan

pariwisata. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata,

sebelum dan selama dalam perjalanan dan kembali ke tempat asal,

pengusahaan daya tarik atau atraksi wisata seperti, pemandangan alam, taman

rekreasi, peninggalan sejarah, pagelaran seni budaya. Usaha dan sarana wisata

yaitu, usaha jasa, biro perjalanan, pramu wisata, usaha sarana, akomodasi dan

usaha-usaha lain yang berkaitan dengan pariwisata.

Menurut Murphy dalam Pitana dan Gayatri (2005), pariwisata

(tourism) adalah keseluruhan elemen-elemen terkait seperti, wisatawan,

daerah tujuan wisata, perjalanan, industry, yang merupakan akibat dari

perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata, sepanjang perjalanan tersebut tidak

permanen. Pariwisata sebagai industri makin berkembang, dibuktikan dengan

makin banyaknya hotel, pendidikan keterampilan untuk keperluan tersebut,

pesawat udara, gerbong kereta api, bis dan taksi untuk keperluan wisatawan.

Karenanya disarankan kepada pemerintah agar dengan tegas mengakui

(10)

mendudukannya sebagai sektor yang ditangani secara professional dalam

skala departement.

Pariwisata sebagai ilmu akan tumbuh apabila ia dikembangkan dan

dipelihara. Struktur dan fungsinya dapat dipelajari dari sejarah

perkembangannnya dan diluaskan ruang lingkupnya sehingga menjadi faktor

pendorong bagi kemajuan bangsa Indonesia yang memiliki potensi sangat

besar. Sebagai ilmu, pariwisata tentu membutuhkan para ahli yang tekun,

penuh dedikasi dan rela berkorban untuk melakukan observasi, menggali

kaidah kaidah, melakukan percobaan, membuat analisis, menyusun hipotesis

dan mendemonstrasikan kebenarannya.

Pariwisata merupakan salah satu bidang industri yang sangat

menunjang program pemerintah, khususnya dalam pemasukan devisa negara

dan pembangunan pada umumnya. Bidang pariwisata juga dapat membawa

citra bangsa di negara lain. Oleh karena itu, pihak pemerintah maupun swasta

berusaha meningkatkan bidang pariwisata dalam hal produktivitas atau

efisiensi dari tenaga kerja yang potensial, terutama di bidang perhotelan.

Bidang ini masih dianggap kurang memiliki tenaga terampil dan siap pakai

yang benar-benar dibutuhkan. Berbagai usaha telah dilaksanakan untuk

menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai dan professional.

Di Indonesia, pariwisata telah menampilkan peranannya dengan nyata

dalam memberikan kontribusi terhadap kehidupan ekonomi, sosial dan

(11)

makin bertambah jumlahnya, pendapatan negara dari sektor pajak dan devisa

makin bertambah, keadaan sosial masyarakat yang terlibat dalam sektor ini

makin baik, kebudayaan bangsa makin memperoleh apresiasi. Di luar itu

pariwisata merupakan industri yang paling menjanjikan untuk mendukung

perekonomian suatu negara. Saat ini paling tidak ada 40 negara yang

menjadikan industri pariwisata sebagai sektor unggulannya.

Pariwisata sebenarnya tidak dapat hanya diukur dari penerimaan

devisa atau pendapatan asli daerah saja. Tapi harus tercermin dari peningkatan

kesejahteraan, kualitas hidup, dan lingkungan masyarakat di dalamnya.

Merencanakan pengembangan pariwisata perlu ada pemahaman, bahwa dalam

mekanisme permintaan-penawaran tidak sepenuhnya berlaku dalam

pariwisata. Hal yang lebih menentukan adalah “supply creates its own

market”, yaitu penciptaan diferensiasi yang menimbulkan keingintahuan

wisatawan. Oleh karena pada dasarnya wisatawan memutuskan untuk

mendatangi suatu daerah tujuan wisata, didasarkan pada keinginan mereka

membeli pengalaman yang menyenangkan. Artinya sesuatu yang tidak mereka

dapatkan atau berbeda dengan yang ada di tempat asalnya.

Menurut Unieted Nation Conference on Travel and Tuorism (2011),

wisatawan (tourism) adalah setiap orang yang mengunjungi Negara yang

bukan merupakan tempat tinggalnya, untuk berbagai tujuan, tetapi bukan

untuk mencari pekerjaan atau penghidupan dari Negara yang dikunjungi.

(12)

ini dapat dilihat dari terus bertambahnya jumlah wisatawan mancanegara

datang untuk berlibur di Negara kita ini. Semakin bertambah besar kunjungan

wisata tersebut, semakin bertambah besar juga bagi penerimaan devisa Negara

maupun terhadap masyarakat Negara kita ini.

Menurut Lawson (1976:27) hotel merupakan sarana tempat tinggal

umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia

makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran. Hotel

salah satu kunci bagi pendukung pengembangan pariwisata yang penting

karena hotel sangat dibutuhkan oleh para wisatawan yang datang baik

wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara untuk menikmati

keramah tamahan dan keindahan alam Indonesia. Oleh sebab itu untuk

membuat hotel yang baik untuk memenuhi standar internasional dalam hal

fasilitas dan mutu pelayanannya, yang perlu ditingkatkan adalah sumber

dayanya.

Jawa Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia, yang memiliki

kekayaan obyek wisata cukup banyak dan beragam, obyek wisata alam,

wisata budaya, dan wisata belanja. Demikian pula wisatawan yang

memanfaatkan fasilitas akomodasi (hotel dan penginapan) menjadi lebih

ramai bersamaan dengan suasana liburan. Untuk melayani wisatawan tersebut

maka sarana akomodasi di Jawa Barat harus dapat mencukupinya, karena

jumlah tamu yang memerlukan pelayanan akomodasi di Jawa Barat terus

(13)

wisatawan mancanegara yang datang ke Provinsi Jawa Barat pada tahun

2006-2010 :

Tabel 1.1

Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Ke Objek Wisata Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006-2010

Wisatawan Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

Mancanegara 227.068 338.959 330.369 741.323 720.683 Nusantara 23.859.615 23.782.302 26.287.031 24.138.855 25.066.687

Jumlah 24.086.615 24.121.261 26.671.400 24.880.178 25.787.370 Sumber : Disbudpar Kab.Kota Di Provinsi Jawa Barat Bandun, 2012

Dari tabel diatas dapat dilihat peningkatan setiap tahun dari jumlah

kedatangan wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Jawa Barat. Oleh karena

itu pariwisata sudah menjadi kekuatan di suatu daerah untuk meningkatkan

pendapatan daerah dan lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya.

Wisatawan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dunia

pariwisata. Wisatawan sangat beragam , mulai dari tua-muda, asing-nusantara,

semuanya mempunyai keinginan dan juga harapan yang berbeda, khususnya

Kota Bandung menjadi kota favorit untuk para wisatawan. Pada tahun 2012,

kunjungan wisatawan ke Provinsi Jawa Barat mencapai 25.787.370 orang.

Wisatawan yang berkunjung ke Bandung tentunya mereka akan mencari Hotel

(14)

Berikut merupakan tingkat hunian The Jayakarta Bandung Boutique Suite

Hotel & Spa pada tahun 2010-2012 :

Tabel 1.2

Rata-rata Tingkat Hunian The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa

Tahun 2010-2012

No Tahun Occupancy

(%)

Available

Room

Occupade

Room

Guest

1 2010 64,378 76.650 49.346 88.137

2 2011 67,786 76.850 52.094 96.395

3 2012 65,746 76.540 50.322 89.855

Sumber : Human Resources Departement, 2012.

Berdasarkan tabel 1.2 mengenai rata-rata tingkat hunian kamar,

bahwa jumlah tamu pada tahun 2010 sebesar 88.137 orang, sedangkan pada

tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 96.395 orang dan pada tahun 2012

jumlah tamu mengalami penurunan sebesar 89.855 orang. Dari tahun 2011 ke

tahun 2012 terjadi penurunan jumlah tamu dikarenakan semakin banyaknya

hotel di KotaBandung, maka semakin banyak pula persaingan bisnis

(15)

Berikut merupakan omset The Jayakarta Bandung Boutique Suite

Hotel & Spa pada tahun 2010-2012 :

Tabel 1.3

Omset The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa Tahun 2010-2012

Tahun Omset

(Rp)

2010 39.744.367.226

2011 44.642.448.048

2012 40.777.370.299

Sumber : Human Resources Departement, 2012.

Berdasarkan tabel 1.3 mengenai omset The Jayakarta Bandung

Boutique Suite Hotel & Spa bahwa omset pada tahun 2010 sebesar

39.744.367.226, sedangkan pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar

44.642.448.048 dan pada tahun 2012 omset mengalami penurunan sebesar

40.777.370.299. Dari tahun 2011 ke tahun 2012 omset terjadi penurunan,

dikarenakan jumlah tamu yang menginap di The Jayakarta Bandung Boutique

Suite Hotel & Spa menurun.

Obyek wisata dan fasilitasnya suatu yang tidak bisa terpisahkan, jika

salah satunya tidak memenuhi maka kepariwisataan tidak akan berkembang

secara baik. Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang memiliki obyek

wisata alam yang cukup kaya sekaligus sebagai obyek wisata belanja, dan

(16)

cukup memadai hal itu adalah suatu modal besar yang perlu dipertahankan,

bahkan lebih dikembangkan lagi. Maka sektor kepariwisataan di Jawa Barat

suatu saat bisa dijadikan sebagai sumber penerimaan pendapatan daerah yang

cukup handal. Sehubungan dengan hal itu pengembangan obyek-obyek wisata

di berbagai tempat, pengembangan sumber daya manusia yang akan

bertanggung jawab dalam dalam mengelola obyek-obyek wisata serta

peningkatan pelayanan dalam berbagai fasilitas yang berkaitan dengan

kepariwisataan tersebut harus menjadi model pengembangan yang serasi dan

seimbang, agar kepariwisataan dapat menjadi modal pembangunan di provinsi

Jawa Barat ini.

Bahasan yang akan dibahas penulis tersebut adalah mengenai sumber

daya manusia, khususnya karyawan Food&Beverage Departement The

Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa. Dalam usaha pencapaian

tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi manajemen bukan hanya

terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin-mesin produksi, uang dan

lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan (sumber daya

manusia) yang mengelola faktor-faktor produksi lainnya. Faktor yang menjadi

perhatian dalam Manajemen sumber daya manusia adalah manusianya itu

sendiri.

Sumber daya manusia merupakan aset yang dapat meningkatkan

keberhasilan perusahaan. Kemampuan sumber daya manusia merupakan

(17)

kemampuan ini sering disebut keunggulan kompetitif. Paradigma baru dalam

pengelolaan kegiatan perusahaan adalah pendayagunaan sumber daya

manusia. Hal tersebut di cerminkan dari peran sumber daya manusia dalam

kegiatan perusahaan.

Menurut Mangkunegara (2002, 117 ), kepuasan kerja adalah suatu

perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang

berhubungan dan pekerjaan maupun dengan kondisi dirinya. Dengan

keterpuaskannya kebutuhan – kebutuhan karyawan melalui pemberian

kompensasi dapat memberikan kepuasan kerja bagi para karyawan, oleh sebab

itu perusahaan perlu memperhatikan keseimbangan antara jumlah kompensasi

dengan tingkat konstribusi yang disumbangkan oleh tenaga kerja kepada

perusahaan. Dengan demikian kepuasan kerja para karyawannya akan

terpenuhi oleh apa yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam memberikan

kompensasi. Adanya sikap positif dari diri karyawan itu sendiri maka akan

dapat menjadikan pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat selesai. Dalam

menyikapi hal ini tentunya perusahaan harus bisa memuaskan para

karyawannya agar terus bekerja dengan baik demi kemajuan dan keuntungan

perusahaan itu sendiri. Salah satu caranya yaitu dengan kompensasi yang

sesuai dan layak agar para karyawan selalu puas dan senang dalam melakukan

pekerjaan di perusahaan.

Hal yang disebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruhi prilaku

(18)

hubungan dengan berbagai jenis prilaku yang sangat penting dalam suatu

organisasi. Itulah beberapa sikap yang akan ditimbulkan karyawan bilamana

mereka mengalami ketidakpuasan kerja.

Sedangkan menurut Keith Davis “Kepuasan kerja adalah perasaan

menyongkong atau tidak menyongkong yang dialami pegawai dalam bekerja”.

Kepuasan kerja umumnya perusahaan melihat dan menghubungkan dengan

tingkat absensi, umur, tingkat pekerjaan, turnover, dan ukuran organisasi

perusahaan. Jika karyawan datang tepat waktu ke tempat kerja dan tingkat

absensinya rendah maka secara relative kepuasan kerja karyawan baik.

Sebaliknya jika karyawan datang ketempat kerja sering terlambat dan tingkat

absensinya tinggi maka kepuasan kerja karyawan diperusahaan dikatakan

kurang.

Melihat masalah kepuasan kerja karyawan ini dialami pula oleh The

Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa di Kota Bandung selama

kurun waktu 2010-2012 tercatat tingkat absensi mengalami kecenderungan

peningkatan. Hal ini dapat terlihat dalam tabel tingkat ketidakhadiran

(19)

Tabel 1.4

Tingkat Kehadiran Karyawan Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa

Tahun 2010-2012

No Tahun Rata-rata Kehadiran

(%)

1 2010 80,689

2 2011 96,923

3 2012 85,215

Sumber : Human Resources Departement, 2012.

Pada tabel 1.4 diatas dapat diketahui rata-rata kehadiran karyawan

Food&Beverage Departement pada tahun 2010 sebesar 80,689%, sedangkan

tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 96,923% dan pada tahun 2012

mengalami penurunan sebesar 85,215%. Dari tahun 2011 ke tahun 2012

terjadi penurunan rata-rata kehadiran, kecenderungan penurunan kehadiran

karyawan ini mengindikasikan tingkat ketidakdisiplinan karyawan Food &

Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.

Ketidakpuasan kerja karyawan Food&Beverage produk ini memperlihatkan

bahwa banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan dan kinerja dalam

(20)

Tingkat ketidakhadiran antara 2 hingga 3 persen biasanya dianggap

normal, hasil presentase akan bervariasi berdasarkan daerah dan perusahaan.

Survei menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat gaji dan semakin lama

masa kerja karyawan, berarti semakin rendah tingkat ketidakhadirannya.

Dari hasil pra-penelitian yang penulis dapatkan dengan menyebarkan

kuisioner, dihasilkan berupa jawaban dari para karyawan Food & Beverage

Departement Hotel The Jayakarta Boutique Suite Hotel & Spa Bandung :

Tabel 1.5

Data Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa

Pertanyaan

Sumber : Hasil Kuisioner Pra-Penelitian, 2012.

Berdasarkan tabel diatas, pengaruh faktor kompensasi, dan lingkungan

kerja diduga menyebabkan ketidakpuasan Food & Beverage Department The

(21)

menunjukkan dari 36 responden sebanyak 83,3 % memilih faktor kompensasi,

dan 75 % memilih faktor lingkungan kerja.

Untuk lebih jelas melihat frekuensi faktor-faktor yang diduga

menyebabkan ketidakpuasan kerja karyawan Food & Beverage Departement

The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa, berikut dijelaskan pada

gambar1.5:

Gambar 1.5

Grafik Frekuensi Hasil Kuisioner pra-penelitian

Hal ini mengindikasikan bahwa ketidakpuasan kerja karyawan Food &

Beverage Departement Hotel The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel &

Spa, memang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendapat Mangkunegara (2007:117) “Ketidakpuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh

banyak faktor seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan 83,3%

75%

44,4% 41,7%

33,3%

27,7%

0 5 10 15 20 25 30 35

Frekuensi Kepuasan Kerja

(22)

pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi, dan lain sebagainya”. Karyawan

tentu saja mengharapkan adanya timbal balik yang berupa penghargaan atas

kontribusi yang dilakukan karyawan terhadap perusahaan. Bentuk

penghargaan yang diharapkan karyawan tersebut dalam bentuk program

kompensasi yang sesuai misalnya yang langsung berupa upah, gaji, komisi,

dan bonus serta tidak langsung berupa asuransi, pensiun, cuti, pendidikan dan

lain sebagainya. Kebijakan Kompensasi selain memberikan imbalan pada

karyawan atas pekerjaan yang dilakukan karyawan juga merupakan salah satu

cara yang efektif untuk mempertahankan karyawan potensial, oleh karena itu

pemberian kompensasi perlu mendapat perhatian khusus dan dilaksanakan

atas dasar kepentingan perusahaan maupun kebutuhan karyawan, sehingga

menghasilkan manfaat yang maksimal.

Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang penting

bagi karyawan adalah kompensasi. Dengan adanya kompensasi maka

karyawan merasakan adanya suatu ikatan dengan perusahaan. Selain

kompensasi, perusahaan biasa memberikan rasa aman, nyaman serta adanya

fasilitas yang cukup serta memadai bagi karyawan. Dengan adanya pemberian

kompensasi kepada para karyawan dapat memberikan rasa kepuasan kerja

(23)

Kompensasi sangat penting bagi pegawai. Kompensasi yang diberikan

kepada pegawai sangat berpengaruh pada tingkat kepuasan kerja dan motivasi

kerja, serta hasil kerja. Perusahaan yang menentukan tingkat upah dengan

mempertimbangkan standar kehidupan normal, akan memungkinkan pegawai

bekerja dengan penuh motivasi. Hal ini karena motivasi kerja pegawai banyak

dipengaruhi oleh terpenuhi tidaknya kebutuhan minimal kehidupan pegawai

dan keluarganya.

Kompensasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang dipertimbangkan

sebagai suatu yang sebanding. Dalam kepegawaian, hadiah yang bersifat uang

merupakan kompensasi yang diberikan pegawai sebagai penghargaan dari

pelayanan mereka. Bentuk-bentuk pemberian upah, bentuk upah, dan gaji

digunakan untuk mengatur pemberian keuangan antara majikan dan

pegawainya.

Faktor lingkungan kerja pun merupakan faktor yang cukup andil

dalam memepengaruhi kepuasan kerja. Lingkungan kerja sangat berpengaruh

terhadap keadaan karyawan yang ada pada suatu perusahaan. Dengan

memperhatikan lingkungan kerja diharapkan dapat menambah semangat

dalam bekerja. Lingkungan kerja merupakan faktor-faktor di luar manusia

baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik ini mencakup

peralatan kerja, suhu, tempat kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan, luas

ruang kerja sedangkan non fisik mencakup hubungan kerja yang terbentuk di

(24)

kerja yang baik dapat meningkatkan semangat kerja dan lingkungan kerja

yang terjaga juga baik untuk kenyamanan pribadi, sebaliknya lingkungan

kerja yang tidak memadai dapat menurunkan semangat kerja dan motivasi

kerja karyawan.

Fenomena yang dikemukakan indikasi yang menunjukkan masih

adanya ketidakpuasan kerja pada karyawan Food & Beverage The Jayakarta

Bandung Boutique Suite Hotel & Spa yang berdasarkan pada hasil kuisioner

yang disebar oleh penulis ke karyawan Hotel merujuk pada ketidakpuasan

karyawan pada faktor kompensasi dan lingkungan kerja di Hotel tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis dapat

menyimpulkan judul untuk meneliti tentang Pengaruh Kompensasi dan

Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food &

Beverage Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel &

(25)

1.2Identifikasi Masalah

Bertitik tolak dari uraian permasalahan di atas, maka permasalahan penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran kompensasi dan lingkungan kerja pada bagian Food &

Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa ?

2. Sejauh mana pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada

bagian Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite

Hotel & Spa ?

3. Sejauh mana pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan

pada bagian Food & Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique

Suite Hotel & Spa ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar gambaran kompensasi terhadap kepuasan

kerja karyawan pada bagian Food & Beverage Departement The Jayakarta

Bandung Boutique Suite Hotel & Spa?

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap

kepuasan kerja karyawan pada bagian Food & Beverage Departement The

(26)

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja

terhadap kepuasan kerja karyawan pada bagian Food & Beverage

Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa?

1.4Kegunaan Penelitian

Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua macam manfaat, yaitu

sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan manfaat untuk

meningkatkan ilmu dan wawasan mengenai sumber daya manusia.

Diharapkan dapat menjadi bahan pengayaan bagi program studi Manajemen

Industri Katering, khususnya mengenai kompensasi dan lingkungan kerja

terhadap kepuasan kerja karyawan Food & Beverage Departement The

Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat penelitian ini berguna untuk memberikan

informasi tambahan bagi perusahaan, hasilnya dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan kepala personalia dalam mengevaluasi guna meningkatkan

kinerja karyawan dan kepuasan kerja karyawan. Selain itu juga sebagai bahan

untuk meningkatkan pngetahuan dan wawasan penulis mengenai pengaruh

Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Food & Beverage Departemen The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh kompensasi, dan

lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan Food&Beverage

Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa. Objek

penelitian yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah

kompensasi (X1), dan lingkungan kerja (X2). Sedangkan objek yang menjadi

variabel terikat (dependent variable) adalah kepuasan kerja (Y) The Jayakarta

Bandung Boutique Suite Hotel & Spa yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda No. 381

A Dago Bandung 40135, Jawa Barat – Indonesia.

Menurut Sugiyono (2008:59), variable independent atau variable

bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

berubahnya atau timbulnya variabel dependent (terikat).Variabel independent

(bebas) dalam penelitian ini adalah kompensasi dengan elemennya yaitu

kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung. Lingkungan kerja

dengan elemennya yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non-fisik.

Dan menjadi variabel dependent (terikat) dalam penelitian ini yaitu kepuasan

kerja karyawan yang terdiri gaji, pekerjaan itu sendiri, rekan kerja, atasan, dan

(28)

Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan dianalisis mengenai

pengaruh kompensasi yang terdiri dari kompensasi langsung dan kompensasi

tidak langsung, lingkungan kerja yang terdiri dari kondisi fisik kerja dan

kondisi non-fisik kerja.

3.2 Jenis dan Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian

Setiap penelitian yang akan dilakukan, terlebih dahulu harus

ditentukan jenis penelitian dan metode penelitian yang akan digunakan

sehingga tujuan dari penelitian ini dapat dicapai. Berdasarkan penjelasan dan

bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskrptif

(descriptive research) dan verifikatif (verifikatif research). Menurut

Winarnoo Surachman (1982:139-140) menyatakan sebagai berikut:

Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa

sekarang. Pelaksanaan metoda deskriptif tidak hanya sampai pada

pengumpulan data dan menyusun tetapi meliputi analisa dan interpretasi

tentang hubungan itu juga menetapkan hubungan dan kedudukan satu unsur

dengan unsur lainnya.

Menurut Masri Singarimbun, (1981:4), menyatakan bahwa penelitian

yang menggunakan metode deskriptif biasanya memiliki dua tujuan, yaitu :

Pertama; untuk mengetahui perkembangan secara fisik tertentu atau frekuensi

(29)

mendiskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu yang terjadi saat

sekarang.

Adapun jenis penelitian verifikatif menurut Suharsimi Arikunto (2006:8), “Pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang

dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan”. Dalam hal ini penelitian

verifikatif dilakukan penulis dengan tujuan mengetahui pengaruh kompensasi,

dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan Food&Beverage

Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.

3.2.2 Metode Penelitian

Sapari Imam Ansyari (1993:66) mengemukakan istilah metode sebagai “cara atau sistem mengerjakan sesuatu”. Dan menurut Engking

Soewarman Hasan (1997:4) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan penelitian adalah “secara etimologis, penelitian meninjau kembali apa-apa

yang telah terjadi untuk kepentingan yang akan datang atau penyelidikan

untuk memperoleh data-data atau fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan

sabar, hati-hati dan sistematis”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode descriptive survey

dan metode explantatory survey. Seperti pendapat Sugiyono (2009:11)

mengenai metode survey yaitu: “Metode survey digunakan untuk

mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi

penelitian melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan

(30)

Berdasarkan waktu penelitian, maka metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah cross sectional method. Husein Umar mengemukakan pengertian cross sevctional method (2001:45) yaitu, “Metode penelitian

dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang)”. Penelitian ini dilaksanakan

dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.

3.3Operasionalisasi Variabel

Variabel yang diiteliti dalam penelitian ini meliputi dua variabel

independent yaitu kompensasi (X ), lingkungan kerja (X ), sedangkan

kepuasan kerja sebagai variabel dependent (Y).

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Konsep Teoritis

Konsep

Empiris Konsep Analisis

Skala

Data diperoleh dari karyawan mengenai kepuasan kerja yang terdiri dari :

1.Tingkat kesesuaian gaji yang diberikan dalam skor

2.Tingkat keadilan dalam pemberian gaji dalam skor 3.Tingkat kepuasan terhadap pemberian bonus/intensif dalam skor

Ordinal

Ordinal

(31)

ya”.

kepuasan kerja yang terdiri dari :

1.Tingkat kesesuai pekerjaan dengan kemampuan, minat, bakat, dan keterampilan dalam skor

2.Tingkat kepuasan terhadap kebebasan bekerja dalam skor

3.Tingkat kepuasan terhadap variasi pekerjaan dalam skor

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Rekan kerja Data diperoleh dari karyawan mengenai kepuasan kerja yang terdiri dari :

1. Bantuan yang diberikan oleh rekan kerja terhadap pekerjaan dalam skor.

2. Partisipasi bantuan yang diberikan oleh rekan kerja dalam skor.

3.Kerjasama yang terjalin dengan rekan kerja dalam mengenai kepuasan kerja yang terdiri dari :

1.Tingkat kepuasan terhadap kemampuan atasan dalam mengambil keputusan dalam skor

2.Tingkat kepercayaan yang

Ordinal

Ordinal

(32)

diberikan atasan pada pelaksanaan kerja dalam skor. 3.Tingkat keterlibatan atasan dalam pemecahan masalah yang dihadapi dalam skor. Promosi Data diperoleh dari karyawan

mengenai kepuasan kerja yang terdiri dari :

1.Tingkat keterbukaan dalam kesempatan dalam skor. 2.Tingkat kepuasan terhadap keadilan dalam pemberian promosi dalam skor.

3.Tingkat keterbukaan dalam proses promosi jabatan dalam skor.

Data diperoleh dari karyawan mengenai kepuasan kerja yang terdiri dari :

1.Tingkat kenyamanan dalam bekerja dalam skor.

2.Tingkat kondusif dalam bekerja dalam skor.

3.Tingkat kepeduliaan sesama rekan kerja dalam skor.

Ordinal

Empiris Konsep Analisis

Skala

Data diperoleh dari karyawan mengenai kompensasi yang terdiri dari :

1.Tingkat kesesuaian gaji atau upah dengan jabatan dalam satuan rupiah perbulan.

2.Tingkat kesesuaian gaji dengan waktu yang telah ditentukan dalam satuan rupiah perbulan.

3.Tingkat kesesuaian gaji

Ordinal

Ordinal

Ordinal

(33)

karyawan

4.Tingkat kesesuaian bonus atau komisi dalam satuan

Data diperoleh dari karyawan mengenai kompensasi yang terdiri dari :

1. Tunjangan hari raya dalam satuan rupiah perbulan.

2. Asuransi kesehatan dalam satuan rupiah perbulan

3. Pemberian dana pension atau pesangon dalam satuan rupiah perbulan.

4. Tunjangan jabatan, prestasi kerja dalam satuan rupiah perbulan.

5. Tunjangan transportasi dalam satuan rupiah perbulan.

Ordinal

Data diperoleh dari karyawan mengenai lingkungan kerja yang terdiri dari :

1. Peralatan kerja dalam skor

2. Tingkat cahaya

penerangan terhadap kinerja dalam skor.

(34)

3.4J

diperlukan untuk penelitian ini adalah sumber data yang diperlukan untuk

penelitian baik diperoleh secara langsung (data primer) maupun tidak

langsung (data sekunder) yang berhubungan dengan objek penelitian

berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian

melalui wawancara dan kuesioner di lapangan.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,

sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Biasanya sudah dalam bentuk

publikasi saperti data yang diperoleh dari situasi-situasi internet dan data

lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti. Sihombing

(2004)

5. Tingkat kepadatan ruangan terhadap kinerja dalam skor.

Data diperoleh dari karyawan mengenai lingkungan kerja yang terdiri dari :

1.Tingkat hubungan kerja terhadap atasan dalam skor. 2.Tingkat hubungan kerja dengan bawahan dalam skor. 3.Tingkat hubungan kerja dengan rekan kerja dalam skor.

Ordinal

Ordinal

(35)

Tabel 3.2

Jenis Data dan Sumber Data Penelitian

No. Data Penelitian Jenis Data Sumber Data

1. Data Kehadiran, Data Omset,

2. Profil Perusahaan Hotel Data Sekunder

Hotel The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa

3. Pertumbuhan industri pariwisata

Data Sekunder

www.budpar.go.id

4. Gambaran Mengenai

Kompensasi Karyawan F&B Produk

Data Primer Hotel The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa

5. Gambaran Mengenai

Lingkungan Kerja Karyawan F&B Produk

Data Primer Hotel The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa

6. Gambaran Mengenai

Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan F&B Produk

Data Primer Hotel The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Suatu penelitian memerlukan data atau informasi yang berguna untuk

bahan pemecahan masalah yang ditemukan dalam penelitian tersebut. Untuk

itu diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat, agar penelitian mencapai

tujuan yang diinginkan.

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah :

1. Observasi

Penulis terjun langsung mengadakan peninjauan langsung terhadap

(36)

sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikanto

(1983:111), bahwa observasi itu : meliputi kegiatan pemusatan perhatian

terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi observasi

dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan

pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengalaman langsung.

2. Wawancara

Penulis lakukan untuk mendapatkan data sebagai jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan penelitian itu sendiri. Sehubungan dengan teknik

wawancara ini H. Engking S. Hasan (1997:49-50), menyatakan bahwa : “Wawancara adalah sebagai proses interaksi, interelasi, mempunyai

karekteristik, isyarat dari persepsi dan didalam prosesnya perlu diperhatikan

beberapa hal yaitu situasi wawancara, isi wawancara, pewawancara/ interviewer”.

3. Kuisioner

Teknik ini dilakukan untuk melengkapi data-data yang sedang diteliti

dengan mencari informasi dari sumber langsung melalui

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada selebaran kertas pada responden.

4. Studi Literatur

Studi literature adalah studi atau pengumpulan data dengan cara

memperoleh atau mengumpulkan data dari buku-buku, laporan, majalah dan

(37)

3.6Teknik Pengolahan Data

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, maka pengolahan data

dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menyeleksi data yang telah diperoleh untuk memeriksa tingkat

kesempurnaannya, diseleksi sesuai dengan keperluan.

b. Mentabulasi data, data yang telah diseleksi kemudian dimasukkan ke

dalam table untuk diketahui perhitungannya berdasarkan aspek yang

dijadikan variable penelitian

c. Menghitung ukuran-ukuran karakteristik berdasarkan variable

penelitian.

d. Melakukan pengujian hipotesis.

3.7 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.7.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok subjek yang akan menjadi sumber data

baik berupa benda, manusia, gejala maupun peristiwa sesuai dengan pokok

permasalahan yang diteliti. Definisi lain yang dianggap lebih sederhana,

dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1987 : 102), yaitu populasi

merupakan keseluruhan objek yang diteliti. Adapun populasi pada penelitian

ini adalah karyawan Food&Beverage Department The Jayakarta Bandung

Boutique Suite Hotel & Spa berjumlah 36 orang. Menurut Sugiono (1998:62)

bila jumlah relative kecil kurang dari 30 orang maka keseluruhan unit

(38)

3.7.2 Teknik Sampeling penelitian

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel atau sebagian

elemen dari populasi untuk memahami karakteristik dari keseluruhan populasi. Menurut Sugiono (2009:62) menyatakan bahwa : “Teknik sampling

merupakan teknik pengambilan sampel”. Aada beberapa macam teknik

sampling untuk menentukan sampel yang akan digunakan. Teknik sampling

yang digunakan dalam penelitian ini Nonprobability Sampling adalah teknik

pengambialan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan bagi

setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Dari Nonprobability Sampling teknik yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah sampling jenuh. Menurut Sugiono (2009:68) sampling jenuh adalah “teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel”. Istilah adalah sensus, dimana semua anggota

populasi dijadikan sampel.

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian

3.8.1 Uji Validitas

Instrumen pengumpulan data akan menentukan baik tidaknya data.

Yang pada akhirnya akan menentukan kualitas hasil penelitian. Maka dari itu

instrumeen pengumpulan data yang dikatakan baik harus memenuhi dua

persyaratan dalam pengujian hasil yang diteliti, yaitu valid dan reliable. Seperti pendapat Suharsimi Arikunto (2002:145) bahwa “Validitas adalah

(39)

instrument. Suatu instrument yang valid mempunyai tingkat validitas yang

tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang atau rendah berarti memiliki validitas yang rendah”.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya

kuisioner yang disebar. Dalam uji validitas digunakan metode koefisien

korelasi product moment Pearson dengan rumus :

Teknik korelasi yang digunakan korelasi Pearson Product Moment:

Sumber : (Sugiyono, 2008:231)

Keterangan :

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑ X²= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑ Y²= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

n = Banyaknya responden

(40)

Besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.3 di

bawah ini.

Tabel 3.3

INTERPRETASI NILAI r

Besarnya Nilai r Interpretasi

Antara 0,00-0,199 Sangat rendah

Antara 0,20-0,399 Rendah

Antara 0,40-0,599 Sedang

Antara 0,60-0,799 Kuat

Antara 0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber : Riduwan (2011:228)

Selanjuntnya perlu diuji apakah validnya instrument yang ditemukan

dengan sampel 36 itu berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 36

orang. Maka perlu dihitung dengan uji-t dengan rumus berikut:

Keterangan :

thitung = Nilai thitung

r =Koefisiensi korelasi

r² =Kuadrat Koefisien Korelasi

n =Banyaknya responden

Keputusan pengujian validitas menggunakan kriterian sebagai berikut

:

a.Nilai thitung dibandingkan dengan ttabel dengan α = 0,05 dan dk = n-3

b.Jika thitung ≥ ttabel maka item pertanyaan dikatakan valid

�= r �−

(41)

c.Jika thitung <ttabel maka item pertanyaan dikatakan tidak valid

Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat dari responden,

dengan menggunakan pengujian validitas di atas, dapat diketahui

bahwa dari 9 pernyataan tentang variabel kompensasi dinyatakan

valid, 9 pernyataan mengenai variabel lingkungan kerja dinyatakan

valid. Begitupula pernyataan tentang kepuasan kerja dengan jumlah

pernyataan sebanyak 15, semuanya valid. Untuk lebih jelasnya,

berikut disajikan pada tabel 3.4 di bawah ini.

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Validitas

No PERTANYAAN rhitung rtabel Keterangan

Kompensasi

4 Tingkat kesesuaian bonus

9 Tunjangan transportasi 0,671 0,329 Valid

(42)

12 Tingkat suhu

14 Tingkat kepadatan ruangan terhadap kinerja

0,566 0,329 Valid

15 Luas ruang gerak 0,613 0,329 Valid

16 Tingkat hubungan kerja terhadap atasan

0,555 0,329 Valid

17 Tingkat hubungan kerja dengan bawahan

0,535 0,329 Valid

18 Tingkat hubungan kerja dengan rekan kerja

25 Bantuan yang diberikan oleh rekan kerja terhadap pekerjaan

0,742 0,329 Valid

26 Partisipasi bantuan yang diberikan oleh rekan kerja

0,680 0,329 Valid

(43)

dengan rekan kerja

29 Tingkat kepercayaan yang diberikan atasan pada pelaksanaan kerja

0,839 0,329 Valid

30 Tingkat keterlibatan

atasan dalam

pemecahan masalah yang dihadapi

0,747 0,329 Valid

31 Tingkat keterbukaan dalam kesempatan

33 Tingkat keterbukaan dalam proses promosi jabatan

0,789 0,329 Valid

34 Tingkat kenyamanan dalam bekerja di

36 Tingkat kepedulian sesama rekan kerja di perusahaan

0,460 0,329 Valid

3.8.2Uji Reliabilitas

Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya

(reliable). Tujuan uji reliabilitas untuk mengetahui konsistensi akurasi dan

prediktailitas suatu alat ukur (kuesioner) yang dilakukan dalam waktu yang

(44)

metode koefisien korelasi product moment. Pengujian reliabilitas kuisioner

penelitian dilakukan dengan rumus alpha cronbach.

Korelasi alpha cronbach (Cα) merupakan statistic yang paling umum

digunakan untuk menguji reabilitas suatu instrument penelitian. Rumus untuk

mengukur reliabilitas yaitu :

Sumber : Suharsimi (2002,171)

Keterangan :

r1.1 = relibilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan ∑σb2

= jumlah varians butir soal σ2

t = varians total

Sedangkan rumus variansnya adalah :

Sumber : Suharsimi (2002,38)

Keterangan :

n = jumlah sampel σ = nilai varians

x = nilai skor yang dipilih

σ

2

=

∑�

2∑� 2

(45)

Keputusan uji reabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan reliable jika rhitung≥ rtabel

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan reliable jika rhitung < rtabel

Setelah diperoleh r hitung maka selanjutnya dapat diputuskan instrument

tersebut realibel atau tidak, maka kompensasi dan lingkungan kerja tersebut

dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf kesalahan 5%. Jika r hitung lebih

besar rtabel maka dapat disimpulkan instrument kepuasan kerja karyawan

tersebut realibel dan dapat digunakan untuk penelitian.

Berdasarkan jumlah kuisioner yang diuji sebanyak 36 responden dengan

taraf kesalahan 5% maka didapat nilai rtabel sebesar 0,329. Ini dapat dilihat

pada tabel 3.5 hasil pengujian reliabilitas di bawah ini :

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Reliabilitas

No Variabel rhitung rtabel Keterangan

1 Kompensasi 0,862 0,329 Reliabel

2 Lingkungan Kerja 0,779 0,329 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012

Berdasarkan tabel 3.5 di atas, dapat diketahui instrument yang diajukan

kepada responden dapat dikatakan reliable, karena setiap pertanyaan memiliki

rhitung yang lebih besar daripada rtabel

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

(46)

menggunakan data ordinal, lalu di transformasikan menjadi skala interval

dengan menggunakan Methode of Successive Interval. Dimana dalam

memilih teknik korelasi dalam pengujian hipotesis yaitu Person Product

Moment, Korelasi Ganda, dan Korelasi Parsial.

Untuk skala pengukuran, penulis menggunakan skala pengukuran

semantic. Skala pengukuran semantic merupakan metode penulisan yang

disusun dengan menggunakan rangkaian kata sifat yang bertentangan

(bipolar) serta memiliki unsur evaluasi potensi unsur aktivitas. Sedangkan

dalam kerangka sakala beda semantic, skoring dapat dilakukan dengan

menggunakan empiris yaitu meneliti analisis faktor/konvensi, yaitu skor

yang ditetapkan sendiri oleh peneliti.

3.9.1 Method of Successive Interval (MSI)

Karena penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan

dalam operasional variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang

terkumpul terlebih dahulu di transformasikan menjadi skala interval dengan

menggunakan Methode of Successive Interval (Harun Al Rasyid, 1994:131).

Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil

(47)

b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan,

dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap jawaban dengan cara

membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.

c. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pertanyaan, dilakukan

perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

d. Menghitung nilai Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan

setiap pilihan jawaban.

e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban.

3.9.2 Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mencari hubungan antara kedua

variabel yang diteliti. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau

tidaknya hubungan X dan Y disebut koefisien korelasi (r) nilai koefisien

korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1 (-1≤ r ≤ 1), artinya jika:

1. r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekat 1, hubungan

sangat kuat dan positif)

2. r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekat -1,

hubungan sangat kuat dan negatif)

(48)

Tabel 3.6

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2010:231)

3.9.3 Menentukan persamaan Regresi Linier Ganda

Seluruh data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi

dikumpulkan untuk selanjutnya diklasifikasikan untuk kepentingan penulisan.

Data yang dianggap mendukung penelitian kemudian dianalisis berdasarkan

metode yang digunakan oleh peneliti, sehingga diperoleh uraian yang

diharapkan. Uraian yang diperoleh kemudian diklasifikasikan secara

sistematik untuk dijadikan tulisan laporan.

Persamaan Regresi Linier Ganda

Keterangan :

Y = Kepuasan Kerja

a = Konstanta

X1 = Kompensasi

X2 = Lingkungan Kerja

b = Koefisien Regresi Kompensasi

(49)

Regresi linier berganda dengan persamaan Y = a+b X + b X untuk

menghitung harga-harga a, b1, b2 dapat menggunakan persamaan sebagai

berikut :

Sugiyono (2011:278)

Uji Koefisiensi Determinasi

Menurut Sugiono (2009:231) dalam analisis korelasi terdapat suatu

angka yang disebut dengan koefisien determinasi, yang besarnya adalah

kuadrat dari koefisien determinasi (r2). Koefisien ini disebut koefisien penentu

karena varians yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui

varians yang terjadi pada variabel independen.

Rumus koefisien determinasi :

Sumber : Sugiyono, (2007:275)

Untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh antar variabel, maka

Guilford yang dikutip oleh (Sugiyono, 2008:184), untuk menjelaskan

interprestasi koefisien regresi dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Koefisien Determinasi = r2 x 100%

∑ Y = an + b ∑ X + b ∑ X

∑ X Y = a ∑ X + b ∑ X ² + b ∑ X X

(50)

Tabel 3.7

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi (GUILFORD)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono, (2008:184)

3.10 Pengujian Hipotesis

Untuk mencari hubungan dua variabel atau lebih dapat dilakukan dengan

menghitung korelasi antara variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi

merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua

variabel atau lebih.

Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau independent variabel

yaitu kompensasi (variabel X ) yang terdiri dari kompensasi langsung dan

kompensasi tidak langsung, lingkungan kerja (variabel X ) yang terdiri dari

lingkungan fisik dan lingkungan non fisik sedangkan variabel dependent

adalah kepuasan kerja (Y), dengan memperhatikan karakteristik variabel yang

akan di uji, maka uji statistic yang digunakam melalui perhitungan analisis

regresi linear berganda untuk ke dua variabel tersebut.

Adapun menjadi hipotesis mayor dalam penelitian ini adalah terdapat

pengaruh kompensasi yang terdiri dari kompensasi langsung dan kompensasi

(51)

lingkungan non fisik terhadap kepuasan karyawan Food&Beverage

Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.

3.10.1 Pengujian Koefisien Regresi secara Parsial (uji t)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel independen secara individual.

Sumber : Sugiyono (2007:230)

Keterangan :

t = Distribusi student

r = Koefisien korelasi product moment

n = Banyaknya data

Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan menguji nilai

thitung. Uji t bertujuan untuk menguji tingkat signifikan dari variabel bebas

(X) terhadap variabel terikat (Y). Kriteria untuk menolak dan menerima

hipotesis, pada tingkat kesalahan 5% atau 0,05 pada taraf kepercayaan 95%

dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows.

a. Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Yang artinya

koefisien korelasi berganda yang dihitung tingkat signifikan.

� =r n −

(52)

b. Jika thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Yang artinya

koefisien korelasi berganda yang dihitung tingkat signifikan dan

menunjukkan terdapat pengaruh secara parsial.

3.10.2 Pengujian Koefisien Regresi secara Simultan (uji F)

Uji simultan digunakan untuk mengetahui seberapa besar

peengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen.

Merumuskan hipotesis statistik :

Sumber : Sugiyono, (2007 : 235)

Keterangan :

F = Nilai simultan yang akan dicari

k = Jumlah variabel independen (bebas)

n = Jumlah sampel

r = Nilai koefisien korelasi ganda

Kaidah pengambilan keputusan pegujian hipotesis secara statistik :

1. Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat

pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja.

2. Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

terdapat pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan

kerja.

(53)

Secara statistik, hipotesis yang akan diuji berada pada α = 0,05 dengan

menggunakan derajat dk = (n-3) serta dilakukan dengan uji satu pihak,

yaitu pihak kanan, hipotesis yang akan diuji dalam pengambilam keputusan

penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

a. Ho : p ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif antara kompensasi

dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja.

b. Ha : p > 0, artinya terdapat pengaruh positif antara kompensasi dan

(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh

Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food &

Beverage Departement The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa, maka

dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kompensasi (XІ) mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Boutique

Suite Hotel & Spa.

2. Lingkungan Kerja (XЇ) mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan Food & Beverage Department The Jayakarta Bandung Boutique

Suite Hotel & Spa

3. Kompensasi (XІ) dan Lingkungan Kerja (XЇ) mempunyai pengaruh positif

terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Food & Beverage Department The

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodelogipenelitian. Yogyakarta: BinaAksara.

Desseler, Gary, 1997, Human Resources Management. New jersey : Prentice Hall

International, Inc, Upper Side River.

GouzaliSaydam. 2000.ManajemenSumberDayaManusia, Jilid 2, Jakarta

:GunungAgung,

Gede, Rumadadan I Wayan, Mudiartha, Utama. 2006. PengaruhKompensasi,

Kepemimpinan, danLingkunganKerjaFisikTerhadapKepuasanKerjaKaryawan

Hotel Taman HarumUbudGianyar. Jurnal.

Hariandja, MarihotTua Effendi. 2006. ManajemenSumberDayaManusia. Jakarta :PT.

Grasindo

Hasibuan, Malayu. S.P. 2007.ManajemenSumberDayaManusia, Jakarta : PT.

BumiAksara.

Mangkunegara, A.A.AnwarPrabu. 2005. ManajemenSumberDayaManusia

Perusahaan. Bandung : PT RemajaRondakarya.

Nitisemito, Alex. S., Drs. 1986. ManajemenPersonalia.Jakarta :Ghalia Indonesia.

Panggabean, M.E, Dr. Mutiara. 2004. ManagemenSumberDayaManusia. Ghalia.

(56)

Purwaningrum, Hastuti. PengaruhKomunikasiIntrnal, Kompensasi,

LingkunganKerjaTerhadapKinerjaKaryawanMelaluiMotivasiPada CV.

Medinda Semarang. Jurnal.

Rivai, Veithzal. 2004. ManajemenSumberDayaManusiauntuk Perusahaan.Dari

TeorikePraktik.Jakarta :MuraiKencana.

Riduwan.2011. Dasar-DasarStatistika. Bandung :Alfabeta.

Riduwan, Drs., M.BA.,&Akdon, Prof., Dr., 2007. M.Pd. Rumusdan Data

DalamAnalisisStatistika.Bandung :Alfabeta.

Robbins, Stephen, (2003), PERILAKU Organisasi :Kontroversi, Aplikasi,

EdisiBahasa Indonesia, Jilid 2. Jakarta : PT. Prehallindo.

Rohendi,Eek.2010.PengaruhMotivasiKerjadanLingkunganKerjaTerhadapKinerjaPe

gawai Kantor DinasPendidikan Kota Cimahi (Survey Terhadap PNS

DinasPendidikan Kota Cimahi).Tesis.

Sedarmayanti.2001. Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Bandung

:Mandar Maju.

Sikula, E. Andrew. 1981. Personal Addministration and Human Resources

Management. Jhon Willey & Sons, Inc.

Soekresno.1998. Manajemen Food and Beverage Service.

Sulastiyono, Agus, Drs. 2008. ManajemenPenyelenggaraan Hotel.Bandung

:Alfabeta.

Sudjana 1996.Statistika.Bandung :Tarsito.

(57)

Sudirman.2007. PengaruhPemberianKompensasiKegiatanPenelitianDenganSistem “Orang Jam” (OJ) TerhadapPeningkatanKinerja Di

PusatPemanfaatanSainsAtmosfer Dan Iklim-Lapan.Jurnal.

Siti,Agiatania.2011.PengaruhInsentif,LingkunganKerjadanPromosiJabatanTerhadap

Kepuasan kerjaKaryawan F&B Produk Hotel Horisson Bandung dan Hotel

Novotel Bandung. Skripsi.Bandung.UniversitasPendidikan Indonesia.

Suwatno, Dr, M.SidanTjutju, Prof. Dr. 2009. ManajemenSumberDayaManusia.

Alfabeta, Bandung.

Wulan,Devi.Ariyanti.2011.PengaruhKompensasidanMotivasiKerjaTerhadapLoyalita

Pegawai Di PT. BintangInternusa (studiterhadapPersepsiPegawai di

PT.BintangInternusa.Tesis.

Moeheriono, Dr. Prof, M.Si.2009. PengukuranKinerjaBerbasisKompetensi.Bogor

:Ghalia Indonesia.

Usman,Husaini,Dr.Prof,M.Pd.,M.T.2008.ManajemenTeoriPraktik&RisetPendidikan.

(58)

Gambar

Tabel 1.1 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Ke Objek Wisata
Tabel 1.2 Rata-rata Tingkat Hunian The Jayakarta Bandung
Tabel 1.3 Omset The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa
Tabel 1.4 Tingkat Kehadiran Karyawan Food & Beverage Departement
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Disusun oleh:

Trafik Telepon pada Sistem GSM (Global System Mobile) dengan.. Menggunakan

Tabel 4.22 Hasil Penelitian penerapan teknik Mnemonik dari siklus I-IV... Tabel 4.23 Hasil Belajar siswa setelah diterapkan teknik mnemonik

Penelitian karakterisasi material refraktori ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisis refraktori meliputi analisis komposisi kimia, bentuk butir dan distribusi

[r]

Penelitian ini dilaterbelakangi oleh hasil observasi yang dilakukan di SMP Pasundan 4 Bandung, yaitu terutama dalam menghafal, menghafal adalah kegiatan yang cenderung

Lampiran Nilai panas

Hal ini bisa dilihat dari persoalan yang dialami industri rotan seperti dengan penggunaan kredit dalam jumlah yang besar, bunga Bank yang cukup tinggi, rendahnya