• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN TAYANGAN FIKSI MUSIKAL “APOLOGIA UNTUK SEBUAH NAMA” KARYA REVOLVERE PROJECT DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI : Studi Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X-9 SMA 1 Cicalengka Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEEFEKTIFAN TAYANGAN FIKSI MUSIKAL “APOLOGIA UNTUK SEBUAH NAMA” KARYA REVOLVERE PROJECT DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI : Studi Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X-9 SMA 1 Cicalengka Bandung Tahun Ajaran 2011/2012."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Darmajo, dan Kaligis. (1991). Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1976). Kurikulum SMA Buku I, Buku II. Jakarta: Balai Pustaka.

Hamdani. (2005). Manfaat Media Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Cipta.

Muakhir, A. (2008). Fun Writing; Panduan Menulis untuk Anak-Anak. Jakarta:Penerbitan Sarana Bobo.

Pradopo, R. D. (1993). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rusyana, I. (1998). Buku Materi Pokok Keterampilan Menulis. Jakarta: Karunika. Sadiman, A.S. (2002). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta: CV Rajawali.

Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sarwadi. (1973). “Pengajaran Sastra dan Pembinaan Sastra” dalam Publikasi Keguruan Sastra Seni. Yogyakarta: FKSS IKIP Yogyakarta.

Susilana, Rudi, dan Cepi, R. (2008). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: UPI.

Tarigan, H. G. (1986). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Toegiman, N. (1974). “Beberapa Masalah Pengajaran Sastra di Sekolah

Menengah” dalam Publikasi Keguruan Sastra Seni.Yogyakarta: FKSS IKIP Yogyakarta.

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengajaran sastra seharusnya mampu mendorong pemenuhan tujuan kurikuler yang berkenaan dengan sastra, yakni siswa memiliki pengetahuan dasar tentang apresiasi sastra; siswa memiliki keterampilan mengapresiasi karya sastra Indonesia; dan siswa gemar dan senang mengapresiasi karya sastra Indonesia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1976:5, 10, 16). Hal ini selaras dengan tujuan pengajaran sastra saat ini yaitu memungkinkan manusia mampu menjadikan dirinya sebagai manusia yang utuh, mandiri, berperilaku halus bertoleransi dengan sesamanya, dan menghargai orang lain sesuai dengan harkat dan martabatnya. Oleh karena itu, pembelajaran sastra Indonesia diarahkan kepada pembentukan peserta didik yang berpribadi luhur, memiliki pengetahuan kesastraan, dan bersikap positif dan apresiatif terhadap sastra Indonesia (Departemen

Pendidikan Nasional, 2004: 725). Pengajaran sastra pun hendaknya dapat memenuhi nilai formal pengajaran sastra yaitu mengembangkan rasa etis-estetis para siswa dan menumbuhkan daya kritis serta selektif terhadap karya sastra (Sarwadi, 1973:18).

(3)

bahwa 50% alasan siswa menulis puisi adalah karena tuntutan tugas, sementara jumlah siswa yang menulis puisi karena mempunyai hobi menulis puisi berjumlah 6%. Selebihnya, siswa menulis puisi karena iseng atau tidak punya alasan untuk menulis puisi.

Frekuensi siswa menulis puisi paling banyak hanya dua buah puisi. Hal ini dinyatakan oleh 32% siswa. Sedangkan siswa yang menulis puisi lebih dari lima puisi mencapai 9%. Sebanyak 85% siswa menyatakan memiliki kesulitan menulis puisi di sekolah. Hal tersebut didukung pula oleh data yang menyebutkan sebanyak 47% metode pengajaran menulis puisi di sekolah berupa penugasan. Berdasarkan data ini, diperoleh kesimpulan bahwa siswa kurang menaruh minat pada puisi pun pada pembelajaran menulis puisi di sekolah

Ada beberapa faktor yang menyebabkan pengajaran sastra (khusunya puisi) kurang optimal dan justru lebih menitikberatkan segi historisnya. Faktor-faktor tersebut antara lain Faktor-faktor buku pelajaran, Faktor-faktor sarana, Faktor-faktor guru, Faktor-faktor sistem ujian, dan faktor sastra Indonesia itu sendiri (Toegiman, 1974:16)

(4)

Selain itu, sistem ujian yang ada hingga kini, terutama mata pelajaran sosial, terlihat memntingkan hafalan. Tidak dapat dimungkiri bahwa membuat pertanyaan-pertanyaan ujian yang diarahkan kepada kepekaan apresiasi sastra dinilai lebih sulit.

Di samping itu semua, sebagian besar karya sastra Indonesia yang berbobot literer umumnya ditulis untuk kalangan tertentu. Hal tersebut membuat penetapan karya sastra yang bersifat pedagogis dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai karya yang cocok menjadi agak sulit.

Seperti yang telah dipaparkan di atas, adanya sarana seperti media menjadi salah satu faktor optimalisasi pengajaran sastra di sekolah. Oleh sebab itu, penggunanan media yang tepat diduga mampu meningkatkan kualitas pengajaran sastra (baca: puisi) di sekolah.

Saat ini, perkembangan teknologi pembelajaran telah mendukung lahirnya berbagai media yang kreatif dan inovatif. Hal tersebut hendaknya dapat dimanfaatkan sebagai salah satu referensi dalam memilih media yang tepat untuk pengajaran. Tayangan fiksi musikal merupakan jenis media inovatif yang lahir di era digital ini. Media ini memadukan kreativitas musik-visual-sastra dalam sebuah tayangan. Media ini secara tidak langsung mengajak penonton untuk menikmati tayangan sastra dengan menggunakan beragam indra.

Atas latar belakang tersebut, penulis memilih media tayangan fiksi-musikal “Apologia untuk Sebuah Nama” sebagai media yang digunakan dalam

(5)

puisi. Oleh sebab itu, judul skripsi yang penulis buat adalah Efektivitas Tayangan Fiksi-Musikal “Apologia untuk Sebuah Nama” Karya Revolvere Project dalam Pembelajaran Menulis Puisi (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X -9 SMA Negeri 1 Cicalengka, Bandung Tahun Ajaran 2011/2012).

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Bagian ini akan menjelaskan masalah pokok penelitian yang meliputi identifikasi masalah dan rumusan masalah. Adapun uraiannya sebagai berikut. 1. Identifikasi Masalah

Identifikasi permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian adalah sebagai berikut.

a. Guru kurang terampil dalam memilih dan menerapkan media pembelajaran yang tepat, khususnya dalam pembelajaran menulis puisi. b. Pemilihan media pembelajaran yang kurang tepat dapat mempengaruhi

keberhasilan pembelajaran. 2. Perumusan Masalah

Penelitian ini dapat dirumuskan melalui rumusan masalah sebagai berikut,

a. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis puisi sebelum menggunakan media tayangan fiksi musikal “Apologia untuk Sebuah Nama”?

(6)

c. Adakah perbedaan antara kemampuan siswa dalam menulis puisi sebelum dan sesudah menggunakan media tayangan fiksi musikal “Apologia untuk Sebuah Nama”?

C. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal berikut:

1. Kemampuan siswa dalam menulis puisi sebelum menggunakan tayangan fiksi musikal “Apologia untuk Sebuah Nama”.

2. Kemampuan siswa dalam menulis puisi sesudah menggunakan tayangan fiksi musikal “Apologia untuk Sebuah Nama”.

3. Perbedaan kemampuan menulis puisi sebelum dan sesudah menggunakan tayangan fiksi-musikal “Apologia untuk Sebuah Nama”.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoretis

Manfaat teoretis yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberi manfaat bagi perkembangan media pembelajaran.

2. Praktis

a.Peneliti

(7)

b. Guru

Menambah referensi baru dalam penggunaan media menggunakan tayangan fiksi-musikal “Apologia untuk Sebuah Nama” dalam pembelajaran serta manfaatnya dalam peningkatan kualitas pengajaran di sekolah.

a. Siswa

Mendapat pengalaman belajar yang baru dengan menggunakan tayangan fiksi-musikal “Apologia untuk Sebuah Nama” serta dapat memudahkan eksplorasi pengetahuan.

b. Pembaca

(8)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di SMA 1 Cicalengka yang beralamat di Jl. H. Darham 42, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

2. Subjek Penelitian

(9)

Tabel 3.1

Daftar Jumlah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cicalengka

Kelas Jumlah

X-1 40

X-2 40

X-3 40

X-4 40

X-5 39

X-6 41

X-7 40

X-8 40

X-9 34

X-10 40

Berdasarkan populasi di atas, penulis menentukan sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, Sampel yang diambil dari populasi harus representatif. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sampel bertujuan atau purposive sample. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X-9 SMAN 1 Cicalengka

(10)

B. Desain penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan. Tahap-tahap tersebut digambarkan dalam bagan berikut ini.

1. Pemilihan metode dan teknik penelitian 2. Penyusunan Instrumen penelitian 3. Penentuan subjek penelitian 1. Pelaksanaan pretest (tes awal)

2. Memberikan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media tayangan fiksi musikal

3. Pelaksanaan posttest (tes akhir) 1. Menganalisis hasil pretest dan posttest

2. Melakukan uji reliabilitas antarpenimbang untuk skor tes awal dan tes akhir

3. Menguji normalitas dan homogenitas tes awal dan tes akhir 4. Melakukan uji signifikansi perbedaan rata-rata tes awal dan tes akhir serta uji hipotesis

5. hasil penelitian dan analisis hasil angket

Bagan 3. 1. Tahap-tahap Penelitian

C. Metode penelitian

Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu atau kuasi tanpa adanya kelas kontrol. Tujuan pemilihan metode tersebut adalah agar satu kelompok tersebut mendapatkan pelatihan yang intens dan terencana sehingga hasil yang diperoleh bisa maksimal.

Kelompok yang mendapatkan perlakuan tersebut dinamakan kelompok eksperimen. Penelitian metode ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai

(11)

yaitu menguji penggunaan media tayangan fiksi musikal dalam pembelajaran menulis puisi di satu kelas atau dengan kata lain untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Istilah pre-experimental design merujuk pada penelitian yang dilakukan terhadap satu kelompok tanpa adanya kelompok kontrol atau pembanding.

Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest one group design. Keuntungan dari rancangan ini adalah prates bisa memberi landasan

untuk membuat komparasi prestasi subjek yang sama sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Rancangan ini terdiri atas satu kelompok yang telah ditentukan. Dalam rancangan ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen (O1) disebut pretest dan observasi sesudah eksperimen yang disebut posttest.

Bagan 3.2

The One Group Pretest-Posttest

(Arikunto, 2006: 85) E : kelompok eksperimen

O1 : tes awal (pretest) menulis puisi di kelas ekperimen O2 : tes akhir (posttest) menulis puisi di kelas eksperimen

X : perlakuan pada kelompok eksperimen menggunakan media tayangan fiksi musikal

Langkah-langkah yang peneliti tempuh dalam penelitian metode ini adalah sebagai berikut :

(12)

1. Mengadakan pretest untuk mengukur kemampuan menulis puisi siswa sebelum perlakuan diberikan.

2. Memberikan perlakuan berupa penggunaan media tayangan fiksi musikal dalam pembelajaran menulis puisi kepada siswa.

3. Mengadakan posttest untuk mengukur kemampuan meyimak cerita rakyat siswa setelah diberi perlakuan.

D. Definisi operasional

Dalam bagian ini, dijelaskan mengenai definisi dari masing-masing variabel yang dijadikan kata kunci penelitian. Adapun kata kunci yang digunakan dalam penelitain ini sebagai berikut

1. Keefektifan pembelajaran adalah tingkat ketercaaian tujuan pembelajaran

atau sejauh mana proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif apabila sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2. Fiksi-Musikal perpaduan antara cerita, musik, dan gambar menjadi

bentuk kreatif baru yang utuh.

3. Pembelajaran Menulis Puisi adalah proses menjadikan peserta didik atau

siswa dpat menulis puis sesuai dengan unsur-unsur pembangunpuisi.

4. Kemampuan Menulis Puisi adalah kemampuan siswa menulis dengan

(13)

E. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen untuk tes. Arikunto (2006: 150) mengartikan tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar Tes Menulis Puisi

Lembar tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis puisi. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada saat tes awal dan tes akhir, sedangkan untuk perlakuan dilakukan sebanyak satu kali. Pada saat perlakuan, siswa mendapakan materi menulis puisi dengan menggunakan media tayangan fiksi musikal. Pada saat tes akhir siswa mengisi lembar tes yang sama seperti tes awal dengan pemberian materi menggunakan media tayangan fiksi musikal.

(14)

setelah mempelajari sesuatu (Arikunto, 2006: 151). Tes prestasi diberikan setelah siswa belajar menulis puisi. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis puisi. Berikut ini adalah contoh lembar tes menulis puisi.

Tabel 3.2

Soal Menulis Puisi

.

Sebelum pengumpulan data dilakukan, peneliti harus membuat kriteria penilaian tes menyimak sebagai acuan peneliti dalam menganalisis hasil tes (skor) menulis puisi siswa. Hal ini dilakukan untuk mengukur dan mengetahui persentase kemampuan siswa dalam menulis puisi sebelum dan sesudah diberi perlakuan menggunakan media tayangan fiksi musikal. Skor hasil tes menulis puisi siswa tersebut kemudian dibandingkan dengan tolak ukur kriteria penilaian

berikut ini.

Soal Menulis Puisi

Nama : Kelas : Tanggal :

Bacalah petunjuk di bawah ini sebelum mengerjakan soal: 1. Jangan menyontek

2. kerjakan semampu kalian

(15)

Tabel 3.4

Tolak Ukur Kriteria Penilaian Tes Menulis puisi

No Aspek Nilai

1 Tema

Isi sesuai dengan tema 4

Isi berkaitan dengan tema 3

Isi puisi kurang sesuai dengan tema 2

Isi puisi tidak sesuai dengan tema 1

2 Diksi

Pemilihan kata dan ungkapan baik, tepat, jelas dan bervariasi 4

Pemilihan kata dan ungkapan sudah baik tetapi belum bervariasi 3

Pemilihan kata dan ungkapan masih sederhana dan sangat terbatas 2

Pemilihan kata dan ungkapan sangat sederhana dan tidak bervariasi 1

3 Pengimajian

Penggunaan kata-kata dapat menimbulkan suasana khusus pembaca dan gambaran yang mendalam

4

Penggunaan kata-kata dapat menimbulkan suasana khusus pembaca, tetapi kurang mendalam

3

Penggunaan kata-kata kurang menimbulkan suasana khusus pembaca dan gambaran yang mendalam

2

Penggunaan kata-kata tidak menimbulkan suasana khusus pembaca dan gambaran yang mendalam

1

4 Rima

Larik-lariknya kaya akan rima dan menimbulkan musikalitas yang tinggi 4

Larik-lariknya kaya akan rima, tetapi kurang menimbulkan musikalitas yang tinggi

3

Larik-lariknya kurang kaya akan rima 2

Tidak ada rima dalam lariknya 1

5 Bahasa Figuratif

Puisinya kaya akan majas dan tepat penggunaannya 4

Sedikit menggunakan majas, tetapi tepat penggunaannya 3

Sedikit menggunakan majas dan kurang tepat penggunaannya 2

Tidak terdapat majas 1

(16)

Nada dan suasana puisi saling berhubungan sehingga nada puisi mampu menimbulkan suasana terhadap pembaca

4

Nada dan suasana puisi masih cukup berhubungan sehingga nada puisi masih mampu menimbulkan suasana terhadap pembaca

3

Nada dan suasana puisi kurang berhubungan sehingga nada puisi kurang mampu menimbulkan suasana terhadap pembaca

2

Nada dan suasana puisi tidak berhubungan sehingga nada puisi tidak mampu menimbulkan suasana terhadap pembaca

1

7 Amanat

Puisi sarat akan moral yang mendalam, indah dan bermanfaat 4

Puisi mengandung pesan moral, tetapi kurang mendalam 3

Puisi kurang mengandung pesan moral 2

Puisi tidak mengandung pesan moral 1

Nilai akhir = Pemerolehan skor x skor ideal (100) = ....

Skor maksimum

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(17)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

A. Identitas

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Cicalengka Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas/ Semester : X/ 1

Alokasi Waktu : 6 X 45 menit (3 pertemuan)

Standar Kompetensi : Menulis

8. Mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan menulis puisi

Kompetensi Dasar : 8.2 Menuliskan puisi baru dengan memperhatikan bait,

irama,dan rima

Indikator

1. Mengidentifikasi puisi baru berdasarkan bait, irama, dan rima 2. Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima 3. Menanggapi puisi baru yang dibuat teman

B. Tujuan Pembelajaran

(18)

C. Materi Pembelajaran

1. Contoh puisi baru

2. Ciri-ciri puisi baru

3. Bait

4. Rima dan Irama

D. Metode Pembelajaran

Inkuiri, tanya jawab, penugasan, unjuk kerja

E. Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah

Pertemuan 1

1. Kegiatan awal :

a. Mengecek kesiapan siswa b. Mengecek kehadiran siswa

c. Melakukan apersepsi dengan memotivasi siswa untuk membaca cerita rakyat

d. Memberitahu materi yang akan disampaikan

e. Mengarahkan pemahaman siswa tentang pembelajaran hari ini 2. Kegiatan inti :

Kegiatan Eksplorasi

a. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa mengenai puisi, unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang terdapat dalam puisi

(19)

Kegiatan Elaborasi

a. Siswa mengisi lembar tes menulis puisi (Prates) yang telah disediakan b. Siswa menulis puisi bertema “Ibu”

c. Siswa menanggapi puisi karya temannya

Kegiatan konfirmasi

a. Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan pembelajaran menulis puisi b. Guru memberikan komentar tentang hasil kerja siswa

c. Siswa memberikan simpulan tentang menulis puisi d. Guru memberikan penguatan

3. Kegiatan penutup

a. Siswa diminta untuk menyampaikan kesan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar terhadap pembelajaran yang baru berlangsung sebagai kegiatan refleksi.

b. Guru memberikan penguatan terhadap refleksi yang dilakukan oleh para siswa

Pertemuan 2

1. Kegiatan awal :

a. Mengecek kesiapan siswa b. Mengecek kehadiran siswa c. Melakukan apersepsi

d. Memberitahu materi yang akan disampaikan

(20)

2. Kegiatan inti :

Kegiatan Eksplorasi

a. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa untuk mengingatkan kembali mengenai materi puisi

b. Guru mengingatkan kembali langkah-langkah menulis puisi

Kegiatan Elaborasi

a. Siswa mengisi lembar tes menulis yang telah disediakan

b. Siswa menyaksikan tayangan fiksi musikal yang bertema ibu dengan judul

“Apologia untuk Sebuah Nama”

c. Siswa membuat puisi bertema “Ibu” berdasarkan tayangan fiksi musikal

“Apologia untuk Sebuah Nama”

d. Siswa menanggapi puisi karya temannya

Kegiatan konfirmasi

a. Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan pembelajaran menulis puisi b. Guru memberikan komentar tentang hasil kerja siswa

c. Siswa memberikan simpulan tentang menulis puisi d. Guru memberikan penguatan

3. Kegiatan penutup

(21)

b. Guru memberikan penguatan terhadap refleksi yang dilakukan oleh para siswa

Pertemuan 3

1. Kegiatan awal :

a. Mengecek kesiapan siswa b. Mengecek kehadiran siswa

c. Melakukan apersepsi dengan memotivasi siswa untuk gemar menulis puisi.

d. Memberitahu materi yang akan disampaikan

e. Mengarahkan pemahaman siswa tentang pembelajaran hari ini

2. Kegiatan inti :

Kegiatan Eksplorasi

a. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa untuk mengingatkan kembali mengenai materi menulis puisi

Kegiatan Elaborasi

a. Siswa mengisi lembar tes menulis puisi (posttest) yang telah disediakan

Kegiatan konfirmasi

a. Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan pembelajaran menulis puisi b. Guru memberikan komentar tentang hasil kerja siswa

(22)

3. Kegiatan penutup

a. Siswa diminta untuk menyampaikan kesan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar terhadap pembelajaran yang baru berlangsung sebagai kegiatan refleksi.

b. Guru memberikan penguatan terhadap refleksi yang dilakukan oleh para siswa

c. Siswa diminta untuk mengisi angket yang telah disediakan

F. Sumber Belajar

1. Buku “Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia”, kelas X SMA, Adi Abdul Somad dkk dan

2. Lembar kerja siswa

G. Alat/ Media

Laptop, media tayangan fiksi musikal berjudul “Apologia untuk sebuah

nama”

H. Penilaian

1. Jenis Tagihan : Tugas individu

(23)

F. Teknik pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang peneliti peroleh dengan menggunakan teknik tes dan angket. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis data penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian perlu dipantau agar data yang diperoleh dapat terjaga tingkat validitas dan

reliabilitasnya.

Data yang didapat diperoleh melalui tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150). Tes dibagi menjadi dua, yaitu pretest dan posttest. Pretest dilakukan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam menulis puisi sebelum diberi perlakuan media tayangan fiksi musikal dan posttest dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis puisi

setelah diberi perlakuan media tayangan fiksi musikal.

G. Analisis data

Teknik pengolahan data pada penelitian ini dilakukan melalui perhitungan statistik. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui silsilah rata-rata nilai prates dan pascates untuk masing-masing aspek yang dinilai sebagai indikator efektivitas perlakuan berupa penggunaan media tayangan Fiksi

(24)

Adapun langah-langkah pengolahan data dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1) Menganalisis data prates dan pascates. Langkah-langkah analisis data dilakukan dengan cara:

a) Menganalisis hasil menulis puisi siswa

b) Mengubah skor prates dan pascates menjadi nilai dengan rumus: � � = skor sis w a

skor tot al × 100

2) Melakukan uji reabilitas antar penimbang. Uji reabilitas antar penimbang ini digunakan untuk mengetahui tingkat reabilitas penilaian antara penguji yang satu dan penguji lainnya bagi setiap testi. Uji reabilitas dilakukan dengan mencari nilai

�� ��2

= ��

2

− ( �)2

�� �2 ( � )2

− ( �)2

��� � �2�= �2 – �

2

,

�� �2 = �2� − 2� − 2

(25)

Tabel 3.4

Setelah itu, dilakukan penghitungan reabilitasnya dengan rumus: �11 =Vt−Vkk

Vt

Keterangan:

r11 : reabilitas yang dicari Vt : variansi dari testi Vkk : variansi dari kekeliruan

Selanjutnya nilai tersebut dilihat dalam table Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.5

Tabel Guilford

Nilai Tingkat Korelasi

< dari 0,20 Tidak ada korelasi

0,20-0,40 Korelasi rendah

0,40-0,60 Korelasi sedang

0,60-0,80 Korelasi tinggi

0,80-0,99 Korelasi tinggi sekali

(26)

3)Melakukan uji normalitas nilai menulis puisi siswa hasil prates dan posttes dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat adalah sebagai berikut.

�2= (� − �ℎ)

fo = Frekuensi yang diobservasi

fh = Frekuensi yang diharapkan

Dalam Skripsi ini, pengujian normalitas dibantu dengan aplikasi SPSS 16.0 For Windows.

4) Melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan dengan langkah sebagai berikut. (1) Mencari rata-rata dari perbedan prates dan pascates

(27)

Kriteria pengujian: “tolak Ho jika thitung > ttabel, dalam hal lain Ho diterima”. Jika

, maka Ho diterima dan hipotesis kerja ditolak. Artinya penggunaan

penggunaan media tayangan Fiksi Musikal “Apologia untuk Sebuah Nama”tidak efektif digunakan dalam pembelajaran menulis puisi. Akan tetapi, jika , maka Ho ditolak dan hipotesis kerja diterima. Artinya penggunaan

media tayangan Fiksi Musikal “Apologia untuk Sebuah Nama” efektif diterapkan

dalam pembelajaran menulis puisi.

(28)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitiaan, pengolahan, dan analisis data yang telah dilakukan penulis, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan. Berikut simpulan penulis mengenai penelitian terhadap efektivitas penerapan media tayangan fiksi musikal “Apologia untuk SebuahNama” dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas kelas X-9 SMA 1 Cicalengka.

1. Nilai rata-rata siswa menulis puisi prates sebesar 57. 2. Nilai rata-rata siswa menulis puisi pascates sebesar 70.

3. Terdapat perbedaan kemampuan menulis siswa pada awal tes (prates) sebelum menggunakan media tayangan fiksi musikal “Apologia untuk

Sebuah Nama” pada saat tes akhir (pascates). Hal ini dapat dilihat dari

hasil uji signifikansi terhadap perbedaan rata-rata pada dua tes tersebut. Adapun perbedaan rata-rata prates sebesar 57 sedangkan rata-rata pada pascates 70. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan menulis puisi siswa meningkat setelah menggunakan media tayangan fiksi musikal “Apologia

untuk Sebuah Nama”.

(29)

perhitungan uji t tersebut membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan penulis (Ha) diterimadalam taraf signifikansi 95% dan ἀ = 0,05. Hasil perhitungan uji t tersebut membuktikan terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis puisi yang menggunakan media tayangan fiksi musikal “Apologia untuk Sebuah Nama” dan sebelum menggunakan media tersebut. Artinya, hipotesis yang diajukan penulis (Ha) diterima atau media tayangan fiksi musikal “Apologia untuk Sebuah Nama” efektif digunakan dalam pembelajaran menulis puisi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitiaan, pengolahan, dan analisis data yang telah diuraikan penulis, ada beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pembelajaran menulis puisi khususnya dan pembelajaran bahasa Indonesia umumnya.

1) Media tayangan fiksi musikal “Apologia untuk Sebuah Nama” merupakan salah satu alternatif yang layak dikembangkan untuk mengatasi rendahnya minat siswa dalam pembelajaran menulis. Untuk mencapai keberhasilan yang diinginkan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran perlu didukung oleh semua pihak penyelenggara pendidikan. Selain itu, kesediaan guru melakukan perubahan pola dan model pengajaran yang selama ini dipraktikan juga sangat penting.

(30)

Nama”. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi saat proses pembelajaran berlangsung serta memudahkan siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran misalnya daya konsentrasi dan psikologis siswa.

3) Penulis berharap para pendidik yang menggunakan media tayangan fiksi musikal “Apologia untuk Sebuah Nama” dalam pembelajaran menulis hendaknya lebih inovatif lagi memilih tema yang akan ditayangkan. Selain itu, tayangan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 4) Penulis berharap ada penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan media

tayangan fiksi musikal “Apologia untuk Sebuah Nama” dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya dalam pembelajaran menulis.

5) Sikap tanggap pengelola pendidikan dan instansi yang berkewenangan dalam pengembangan kinerja tenaga pendidik, merupakan faktor penentu bagi keberhasilan dan efektivitas pengembangan media tayangan fiksi musikal “Apologia untuk Sebuah Nama”. Karena itu hasil penelitian ini sebaiknya dapat dijadikan bahan masukan dalam rangka penyusunan kurikulum pendidikan atau latihan tenaga kependidikan di sekolah.

(31)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

1. Identifikasi Masalah ... 4

2. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Teoretis ... 5

2. Praktis ... 5

BAB II PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DAN MEDIA FIKSI MUSIKAL A. Ihwal Menulis Puisi... 7

1. Ihwal Menulis ... 7

a. Pengertian ... 7

b. Tujuan Menulis ... 8

2. Ihwal Puisi ... 9

a. Pengertian ... 9

b. Unsur-Unsur Puisi ... 10

(32)

B. Ihwal Media Tayangan Fiksi Musikal ... 16

1. Ihwal Media ... 16

a. Pengertian Media ... 16

b. Kegunaan dan Fungsi ... 17

c. Landasan Penggunaan ... 18

d. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 20

2. Ihwal Fiksi Musikal ... 21

a. Pengertian ... 21

b. Teknis Pembuatan ... 22

C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 23

1. Kerangka Pemikiran ... 23

2. Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 25

1. Lokasi... 25

2. Subjek Penelitian ... 25

B. Desain Penelitian ... 27

C. Metode Penelitian ... 27

D. Definisi Operasional ... 29

E. Instrumen Penelitian ... 30

1. Lembar Tes Menulis Puisi ... 30

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 33

F. Teknik Pengumpulan Data ... 40

G. Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 45

(33)

1. Hasil Penelitian Prates ... 58

a. Uji Reliabilitas antar Penimbang ... 58

b. Uji Normalitas ... 62

2. Hasil Penelitian Pascates... 64

a. Uji Reliabilitas antar Penimbang ... 64

b. Uji Normalitas ... 69

3. Uji Hipotesis ... 71

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 78

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.4
Tabel 3.4 Format ANAVA

Referensi

Dokumen terkait

MODEL CONCEPTUAL CHANGE PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF SISWA SMA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling rendah di beberapa Kecamatan Dairi yaitu 1,77 di Kecamatan Siempat Nempu Hulu Desa Sungai Raya.. Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling

Yang berhak mengajar pada semester bersangkutan adalah dosen yang tidak sedang dalam tugas belajar (studi lanjut) atau dosen yang sedang tugas belajar

Taking into account that the customs activity is also recognised as a key to effectively fulfilling the duties entrusted to other state bodies such as those in the area of

bahwa dipandang perlu untuk menambah keanggotaan Team Pertimbangan Hak Guna Usaha Perkebunan Besar dengan seorang pejabat dari Direktorat Landreform Direktorat Jenderal

Peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Indonesia diantaranya adalah melakukan syiar Islam, memberikan fasilitas kepada komunitas Muslim China bermazhab hanafi,

Persepsi pantangan makan pada ibu setelah melahirkan di Samarinda, dapat memberikan dampak terhadap gangguan gizi jika tidak diberikan edukasi dan pemahaman yang