• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS-EKONOMI : Studi Eksperimen di SMA Nusantara Indah Sintang Kalimantan Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS-EKONOMI : Studi Eksperimen di SMA Nusantara Indah Sintang Kalimantan Barat."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Nasionalisme merupakan salah satu paham untuk mengingatkan kita akan hal kegigihan usaha para pejuang Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Nasionalisme adalah suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan (Kohn,1984:11). Pikiran yang sangat mendalam akan suatu ikatan yang erat dengan tanah tumpah darahnya, dengan tradisi-tradisi setempat dan penguasa-penguasa resmi di daerahnya selalu ada di sepanjang sejarah dengan kekuatan yang berbeda-beda.

Nasionalisme dalam arti kata modern menjadi suatu perasaan yang diakui secara umum. Nasionalisme ini makin lama makin kuat peranannya dalam membentuk semua segi kehidupan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat pribadi.

Dahulu kesetiaan orang tidak ditujukan kepada negara kebangsaan, melainkan kepada berbagai macam bentuk kekuasaan sosial, organisasi politik atau raja feodal, dan kesatuan ideologi seperti misalnya suku atau klan, negara kota, atau raja feodal, kerajaan dinasti, gereja atau golongan keagamaan.

(2)

2

bagi nasionalisme adalah kesediaan untuk ikut berjuang melawan penjajah. Setelah merdeka, nasionalisme mempunyai objek bangsa dan negara sendiri sebagai penentu kadar nasionalisme seseorang. Dengan demikian nasionalisme dewasa ini berkembang dari persepsi individu warga negara terhadap negaranya.

Semangat nasionalisme sangat penting untuk dimiliki setiap individu terutama generasi muda, dalam hal ini siswa. Namun, ada anggapan yang mengatakan generasi muda tidak memiliki semangat nasionalisme. Bahkan ada pula yang mengatakan semangat nasionalisme itu ada, hanya saja tidak ada pemicu yang dapat membuat semangat nasionalisme itu tampak.

Berbagai cara harus dilakukan untuk memicu semangat nasionalisme dalam diri siswa. Salah satu pemicu di tingkat lembaga pendidikan adalah melalui buku sekolah elektronik serta pengembangannya dalam silabus sebagai pembinaan jiwa.

Peluncuran buku sekolah elektronik (BSE) gratis merupakan respon pemerintah untuk menjamin ketersediaan buku yang murah, terjangkau, dan berkualitas. Kebijakan tersebut memberikan manfaat bagi institusi pendidikan, khususnya guru dan siswa.

(3)

Pedoman dasar untuk menentukan kelayakan isi buku adalah kesesuaiannya dengan kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum. Bahan materi yang dikembangkan memungkinkan bagi peserta didik untuk merangsang kreativitas dan inspiratif.

Kedekatan pada dunia peserta didik juga merupakan hal yang patut ditelaah. Hal yang juga penting adalah tidak mengandung kesalahan logika, konsep, prinsip dan paradigma keilmuan serta tidak mengundang konflik, salah satunya terhadap nilai kebangsaan atau nilai nasionalisme.

Contoh-contoh dalam buku pelajaran yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia sudah saatnya diganti. Memperkenalkan keragaman budaya Indonesia sejak dini lebih berarti dan mempunyai nilai bagi siswa. Salah satunya penanaman nilai-nilai nasionalisme melalui buku sekolah elektronik bahasa Indonesia bagi siswa sekolah dasar kelas rendah (kelas I sampai dengan III) serta pengembangannya dalam silabus.

Melalui penelitian nilai nasionalisme dalam BSE ini akan memberikan manfaat bagi penulis buku khususnya di tingkat sekolah dasar agar lebih memperhatikan tentang penanaman nilai nasionalisme sejak dini. Dengan hal seperti itu, akan lebih membantu guru untuk mengarahkan nilai nasionalisme pada diri siswa melalui sikap dalam kehidupan sehari-hari.

(4)

4

Berdasarkan hasil pengamatan dan permasalahan-permasalahan yang diutarakan dalam latar belakang, maka identifikasi masalah yang akan menjadi bahan penelitian adalah berikut ini.

1) Nilai yang menjadi pusat perhatian penelitian ini adalah mengenai nilai nasionalisme.

2) Buku yang menjadi sumber data penelitian ini adalah buku sekolah elektronik bahasa Indonesia untuk sekolah dasar kelas I-III.

3) Silabus yang dikembangkan untuk menjabarkan nilai nasionalisme adalah silabus bahasa Indonesia sekolah dasar kelas I-III.

Berdasarkan hal di atas, dapat penulis rumuskan bahwa penelitian ini bukan merupakan penelitian yang menguji teori melainkan studi deskriptif terhadap -nilai nasionalisme yang ada dalam buku sekolah elektronik bahasa Indonesia untuk sekolah dasar kelas rendah serta pengembangan silabus dan hasil belajar siswa.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis membuat rumusan masalah berikut ini.

1) Nilai nasionalisme apa sajakah yang terkandung dalam buku sekolah elektronik bahasa Indonesia untuk sekolah dasar kelas rendah?

(5)

3) Pengembangan silabus bahasa Indonesia seperti apakah yang sesuai dengan nilai nasionalisme?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1) mendeskripsikan nilai nasionalisme yang terkandung dalam buku sekolah elektronik bahasa Indonesia untuk sekolah dasar kelas rendah;

2) mendeskripsikan nilai nasionalisme yang paling dominan terkandung dalam buku sekolah elektronik bahasa Indonesia untuk sekolah dasar kelas rendah; 3) mendeskripsikan pengembangan silabus bahasa Indonesia yang sesuai dengan

nilai nasionalisme.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi kepenulisan buku ajar, khusunya di sekolah dasar kelas rendah agar lebih memperhatikan tentang penanaman nilai nasionalisme sejak dini. Dengan hal seperti itu, akan lebih membantu guru untuk mengarahkan nilai nasionalisme pada diri siswa melalui sikap dalam kehidupan sehari-hari.

1.6 Definisi Istilah

Adapun definisi istilah dalam penelitian ini, penulis susun berikut ini.

(6)

6

Nilai nasionalisme yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah nilai kebangsaan yang ada di dalam buku sekolah elektronik bahasa Indonesia untuk sekolah dasar kelas I-III. Nilai kebangsaan tersebut berupa dasar pertimbangan yang berharga bagi seseorang atau organisasi untuk menentukan sikap dan perilaku berupa perasaan cinta atau bangga terhadap tanah air dan bangsa berdasarkan prinsip kebersamaan, persatuan dan kesatuan, demokrasi/demokratis dengan melaksanakan dan mengembangkan sikap serta perilaku kehidupan sehari-hari sebagai berikut:

1. kerukunan yang dilandasi ke-Tuhanan Yang Maha Esa; 2. rela berkorban untuk bangsa dan negara;

3. menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar; 4. gotong royong;

5. tolong-menolong; 6. berkeadilan sosial; 7. tahan derita dan tahan uji; 8. keteladanan;

9. pewarisan; 10. ketokohan.

2) Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas Rendah

(7)

untuk sekolah dasar kelas I-III yang hak ciptanya telah dibeli pemerintah yang disediakan bagi masyarakat secara gratis dalam bentuk buku elektronik yang dapat diunduh dari situs http://www.bse.depdikans.go.id.

3) Silabus Bahasa Indonesia

(8)

22 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai adalah metode penelitian analisis kualitatif dengan teknik analisis isi. Metode tersebut dipilih karena penulis akan melakukan proses analisis berupa penentuan nilai nasionalisme yang ada di dalam Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas Rendah.

Dalam penelitian ini, penulis akan menggali lebih dalam permasalahan yang akan diteliti. Penelitian metode analisis kualitatif bersifat sangat komunikatif karena dalam memberikan informasi begitu detail dengan penjelasan atau gambaran tentang ruang lingkup yang diteliti.

Adapun teknik penelitian yang penulis pilih dalam penelitian ini adalah teknik analisis isi. Menurut Fraenkel, analisis isi adalah “a tecnique that enables researchers to study human behavior in an indirect way, through an analysis of their communications” (Fraenkel, 2006: 483) (sebuah teknik yang memungkinkan para peneliti untuk mempelajari tingkah laku manusia dalam satu cara yang tidak langsung, melalui satu analisis pada komunikasi mereka).

(9)

kelas I-III baik tampilan verbal (kata-kata, kalimat, wacana) maupun visual (gambar) yang merujuk pada tingkah laku yang bermaksud pada kecintaan pada bangsa Indonesia yang melahirkan semangat juang, rela berkorban, dan bersikap tulus tanpa pamrih untuk kejayaan bangsa Indonesia. Kemudian Pengembangannya dalam silabus bahasa Indonesia sekolah dasar kelas I-III.

Adapun tahap penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) mengidentifikasi masalah yang akan penulis teliti;

2) mulai mengenal atau terlibat dengan proses dan konteks dari sumber informasi;

3) melakukan eksplorasi terhadap sumber-sumber yang memungkinkan dari informasi yang digali;

4) mulai terlibat dengan beberapa (6 sampai 10) contoh dari dokumen yang relevan;

5) menyeleksi unit analisis;

6) membuat protokol (semacam coding form) dan membuat daftar beberapa item atau kategori untuk membimbing pengumpulan data dan draft protokol (semacam data collection sheet);

7) melakukan pengujian protokol dengan mengoleksi data dari beberapa dokumen;

(10)

24

9) penentuan sampling rasional dan strateginya, teoretikal, kluster, atau stratifikasi acak (yang dicatat biasanya penentuan proses penelitian dan mengulang data-data yang diperoleh selama proses berlangsung);

10) melakukan komparasi dan kontras hal-hal yang ekstrem dan pemilihan kunci-kunci perbedaan yang muncul dalam setiap kategori atau item teks; 11) melakukan kombinasi antarsemua data dan contoh-contoh kasus yang ada.; 12) dalam presentase data memungkinkan mencantumkan kutipan-kutipan hasil

wawancara atau narasi-narasi observasi yang dilakukan serta membuat ilustrasi-ilustrasi berdasarkan rangkuman protokol informasi untuk setiap kasus yang dianalisis (semua dilakukan dengan critical thinking dan analisis).

13) mengintegrasikan semua temuan data dengan interpretasi peneliti dan konsep-konsep kunci dalam format yang berbeda.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

(11)

3.3 Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian deskriptif berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, sebagai data formal adalah kata-kata, kalimat, dan wacana (Ratna, 2004: 47).

Wujud data utama dalam penelitian ini berupa kata-kata, kalimat, wacana, dan gambar yang terdapat dalam buku sekolah elektronik bahasa Indonesia untuk sekolah dasar kelas I-III yang sudah beredar di Indonesia.

Data sekunder, penulis peroleh dari literatur buku-buku, majalah, surat kabar, internet, serta penelitian-penelitian terdahulu yang akan penulis gunakan untuk menambah perspektif dan ketajaman analisis peneliti dalam menjawab permasalahan penelitian ini.

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini.

1) Data diseleksi dengan menggunakan teknik kartu untuk menentukan nilai nasionalisme.

(12)

26

Tata cara pengkodean yang penulis gunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

(a) kode 1 untuk data yang tergolong kerukunan yang dilandasi ke-Tuhanan Yang Maha Esa;

(b) kode 2 untuk data yang tergolong rela berkorban untuk bangsa dan negara;

(c) kode 3 untuk data yang tergolong menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar;

(d) kode 4 untuk data yang tergolong gotong-royong; (e) kode 5 untuk data yang tergolong tolong-menolong; (f) kode 6 untuk data yang tergolong berkeadilan sosial;

(g) kode 7 untuk data yang tergolong tahan derita dan tahan uji; (h) kode 8 untuk data yang tergolong keteladanan;

(13)

3) Data dianalisis berdasarkan pendekatan kompas.

4) Data diinterpretasikan untuk mengetahui kualitas nilai nasionalisme. 5) Setelah penulis analisis dan interpretasi, penulis menarik kesimpulan dan

saran berupa silabus yang mengarahkan pada penerapan nilai nasionalisme melalui indikator.

3.5 Penyajian Analisis Data

Penyajian analisis data menggunakan metode penyajian informal. Metode penyajian informal merupakan metode penyajian data berupa perumusan dengan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 145).

(14)

3.6 Kerangka Berpik

litian ini dilakukan dengan draf sederhana di ba

elitian

men penelitian yang penulis gunakan adalah di b

igunakan untuk mengumpulkan data dan meng kategori yang telah penulis tentukan. Adapun f BSE bahasa Indonesia untuk SD Kelas I

Analisis Isi Dokumen

Hasil analisis data penelitian

Pengembangan Nilai Nasionalisme dalam Silabus Bahasa Indonesia Sekolah Dasar Ke

(15)

2) Silabus

(16)

125 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Di dalam penyusunan tesis ini disadari masih harus membutuhkan waktu yang panjang untuk dapat membuat simpulan yang sempurna. Simpulan yang tersusun dalam tesis ini hanyalah merupakan sebagian kecil dari sebuah simpulan yang utuh untuk menghasilkan sebuah penelitian yang akurat. Namun, penelitian ini akan menjadi sebuah motivasi untuk melakukan banyak hal bagi perkembangan dunia pendidikan.

Berdasarkan hasil penganalisisan nilai nasionalisme dalam Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas Rendah, dihasilkan beberapa simpulan berikut ini.

(17)

2) Apabila dipersentasikan nilai nasionalisme yang terkandung dalam Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar di Kelas Rendah didominasi oleh klasifikasi nilai nasionalisme nomor 3 (menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar) sebesar 39.4% karena buku sekolah elektronik yang penulis pilih adalah buku sekolah elektronik dari mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut berarti nilai nasionalisme dalam buku tersebut lebih cenderung dikemas berhubungan dengan kebahasaan dengan maksud untuk mengarahkan siswa bukan hanya mengenal bahasa Indonesia tetapi bangga dan cinta bahasa Indonesia dengan cara menggunakan bahasa Indonesia tersebut dengan baik dan benar.

(18)

127

4) Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia di Kelas Rendah yang diteliti tidak ditemukan dalam hal konsep maupun contoh-contoh yang berhubungan dengan berkeadilan sosial, tahan uji dan tahan derita, serta ketokohan. Padahal pengembangan sikap-sikap tersebut tidak kalah pentingnya dimunculkan sejak dini di sekolah dasar sebagai bekal awal siswa memupuk nilai nasionalisme dalam diri mereka.

5) Di samping itu, dalam Buku Sekolah Elektronik Bahasa Indonesia di Kelas Rendah yang diteliti tidak ditemukan konsep ataupun contoh-contoh perilaku yang mengarahkan pada hal-hal yang negatif seperti sukuisme maupun Chauvinisme. Sehingga bekal sikap nilai nasionalisme yang diberikan kepada siswa sangatlah tepat.

6) Dalam memupuk nilai nasionalisme di kelas rendah selain melalui buku sekolah elektronik, pengembangan silabus pun dapat membantu guru mengembangkan nilai nasionalisme bagi siswa. Alangkah baiknya dalam pengembangan silabus, guru juga memperhatikan pengembangan indikator dalam silabus yang merujuk pada nilai nasionalisme.

5.2 Saran

(19)

1) Bagi penulis buku ajar, khusunya di sekolah dasar kelas rendah agar lebih memperhatikan tentang penanaman nilai nasionalisme sejak dini. Dengan hal seperti itu, akan lebih membantu guru untuk mengarahkan nilai nasionalisme pada diri siswa melalui sikap dalam kehidupan sehari-hari.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko T. Prasetyo. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi Dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

__________, (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.

Banazak, A. Ronald dan Brennan. C. Dennis. (1983). Teaching Economics Contenttand Strategies. California: The United States Of America.

Blatner, Adam. (1995). Role Playing In Education. [Online]. Tersedia:http://www.blatner.com/adam/pdntbk/rlplayedu.html. Jurnal Internasional [10 Mei 2009].

___________, (2009). Role Playing In Education. [Online]. Tersedia:http://www.blatner.com/adam/pdntbk/rlplayedu.html. Jurnal Internasional [28 Mei 2010].

Cheng, K.K.Thacker, AB and Cardenas R.L. (2004). Using Online Homework System Enhances Student Learning Of Physic Conseption Introductiory Physics Course. Amerika journal of physic 72 (11), 1447-1453.

Costa. A. L. (1985). Developing Mids: A Resource Book For Teaching Of Crtitical Thinking. Educational Research. Journal 23 (7) 21-33.

Filsaime. K. Dennis. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis Dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka

Hasan, S.H. (1996). Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. Jurusan Pendidikan Sejarah, FKIS, IKIP Bandung.

Haylock. (1997). Use Both Sides of Yoru Brain, 3rd ed. New York: Penguin Books.

Joyce. B and Weil. M. (2009). Model Of Teaching. Englewood Cliffs. Prentice Hall. Inc.

(21)

Liliasari. (2001). Pengembangan Model Pembelajaran Kimia Untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kreatif Konseptual Tingkat Tinggi. Penelitian, Jakarta :Dikti Penelitian Hibah.

Margono, S. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan (komponen MKDK). Jakarta : Rineka Cipta.

Maslow, A.H. 1968. Toward a Psychology of Being. New York: D.V. Nostrand, Co.

Munandar, U. (1990). Mengembangkan Bakat dan Kualitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia.

Mulyasa E. (2008), Standar Konpetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Mulyani Sumantri & Johar Permana (2001), Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV. Maulana.

Nasution, S. (1982). Metode Research. Bandung: Jammars.

Nelli. (2004).Reflections on Creative Drama, Process Drama in Education,

Theatre-in-Education, and Drama Therapy.(Online). [Tersedia]

http://interactiveimprov.com/creativedrama.html., Jurnal internasional. [28 Mei 2010].

Nurjanah, Ai. (2009) Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explan (POE) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Tekanan Dan Kertrampilan Berpikir Kreatif Siswa MTS. (Tesis). Program Pasca Sarjana UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Putrayasa, I.B. (2003). Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Inkuiri. (Online). Tersedia:http//www.ialf.edu/kipbipa/papers/IB Putrayasa doc. Makalah [30 Agustus 2009].

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2008). Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Richard. (2007). Role-Playing In Social Studies. [Online]. Tersedia:http://www.mud.co.uk/richard/ifan195.html. Jurnal Internasional [23 Mei 2009].

Ruseffendi. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan Dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

(22)

Saleh, Nurdin. (2006). Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS SD. (Tesis) Program Pasca Sarjana UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group

Samuelson, Paul A and William D. Naorhaus. (2001). Macroeconomics. Fourteenth Edition. New York: Mac Grow Hillk

Semiawan, Conny, Munandar, AS dan Munandar S.C.U (1984). Memupuk Bakat Dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah (Petunjuk Bagi Guru Dan Orang Tua). Jakarta: PT. Gramedia.

Singgih Santoso (2003), Buku Latihan SPSS Multivariat, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sudjana, N & Rivai, A. (2005). Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana, N. (1992). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

. (2004). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad. (1995). Pengantar Penelitian Ilmiah: Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito.

Surapranata. (2004). Analisis Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Tes. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Supardan, Dadang. (2008). Pengantar Ilmu Sosial (Sebuah Kajian Pendekatan

Struktural). Jakarata: Bumi Aksara.

Syafaruddin Siregar (2005), Statistik Terapan Untuk Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Sutikno, Sorby. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect

Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniawati. (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana

(23)

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. (2004). Sistem Pendidikan Nasional. Surabaya: Karina.

Udent Fitran, Raidil dan Joko Santoso. (2008). Ekonomi-SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Grafindo Persada.

Uno, Hamzah B. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahab, Abdul Azis. (2008). Metode dan Model-model Mengajar. Bandung: Alfabeta

Wijaya, C dan Rusyan T. (1992). Kemampuan Dasar Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Winataputra. S. Udin dan Tita Rosita. (1994). Belajar Dan Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta: Universitas Terbuka.

Zifana, Mahardhika (2008). Model Pembelajaran Role Playing Dalam

Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://mahardhikazifana.com/family- education-pendidikan-keluarga/model-role-playing-dalam-aktivitas-pembelajaran.html#more-466). Makalah [4 Juni 2009].

Gambar

gambar yang terdapat dalam buku sekolah elektronik bahasa Indonesia untuk sekolah

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Jenis pertanyaan manakah yang paling banyak muncul (jenis pertanyaan terbuka atau tertutup) melalui pembelajaran berbasis masalah pada konsep pencemaran lingkungan

Penulis melaksanakan penelitian pada bulan Mei- Juni 2014 di kawasan hutan pendidikan Universitas Sumatera Utara, dengan judul penelitian “Nilai ekonomi cadangan karbon di

Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Terjemahan Amir Abadi Yusuf, Salemba Empat, Jakarta.. Sistem Akuntansi , Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Salemba Empat,

Dengan meyakini bahwa terdapat keberkahan bagi kehidupan mereka apabila praktik tersebut dilaksanakan, dan akan menimbulkan malapetaka apabila tidak dilaksanakan,

Masyarakat,dengan ini diberitahukan bahwa Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat akanmenyelenggarakan Seminar Kelayakan Multi Tahun Pengabdian kepada Masyarakat untuk

Siregar (1996) menyatakan bahwa silase yang baik mempunyai ciri-ciri yaitu warna masih hijau atau kecoklatan. Oleh karena itu, warna silase-silase hasil percobaan,

Framework of audit model of academic IS consists of several interconnected parameters, among others are (a) internal business processes of higher education, (b)