• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA DINAS PENDIDIKAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH : Studi Deskriptif Kesiapan Manajemen SDM Di Dinas Pendidikan Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA DINAS PENDIDIKAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH : Studi Deskriptif Kesiapan Manajemen SDM Di Dinas Pendidikan Kota Bandung."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA DINAS PENDIDIKAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

(Studi Deskriptif Kesiapan Manajemen SDM Di Dinas Pendidikan Kota Bandung)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat dalam memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program studi Administrasi Pendidikan

V<

'$iPUS\ti

Disusun Oleh:

TITIN SLIHARTINI 999501

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini menytakan bahwa karya tulis dengan judul

"Kesiapan Sumber Daya Manusia Dinas Pendidikan Dalam

Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Deskriptif

Kesiapan

Manajemen

SDM

Dinas

Pendidikan

Kota

Bandung)", beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya

saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau

sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran atas etiks keilmuan dalam

karya saya ini, atau ada klaim terhadap kaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2002

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN

OLEH :

PROF. DR. H. TB, ABIN SYAMSUDDIN MAKMUN, M.A

PEMBIMBING II,

PROF. DR. H. MOCH. IDOCHI ANWAR

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(4)

DISETUJUI DAN DISAHKAN

KETUA

ADMINIS

OLEH :

10GRAM STUDI

iSI PENDIDIKAN

PROF. DR. H. TB. ABIN^SYAMSUDDIN MAKMUN, M.A

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(5)

ABSTRAK

KESIAPAN SUMBER DAYA MANIISIA DINAS PENDIDIKAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

(Studi Deskriptif Kesiapan Manajemen SDM Dinas Pendidikan Kota Bandung)

Dewasa ini Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi perhatian yang sangat serius dalam berbagai instansi, karena terbukti kekuatan Suinber Daya Manusia mampu membenkan kontribusi bagi kesuksesan negara, organisasi maupun penisahaan. Kondisi seinacam itu akan puladialami oleh Dinas Pendidikan, khususnya dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah.

Berangkat dari kerangka berfikir di atas, pennasalahan dalam penelitian ini bagaimana kesiapan Sumber Daya Manusia Dinas Pendidikan dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah di Kota Bandung, Jawa Barat. Dengan demikian, tujuan peneliti ini uotuk menogali, menghimpun, dan memaknai kesiapan SDM Dinas Pendidikan dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah di Kota Bandung.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah observasi, wawancara dan koesiner serta telaah dokumentasi, dengan subyek penelitian adalah pegawai Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Beberapa kesimpulan temuan penelitian yang sekaligus merupakan jawaban atas nimusan masalah dan pertanyaan penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kesiapan sumber daya manusia Dinas Pendidikan dalam rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kota Bandung, dilihat dari kesiapan mental dan fisik dapat dikategorikan positif, terutama dinilai dari pengetahuan, sikap dan persepsinya.

2. Sarana prasarana yang dimiliki Dinas Pendidikan sebagian telah mendukung kesiapan Sumber Daya Manusia Dinas Pendidikan dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah. 3. Hambatan yang dialami Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan Otonomi Daerah

meliputi: kemampuan personil yang tidak merata, dedikasi yang masih rendah, masih terlalu luasnya garapan Dinas Pendidikan, terbatasnya biaya operasional, dan masih terlibarnya unsur luas Dinas Pendidikan dalam hal pengambilan kebijakan pembangunan di bidang pendidikan.

4. Peluang kesiapan Manajemen SDM yaitu: perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi infonnasi, adanya pergeseran paradigma, tuntutan profesionalisme bagi

pegawai, dan era globalisasi yang membenkan peluang bagi SDM yang handal. Sedangkan tantangan yang dihadapi SDM yaitu : kompleksitas pennasalahan sosial dan pendidikan, antisipasi persaingan era globalisasi, dinamika restrukturisasi kelembagaan, dan adanya pergeseran nilai-nilai sebagai akibat dari transisi kehidupan

demokrasi.

(6)

DAFTARISI

PERNYATAAN i

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iv

UCAPAN TERIMA KASIH ; vi

DAFTARISI viii

DAFTARGAMBAR x

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Pennasalahan dan Pertanyaan Penelitian 6

C. Paradigma Penelitian 7

D. Tujuan Penelitian 9

1. Tujuan Umum 10

2. Tujuan Khusus 10

E. Manfaat Penelitian 11

1. Manfaat Teoritis 11

2. Manfaat Praktis 12

F. Sistematika Tesis 13

BAB II PERANAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM

PELAKSANAAN PENDIDIKAN 15

A. Konsep Dasar Administrasi 15

B. Kesiapan Sumber Daya Manusia 19

1. Pengertian Sumber Daya Manusia 19

2. Ruang Lingkup MSDM 22

3. Pengertian MSDM 24

4. Pentingnya MSDM dalam Organisasi 26 5. Sembilan Kecenderungan dalam Manajemen

Sumber Daya Manusia 32

6. Model Perencanaan Sumber Daya Manusia 37

C. Kualitas Layanan Administrasi 43

1. Kualitas Layanan 43

2. Model Kualitas Layanan 45

D. Pengelolaan Administrasi pada Dinas Pendidikan

Daerah 55

E. Studi Terdahulu yang Relevan 66

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 64

A. Metode Penelitian 64

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 68

(7)

D. Tahap-tahap Penelitian 71

E. Validitas Penelitian 75

F. Pedoman Penafsiran dan Analisis Data 77

BAB IV DESKRIPS1 DAN PEMBAHASAN HASIL

PENELITIAN 80

A. Deskripsi Data Penelitian 80

1. Kesiapan Mental dan Fisik Personil Dinas

Pendidikan Kota Bandung 80

2. Penempatan Sarana Prasarana (Fasilitas) dalam

Mendukung Manajemen Sumber Daya Manusia 94 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kesiapan

Manajemen SDM Dinas Pendidikan 95

4. Peluang dan Tantangan Kesiapan Manajemen

SDM 99

5. Upaya Penempatan Pegawai dalam Rangka Otonomi

Daerah pada Dinas Pendidikan 101

B. Pembahasan Temuan Penelitian 113

1. Analisis Terhadap Kesiapan Mental dan Fisik

Personil 114

2. Analisis terhadap Sarana dan Prasarana yang

Mendukung Kesiapan Sumber Daya Manusia 116 3. Analisis Faktor Pendukung dan Hambatan dalam

Pelaksanaan Otonomi Daerah pada Dinas

Pendidikan 117

4. Analisis SWOT terhadap Kesiapan SDM Dinas

Pendidikan daam Rangka Otonomi Daerah 117

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 125

A. Kesimpulan 125

B. Implikasi Hasil Penelitian 129

C. Rekomendasi Hasil Penelitian 131

(8)

DAFTARGAMBAR

No Nama Gambar I Halaman

Paradigma Penelitian 8

02 Keterkaitan antara Proses Administrasi Pendidikan dengan

Sumber Daya I 18

03 Model Kualitas Layanan-1 j 48

04 Model Kualitas Lavanan -2 53

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terbukti menjadi faktor determinan bagi keberhasilan pembangunan dan kemajuan suatu bangsa.

Pengalaman negara-negara Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan,

Honggkong dan Singapura membuktikan kebanaran hal tersebut (Hidayat Syarief, 1998:1). Upaya membangun kualitas SDM tidak terlepas dari mutu pendidikan, karena melalui proses pendidikan memiliki implikasi terhadap

aspek-aspek sebagai berikut:

Pertama, menanamkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan

teknologi. Kedua menciptakan suasana dalam proses belajar mengajar yang

mampu membangkitkan dan menumbuhkkembangkan kreatiivitas, inovasi

dan bakat belajar. Keiiga, menumbuhkembangkan daya juang (fightings

spirit), profesionalisme dan wawasan keunggulan. Keempat,

menumbuhkembangkan sikap hidup hemat, cermat, tertib, tekun dan

(10)

wahana untuk membangun sumber daya manusia yang berwawasan Iptek

dan Imtak, yaitu sumber daya manusia yang mampu menerapkan,

mengembangkan, dan menguasai Iptek dengan tetap dilandasi nilai-nilai

agama, moral, dan budaya luhur bangsa." Strategi yang perlu ditempuh

untuk mewujudkannya adalah strategi budaya yang menggunakan prinsip

dasar moral dan keadilan.

Di era reformasi, telah lahir Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999

tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Pelaksanaan kedua

undang-undang tersebut membawa perubahan paradigma baru dalam

pengelolaan pendidikan.

Lahirnya Unndang-undang yang membahas Otonomi Daerah

berimplikasi terhadap munculnya berbagai pendapat dan pandangan

mengenai perlunya reformasi pendidikan nasional, yang berarti pula

dibutuhkan pengkajian Otonomi Pendidikan.

Dengan desentralisasi berarti adanya penyerahan urusan

pemerintahan kepada daerah sehingga wewenang dan tanggungjawabnya

sepenuhnya merupakan milik daerah, termasuk di dalamnya penentuan

kebijakan, pelaksanaan, serta hal-hal yang menyangkut segi-segi

(11)

Secara umum, tujuan desentralisasi adalah untuk : (a) mengurangi beban pemerintah pusat dan campur tangan tentang masalah-masalah kecil pada tingkat lokal, serta memberikan peluang untuk koordinasi pelaksanaan pada tingkat lokal, (b) meningkatkan pengertian rakyat serta dukungan mereka dalam kegiatan usaha pembangunan sosial ekonomi, (c) menyusun program-program perbaikan sosial ekonomi pada tingkat lokal lebih realistis, (d) melatih rakyat untuk bisa mengatur urusannya sendiri, dan (e) membina kasatuan nasional (Emil J. Sady dalam Tjokroamdjqjo, 1978:85).

Pemberian proporsi yang lebih besar kepada daerah untuk melaksanakan pembangunan di daerahnya membawa sejumlah implikasi, yaitu: (a) implikasi administrasi, yakni pemberian kewewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk melaksanakan kegiatan pembangunan dengan potensi dan kebutuhan setempat, (b) implikasi kelembagaan, yakni untuk meningkatkan kapasitas perencanaan dan pelaksanaan unit-unit kerjr, daerah, (c) implikasi keuangan, yakni kebutuhan dana yang lebih besar bagi daerah untuk dapat melaksanakan fungsinya di bidang pembangunan, dan (d) implikasi pendekatan perencanaan, yakni kebutuhan untuk memperkenalkan model pendekatan kewilayahan yang bermula dari bawah, dengan melibatkan peran serta masyarakat semaksimal mungkin (Tamim,

(12)

Uraian di atas menggambarkan bahwa daerah memiliki kewajiban

untuk turut serta membantu peningkatan daya saing nasional, yang

diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia, yang didukung oleh

tingkat manajemen yang potensial serta penguasaan teknologi yang

memadai. Ini berarti daerah situntut mampu meningkatkan mutu pendidikan

agar siap bersaing di tingkat global.

Sehubungan dengan hal di atas, kesiapan Sumber Daya Manusia

untuk menjalankan peran dalam kualitas layanan pendidikan dalam

pelaksanaan desentralisasi semakin besar. Hal tersebut dapat dipahami,

mengingat peningkatan mutu pendidikan sangat bekiatan dengan sumber

daya manusia, sarana prasarana serta biaya, yang jika terabaikan akan

menjadi penyebab sulitnya meningkatkan mutu pendidikan.

Karem.-perangkat pemenntahan daerah menyangkut pula dinas-dinas yang ada,

maka tugas dan wewenang penyclenggaraan pendidikan yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan berada pada Depdiknas dan dmas pendidikan daerah.

Pemerintah Kota Bandung bersama dengan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kota Bandung telah menetapkan Pola Dasar Pembangunan

Daerah Kota Bandung untuk tahun 2000-2004, melalui Peraturan Daerah

Nomor 07 Tahun 2000. Peraturan Daerah tersebut merupakan langkah yang

(13)

Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999 beserta perangkat Peraturan

Pemerintah sebagai penjabarannya, karena telah menunjukkan kemandirian

sesuai dengan desentralisasi.

Pola Dasar Pembangunan Daerah Kota Bandung 2000-2004 hasil

inventarisasi

kewenangan

bidang

pendidikan

Kota

Bandung yang

merupakan hasil kesepakatan Dinas Pendidikan dengan institusi lainnya,

melahirkan visi dan misi Dinas Pendidikan yang dapat dirunuiskan tujuan,

sasaran dan kebijakan pendidikan.

Adapun maksud dan tujuan ditetapkannya kebijakan bidang

pendidikan Kota Bandung adalah:

(1) Memberikan gambaran mengenai kondisi umum pendidikan di Kota Bandung, meliputi potensi yang dimiliki serta masalah

yang dihadapi.

(2) Melakukan inventarisasi potensi dan pennasalahan pendidikan sebagai bahan dan antisipasi penyusunan kebijakan jangka panjang.

(3) Mencari alternatif kebijakan strategis sebagai upaya menyelesaikan pennasalahan pendidikan di Kota Bandung dengan menetapkan prioritas kebijakan untuk kurun waktu

(14)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kesiapan Sumber Daya Manusia dalam memberikan

kualitas layanan administratif pada Dinas Pendidikan Daerah Kota Bandung

Jawa Barat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, sehingga dalam

pelaksanaannya dapat berjalan secara efektif dan efesien.

B. Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian

Fokus masalah penelitian ini bahwa pengelolaan pendidikan yang

selama ini sentralistik, dengan pemberlakukan UU Nomor 22 dan 25 Tahun

1999 mengalami pergeseran kearah desentralisasi. Keadaan ini menuntut

daerah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan. Kurangnya koordinasi antar daerah, khususnya dalam pengelolaan lembaga pendidikan, fasilitas, kualitas personil dan Iain-lain akan menyebabkan inefisiensi dalam

pengelolaan pendidikan.

Berdasarkan pada latar belakang dan fokus masalah di atas, maka

perumusan masalah penelitian ini dapat disusun dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana kesiapan mental dan fisik Dinas Pendidikan Kota

(15)

2. Bagaimana menentukan dan mempersiapkan sarana dan prasarana (fasilitas) dalam mendukung manajemen Sumber Daya Manusia di

Dinas Pendidikan Kota Bandung9

3. Faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat serta bagaimana strategi mengatasi hambatan penempatan personil'.' 4. Peluang dan tantangan apa saja yang perlu diperhatikan dalam

pelaksanaan Otonomi Daerah pada Dinas Pendidikan Kota

Bandung?

5. Bagaimana Upaya penempatan pegawai dalam rangka otonomi

daerah pada Dinas Pendidikan Kota Bandung?

C. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan dasar pemikiran yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Paradigma penelitian memiliki fungsi

untuk menelaah dan mengkaji permasalahan-permasalahan terutama dalam

kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Pendidikan dalam rangka pelaksanaan Otonomi Pendidikan di Kota Bandung. Paradigma juga

merupakan serangkaian konsep-konsep dasar yang disusun secara terpadu,

sehingga membentuk pola pikir. Paradigma juga dipergunakan sebagai

pegangan nasional penelitian dan sebagai pedoman bcrfikir dalam

(16)

8

Dalam penelitian ini paradigma yang akan dikembangkan adalah model strategi penyiapan Sumber Daya Manusia yang mendukung pelaksanaan Otonomi Pendidikan di Kota Bandung. Paradigma tersebu*.

dapat digambarkan sebagai benkut:

Idenlifikasi Kebutuhan SDM Dinas Pendidikan

Gambar 1

Paradigma Penelitian

Kesiapan SDM Dinas Pendidikan (Fuktuul)

Dukungan. Hainbatan. Peluang dan Tanlangan Serta Slrategi

Penempatan Personil

Program Pcngembangan

SDM (Akinril)

= Fokus Kajian/Penelitian

(17)

program pendidikan pada Dinas Pendidikan Kota Bandung sebagai upaya

mengimplementasikan Otonomi Daerah.

Identifikasi kebutuhan Sumber Daya Manusia pada Dinas Pendidikan Kota Bandung, merupakan fase kegiatan awal untuk

perencanaan program. Karena tanpa mempersiapkan kebutuhan SDM, maka

program Dinas Pendidikan Kota Bandung sukar akan terealisasikan. Dengan identifikasi tersebut maka akan diketahui kebutuhan Sumber Daya

Manusia dari segi kuantitas dan kualitas.

Langkah berikutnya mengidentifikasi Sumber Daya Manusia yang tersedia dan fasilitas yang dimiliki. Dalam kegiatan ini dianalisis pula hambatan dan strategi mengatasinya, sehingga manajemen SDM yang dikembangkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dalam rangka keberhasilan program Dinas Pendidikan pada pelaksanaan Otonomi Daerah.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini diarahkan untuk dapat menjawab faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perlu diadakannya program penyaiapan Sumber Daya

Manusia pada Dinas Pendidikan dalam pelaksanaan Otonomi Daerah. Dan

bagaimana kesiapan Sumber Daya Manusia dalam memberikan kualitas

(18)

^f^SC

^ V <«-;" 2

4 ^ ^ l

Sasarannya, jika terdapat kekurangan atai^i^Vc!1^^m»atan

dalam Otonomi Daerah kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan pada Dinas Pendidikan di Kota Bandung, maka dapat dilakukan perbaikan-perbaikan dan pemantapan terhadap Sumber Daya Manusia yang dapat memberikan kualitas layanan administratif, sesuai dengan harapan masyarakat terhadap Dinas Pendidikan Kota Bandung

1. Tujuan limum

a. Penelitian ini mendeskripsikan kesiapan Sumber Daya Manusia dalam memberikan kualitas layanan administrasi pada Dinas

Pendidikan di Kota Bandung, Jawa Barat.

b. Penelitian ini juga untuk mengetahui penempatan struktur pegawai pada dinas pendidikan sehingga mendukung pelaksanaan

Otonomi Daerah.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan penelitian ini ditujukan untuk:

a. Mengadakan penjajagan awal tentang kesiapan Sumber Daya Manusia dalam membenkan layanan administratif pada Dinas

Pendidikan di Kota Bandung Jawa Barat.

b. Mengetahui strategi penempatan pegawai struktural pada Dinas

(19)

11

c. Mengungkap berbagai penyebab hambatan, peluang dan

tantangan pelaksanaan Otonomi Daerah pada Dinas Pendidikan

Kota Bandung.

d. Mendeskripsikan kecenderungan perangkat Dinas Pendidikan

Daerah dalam merespon Otonomi Pendidikan.

e. Memperoleh gambaran tentang peran Dinas Pendidikan Daerah

menyiapkan Sumber Daya Manusia untuk pelaksanaan Otonomi

Pendidikan.

f. Memperoleh gambaran tentang peran Dinas Pendidikan Daerah

dalam menyiapkan fasilitas dan prasarana untuk merealisasikan

Otonomi Daerah.

g. Mendapatkan dasar pijakan bagi penyusunan program Dinas

Pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan sebagai

perwujudan Otonomi Daerah.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritik diharapkan dapat menambah

khazanah keilmuan, khususnya pengembangan disiplin ilmu administrasi

(20)

12

menyikapinya secara pro aktif, sehingga tujuan dari Otonomi Daerah untuk

memperkuat kualitas pendidikan nasional dapat terealisasikan secara efektif

dan efesien.

Di samping memberikan feedback bagi institusi Dinas Pendidikan,

juga dapat dijadikan wahana dalam mengembangkan analisis SWOT dengan menyertakan permasaahan-permasalahan kontekstual penyelenggaraan pendidikan. Implikasinya dalam penelitian ini juga dapat

memunculkan pengkajian teori-teori pengembangan Sumber Daya Manusia

dalam bentuk inservice training, dan pengelolaan Dinas Pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Perlama, secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan

kontribusi bagi Dinas Pendidikan Kota Bandung, dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia yang mampu memberikan kualitas layanan pendidikan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kedua, dapat dijadikan pertimbangan Dinas Pendidikan dalam

merumuskan program penyaiapan Sumber Daya Manusia yang lebih relevan, fleksibel, dan bersifat futuristic oriented, sehingga hasil dari

penyaiapan SDM tersebut dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan

(21)

13

Keliga, menjadi bahan pertimbangan bagi para pejabat Dinas Pendidikan tentang pengelolaan Sumber Daya Manusia yang menunjang

keberhasilan program.

F. Sistematika Tesis

Tesis yang berujudul: "Kesiapan Sumber Daya Manusia Dinas

Pendidikan dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Deskriptif

Kesiapan Manajemen SDM di Dmas Pendidikan Kota Bandung)" ini

disusun dalam lima bab, setiap babnya secara garis besar memuat sebagai

berikut:

Bab Pertama, mengungkap hal-hal yang menjadi dasar penelitian ini

dilakukan. Uraian tersebut mencakup: latar belakang masalah,

pennasalahan dan pertanyaan masalah, paradigma penelitian, tujuan dan

manfaat penelitian.

Bab Kedua, Membahas Peranan Sumber Daya Manusia dalam

Pelaksanaan Pendidikan. Dalam uraiannya dibahas tentang : Konsep Dasar

Administrasi Pendidikan, kesiapan sumber daya manusia, kualitas

pelayanan administrasi, paradigma manajemen pada Dinas Pendidikan.

Bab Ketiga, Metode Penelitian, dalam pembahasannya diuraikan

tentang metode penelitian yang digunakan, subjek penelitian, teknik

pengumpulan data, langkah-langkah penelitian, prosedur analisis data, dan

(22)

14

Bab Keempat, Deskripsi dan Pembahasan Hasil Penelitian. Dalam

uraiannya dijelaskan tentang: kesiapan mental dan fisik personil Dinas

Pendidikan Kota Bandung, menentukan sarana dan prasarana, faktor

pendukung dan hambatan dalam penempatan personil, peluang dan

tantangan serta upaya penempatan personil dalam rangka otonomi daerah pada Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Bab Kelima, membahas kesimpulan, implikasi dan rckomendasi.

(23)
(24)

64

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesiapan

Sumber Daya Manusia Dinas Pendidikan Dalam Rangka Pelaksanaan

Otonomi Daerah di Kota Bandung. Data dan informasi yang

berhubungan dengan tujuan penelitian tersebut, dianalisis secara

kualitatif dan statistik deskriptif sederhana dengan menggunakan

metode deskriptif analitik. Nana Sudjana dan Ibrahim (1985:64)

menjelaskan bahwa "penelitian deskriptif adalah penelitian yang

berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang

menjadi

pusat

perhatiannya

untuk

kemudian

digambarkan

sebagaimana mestinya.

Penelitian

deskriptif memberikan

gambaran

yang

lebih

mendalam tentang gejala-gejala sosial tertentu atau aspek kehidupan

tertentu pada masyarakat (objek) yang diteliti. Pendekatan tersebut

dapat mengungkapkan secara hidup kaitan antara berbagai gejala

sosial, suatu hal yang tak dapat dicapai oleh penelitian yang bersifat

(25)

6Z

Tentang pendekatan penelitian kualitatif, dijelaskan oleh

Nasution (1992:5) bahwa" penelitian kualitatif pada hakekatnya

adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi

dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka

tentang dunia sekitarnya".

Dalam

pendekatan kualitatif, dimana peneliti merupakan

mstrumen utamanya, dan datanya dianalisis secara induktif

kualitatif. Menggunakan pendekatan kualitatif berarti peneliti

langsung melakukan penelitian terhadap Pegawai Dinas Pendidikan

Kota Bandung.

Penelitian ini dilakukan untuk memahami dan menafsirkan

makna suatu interaksi perilaku manusia dalam situasi tertentu,

berdasarkan pengamatan peneliti selama melakukan penelitian

lapangan. Untuk itu, untuk memperkuat data kualitatif penulis juga

menyebarkan koesioner kepada responden, yang jawabannya

dianalisis dengan statistik deskriptif.

Menurut Jujun S. Suriasumantri (1997:15) bahwa:

Fenomenalogi

mengemukakan

teori

baru.

Kebenaran

itu

ditemukan di lapangan dan bukan di laboratorium. Fenomenalogi

percaya bahwa kebenaran akan terungkap melalui upaya

menyelami interaksi perilaku manusia, akhirnya memperoleh

(26)

66

Adapun acuan yang dipergunakan dalam penelitian ini yang dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1982:27-29) sebagai berikut:

(1) Penelitian kualitatif mempunyai ""selling" yang alamiah sebagai sumber data langsung dari penelitiannya sebagai instrumen kunci.

(2) Penelitian kualitatif bersifat deskriptif.

(3) Penelitian kualitatif menekankan pada proses daripada hasil

atau produknya.

(4) Penelitian kualitatif cenderung menganalisis data secara induktif.

(5) "Meaning" adalah pusat perhatian dan penelitian kualitatif ini.

Berdasarkan tujuan penelitian dan pendekatan kualitatif, untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan, maka peneliti melakukan penelitiannya dengan cara membentuk siklus yang

berulang. Pada dasarnya bentuk siklus ini dapat diidentifikasikan.

;

Menurut Sanafiah Faisal (1997:75) pada dasarnya siklus mi dapat diidentifikasikan dalam jangka tiga tahun, yaitu:

(a) Eksplorasi yang meluas atau menyeluruh, dan biasanya

bergerak di tingkat permukaan.

(b) Eksplorasi secara terfokus atau terseleksi, guna mencapai

tingkat kedalaman dan kerincian tertentu.

(c) Mengecek atau mengkonfirmasikan hasil atau temuan

(27)

67

Ciri-ciri penelitian kualitatif yang dikembangkan dalam

penelitian ini yaitu sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nasution

(1982:9-12), yaitu sebagai berikut: (1) sumber data mlah situasi

wajar atau natural setting; (2) peneliti sebagai instrumen penelitian;

(3) sangat deskriptif; (4) mementingkan proses maupun produk; (5)

mencari makna di belakang kelakuan atau perbuatan sehingga dapat

memahami masalah suatu situasi; (6) mengutamakan data langsung

atau firsthand; (7) menonjolkan rincian kontekstual; (8) subyek yang

diteliti

dipandang berkedudukan sama dengan

peneliti; (9)

mengutamakan

perspektif,

artinya

mementingkan

pandangan

responden; (10) venfikasi; (11) samping yang purpossive; (12)

menggunakan audit trial; (13) partisipasi tanpa menunggu; (14)

mengadakan analisis sejakawal penelitian; dan (15)desain penelitian

tampil dalam proses penelitian.

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa penelitian yang berusaha

mengamati perilaku orang dan memahami kehidupannya serta

penafsirannya terhadap kehidupannya lebih tepat menggunakan

penelitian secara kualitatif di mana peneliti secara langsung dapat

(28)

68

B. Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendidikan Daerah Kota

Bandung Jawa Barat, dengan mengambil objek Kantor Dinas Pendidikan, lembaga pendidikan yang dikelola Dinas Pendidikan Daerah.

Yang dimaksud dengan subyek penelitian tidak lain adalah

merujuk pada populasi, sampel dan sumber data dalam penelitian.

Dalam penelitia ini yang dimaksud dengan subyek penelitian

merujuk pada populasi, sampel dan suinber data dalam penelitian ini.

Menurut Sudjana (1982:5) bahwa populasi yaitu: "pada dasarnya

mengacu pada totalitas semua nilai yang mungkin hasil perhitngan

ataupun pengukuran, kuanti/atif maupun kualitatif dari karaklerislik

tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas dan

ingin dipelajari sifat-sifalnya.

Selanjutnya Sudjana (1990:4) mengemukakan bahwafsampel

yang dimaksud dalam penelitian ini bersifat informasi tentang situasi

dan kondisi lalar belakang penelitian".

Populasi dan sampel dalam penelitian ini meliputi seluruh

karakteristik yang berkaitan dengan kesiapan Suinber Daya Manusia

(29)

69

Sampai dalam penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan

oleh S. Nasution (1988:1 1) sebagai berikut:

Penelitian kualitatif tidak menggunakan sampel sampel acak dan juga tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak. Dalam penelitian-penelitian kualitatif sampling yang purposif tidak menggunakan sampel acak dan tidak menggunakan populasi atau sampel yang banyak. Dalam penelitian kualitatif biasanya cukup menggunakan sampel yang kecil.

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 46 orang, yang pengambilannya dilakukan secara purposif, yaitu personil yang langsung terlibat dalam pelaksanaan program pendidikan pada Dmas

Pendidikan Kota Bandung.

Sesuai dengan uraian di atas, maka yang menjadi sampel dalam

penelitian ini sebagai berikut:

(l)Seluruh pegawai Dinas Pendidikan Kota bandung. (2)Pejabat Dinas Pendidikan Kota Bandung.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara

mendalam dengan perangkat Dinas Pendidikan Daerah Kota

(30)

70

Setelah seluruh angket ditarik, maka seterusnya dicatat dalam

rangka menganalisis data.

Kuesioner atau angket langsung disusun oleh penulis. Untuk

menjamin kualitas instrumen, maka sebelumnya digunakan terlebih

dahulu uji tingkat validitas dan releabilitasnya.

Pengujian tingkat validitas instrumen dalam penelitian ini

dilakukan dengan face validity. Teknik ini dilakukan dengan

meminta saran dan pertimbangan dari mereka yang telah dianggap ahli. Pertimbangan dan saran yang diberikan akan menjadi bahan masukan guna menyermpurnakan instrumen penelitian yang teiah disusun. Sesuai dengan konsep ini, maka para ahli yang dimintai untuk menentukan validitas instrumen ini adalah pembimbing tesis

ini.

Untuk proses pengumpulan data dalam penelitian ini, maka

terlebih dahulu penulis menyusun kisi. Dalam menyusun

kisi-kisi ini terdiri dari kisi-kisi-kisi-kisi yang diujicobakan dan kisi-kisi-kisi-kisi final.

Dua kisi-kisi ini disajikan dengan maksud untuk memberikan

informasi mengenai butir-butir yang drop setelah dilakukan uji

validitas dan reliabelitas butir. Di samping itu untuk mengukur

(31)

71

indikator variabel peranan Dmas Pendidikan Daerah dalam

peningkatan mutu pendidikan.

Selain menggunakan teknik angket, penulis juga melakukan

penelitian dengan studi dokumen, wawancara dan observasi secara

mendalam.

D. Tahap-Tahap Penelitian

Menurut Bogdan (1972); Maleong (1990) bahwa sumber-sumber

yang menjelaskan tahap-tahap penelitian kualitatif meliputi tiga tahap, yaitu : (1) pra lapangan, (2) kegiatan lapangan, (3) analisis intensif. Sedangkan menurut Kirk dan Miller (1986) bahwa ada empat tahapan sumber-sumber yang menjelaskan penelitian, yaitu : (1) esensi, (2) temuan, (3) penafsiran. Menurut S. Nasution (1983:3) dan Subino (1988) menyatakan bahwa ada 3 tahap sumber penelitian, yaitu: (I) orientasi, (2) eksploitasi, (3) member

check.

Mengenai seluruh kegiatan penelitian secara garis besarnya terdiri

dari langkah-langkah sebagai berikut:

- tahap penelitian

- tahap orientasi

- tahap pelaksanaan

(32)

72

Untuk lebih jelas lagi, akan dikemukakan setiap tahap-tahap

tersebut, sebagai berikut:

Tahap Persiapan

Kegiatan dari tahap persiapan ini meliputi:

a. Studi penjajagan ke arah fokus pennasalahan penelitian

b. Studi kepustakaan untuk menemukan acuan dasar yang

diperlukan dalam penelitian

c. Penyusunan rencana penelitian atau desain penelitian

d. Penysunan kerangka pokok tentang jenis data yang hendak dican dan diperoleh dari lapangan.

e. Mengurus surat perijinan yang diperluklan dalam rangka

pengumpulan data di lapangan.

Berdasarkan surat pennohonan ijin penelitian dari Rektor IKIP Bandung Nomor 69 PT. 25 H/N/1990, tertanggal 19 Juni 2001 yang

ditujukan kepada Direktorat Sospol Propinsi DT . 1Jawa Barat.

Selanjutnya Direktorat Sosopol mengeluarkan ijin penelitian dengan surat Nomor: 070.1/310, tanggal 26 Juli 2001. Surat ijin tersebut langsung dikirimkan kepada Kepala Kantor Wilayah Diknas Kota Bandung. Dengan

persetujuan Kepala Kantor Diknas Kota Bandung tersebut, maka dimulailah

(33)

73

surat ijin penelitian beserta keterangan telah mengadakan penelitian dapat

ditemui dalam penelitian ini.

Dengan bekal surat ijin tersebut, maka selanjutnya peneliti

menghubungi pihak yang terkait dengan pelaksanaan pengumpulan data

tersebut.

Tahap Orientasi

Didalam tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas

dan lengkap tentang apa yang telah diteliti. Scdangkan kegiatan dalam

tahap ini, meliputi

- Melakukan pembicaraan dengan Kepala Kantor Diknas Kota

Bandung pada tanggal 8 Aguistus 2001.

- Menghimpun data awal melalui studi dokumentasi, observasi,

dan wawancara dengan kepala sub bagian Penyusunan

Rencana dan Program (PRP) untuk seluruh struktur organisasi

Kandep Diknas dan Kepala sub bagian Tata Usaha yang akan

dijadikan tempat kegiatan penelitian penulis, mengenai

struktur organisasinya, personilnya, dan sebagainya ;,-ang*

terkait dengan tujuan dan pennasalahan penelitian.

Kegiatan penelitian tersebut baru bisa dilaksanakan pada bulan

September berhubunbg dengan adanya tugas-tuigas dari FIP-IKIP

(34)

74

Menganalisa data awal dan merumuskan temuan awal berupa

fenomena yang berkaitan dengan masalah penelitian. Selanjutnya

menginterprestasikan hasil temuan dalam tahap orientasi. Penentuan lokasi dan subyek penelitian, merumuskan alat pengumpul data serta menetapkan

metode dan teknik analisis data penelitian.

Tahap Peneliti

Pelaksanaan kegiatan didalam tahap pelaksanaan ini, meliputi

sebagai berikut:

- Pemantapan penemuan lokasi dan subyek penelitian yaitu sub

bagian tata usaha Kandep Diknas Kota Bandung.

- Melakukan pengumpulan data dan penggalian informasi

melaluio studi dokumentasui, obswervasi dan wawancara Tahap Laporan

Setelah selesai melaksnaakan kegiatan penelitian, maka dilakukan*

penyusunan penelitian yang diwujudkan dalam bentuk tesis ini. Sedangkan

tesis ini disusun secara sistematika, seperti yang telah dikemukakan dalam

(35)

75

E. Validitas Penelitian

Hasil penelitian ini akan diajukan pada suatu penguji, seperti

halnya yang pada program Pasca Sarjana UPI Bandung. Implikasinya

diharapkan dapat digubnakan sebagai bahan pertimbangan bagi penetapan

rencana pelaksanaan penyelenggaraan pegawai riwegeri, khususnya

pegawai negeri sub bagian tata usaha Kandep Diknas Kota Bandung.

Validitas Penelitian

Data yang absah (valid) merupakan konsep penting dari konsep

kesahihah dan kehandalan (realibilitas) menurut versi positivisme. Menurut

S. Nasution (1988:105) bahwa "validitas membuktikan bahwa apa yang

diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dan terjadi

dalam kenyataan".

Penelitian ilmiah membedakan dua macam validitas, yaitu: *

-validitas internal (berkenaan dengan instrumen)

- validitas eksternal (berkenaan dengan generalisasi)

Validitas internal dalam penelitian kualitatif berarti adanya

kecocokan dan kemungkinan diterapkan atau diaphkasikan oleh peneliti

lain dalam situasi atau hubungan tergantung kepada pemakai didalam

menggunakan hasil penelitian dalam konteks dan situasi tertentu.

Menurut Moleong (1990:75) bahwa validasi atau pemeriksaan

(36)

Tabel 1

Kriteria Dan Teknik Pemeriksaan Data Dalam Penelitian Kualitatif

Kriteria Kredibilitas I Keterangan Ketergantungan Kepastian Teknik Pemeriksaan (1) perpanjangan

(2) ketekunan pengamatan (3) triangulasi

(4) pengecekan sejawat

(5) kecukupan referensi

(6) kajian kasus negatuf

(7) pengecekan anggota (8) uraian rinci

(9) audit ketergantungan

(10) audit kepastian

76

Validitas pada penelitian ini dilakukan dengan cara memperpanjang keikutsertaan dalam kehidupan responden, ketekunan pengamatan,

tringulasi, ulasan referensi memadai, pengecekan anggota, dan uraian

jawaban responden secara rinci. Dengan peneliti mencoba mengecek

kebenaran dan penafsiran data tertentu serta memnbvandingkan dengan sumber lain, yaitu urusan persuratan dan kepala urusan rumah tangga kantor, serta para pegawai negeri sub bagian tata usaha kandep Diknas Kota

Bandung. Mengadakan member check dimana subyek penelitian mengecek

yang dimaksud oleh informan mengadakan audit trail, yaitu mengecek

kebenaran sesuai dengan sumber asli, misalnya dokumentasi, foto dan

(37)

77

F. Pedoman Penafsiran dan Analisis Data

Pada dasarnya sangat sukar untuk memisahkan analisis data

dari penafsiran data. Menurut Moleong (1990; 198) mengemukakan bahwa "analisis data sudah sejak dilapangan, mulai saati itu ada penghalusan data, penyusunan data dengan kawasannya, dan sudah ada upaya yang dimulai dalam rangka penyusunan hipoteis dan teori itu sendiri"

Selanjutnya S Nasutioon (1988:126) mengemukakan bahwa "analsis data kualitatif adalah proses menyusun data yang dapat ditafsirkan atau diinterprestasikan". Dalam proses analsis data kualitas diperlukan daya kr4eatif dari peneliti untuk mengolah data

tersebut sehingga bermakna.

Dengan berpedoman pada konsep analsisi data kualitatif tersebut,

maka data dikumpulkan dalam penelitian ini akan ditafsirkan dan

dianalisis dengan mengikuti sebagai berikut:

a. Waktu pengumpulan data dilaksanakan, peneliti membuat

catatan lapangan yang meliputi: hasil observasi, hasil

wawancara dan sebagainya.

b. Berdasarkancatatan lapangan, baik hasil observasi hasil

I

(38)

78

c. Melakukan member check terhadap rangkuman hasil

dilapangan yang meliputi hasil observasi, wawancara,

bersama-sama subyek penelitian yang bersangkutan.

d. Mengadakan perbaikan rangkuman jika masih belum sesuai

dengan sumber aslinya, sehingga tidak terlalu menyimpang

dari kenyataan yang ada dilapangan

e. Melaksanakan cross site analysis dengan cara membandingkan

dan menganalisa data yang satu dengan data yang lainnya

secara lebih mendalam.

f Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisa yang mungkin

dapat menemukan beberapa faktor baru yang perlu

diperhatikan dan dipertimbangkan.

g. Merumuskan rekomendasi dalam rangka pemantapan rencana

peningkatan kerja pegawai negeri Tata Usaha Kantor Dinas

Pendidikan Kota Bandung.

Dalam proses analisis proses analisis bersifat deskriptif dan

infonnative, maka proses interpretasi bersifar refonnatif dan transformatif.

Dalam proses interpretatif ini peneliti dituntut untuk memiliki kemampuan

dalam menafsirkan, mengadakan keterkaitan konteks, referensi konsep dan membangun pemahaman-pemahaman baru. Dengan demikian, maka akan

(39)

79

multidisipliner, yakni menghubungkan atau mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian denga landasan teori (konseptualisasi) yang menjadi kerangka

acuan (frame pf referencew) peneliti dan keterkaitannya dengan

(40)
(41)

125

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Setelah data hasil penelitian dilaporkan pada Bab IV, maka pada

pembahasan bab V ini akan disajikan tiga masalah pokok, yaitu : (1)

Kesimpulan hasil penelitian; (2) Implikasi hasil penelitian dan (3)

Rekomendasi hasil penelitian.

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dirumuskan pada bagian ini didasarkan pada

temuan-temuan data penelitian, yang pembahasannya disesuaikan dengan

poin-poin pertanyaan penelitian. Berdasarkan temuan yang terdapat pada

Bab IV, maka dirumuskan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:

1. Dilihat dari segi kompetensi pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan

Kota Bandung, memiliki Sumber Daya Manusia yang cukup memadai

untuk

merealisasikan

pelaksanaan Otonomi

Daerah di

Bidang

Pendidikan. Hal ini tidak terlepas dan Kota Bandung sebagai Ibu Kota

Propinsi Jawa Barat. Data hasil penelitian 75% personil adalah sarjana

strata satu, dan sebanyak 9 pegawai sedang mengikuti pendidikan strata dua. Secara khusus, tentang pelaksanaan Otonomi Daerah di Kota

(42)

126

pendidikan di wilayah tersebut. Scdangkan sebanyak 45,65% masih ada

perasaan ragu, karena melihat situasi pemerintah secara umum yang

masih belum menentu. yang tidak mtistahil akan berdampak terhadap

pelaksanaan program pendidikan dalam mewujudkan Otonomi Daerah.

Dilihat dari segi pengetahuan, sikap dan penilaian pegawai terhadap

pelaksanaan Otonomi Daerah cukup bervariatif. Scdangkan secara fisik,

terutama kemampuan dalam mengimplementasikan program masih

dijumpai personil dan karyawan yang belum berubah sebagaimana yang

dilakukan pada saat sentralisasi, seperti tidak tepat waktu dalam

menyelesaikan tugas dan kinerjanya kurang memuaskan..

2. Sarana prasarana yang dapat menunjang kesiapan Sumber Daya ^

Manusia Dinas Pendidikan dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah

masih banyak yang belum terpenuhi, seperti lingkungan fisik yang

tidak seimbang antara jumlah pegawai dengan ruangan sehingga

kurang nyaman bagi pegawai untuk melakukan kerja. fasilitas lain

seperti jumlah komputer dan kondisi komputer yang kurang memadai

dalam memperlancar pelaksanaan kerja pegawai.

3. Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan Otonomi Daerah pada •

Dinas Pendidikan antara lain (1) kemampuan personil yang tidak

merata dan tidak sesuai dengan kebutuhan, (2) dedikasi pegawai

(43)

127

tenaga kependidikan. (4) terbatasnya biaya operasional dalam penyelenggaraan pendidikan, (5) fasilitas yang belum memenuhi kebutuhan kerja pegawai, dan (6) masih terlibatnya unsur luar dalam

hal pengambilan kebijakan pendidikan.

4. Peluang manajemen SDM dalam pelaksanaan Otonomi Daerah pada Dinas Pendidikan, yaitu: (1) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dalam berbagai instansi termasuk pada lingkungan Dinas Pendidikan membutuhkan kesiapan SDM yang memadai, (2) adanya pergeseran paradigma penyelenggaraan kinerja yang berorientasi pada kepuasan publik dan pelayanan yang berkualitas, (3) tuntutan profesionalisme bagi para pegawai yang menciptakan kompetisi untuk saling berprestasi, dan (4) era reformasi an gobalisasi

yang memberikan peluang bagi personil dan institusi untuk

(44)

128

dan layanan publik, (3) dinamika restruktunsasi kelembagaan yang

menaungi penyelenggaraan Otonomi Daerah di bidang pendidikan, (4) tantangan kinerja yang memerlukan kualitas, memiliki daya saing

(kompetitif) dalam skala global, dan (5) pergeseran nilai-nilai yang

berkembang di masyarakat sebagai akibat dari transisi kehidupan

demokrasi, yang pada akhirnya akan berpotensi menimbulkan permasalahan-permasalahan sosial dalam format yang baru dan

kompleks.

5. Penempatan pegawai struktural dalam rangka Otonomi Daerah dilakukan dengan memperhatikan anahsa kebutuhan jabatan struktural.

Dalam pelaksanaannya berdasarkan temuan di lapangan, memang

masih ada unsur-unsur subyektifitas, seperti mengabaikan

profesionalisme pegawai. Keadaan seperti ini menyebabkan beberapa

pegawai merasa tidak puas dalam melakukan aktivitas kerja. Umumnya

pegawai menerima kebijakan pemerintah memberlakukan Otonomi

Daerah yang menuntut Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk melakukan perubahan ke arah perbaikan. Penerimaan pegawai ini didasarkan pada pengetahuan dan pemahaman mereka bahwa kemandirian dalam menjalankan program yang berbasis lokal akan

lebih terarah dan mempercepat sasaran tujuan yang diinginkan. Strategi

(45)

129

Pendidikan Kota Bandung yaitu melalui : Pertama pendekatan

normatif, pendekatan ini didasarkan pada aturan-aturan yang berlaku

pada Dmas Pendidikan dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas peronil. Kedua pendekatan empiris, yaitu melakukan analisis pekerjaan pegawai dan pembinaan secara kontinu untuk menempati job pada jabatan struktural tertentu. Hal ini dilakukan agar menumbuhkan kompetisi pegawai untuk perbaikan kerja pada Dinas Pendidikan Kota

Bandung.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian seperti yang telah diuraikan di atas, maka secara umum dapat disebutkan dalam berbagai aspek yang terjadi pada pelaksanaan program pendidikan di Kota Bandung perlu ada perbaikan-perbaikan ke arah tercapainya program yang lebih berkuahtas,

yaitu :

1. Kesiapan Sumber Daya Manusia baik dilihat dan segi mental maupun fisik memiliki hubungan dengan tingkat pengetahuan, pemahaman, dan kesejahteraan pegawai. Dengan demikian, upaya merealisasikan program pendidikan dalam mewujudkan Otonomi Daerah perlu pula diikuti dengan peningkatan pengetahuan, pemahaman dan intensif bagi

(46)

130

2. Untuk keberhasilan kerja personil dibutuhkan sarana dan prasaran yang

menunjang kesiapan Sumber Daya Manusia dalam merealisasikan

pelaksanaan Otonomi Daerah pada Dinas Pendidikan. v

3. Dalam memperkuat keberhasilan pelaksanaan Otonomi Daerah, maka

dibutuhkan faktor pendukung dan memperkecil hambatan. Untuk itu

analisis lingkungan internal dalam pelaksanaan Otonomi Daerah akan

menimbulkan kekuatan dan kelemahan. Ditemukannya kekuatan dalan?"

pelaksanaan Otonomi Daerah akan membenkan informasi penting bagi

kesiapan Suinber Daya Manusia untuk merealisasikannya.

4. Analisis lingkungan ekstcrnal dalam pelaksanaan Otonomi Pendidikan,

akan mencmukan peluang dan tantangan yang ada. Ditemukannya

peluang dalam pelaksanaan Otonomi Daerah akan memberikan

informasi bagi pegawai untuk membangun kerjasama dengan berbagai

instansi terkait. Sementara analisis tantangan, akan memberikan

informasi bagi pelaksanaan Otonomi Daerah. Dengan analisis

lingkungan eksternal tersebut, maka akan membantu bagi pihak

penyelenggara untuk merumuskan program pendidikan yang menunjang

keberhasilan Otonomi Pendidikan.

5. Untuk merealisasikan sistem kerja yang kondusif, maka penempatan

pegawai didasarkan pada analisis kebutuhan dan berorientasi pada

(47)

131

tersebut di samping harus didasarkan pada kepangkatan juga

memperhatikan aspek kemampuan, sehingga setiap personil mampu

melaksanakan kerja secara efektif dan efcsien.

6. Kepuasan kerja pegawai tidak terlepas dan iklim organisasi di mana

karyawan atau pegawai melakukan aktivitas kerja. Kondisi .semacam

ini membawa implikasi kepada pimpinan untuk dapat melakukan perubahan-perubahan sehingga suasana kerja menjadi kondusif bagi

semua pegawai.

C. Rekomendasi Hasil Penelitian

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian ini, maka

rekomendasi yang penulis ajukan adalah sebagai berikut :

Pertama, Kepala Dinas perlu melakukan kajian secara mendalam tentang

kondisi internal pegawai dan ekstemal. Kajian ini bersifat menyeluruh, sehingga

dalam mengambil kebijakan yang mengarah pada upaya mewujudkan visi dan

misi Dinas Pendidikan Kota Bandung mendapat dukungan secara nyala dari

bawahan. Kajian ekstemal mengarah pada upaya membuat jaringan untuk

mendukung program kegiatan yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Kedua, dalam menempatkan pegawai harus didasarkan pada kebuuihan

job dan kemampuan personil. Kctiga, untuk nicmperkecil hambatan agar

(48)

132

personil harus mengarah pada norma yang bcrlaku dengan mempcrhatikan

kebutuhan lapangan dan memperkuat nilai-nilai keadilan bagi semua pegawai.

Keenipat, mencermati peran dan posisi sumber daya manusia dalam

pelaksanaan Otonomi Daerah, maka dipandang perlu untuk merumuskan formula

proses pelaksanaan Otonomi Daerah pada Dmas Pendidikan sehingga dapat

terelaisasikan secara efektif dan efesien. Upaya tersebut dapat pula dilakukan dengan analisis pekerjaan dan kemampuan pegawai untuk menjalankan kerja

(49)
(50)

DA FT A R PI STAKA

Achmady, Z.A. et.al. 1994. Kebijakan Publik dan Pembangunan. Malang:

Fakultas Ilmu Administrasi Unibraw.

, 1995. Reformasi Administrasi dalam Pendidikan: Bberapa

Peiajaran tentang Implemenlasi Kebijakan. Pidato Pengukuhan

Guru Besar pada Unibraw-Malang.

Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, 1990. Administrasi Pendidikan,

Surabaya: Bina Ilmu.

Aninemous, 1989. Sistem Pendidikan Nasional (UU Nomo2 'Tahun 1989), Jakarta: Sinar Grafika.

,1999. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemermtahan Daerah.

, 1999. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan Pusat Dan Daerah.

Anderson, John R. 1990. Educational Psychology and its Implication, Edition, New York W Freeman and Compeby

Arikunto. Suhartini, 1990. Manajemen Penelitian, .lakartam, RinekaCipta

Barthos, Basir, 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia: Suatu

Pendekatan Makro. Jakarta: Bumi Aksara.

Beeby, C.E. 1980. Pendidikan di Indonesia: Penilaian dan Pedoman

Perencanaan. Jakarta: LP3ES.

Berdardin & Russel. 1993. Human Resourse Management: An Experimental Approach, McGraw-Hill. Inc.

Bogdan, Robert C & Biklen Sari Knoop, 1982. Qualitative Research for

Education An Introduction to Theory and Methods. Boston. Allyn

and Bacon, Inc.

Dalvin and Dong, 1994. Manajemen Pemasaran, fterjemahan), Jakarta:

CV. Rajawali Press.

Dikmenum, 1999. Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, suatu Konsepsi

(51)

134

Djanran Saton, 1999. Analisis Kebijakan dalam Konleks Desentralisasi

dan Otonomi Pendidikan, Jakarta: Depdikbud.

Elhaitamy, 1990. Manajemen Pemasaran, Jakarta: CV. Rajawali Press. Engkoswara, 1987. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan, Jakarta : Dirjen

Diktt.

, 1999. Menuju Indonesia Modern 2020, Bandung, Yayasan

Amal Keluarga.

Faisal, Sanafiah. 1997. Metodologi Penelitian Sosial, Surabaya: Bina Ilmu. Fattah, Nanang, 2000, Manajemen Berhasis Sekolah, Bandung, CV.

Archieta.

5 2000, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung:

Rosdakarya.

Frankel and Wallen, 1990. Metode Penelitian Kualitatif, tcrjemahan,

Jakarta: CV. Rajawali Press.

Gomes, F. Cardoso, 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset.

Guba, E.G., 1978, 'Toward A Methodology of Naturalistic Inquiry in

Education, Los Engles, Center for the Study of Evaluation, UCLA.

Harvey, James L. 1986. Nine Major Trens in HRM, American Society for Personel Administration.

Handoko, T.t. Hani, 1994. Manajemen Personalia dan Sumber Daya

Manusia, Yogyakarta:BPFE.

Husen Umar, 2000. Rise/ Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Gramedia.

Indrawijaya, Adam I. 1986. Perilaku Organisasi, Bandung: Sinar Baru.

Jujun S. Suriasumantri, 1997. Pedoman Penulisan llmiah, Jakarta: PPS

1KIP.

Kotler, Philip, 1988. Manajemen Personalia: Analisis, Perencanaan,

Impelemenlasi dan Pengendalian. Alih Bahasa Jaka Wasana,

(52)

135

Kiggundu, Moses N. 1989. Managing Organization in Developing

Countries: An Operational and Strategic Approach, Kuamrin Press,

Inc." West Hartford.

Komaruddin, 1998. Sumber Daya Manusia dan Pendidikan, Jakarta:

Makalah Seminar.

Makmun, Abin Syamsuddin, 1996. Pengembangan Profesi dan Kinerja

Tenaga Kependidikan,

Bandung: Program Pascasarjana, IKIP

Bandung.

Malayu, S.P. Hasibuan, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia: Dasar

Kunci Keberhasilan, Jakarta: Gunung Agung.

Masri Singarimbun dan Syofyan Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei

Jakarta: LP3ES.

Miftah Thoha, 1999. Pokok-Pokok Pikiran telang Visi Pendidikan dalam

Masyarakat Madam

Moleong, L.J., 1988, Metode Penelitian Kualitatif Bandung: Rosdakarya.

Nasution, S.. 1982. Metode Research, Bandung, Jemars.

1992, Metode Penelitian Natuarilstik Kualitatif Bandung,

Tarsito.

Nihin, Dj. 2000. Paradigma Pemerintah Daerah Menyongsong Millenium

Ketiga, Palangkaraya: Adimulya.

Nurhadi, Mulyani A, 1999. Pokok-Pokok Pikiran Pengelolaan Bidang

Pendidikan dan Kebudayaan dalam Rangka Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 19^)9.

Nurchoiis Madjid, 1998. Sumber Daya Manusia Indonesia, Jakarta: Makalah Seminar IAIN Syarif Hidayatullah.

Reginal D. Arechambault, 1998. John Dewey on Education.

Syamsuddin, Abin M, 1998. Psikologi Kependidikan, Bandung. Remaja

Rosdakarya.

Sanusi, Achmad, 1998. Kriteria Unggulan Otonomi Daerah Tingkat 11

(53)

136

Dasar Persoalan Pendidikan dan Kemasyarakalan). Bandung:

Grafindo Media Pratama.

Siagian, S.P. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Buini

Aksara.

Subino, 1988. Panduan Penulisan Skripsi. Bandung: ABA YAPARI. Sugiono, 1998. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: ALFABETA. Sujamto, 1999. PerspektifOtonomi Daerah, Semarang: RinekaCipta. Sujana, 1990. Metode Slatisiika, Bandung: Tarsito.

Supriadi, Dedi. 1999. Kecenderungan-Kecenderungan Baru dalam Pendidikan dan Implikasinya terhadap 'Tenaga Ke/iendidikan. Bandung: PPS UPI.

, 1998. Mengangkat Cilra dan Marlabat Guru. Yogyakarta:

Adicita Karya Nusa.

Sutisna, Oteng, 1991. Profesionalisme Tenaga Kependidikan Kepala

Sekolah, Bandung: 1K1P Bandung.

Tilar, FI.A.R. Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madam Indonesia:

Strategi Reformasi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarva. _; |992, Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

1998, Bebercjpa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional

Dalam PerspektifAbad 21, Magelang: Tera Indonesia.

Tulus, Moh. Agus, 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT.

Gramedia.

Zeithman, et.al, 1990. Manajemen Personalia, Alih Bahasa Mukijat,

Referensi

Dokumen terkait

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH DEKONSEN

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR

http://akbar-sisteminformasi.blogspot.com/2013/03/normalisasi-data-base-1nf2nfdan- 3nf.html .” Normalisasi Data Base ”. Diakses pada 8

temuan hasil penelitian dari uraian bab sebelumnya mengenai masalah yang diteliti yaitu: “ Penyelenggaraan Diklatsar Outbound Training di Lembaga Pendidikan

Konsep proporsi sangat berguna dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan. Proporsi adalah suatu pernyataan yang menyatakan bahwa dua

Thomas Alva Edison mendapat hak paten pertamanya untuk alat electric vote recorder tetapi tidak ada yang tertarik membelinya sehingga ia beralih ke penemuan yang bersifat

PT Bursa Efek Indonesia (via IDX Net e-reporting) cc: Executive Chairman of Capital Market Supervisory Agency - Financial Service Authority. Monthly Report Regarding