• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA KEDAI IGA BAKAR MANG OPAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN: Pendekatan analisis SWOT pada Kedai iga bakar Mang Opan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA KEDAI IGA BAKAR MANG OPAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN: Pendekatan analisis SWOT pada Kedai iga bakar Mang Opan."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

No.Daftar FPIPS:1581/UN.40.2.5.3/PL/2013

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

PADA KEDAI IGA BAKAR MANG OPAN DALAM

MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN

(Pendekatan analisis SWOT pada Kedai iga bakar Mang Opan)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Kaisar Fauziansyah S 0807200

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

PADA KEDAI IGA BAKAR MANG OPAN DALAM

MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN

Oleh

Kaisar Fauziansyah S 0807200

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Kaisar Fauziansyah S 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Lembar Pengesahan

JUDUL SKRIPSI

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

PADA KEDAI IGA BAKAR MANG OPAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN

Skripsi disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Hj.Ratih Hurriyati,M.Si. Caria Ningsih,SE.,M.Si. NIP.196802.25199301.2001 NIP.19800131.2008122.002

Mengetahui: Ketua Program Studi

Agus Sudono,SE,MM. NIP.19820508.200812.1.002

Mahasiswa

(4)

ABSTRAK

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Kedai Iga Bakar Mang Opan

Dalam Meningkatkan Volume Penjualan

Oleh Kaisar Fauziansyah

0807200

Kedai iga bakar Mang Opan adalah salah satu restoran di Kota Bandung.

Menurut Dinas Pariwisata Kota Bandung di tahun2012 terdapat 591 restoran dan 12

bar yang tersebar di Kota Bandung. Melihat persaingan restoran di Kota Bandung

yang semakin ketat, hal ini membuat pentingnya strategi untuk meningkatkan volume

penjualan serta menghadapi persaingan antar usaha sejenis.

Analisis yang digunakan adalah analisis deskiptif digunakan untuk

mendapatkan gambaran mengenai lingkungan perusahaan terkait dengan

peluang,ancaman,kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh kedai serta perumusan

strategi dengan mengunakan matriks SWOT. Analisis deskipsif kuantatif

menggunakan matriks EFE, IFE, IF dan QSPM (Quantitative Strategic Planning

Matrix). Hasil analisis alternatif strategi pengembangan usaha terdapat sembilan

alternatif. Strategi alternatif utama yaitu: Melakukan diversifikasi dan pengembangan

produk untuk menghindari konsumen beralih pada produk restoran lain atau produk

subtitusi dengan nilai TAS sebesar 53,108.

(5)

ABSTRACT

Analysis of Business Development on Iga Bakar Mang Opan Restaurant for Increasing Selling Volume

By Kaisar Fauziansyah

0807200

Iga bakar Mang Opan is one of the restaurants in Bandung city. According to

bandung’s touris Departement in 2012 there were 591 and 12 bars spread in

Bandung city. Restaurant competition in Bandung city becomes tough every day and

it makes the strategy of sell volume and strategy to compete with other

restaurant,which work in the same industry, became the most important element.

The description analysis was used to retrieve opportunities, threats, strengths

and weaknesses factor in the company environment and SWOT matriks was used to

formulate the strategies above. Quantitative analysis utilized EFE,IFE,IF and QSPM

(Quantitative Strategic Planning Matrix) matriks. The result of alternative strategy

business development analysis were nine alternative strategy with the first priority

Diversification and development of products to prevent consumers switching to other top products or product substitution with the score 53,108.

Keyword: SWOT analysis, QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix),

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

(7)

2.1.1 Pengertian Kedai ... 9

2.2 Kajian Pustaka Teoritis ... 9

2.2.1 Konsep Manajemen ... 10

2.2.2 Konsep Strategi ... 11

2.2.3 Manajemen Strategis ... 11

2.2.4 Konsep Manajemen Strategis ... 12

2.2.5 Proses Manajemen Strategis ... 12

2.2.6 Pemilihan Alternatif Strategis ... 21

2.3 Analisis Strategi 2.3.1 Pengertian Analisis SWOT ... 23

2.3.2 Analisis SWOT sebagai Perumusan Strategi Pengembangan Usaha ... 25

2.4Volume Penjualan ... 30

2.3.1 Pengertian Volume Penjualan ... 28

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Penjualan ... 29

2.3.3 Peranan Strategi Pengembangan Usaha Terhadap Volume Penjualan ... 31

2.5 Kerangka Pemikiran ... 32

2.6 Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 35

(8)

3.4 Metode Pengilahan dan Analisis Data ... 37

3.4.1 Tahap Input (Input Stage) ... 38

3.4.2 Tahapan Pencocokan (Matching strage) ... 43

3.4.3 Tahapan Keputusan ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 49

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kedai iga bakar Mang Opan ... 49

4.1.2 Visi dan Misi Kedai iga bakar Mang Opan ... 50

4.1.3 Struktur Organisasi Kedai iga bakar Mang Opan ... 50

4.2 Pembahasan Analisis Lingkungan Perusahaan ... 52

4.2.1 Lingkungan Internal ... 52

4.2.1.1 Manajemen dan Sumber Daya Manusia ... 52

4.2.1.2 Pemasaran ... 53

4.2.1.2.1 Produk ... 54

4.2.1.2.2 Harga ... 58

4.2.1.2.3 Distribusi ... 59

4.2.1.2.4 Promosi ... 60

4.2.2 Lingkungan Eksternal ... 61

4.2.2.1 Lingkungan Makro (umum) ... 61

(9)

4.2.2.1.3 Lingkungan Sosial ... 66

4.2.2.1.4 Teknologi ... 68

4.2.2.2 Lingkungan Industri ... 69

4.2.2.2.1 Ancaman Pendatang Baru ... 69

4.2.2.2.2 Ancaman Produk Pengganti ... 82

4.2.2.2.3 Kekuatan Daya Tawar Pemasok ... 73

4.2.2.2.4 Kekuatan Daya Tawar Pembeli ... 74

4.2.2.2.5 Persaingan Antar Perusahahaan Sejenis ... 75

4.3 Formulasi Alternatif Strategi ... 76

4.3.1 Analisis Matriks IFE dan EFE ... 76

4.3.1.1 Analisis Matriks IFE ... 76

4.3.1.2 Analisis Matriks EFE ... 79

4.3.2 Analisis Matriks IE ... 80

4.3.3 Analisis SWOT ... 82

4.4Penentuain Urutan Prioritas Strategi Menggunakan QSPM ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 94

5.2 Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1Presentase Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman

Skala Besar dan Kecil di Indonesia Tahun 2009-2013………... 1

1.2Jumlah Restoran dan Bar di Kota Bandung dari tahun 2009-2012 …….……… 2

1.3Data Jumlah Pesan Antar di Restoran iga bakar Mang Opan Periode Oktober 2012- Juli 2013 ……….. 3

1.4Pendapatan Restoran iga bakar Mang Opan dari Pesan Antar Per-Semester 2007 – 2013 ……….. 5

1.5Restoran Pesaing iga bakar Mang Opan ………. 6

3.1 Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation).………. 39

3.2 Matriks EFE (Eksternal Faktor Evaluation)……….. 39

3.3 Penilaian bobot faktor strategis Internal ……… 40

3.4 Penilaian bobot faktor strategis Eksternal ………. 40

3.5 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ………. 42

3.6 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ………. 42

3.7 Matriks QSP (QSPM) ……… 48

4.1 Karakteristik Karyawan Kedai Iga Bakar Mang Opan Tahun 2013……… 53

(11)

4.3 Indikator Makro Kota Bandung………. 69

4.4 Harga Gas Elpiji Tahun 2007-2012 ………... 65

4.5 Harga Bahan Minyak Pada tahun 2008-2013 ……….………... 66

4.6 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Bandung Tahun 2007-2012 ………..… 67

4.7 Pasar Tradisional yang dikelola PD.Pasar Bermartabat ……… 74

4.8 Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) pada iga bakar Mang Opan ……… 77

4.9 Matriks EFE (Eksternal Faktor Evaluation) pada iga bakar Mang Opan ….… 79

5.0 Matriks SWOT pada iga bakar Mang Opan ………...82

(12)

DAFTAR GRAFIK

Grafik

Hal

1.1Jumlah Pesan Antar di Restoran iga bakar Mang Opan

Periode Oktober 2012- Februari 2013... 4

1.2 Pendapatan Pada Restoran iga bakar Mang Opan dari Pesan Antar ... 5

4.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bandung tahun 2008-2012

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Hal

2.1 Model Komprehensif Manajmenen Strategis ... 11

2.2 Bagan Lima Kekuatan Kompetisi ... 18

3.1 Matriks IE ... 44

3.2 Matriks SWOT ... 46

4.1 Struktur Organisasi Kedai iga bakar Mang Opan ... 51

4.2 Alur Produksi di Kedai Iga bakar Mang Opan... 56

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

Surat Pengantar untuk penilaian faktor strategis Internal dan Eksternal

Kedai iga bakar Mang Opan ...

Hasil pengisian kuesioner pembobotan faktor strategis eksternal dan internal

Kedai iga bakar Mang Opan ...

Hasil pengisian kuesioner peringkat faktor strategis

eksternal dan internal Kedai iga bakar Mang Opan ...

Hasil pengisian kuesioner QSPM ...

Gambar Lokasi,Ruangan dan Menu kedai iga bakar Mang Opan ...

Data restoran di kota Bandung ...

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Pariwisata atau tourism secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu

perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Bab I Pasal 1 menjelaskan bahwa wisata

adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok

orang dengan tujuan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam waktu sementara. Salah satu kota tujuan wisata di Indonesia

adalah Kota Bandung. Menurut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung

tercatat sekitar 4 juta wisatawan yang datang ke Kota Bandung selama tahun

2012. Salah satu pendukung industri pariwisata adalah industri makanan dan

minuman. Pada tahun 2009 sampai dengan 2013 tercatat pertumbuhan industri

makanan dan minuman di Indonesia mengalami kenaikannnya setiap tahunnya.

Tabel 1.1 Persentase Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman Skala besar dan kecil di Indonesia Tahun 2009- 2013

(16)

2

Berdasarkan tabel 1.1 pertumbuhan industri makanan dan minuman di

Indonesia pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 di kuartal II mengalami

kenaikan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perekonomian,sosial

serta politik di Indonesia sangat baik untuk mengembangkan usaha. Persaingan di

industri makanan dan minuman di Indonesia cukup ketat dikarenakan adanya inovasi

produk yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

Salah satu bagian dari industri makanan dan minuman adalah industri jasa

boga. Dimana di dalamnya terdapat restoran, rumah makan dan cafe. Adapun

definisi Restoran menurut SK Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.KM

73/PW 105/MPPT-85 yang menjelaskan bahwa restoran adalah salah satu jenis usaha

di bidang jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang

permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan,

penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman untuk umum.

Pada saat ini banyak bermunculan restoran yang ada di Indonesia khususnya

Kota Bandung. Menurut Dinas Pariwisata Kota Bandung di tahun 2012 tercatat

sekitar 591 restoran dan 12 bar yang tersebar di Kota Bandung.

(17)

3

Hal ini membuktikan bahwa tingkat persaingan restoran di Kota Bandung

cukup ketat. Oleh karena itu masing-masing restoran harus memiliki strategi

pengembangan usaha, agar usahanya tersebut dapat terus dapat berkembang dan tidak

merugi dalam kegiatan operasionalnya. Salah satu restoran yang berada di Kota

Bandung adalah kedai iga bakar Mang Opan dimana salah satu strategi agar

pelanggan tertarik dengan produk yang mereka tawarkan adalah dengan cara

melakukan jasa delivery service dengan free (gratis) ongkos kirim produk mereka

kepada tiap pelanggan yang berada di lingkungan tempat kedai berada, dimana

adanya strategi free delivery service ini usaha mengalami perkembangan yang cukup

pesat. Itu dapat diketahui dari jumlah pelanggan yang menggunakan jasa delivery

service pada iga bakar Mang Opan. Berikut ini merupakan jumlah pelanggan yang

menggunakan jasa delivery service dari Iga Bakar Mang Opan serta pendapatan sejak

tahun 2008.

1.2Data Jumlah Pesan Antar dan Pengunjung di Kedai iga bakar Mang Opan Periode

(18)

4

Sumber: data diolah oleh penulis pada tahun 2013

Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat bahwa jumlah pelanggan yang

menggunakan jasa delivery service dan pengunjung di Iga bakar Mang Opan

mengalami fluktuasi setiap bulannya. Fluktuasi ini salah satunya di dipengaruhi oleh

semakin tingginya persaingan yang terjadi pada usaha restoran, selain itu penurunan

jumlah konsumen yang menggunakan delivery service disebabkan adanya bulan

puasa,libur sekolah dan kuliah sehingga jumlah konsumen menurun

Kedai iga bakar Mang Opan dalam perkembangan usahanya mengalami

kendala dari sumber permodalan dan sumber daya manusia yang masih kurang dalam

menghadapi permintaan dari konsumen. Selain itu kedai iga bakar Mang Opan harus

menghadapi competitor atau pesaing yang memiliki produk yang sama. Berikut ini

daftar restoran pesaing dari iga bakar Mang Opan.

(19)

5

Tabel 1.5 Restoran Pesaing Iga bakar Mang Opan

No. Nama restoran Lokasi

1. Iga bakar si Jangkung Jl.Cipaganti

2. Iga bakar Mas giri Jl.RE.Martadinata (Riau) 3. Iga bakar jogja Jl.Wastukencana

4. Dapur iga Jl.Ir.H.Juanda (dago)

5. Iga Bakar Mang Opan Jl. Adhyaksa

6. Iga bakar Buncit Jl.RE.Martadinata (Riau) 7. Warung tekko Jl.Dr.Setia budhi

8. Warung leko Jl.Ir.H.Juanda (dago) 9. Kedai nyonya rumah Jl.Trunojoyo

10. Rumah Iga Cendana Jl.Cendana 11. Dapur penyet Jl.Gandapura 12. Warung iga bakar shinta Jl.Solontongan 13. Kedai iga mama Jl.Solontongan

Sumber: data diolah dari hasil survey pada juli 2013

Dari tabel 1.4 diketahui bahwa terdapat sekitar 12 restoran yang berpotensi

menjadi ancaman bagi pihak perusahaan dalam mengembangkan usahanya di bidang

kuliner khususnya dalam bisnis Iga Bakar. Untuk menghadapi para pesaing atau

competitor perlu adanya strategi yang tepat diperlukan untuk mengatasi kelemahan

dan ancaman agar kedai iga bakar Mang Opan dapat mengatasi permasalahan yang

dihadapi. Menurut David (2009) perumusan strategi mencangkup pengembangan visi

dan misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran

akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian

strategi-strategi alternatif dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diketahui pemilik ingin

mengembangkan usahanya tetapi mengalami kendala sumber daya manusia, modal

dan jumlah pendapatan yang mengalami fluktuatif, maka penulis menganggap perlu

(20)

6

PENGEMBANGAN USAHA PADA KEDAI IGA BAKAR MANG OPAN

DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN “. Metode pendekatan

analisis SWOT untuk memperoleh prioritas masalah dan solusi sebagai dasar dalam

pengembangan usaha.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka ruang lingkup

permasalahan dalam penelitian ini diindentifikasi dalam bentuk pertanyaan sebagai

berikut:

1. Faktor-faktor internal apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari kedai

iga bakar Mang Opan?

2. Faktor- faktor eksternal apa saja yang dapat menjadi peluang dan ancaman

bagi pengembangan usaha pada kedai iga bakar Mang Opan?

3. Bagaimana analisis SWOT pada kedai iga bakar Mang Opan?

4. Bagaimana strategi pengembangan usaha pada kedai iga bakar Mang Opan

berdasarkan analisis SWOT dalam meningkatkan volume penjualan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan diatas, maka tujuan dari

(21)

7

1. Mengetahui faktor-faktor internal yang akan menjadi peluang dan ancaman

bagi perkembangan usaha kedai Iga bakar Mang Opan.

2. Mengetahui faktor-faktor eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan

bagi usaha kedai iga bakar Mang Opan dalam mencapai tujuan.

3. Menganalisis usaha pada kedai iga bakar Mang Opan berdasarkan analisis

SWOT.

4. Mengetahui strategi pengembangan usaha pada kedai berdasarkan analisis

SWOT dalam meningkatkan volume penjualannya.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu manjemen,

khususnya manajemen strategi tentang strategi pengembangan usaha

berdasarkan analisis SWOT untuk meningkatkan volume penjualan.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

untuk kedai iga bakar Mang Opan untuk memilih strategi usahanya

(22)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada restoran iga bakar Mang Opan yang terletak di

Jl. Adhyaksa II No.1A, Buah Batu, Bandung. Pemilihan tempat dilakukan secara

sengaja (purposive) dengan pertimbangan penelitian yang dilakukan didasarkan

pada kegiatan pengembangan usaha yang sedang dilakukan oleh pihak iga bakar

Mang Opan dalam memperluas segmentasi pasarnya. Kegiatan penelitian

dilakukan melalui dua tahapan yaitu: (1) Proses penyusunan proposal sebagai

tahap awal penelitian pendahuluan pada bulan Maret hingga April 2012 dan (2)

pengumpulan, pengolahan, dan analisis data sebagai hasil penelitian.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari dua, yaitu dengan

pengumpulan data secara primer dan sekunder. Berikut ini penjelasan dari teknik

pengumpulan data tersebut:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung

peneliti dari hasil penelitian langsung untuk menjawab masalah atau tujuan

penelitian yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara,diskusi dan

(23)

36

a. Observasi adalah melakukan pengamatan langsung mengenai kegiatan usaha

yang dilakukan dan hal-hal lainnya yang mendukung penelitian.

b. Wawancara adalah melakukan proses tanya jawab dengan beberapa objek

penelitian.

c. Diskusi, adalah melakukan wawancara dan bertukar pikiran mengenai

permasalahan dan kondisi yang ada dengan pihak iga bakar Mang Opan.

d. Kuesioner adalah memberikan pernyataan berupa kuesioner kepada dua

responden terpilih. Kuesioner terdiri dari kuesioner identifikasi eksternal dan

internal, pembobotan dan peningkatan, serta kuesioner untuk penentuan

prioritas strategi.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dan kumpulkan dari pihak lain

(pihak eksternal). Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari berbagai

sumber seperti majalah, media internet dan buku-buku yang berhubungan dengan

masalah yang dihadapi.

3.3 Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel yang digunakan adalah non probability

sampling yaitu dengan menggunakan metode purposive sampling. Dalam hal ini

pemilihan responden dipilih secara sengaja oleh peneliti. Responden yang

digunakan dalam penelitian berjumlah empat orang yang merupakan pihak

internal dari iga bakar Mang Opan, pihak internal merupakan pihak yang

berwenang mengambil keputusan (decision maker) dalam kegiatan usaha serta

(24)

37

perusahaan, yaitu pemilik perusahaan, account executive, kepala produksi dan

kepala operasional dimana keemapatnya memiliki kedudukan yang sama. Selain

itu terdapat tiga orang karyawan dan tiga orang konsumen kedai iga bakar Mang

Opan yang menjadi responden dalam skripsi ini. Berdasarkan hal tersebut, nilai

pembobotan sampel untuk masing-masing responden memiliki kesetaraan, yaitu

masing-masing sepuluh persen dalam penentuan nilai rata-rata sampel.

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Menurut David (2009) data yang didapatkan diolah dan dianalisis

berdasarkan konsep-konsep manajemen strategis yang ada. Analisis terhadap data

akan dilakukan melalui analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis

desktriptif dan kualitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan

gambaran mengenai visi, misi dan mengambarkan lingkungan perusahaan terkait

dengan peluang, ancaman, kekuatan, kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan

serta perumusan strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Sedangkan

analisis kuantitatif menggunakan matris EFE (Eksternal Faktor Evaluation).IFE

(Internal Faktor Evaluation),IF (Internal-Eksternal) dan QSPM (Quantitative

Strategic Planning Matrix).

Menurut David (2009), penyusunan suatu strategi dilakukan melalui tiga

tahapan kerja yaitu: tahap input, tahapan pencocokkan dan tahapan keputusan.

(25)

38

3.4.1 Tahap Input (Input Stage)

Tahap input adalah tahapan pengumpulan informasi untuk merumuskan

strategi. Pada tahapan ini dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor internal

maupun eksternal yang terjadi kekuatan dan kelemahan dalam usaha iga Bakar

Mang Opan. Dalam penelitian ini, tahap input menggunakan matriks IFE dan

EFE. Adapun tahapan dalam penyusunan matriks IFE dan EFE adalah sebagai

berikut:

a. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal

Dalam tahap analisis faktor- faktor internal dan eksternal dilakukan

dengan mendata seluruh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh pihak

perusaahan. Serta mendata peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.

Dalam penyajian dalam matriks, faktor yang bersifat positif (kekuatan dan

peluang) ditulis sebelum faktor yang bersifat negatif (kelemahan dan

ancaman).

Menurut David (2009) Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation)

merupakan alat formulasi strategi untuk meringkas dan mengevaluasi

kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis dan juga

memberikan dasar untuk mengindetifikasi dan mengevaluasi hubungan antara

area-area tersebut. Dengan Matriks IFE dapat diketahui kemampuan

organisasi dalam menghadapi lingkungan internalnya dan mengetahui

faktor-faktor yang penting. Bentuk matriks IFE menurut David (2009) dapat dilihat

(26)

39

Tabel 3.1 Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation)

Faktor-faktor

TOTAL 1,00 Total Weighted score

Sumber: David (2009)

Dalam EFE (Eksternal Faktor Evaluation) memungkinkan para

penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi:

kependudukan (demografi), Teknologi, politik, hukum, sosial dan politik.

Matriks EFE digunakan untuk mengetahui kemapuan perusahaan dalam

menghadapi lingkungan luar perusahaan. Berikut ini bentuk tabel matriks

EFE menurut David (2009):

Tabel 3.2 Matriks EFE (Eksternal Faktor Evaluation)

Faktor-faktor strategi

b. Pemberian Bobot Setiap Faktor

Pada analisis internal dan eksternal, penentuan bobot dilakukan dengan

mengajukan kuesioner pada pihak manajemen atau ahli strategi dengan

menggunakan metode pairwise comparison (Kinnear dan Taylor,2001). Bobot

menunjukan tingkat kepentingan relatif suatu faktor terhadap keberhasilan

(27)

40

Adapun penentuan bobot setiap faktor menggunakan skala yang akan

digunakan untuk pengisian kolom pada matriks. Skala yang digunakan adalah

sebagai berikut:

1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal

3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Tabel 3.3 Penilaian bobot faktor strategis Internal

Faktor strategis internal A B C D … Total Bobot

Sumber : Kinnear and Taylor, 2007 dalam Tri Ariessiana Nusawanti

Tabel 3.4 Penilaian bobot faktor strategis Eksternal

Faktor strategis Eksternal A B C D … Total Bobot

Sumber : Kinnear and Taylor, 2007 dalam Tri Ariessiana Nusawanti

Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap

variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus:

αi = Xi

Σ

n i=1Xi

(28)

41

α I = bobot variabel ke-i

xi = nilai variabel ke-i

i = jumlah variabel

n = jumlah variabel

Adapun bobot tiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai tiap faktor

terhadap total nilai faktor. Bobot yang diberikan pada tiap faktor berada pada

kisaran 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Faktor-faktor yang

dimiliki pengaruh besar pada perusahaan diberikan bobot yang tinggi, tanpa

memperdulikan apakah faktor tersebut kelemahan ataupun kekuatan serta peluang

atau ancaman. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada tiap faktor sama dengan

1,0.

c. Pemberian Peringkat (Rating)

Menurut David (2009), peringkat (rating) menggambarkan seberapa besar

efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor strategis yang ada

(company-based). Penilaian peringkat untuk lingkungan eksternal diberikan dalam

skala dengan nilai sebagai berikut:

1= respon perusahaan jelek

2= respon perusahaan rata-rata

3= respon perusahaan di atas rata-rata

(29)

42

Sedangkan, untuk lingkungan diberikan nilai dalam skala sebagai berikut:

1= sangat lemah (kelemahan utama)

2= lemah (kelemahan minor)

3= kuat (kekuatan minor)

4= sangat kuat (kekuatan utama)

d. Perkalian Bobot dan Peringkat

Untuk menentukan nilai tertimbang setiap faktor yang diperoleh dari

perkalian bobot dengan peringkat (ratting) setiap faktor. Nilai tertimbang setiap

faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi

organisasi (David,2009).

Tabel 3.5 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Faktor-faktor Kunci Internal Bobot (a)

(30)

43

kisaran nilai 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi), dengan nilai rata-rata nilai 2,5.

Semakin tinggi total nilai tertimbang perusahaan pada matriks IFE dan EFE

mengindikasikan bahwa perusahaan merespon faktor internal berupa kekuatan dan

kelemahan ataupun merespon faktor eksternal berupa peluang atau ancaman

dengan sangat baik, begitu pula sebaliknya.

3.4.2 Tahapan Pencocokkan (Matching Stage)

Tahap pencocokan adalah tahapan untuk mencocokan kekuatan dan

kelemahan internal dengan peluang dan ancaman eksternal. Tahap pencocokan

bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan agar dapat menghasilkan alternatif

strategi yang layak bukan untuk memilih strategi yang terbaik. Pada tahapan

pencocokan alat analisis menggunakan matriks IE dan matriks SWOT.

a. Matriks Internal-Eksternal (IE)

Matriks IE berguna untuk menampilkan posisi organisasi dalam diagram

skematis atau disebut juga sebagai matriks portofolio. Matriks portofolio terdiri

dari dua dimensi yaitu total nilai tertimbang IFE, total nilai tertimbang EFE, dan

terdiri dari sembilan sel. Total nilai tertimbang IFE ditempatkan pada sumbu x

dan total nilai tertimbang EFE pada sumbu y. Dengan mengetahui posisi

(31)

44

Total Nilai Tertimbang IFE

Sumber: David,(2009)

Gambar 3.1 Matriks IE

Gambaran diatas memperlihatkan identifikasi sembilan sel strategi

perusahaan, yang pada prinsipnya dapat dikelompokan menjadi tiga strategi

utama, yaitu:

1. Growth and build (tumbuh dan berkembang) yang termasuk sel I, II dan

IV. Strategi yang sesuai adalah strategi intensif (Penetrasi pasar,

pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau dapat disebut juga

strategi integrasi (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi

horizontal).

2. Hold and maintain (jaga dan pertahankan) yang termasuk dalam sel III, V

dan VII. Strategi yang sesuai adalah penetrasi pasar dan pengembangan

produk.

3. Harvest or divest (mengambil hasil atau melepaskan) yang termasuk

dalam sel VI, VIII dan XI. Strategi yang sering diterapkan adalah strategi

(32)

45

b. Analisis Matriks SWOT (Strength-Weaknees-Opportunity-Threat)

Matriks SWOT digunakan untuk merumuskan alternatif strategi bagi pihak

perusahaan. Matriks SWOT merupakan alat untuk mencocokan yang bertujuan

membantu manajer dalam mengembangkan strategi. Hal yang sulit dalam

mengembangkan matriks SWOT adalah mencocokan faktor internal dan eksternal.

Tahapan pencocokan faktor internal dan eksternal dalam matriks SWOT

membutuhkan penilian yang baik. Berikut ini empat tipe strategi yaitu:

1. Strategi SO (Strengths-Opportunities) adalah strategi dengan menggunakan

kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.

2. Strategi WO (Weaknesess-Opportunities) adalah bertujuan untuk

memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.

3. Strategi ST (Strengths-Threats) adalah strategi dengan menggunakan

kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari

ancaman eksternal.

4. Strategi WT (Weaknesess-Threats) adalah taktik difensif yang diarahkan

pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eskternal.

Untuk membuat matriks SWOT terdapat delapan langkah yang harus

dilakukan antara lain:

a. Menuliskan peluang eksternal kunci perusahaan

b. Menuliskan ancaman ekternal kunci perusahaan

c. Menuliskan kekuatan internal kunci perusahaan

(33)

46

e. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat

strategi SO dalam sel yang ditentukan.

f. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang ekternal dan catat

strategi WO dalam sel yang ditentukan.

g. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman ekternal dan mencatat

strategi ST dalam sel yang ditentukan.

h. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan

mencatat strategi WT dalam set yang ditentukan

Berikut ini penyajian sistematis dari matriks SWOT yang terdapat

pada gambar.

Sumber:David (2009)

Gambar 3.2 Matriks SWOT

3.4.3 Tahapan Keputusan

Tahap keputusan merupakan tahapan terakhir dalam formulasi strategi, yaitu

(34)

47

yang baik untuk terlebih dahulu dilaksanakan. Alat untuk menganalisis pada

tahapan ini adalah dengan menggunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning

Matrix). Menurut David (2009) analisis QSPM memungkinkan perusahaan untuk

mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan

internal dan eksternal yang telah diindentifikasikan sebelumnya. Adapun enam

tahapan yang dibutuhkan untuk mengembangkan QSPM adalah sebagai berikut:

a. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal dan kekuatan dan

kelemahan internal perusahaan. Informasi ini diperoleh dari matriks IFE dan

EFE.

b. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal yang

sama dengan bobot tiap faktor yang ada pada IFE dan EFE.

c. Mengevaluasi matriks pada tahapan ke dua (pencocokan), dan identifikasi

alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk

diimplemantasikan. Kemudian dicatat pada baris atas QSPM.

d. Menentukan nilai daya tarik (attractiveness Scores-AS). Nilai ini

mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing strategi. Nilai daya

tarik relatif dari masing-masing strategi. Adapun nilai daya tarik yang

diberikan adalah sebagai berikut: 1= tidak menarik, 2=agak menarik,

3=cukup menarik dan 4= sangat menarik.

e. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores-TAS) nilai ini

didapatkan berdasarkan hasil dari perkalian bobot (langkah b) dengan nilai

(35)

48

daya tarik relatif untuk masing-masing alternatif strategi. Semakin besar

nilainya, maka semakin menarik alternatif strategi tersebut.

f. Menghitung jumlah total TAS pada masing-masing kolom strategi alternatif

strategi yang terpilih. Strategi dengan TAS tertinggi adalah strategi yang

paling layak untuk diimplementasikan.

Tabel 3.7 Matriks QSP (QSPM)

Sumber: David (2009)

Faktor Utama Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi AS TAS AS TAS AS TAS Faktor Eksternal

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada kedai iga bakar Mang

Opan, maka diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Hasil analisis lingkungan internal perusahaan menjelaskan bahwa Kedai iga bakar

Mang Opan memiliki beberapa kekuatan dan kelemahan terkait dengan kegiatan

pengembangan usahanya. Faktor- faktor strategis internal yang menjadi kekuatan

bagi kedai iga bakar Mang Opan adalah: (1) Akses perusahaan terhadap baha baku

terjamin (2) Komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan (3) SDM yang

berkualitas dan terlatih (4) Koordinasi dalam pembagian tugas yang cukup baik (5)

Mutu produk yang dihasilkan berkualitas (6) Strategi penetapan harga (7) Lokasi

restoran yang strategis (8) Jumlah kendaraan untuk pesan antar memadai.Tingkat

pendapatan yang fluktuatif. Sedangkan faktor-faktor strategis internal yang

menjadi kelemahan bagi kedai iga bakar Mang Opan antara lain: (1) Wilayah

jangkauan pesn antar masih terbatas (2) Tempat produksi (bangunan)kurang luas

(3) keterbatasan modal dalam mengembangkan usaha (4) Sistem pembukuan atau

pengolaan keuangan masih kurang rapi (5) Belum menjalankan fungsi manajemen

secara keseluruhan (6) Promosi yang dilakukan belum maksimal (7) Tingkat

(37)

2. Hasil analisis lingkungan eksternal perusahaan menjelaskan bahwa Kedai iga

bakar Mang Opan memiliki beberapa peluang dan ancaman terkait dengan

kegiatan pengembangan usahanya. Faktor- faktor strategis eksternal yang menjadi

peluang bagi kedai iga bakar Mang Opan adalah: (1) Kebutuhan pangan yang

semakin tinggi seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk (2) Kota Bandung

merupakan salah satu kota tujuan pariwisata (3) Pertumbuhan ekonomi di kota

bandung yang semakin baik (4) Pangsa pasar semakin luas (5) Kekuatan tawar

menawar konsumen sangat tinggi (6) Pertumbuhan ekonomi di kota bandung yang

semakin baik (7) Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi. Sedangkan

faktor-faktor strategis eksternal yang menjadi ancaman bagi kedai iga bakar Mang

Opan antara lain: (1) Munculnya usaha sejenis sehingga tingkat persaingan

semakin tinggi (2) Kelangkaan bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji (3)

Kenaikan harga bahan baku (4) Produk subtitusi tersedia sangat banyak (5)

Tingginya inflasi menyebabkan kenaikan harga pokok produksi.

3. Hasil analisis terhadap analisis SWOT pada kedai iga bakar Mang Opan di peroleh

yang menjadi kekuatan iga bakar Mang Opan adalah (1) Akses perusahaan

terhadap bahan baku terjamin (2) Komunikasi yang baik antara atasan dan

bawahan (3) SDM yang berkualitas dan terlatih (4) Koordinasi dalam pembagian

tugas cukup baik (5) Mutu produk yang dihasilkan berkualitas (6) Strategi

penetapan harga(7) Lokasi restoran yang strategis (8) Tingkat pendapatan yang

fluktuatif. Sedangkan kelemahan pada kedai iga bakar Mang Opan adalah (1)

(38)

kurang luas (3) Keterbatasan modal dalam mengembangkan usaha (4) Sistem

pembukuan atau pengelolaan keuangan masih kurang rapi (5) Belum menjalankan

fungsi manajemen secara keseluruhan (6) Promosi yang dilakukan belum

maksimal (7) Jumlah kendaraan untuk pesan antar memadai. Peluang bagi kedai

iga bakar Mang Opan adalah (1) Kebutuhan pangan yang semakin meningkat

seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk (2) Kota Bandung merupakan salah

satu kota tujuan pariwisata (3) Pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung yang

semakin baik (4) Pangsa pasar semakin luas.(5) Kekuatan tawar menawar

konsumen sangat tinggi (6) Pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung yang semakin

baik (7) Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi.ancaman bagi kedai iga

bakar Mang Opan (1) Munculnya usaha sejenis sehingga tingkat persaingan

semakin tinggi (2)Kelangkaan bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji (3)

Kenaikan harga bahan baku (4) Produk subtitusi tersedia sangat banyak (5)

Tingginya inflasi menyebabkan kenaikan harga pokok produksi.

4. Hasil analisis terhadap matriks IE dan QSPM menunjukkan bahwa

alternatif-alternatif strategi pengembangan usaha bagi kedai iga bakar Mang Opan adalah (1)

(39)

kerja sama kepada investor dalam meningkatkan sumber permodalan bagi kegiatan pengembangan usaha (5) Melakukan ekspansi dengan memperluas wilayah jangkauan fasilitas pesan antar untuk memperluas pasar serta meningkatkan volume penjualan. (6)

Melakukan promosi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi (7) Mencari alternatif pemasok bahan baku untuk mengatasi hambatan pasokan bahan baku (8) Mempertahankan mutu produk serta melakukan evaluasi penetapan harga jual (9) Melakukan efesiensi dan efektifitas produksi untuk menghadapi kembali kenaikan harga BBM,gas dan bahan baku produksi.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini bagi pihak kedai iga

bakar Mang Opan dalam kegiatan pengembangan usahanya adalah:

1. Kedai iga bakar Mang Opan diharapkan mempertahankan hubungan yang baik

dengan karyawan agar tercipta lingkungan kerja yang lebih kondusif dan

meningkatkan SDM dengan pelatihan komputer serta pelatihan manajerial.

Mempertahankan hubungan yang baik dengan karyawan dapat memotivasi kerja

setiap karyawan serta. selain itu untuk meningkatkan SDM dapat dilakukan

dengan pelatihan komputer ini bertujuan untuk membantu kelancaran aktifitas.

2. Kedai iga bakar Mang Opan diharapkan mempertahankan mutu produk serta

melakukan evaluasi penetapan harga jual. Mempertahankan mutu produk dapat

dilakukan dengan cara mempertahankan bahan baku produk yang berkualitas dan

(40)

penetapan harga jual bisa dilakukan dengan cara menghitung biaya bahan baku,

produsi, harga jual serta keuntungan setiap produknya.

3. Menambah jumlah kendaraan pesan antar untuk memperluas wilayah jangkauan

pesan antar. Menambah jumlah kendaraan dapat dilakukan dengan cara

memanfaatkan ojek motor yang terdapat di sekitar wilayah kedai iga bakar Mang

Opan selain itu dapat memanfaatkan kendaraan bermotor yang dimiliki pegawai

untuk operasional kedai.

4. Menawarkan kerja sama kepada investor dalam meningkatkan sumber permodalan

bagi kegiatan pengembangan usaha. Sumber permodalan merupakan salah satu

hambatan bagi kedai iga bakar Mang Opan untuk mengembangkan usahanya.

Mengusahakan sumber permodalan dapat dilakukan dengan cara mencari investor,

investor terdekat adalah dengan prinsip 3 F (family,friend dan flee).

5. Kedai iga bakar Mang Opan di harapkan dapat melakukan promosi dengan

memanfaatkan perkembangan teknologi. Promosi dengan memanfaatkan

perkembangan teknologi seperti membuat website, melalukan promosi lewat

media sosial seperti di facebook,twitter. serta memanfaatkan media cetak seperti

Koran,majalah dan memasang spanduk pada lokasi yang strategis serta membuat

stiker untuk dibagikan kepada konsumen. Tujuan untuk melakukan promosi adalah

untuk menambah volume penjualan serta menarik konsumen baru dan

mempertahankan konsumen yang sudah ada.

(41)

dilakukan kedai iga bakar Mang Opan dengan menyajikan menu produk olahan

yang berasal dari seafood atau hewani lainnya.seperti seafood yang dibakar dan

ayam bakar. Selain itu kedai iga bakar Mang Opan dapat menyajikan menu yang

sedang digemari oleh para konsumennya. Seperti: menyajikan menu makanan

korea yang berbahan dasar daging dan iga sapi seperti Yang Nyam Galb, bulgogi

selain itu iga bakar Mang Opan dapat memambahkan makanan dessert seperti

cupcake atau macarron. Ini diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan dan

mempetahankan konsumen.

7. Mencari alternatif pemasok bahan baku untuk mengatasi hambatan pasokan bahan

baku. Untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas suatu produk maka bahan

baku yang digunakanpun harus berkualitas baik. Oleh karena itu diperlukan

pemasok bahan baku yang mampu menyediakan bahan baku yang baik.

Keterbatasan bahan baku pada pemasok utama dapat menjadi hambatan bagi

kelangsungan produksi. Salah satunya mencari alternatif pemasok yang bisa

memasok bahan baku dengan biaya lebih murah untuk mengurangi biaya produksi

sehingga dapat mempertahankan harga yang bersaing

8. Melakukan ekspansi dengan memperluas wilayah jangkauan fasilitas pesan antar

untuk memperluas pasar serta meningkatkan volume penjualan. Dengan

memperluas jangkauan wilayah pesan antar makan kedai iga bakar Mang Opan

dapat menjangkau lebih banyak konsumen serta memenuhi pesanan konsumen

(42)

restoran dan rumah makan lainnya. Promosi yang efektif dan penambahan jumlah

kendaraan operasional diharapakan dapat memperluas wilayah jangkauan pesan

antar sehingga dapat meningkatkan volume penjualan.

9. Melakukan efesiensi dan efektifitas produksi untuk menghadapi kembali kenaikan

harga BBM, gas dan bahan baku produksi. . Efisiensi produksi dapat dilakukan

dengan cara menghemat penggunaan listrik dan air. Efektif dapat dilakukan

dengan cara melakukan control terhadap persediaan bahan baku dengan cermat

agar tidak terjadi pemborosan dalam penggunaan bahan baku. Selain itu

penghematan BBM dapat dilakukan dengan cara melakukan minimum order,

untuk menghemat gas dapat dilakukan dengan mematikan gas apabila tidak

perlukan.sedangkan untuk menghadapi naiknya harga bahan baku kedai iga bakar

Mang Opan dapat melakukan penyimpanan barang (stock). Melakukan Efisiensi

dan efektif produksi memungkinkan kedai untuk mengalihkan sebagian

keuangannya untuk biaya promosi serta menanbah jumlah kendaraan operasional

untuk memperluas wilayah jangkauan pesan antarnya.

10.Bagi kegiatan penelitian selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian terkait

dengan evaluasi kinerja organisasi terhadap impleentasi strategi, serta penelitian

tentang kepuasan konsumen individu yang dapat mempengaruhi proses pembelian

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Atmodjo, Marsum Widjojo.(2007).Restoran dan segala Permasalahannya.

Yogyakarta: Andi

Bagyono (2005).Pariwisata dan Perhotelan.Bandung:Alfabeta

Buchari, Alma (2004). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.

Bandung:Alfabeta

David, Fred R.(2009). Jakarta. Manajemen Strategis,Terjemahan, Jakarta

:Penerbit Salemba Empat.

Dirgantoro, Corwn (2004).Manajemen Strategis Konsep, Kasus dan Implementasi,

Terjemahan.Jakarta:PT.Grasindo.

Fransiska, Lika.(2008). “Strategi Pengembangan Usaha Restoran Mie Ayam Bangka

Bintaro Cabang Bintatro V, Kabupaten Tanggerang”. Skripsi Pada Program Studi

Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian IPB: Tidak diterbitkan

Geryansyah, Dona.(2011).“Unsur-unsur Perencanaan Dalam Penyelenggaraan

Pasar Tradisional Di Kota Bandung”.Skripsi pada Program Studi Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UNPAD Bandung: Tidak

diterbitkan

Hunger, J.D dan Wheelen, T.L.(2005). Manajemen Strategis. Terjemahan. Edisi

kedua. Yogyakarta: Andi

(44)

Pada Prima Diet Catering, Jakarta “.Skripsi Pada Program Studi Manajemen

Agribisnis Fakultas Pertanian IPB: Tidak diterbitkan

Rangkuti, Freddy. (2009).Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi

Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21,Jakarta:PT.Gramedia

Pustaka Utama.

Kotler, Philip.(2007). Manajemen Pemasaran, Terjemahan. Jilid 1.Jakarta;PT.Indeks

Kotler, Philip.(2009). Manajemen Pemasaran, Terjemahan. Jilid 2.Jakarta;PT.Indeks

Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Walikota Bandung (2011), Bandung:

Pemerintah Kota Bandung

PB, Triton.(2007). Manajemen Strategis: Terapan Perusahaan dan Bisnis.

Yogyakarta; Tugu Publisher.

Reza, Muhammad Yusa(2011).”Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada

E-Comfarm, Kampus IPB DARMAGA-Bogor” .Skripsi Pada Program Studi

Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian IPB: Tidak diterbitkan

Robbins, Stephen dan Mary Coulter.(2005). Manajemen. Edisi Indonesia Jakarta:PT.

INDEKS Kelompok Gramedia

Siahaan PE. 2008. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl

Skripsi Pada Program Studi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian IPB: Tidak

diterbitkan

Sugiarto, Endar dan Sri Sulatirningrum. (2000). Pengantar Akomodasi dan Restoran.

(45)

Umar H. (2008). Strategic Manajemen in Action. Cetakan Kelima. Jakarta:

Gambar

Tabel
Grafik
Gambar
Gambar Lokasi,Ruangan dan Menu kedai iga bakar Mang Opan .................................
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Strategi Swot Dalam Meningkatkan Penjualan Pada Perusahaan Pemasaran Coffee Mix Di Kota Medan (Studi Kasus.. Pada PT. Indrapura

melakukan penelitian yang berjudul, “ ANALISIS PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP VOLUME PENJUALAN DAN LABA PENJUALAN PADA CV.. BUMI PUTRA DI

Penelitian ini didasari oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Teguh Budiono (2005) tentang Analisis Strategi SWOT pada Perusahaan Kue TIP TOP Purworejo.

Upaya perbaikan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan matriks SWOT dan mengukur kelayakan strategi menggunakan b/c ratio guna meningkatkan penjualan mie ayam,

Judul Skripsi : Analisis Strategi Alternatif untuk Menghadapi Persaingan Kompetitif pada PT. Sari Boga Lestari Berdasarkan Pendekatan SWOT. Sugiharto,MM) (Meniek

Puji syukur saya berikan kepada tuhan yang Maha Esa saya bisa mengerjakan proposal skripsi ini yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran dengan pendekatan SWOT

STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENGUNJUNG PADA HOTEL HERMES ONE KOTA SUBULUSSALAM ACEH DENGAN.. PENDEKATAN

Analisis SWOT Pada Usaha Minuman