Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
No Daftar FPIPS : 1892/UN.40.2.2/PL/2013
PENGEMBANGAN KARAKTER KEPEMIMPINAN SISWA
MELALUI SEKOLAH ALAM
(Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaran
Oleh
Riyan Yudistira
0900184
JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN KARAKTER KEPEMIMPINAN SISWA
MELALUI SEKOLAH ALAM
(Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung )
Oleh
RIYAN YUDISTIRA
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Riyan Yudistira 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
RIYAN YUDISTIRA (0900184)
PENGEMBANGAN KARAKTER KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI SEKOLAH ALAM
(Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung )
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Drs. Rahmat, M.Si NIP. 19580915 198603 1 003
Pembimbing II
Syaifullah, S.Pd.,M.Si NIP. 19721112 199903 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Skripsi ini diuji pada tanggal 30 Oktober 2013
Panitia Ujian Sidang Terdiri Atas:
1. Ketua :
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001
2. Sekretaris :
Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820198803 1 001
3. Penguji :
3.1. Prof. Dr. H. Suwarma Al Muchtar, SH., M.Pd. NIP. 19530211 197803 1 002
3.2. Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
RIYAN YUDISTIRA (0900184), “PENGEMBANGAN KARAKTER
KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI SEKOLAH ALAM (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)”
Proses pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Namun, tidak semua sekolah memiliki karakteristik yang sama terhadap lingkungan belajarnya. Seperti halnya sekolah-sekolah alternatif menawarkan konsep pembelajaran yang berbasis alam sebagai lingkungan belajar. Pemanfaatan alam oleh manusia dalam dunia pendidikan memiliki kesan baru dalam proses belajar mengajar sebagai upaya yang dilakukan dalam inovasi pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Oleh karena itulah, sekolah alam dapat dijadikan contoh sebagai sekolah yang membentuk peserta didiknya untuk memiliki karakter dan akhlak mulia serta memiliki kecintaan terhadap lingkungan sekitar.
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
RIYAN YUDISTIRA (0900184), “DEVELOPING STUDENTS’ LEADER CHARACTER THROUGH NATURE SCHOOL (A Study Case in Bandung Nature School) ”
Learning process is one of the keys in determining the fulfillment of educational objectives. Nevertheless, not all schools possess similar characteristics in terms of their learning environment. Some alternative schools offer learning process which incorporates nature as learning environment. The incorporation of nature in education triggers fresh nuance in teaching-learning process innovation which is aimed at optimum fulfillment of educational objectives. Thus, nature school can be referred as an example of school which develops good characteris and love towards nature within students.
Generally, this research was aimed at acquiring the picture on how leadership is being developed in nature school. The approach used in this research was qualitative approach through the employment of case-study method. The data collection technique was through interview, observation, documentation, literature studies and field-notes. The findings from field-study had revealed that: 1) the development of leadership through learning process in nature school was done through various creative programs and activities namely outbound, camping, homestay, MABIT (a night focusing on the preaching of faith and entrepreneurship practicum). 2) The leader character values being developed by Bandung nature school were the values of envision, integrity, dedication, magnanimity, humility, openness, creativity, fairness, assertiveness and sense of humor. 3) The development of students’ leader character in Bandung Nature School faced obstacles as follow: (a) The identification of students’ character
which hadn’t reached optimum level; (b) the lack of teachers’ experience in
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR BAGAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Penjelasan Istilah ... 7
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II LANDASAN TEORITIS ... 10
A. Tinjauan Tentang Pengembangan ... 10
1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Pengembangan ... 10
a. Pengertian Pengembangan ... 10
b. Fungsi Pengembangan ... 11
c. Tujuan Pengembangan ... 13
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Pengembangan ... 15
a. Aliran Nativisme ... 15
b. Aliran Empirisme ... 16
c. Aliran Konvergensi ... 19
B. Tinjauan Tentang Karakter ... 19
1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Karakter ... 19
a. Pengertian Karakter ... 19
b. Fungsi Karakter ... 22
c. Tujuan Karakter ... 23
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
a. Nilai Karakter yang Harus Dikembangkan ... 24
b. Nilai Karakter Kepemimpinan ... 28
3. Strategi Pengembangan Karakter ... 31
4. Membangun Karakter di Sekolah secara Efektif ... 34
C. Tinjauan Tentang Kepemimpinan ... 35
1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Kepemimpinan ... 35
a. Pengertian Kepemimpinan ... 35
b. Fungsi Kepemimpinan ... 37
c. Tujuan Kepemimpinan ... 39
2. Teori-teori Kepemimpinan ... 40
3. Gaya Kepemimpinan ... 45
4. Sifat dan Sikap Kepemimpinan ... 47
5. Strategi Kepemimpinan ... 49
D. Tinjauan Tentang Sekolah Alam ... 50
1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Sekolah Alam ... 50
a. Pengertian Sekolah Alam ... 50
b. Fungsi Sekolah Alam ... 51
c. Tujuan Sekolah Alam ... 54
2. Pembelajaran di Alam Sekitar ... 55
3. Aspek-aspek Pedagogis Penggunaan Alam Sekitar sebagai Sumber Belajar ... 56
4. Manfaat Alam dalam Pembelajaran ... 56
5. Sekolah Alam Bandung ... 58
BAB III METODE PENELITIAN ... 61
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 61
1. Pendekatan Penelitian ... 61
2. Metode Penelitian ... 61
B. Teknik Pengumpulan Data ... 62
1. Wawancara ... 62
2. Observasi ... 63
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4. Studi Literatur ... 65
5. Catatan Lapangan (Fieldnotes) ... 66
C. Tahap Penelitian ... 66
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 68
E. Validitas Data ... 71
F. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 75
1. Lokasi Penelitian ... 75
2. Subjek Penelitian ... 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76
A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 76
1. Keadaan Fisik Sekolah Alam Bandung ... 76
2. Sejarah Pendirian Sekolah Alam Bandung ... 78
3. Struktur Organisasi Sekolah Alam Bandung ... 80
4. Filosofis, Visi dan Missi Sekolah Alam Bandung ... 81
5. Keadaan Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Administrasi Sekolah Alam Bandung ... 81
6. Keadaan Siswa SMP Sekolah Alam Bandung ... 82
B. Hasil Penelitian ... 82
1. Pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung ... 83
2. Nilai-Nilai karakter kepemimpinan yang dikembangkan pada diri siswa di Sekolah Alam Bandung ... 92
3. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung ... 95
4. Upaya-Upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan .. 97
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 98
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Nilai-Nilai karakter kepemimpinan yang dikembangkan pada
diri siswa di Sekolah Alam Bandung ... 107
3. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung ... 114
4. Upaya-Upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan .. 119
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 124
A. Kesimpulan ... 124
1. Kesimpulan Umum ... 124
2. Kesimpulan Khusus ... 124
B. Saran ... 125
DAFTAR PUSTAKA ... 127 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pembangunan Moralitas Anak ...………... 12
Tabel 2.2 Nilai-nilai Karakter yang Dikembangkan ... 26
Tabel 2.3 Teori-teori Kepemimpinan... 41
Tabel 2.4 Gaya Kepemimpinan... 45
Tabel 4.1 Daftar Keadaan Siswa SMP Sekolah Alam Bandung…... 82
Tabel 4.2 Materi Mata Pelajaran Leadership... 85
Tabel 4.3 Tahap Program Kewirausahaan………... 89 Tabel 4.4 Hasil Penelitian Mengenai Pelaksanaan pembelajaran dalam
pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung... Tabel 4.5 Hasil Penelitian Mengenai Pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung... Tabel 4.6 Hasil Penelitian Mengenai Nilai-nilai karakter kepemimpinan yang dikembangkan pada diri siswa di Sekolah Alam Bandung Tabel 4.7 Hasil Penelitian Mengenai Nilai-nilai karakter kepemimpinan yang dikembangkan pada diri siswa di Sekolah Alam Bandung Tabel 4.8 Hasil Penelitian Mengenai Hambatan-hambatan yang Terjadi dalam Proses Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa di Sekolah Alam Bandung... Tabel 4.9 Hasil Penelitian Mengenai Hambatan-hambatan yang Terjadi dalam Proses Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa di Sekolah Alam Bandung... Tabel 4.10 Hasil Penelitian Mengenai Upaya-Upaya untuk Mengatasi Hambatan-Hambatan yang Terjadi dalam Proses
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Proses Pembudayaan dan Pemberdayaan …….………... 31
Bagan 2.2 Program Pengembangan Karakter Pada Latar Mikro... 33
Bagan 2.3 Strategi Pendidikan Karakter di Sekolah…….... 34
Bagan 2.4 Krucut Pengalaman Belajar………... 52
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan
dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dalam pelaksanaannya proses
pembelajaran didukung oleh metode pembelajaran, model pembelajaran, alat dan
bahan pembelajaran serta lingkungan pembelajaran yang kondusif sebagai tempat
belajar siswa. Namun, tidak semua sekolah memiliki karakteristik yang sama
terhadap lingkungan belajarnya. Seperti halnya sekolah-sekolah alternatif
menawarkan konsep pembelajaran yang berbasis alam sebagai lingkungan
belajar.
Sejak dahulu hingga sekarang dunia pendidikan telah memanfaatkan alam
sekitar sebagai sumber dan media pembelajaran. Muatan pendidikan yang dapat
diserap oleh peserta didik juga memiliki kelebihan, karena diharapkan outcome
dari pendidikan yang berorientasi pemanfaatan alam akan mampu membentuk
anak yang memiliki karakter yang baik dan akhlak mulia serta memiliki sikap
mental yang sadar akan pentingnya pelestarian lingkungan sebagai bekal bagi
kehidupannya nanti.
Pemanfaatan alam oleh manusia dalam dunia pendidikan memiliki kesan
baru dalam proses belajar mengajar sebagai upaya yang dilakukan dalam inovasi
pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Oleh karena
itulah, sekolah alam dapat dijadikan contoh sebagai sekolah yang membentuk
peserta didiknya untuk memiliki karakter dan akhlak mulia serta memiliki
kecintaan terhadap lingkungan sekitar. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian
skripsi M. Luttfi Fatahillah (2010:84) yaitu:
2
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sekolah alam merupakan salah satu upaya dalam inovasi pendidikan. Pada
sekolah ini berusaha mengembangkan lingkungan pembelajaran, media
pembelajaran dan metode pembelajaran yang berbeda dengan sekolah lain pada
umumnya. Sekolah alam benar-benar memanfaatkan keadaan alam sekitar untuk
menjadi tempat belajar, menggunakan media yang berasal dari alam secara
langsung dan dengan menggunakan metode yang bisa secara langsung
berinteraksi dengan alam sekitar.
Peningkatan mutu pendidikan melalui suatu inovasi pendidikan diharapkan
akan mampu mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Salah satu indikator
ketercapaian tujuan pendidikan tersebut adalah terbentuknya karakter siswa yang
baik. Melalui pembentukan karakter siswa tersebut akan mampu menghasilkan
para pelajar yang memiliki sikap-sikap yang mampu membentuk diri mereka
menjadi warga Negara yang baik. Hal ini berkaitan dengan karakter yang
diharapkan pada pembangunan karakter bangsa dalam buku Desain Induk
Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025 Pemerintah Republik Indonesia
(2010: 22) adalah sebagai berikut:
Karakter indivudu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila pada masing-masing
bagian tersebut, dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik.
2. Karakter yang bersumber dari olah pikir, antara lain cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi ipteks, dan reflektif. 3. Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestika antara lain bersih
dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinative, kompetitif, ceria, dan gigih;
3
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Karakter yang cocok untuk dikembangkan di sekolah salah satunya adalah
karakter kepemimpinan. Karakter kepemimpinan sangat penting dimiliki oleh
seorang anak untuk bekal mereka ketika sudah dewasa dan berada di lingkungan
masyarakat ataupun di lingkungan kerja. Karakter kepemimpinan yang baik bisa
membuat siswa memiliki sikap seorang pemimpin yang bertanggung jawab, adil
dan jujur.
Pengembangan karakter kepemimpinan dilakukan melalui mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaran di persekolahan. Pendidikan Kewarganegaraan
mampu menerapkan nilai-nilai karakter kepemimpinan melalui proses belajar
mengajar, karena mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menitik beratkan
pada penanaman akhlak yang baik kepada siswa. Kegiatan pembelajaran yang
aktif berbasis pengalaman langsung mampu membentuk karakter kepemimpinan
siswa melalui kegiatan praktek pembelajaran, contohnya pada materi demokrasi
yang di dalamnya terdapat pembahasan tentang pemilu. Selain itu masih banyak
materi-materi pokok pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang bisa
mengembangkan karakter kepemimpinan siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan di Sekolah Alam Bandung (SAB) siswa
cenderung bergerak aktif dan berbaur dengan siswa lainnya. Hal tersebut terlihat
ketika jam istirahat tiba, siswa bermain bersama-sama tanpa membedakan latar
belakang kelas maupun usia. Selain itu, aktifitas siswa di sekolah selalu
memanfaatkan alam sekitar dalam segala kegiatannya. Hal tersebut didukung
dengan keberadaan sekolah di tengah pedesaan yang terdapat beberapa ekosistem
sawah, kebun, dan kolam perikanan.
Salah satu faktor lain yang jelas terlihat adalah siswa tidak memakai pakain
seragam sekolah yang sama. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru
menyebutkan alasan tidak memakai seragan sekolah yang sama dikarenakan agar
siswa bisa bebas bergerak melakukan aktifitasnya di sekolah. Bebas bergerak
4
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dengan langsung dan membolehkan siswanya bermain lumpur, basah-basahan
hingga membuat baju mereka kotor.
Aktifitas siswa yang sering dilakukan di sekolah adalah kegiatan
pembelajaran yang didukung oleh kegiatan praktek langsung di alam. Dengan
menggunakan metode tersebut siswa sangat antusias dan berperan aktif dalam
proses pembelajaran sehingga siswa cenderung ingin menjadi nomor satu di
kelasnya. Selain itu dengan kegiatan langsung di alam siswa menjadi berani untuk
mencoba hal-hal baru. Siswa cenderung menjadi tidak takut kotor, tidak takut
jatuh, tidak takut ketinggian, tidak takut gagal, dengan demikian rasa keberanian
dan kepemimpinan siswa mulai tertanam kepada dirinya.
Sekolah Alam Bandung (SAB) sebagai salah satu sekolah yang menitik
beratkan aktifitas belajarnya pada pemanfaatan alam merupakan suatu lembaga
pendidikan yang memiliki daya tarik tersendiri. Sekolah Alam Bandung berusaha
menawarkan suatu paradigma belajar yang baru, kreatif, dan segar. Sekolah pada
umumnya memposisikan alam sebagai objek yang tidak cukup signifikan dalam
pembelajaran, karena hanya dianggap sebagai bagaian dari sesi refreshing
maupun variasi di antara pendekatan pembelajaran pokok yang terus-menerus
dipraktekan. Akan tetapi, Sekolah Alam Bandung menekankan pemanfaatan alam
lingkungan sebagai sumber belajar yang utama, sehingga siswa disuguhi metode
serta pendekatan yang dirancang dan dikelola secara kreatif, karena alam
memiliki keunggulan sebagai lingkungan yang dinamis.
Hasil penelitian M. Luttfi Fatahillah pun didukung oleh hasil penelitian Cahya Juwita (2010:90) yaitu “perubahan sikap anak yang bersekolah di SAB terlihat mengalami perubahan progresif menjadi anak yang lebih kreatif
mentalnya”. Semua ini sesuai dengan Misi Sekolah Alam Bandung yaitu
Akhlaqul Karimah, Falsafah Ilmu Pengetahun dan sikap ilmiah (Logika), dan
Kepemimpinan. Namun demikian, belum ada penelitian khusus yang menitik
beratkan terhadap pengembangan karakter kepemipinan siswa di Sekolah Alam
5
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Atas dasar pemikiran tersebut di atas merupakan landasan berpijak dalam
penulisan skripsi ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: “Pengembangan Karakter
Kepemimpian Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung )”.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini dirumuskan masalah penelitian secara umum yaitu:
Bagaimanakah pengembangan karakter kepemimpinan siswa melalui Sekolah
Alam?. Kemudian agar penelitian ini lebih operasional dan masalah umum
tersebut bisa dikaji secara terfokus, maka penulis mengidentifikasi
masalah-masalah sesuai dengan inti permasalah-masalahan melalui pertanyaan-pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter
kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung?
2. Nilai-nilai karakter kepemimpinan apa yang dikembangkan pada diri siswa
di Sekolah Alam Bandung?
3. Hambatan-hambatan apa yang terjadi dalam proses pengembangan karakter
kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung?
4. Upaya-upaya apa saja untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi
dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah
Alam Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
pengembangan karakter kepemimpinan siswa melalui sekolah alam. Adapun yang
6
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Untuk mengidentifikasi proses pelaksanaan pembelajaran dalam
pengembangan karakter siswa di Sekolah Alam Bandung.
2. Untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter kepemimpinan yang
dikembangkan pada diri siswa di Sekolah Alam Bandung?
3. Untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses
pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung?
4. Untuk mengidentifikasi upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pengembangan karakter
kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung?
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian ini yaitu untuk mengkaji secara mendalam
tentang proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa melalui sekolah alam
dan dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang berguna dalam
pengembangan karakter melalui sekolah alam yang diterapkan pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Secara Praktis
Untuk sekolah Secara praktis, penelitian ini mempunyai manfaat sebagai
berikut:
a. Bagi Sekolah Alam Bandung (SAB)
1) Dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan
karakter kepemimpinan siswanya di Sekolah.
2) Diharapkan mampu mencermati kebutuhan siswa yang beragam dengan
kondisi lingkungan yang berbeda untuk meningkatan pengembangan
karakter kepemimpinan siswa.
b. Bagi guru
1) Dapat lebih mengembangkan karakter kepemimpinan siswa melalui
7
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2) Meningkatkan tingkat kedisiplinan dan kejujuran siswa dalam proses
pembelajaran.
c. Bagi siswa
1) Meningkatkan motivasi siswa dalam pengembangan karakter
kepemimpinan di sekolah.
2) Siswa dapat melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dan
memuat nilai-nilai yang sesuai dengan karakter kepemimpinan.
d. Bagi orang tua
1) Orang tua dapat mengetahui pentingnya penanaman teoritis karakter
kepemimpinan bagi anaknya.
2) Diharapkan orang tua mampu membuat iklim keluarga yang selalu
menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
E. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari perbedaan dalam hal memaknai konsep-konsep pokok
dalam penelitian ini, maka peneliti menganggap penting untuk menjelaskan
konsep – konsep tersebut, sebagai berikut :
1. Pengembangan
Menurut pendapat Lefrancois, Witherington, dan Hurlock Pengembangan adalah „perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematik, progresif, dan berkesinambungan baik mengenai fisik maupun psikis‟ (Syamsuddin, 2007: 78). Dalam pengertian penelitian ini pengembangan berarti perubahan yang dialami
oleh seorang anak agar memiliki karakter yang baik.
2. Karakter
Karakter dapat didefinisikan sebagai nilai-nilai kebajikan (tahu nilai
kebajikan, mau berbuat baik, dan nyata berkehidupan baik) yang terpateri dalam
8
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pada melihat tindakan atau tingkah laku‟. Dalam penelitian ini karakter siswa yang akan dibangun adalah karakter kepemimpinan. Karakter yang dibentuk dari
mulai siswa mengetahui nilai-nilai karakter kepemimpinan yang diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Kepemimpinan
Definisi kepemimpinan merujuk pada pendapat Matondang (2008: 5) “kepemimpinan adalah suatu proses dalam mempengaruhi orang lain agar mau atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan”. Dalam penelitian ini siswa dibentuk untuk memiliki karakter kepemimpinan sebagai bekal untuk
kehidupannya nanti. Kepemimpinan yang dimiliki siswa diharapkan agar siswa
mampu menjadi seorang pemimpin yang baik di lingkungannya terutama sebagai
pemimpin bagi dirinya sendiri.
4. Sekolah Alam
Menurut Efriyani Djuwita dalam Santoso (2010: 09) Sekolah Alam adalah „salah satu bentuk pendidikan alternatif dengan konsep belajar aktif, menyenangkan dengan menggunakan alam sebagai media untuk belajar‟.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan di dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab,
yaitu:
1. BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, Identifikasi
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, dan struktur
organisasi skripsi.
2. BAB II : Landasan Teoritis
Pada bab ini diuraikan dokumen - dokumen atau data-data yang berkaitan
dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis.
9
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pada bab ini penulis menjelaskan metode penelitian, teknik pengumpulan
data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai
pengembangan karakter kepemimpinan melalui Sekolah Alam Bandung.
4. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang proses
pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter kepemimpinan siswa,
nilai-nilai karakter kepemimpinan yang dikembangkan pada diri siswa,
hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan
siswa, dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan
yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa di
Sekolah Alam Bandung.
5. BAB V : Kesimpulan dan Rekomendasi
Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan
rekomendasi sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Alasan dipilihnya
pendekatan kualitatif dalam penelitian ini, karena peneliti akan meneliti
aktifitas-aktifitas kelompok manusia yang berkaitan dalam pengembangan karakter
kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung. Berdasarkan hal tersebut peneliti
akan memperoleh gambaran dari permasalahan yang terjadi secara mendalam
(berupa kata-kata, gambar, perilaku) dan tidak dituangkan dalam bentuk bilangan
atau angka statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif.
Di samping itu, penelitian kualitatif mempunyai daya adaptabilitas yang
tinggi sehingga memungkinkan peneliti senantiasa menyesuaikan diri dengan
situasi yang berubah-ubah. Selain itu menurut Nasution (2001:40) bahwa:
“Penelitian kualitatif bersifat terbuka, sehingga tidak dapat dipastikan kapan penelitian ini berakhir, penelitian berlangsung untuk memperoleh pemahaman yang senantiasa lebih mendalam, namun penelitian ini dihentikan karena pertimbangan waktu, biaya, dan tenaga”.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus.
Metode studi kasus adalah suatu pendalaman/eksplorasi terhadap sistem yang
dibatasi, atau sebuah kasus (beberapa kasus) melalui pengumpulan data secara
mendalam dan terperinci yang meliputi berbagai sumber informasi yang sangat
berkaitan dengan konteksnya. Hal ini sesuai dengan hakikat penelitian kasus
menurut Arikunto (2006: 120), yaitu:
62
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
daerah atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam”.
Alasan peneliti melakukan penelitian dengan studi kasus karena sesuai
dengan sifat dari masalah serta tujuan penelitian yang diperoleh dan bukan
menguji hipotesis tetapi berusaha untuk menyimpulkan beberapa informasi yang
berbeda tentang upaya sekolah dalam mengembangkan karakter kepemimpinan
siswanya.
Ditinjau dari lingkup wilayahnya, penelitian studi kasus hanya meliputi
daerah atau subjek yang sangat sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitiannya,
penelitian studi kasus lebih mendalam dan membicarakan kemungkinan untuk
memecahkan masalah yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusun dan
mengaplikasikannya serta menginterpretasikannya. Dalam penelitian ini
menguraikan pengembangan karakter kepemimpinan siswa secara apa adanya dan
sesuai situasi yang sebenarnya dengan melihat fakta-fakta yang ada di Sekolah
Alam Bandung.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam kualitatif adalah peneliti itu sendiri dalam
mengungkap sumber data (responden) secara mendalam dan bersifat menyeluruh
hingga ke akar permasalahan, sehingga diperoleh data yang utuh tentang segala
pernyataan yang disampaikan sumber. Sedangkan instrumen pembantu berupa
pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman studi dokumentasi,
pedoman studi literatur serta pedoman catatan lapangan. Untuk memperoleh data
maka teknik pengumpulannya adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk
memperoleh informasi dan data yang faktual tentang pengembangan karakter
63
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini yang akan digali lebih dalam melalui teknik
wawancara adalah yang berkaiatan dengan upaya yang dilakukan sekolah dalam
mengembangkan karakter kepemimpinan siswa dari mulai tahap perencanaan
hingga evaluasi keberhasilan tujuan yang dicapai oleh pihak sekolah.
Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui wawancara yaitu untuk
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang pengembangan karakter
kepemimpinan siswa secara langsung dari responden. Selain itu wawancara ini
dibutuhkan untuk memperoleh data tentang apa saja yang dilakukan pihak sekolah
dalam mengembangkan karakter kepemimpinan siswa.
Adapun jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara
terstruktur. Menurut Widi (2010: 242),
Dalam wawancara terstruktur peneliti memberikan pertanyaan kepada responden dengan pertanyaan yang isi dan strukturnya telah ditentukan, dirancang, dan ditulis oleh peneliti. Peneliti menggunakan pertanyaan dengan kalimat dan urutan sama dan tercatat dalam daftar rencana wawancara (interview schedule).
Alasan dipilihnya wawancara terstruktur yaitu agar peneliti mendapatkan
hasil wawancara yang seragam dari setiap responden tentang pengembangan
karakter kepemimpinan siswa. Sehingga dengan didapatkannya hasil yang
seragam tersebut akan memudahkan peneliti dalam melakukan perbandingan dari
hasil wawancara.
2. Observasi
Observasi yaitu penyelidikan secara langsung terhadap objek penelitian
untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan
secara faktual. Definisi observasi merujuk pada pendapat Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2010:203), „observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis‟. Sedangkan
64
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pengamat dengan menggunakan instrumen pengamatan maupun tanpa instrumen pengamatan”.
Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan
yaitu peneliti dapat mengamati situasi-situasi yang ada dilapangan dengan
mencatat apa-apa yang dianggap penting untuk menunjang tujuan penelitian.
Selain itu peneliti dapat memperoleh suatu gambaran yang lebih jelas tentang
proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa melalui kegiatan
pembelajaran yang diteliti dan dapat memberikan deskripsi mengenai gambaran
umum objek yang akan diteliti.
Jadi secara umum observasi dibutuhkan untuk memperoleh data yang
faktual mengenai kegiatan pembelajaran di Sekolah Alam Bandung dalam
mengembangkan karakter kepemimpinan. Dalam penelitian ini yang diobservasi
yaitu :
a. Kurikulum yang digunakan dan dikembangkan Sekolah Alam Bandung
b. Program Sekolah Alam Bandung
c. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
d. Kegiatan Ekstrakulikuler
e. Kegiatan Kokurikuler
f. Interaksi warga sekolah
Observasi dilakukan pada saat penelitian berlangsung dengan tujuan untuk
mengetahui situasi dan kondisi serta kebiasaan-kebiasaan yang berlangsung di
Sekolah Alam Bandung. Penulis menentukan terlebih dahulu pedoman atau
instrumen observasi dan pada saat observasi, kemudian penulis mencheklist dan
mencatat setiap gejala yang sekiranya penting dan mendukung terhadap masalah
yang diteliti.
65
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Studi dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, notulen, agenda dan sebagainya.
Moleong (2010: 161) mengungkapkan kegunaan dokumen sebagai sumber data
untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan. Sedangkan Arikunto
(2006: 236) menjelaskan bahwa metode dokumentasi merupakan salah satu cara
mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.
Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui studi dokumentasi yaitu untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian tentang proses pelaksanaan
pembelajaran dalam mengembangkan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah
Alam Bandung. Dokumen yang ditemukan dijadikan sebagai narasumber untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut. Dari hasil dokumentasi ini
peneliti dapat memperkuat data hasil wawancara dan observasi.
Dokumen yang dipelajari dalam penelitian ini, yaitu:
a. Visi dan Misi dan tujuan Sekolah Alam Bandung.
b. Handbook Sekolah Alam Bandung (sekolah terindah dalam hidupku).
c. Peraturan yang berlaku di Sekolah Alam Bandung.
d. RPP yang dikembangkan oleh guru.
e. Catatan guru terhadap prilaku dan sikap siswa di sekolah.
4. Studi Literatur
Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan
berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian. Studi literatur, yaitu pencarian data mengenai hal-hal
atau variabel berupa catatan, transkrif, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti
dan sebagainya (Arikunto, 2006:202).
Teknik ini dilakukan dengan mempelajari dan mengkaji buku-buku, surat
kabar, dan bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah-masalah yang akan
dibahas untuk memperoleh bahan-bahan atau sumber-sumber informasi tentang
66
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
memperoleh data teoritis yang dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh
melalui penelitian dan menunjang pada kenyataan yang berlaku pada penelitian.
Studi literatur yang digunakan oleh peneliti, yaitu:
a. Mengkaji buku-buku mengenai pengembangan, karakter, kepemimpinan,
dan pendidikan kewarganegaraan.
b. Mengkaji Handbook Sekolah Alam Bandung (sekolah terindah dalam
hidupku).
5. Catatan Lapangan (Fieldnotes)
Catatan lapangan yang bisa dikumpulkan berupa catatan peneliti terhadap
fenomena yang terjadi dan dirasakan langsung oleh peneliti selama berada di
lapangan. Catatan lapangan merujuk pada pendapat Bodgan dan Biklen dalam
Moleong (2010:209) sebagai berikut:
„Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif‟.
Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui catatan lapangan yaitu untuk
mendeskripsikan dan merefleksikan hasil penelitian di lapangan.
C. Tahap Penelitian
1. Tahap Pra Penelitian
Tahap pra penelitian yang dilakukan peneliti yaitu memilih masalah,
menentukan judul, dan menentukan lokasi penelitian. Pada tahap ini, penulis
mencoba menyusun rancangan penelitian terlebih dahulu yang tertuang dalam
proposal penelitian dan berisikan tentang latar belakang masalah, permasalahan,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian lokasi serta subjek
penelitian. Tujuannya yaitu untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan
67
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dalam tahap pra penlitian ini juga peneliti melaksanakan studi pendahuluan.
Tujuannya yaitu untuk memperoleh gambaran secara umum tentang masalah yang
akan diteliti. Setelah peneliti memperoleh gambaran secara umum tentang objek
dan subjek penelitian, kemudian peneliti menyusun pedoman wawancara. Dalam
mengurus perijinan penelitian, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Peneliti mengajukan surat izin penelitian kepada Ketua jurusan PKn
FPIPS UPI.
b. Setelah memperoleh izin dari Ketua Jurusan PKn kemudian diteruskan
untuk mendapatkan izin dari Dekan FPIPS UPI.
c. Setelah mendapatkan surat izin dari Dekan FPIPS UPI melalui Pembantu
Dekan I, peneliti meneruskan dengan meminta rekomendasi izin
penelitian kepada Rektor UPI.
d. Berdasarkan surat izin Rektor UPI melalui Pembantu Rektor I, kemudian
peneliti meneruskan untuk memperoleh perizinan kepada Kepala Badan
Kesatuan Bangsa Kota Bandung.
e. Setelah mendapatkan surat izin dari Kepala Badan Kesatuan Bangsa Kota
Bandung, peneliti meneruskan untuk mendapatkan izin dari Kepala Dinas
Pendidikan Kota Bandung.
f. Setelah peneliti mendapat izin dari Kepala Dinas Pendidikan Kota
Bandung, peneliti meneruskan untuk mendapat izin dari Kepala Sekolah
Alam Bandung.
g. Kepala Sekolah Alam Bandung memberikan surat izin dan surat
keterangan mengadakan penelitian di sekolah.
2. Tahap Pelaksanaan Lapangan
Setelah tahap pra penelitian selesai dan berdasarkan surat izin penelitian
dari pihak-pihak yang bersangkutan maka peneliti pun mulai melakukan
68
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
wawancara terhadap subjek penelitian untuk memperoleh data atau informasi
yang diperlukan dalam penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan melalui wawancara antara peneliti dengan
responden berlangsung di Sekolah Alam Bandung. Dalam hal ini, peneliti
mengajukan pertanyaan dengan tujuan mendapatkan informasi lebih lanjut di
arahkan kepada fokus penelitian dan mencatatnya kedalam catatan lapangan
dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data secara mendetail, data yang
diperoleh dalam hasil wawancara kemudian disusun dalam bentuk catatan
lapangan lengkap setelah didukung oleh dokumen lainnya.
D. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam
penelitian, karena dapat memberi makna terhadap data yang dikumpulkan oleh
peneliti. Pengolahan data dan analisis data akan dilakukan melalui suatu proses
yaitu penyusunan, mengkatagorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data
yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, sehingga data yang diperoleh
dari wawancara, observasi, dan catatan lapangan berupa kata-kata. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010:4) yang menyatakan bahwa „metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati‟.
Setelah selesai mengadakan wawancara dengan subjek penelitian,
menuliskan kembali data-data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan dengan
tujuan agar dapat mengungkapkan data dan informasi secara mentetail. Data yang
diperoleh dari wawancara disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung
oleh hasil observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan.
Analisis data menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2010:248)
69
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dari penjelasan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa analisis data dapat
dilakukan dengan cara mengorganisasikan data, memilah-milah data,
mensintesiskan data, mencari apa yang penting, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan.
Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Seiddel dalam Moleong
(2010:248) proses analisis data kualitatif berjalan sebagai berikut:
1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengkalsifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.
3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.
Dari kedua definisi tersebut di atas, dapat ditegaskan bahwa ada yang
mengemukakan proses dan ada pula yang menjelaskan tentang
komponen-komponen yang diperlukan dalam melakukan analisis data.
Selanjutnya, menurut Nasution dalam Sugiyono (2010:336) „analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian‟. Jadi analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
1. Analisis sebelum di lapangan
Dalam penelitian kualitataif, analisis data telah dilakukan sebelum peneliti
70
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun
fokus penelitian tersebut masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah
peneliti masuk dan selama di lapangan.
2. Analisis selama di lapangan
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang
diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum
memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap
tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data
kualitatif. Menurut Miles and Huberman (1992 : 16):
“Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisa data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification”.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data ‟kasar‟ yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Pada tahap reduksi data, peneliti menganalisis
data yang diperoleh selama dilapangan melalui wawancara, studi dokumentasi,
studi kepustakaan, dan observasi.
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, makin lama
peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks, dan rumit.
Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Dengan
71
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan.
b. Data Display (Penyajian Data)
Pada Penelitian kualitatif, penyajian data yang paling sering digunakan
adalah bentuk teks naratif. Pada tahap ini peneliti menganalisis data dengan
menyajikan data dilapangan yang telah direduksi dalam bentuk teks yang bersifat
naratif untuk menjawab sejumlah permasalahan yang menjadi fokus penelitian
sebagai sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.
c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)
Pada tahap ini peneliti berusaha menganalisis hasil display data, sehingga
peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap permasalahan yang diteliti sekaligus
dapat memberikan solusi terhadap permasalahan di Sekolah Alam Bandung.
Kesimpulan final mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data terakhir,
tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan di lapangan, pengkodean,
panyampaian, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti,
dan tuntutan-tuntutan pemberi dana, tetapi seringkali kesimpulan itu telah
dirumuskan sebelumnya sejak awal, sekalipun seorang peneliti menyatakan telah melanjutkannya ”secara induktif” .
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada
72
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
E. Validitas Data
Validitas data yang dilakukan untuk membuktikan kesesuaian yang telah
diamati penelitian dengan yang sesungguhnya ada dalam dunia nyata. Uji
keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi:
1. Uji Kredibilitas
Sugiyono (2010: 366-378) menyatakan bahwa uji kredibilitas data atau
kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan:
a. Perpanjangan pengamatan
Untuk memeriksa absah tidaknya suatu data penelitian, perpanjangan
pengamatan dilapangan akan mengurangi kebiasan suatu data karena dengan
waktu yang lebih lama dilapangan, peneliti akan mengetahui kedaan secara
mendalam serta dapat menguji ketidakbenaran data, baik yang disebabkan oleh
diri peneliti itu sendiri ataupun oleh subjek penelitian.
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui
maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan
peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab
(tidak ada lagi jarak), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada
informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk rapport, maka telah
terjadi kewajaran dalam penelitian, di mana kehadiran peneliti tidak lagi
menggangu perilaku yang dipelajari.
Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah
data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak.
73
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
atau sumber data lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan
lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti
kebenarannya.
Berapa lama perpanjangan pengamatan ini dilakukan, akan sangat
tergantung pada kedalaman, keluasan, dan kepastian data. Kedalaman artinya
apakah peneliti ingin menggali data sampai pada tingkat makna. Makna berarti
data di balik yang tampak.
Dalam hal ini setelah peneliti memperpanjang pengamatan, apakah data
akan menambah fokus penelitian, sehingga memerlukan tambahan informasi baru
lagi. Data yang pasti adalah data yang valid yang sesuai dengan apa yang terjadi.
b. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat
dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan
peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Meningkatkan
ketekunan ibarat kita mencek pengerjaan soal-soal ujian, atau meneliti kembali
tulisan dalam makalah yang telah dikerjakan, ada yang salah atau tidak. Dengan
meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali
apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan
meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang
akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara
membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau
dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka
wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk
memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau tidak.
74
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan
demikian terdapat tiangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan
waktu.
1) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, seperti
guru, siswa, dan kepala sekolah. Selanjutnya, dideskripsikan,
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana
spesifik dari tiga sumber data tersebut.
2) Triangulasi Teknik
Triagulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3) Triangulasi Waktu
Dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain
dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data
yang berbeda, maka dilakukan sacara berulang-ulang sehingga sampai
ditemukan kepastian datanya.
d. Menggunakan member check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya
data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang
ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi
data, maka perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila
75
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi, tujuan member
check adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan
laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
Pelaksanaan member check dapat dilakukan setelah satu periode
pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan, atau kesimpulan.
Setelah data disepakati bersama, maka para pemberi data diminta untuk
menandatangani, supaya lebih otentik. Selain itu juga sebagai bukti bahwa peneliti
telah melakukan member check.
F. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Alam Bandung Jl. Dago Pojok
Tanggulan Cikalapa II no 3 Rt 9 Rw 3 Kelurahan Dago Kecamatan Coblong
Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas belum adanya
penelitian khusus di Sekolah Alam Bandung ini yang mengkaji mengenai proses
pengembangan karakter siswa-siswanya. Selain itu, Sekolah Alam Bandung
merupakan satu-satunya sekolah alam yang ada di Kota Bandung.
Kondisi pembelajaran yang sangat berbeda dengan sekolah formal pada
umumnya dimana bukan gedung sekolah yang mewah melainkan saung kelas
dari kayu, sehingga biaya untuk gedung lebih murah. Pendidikan yang berkualitas
tidak ditentukan oleh sarana gedungnya, melainkan pada kualitas guru, metoda
yang diterapkan dalam proses belajar mengajar dan kurikulum yang ditunjang
oleh buku yang memadai sebagai gerbang ilmu pengetahuan untuk membentuk
diri siswa menjadi warga Negara yang baik.
2. Subjek Penelitian
Penelitian kualitatif, informasi atau data diperoleh dari sumber yang dapat
memberikan informasi yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan
76
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
purpossive berkaitan dengan tujuan tertentu. Berdasarkan hal tersebut maka dalam
penelitian ini tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan (purposive sample).
Jadi subjek penelitian dalam penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang
menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi dipilih
secara purposive bertalian dengan tujuan tertentu. Adapun yang menjadi subjek
penelitian sebanyak 5 orang yang terdiri atas:
a. Kepala Sekolah Alam Bandung : 1 Orang
b. Guru-guru Sekolah Alam Bandung; : 1 Orang
c. Wakasek bidang Kesiswaan; : 1 Orang
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan
beberapa kesimpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya,
pada bagian akhir, penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang
terkait, sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Bahwa Sekolah Alam Bandung melaksanakan pengembangan karakter
kepemimpinan melalui modus pembelajaran yang khas yakni pembelajaran di luar
kelas (outbond dan praktek kewirausahaan).
2. Kesimpulan Khusus
Disamping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari pembahasan
hasil penelitian, yakni:
a. Pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter kepemimpinan di
Sekolah Alam Bandung dilaksanakan melalui ragam program dan kegiatan
kreatif yaitu outbond, kemah/camping, homestay, MABIT (Malam Bina
Iman dan Taqwa, dan praktek kewirausahaan.
b. Nilai-nilai karakter kepemimpinan yang dikembangkan Sekolah Alam
Bandung adalah nilai envision (memiliki visi), integrity (integritas),
dedication (dedikasi), magnanimity (keluhuran budi) , humility (rendah
hati), Openness (keterbukaan), creativity (kreativitas), fairness (keadilan),
assertiveness (ketegasan), sense of humor (memiliki rasa humor).
c. Pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung
dihadapkan pada hambatan-hambatan sebagai berikut: (1) belum
125
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pengalaman guru dalam menerapkam metode outbond; (3) belum adanya
kurikulum baku yang terstandar sebagai acuan pokok.
d. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan pengembangan
karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung sebagai berikut:
(1) upaya untuk mengidentifikasi karakter siswa secara optimal dilakukan
melalalui kegiatan masa orientasi peserta didik di awal penerimaan siswa
baru, (2) meningkatkan intensitas kegiatan pelatihan bagi guru terkait
metode pembelajaran, (3) membuat rambu-rambu wajib pelaksanaan
sebagai dasar pelaksanaan pembelajaran.
B. Saran
1. Bagi Dinas Pendidikan Kota Bandung
a. Hendaknya pemerintah melalui Dinas Pendidikan Kota Bandung
memberikan dukungan atau bantuan fasilitas untuk pengembangan Sekolah
Alam Bandung.
2. Bagi Pihak Sekolah (SMP Sekolah Alam Bandung)
a. Sekolah diharapkan dapat mengintensifkan bimbingan kepada guru dan
instruktur.
b. Meningkatkan daya dukung fasilitas dan media pembelajaran secara
memadai.
3. Bagi Guru
a. Guru diharapkan dapat lebih kreatif dalam menerapkan model pembelajaran
yang interaktif.
b. Guru hendaknya lebih memberikan motivasi melalui pemberian reward
126
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 4. Bagi Siswa
a. Siswa diharapkan dapat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran outbond
dalam mata pelajaran leadership agar karakter kepemimpinan siswa dapat
terasah.
b. Siswa diharapkan lebih meningkatkan kebersamaan sesama siswa dengan
cara belajar berkelompok.
5. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
a. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan lebih meningkatkan
pengembangan model dan metode pembelajaran yang berbasis lingkungan
alam.
b. Mendukung penelitian lebih lanjut dalam pengembangan karakter melalui
Riyan Yudistira, 2013
Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Anoraga, Pandji. (1992). Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitan: Suatu Pendekatan Praktis (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.
Baharuddin. (2009). Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakara: Ar-Ruzz Media.
Budimansyah, Dasim dan Kokom Komalasari. (Eds) (2011). Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa (Penghargaan dan Penghormatan 70 Tahun Prof. Dr. H. Endang Somantri, M.Ed). Bandung: Widya Aksara Press, Laboratorium PKn UPI.
Budimansyah, Dasim. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.
Cahyono, Cheppy Hari. (1984). Psikologi Kepemimpinan. Surabaya: Usaha Nasional.
Danim, Sudarwan. (2010). Kepemimpinan Pendidikan (kepemimpinan jenius IQ+EQ, etika, Prilaku Motivasional, dan mitos. Bandung: Alfabeta.
Effendi, R. dan Malihah, E. (2007). Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan Teknologi (PLSBT). Bandung: Yasindo Multi Aspek dan Value Press.
Hartinah, Sitti. (2010). Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika Aditama.
Hurlock, Elizabeth B. (1986). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang kehidupan (alih bahasa Istiwidayanti dkk., tahun 1990). Jakarta: Erlangga.
Katono, Kartini. (1986). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: CV Rajawali.
Kesuma, Dharma, Cepi Triatna dan Johar Permana. (2011). Pendidikan Karakter (Kajian Teori dan Praktik di Sekolah). Bandung: Remaja Rosdakarya.