• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMANSISWA SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN STORY MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMANSISWA SEKOLAH DASAR."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN STORY MAPPING

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

YANI YULIANI NIM 0903628

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGGUNAAN STORY MAPPING

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR

Oleh Yani Yuliani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Yani Yuliani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. YANI YULIANI

PENGGUNAAN STORY MAPPING

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. Aan Kusdiana, M.Pd. NIP. 19551206 197502 1 001

Pembimbing II

Seni Apriliya, M.Pd. NIP. 19820412 201012 2 003

Diketahui oleh Ketua Program Studi PGSD

UPI KampusTasikmalaya

(4)
(5)

PENGGUNAAN STORY MAPPING

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA

PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR

ABSTRAK

Kemampuan membaca sangat dibutuhkan di dalam kehidupan untuk menjadi anggota masyarakat yang berwacana. Membaca digunakan orang untuk mencari serta memperoleh informasi, mecakup isi, dan memahami makna bacaan. Strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran adalah strategi Story Mapping. Strategi ini dipilih karena dapat merangsang siswa untuk lebih aktif membaca dan memahami isi bacaan yang telah dibacanya. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-eksperimen dengan pre-test -treatment-post-test. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas V SD Negeri Citapen yang berjumlah 30 orang. Data penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa instrumen yaitu; tes membaca pemahaman, lembar observasi, dan kuesioner respons siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan strategi Story Mapping dalam pembelajaran bahasa Inggris pembelajaran berlangsung dengan menarik dan sangat komunikatif, serta hasil belajar meningkat secara meyakinkan. Itu dapat diidentifikasi bahwa ada peningkatan nilai membaca pemahaman yang signifikan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman sebelum diterapkannya strategi Story Mapping berada pada kategori tinggi dengan rata-rata nilai 64,50 dan setelah diterapkannya strategi tersebut berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata nilai 92. Hasil uji hipotesis diperoleh

Sig.(2-tailed) < α yaitu 0,000 < 0,05 yang berarti Ha diterima yaitu terdapat

perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebelum dan setelah siswa kelas V SD Negeri Citapen belajar dengan menggunakan strategi Story Mapping. Lebih lanjut, siswa terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu dapat terlihat dari kuesioner yang diberikan kepada siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa 76% siswa menyatakan pembelajaran lebih menyenangkan dan mereka lebih memahami isi cerita yang disuguhkan dengan menggunakan strategi Story Mapping. Berdasarkan temuan dari penelitian ini, disarankan kepada para guru untuk menggunakan strategi Story Mapping sebagai salah satu strategi alternatif dalam pengajaran membaca pemahaman di dalam kelas.

(6)

USE OF THE STORY MAPPING IN LEARNING ENGLISH

READING ABILITY TO IMPROVE UNDERSTANDING OF PRIMARY SCHOOL STUDENTS

ABSTRACT

Reading ability is needed in life to become a member of the discourse community. Reading people use to search for and obtain information, mecakup contents, and understand the meaning of the reading. Learning strategy is one component of learning that can affect the improvement of the quality of learning. One strategy that can improve the quality of learning is Story Mapping strategy. This strategy was chosen because it can stimulate more students to actively read and understand the contents of the reading he had read. The main objective of this research is to improve students' reading comprehension. This research uses a pre-experimental research design with pre-test-post-test-treatment. This research was conducted on Elementary School fifth grade students who were 30 Citapen. Data was collected through the following instruments; tests reading comprehension, observation sheet, and questionnaire responses of students. This study shows that the implementation of Story Mapping strategies in learning English language learning takes place with attractive and very communicative, and learning outcomes improved substantially. It can be identified that there is an increase in the value of reading comprehension significantly. Data obtained from the results of the study showed that reading comprehension strategies before implementation of Story Mapping at the high category with an average value of 64.50 and after the implementation of these strategies are at very high category with an average value of 92. Hypothesis test results obtained Sig. (2-tailed) <α is 0.000 <0.05, which means that Ha is accepted that there is a difference significant reading comprehension in learning English before and after the fifth grade elementary school students to learn by using strategies Citapen Story Mapping . Furthermore, students were active in learning activities. It can be seen from the questionnaire given to the students. The results showed that 76% of students stated their learning more fun and better understand the story presented using Story Mapping strategy. Based on the findings of this study, it is suggested to teachers to use strategies Story Mapping as one of alternative strategies in the teaching of reading comprehension in the classroom.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 10

2. Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar ... 13

3. Pembelajaran Membaca Pemahaman ... 21

4. Penggunaan Strategi Story Mapping ... 23

B. Kerangka Pemikiran ... 30

C. Hipotesis Penelitian ... 31

D. Penelitian yang Relevan ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

B. Metode Penelitian... 35

C. Desain Penelitian ... 35

D. Prosedur Penelitian... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 37

F. Instrumen dan Proses Pengembangan Instrumen Penelitian ... 39

G. Teknik Analisis Data ... 49

(8)

ii

Halaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Hasil Penelitian ... 60

1. Data Perencanaan ... 60

2. Data Pelaksanaan ... 64

3. Analisis Data Menggunakan Statistik ... 76

B. Pembahasan ... 89

1. Kemampuan Membaca Pemahaman sebelum Menggunakan Strategi Story Mapping ... 91

2. Kemampuan Membaca Pemahaman setelah Menggunakan Strategi Story Mapping ... 92

3. Perbedaan Hasil Belajar Siswa sebelum dan sesudah Menggunakan Strategi Story Mapping ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Data Siswa Kelas V SD Negeri Citapen ... 33

Tabel 3.2. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 37

Tabel 3.3. Jenis, Teknik Pengumpulan, Instrumen, dan Sumber Data ... 38

Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen (Tes) ... 40

Tabel 3.5. Interpretasi Nilai r ... 44

Tabel 3.6. Hasil Pengujian Validitas Instrumen ... 44

Tabel 3.7. Reliabilitas Statistic ... 46

Tabel 3.8. Kriteria Reliabilitas Butir Soal ... 47

Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabititas Instrumen Soal... 47

Tabel 3.10. Kriteria Indeks Kesukaran ... 48

Tabel 3.11. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal ... 48

Tabel 3.12. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ... 49

Tabel 3.13. Rambu-rambu Interval Kategori Hasil Belajar ... 50

Tabel 3.14. Kategori Interval Hasil Belajar ... 51

Tabel 3.15. Interpretasi Kategori Normal Gain ... 52

Tabel 4.1. Hasil Penilaian RPP ... 64

Tabel 4.2. Data Hasil Pre-test ... 65

Tabel 4.3. Rata-rata Nilai Pre-test ... 66

Tabel 4.4. Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran ... 72

Tabel 4.5. Data Hasil Post-test ... 73

Tabel 4.6. Rata-rata Nilai Post-test ... 74

Tabel 4.7. Hasil Kuesioner/Angket ... 75

Tabel 4.8. Data Deskriptif Nilai Pre-test dan Post-test ... 78

Tabel 4.9. Nilai dan Tingkat Hasil Belajar atau Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa ... 79

Tabel 4.10. Rekapitulasi Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman ... 81

(10)

iv

Tabel 4.12. Rekapitulasi Nilai, Tingkat, dan Kualitas Kemampuan

Membaca Pemahaman... 83

Halaman

Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas Pre-test dan Post-test ... 86

Tabel 4.14. Hasil Uji Homogenitas Varians Data Pre-test dan Post-test ... 87

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. One-Group Pre-Test Post-test ... 36

Gambar 3.2 Menu Analyze >>Correlate>>Bivariate ... 43

Gambar 3.3. Kotak Dialog Bivariate Correlations ... 43

Gambar 3.4. Menu Analyze >>Scale>>Reliability Analysis ... 45

Gambar 3.5. Kotak Dialog Reliability Analysis ... 45

Gambar 3.6. Kotak Dialog Reliability Analysis: Statistics ... 46

Gambar 3.7. Menu Analyze>>Nonparametric Tests>>1-Sampel K-S ... 53

Gambar 3.8. Kotak Dialog One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 53

Gambar 3.9. Menu Analyze>>Deskriptives Statistics>>Explore ... 54

Gambar 3.10. Kotak Dialog Explore ... 55

Gambar 3.11. Kotak Dialog Explore: Plots ... 55

Gambar 3.12. Sheet Data View ... 56

Gambar 3.13. Menu Analyze>>Compare Means>>Paired Sample T-Test ... 56

(12)

vi

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 2.1. Story Map ... 25

(13)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1. Frekuensi Pencapaian Nilai Pre-test ... 67

Grafik 4.2. Frekuensi Pencapaian Nilai Pre-test ... 75

Grafik 4.3. Kemampuan Membaca Pemahaman... 81

(14)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Keputusan Direktur UPI ... 104

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 105

Lampiran 3 Surat Izin dari Kantor Kesbang dan Politik ... 106

Lampiran 4 Surat Izin dari Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya ... 107

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian dari SD Negeri Citapen ... 108

Lampiran 6 Soal Uji Coba Instrumen ... 109

Lampiran 7 Tabulasi Hasil Uji Coba Instrumen ... 111

Lampiran 8 Output Hasil Uji Validitas Instrumen ... 112

Lampiran 9 Output Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 113

Lampiran 10 Hasil Uji Indeks Kesukaran Soal Instrumen... 114

Lampiran 11 Soal Pre-test ... 115

Lampiran 12 Hasil Pre-test Siswa... 117

Lampiran 13 Tabulasi Hasil Pre-test ... 120

Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 121

Lampiran 15 APKG ... 131

Lampiran 16 Pedoman Observasi ... 132

Lampiran 17 Soal Post-test ... 135

Lampiran 18 Hasil Post-test Siswa ... 137

Lampiran 19 Tabulasi Hasil Post-test ... 140

Lampiran 20 Rekapitulasi Nilai Pre-test, Post-test, dan Gain ... 141

Lampiran 21 Output Hasil Uji Normalitas ... 143

Lampiran 22 Output Hasil Uji Homogenitas ... 145

Lampiran 23 Output Hasil Uji Hipotesis (t) ... 147

Lampiran 24 Kuesioner/Angket ... 148

Lampiran 25 Hasil Kuesioner/Angket Siswa ... 149

(15)
(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama sekolah. Kegiatan belajar

mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan

hal-hal yang menggali pemahaman dan termotivasi. Suasana belajar yang diciptakan

guru harus melibatkan siswa secara aktif, terutama guru diberikan kebebasan

untuk mengelola kelas yang meliputi strategi, pendekatan, metode, teknik

pembelajaran, dan penilaian yang efektif, disesuaikan dengan karakteristik mata

pelajaran, karakteristik siswa, guru, sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah.

Pendidikan dapat dipahami dari sudut pandang yang berbeda. Untuk memaknai

pendidikan di Indonesia, dimaknai sesuai dengan BAB I Ketentuan Umum Pasal 1

ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menurut

Depdiknas (2006: 12) dalam KTSP dijelaskan:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari penjelasan di atas maka pendidikan menuntut setiap individu untuk

mengembangkan diri dalam segala bidang.

Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan sosial sehingga pengajaran

bahasa pun menjadi penting. Pengajaran bahasa bertujuan agar siswa memperoleh

informasi dengan mudah. Pengajaran bahasa dapat membantu peserta didik dalam

mengembangkan kemampaun berkomunikasi.

Dengan ditetapkannya Lampiran I Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.

22 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bahasa

Inggris untuk Sekolah Dasar, yang intinya mewajibkan setiap sekolah dasar

rmengembangkan dan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

sesuai kebutuhannya, berdasarkan panduan penyusunan KTSP Sekolah Dasar dan

(17)

2

Di era globalisasi saat ini, mempelajari dan meguasai bahasa Inggris dipandang

penting dan merupakan suatu kebutuhan. Implikasinya bahasa Inggris adalah mata

pelajaran yang dipelajari pada setiap jenjang pendidikan. Pada kenyataan saat

yang ada, mengajar bahasa Inggris di sekolah dasar lebih sulit jika dibandingkan

dengan sekolah menengah pertama atau menengah atas. Itu terjadi dikarenakan

siswa sekolah dasar tidak mengetahui bahasa Inggris sebelumnya.

Dengan mempelajari bahasa Inggris, siswa diharapkan dapat berkomunikasi

secara lisan maupun tulisan. Terdapat empat keterampilan berbahasa. Yaitu,

mencakup keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Sebagaimana yang diungkapkan Tarigan (1979:1) sebagai berikut:

Keterampilan berbahasa (atau language art, language skills) dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu: 1) keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skills); 2) keterampilan berbicara (speaking skills); 3) keterampilan membaca (reading skills); 4) keterampilan menulis (writing skills).

Empat aspek tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, saling

menunjang, dan saling mendukung. Dari keempat keterampilan diatas, membaca

merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting.

Begitu pula yang terjadi pada pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar.

Pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar harus memadukan empat

keterampilan berbahasa. Selain itu, pentingnya pemaduan empat keterampilan

berbahasa dalam satu kegiatan pembelajaran adalah karena bahasa Inggris di

Indonesia berperan sebagai bahasa asing. Hal ini akan membuat siswa belajar

bahasa Inggris secara menyeluruh dan tidak terpisah-pisah. Oleh karena itu, dalam

pengajaran bahasa Inggris di Indonesia diperlukan banyak pertimbangan

sebagaimana pendapat Brown (1994: 120) berikut ini “Foreign language context

are those in which student do not have ready-made contexts for communication beyond their classroom”

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa siswa tidak dapat

belajar di luar lingkungan kelas mereka karena bahan pembelajaran tidak tersedia

di luar lingkungan kelas mereka. Oleh karena itu, guru sebagai penyedia sumber

(18)

3

lebih termotivasi untuk mempelajari bahasa Inggris. Siswa-siswa pembelajari

English as a Foreign Language akan lebih tertarik untuk melihat relevansi

kegunaan bahasa Inggris sesuai dengan kenyataan yang ada di sekitar kehidupan

mereka.

Dalam era globalisasi sekarang ini, akan tidak cukup jika seseorang hanya

memiliki keterampilan lisan atau berbicara saja. Akan tetapi ia harus menjadi

anggota masyarakat yang berwacana. Dengan demikian, sejak awal siswa harus

diperkenalkan dengan kegiatan berwacana seperti membaca.

“Pembelajaran membaca, mengerti makna tulisan, sangat penting bagi pendidikan anak maupun perkembangan pribadinya, yang dapat dilaksanakan

dengan pengajaran yang tepat” (Cameron, 2001:125).

Kenyataan dilapangan bahwa pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar

sering dianggap sulit oleh siswa karena mereka merasa terbebani dengan harus

menghapal kata-kata yang asing bagi mereka. Yang paling dirasakan sulit bagi

siswa Sekolah Dasar adalah memahami suatu teks dalam bahasa Inggris. Faktor

penyebab kesulitan siswa tersebut tentu beragam, namun perlu diperhatikan pula

bagaimana cara siswa itu sendiri membaca, yang mungkin menjadi salah satu

penentu keberhasilan mereka.

Bahasa Inggris dipandang sebagai bahasa asing oleh siswa, sehingga

pengalaman keberwacanaannya masih kurang. Pemaknaan pemahamannya pun

akan berbeda ketika siswa membaca cerita atau teks berbahasa Indonesia dan

ketika siswa membaca cerita atau teks berbahasa Inggris.

Diketahui siswa banyak menemui kendala dalam memahami isi bacaan bahasa

Inggris. Faktor-faktor yang membuat hal ini terus berlanjut antara lain mereka

tidak memahami isi bacaan, mereka tidak mengerti apa yang ditanyakan dalam

soal yang berkaitan dengan bacaan. Apabila kondisi ini terus diabaikan,

dikhawatirkan siswa sama sekali tidak menyukai pembelajaran membaca bahasa

Inggris, karena merupakan pelajaran yang terlalu kompleks yang menuntut siswa

untuk paham terhadap suatu bacaan. Sehingga mereka tidak dapat mencapai

(19)

4

Assessment pada pembelajaran reading termasuk penilaian yang cukup

kompleks. Keterampilan membaca dalam bahasa Inggris (reading skill) mencakup

kemampuan decoding, pronouncing, dan juga comprehending the message.

Penilaian, dalam pelaksanaannya bertujuan untuk melihat sejauhmana

pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang telah diberikan.

Sudjana (1989: 2) menyatakan bahwa:

Kegiatan penilaian adalah suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil-hasil belajar yang diperlihatkannya setelah menempuh pengalaman belajarnya (proses belajar-mengajar).

Dalam penilaian pada pembelajaran bahasa Inggris, penilaian dilakukan pada

saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini bertujuan untuk melihat aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa terhadap pembelajaran.

Pertanyaan pemahaman bacaan dapat digunakan untuk mengatahui paham

tidaknya siswa akan isi bacaan yang dibaca. Strategi lain untuk mengetahui

pemahaman siswa dalam membaca adalah dengan story-map, yaitu bagan

pemetaan cerita. Dengan strategi story-map ini akan membantu guru untuk

mengetahui apakah siswa paham dengan gagasan pokok bacaan atau tidak.

Sehubungan dengan hal tersebut, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam

menciptakan proses belajar mengajar yang lebih mengutamakan pada kegiatan

belajar siswa secara aktif dan melibatkan penilaian pembelajaran yang sesuai.

Berdasar hal di atas peneliti, menggunakan penelitian dengan judul “Penggunaan Story Mapping dalam Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar”.

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat diidentifikasi.

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini dijelaskan di bawah ini.

a. Bahasa Inggris hanya pelajaran muatan lokal di sekolah dasar maka dipandang

(20)

5

b. Terbatasnya kemampuan guru dalam membelajarkan bahasa Inggris kepada

siswa terutama dalam pembelajaran membaca dan kemampuan memahami

pesan atau isi bacaan.

c. Penggunaan strategi Story Mapping dalam pembelajaran bahasa Inggris belum

diterapkan di sekolah dasar.

d. Hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman tidak maksimal karena tidak

dianalisa dari keseluruhan isi suatu bacaan sampai pada hal yang paling kecil.

e. Ketidakpahaman siswa dalam memahami isi suatu teks bacaan menjadi faktor

yang menjadi kendala dalam membaca pemahaman untuk memahami hal-hal

atau keseluruhan isi suatu bacaan sampai pada hal yang paling kecil.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini

dirumuskan bagaimana meningkatkan kemampuan membaca pemahaman melalui

Story Mapping yang dijabarkan dalam rumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri

Citapen sebelum menggunakan strategi Story Mapping dalam pembelajaran

bahasa Inggris di sekolah dasar?

b. Bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri

Citapen setelah menggunakan strategi Story Mapping dalam pembelajaran

bahasa Inggris di sekolah dasar?

c. Adakah perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan dalam

pembelajaran Bahasa Inggris sebelum dan setelah siswa kelas V SD Negeri

Citapen belajar dengan menggunakan strategi Story Mapping?

C.Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini dibuat untuk memperoleh gambaran

peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri Citapen

dengan menggunakan strategi Story Mapping.

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka lebih spesifik tujuan penelitian

(21)

6

1. Mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri

Citapen sebelum menggunakan strategi Story Mapping dalam pembelajaran

bahasa Inggris di sekolah dasar.

2. Mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri

Citapen setelah menggunakan stratgi Story Mapping dalam pembelajaran

bahasa Inggris di sekolah dasar.

3. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang

signifikan pada pembelajaran Bahasa Inggris sebelum dan setelah siswa kelas

V SD Negeri Citapen belajar dengan strategi Story Mapping.

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat penelitian ini, adalah dapat mengembangkan keilmuan tentang Story

Mapping dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan

membaca pemahaman.

2. Manfaat Praktis

Dengan membaca penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi:

a. Siswa

Manfaat penelitian bagi siswa kelas V SD Negeri Citapen adalah siswa dapat

meningkatkan kemampuan dalam membaca pemahaman. Siswa memperoleh

pengalaman yang menarik dalam memahami isi bacaan yang disajikan.

b. Guru

Manfaat penelitian bagi guru SD Negeri adalah menambah wawasan guru

mengenai strategi pembelajaran menggunakan Story Mapping yaitu memberikan

pengalaman menggunakan strategi pembelajaran dalam hal peningkatan

kemampuan membaca pemahaman siswa. Dan menambah wawasan guru

mengenai strategi maupun teknik reading assessment, yaitu dengan memberikan

pengalaman dalam teknik penilaian, sehingga dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran, dan memberikan gambaran tentang kemampuan siswa dalam

(22)

7

c. Sekolah

Manfaat penelitian bagi sekolah adalah diperolehnya Story Mapping dalam

pembelajaran bahasa Inggris untuk meningkatkan keterampilan membaca

pemahaman siswa, dalam artian Story Mapping dapat digunakan dalam strategi

pembelajaran maupun teknik penilaian membaca pemahaman pada pembelajaran

bahasa Inggris. Selain itu sekolah dapat menyusun sendiri teknik penilaian

khususnya dalam teknik reading assessment.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Rincian lebih jelasnya tentang isi keseluruhan skripsi, maka akan diuraikan

sistematika penulisan yang pembahasannya disusun sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi: latar belakang masalah (menjelaskan mengenai hal-hal yang

melatarbelakangi penelitian ini, salah satunya adalah pembelajaran bahasa Inggris

dan kesulitan yang dihadapi siswa sekolah dasar dalam memahami isi bacaan pada

pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar); rumusan masalah (menjelaskan

pertanyaan yang akan dicari jawabanya melalui penelitian ini); tujuan penelitian

(menjelaskan mengenai tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan

kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri Citapen setelah

menggunakan strategi Story Mapping dalam pembelajaran bahasa Inggris di

sekolah dan mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V

SD Negeri Citapen setelah menggunakan strategi Story Mapping dalam

pembelajaran bahasa Inggris di sekolah); kegunaan penelitian (menjelaskan

mengenai manfaat dari penelitian ini); dan struktur organisasi skripsi

(menjelaskan mengenai susunan penulisan skripsi ini).

2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian

Bab ini berisi: kajian pustaka (menjelaskan mengenai teori-teori beserta

temuan-temuan yang mendukung terhadap penelitian ini. Yaitu pertama

pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar mencakup: hakikat pembelajaran

bahasa Inggris di Sekolah Dasar, tujuan pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah

(23)

8

pembelajaran membaca di Sekolah Dasar mencakup pengertian membaca, tujuan

membaca, aspek-aspek membaca, jenis-jenis membaca, pelaksanaan membaca.

Ketiga pembelajaran membaca pemhaman mencakup hakekat membaca

pemahaman dan tujuan membaca pemahaman. Keempat penggunaan strategi

Story Mapping yang mencakup pengertian, strategi dan tujuan, langkah-langkah,

pemilihan bahan bacaan, dan teks/cerita narasi (Narrative story); kerangka

pemikiran (menjelaskan mengenai garis besar pemikiran yang digunakan dalam

penelitian ini) dan hipotesis penelitian (menjelaskan mengenai jawaban sementara

penelitian terhadap masalah penelitian yang harus diuji kebenarannya).

3. Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi: lokasi dan subjek penelitian (menjelaskan mengenai subjek yang

diteliti dalam penelitian); metode penelitian (menjelaskan mengenai metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian); desain penelitian (menjelaskan

mengenai desain penelitian yang digunakan dalam penelitian); prosedur penelitian

(menjelaskan tahap-tahap dalam penelitian); teknik pengumpulan data

(menjelaskan mengenai teknik penghimpunan data); instrumen dan proses

pengembangan instrumen penelitian (menjelaskan mengenai alat yang digunakan

untuk mengambil data dalam penelitian dan menjelaskan mengenai uji validitas

dan reabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini); teknik analisis data

(menjelsakan mengenai teknik analisis data yang digunakan untuk

menginterpretasi data hasil penelitian); dan definisi operasional variabel penelitian

(menjelaskan mengenai variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini);

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi: hasil peneltian (menjelaskan tentang pengolahan data yang

terkumpul) dan pembahasan (berisi penjelasan tentang pembahasan terhadap

data-data hasil yang terkumpul dan penjelasan mengenai jawaban dari rumusan

(24)

9

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi: kesimpulan (menjelaskan mengenai hasil akhir penelitian)

dan saran (menjelaskan mengenai rekomendasi dari hasil penelitian ditujukan

kepada para pembuat kebijakan, para pengguna hasil penelitian, dan peneliti

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian yang berjudul Penggunaan Story Mapping dalam Pembelajaran

Bahasa Inggris untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Citapen Jln. Tentara Pelajar No. 16

Kelurahan Empang Sari Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.

2. Populasi dan Sampel

Pengertian populasi menurut Arikunto (2006:130) menyebutkan “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa sekolah dasar kelas V SD Negeri

Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya sebagai subyek penelitian. Karena

populasi dalam penelitian ini berjumlah sedikit yaitu 30 siswa, maka penelitian

ini merupakan penelitian populasi, artinya sampel diambil adalah keseluruhan

jumlah populasi dan diambil sesuai dengan kebutuhan peneliti. Kategori yang

dipilih yaitu sampling jenuh.“Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2010:124). Maka sampel penelitiannya adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Citapen Kecamatan

Tawang Kota Tasikmalaya yang berjumlah 30 orang siswa terdiri atas 14 siswa

laki-laki dan 16 siswa perempuan.

Oleh karena itu hasil penelitian ini hanya berlaku untuk siswa kelas V SD

Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.

Tabel 3.1

Data Siswa Kelas V SD Negeri Citapen

NO NAMA SISWA Jenis

Kelamin

1 Dzika Nurfadila P P

2 Khamelya Shafira K P

3 Magfirani Medianna P

(26)

34

Tabel 3.1

(Lanjutan)

NO NAMA SISWA Jenis

Kelamin

5 Muhamad Farhan F L

6 Muhamad Hisyam A L

7 Nadin Talitha A P

8 Natasya Mulki P P

9 Putriana Tasya P

10 Renata Indriani P

11 Rifqi Ali Musyaffa L

12 Salman Dafa L

13 Salma Muti Hafzha P

14 Salma Nabila A S P

15 Septi Septea L

16 Shebian Alvasi L

17 Syaraini A L P

18 Syahril Dwi Purnama L

19 Triyas Tama Putra L

20 Viola Putri A P

21 Yasfik Albani M L

22 Riswan L

23 Najma Hayatuna P

24 Salsabila H Z P

25 Mentari A N Y P

26 Fikri Lukman Nul Hakim L

27 Sukma Bunga W P

28 Faisal Mazin Julviar L

29 Ariq L

30 Ghisela P

Peneliti menetapkan siswa-siswa kelas V SD Negeri Citapen Kecamatan

Tawang Kota Tasikmalaya sebagai sampel penelitian ini adalah karena

alasan-alasan berikut ini:

a. SD Negeri Citapen telah melaksanakan pengajaran bahasa Inggris sesuai

dengan kurikulum (KTSP).

b. Penelitian ini memerlukan Sekolah Dasar dengan lingkungan yang mulai

(27)

35

c. Lokasi SD Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya yang secara

administratif berada di kota, sehingga dimungkinkan pembelajaran bahasa

Inggrisnya pun sudah mulai berkembang dengan baik.

B.Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif. Adapun

metode penelitianya, peneliti menggunakan metode eksperimen. Menurut

Arikunto (2006 : 3) “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan

sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2009: 72) bahwa “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen

adalah metode penelitian yang digunakan yang disengaja dilakukan oleh peneliti

untuk mencari hubungan sebab akibat dari pengaruh perlakuan.

Secara lebih khusus metode penelitian eksperimen yang digunakan adalah

penelitian pre-experimental study. Pada tipe pre-experimental study tidak terdapat

kelas kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Penelitian ini menggunakan

metode eksperimen tipe pre-experimental study karena penelitian ini dilaksanakan

di satu kelas yaitu di kelas V SD Negeri Citapen, dan tidak ada kelas kontrol.

Peneliti menggunakan metode penelitian jenis pre-experimental study ini adalah

karena peneliti merasa cocok dan sesuai dengan variabel-variabel yang

berhubungan dengan judul penelitian.

C.Desain Penelitian

Penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian One-Group

Pre-test-Post-test. Sugiyono (2009: 74) mengungkapkan bahwa dikatakan

pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen

sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut mempengaruhi terhadap

terbentuknya variabel dependen.

Adapun alasan digunakannya desain tersebut adalah penelitian ini baru dan

(28)

36

menggunakan satu kelompok dan tidak ada kelompok pembanding. Pada tipe ini

terdapat mencakup tiga langkah yaitu melakukan pre-test terhadap subjek

penelitian, membarikan perlakuan atau treatment terhadap subjek penelitian dan

melakukan pos-test setelah dilakukannya perlakuan atau treatment. Dengan

demikian hasil perlakuan atau treatment dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan atau treatment.

Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penelitian yang akan dilakukan

peneliti dalam penelitian pembelajaran bahasa Inggris pada kemampuan membaca

pemahaman siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran dan strategi

evaluasi Story Mapping, maka dibuat desain penelitian sebagai berikut:

Gambar 3.1

One-Group Pre-test-Post-test

Keterangan:

O1 : Hasil pre-test

O2 : Hasil post-test

X : Perlakuan dengan menggunakan strategi Story Mapping

Penelitian penggunaan strategi Story Mapping ini menggunakan desain pre-test

dan post-test pada satu kelas sebagai subjek penelitian. Desain ini merupakan

pembanding antara kondisi sebelum treatment (perlakuan) dengan setelah

treatment (perlakuan) atau melalui perbandingan hasil pre-test dan post-test, atau

istilah lainya disebut dengan One Group Pre-test-Post-test Design.

D.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan,

pelaksanaan, dan pengolahan.

1. Tahap Perencanaan

a. Melakukan observasi ke sekolah yang dijadikan subjek penelitian

O1 X O2

(29)

37

b. Memilih kelas sebagai subjek dalam penelitian

c. Penyusunan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan tes awal (pre-test).

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan strategi Story Mapping

dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman siswa.

c. Melakukan observasi terhadap proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan

strategi Story Mapping.

d. Pelaksanaan tes akhir (post-test).

e. Membagikan kuesioner/angket.

Tabel 3.2

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Hari/ Tanggal Waktu

1. Melakukan pre-test Senin, 08 April 2013 08.10 – 09.20

2. Melakukan pembelajaran

pertama Jum’at, 12 April 2013 07.00 – 08.10

3. Melakukan pembelajaran

kedua Senin, 15 April 2013 12.30 – 13.20

4. Melakukan post-test Senin, 15 April 2013 13.20 – 13.40

5. Membagikan

kuesioner/angket Sabtu, 20 April 2013 15.00 – 15.15

3. Tahap Analisis Data

a. Melakukan analisis deskriptif kemampuan membaca pemahaman siswa.

b. Mengklasifikasikan data berdasarkan data hasil pre-test, post-test, dan gain.

c. Melakukan uji statistik untuk menguji hipotesis.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

(Sugiyono, 2009 : 224). Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April 2012

(30)

38

subjek penelitian. Prosedur yang ditempuh dalam tahapan pengumpulan data ini

adalah dengan melakukan penelitian secara langsung ke objeknya melalui

pembelajaran langsung di kelas V sebagai eksperimen. Selain itu, teknik yang

akan digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan dan masalah

dalam penelitian ini yaitu melalui tes membaca pemahaman dalam bentuk tes

penugasan, dan lembar observasi untuk melihat struktur RPP serta lembar

[image:30.595.119.508.218.625.2]

observasi untuk mengetahui keterlaksanaan strategi Story Mapping.

Tabel 3.3

Jenis, Teknik Pengumpulan, Instrumen dan Sumber Data

No. Jenis Data Teknik

Pengumpulan Instrumen Sumber

1. RPP Observasi Pedoman

Observasi Guru

2.

Kemampuan Membaca

Pemahaman siswa

(pre-test)

Tes Tertulis

(penugasan)

Lembar

Evaluasi Siswa

3. Proses penggunaan strategi

Story Mapping Observasi

Pedoman

Observasi Guru

4.

Kemampuan Membaca

Pemahaman siswa

(post-test)

Tes Tertulis

(penugasan)

Lembar

Evaluasi Siswa

5. Respons Siswa terhadap pembelajaran Kuesioner Angket Lembar Kuesioner/ Angket Siswa

1. Teknik Tes: Tes Membaca Pemahaman

Peneliti menggunakan teknik tes untuk dapat mengumpulkan data penelitian.

Tes dalam penelitian ini dilakukan pada awal dan akhir pembelajaran. Tes yang

dilakukan pada awal pembelajaran disebut pre-test dengan tujuan untuk

(31)

39

sebelum dilakukan perlakuan atau treatment, sedangkan tes yang dilakukan di

akhir pembelajaran disebut post-test dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman

siswa terhadap materi pembelajaran setelah diberi perlakuan atau treatment.

2. Teknik Observasi

Peneliti menggunakan teknik observasi ini untuk mengamati proses

pembelajaran yaitu pada saat peneliti melakukan treatment (perlakuan) di kelas

yang dijadikan tempat penelitian yaitu di kelas V SD Negeri Citapen. Observasi

ini dilakukan terhadap guru yang melakukan pembelajaran. Pada penelitian ini,

yang menjadi guru adalah peneliti dan observernya adalah salah satu mahasiswa

dari tingkat empat UPI Kampus Tasikmalaya. Observasi ini dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan

pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi

Story Mapping. Instrumen ini menggunakan rating scale, yaitu pemberian tanda

check list (√). Lembar observasi ini tidak diujicobakan, tetapi dikoordinasikan

kepada observer agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengisian lembar

observasi tersebut. Teknik observasi ini dilakukan untuk menunjang proses

pembelajaran dan melengkapi teknik tes yaitu pre-test dan post-test.

3. Kuesioner/angket Respons Siswa

Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui respons siswa dan

memperkuat bahwa pembelajaran lebih menyenangkan dan lebih mengaktifkan

kegiatan siswa dalam proses pembelajaran, maka seluruh siswa diberikan

kuesioner/angket. Adapun instrumen kuesioner ini berupa pertanyaan

menggunakan rating scale yang membutuhkan jawaban YA dan TIDAK.

Pengadaan kuesioner ini untuk menunjang proses pembelajaran yang dilakukan

siswa dan melihat respons siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

F. Instrumen dan Proses Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian

(32)

40

mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan lembar tes sebanyak lima soal yang diujikan di awal

sebelum perlakuan (pre-test) dan di akhir sesudah perlakuan (post-test).

Lembar observasi berupa format atau blangko pengamatan. Format yang

disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan

akan terjadi. (Arikunto, 2006: 229).

Peneliti menggunakan instrumen yang diperuntukkan bagi siswa kelas V SD

Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya sehingga diperoleh data

mengenai kemampuan siswa kelas V SD Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota

[image:32.595.108.512.227.625.2]

Tasikmalaya dalam membaca pemahaman.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen (Tes)

Standar

Kompetensi

Materi

Pokok Indikator Soal

No.

Soal

Skala

(Rentang Skor)

(a) (b) (c) (d) (e)

Memahami

kalimat, pesan

tertulis, dan teks

dekriptif

bergambar sangat

sederhana secara

tepat dan

berterima

 Kalimat dan pesan

tertulis dalam bahasa Inggris (teks/cerita naratif) Menetapkan alur

cerita 1 1 – 4

Menetapkan tema 2 1 - 4

Menetapkan tokoh 3 1 - 4

Menetapkan latar 4 1 - 4

Menetapkan pesan

yang disampaikan 5 1 - 4

Kriteria penilaian:

(33)

41

Penyusunan instrumen tes hendaklah terlebih dahulu menyusun kisi-kisi soal.

Dalam menyusun instrumen tes, peneliti melakukan penyusunan kisi-kisi soal tes,

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1. Menentukan standar kompetensi yang akan digunakan. Standar

kompetensi yang digunakan adalah memahami tulisan bahasa Inggris

dan teks deskriptif bergambar sangat sederhana dalam konteks

sekolah.

Langkah 2. Menentukan kompetensi dasar. Kompetensi dasar yang digunakan

adalah memahami kalimat, pesan tertulis, dan teks dekriptif

bergambar sangat sederhana secara tepat dan berterima.

Langkah 3. Menentukan ruang lingkup materi pelajaran yang akan diujikan

berdasarkan pokok bahasan. Adapun ruang lingkup materi yang akan

diberikan pada penelitian ini adalah memahami teks/cerita tentang

binatang (animals) yang berjudul The Tiger and Fox.

Langkah 4. Merumuskan tujuan pengajaran khusus yaitu:

a. Melalui membaca siswa dapat menetapkan alur teks/cerita The

Tiger and Fox.

b. Melalui membaca siswa dapat menetapkan tema dalam teks/cerita

The Tiger and Fox.

c. Melaui membaca siswa dapat menetapkan tokoh dalam teks/cerita

The Tiger and Fox.

d. Melalui membaca siswa dapat menetapkan latar dalam teks/cerita

The Tiger and Fox.

e. Melalui membaca siswa dapat menetapkan pesan dalam

teks/cerita The Tiger and Fox.

Langkah 5. Menentukan teks/cerita naratif yang akan dijadikan soal. Penelitian

ini menggunakan teks/cerita naratif tentang binatang (animals) yang

berjudul The Tiger and Fox.

Langkah 6. Menetapkan jumlah butir soal berdasarkan topik dan aspek tujuan.

(34)

42

Langkah 7. Membuat graphic organizer atau gambar peta cerita yang berisi

unsur-unsur dari suatu teks/cerita naratif. Seperti alur (plot), tema

(theme), tokoh (character), latar (setting), dan pesan yang

disampaikan dalam teks/cerita (message of the text).

Langkah 8. Mengidentifikasi bentuk-bentuk soal tes, dan tes yang digunakan

dalam penelitian ini berupa tes penugasan. Yaitu siswa menentukan

alur (plot), tema (theme), tokoh (character), latar (setting), dan pesan

yang disampaikan dalam teks/cerita (message of the text).

2. Proses Pengembangan Instrumen

a.Pengujian Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2006: 168) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Lebih lanjut Arikunto menyatakan “Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat”.

Tes hendaknya memiliki tingkat kevalidan atau kesahihan yang tinggi. Untuk

menguji validitas setiap butir, maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud

dikorelasikan dengan skor total (Arikunto, 2006:176-178).

Untuk mengetahui valid atau tidaknya soal-soal yang telah dibuat maka

terlebih dahulu peneliti mengujicobakan soal-soal yang telah dibuat terhadap

sekolah yang dianggap sama karakteristiknya dengan kelas penelitian. Sekolah

yang dianggap sama karakteristiknya dengan sekolah penelitian adalah SD Negeri

3 Karangpawitan Kawali Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis karena SD Negeri

3 Karangpawitan merupakan Sekolah Dasar dengan lingkungan yang mulai

berkembang dan pembelajaran bahasa Inggrisnya pun mulai berkembang dengan

baik.

Uji coba instrumen dilaksanakan di kelas V SD Negeri 3 Karangpawitan

Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.

Namun tidak semua siswa mengikuti tes uji instrumen. Banyak siswa yang

mengikuti tes uji instrumen adalah sebanyak 15 orang. Dalam pengisiannya

(35)

43

Kriteria pengujian validitas adalah dengan membandingkan antara koefisien

korelasi (rhitung) dengan nilai tabel korelasi Pearson Product Moment (r tabel).

Kriterianya: “jika rhitung> rtabel maka instrumen valid, sebaliknya jika rhitung< rtabel maka instrumen tidak valid” (Arikunto, 2006: 276).

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian adalah uji validitas item.

Validitas item ditunjukan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item

total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor

item dengan skor total item. Dari hasil penghitungan korelasi akan didapat suatu

koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item

dan untuk menentukan apakah suatu item itu layak digunakan atau tidak. Dalam

penelitian ini perhitungan uji validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS

16.0. for windows. Langkah-langkah uji validitas pada program SPSS adalah

sebagai berikut:

Entry data atau buka file data yang akan diuji. Pilih menu Analyze >>Correlate>>Bivariate

Gambar 3.2

Menu Analyze >>Correlate>>Bivariate

Klik semua item dan skor total, masukan ke kotak Variables, klik OK.

Gambar 3.3

Kotak Dialog Bivariate Correlations

Hasil dari penghitungan koefisien korelasi (r hitung) dibandingkan dengan r

[image:35.595.114.510.225.687.2]
(36)

44

instrumen dapat dikatakan valid, akan tetapi sebelumnya jika harganya r hitung< r

tabel, maka dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak valid.”

Interpretasi terhadap koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut:

(Arikunto, 2006: 276).

Tabel 3.5

Interpretasi Nilai r

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 – 1,00 Tinggi

Antara 0,600 – 0,800 Cukup

Antara 0,400 – 0,600 Agak rendah

Antara 0,200 – 0,400 Rendah

Antara 0,000 – 0,200 Sangat rendah (Tak berkolerasi)

Berdasarkan hasil uji coba lima butir soal kepada 15 siswa di SD Negeri 3

Karangpawitan Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis, diketahui bahwa seluruh

butir soal valid. Penghitungan uji validitas ini dilakukan menggunakan program

SPSS 16.0. for windows. Hasil uji validitas soal dapat dilihat pada tabel 3.6

[image:36.595.112.512.214.676.2]

sebagai berikut.

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Instrumen

No. Soal

Koefisien Korelasi Interpretasi Validitas

1. 1 Validitas Tinggi

2. 0,83 Validitas Tinggi

3. 0,76 Validitas Cukup

4. 0,58 Validitas Agak rendah

5. 0,59 Validitas Agak rendah

Berdasarkan tabel tersebut dapat dijabarkan bahwa terdapat dua soal yang

memiliki interpretasi validitas tinggi, dua soal yang yang memiliki tingkat

(37)

45

Maka, berdasarkan hasil uji validitas tersebut soal-soal yang telah diujikan dapat

dinyatakan valid.

b.Pengujian Reliabilitas Instrumen

Instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data maka

harus dilakukan uji reliabilitas. Sebagaimana yang diungkapkan Arikunto (2006: 178) bahwa “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik”.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas Alpha.

Arikunto (2006: 196) menyatakan bahwa “Rumus Alpha digunakan untuk

mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau

soal uraian”. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan metode

Cronbach’s Alpha yang perhitungannya menggunakan bantuan komputer pada

program SPSS 16.0 for indows. Langkah-langkah uji reliabilitas pada program

SPSS adalah sebagai berikut:

[image:37.595.113.512.231.713.2]

Entry data atau buka file data yang akan diuji. Pilih menu Analyze >>Scale>>Reliability Analysis.

Gambar 3.4

Menu Analyze >>Scale>>Reliability Analysis

Klik semua item (kecuali skor total), kemudian masukan ke kotak Items.

Gambar 3.5

Kotak Dialog Reliability Analysis

(38)

46

[image:38.595.113.510.117.642.2]

Gambar 3.6

Kotak Dialog Reliability Analysis: Statistics Klik Continue, kemudian klik OK.

Setelah melakukan uji validitas, item-item soal itu diuji reliabilitasnya yang

bertujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga

hasil suatu pengukuran itu dapat dipercaya. Untuk koefisien reliabilitas yang

menyatakan derajat keterandalan alat evaluasi dinyatakan dengan . Tolak ukur

untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolok

ukur yang dibuat oleh Guilford pada tabel 3.8. Hasil perhitungan pengujian

reliabilitas dengan menggunakan uji Cronbach’s Alpha dalam program SPSS.

16.0 for windows sebagai berikut:

Tabel 3.7

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.871 5

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Alpha Cronbach.

Kriterianya yaitu bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted

memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Cronbach’s Alpha

keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi,

(39)

47

Dari hasil perhitungan, diperoleh koefisien reabilitas tes tipe uraian adalah

0,871. Berdasarkan klasifikasi pada Tabel 3.7, dapat disimpulkan bahwa soal tipe

uraian dalam instrumen penelitian ini diinterpretasikan sebagai soal yang yang

memiliki reliabilitas sangat tinggi.

Tabel 3.8

Kriteria Reliabilitas Butir Soal

Koefisien Reliabilitas Interpretasi

≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,20 < ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah 0,40 < ≤ 0,60 Derajat reliabilitas sedang ≤ 0,80 Derajat reliabilitas tinggi

[image:39.595.118.509.230.587.2]

≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Membaca Pemahaman

Item Soal Cronbach's Alpha if Item Deleted

Nilai Alpha

Cronbach Keterangan

1 0,797 0,871 Reliabel

2 0,817 0,871 Reliabel

3 0,849 0,871 Reliabel

4 0,860 0,871 Reliabel

5 0,869 0,871 Reliabel

c.Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran butir soal digunakan untuk menunjukan derajat atau tingkat

kesukaran butir soal. Apakah soal yang dijadikan instrumen tergolong sukar,

sedang, atau mudah. Untuk menghitung indeks kesukaran digunakan jumlah

rata-rata setiap butir soal ( X ) dan nilai maksimum (SMI) dari setiap butir soal,

dengan menggunakan rumus, berikut:

Keterangan

(40)

48

X : Jumlah rata-rata setiap butir soal

SMI : Nilai maksimum dari setiap butir soal

Perhitungan indeks kesukaran dalam pengembangan instrumen penelitian ini

menggunakan program Microsoft Excel 2007.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung validitas pada Microsoft

excel adalah:

a. Memasukan skor yang diperoleh siswa. Untuk pemberian skor yaitu 1-4.

b. Mengitung rata-rata soal

c. Menghitung indeks kesukaran

[image:40.595.114.511.231.681.2]

Kriteria daya pembeda butir soal yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10

Kriteria Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran ( IK ) Interpretasi

0,70 < IK ≤ 1,00 Soal mudah 0,30 < IK ≤ 0,70 Soal sedang 0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar

Dari hasil perhitungan, diperoleh indeks kesukaran tiap butir soal yang

disajikan dalam Tabel 3.11 di bawah ini:

Tabel 3.11

Hasil Perhitungan Nilai Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal

No.

Soal Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi IK

1. 0,52 Sedang

2. 0,60 Sedang

3. 0,67 Sedang

4. 0,55 Sedang

5. 0,32 Sukar

Berdasarkan data yang telah diuji cobakan, maka rekapitulasi hasil uji coba

(41)
[image:41.595.108.530.154.629.2]

49

Tabel 3.12

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

G.Teknik Analisis Data

Sugiyono (2010:335) menyatakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data adalah cara yang ditempuh untuk mengolah data sehingga data

yang diperoleh akan memberi arti positif terhadap pokok permasalahan yang

diteliti. Teknik analisis data hasil penelitian dilakukan dengan urutan sebagai

berikut:

1. Persiapan

Pada tahap kegiatan ini antara lain: mengecek kelengkapan identitas pengisi,

mengecek kelengkapan data, dan mengecek isian data.

2. Tabulasi

Pada tahap kegiatan ini antara lain: memberikan skor terhadap item-item soal

yang perlu diberi skor, mentabulasikan setiap data yang berhasil dikumpulkan ke

dalam tabel, menghitung jumlah skor dan nilai dari setiap jawaban pre-test

maupun pada post-test.

No.

Soal

Validitas Reliabilitas IK

Nilai Interpretasi

Nilai Cronbach's Alpha

Interpretasi Nilai Interpretasi

1. 1 Valid

0,871

0,797 Reliabil 0,52 Sedang

2. 0,83 Valid 0,817 Reliabil 0,60 Sedang

3. 0,76 Valid 0,849 Reliabil 0,67 Sedang

4. 0,58 Valid 0,860 Reliabil 0,55 Sedang

(42)

50

3. Analisis Statistik

Pada langkah analisis statistik penelitian ini yaitu menggunakan uji statistik

komparasi. Analisis komparasi (Uji t) digunakan untuk memprediksi

perbandingan atau perbedaan antara dua variabel bebas. Dalam analisis ini,

langkah-langkah yang dilakukan, antara lain:

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum

masing-masing variabel. Kegiatan yang dilakukan pada proses analisis deskriptif ini

adalah mengolah data dari setiap variabel dengan bantuan komputer program

Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for windows.

Data yang diolah yaitu data kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V

SD Negeri Citapen. Tingkat kemampuan membaca pemahaman diukur melalui tes

yaitu pre-test dan post-test, dengan cakupan butir-butir soalnya dalam satu standar

kompetensi tentang memahami kalimat dan pesan tertulis. Hasil pre-test dan

post-test ini dioalah dan dianlisis untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam

membaca pemahaman.

Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan siswa setelah pembelajaran,

maka dilakukan analisis terhadap nilai yang diperoleh siswa dari pre-test dan

post-test. Kategori kemampuan membaca pemahaman didasarkan pada interval

kategori hasil belajar menurut Cece Rakhmat dan Solehudin (2006:65) dengan

[image:42.595.115.506.292.749.2]

ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.13

Rambu-rambu Interval Kategori Hasil Belajar

No. Rambu-rambu Interval Nilai Kategori

1. X ≥ ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi

2. ideal + 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 1,5 Sideal Tinggi

3. ideal - 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 0,5 Sideal Sedang

4. ideal - 1,5 Sideal ≤ X < ideal - 0,5 Sideal Rendah

(43)

51

Penjelasan:

ideal = Xideal

Xideal = 100

Sideal = ideal

Cece Rakhmat dan Solehudin (2006:65)

Ini berarti Xideal (nilai ideal) = 100, ideal = 50, dan Sideal = 16,67. Dengan

demikian (setelah dilakukan pembulatan desimal) interval kategori hasil belajar

[image:43.595.113.511.231.531.2]

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.14

Interval Kategori Hasil Belajar

No. Interval Nilai Kategori Kemampuan Membaca Pemahaman

1. X ≥ 75 Sangat Tinggi

2. 58 ≤ X < 75 Tinggi

3. 42 ≤ X < 58 Sedang

4. 25 ≤ X < 42 Rendah

5. X < 25 Sangat Rendah

Analisis deskriptif ini juga berkaitan dengan upaya untuk menjawab rumusan

masalah a pada Bab I, yaitu “Bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa

kelas V SD Negeri Citapen sebelum menggunakan strategi Story Mapping dalam

pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar?”

Untuk dapat menjawab rumusan masalah tersebut, prosedur pengolahan data

meliputi:

1) Pemberian skor dan nilai terhadap jawaban pre-test dan post-test siswa.

2) Melakukan olah data statistik deskriptif terhadap nilai pre-test dan post-test

siswa.

3) Berdasarkan hasil olah data statistik deskriptif, maka dideskripsikan kualitas

membaca pemahaman siswa.

4) Untuk melengkapi informasi membaca pemahaman siswa juga dilakukan

(44)

52

Normal gain adalah perbandingan antara selisih nilai post-test dengan nilai

pre-test dan selisih nilai ideal dengan nilai pre-pre-test. Normal gain ini digunakan untuk

mengetahui peningkatan membaca pemahaman siswa setelah pembelajaran

dilaksanakan. Rumus normal gain menurut Meltzer (2002) adalah:

Normal Gain =

Efektifitas normal gain didasarkan pada klasifikasi dari Arikunto (1999:22),

[image:44.595.115.511.247.585.2]

yaitu:

Tabel 3.15

Kategori Interpretasi Normal Gain

Normal Gain Tafsiran

< 0,40 Tidak Efektif 0,40 – 0,55 Kurang Efektif 0,56 – 0,75 Cukup Efektif

> 0,76 Efektif

b. Uji Hipotesis

Pengolahan data yang dilakukan untuk uji hipotesis berhubungan dengan

keperluan uji signifikansi peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada

kelas yang dijadikan penelitian, serta untuk menjawab rumusan masalah bagian b

pada Bab I yaitu “bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V

SD Negeri Citapen setelah menggunakan strategi Story Mapping dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar?”

Dalam penelitian ini, seluruh teknik pengolahan data untuk keperluan uji

stastik (uji hipotesis) sepenuhnya menggunakan program aplikasi software

SPSS16.0 for Windows. Rambu-rambu uji hipotesis tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Uji Asumsi

Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Uji asumsi ini

dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai pengolahan data yang akan

digunakan. Apakah data yang diperoleh diolah dengan parametrik, atau dengan

(45)

53

a) Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2010:71). Jika data tersebut berdistribusi

normal, maka data dianalisis menggunakan statistik parametrik. Sedangkan jika

data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka menggunakan statistik non

parametrik. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan bantuan program

SPSS 16.0. for windows dengan Uji kolmogorov-smirnov. Langkah-langkah

penggunaan program SPSS 16.0 untuk menguji normalitas adalah sebagai berikut:

Entry data atau buka file data yang akan dianalisis.

[image:45.595.115.509.255.730.2]

Pilih menu Analyze>>Nonparametric Tests>>1-Sampel K-S.

Gambar 3.7

Menu Analyze>>Nonparametric Tests>>1-Sampel K-S

Masukkan nilai ke kotak Test Variable List, kemudian klik OK.

Gambar 3.8

(46)

54

Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah

dengan memperhatikan bilangan pada Asymp.Sig (2-tailed). Untuk menentukan

kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut:

(1) Menetapkan hipotesis.

(2) Tetapkan tarap signifikansi uji misalnya a = 0,05.

(3) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh.

(4) Jika signifikansi yang diperoleh >a, maka sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

(5) Jika signifikansi yang diperoleh <a, maka sampel bukan berasal dari populasi

yang berdistribusi normal artinya tidak berdistribusi normal.

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih

kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama

atau tidak. Pada penelitian ini, uji homogenitas dilakukan terhadap data pre-test

dan data post-test. Sama seperti untuk uji normalitas. Pada kolom Sig. terdapat

bilangan yang menunjukkan taraf signifikansi yang diperoleh. Jika signifikansi

yang diperoleh>α, maka variansi setiap sampel sama (homogen). Jika signifikansi

yang diperoleh<α, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen). Pada

penelitian ini, uji homogenitas data akan dilakukan dengan bantuan komputer

program SPSS 16.0.

Masukkan data yang akan dianalisis .

Pilih menu Analyze>>Deskriptives Statistics>>Explore.

Gambar 3.9

(47)

55

[image:47.595.121.512.134.546.2]

Masukkan nilai pada Dependent List, dan kelas pada Factor List.

Gambar 3.10

Kotak Dialog Explore

Klik Plots, pilih Levense Test untuk Untransormed, klik Continue, lalu OK.

Gambar 3.11

Kotak Dialog Explore: Plots

Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji homogenitas adalah

dengan memperhatikan bilangan pada (Sig.) Based on Mean. Untuk menetapkan

homogenitas digunakan pedoman sebagai berikut:

a) Menentukan hipotesis.

b) Tetapkan tarap signifikansi uji, misalnya a = 0,05.

c) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh.

d) Jika signifikansi yang diperoleh >a, maka variansi setiap sampel sama

(homogen).

e) Jika signifikansi yang diperoleh <a, maka variansi setiap sampel tidak sama

(48)

56

2) Uji Hipotesis Statistik

a) Uji Komparasi

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas data, kemudian dilakukan uji

hipotesis komparasi antara kemampuan membaca pemahaman sebelum dan

setelah siswa belajar dengan strategi Story Mapping. Pengujian hipotesis

menggunakan t test. Bila sampel berkorelasi/berpasangan, misalnya

membandingkan sebelum dan sesudah perlakuan, atau membandingkan kelompok

kontrol dengan kelompok eksperimen maka digunakan t test sampel related. Dan

dalam penelitian ini membandingkan hasil pre-test dan hasil post-test dengan

menggunakan yang ada pada program SPSS 16.0 for windows yaitu paired

sample t test (uji dua sampel berpasangan).

Langkah-langkah perhitungan uji t pada paired sample t test adalah sebagai

berikut:

[image:48.595.114.511.219.734.2]

Masukkan data yang akan dianalisis pada sheet data view.

Gambar 3.12.

Sheet Data View

Pilih menu Analyze>>Compare Means>>Paired Sample T-Test

Gambar 3.13

(49)

57

[image:49.595.120.509.117.478.2]

Masukan nilai ke kotak Paired Variables, kemudian klik OK.

Gambar 3.14

Kotak Dialog Paired Sample T-Test

Cara mengetahui ada tidaknya perbedaan rerata pre-test dengan rerata post-test

adalah dengan memperhatikan bilangan pada Sig. (2-tailed). Langkah-langkah

pengujian Paired Samples T Test adalah menentukan hipotesis, menentukan

tingkat signifikansi. Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika signifiknsi 2

tailed > α atau signifiknsi 2 tailed > 0,05 dan Ha diterima jika signifikansi 2

tailed < α atau signifiknsi 2 tailed < 0,05.

b) Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pada penelitian tentang peng

Gambar

Tabel 4.15. Hasil Uji-t Pre-test dan Post-test pada Paired Sample T Test .........   89
Grafik 4.1. Frekuensi Pencapaian Nilai Halaman Pre-test ................................................
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas V SD Negeri Citapen
Tabel 3.1 (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat belajar Bahasa Inggris (muatan lokal) membaca nyaring pada siswa kelas

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat belajar Bahasa Inggris (muatan lokal) membaca nyaring pada siswa kelas

Hadianti, Tia. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa. Skripsi: Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI

1) Guru Bahasa Inggris Sekolah Dasar Negeri Sragen 12 sudah mempunyai media pembelajaran dalam penyampaian pelajaran bahasa inggris kelas II. 2) Dengan adanya media pembelajaran

(2) Penerapan dan pemberian tugas menggunakan strategi pembelajaran semantic mapping dan tes menulis menggunakan kosakata bahasa Inggris Bahasa Inggris dengan

2.Proses komunikasi pengajar dengan pelajar dalam pembelajaran bahasa Inggris di kampung Inggris desa Beringin diperlukan sesuatu strategi dengan melihat terlebih

Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulakan bahwa secara umum kemampuan membaca puisi mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri Bawakaraeng 1

Implementasi model pembelajaran ARCS untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar kelas