PENGGUNAAN STORY MAPPING
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
YANI YULIANI NIM 0903628
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGGUNAAN STORY MAPPING
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR
Oleh Yani Yuliani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Yani Yuliani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. YANI YULIANI
PENGGUNAAN STORY MAPPING
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Drs. Aan Kusdiana, M.Pd. NIP. 19551206 197502 1 001
Pembimbing II
Seni Apriliya, M.Pd. NIP. 19820412 201012 2 003
Diketahui oleh Ketua Program Studi PGSD
UPI KampusTasikmalaya
PENGGUNAAN STORY MAPPING
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR
ABSTRAK
Kemampuan membaca sangat dibutuhkan di dalam kehidupan untuk menjadi anggota masyarakat yang berwacana. Membaca digunakan orang untuk mencari serta memperoleh informasi, mecakup isi, dan memahami makna bacaan. Strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran adalah strategi Story Mapping. Strategi ini dipilih karena dapat merangsang siswa untuk lebih aktif membaca dan memahami isi bacaan yang telah dibacanya. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-eksperimen dengan pre-test -treatment-post-test. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas V SD Negeri Citapen yang berjumlah 30 orang. Data penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa instrumen yaitu; tes membaca pemahaman, lembar observasi, dan kuesioner respons siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan strategi Story Mapping dalam pembelajaran bahasa Inggris pembelajaran berlangsung dengan menarik dan sangat komunikatif, serta hasil belajar meningkat secara meyakinkan. Itu dapat diidentifikasi bahwa ada peningkatan nilai membaca pemahaman yang signifikan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman sebelum diterapkannya strategi Story Mapping berada pada kategori tinggi dengan rata-rata nilai 64,50 dan setelah diterapkannya strategi tersebut berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata nilai 92. Hasil uji hipotesis diperoleh
Sig.(2-tailed) < α yaitu 0,000 < 0,05 yang berarti Ha diterima yaitu terdapat
perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebelum dan setelah siswa kelas V SD Negeri Citapen belajar dengan menggunakan strategi Story Mapping. Lebih lanjut, siswa terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu dapat terlihat dari kuesioner yang diberikan kepada siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa 76% siswa menyatakan pembelajaran lebih menyenangkan dan mereka lebih memahami isi cerita yang disuguhkan dengan menggunakan strategi Story Mapping. Berdasarkan temuan dari penelitian ini, disarankan kepada para guru untuk menggunakan strategi Story Mapping sebagai salah satu strategi alternatif dalam pengajaran membaca pemahaman di dalam kelas.
USE OF THE STORY MAPPING IN LEARNING ENGLISH
READING ABILITY TO IMPROVE UNDERSTANDING OF PRIMARY SCHOOL STUDENTS
ABSTRACT
Reading ability is needed in life to become a member of the discourse community. Reading people use to search for and obtain information, mecakup contents, and understand the meaning of the reading. Learning strategy is one component of learning that can affect the improvement of the quality of learning. One strategy that can improve the quality of learning is Story Mapping strategy. This strategy was chosen because it can stimulate more students to actively read and understand the contents of the reading he had read. The main objective of this research is to improve students' reading comprehension. This research uses a pre-experimental research design with pre-test-post-test-treatment. This research was conducted on Elementary School fifth grade students who were 30 Citapen. Data was collected through the following instruments; tests reading comprehension, observation sheet, and questionnaire responses of students. This study shows that the implementation of Story Mapping strategies in learning English language learning takes place with attractive and very communicative, and learning outcomes improved substantially. It can be identified that there is an increase in the value of reading comprehension significantly. Data obtained from the results of the study showed that reading comprehension strategies before implementation of Story Mapping at the high category with an average value of 64.50 and after the implementation of these strategies are at very high category with an average value of 92. Hypothesis test results obtained Sig. (2-tailed) <α is 0.000 <0.05, which means that Ha is accepted that there is a difference significant reading comprehension in learning English before and after the fifth grade elementary school students to learn by using strategies Citapen Story Mapping . Furthermore, students were active in learning activities. It can be seen from the questionnaire given to the students. The results showed that 76% of students stated their learning more fun and better understand the story presented using Story Mapping strategy. Based on the findings of this study, it is suggested to teachers to use strategies Story Mapping as one of alternative strategies in the teaching of reading comprehension in the classroom.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR BAGAN ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4
C.Tujuan Penelitian ... 5
D.Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 10
A. Kajian Pustaka ... 10
1. Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar ... 10
2. Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar ... 13
3. Pembelajaran Membaca Pemahaman ... 21
4. Penggunaan Strategi Story Mapping ... 23
B. Kerangka Pemikiran ... 30
C. Hipotesis Penelitian ... 31
D. Penelitian yang Relevan ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 33
B. Metode Penelitian... 35
C. Desain Penelitian ... 35
D. Prosedur Penelitian... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ... 37
F. Instrumen dan Proses Pengembangan Instrumen Penelitian ... 39
G. Teknik Analisis Data ... 49
ii
Halaman
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
A. Hasil Penelitian ... 60
1. Data Perencanaan ... 60
2. Data Pelaksanaan ... 64
3. Analisis Data Menggunakan Statistik ... 76
B. Pembahasan ... 89
1. Kemampuan Membaca Pemahaman sebelum Menggunakan Strategi Story Mapping ... 91
2. Kemampuan Membaca Pemahaman setelah Menggunakan Strategi Story Mapping ... 92
3. Perbedaan Hasil Belajar Siswa sebelum dan sesudah Menggunakan Strategi Story Mapping ... 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97
A. Kesimpulan ... 97
B. Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... 100
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas V SD Negeri Citapen ... 33
Tabel 3.2. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 37
Tabel 3.3. Jenis, Teknik Pengumpulan, Instrumen, dan Sumber Data ... 38
Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen (Tes) ... 40
Tabel 3.5. Interpretasi Nilai r ... 44
Tabel 3.6. Hasil Pengujian Validitas Instrumen ... 44
Tabel 3.7. Reliabilitas Statistic ... 46
Tabel 3.8. Kriteria Reliabilitas Butir Soal ... 47
Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabititas Instrumen Soal... 47
Tabel 3.10. Kriteria Indeks Kesukaran ... 48
Tabel 3.11. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal ... 48
Tabel 3.12. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ... 49
Tabel 3.13. Rambu-rambu Interval Kategori Hasil Belajar ... 50
Tabel 3.14. Kategori Interval Hasil Belajar ... 51
Tabel 3.15. Interpretasi Kategori Normal Gain ... 52
Tabel 4.1. Hasil Penilaian RPP ... 64
Tabel 4.2. Data Hasil Pre-test ... 65
Tabel 4.3. Rata-rata Nilai Pre-test ... 66
Tabel 4.4. Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran ... 72
Tabel 4.5. Data Hasil Post-test ... 73
Tabel 4.6. Rata-rata Nilai Post-test ... 74
Tabel 4.7. Hasil Kuesioner/Angket ... 75
Tabel 4.8. Data Deskriptif Nilai Pre-test dan Post-test ... 78
Tabel 4.9. Nilai dan Tingkat Hasil Belajar atau Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa ... 79
Tabel 4.10. Rekapitulasi Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman ... 81
iv
Tabel 4.12. Rekapitulasi Nilai, Tingkat, dan Kualitas Kemampuan
Membaca Pemahaman... 83
Halaman
Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas Pre-test dan Post-test ... 86
Tabel 4.14. Hasil Uji Homogenitas Varians Data Pre-test dan Post-test ... 87
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. One-Group Pre-Test Post-test ... 36
Gambar 3.2 Menu Analyze >>Correlate>>Bivariate ... 43
Gambar 3.3. Kotak Dialog Bivariate Correlations ... 43
Gambar 3.4. Menu Analyze >>Scale>>Reliability Analysis ... 45
Gambar 3.5. Kotak Dialog Reliability Analysis ... 45
Gambar 3.6. Kotak Dialog Reliability Analysis: Statistics ... 46
Gambar 3.7. Menu Analyze>>Nonparametric Tests>>1-Sampel K-S ... 53
Gambar 3.8. Kotak Dialog One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 53
Gambar 3.9. Menu Analyze>>Deskriptives Statistics>>Explore ... 54
Gambar 3.10. Kotak Dialog Explore ... 55
Gambar 3.11. Kotak Dialog Explore: Plots ... 55
Gambar 3.12. Sheet Data View ... 56
Gambar 3.13. Menu Analyze>>Compare Means>>Paired Sample T-Test ... 56
vi
DAFTAR BAGAN
Halaman Bagan 2.1. Story Map ... 25
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1. Frekuensi Pencapaian Nilai Pre-test ... 67
Grafik 4.2. Frekuensi Pencapaian Nilai Pre-test ... 75
Grafik 4.3. Kemampuan Membaca Pemahaman... 81
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Keputusan Direktur UPI ... 104
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 105
Lampiran 3 Surat Izin dari Kantor Kesbang dan Politik ... 106
Lampiran 4 Surat Izin dari Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya ... 107
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian dari SD Negeri Citapen ... 108
Lampiran 6 Soal Uji Coba Instrumen ... 109
Lampiran 7 Tabulasi Hasil Uji Coba Instrumen ... 111
Lampiran 8 Output Hasil Uji Validitas Instrumen ... 112
Lampiran 9 Output Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 113
Lampiran 10 Hasil Uji Indeks Kesukaran Soal Instrumen... 114
Lampiran 11 Soal Pre-test ... 115
Lampiran 12 Hasil Pre-test Siswa... 117
Lampiran 13 Tabulasi Hasil Pre-test ... 120
Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 121
Lampiran 15 APKG ... 131
Lampiran 16 Pedoman Observasi ... 132
Lampiran 17 Soal Post-test ... 135
Lampiran 18 Hasil Post-test Siswa ... 137
Lampiran 19 Tabulasi Hasil Post-test ... 140
Lampiran 20 Rekapitulasi Nilai Pre-test, Post-test, dan Gain ... 141
Lampiran 21 Output Hasil Uji Normalitas ... 143
Lampiran 22 Output Hasil Uji Homogenitas ... 145
Lampiran 23 Output Hasil Uji Hipotesis (t) ... 147
Lampiran 24 Kuesioner/Angket ... 148
Lampiran 25 Hasil Kuesioner/Angket Siswa ... 149
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama sekolah. Kegiatan belajar
mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
hal-hal yang menggali pemahaman dan termotivasi. Suasana belajar yang diciptakan
guru harus melibatkan siswa secara aktif, terutama guru diberikan kebebasan
untuk mengelola kelas yang meliputi strategi, pendekatan, metode, teknik
pembelajaran, dan penilaian yang efektif, disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran, karakteristik siswa, guru, sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah.
Pendidikan dapat dipahami dari sudut pandang yang berbeda. Untuk memaknai
pendidikan di Indonesia, dimaknai sesuai dengan BAB I Ketentuan Umum Pasal 1
ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menurut
Depdiknas (2006: 12) dalam KTSP dijelaskan:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari penjelasan di atas maka pendidikan menuntut setiap individu untuk
mengembangkan diri dalam segala bidang.
Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan sosial sehingga pengajaran
bahasa pun menjadi penting. Pengajaran bahasa bertujuan agar siswa memperoleh
informasi dengan mudah. Pengajaran bahasa dapat membantu peserta didik dalam
mengembangkan kemampaun berkomunikasi.
Dengan ditetapkannya Lampiran I Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.
22 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bahasa
Inggris untuk Sekolah Dasar, yang intinya mewajibkan setiap sekolah dasar
rmengembangkan dan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
sesuai kebutuhannya, berdasarkan panduan penyusunan KTSP Sekolah Dasar dan
2
Di era globalisasi saat ini, mempelajari dan meguasai bahasa Inggris dipandang
penting dan merupakan suatu kebutuhan. Implikasinya bahasa Inggris adalah mata
pelajaran yang dipelajari pada setiap jenjang pendidikan. Pada kenyataan saat
yang ada, mengajar bahasa Inggris di sekolah dasar lebih sulit jika dibandingkan
dengan sekolah menengah pertama atau menengah atas. Itu terjadi dikarenakan
siswa sekolah dasar tidak mengetahui bahasa Inggris sebelumnya.
Dengan mempelajari bahasa Inggris, siswa diharapkan dapat berkomunikasi
secara lisan maupun tulisan. Terdapat empat keterampilan berbahasa. Yaitu,
mencakup keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Sebagaimana yang diungkapkan Tarigan (1979:1) sebagai berikut:
Keterampilan berbahasa (atau language art, language skills) dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu: 1) keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skills); 2) keterampilan berbicara (speaking skills); 3) keterampilan membaca (reading skills); 4) keterampilan menulis (writing skills).
Empat aspek tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, saling
menunjang, dan saling mendukung. Dari keempat keterampilan diatas, membaca
merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting.
Begitu pula yang terjadi pada pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar.
Pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar harus memadukan empat
keterampilan berbahasa. Selain itu, pentingnya pemaduan empat keterampilan
berbahasa dalam satu kegiatan pembelajaran adalah karena bahasa Inggris di
Indonesia berperan sebagai bahasa asing. Hal ini akan membuat siswa belajar
bahasa Inggris secara menyeluruh dan tidak terpisah-pisah. Oleh karena itu, dalam
pengajaran bahasa Inggris di Indonesia diperlukan banyak pertimbangan
sebagaimana pendapat Brown (1994: 120) berikut ini “Foreign language context
are those in which student do not have ready-made contexts for communication beyond their classroom”
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa siswa tidak dapat
belajar di luar lingkungan kelas mereka karena bahan pembelajaran tidak tersedia
di luar lingkungan kelas mereka. Oleh karena itu, guru sebagai penyedia sumber
3
lebih termotivasi untuk mempelajari bahasa Inggris. Siswa-siswa pembelajari
English as a Foreign Language akan lebih tertarik untuk melihat relevansi
kegunaan bahasa Inggris sesuai dengan kenyataan yang ada di sekitar kehidupan
mereka.
Dalam era globalisasi sekarang ini, akan tidak cukup jika seseorang hanya
memiliki keterampilan lisan atau berbicara saja. Akan tetapi ia harus menjadi
anggota masyarakat yang berwacana. Dengan demikian, sejak awal siswa harus
diperkenalkan dengan kegiatan berwacana seperti membaca.
“Pembelajaran membaca, mengerti makna tulisan, sangat penting bagi pendidikan anak maupun perkembangan pribadinya, yang dapat dilaksanakan
dengan pengajaran yang tepat” (Cameron, 2001:125).
Kenyataan dilapangan bahwa pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar
sering dianggap sulit oleh siswa karena mereka merasa terbebani dengan harus
menghapal kata-kata yang asing bagi mereka. Yang paling dirasakan sulit bagi
siswa Sekolah Dasar adalah memahami suatu teks dalam bahasa Inggris. Faktor
penyebab kesulitan siswa tersebut tentu beragam, namun perlu diperhatikan pula
bagaimana cara siswa itu sendiri membaca, yang mungkin menjadi salah satu
penentu keberhasilan mereka.
Bahasa Inggris dipandang sebagai bahasa asing oleh siswa, sehingga
pengalaman keberwacanaannya masih kurang. Pemaknaan pemahamannya pun
akan berbeda ketika siswa membaca cerita atau teks berbahasa Indonesia dan
ketika siswa membaca cerita atau teks berbahasa Inggris.
Diketahui siswa banyak menemui kendala dalam memahami isi bacaan bahasa
Inggris. Faktor-faktor yang membuat hal ini terus berlanjut antara lain mereka
tidak memahami isi bacaan, mereka tidak mengerti apa yang ditanyakan dalam
soal yang berkaitan dengan bacaan. Apabila kondisi ini terus diabaikan,
dikhawatirkan siswa sama sekali tidak menyukai pembelajaran membaca bahasa
Inggris, karena merupakan pelajaran yang terlalu kompleks yang menuntut siswa
untuk paham terhadap suatu bacaan. Sehingga mereka tidak dapat mencapai
4
Assessment pada pembelajaran reading termasuk penilaian yang cukup
kompleks. Keterampilan membaca dalam bahasa Inggris (reading skill) mencakup
kemampuan decoding, pronouncing, dan juga comprehending the message.
Penilaian, dalam pelaksanaannya bertujuan untuk melihat sejauhmana
pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang telah diberikan.
Sudjana (1989: 2) menyatakan bahwa:
Kegiatan penilaian adalah suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil-hasil belajar yang diperlihatkannya setelah menempuh pengalaman belajarnya (proses belajar-mengajar).
Dalam penilaian pada pembelajaran bahasa Inggris, penilaian dilakukan pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini bertujuan untuk melihat aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa terhadap pembelajaran.
Pertanyaan pemahaman bacaan dapat digunakan untuk mengatahui paham
tidaknya siswa akan isi bacaan yang dibaca. Strategi lain untuk mengetahui
pemahaman siswa dalam membaca adalah dengan story-map, yaitu bagan
pemetaan cerita. Dengan strategi story-map ini akan membantu guru untuk
mengetahui apakah siswa paham dengan gagasan pokok bacaan atau tidak.
Sehubungan dengan hal tersebut, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam
menciptakan proses belajar mengajar yang lebih mengutamakan pada kegiatan
belajar siswa secara aktif dan melibatkan penilaian pembelajaran yang sesuai.
Berdasar hal di atas peneliti, menggunakan penelitian dengan judul “Penggunaan Story Mapping dalam Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar”.
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat diidentifikasi.
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini dijelaskan di bawah ini.
a. Bahasa Inggris hanya pelajaran muatan lokal di sekolah dasar maka dipandang
5
b. Terbatasnya kemampuan guru dalam membelajarkan bahasa Inggris kepada
siswa terutama dalam pembelajaran membaca dan kemampuan memahami
pesan atau isi bacaan.
c. Penggunaan strategi Story Mapping dalam pembelajaran bahasa Inggris belum
diterapkan di sekolah dasar.
d. Hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman tidak maksimal karena tidak
dianalisa dari keseluruhan isi suatu bacaan sampai pada hal yang paling kecil.
e. Ketidakpahaman siswa dalam memahami isi suatu teks bacaan menjadi faktor
yang menjadi kendala dalam membaca pemahaman untuk memahami hal-hal
atau keseluruhan isi suatu bacaan sampai pada hal yang paling kecil.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini
dirumuskan bagaimana meningkatkan kemampuan membaca pemahaman melalui
Story Mapping yang dijabarkan dalam rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri
Citapen sebelum menggunakan strategi Story Mapping dalam pembelajaran
bahasa Inggris di sekolah dasar?
b. Bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri
Citapen setelah menggunakan strategi Story Mapping dalam pembelajaran
bahasa Inggris di sekolah dasar?
c. Adakah perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan dalam
pembelajaran Bahasa Inggris sebelum dan setelah siswa kelas V SD Negeri
Citapen belajar dengan menggunakan strategi Story Mapping?
C.Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini dibuat untuk memperoleh gambaran
peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri Citapen
dengan menggunakan strategi Story Mapping.
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka lebih spesifik tujuan penelitian
6
1. Mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri
Citapen sebelum menggunakan strategi Story Mapping dalam pembelajaran
bahasa Inggris di sekolah dasar.
2. Mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri
Citapen setelah menggunakan stratgi Story Mapping dalam pembelajaran
bahasa Inggris di sekolah dasar.
3. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang
signifikan pada pembelajaran Bahasa Inggris sebelum dan setelah siswa kelas
V SD Negeri Citapen belajar dengan strategi Story Mapping.
D.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Manfaat penelitian ini, adalah dapat mengembangkan keilmuan tentang Story
Mapping dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman.
2. Manfaat Praktis
Dengan membaca penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi:
a. Siswa
Manfaat penelitian bagi siswa kelas V SD Negeri Citapen adalah siswa dapat
meningkatkan kemampuan dalam membaca pemahaman. Siswa memperoleh
pengalaman yang menarik dalam memahami isi bacaan yang disajikan.
b. Guru
Manfaat penelitian bagi guru SD Negeri adalah menambah wawasan guru
mengenai strategi pembelajaran menggunakan Story Mapping yaitu memberikan
pengalaman menggunakan strategi pembelajaran dalam hal peningkatan
kemampuan membaca pemahaman siswa. Dan menambah wawasan guru
mengenai strategi maupun teknik reading assessment, yaitu dengan memberikan
pengalaman dalam teknik penilaian, sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran, dan memberikan gambaran tentang kemampuan siswa dalam
7
c. Sekolah
Manfaat penelitian bagi sekolah adalah diperolehnya Story Mapping dalam
pembelajaran bahasa Inggris untuk meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman siswa, dalam artian Story Mapping dapat digunakan dalam strategi
pembelajaran maupun teknik penilaian membaca pemahaman pada pembelajaran
bahasa Inggris. Selain itu sekolah dapat menyusun sendiri teknik penilaian
khususnya dalam teknik reading assessment.
E.Struktur Organisasi Skripsi
Rincian lebih jelasnya tentang isi keseluruhan skripsi, maka akan diuraikan
sistematika penulisan yang pembahasannya disusun sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi: latar belakang masalah (menjelaskan mengenai hal-hal yang
melatarbelakangi penelitian ini, salah satunya adalah pembelajaran bahasa Inggris
dan kesulitan yang dihadapi siswa sekolah dasar dalam memahami isi bacaan pada
pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar); rumusan masalah (menjelaskan
pertanyaan yang akan dicari jawabanya melalui penelitian ini); tujuan penelitian
(menjelaskan mengenai tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri Citapen setelah
menggunakan strategi Story Mapping dalam pembelajaran bahasa Inggris di
sekolah dan mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V
SD Negeri Citapen setelah menggunakan strategi Story Mapping dalam
pembelajaran bahasa Inggris di sekolah); kegunaan penelitian (menjelaskan
mengenai manfaat dari penelitian ini); dan struktur organisasi skripsi
(menjelaskan mengenai susunan penulisan skripsi ini).
2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian
Bab ini berisi: kajian pustaka (menjelaskan mengenai teori-teori beserta
temuan-temuan yang mendukung terhadap penelitian ini. Yaitu pertama
pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar mencakup: hakikat pembelajaran
bahasa Inggris di Sekolah Dasar, tujuan pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah
8
pembelajaran membaca di Sekolah Dasar mencakup pengertian membaca, tujuan
membaca, aspek-aspek membaca, jenis-jenis membaca, pelaksanaan membaca.
Ketiga pembelajaran membaca pemhaman mencakup hakekat membaca
pemahaman dan tujuan membaca pemahaman. Keempat penggunaan strategi
Story Mapping yang mencakup pengertian, strategi dan tujuan, langkah-langkah,
pemilihan bahan bacaan, dan teks/cerita narasi (Narrative story); kerangka
pemikiran (menjelaskan mengenai garis besar pemikiran yang digunakan dalam
penelitian ini) dan hipotesis penelitian (menjelaskan mengenai jawaban sementara
penelitian terhadap masalah penelitian yang harus diuji kebenarannya).
3. Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi: lokasi dan subjek penelitian (menjelaskan mengenai subjek yang
diteliti dalam penelitian); metode penelitian (menjelaskan mengenai metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian); desain penelitian (menjelaskan
mengenai desain penelitian yang digunakan dalam penelitian); prosedur penelitian
(menjelaskan tahap-tahap dalam penelitian); teknik pengumpulan data
(menjelaskan mengenai teknik penghimpunan data); instrumen dan proses
pengembangan instrumen penelitian (menjelaskan mengenai alat yang digunakan
untuk mengambil data dalam penelitian dan menjelaskan mengenai uji validitas
dan reabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini); teknik analisis data
(menjelsakan mengenai teknik analisis data yang digunakan untuk
menginterpretasi data hasil penelitian); dan definisi operasional variabel penelitian
(menjelaskan mengenai variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini);
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisi: hasil peneltian (menjelaskan tentang pengolahan data yang
terkumpul) dan pembahasan (berisi penjelasan tentang pembahasan terhadap
data-data hasil yang terkumpul dan penjelasan mengenai jawaban dari rumusan
9
5. Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi: kesimpulan (menjelaskan mengenai hasil akhir penelitian)
dan saran (menjelaskan mengenai rekomendasi dari hasil penelitian ditujukan
kepada para pembuat kebijakan, para pengguna hasil penelitian, dan peneliti
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian yang berjudul Penggunaan Story Mapping dalam Pembelajaran
Bahasa Inggris untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Citapen Jln. Tentara Pelajar No. 16
Kelurahan Empang Sari Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
2. Populasi dan Sampel
Pengertian populasi menurut Arikunto (2006:130) menyebutkan “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa sekolah dasar kelas V SD Negeri
Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya sebagai subyek penelitian. Karena
populasi dalam penelitian ini berjumlah sedikit yaitu 30 siswa, maka penelitian
ini merupakan penelitian populasi, artinya sampel diambil adalah keseluruhan
jumlah populasi dan diambil sesuai dengan kebutuhan peneliti. Kategori yang
dipilih yaitu sampling jenuh.“Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2010:124). Maka sampel penelitiannya adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Citapen Kecamatan
Tawang Kota Tasikmalaya yang berjumlah 30 orang siswa terdiri atas 14 siswa
laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Oleh karena itu hasil penelitian ini hanya berlaku untuk siswa kelas V SD
Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
Tabel 3.1
Data Siswa Kelas V SD Negeri Citapen
NO NAMA SISWA Jenis
Kelamin
1 Dzika Nurfadila P P
2 Khamelya Shafira K P
3 Magfirani Medianna P
34
Tabel 3.1
(Lanjutan)
NO NAMA SISWA Jenis
Kelamin
5 Muhamad Farhan F L
6 Muhamad Hisyam A L
7 Nadin Talitha A P
8 Natasya Mulki P P
9 Putriana Tasya P
10 Renata Indriani P
11 Rifqi Ali Musyaffa L
12 Salman Dafa L
13 Salma Muti Hafzha P
14 Salma Nabila A S P
15 Septi Septea L
16 Shebian Alvasi L
17 Syaraini A L P
18 Syahril Dwi Purnama L
19 Triyas Tama Putra L
20 Viola Putri A P
21 Yasfik Albani M L
22 Riswan L
23 Najma Hayatuna P
24 Salsabila H Z P
25 Mentari A N Y P
26 Fikri Lukman Nul Hakim L
27 Sukma Bunga W P
28 Faisal Mazin Julviar L
29 Ariq L
30 Ghisela P
Peneliti menetapkan siswa-siswa kelas V SD Negeri Citapen Kecamatan
Tawang Kota Tasikmalaya sebagai sampel penelitian ini adalah karena
alasan-alasan berikut ini:
a. SD Negeri Citapen telah melaksanakan pengajaran bahasa Inggris sesuai
dengan kurikulum (KTSP).
b. Penelitian ini memerlukan Sekolah Dasar dengan lingkungan yang mulai
35
c. Lokasi SD Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya yang secara
administratif berada di kota, sehingga dimungkinkan pembelajaran bahasa
Inggrisnya pun sudah mulai berkembang dengan baik.
B.Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif. Adapun
metode penelitianya, peneliti menggunakan metode eksperimen. Menurut
Arikunto (2006 : 3) “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan
sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2009: 72) bahwa “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen
adalah metode penelitian yang digunakan yang disengaja dilakukan oleh peneliti
untuk mencari hubungan sebab akibat dari pengaruh perlakuan.
Secara lebih khusus metode penelitian eksperimen yang digunakan adalah
penelitian pre-experimental study. Pada tipe pre-experimental study tidak terdapat
kelas kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen tipe pre-experimental study karena penelitian ini dilaksanakan
di satu kelas yaitu di kelas V SD Negeri Citapen, dan tidak ada kelas kontrol.
Peneliti menggunakan metode penelitian jenis pre-experimental study ini adalah
karena peneliti merasa cocok dan sesuai dengan variabel-variabel yang
berhubungan dengan judul penelitian.
C.Desain Penelitian
Penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian One-Group
Pre-test-Post-test. Sugiyono (2009: 74) mengungkapkan bahwa dikatakan
pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut mempengaruhi terhadap
terbentuknya variabel dependen.
Adapun alasan digunakannya desain tersebut adalah penelitian ini baru dan
36
menggunakan satu kelompok dan tidak ada kelompok pembanding. Pada tipe ini
terdapat mencakup tiga langkah yaitu melakukan pre-test terhadap subjek
penelitian, membarikan perlakuan atau treatment terhadap subjek penelitian dan
melakukan pos-test setelah dilakukannya perlakuan atau treatment. Dengan
demikian hasil perlakuan atau treatment dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan atau treatment.
Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penelitian yang akan dilakukan
peneliti dalam penelitian pembelajaran bahasa Inggris pada kemampuan membaca
pemahaman siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran dan strategi
evaluasi Story Mapping, maka dibuat desain penelitian sebagai berikut:
Gambar 3.1
One-Group Pre-test-Post-test
Keterangan:
O1 : Hasil pre-test
O2 : Hasil post-test
X : Perlakuan dengan menggunakan strategi Story Mapping
Penelitian penggunaan strategi Story Mapping ini menggunakan desain pre-test
dan post-test pada satu kelas sebagai subjek penelitian. Desain ini merupakan
pembanding antara kondisi sebelum treatment (perlakuan) dengan setelah
treatment (perlakuan) atau melalui perbandingan hasil pre-test dan post-test, atau
istilah lainya disebut dengan One Group Pre-test-Post-test Design.
D.Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan,
pelaksanaan, dan pengolahan.
1. Tahap Perencanaan
a. Melakukan observasi ke sekolah yang dijadikan subjek penelitian
O1 X O2
37
b. Memilih kelas sebagai subjek dalam penelitian
c. Penyusunan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanaan tes awal (pre-test).
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan strategi Story Mapping
dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa.
c. Melakukan observasi terhadap proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan
strategi Story Mapping.
d. Pelaksanaan tes akhir (post-test).
e. Membagikan kuesioner/angket.
Tabel 3.2
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Hari/ Tanggal Waktu
1. Melakukan pre-test Senin, 08 April 2013 08.10 – 09.20
2. Melakukan pembelajaran
pertama Jum’at, 12 April 2013 07.00 – 08.10
3. Melakukan pembelajaran
kedua Senin, 15 April 2013 12.30 – 13.20
4. Melakukan post-test Senin, 15 April 2013 13.20 – 13.40
5. Membagikan
kuesioner/angket Sabtu, 20 April 2013 15.00 – 15.15
3. Tahap Analisis Data
a. Melakukan analisis deskriptif kemampuan membaca pemahaman siswa.
b. Mengklasifikasikan data berdasarkan data hasil pre-test, post-test, dan gain.
c. Melakukan uji statistik untuk menguji hipotesis.
E.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data
(Sugiyono, 2009 : 224). Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April 2012
38
subjek penelitian. Prosedur yang ditempuh dalam tahapan pengumpulan data ini
adalah dengan melakukan penelitian secara langsung ke objeknya melalui
pembelajaran langsung di kelas V sebagai eksperimen. Selain itu, teknik yang
akan digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan dan masalah
dalam penelitian ini yaitu melalui tes membaca pemahaman dalam bentuk tes
penugasan, dan lembar observasi untuk melihat struktur RPP serta lembar
[image:30.595.119.508.218.625.2]observasi untuk mengetahui keterlaksanaan strategi Story Mapping.
Tabel 3.3
Jenis, Teknik Pengumpulan, Instrumen dan Sumber Data
No. Jenis Data Teknik
Pengumpulan Instrumen Sumber
1. RPP Observasi Pedoman
Observasi Guru
2.
Kemampuan Membaca
Pemahaman siswa
(pre-test)
Tes Tertulis
(penugasan)
Lembar
Evaluasi Siswa
3. Proses penggunaan strategi
Story Mapping Observasi
Pedoman
Observasi Guru
4.
Kemampuan Membaca
Pemahaman siswa
(post-test)
Tes Tertulis
(penugasan)
Lembar
Evaluasi Siswa
5. Respons Siswa terhadap pembelajaran Kuesioner Angket Lembar Kuesioner/ Angket Siswa
1. Teknik Tes: Tes Membaca Pemahaman
Peneliti menggunakan teknik tes untuk dapat mengumpulkan data penelitian.
Tes dalam penelitian ini dilakukan pada awal dan akhir pembelajaran. Tes yang
dilakukan pada awal pembelajaran disebut pre-test dengan tujuan untuk
39
sebelum dilakukan perlakuan atau treatment, sedangkan tes yang dilakukan di
akhir pembelajaran disebut post-test dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran setelah diberi perlakuan atau treatment.
2. Teknik Observasi
Peneliti menggunakan teknik observasi ini untuk mengamati proses
pembelajaran yaitu pada saat peneliti melakukan treatment (perlakuan) di kelas
yang dijadikan tempat penelitian yaitu di kelas V SD Negeri Citapen. Observasi
ini dilakukan terhadap guru yang melakukan pembelajaran. Pada penelitian ini,
yang menjadi guru adalah peneliti dan observernya adalah salah satu mahasiswa
dari tingkat empat UPI Kampus Tasikmalaya. Observasi ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan
pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi
Story Mapping. Instrumen ini menggunakan rating scale, yaitu pemberian tanda
check list (√). Lembar observasi ini tidak diujicobakan, tetapi dikoordinasikan
kepada observer agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengisian lembar
observasi tersebut. Teknik observasi ini dilakukan untuk menunjang proses
pembelajaran dan melengkapi teknik tes yaitu pre-test dan post-test.
3. Kuesioner/angket Respons Siswa
Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui respons siswa dan
memperkuat bahwa pembelajaran lebih menyenangkan dan lebih mengaktifkan
kegiatan siswa dalam proses pembelajaran, maka seluruh siswa diberikan
kuesioner/angket. Adapun instrumen kuesioner ini berupa pertanyaan
menggunakan rating scale yang membutuhkan jawaban YA dan TIDAK.
Pengadaan kuesioner ini untuk menunjang proses pembelajaran yang dilakukan
siswa dan melihat respons siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
F. Instrumen dan Proses Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penelitian
40
mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan lembar tes sebanyak lima soal yang diujikan di awal
sebelum perlakuan (pre-test) dan di akhir sesudah perlakuan (post-test).
Lembar observasi berupa format atau blangko pengamatan. Format yang
disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan
akan terjadi. (Arikunto, 2006: 229).
Peneliti menggunakan instrumen yang diperuntukkan bagi siswa kelas V SD
Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya sehingga diperoleh data
mengenai kemampuan siswa kelas V SD Negeri Citapen Kecamatan Tawang Kota
[image:32.595.108.512.227.625.2]Tasikmalaya dalam membaca pemahaman.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen (Tes)
Standar
Kompetensi
Materi
Pokok Indikator Soal
No.
Soal
Skala
(Rentang Skor)
(a) (b) (c) (d) (e)
Memahami
kalimat, pesan
tertulis, dan teks
dekriptif
bergambar sangat
sederhana secara
tepat dan
berterima
Kalimat dan pesan
tertulis dalam bahasa Inggris (teks/cerita naratif) Menetapkan alur
cerita 1 1 – 4
Menetapkan tema 2 1 - 4
Menetapkan tokoh 3 1 - 4
Menetapkan latar 4 1 - 4
Menetapkan pesan
yang disampaikan 5 1 - 4
Kriteria penilaian:
41
Penyusunan instrumen tes hendaklah terlebih dahulu menyusun kisi-kisi soal.
Dalam menyusun instrumen tes, peneliti melakukan penyusunan kisi-kisi soal tes,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1. Menentukan standar kompetensi yang akan digunakan. Standar
kompetensi yang digunakan adalah memahami tulisan bahasa Inggris
dan teks deskriptif bergambar sangat sederhana dalam konteks
sekolah.
Langkah 2. Menentukan kompetensi dasar. Kompetensi dasar yang digunakan
adalah memahami kalimat, pesan tertulis, dan teks dekriptif
bergambar sangat sederhana secara tepat dan berterima.
Langkah 3. Menentukan ruang lingkup materi pelajaran yang akan diujikan
berdasarkan pokok bahasan. Adapun ruang lingkup materi yang akan
diberikan pada penelitian ini adalah memahami teks/cerita tentang
binatang (animals) yang berjudul The Tiger and Fox.
Langkah 4. Merumuskan tujuan pengajaran khusus yaitu:
a. Melalui membaca siswa dapat menetapkan alur teks/cerita The
Tiger and Fox.
b. Melalui membaca siswa dapat menetapkan tema dalam teks/cerita
The Tiger and Fox.
c. Melaui membaca siswa dapat menetapkan tokoh dalam teks/cerita
The Tiger and Fox.
d. Melalui membaca siswa dapat menetapkan latar dalam teks/cerita
The Tiger and Fox.
e. Melalui membaca siswa dapat menetapkan pesan dalam
teks/cerita The Tiger and Fox.
Langkah 5. Menentukan teks/cerita naratif yang akan dijadikan soal. Penelitian
ini menggunakan teks/cerita naratif tentang binatang (animals) yang
berjudul The Tiger and Fox.
Langkah 6. Menetapkan jumlah butir soal berdasarkan topik dan aspek tujuan.
42
Langkah 7. Membuat graphic organizer atau gambar peta cerita yang berisi
unsur-unsur dari suatu teks/cerita naratif. Seperti alur (plot), tema
(theme), tokoh (character), latar (setting), dan pesan yang
disampaikan dalam teks/cerita (message of the text).
Langkah 8. Mengidentifikasi bentuk-bentuk soal tes, dan tes yang digunakan
dalam penelitian ini berupa tes penugasan. Yaitu siswa menentukan
alur (plot), tema (theme), tokoh (character), latar (setting), dan pesan
yang disampaikan dalam teks/cerita (message of the text).
2. Proses Pengembangan Instrumen
a.Pengujian Validitas Instrumen
Menurut Arikunto (2006: 168) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Lebih lanjut Arikunto menyatakan “Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat”.
Tes hendaknya memiliki tingkat kevalidan atau kesahihan yang tinggi. Untuk
menguji validitas setiap butir, maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud
dikorelasikan dengan skor total (Arikunto, 2006:176-178).
Untuk mengetahui valid atau tidaknya soal-soal yang telah dibuat maka
terlebih dahulu peneliti mengujicobakan soal-soal yang telah dibuat terhadap
sekolah yang dianggap sama karakteristiknya dengan kelas penelitian. Sekolah
yang dianggap sama karakteristiknya dengan sekolah penelitian adalah SD Negeri
3 Karangpawitan Kawali Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis karena SD Negeri
3 Karangpawitan merupakan Sekolah Dasar dengan lingkungan yang mulai
berkembang dan pembelajaran bahasa Inggrisnya pun mulai berkembang dengan
baik.
Uji coba instrumen dilaksanakan di kelas V SD Negeri 3 Karangpawitan
Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.
Namun tidak semua siswa mengikuti tes uji instrumen. Banyak siswa yang
mengikuti tes uji instrumen adalah sebanyak 15 orang. Dalam pengisiannya
43
Kriteria pengujian validitas adalah dengan membandingkan antara koefisien
korelasi (rhitung) dengan nilai tabel korelasi Pearson Product Moment (r tabel).
Kriterianya: “jika rhitung> rtabel maka instrumen valid, sebaliknya jika rhitung< rtabel maka instrumen tidak valid” (Arikunto, 2006: 276).
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian adalah uji validitas item.
Validitas item ditunjukan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item
total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor
item dengan skor total item. Dari hasil penghitungan korelasi akan didapat suatu
koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item
dan untuk menentukan apakah suatu item itu layak digunakan atau tidak. Dalam
penelitian ini perhitungan uji validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS
16.0. for windows. Langkah-langkah uji validitas pada program SPSS adalah
sebagai berikut:
Entry data atau buka file data yang akan diuji. Pilih menu Analyze >>Correlate>>Bivariate
Gambar 3.2
Menu Analyze >>Correlate>>Bivariate
Klik semua item dan skor total, masukan ke kotak Variables, klik OK.
Gambar 3.3
Kotak Dialog Bivariate Correlations
Hasil dari penghitungan koefisien korelasi (r hitung) dibandingkan dengan r
[image:35.595.114.510.225.687.2]44
instrumen dapat dikatakan valid, akan tetapi sebelumnya jika harganya r hitung< r
tabel, maka dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak valid.”
Interpretasi terhadap koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut:
(Arikunto, 2006: 276).
Tabel 3.5
Interpretasi Nilai r
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 – 1,00 Tinggi
Antara 0,600 – 0,800 Cukup
Antara 0,400 – 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 – 0,400 Rendah
Antara 0,000 – 0,200 Sangat rendah (Tak berkolerasi)
Berdasarkan hasil uji coba lima butir soal kepada 15 siswa di SD Negeri 3
Karangpawitan Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis, diketahui bahwa seluruh
butir soal valid. Penghitungan uji validitas ini dilakukan menggunakan program
SPSS 16.0. for windows. Hasil uji validitas soal dapat dilihat pada tabel 3.6
[image:36.595.112.512.214.676.2]sebagai berikut.
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Validitas Instrumen
No. Soal
Koefisien Korelasi Interpretasi Validitas
1. 1 Validitas Tinggi
2. 0,83 Validitas Tinggi
3. 0,76 Validitas Cukup
4. 0,58 Validitas Agak rendah
5. 0,59 Validitas Agak rendah
Berdasarkan tabel tersebut dapat dijabarkan bahwa terdapat dua soal yang
memiliki interpretasi validitas tinggi, dua soal yang yang memiliki tingkat
45
Maka, berdasarkan hasil uji validitas tersebut soal-soal yang telah diujikan dapat
dinyatakan valid.
b.Pengujian Reliabilitas Instrumen
Instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data maka
harus dilakukan uji reliabilitas. Sebagaimana yang diungkapkan Arikunto (2006: 178) bahwa “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik”.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas Alpha.
Arikunto (2006: 196) menyatakan bahwa “Rumus Alpha digunakan untuk
mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau
soal uraian”. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan metode
Cronbach’s Alpha yang perhitungannya menggunakan bantuan komputer pada
program SPSS 16.0 for indows. Langkah-langkah uji reliabilitas pada program
SPSS adalah sebagai berikut:
[image:37.595.113.512.231.713.2] Entry data atau buka file data yang akan diuji. Pilih menu Analyze >>Scale>>Reliability Analysis.
Gambar 3.4
Menu Analyze >>Scale>>Reliability Analysis
Klik semua item (kecuali skor total), kemudian masukan ke kotak Items.
Gambar 3.5
Kotak Dialog Reliability Analysis
46
[image:38.595.113.510.117.642.2]Gambar 3.6
Kotak Dialog Reliability Analysis: Statistics Klik Continue, kemudian klik OK.
Setelah melakukan uji validitas, item-item soal itu diuji reliabilitasnya yang
bertujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga
hasil suatu pengukuran itu dapat dipercaya. Untuk koefisien reliabilitas yang
menyatakan derajat keterandalan alat evaluasi dinyatakan dengan . Tolak ukur
untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolok
ukur yang dibuat oleh Guilford pada tabel 3.8. Hasil perhitungan pengujian
reliabilitas dengan menggunakan uji Cronbach’s Alpha dalam program SPSS.
16.0 for windows sebagai berikut:
Tabel 3.7
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.871 5
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Alpha Cronbach.
Kriterianya yaitu bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted
memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Cronbach’s Alpha
keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi,
47
Dari hasil perhitungan, diperoleh koefisien reabilitas tes tipe uraian adalah
0,871. Berdasarkan klasifikasi pada Tabel 3.7, dapat disimpulkan bahwa soal tipe
uraian dalam instrumen penelitian ini diinterpretasikan sebagai soal yang yang
memiliki reliabilitas sangat tinggi.
Tabel 3.8
Kriteria Reliabilitas Butir Soal
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,20 < ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah 0,40 < ≤ 0,60 Derajat reliabilitas sedang ≤ 0,80 Derajat reliabilitas tinggi
[image:39.595.118.509.230.587.2]≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Membaca Pemahaman
Item Soal Cronbach's Alpha if Item Deleted
Nilai Alpha
Cronbach Keterangan
1 0,797 0,871 Reliabel
2 0,817 0,871 Reliabel
3 0,849 0,871 Reliabel
4 0,860 0,871 Reliabel
5 0,869 0,871 Reliabel
c.Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran butir soal digunakan untuk menunjukan derajat atau tingkat
kesukaran butir soal. Apakah soal yang dijadikan instrumen tergolong sukar,
sedang, atau mudah. Untuk menghitung indeks kesukaran digunakan jumlah
rata-rata setiap butir soal ( X ) dan nilai maksimum (SMI) dari setiap butir soal,
dengan menggunakan rumus, berikut:
Keterangan
48
X : Jumlah rata-rata setiap butir soal
SMI : Nilai maksimum dari setiap butir soal
Perhitungan indeks kesukaran dalam pengembangan instrumen penelitian ini
menggunakan program Microsoft Excel 2007.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung validitas pada Microsoft
excel adalah:
a. Memasukan skor yang diperoleh siswa. Untuk pemberian skor yaitu 1-4.
b. Mengitung rata-rata soal
c. Menghitung indeks kesukaran
[image:40.595.114.511.231.681.2]Kriteria daya pembeda butir soal yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10
Kriteria Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran ( IK ) Interpretasi
0,70 < IK ≤ 1,00 Soal mudah 0,30 < IK ≤ 0,70 Soal sedang 0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar
Dari hasil perhitungan, diperoleh indeks kesukaran tiap butir soal yang
disajikan dalam Tabel 3.11 di bawah ini:
Tabel 3.11
Hasil Perhitungan Nilai Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal
No.
Soal Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi IK
1. 0,52 Sedang
2. 0,60 Sedang
3. 0,67 Sedang
4. 0,55 Sedang
5. 0,32 Sukar
Berdasarkan data yang telah diuji cobakan, maka rekapitulasi hasil uji coba
49
Tabel 3.12
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
G.Teknik Analisis Data
Sugiyono (2010:335) menyatakan bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data adalah cara yang ditempuh untuk mengolah data sehingga data
yang diperoleh akan memberi arti positif terhadap pokok permasalahan yang
diteliti. Teknik analisis data hasil penelitian dilakukan dengan urutan sebagai
berikut:
1. Persiapan
Pada tahap kegiatan ini antara lain: mengecek kelengkapan identitas pengisi,
mengecek kelengkapan data, dan mengecek isian data.
2. Tabulasi
Pada tahap kegiatan ini antara lain: memberikan skor terhadap item-item soal
yang perlu diberi skor, mentabulasikan setiap data yang berhasil dikumpulkan ke
dalam tabel, menghitung jumlah skor dan nilai dari setiap jawaban pre-test
maupun pada post-test.
No.
Soal
Validitas Reliabilitas IK
Nilai Interpretasi
Nilai Cronbach's Alpha
Interpretasi Nilai Interpretasi
1. 1 Valid
0,871
0,797 Reliabil 0,52 Sedang
2. 0,83 Valid 0,817 Reliabil 0,60 Sedang
3. 0,76 Valid 0,849 Reliabil 0,67 Sedang
4. 0,58 Valid 0,860 Reliabil 0,55 Sedang
50
3. Analisis Statistik
Pada langkah analisis statistik penelitian ini yaitu menggunakan uji statistik
komparasi. Analisis komparasi (Uji t) digunakan untuk memprediksi
perbandingan atau perbedaan antara dua variabel bebas. Dalam analisis ini,
langkah-langkah yang dilakukan, antara lain:
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum
masing-masing variabel. Kegiatan yang dilakukan pada proses analisis deskriptif ini
adalah mengolah data dari setiap variabel dengan bantuan komputer program
Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for windows.
Data yang diolah yaitu data kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V
SD Negeri Citapen. Tingkat kemampuan membaca pemahaman diukur melalui tes
yaitu pre-test dan post-test, dengan cakupan butir-butir soalnya dalam satu standar
kompetensi tentang memahami kalimat dan pesan tertulis. Hasil pre-test dan
post-test ini dioalah dan dianlisis untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam
membaca pemahaman.
Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan siswa setelah pembelajaran,
maka dilakukan analisis terhadap nilai yang diperoleh siswa dari pre-test dan
post-test. Kategori kemampuan membaca pemahaman didasarkan pada interval
kategori hasil belajar menurut Cece Rakhmat dan Solehudin (2006:65) dengan
[image:42.595.115.506.292.749.2]ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.13
Rambu-rambu Interval Kategori Hasil Belajar
No. Rambu-rambu Interval Nilai Kategori
1. X ≥ ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi
2. ideal + 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 1,5 Sideal Tinggi
3. ideal - 0,5 Sideal ≤ X < ideal + 0,5 Sideal Sedang
4. ideal - 1,5 Sideal ≤ X < ideal - 0,5 Sideal Rendah
51
Penjelasan:
ideal = Xideal
Xideal = 100
Sideal = ideal
Cece Rakhmat dan Solehudin (2006:65)
Ini berarti Xideal (nilai ideal) = 100, ideal = 50, dan Sideal = 16,67. Dengan
demikian (setelah dilakukan pembulatan desimal) interval kategori hasil belajar
[image:43.595.113.511.231.531.2]adalah sebagai berikut.
Tabel 3.14
Interval Kategori Hasil Belajar
No. Interval Nilai Kategori Kemampuan Membaca Pemahaman
1. X ≥ 75 Sangat Tinggi
2. 58 ≤ X < 75 Tinggi
3. 42 ≤ X < 58 Sedang
4. 25 ≤ X < 42 Rendah
5. X < 25 Sangat Rendah
Analisis deskriptif ini juga berkaitan dengan upaya untuk menjawab rumusan
masalah a pada Bab I, yaitu “Bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa
kelas V SD Negeri Citapen sebelum menggunakan strategi Story Mapping dalam
pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar?”
Untuk dapat menjawab rumusan masalah tersebut, prosedur pengolahan data
meliputi:
1) Pemberian skor dan nilai terhadap jawaban pre-test dan post-test siswa.
2) Melakukan olah data statistik deskriptif terhadap nilai pre-test dan post-test
siswa.
3) Berdasarkan hasil olah data statistik deskriptif, maka dideskripsikan kualitas
membaca pemahaman siswa.
4) Untuk melengkapi informasi membaca pemahaman siswa juga dilakukan
52
Normal gain adalah perbandingan antara selisih nilai post-test dengan nilai
pre-test dan selisih nilai ideal dengan nilai pre-pre-test. Normal gain ini digunakan untuk
mengetahui peningkatan membaca pemahaman siswa setelah pembelajaran
dilaksanakan. Rumus normal gain menurut Meltzer (2002) adalah:
Normal Gain =
Efektifitas normal gain didasarkan pada klasifikasi dari Arikunto (1999:22),
[image:44.595.115.511.247.585.2]yaitu:
Tabel 3.15
Kategori Interpretasi Normal Gain
Normal Gain Tafsiran
< 0,40 Tidak Efektif 0,40 – 0,55 Kurang Efektif 0,56 – 0,75 Cukup Efektif
> 0,76 Efektif
b. Uji Hipotesis
Pengolahan data yang dilakukan untuk uji hipotesis berhubungan dengan
keperluan uji signifikansi peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada
kelas yang dijadikan penelitian, serta untuk menjawab rumusan masalah bagian b
pada Bab I yaitu “bagaimana kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V
SD Negeri Citapen setelah menggunakan strategi Story Mapping dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar?”
Dalam penelitian ini, seluruh teknik pengolahan data untuk keperluan uji
stastik (uji hipotesis) sepenuhnya menggunakan program aplikasi software
SPSS16.0 for Windows. Rambu-rambu uji hipotesis tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Uji Asumsi
Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Uji asumsi ini
dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai pengolahan data yang akan
digunakan. Apakah data yang diperoleh diolah dengan parametrik, atau dengan
53
a) Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2010:71). Jika data tersebut berdistribusi
normal, maka data dianalisis menggunakan statistik parametrik. Sedangkan jika
data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka menggunakan statistik non
parametrik. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan bantuan program
SPSS 16.0. for windows dengan Uji kolmogorov-smirnov. Langkah-langkah
penggunaan program SPSS 16.0 untuk menguji normalitas adalah sebagai berikut:
Entry data atau buka file data yang akan dianalisis.
[image:45.595.115.509.255.730.2] Pilih menu Analyze>>Nonparametric Tests>>1-Sampel K-S.
Gambar 3.7
Menu Analyze>>Nonparametric Tests>>1-Sampel K-S
Masukkan nilai ke kotak Test Variable List, kemudian klik OK.
Gambar 3.8
54
Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah
dengan memperhatikan bilangan pada Asymp.Sig (2-tailed). Untuk menentukan
kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut:
(1) Menetapkan hipotesis.
(2) Tetapkan tarap signifikansi uji misalnya a = 0,05.
(3) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh.
(4) Jika signifikansi yang diperoleh >a, maka sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
(5) Jika signifikansi yang diperoleh <a, maka sampel bukan berasal dari populasi
yang berdistribusi normal artinya tidak berdistribusi normal.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih
kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama
atau tidak. Pada penelitian ini, uji homogenitas dilakukan terhadap data pre-test
dan data post-test. Sama seperti untuk uji normalitas. Pada kolom Sig. terdapat
bilangan yang menunjukkan taraf signifikansi yang diperoleh. Jika signifikansi
yang diperoleh>α, maka variansi setiap sampel sama (homogen). Jika signifikansi
yang diperoleh<α, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen). Pada
penelitian ini, uji homogenitas data akan dilakukan dengan bantuan komputer
program SPSS 16.0.
Masukkan data yang akan dianalisis .
Pilih menu Analyze>>Deskriptives Statistics>>Explore.
Gambar 3.9
55
[image:47.595.121.512.134.546.2]Masukkan nilai pada Dependent List, dan kelas pada Factor List.
Gambar 3.10
Kotak Dialog Explore
Klik Plots, pilih Levense Test untuk Untransormed, klik Continue, lalu OK.
Gambar 3.11
Kotak Dialog Explore: Plots
Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji homogenitas adalah
dengan memperhatikan bilangan pada (Sig.) Based on Mean. Untuk menetapkan
homogenitas digunakan pedoman sebagai berikut:
a) Menentukan hipotesis.
b) Tetapkan tarap signifikansi uji, misalnya a = 0,05.
c) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh.
d) Jika signifikansi yang diperoleh >a, maka variansi setiap sampel sama
(homogen).
e) Jika signifikansi yang diperoleh <a, maka variansi setiap sampel tidak sama
56
2) Uji Hipotesis Statistik
a) Uji Komparasi
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas data, kemudian dilakukan uji
hipotesis komparasi antara kemampuan membaca pemahaman sebelum dan
setelah siswa belajar dengan strategi Story Mapping. Pengujian hipotesis
menggunakan t test. Bila sampel berkorelasi/berpasangan, misalnya
membandingkan sebelum dan sesudah perlakuan, atau membandingkan kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen maka digunakan t test sampel related. Dan
dalam penelitian ini membandingkan hasil pre-test dan hasil post-test dengan
menggunakan yang ada pada program SPSS 16.0 for windows yaitu paired
sample t test (uji dua sampel berpasangan).
Langkah-langkah perhitungan uji t pada paired sample t test adalah sebagai
berikut:
[image:48.595.114.511.219.734.2]Masukkan data yang akan dianalisis pada sheet data view.
Gambar 3.12.
Sheet Data View
Pilih menu Analyze>>Compare Means>>Paired Sample T-Test
Gambar 3.13
57
[image:49.595.120.509.117.478.2]Masukan nilai ke kotak Paired Variables, kemudian klik OK.
Gambar 3.14
Kotak Dialog Paired Sample T-Test
Cara mengetahui ada tidaknya perbedaan rerata pre-test dengan rerata post-test
adalah dengan memperhatikan bilangan pada Sig. (2-tailed). Langkah-langkah
pengujian Paired Samples T Test adalah menentukan hipotesis, menentukan
tingkat signifikansi. Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika signifiknsi 2
tailed > α atau signifiknsi 2 tailed > 0,05 dan Ha diterima jika signifikansi 2
tailed < α atau signifiknsi 2 tailed < 0,05.
b) Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik pada penelitian tentang peng