• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN TIM FUTSAL KOTA BANDUNG MENUJU LIGA FUTSAL INDONESIA 2013 : Studi Deskriptif pada Pemain Tim Futsal Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN TIM FUTSAL KOTA BANDUNG MENUJU LIGA FUTSAL INDONESIA 2013 : Studi Deskriptif pada Pemain Tim Futsal Kota Bandung."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN TIM FUTSAL KOTA BANDUNG MENUJU LIGA FUTSAL INDONESIA TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh

Oleh

AGUNG DWI JUNIARSYAH 0907145

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN TIM FUTSAL

KOTA BANDUNG MENUJU LIGA FUTSAL

INDONESIA

TAHUN 2013

Oleh

Agung Dwi Juniarsyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Agung Dwi Juniarsyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

AGUNG DWI JUNIARSYAH 0907145

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN TIM FUTSAL KOTA BANDUNG MENUJU LIGA FUTSAL INDONESIA TAHUN 2013

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd. NIP. 196812181994021001

Pembimbing II

Muhammad Tafaqur, M.Pd. NIP. 197810052009121003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

FPOK UPI

(4)

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

ABSTRAK

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN TIM FUTSAL KOTA BANDUNG MENUJU LIGA FUTSAL INDONESIA 2013

(Studi Deskriptif pada Pemain Tim Futsal Kota Bandung)

Pembimbing : 1. Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd. 2. Muhammad Tafaqur, M.Pd.

Agung Dwi Juniarsyah 0907145

Kemampuan fisik bagi seorang pemain merupakan syarat untuk menampilkan hasil kerjanya. Jika kondisi fisik pemain itu baik, maka terjadi peningkatan prestasi dalam suatu cabang olahraga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat kondisi fisik pada pemain tim Futsal Kota Bandung.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah pemain tim Futsal Kota Bandung sebanyak 18 orang. Semua populasi dijadikan sampel (total sampling). Instrumen penelitian ini adalah tes kondisi fisik, yang terdiri dari 6 (Enam) item tes yaitu: Modified Sit and Reach, Sit-Up, Shuttle Run, lari 20 meter, Bleep Test dan Vertical Jump.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan; a. Tidak ada satupun pemain tim Futsal Kota Bandung yang berkategori Baik Sekali dan Baik, b. Tingkat Kondisi fisik pemain tim Futsal Kota Bandung yang termasuk dalam kategori Cukup ada 6 pemain jika di hitung dalam persen sebesar 33,33%, c. Tingkat Kondisi pemain tim Futsal Kota Bandung yang termasuk dalam kategori Kurang ada 10 pemain jika di hitung dalam persen sebesar 55,56%, d. Tingkat Kondisi pemain tim Futsal Kota Bandung yang termasuk dalam kategori Sangat Kurang ada 2 pemain jika di hitung dalam persen sebesar 11,11%.

Gambaran secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat kondisi fisik pemain tim Futsal Kota Bandung berada dalam kategori Kurang.

(5)

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

ABSTRACT

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN TIM FUTSAL KOTA BANDUNG MENUJU LIGA FUTSAL INDONESIA 2013

(Studi Deskriptif pada Pemain Tim Futsal Kota Bandung)

Pembimbing : 1. Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd. 2. Muhammad Tafaqur, M.Pd.

Agung Dwi Juniarsyah 0907145

Physical ability for a player is requirement to show his performance. If the physical condition of the players was good, then there will be an increase in achievement in a sport. The aim of this study is to identify the level of physical condition in Futsal Kota Bandung team.

The research method used is descriptive method. The population was Futsal Kota Bandung players as many as 18 people. All the population sampled (total sampling). The research instrument was a test of physical condition, which consists of 6 (six) test items, namely: Modified Sit and Reach, Sit-Ups, Shuttle Run, run 20 yards, Bleep Test and Vertical Jump.

Based on the analysis of data and discussion of research results obtained, it can be concluded: a. None of Futsal Kota Bandung team players were categorized Neither Once and Good, b. There are 6 players of Level of physical condition Futsal Kota Bandung team players were included in the category of sufficient if it is calculated as a percentage of 33.33%, c. Condition level of Futsal Kota Bandung team players were included in the category of Less if there are 10 players in the count in the percent of 55.56%, d. Condition level of Futsal Kota Bandung team players were included in the category of very less if there are 2 players calculated in percent of 11.11%.

It can be said that the general overview of physical condition Futsal Kota Bandung team players were in Less category.

(6)

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 7

A. Hakikat Permainan Futsal ... 7

B. Hakikat Kondisi Fisik ... 9

C. Kondisi Fisik dalam Cabang Olahraga Futsal ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Metode Penelitian ... 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 24

D. Instrumen Penelitian ... 25

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 37

(7)

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 54

(8)

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan suatu aktifitas tubuh tidak hanya jasmani tetapi juga

rohani. Olahraga sudah menjadi bagian dari kegiatan masyarakat. Kegiatan ini

biasanya dilakukan oleh semua kalangan, dimulai anak-anak, remaja, dewasa dan

orang tua. Olahraga juga merupakan aktifitas latihan fisik. Rothig (1972) dalam

Iman Imanudin (2008:13) menyatakan bahwa: “Latihan yaitu semua upaya yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kemampuan dalam pertandingan

olahraga”.

Olahraga mempunyai makna tidak hanya untuk kesehatan, tetapi lebih dari

itu ialah juga sebagai sarana pendidikan dan prestasi. Latihan olahraga dalam

pengertian modern dalam Dick (2008:2) selalu dikaitkan dengan usaha untuk

meningkatkan prestasi menuju puncak, mempertahankan prestasi puncak lebih

lama dan memperlambat mundurnya prestasi.

Ada tujuh pendukung prestasi puncak menurut Baursfeld dan Schrouter

dalam Dick (2008:2) yaitu: faktor eksternal diantaranya sistem; situasi kondisi

kompetisi dan sarana prasarana latihan dan kompetisi. Selain itu ada pula faktor

internal diantaranya fisik, teknik, taktik/strategi, psikis, dan konstitusi tubuh.

Latihan fisik merupakan bagian terpenting untuk semua cabang olahraga.

Tujuanya adalah untuk membentuk kondisi tubuh sebagai dasar untuk

meningkatkan ketahanan, kebugaran, dan pencapaian suatu prestasi. Sajoto dalam

Sidik (2007: 51) mengatakan bahwa: “Kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang pemain bahkan

dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi”.

Begitu juga yang diungkapkan oleh Bompa dalam Sidik (2007:51)

(9)

2

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

kekuatan, kelentukan, kecepatan, dan daya tahan. Mengenai kekuatan, Sidik

(2007:61) berpendapat bahwa: “Kekuatan adalah kemampuan otot untuk

melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan”. Mengenai kelentukan, Sidik (2007:70) berpendapat bahwa: “Kelentukan adalah kemampuan gerak dalam ruang gerak sendi yang seluas-luasnya”. Mengenai kecepatan, Sidik (2007:73) berpendapat bahwa: “Kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan

dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat”. Sedangkan mengenai daya tahan, Sidik (2007:77) berpendapat bahwa, “Daya Tahan adalah kemampuan fisik seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang relatif

lama”.

Beberapa manfaat dari latihan kondisi fisik diantaranya adalah untuk

mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani, selain itu

keadaaan kondisi fisik yang baik akan mempengaruhi pula terhadap aspek-aspek

psikologis atau kejiwaan yang mampu meningkatkan motivasi kerja, semangat

kerja, rasa percaya diri, ketelitian, dan lain sebagainya. Demikian faktor kondisi

fisik sangat penting peranannya terhadap pencapaian prestasi seorang pemain atau

tim. Maka dari itu program latihan kondisi fisik harus ditata, dirancang, dan

dilaksanakan secara baik dan sistematis sehingga bisa meningkatkan kebugaran

jasmani, dan meningkatkan kemampuan biomotorik yang dibutuhkan.

Futsal berasal dari bahasa Spanyol, merupakan gabungan dari dua kata yaitu “futbol dan sala”. Futbol yang berarti sepakbola, dan sala yang berarti ruangan. Futsal merupakan sepakbola yang dimainkan di dalam ruangan. Futsal sangat

diminati oleh berbagai kalangan di zaman ini. Banyak orang-orang memainkan

olahraga ini untuk prestasi maupun rekreasi. Futsal merupakan olahraga

permainan yang dimainkan oleh dua tim masing-masing terdiri dari 5 orang

pemain, salah satu diantaranya adalah penjaga gawang.

Di Indonesia futsal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PSSI

(Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Futsal berada di bawah naungan BFN

(Badan Futsal Nasional), suatu badan yang membangun serta mengembangkan

(10)

3

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

Futsal setiap tahunnya. Liga Pro ini pertama kali digelar pada tahun 2006 dan

hingga saat ini sudah menyelenggarakan gelaran untuk ke-7 kalinya. Gelaran ini

diikuti oleh berbagai peserta dari seluruh Indonesia, salah satunya adalah tim FKB

atau Futsal Kota Bandung.

Futsal Kota Bandung (FKB) merupakan tim futsal profesional yang populer

dan menjadi kebanggaan masyarakat Bandung khususnya dan Jawa Barat pada

umumnya. Tim FKB sudah terkenal di tingkat Nasional dan memiliki catatan

prestasi. Prestasi tersebut diantaranya yaitu: sebagai semifinalis (juara 4) pada IFL

ke-4 tahun 2010, sebagai juara 3 pada IFL ke-5 tahun 2011, dan pada tahun 2012

tim FKB mampu melaju ke final pada IFL ke-6, walaupun akhirnya harus puas

menempati runner-up setelah dikalahkan oleh juara bertahan Pelindo II. Akan

tetapi selama mengikuti gelaran Indonesia Futsal League atau IFL, FKB belum

pernah menjuarai Liga Pro yang diselenggarakan oleh BFN.

Secara historis tim FKB menunjukkan catatan peningkatan prestasi setiap

tahunnya. Prestasi tersebut tentunya tidak terlepas dari peran para official, pelatih

dan pemain. Namun pada kesempatan kali ini peneliti mengkhususkan terhadap

pemainnya saja. Pemain futsal dituntut untuk memiliki fisik dan psikis yang

prima, atau berada pada tingkat kondisi fisik yang baik sampai sangat baik. Ini

dikarenakan durasi disetiap pertandingan futsal profesional yang menggunakan

2x20 menit waktu bersih, bisa mencapai kurang lebih satu sampai satu setengah

jam. Selain itu karena event Indonesian Futsal League menggunakan sistem

kompetisi penuh yang terdiri dari beberapa seri, menjadikan pula kompetisi ini

berlangsung sangat panjang hingga menuntut para pemain untuk lebih bisa

menjaga serta memelihara kondisi fisiknya selama kompetisi berlangsung. Dalam

hal ini Panca Fauzi, Pelatih tim Futsal Kota Bandung mengatakan seperti yang

(11)

4

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

Untuk menjadikan suatu tim berprestasi, para pemain harus memiliki fisik dan psikis yang baik dan bahkan sangat baik, keduanya itu sangat erat kaitannya dalam mencapai prestasi yang maksimal. Perlu adanya sinkronisasi yang seimbang diantara keduanya. Fisik tidak akan berarti tanpa psikis, begitupun sebaliknya. Dan untuk saat ini tim FKB belum mencapai prestasi yang maksimal.

Belum tercapainya prestasi maksimal oleh tim Futsal Kota Bandung pada

event Indonesia Futsal League (IFL) dan belum adanya gambaran kualitas kondisi

fisik sebuah tim yang berlaga di IFL, maka peneliti menganggap penting untuk

mengangkat masalah ini, khususnya dalam bidang kondisi fisik dalam penelitian,

dengan harapan hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi tim Futsal Kota

Bandung maupun Jawa Barat khususnya dan tim-tim daerah lain umumnya,

sebagai bahan acuan untuk menghadapi event Kejuaraan Nasional maupun Liga

Futsal Indonesia dimasa mendatang. Oleh sebab itu, peneliti berkeinginan untuk

membuat penelitian tentang profil kondisi fisik pemain, dan mengambil judul “Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Futsal Kota Bandung Menuju Liga Futsal Indonesia Tahun 2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengajukkan rumusan

masalah adalah sebagai berikut: “Bagaimana gambaran kondisi fisik pemain tim Futsal Kota Bandung?”

C. Tujuan Penelitian

(12)

5

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap agar penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut :

1. Secara teoretis dapat dijadikan sebagai informasi sumbangan keilmuan yang

berarti dalam bidang kepelatihan olahraga, khususnya mengenai tingkat

kondisi fisik pemain futsal.

2. Secara praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi pelatih,

pemain maupun pembina olahraga dalam meningkatkan tingkat kondisi fisik

pemain futsal.

3. Dapat dijadikan informasi dan acuan PSSI pusat maupun daerah untuk

memelihara dan meningkatkan kondisi fisik pemain futsal.

E. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka penulis

membuat definisi operasional atau batasan istilah agar terhindar dari

kesimpangsiuran istilah-istilah dalam judul penelitian ini. Batasan istilah-istilah

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Profil adalah gambaran, dalam hal ini grafik yang menunjukkan kondisi fisik pemain tim Futsal Kota Bandung.

2. Kondisi Fisik adalah syarat yang diperlukan untuk usaha peningkatan prestasi, kondisi fisik yang diteliti meliputi fleksibilitas, kecepatan, daya tahan

otot perut, daya tahan cardiovascular, kelincahan dan power otot tungkai.

3. Atlet adalah pemain tim Futsal Kota Bandung yang berlaga di IFL tahun 2013 yang berjumlah 18 orang.

(13)

6

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

F. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I Pendahuluan; (Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, dan Struktur Organisasi

Skripsi). Bab II Kajian Pustaka Dan Kerangka Pemikiran; (Hakikat Permainan

Futsal, Hakikat Kondisi Fisik, dan Kondisi Fisik dalam Cabang Olahraga Futsal).

Bab III Metode Penelitian; (Metode dan Prosedur Penelitian, Lokasi dan

Populasi/Sampel Penelitian, Instrumen Penelitian, Teknik Pengolahan, dan

Analisis Data). Bab IV Hasil Pengolahan Dan Analisis Data; (Diskusi Penemuan,

(14)

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu suatu metode dalam

meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem

pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari

penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat antar

fenomena yang diteliti.

Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survey. Penggunaan metode

dalam penelitian ini disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian. Oleh

sebab itu, metode penelitian ini sangat penting dalam pelaksanaan, pengumpulan

dan analisis data. Sedangkan teknik pengumpulan data adalah dengan observasi.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif. Karena

pada penelitian ini tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian.

Untuk memperoleh data yang sesuai, maka dalam penelitian ini menggunakan

teknik tes. Metode yang dimaksud untuk mengumpulkan data-data mengenai

kondisi fisik pemain tim Futsal Kota Bandung atau FKB.

Adapun alur penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini

(15)

24

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

Gambar 3.1 Alur Penelitian (Sumber : Peneliti)

Jenis penelitian ini adalah survey tes, dan dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Mengajukan proposal kepada dosen pembimbing.

b. Mengajukan surat izin penelitian.

c. Menentukan populasi dan sampel.

d. Mengadakan tes kondisi fisik kepada sampel

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai profil kondisi fisik pemain tim FKB atau Futsal Kota

Bandung dilaksanakan di lapangan yang bertempat di Katamso Queen Futsal

Bandung, pada tanggal 14-15 Agustus 2013.

C.Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dan sampel merupakan objek yang akan diteliti, dari populasi ini

akan didapat informasi atau fakta yang dihadapi. Mengenai populasi Riduwan (2002:3) mengatakan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian”.

Populasi

Sampel

Tes Kondisi Fisik

Pengolahan dan Analisis Data

(16)

25

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pemain tim

Futsal Kota Bandung yang berjumlah 18 orang. Seluruh jumlah populasi dijadikan

sampel di dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan oleh jumlah populasi yang

tidak terlalalu besar.

Teknik pengambilan sampel yang peneliti laksanakan adalah sampling

jenuh. Mengenai sampling jenuh Riduwan (2005:64) mengatakan bahwa: “Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel”.

Berdasarkan kutipan di atas maka peneliti memilih sampel dari pemain tim

Futsal Kota Bandung yang bermain pada event Indonesia Futsal League Tahun

2013.

D.Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian, untuk mencapai keberhasilan maka diperlukan alat

ukur untuk mendapatkan data, seperti yang dikemukakan oleh Arikunto

(2010:203) bahwa: “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Berdasarkan penjelasan di atas, alat ukur atau instrumen tes yang digunakan

penulis dalam penelitian ini adalah yang sesuai dengan buku Tes dan Pengukuran

Keolahragaan (Nurhasan:2007) meliputi: Fleksibilitas (The Modified Sit and

Reach Test), Power tungkai (Vertical Jump), Speed (Lari Sprint 20 Meter),

Kelincahan (Shuttle Run 8 meter x 5) dan Daya Tahan: a. Otot perut (Sit Up), b.

Cardiovasicular (VO2Max bleep test).

Adapun lebih lanjut mengenai instrument penelitian di atas dan

pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1. The Modified Sit and Reach

Tujuan : Untuk mengukur kelenturan dari otot punggung, juga elastisitas

otot hamstring.

(17)

26

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

Pelaksanaan :

Orang coba duduk di bidang datar kedua kaki rapat. Lalu buka kaki seluas

mungkin, badan dibungkukkan ke bawah, tangan lurus. Renggutkan badan ke

bawah perlahan-lahan sejauh mungkin, kedua tangan berhenti pada jangkauan

terjauh.

Skor :

Jarak jangkauan yang terjauh yang dapat dicapai oleh orang coba dari dua kali

percobaan, yang diukur dalam cm.

Tabel 3. 1

Kriteria Tes The Modified Sit and Reach

Rentang Skor Kriteria 40 cm – keatas Baik sekali

31-39 cm Baik

21-30 cm Cukup

17-20 cm Kurang

Kurang dari 17 cm Sangat Kurang

2. Sit-Up

Tujuan : Untuk mengukur komponen daya tahan otot perut

Alat/ fasilitas : Matras

Pelaksanaan :

Orang coba tidur terlentang, kedua tangan saling berkaitan di belakang kepala,

kedua kaki dilipat sehingga membentuk sudut 900, seorang pembantu memegang

erat-erat kedua pergelangan kaki orang coba dan menekannya pada saat orang

coba bangun. Orang coba berusaha bangun sehingga berada dalam sikap duduk

dan kedua siku dikenakan pada kedua lutut dan kemudian dia kembali ke sikap

semula. Lakukan gerakan ini secara berulang-ulang sampai orang coba tidak

mampu mengangkat badannya lagi, perhatikan agar sikap tungkai selalu

membentuk sudut 900 pada waktu melakukan sit-up.

Skor :

(18)

27

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

Tabel 3.2 Kriteria Tes Sit-Up

Rentang Skor Kriteria 132 – keatas Sangat Baik

110-131 Baik

87-109 Cukup

76-86 Kurang

Kurang dari 76 Sangat Kurang

3. Shuttle Run 8 Meter x 5

Tujuan : Mengukur kelincahan dan koordinasi

Alat/fasilitas : Stopwatch dan bidang datar 10 meter

Pelakasanaan :

Orang coba berdiri di belakang garis start dengan salah satu kaki diletakkan di

depan. Pada aba-aba “ya” diberikan, orang coba dengan segera dan secepat

mungkin lari ke depan menuju garis akhir dan menyentuh garis tersebut,

kemudian berputar lagi dan segera lari. Demikian seterusnya dilakukan dengan

lari sebanyak 8 meter x 5. Orang coba di beri kesempatan melakukan tes tersebut

sebanyak 2 kali.

Skor :

Waktu terbaik dari dua kali kesempatan, yang dicatat sampai 1/10 detik.

Tabel 3.3

Kriteria Tes Shuttle Run 8 meter x 5

Rentang Skor Kriteria Kurang dari – 10,37 detik Sangat Baik

(19)

28

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

4. Lari 20 Meter

Tujuan : Mengukur komponen kecepatan

Alat :

a. Stopwatch

b. Meteran

c. Lintasan

d. Pluit

Pelaksanaan :

Orang coba berdiri di belakang garis start, dengan sikap start melayang. Pada aba-aba “ya” ia berusaha lari secepat mungkin mencapai finish. Tiap orang coba diberikan kesempatan dua kali percobaan.

Skor :

Jumlah waktu tempuh yang terbaik dari dua kali percobaan.

Tabel 3.4

Kriteria Tes Lari 20 Meter

Rentang Skor Kriteria

Kurang dari - 2,99 detik Sangat Baik 3,05 - 3,00 detik Baik 3,17 - 3,06 detik Cukup

3,29 - 3,18 detik Kurang Lebih dari 3,29 detik Sangat Kurang

5. Bleep test

Tujuan : Mengukur komponen daya tahan cardiovascular

Alat/fasilitas :

a. Stop watch

b. Pluit

c. Lintasan

Pelaksanaan :

Orang coba berdiri di belakang garis start. Pada saat aba-aba peluit, pemain lari

sesuai dengan irama menuju garis batas hingga satu kaki melewati garis batas.

(20)

29

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

lari balik pemain harus menunggu tanda bunyi. Sebaliknya, bila telah ada tanda

bunyi pemain belum sampai pada garis batas, pemain harus mempercepat lari

sampai melewati garis batas dan segera kembali lari ke arah sebaliknya. Bila dua

kali berurutan pemain tidak mampu mengikuti irama waktu lari berarti

kemampuan maksimalnya hanya pada level dan balikan tersebut.

Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan-tahapan pada bleep test tersebut

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.5

Tabel Mengenai Tahapan-Tahapan pada Bleep Test

Nomor Tahap Nomor Balikan

(21)

30

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

Penilaian :

Jumlah terbanyak dari level dan balikan sempurna yang berhasil diperoleh dicatat

sebagai skor-skor peserta tes. Adapun prediksi nilai ambilan oksigen maksimum

dengan bleep test adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Prediksi Nilai Ambilan Oksigen Maksimum dengan Tes Lari Multitahap

Tahap Balikan Prediksi VO² max

(22)

31

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

(23)

32

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

19 2

kemudian dikonversi menjadi skor sesuai dengan tabel yang tersedia.

Tabel 3.7 Kriteria Bleep Test

Rentang Skor Kriteria 61- ke atas Sangat Baik

54-60 Baik

47-53 Cukup

44-46 Kurang

(24)

33

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

6. Vertical Jump

Tujuan : Mengukur daya ledak (tenaga eksplosif) otot tungkai

Alat/Fasilitas :

a. Dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup luas

b. Serbuk kapur dan alat penghapus

c. Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis

d. Meteran

Pelaksanaan :

Subyek berdiri tegak dekat dinding, kedua kaki, papan dinding berada di samping

tangan kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang berada dekat dinding diangkat

lurus ke atas telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga

meninggalkan bekas raihan jarinya. Kedua tangan lurus berada di samping badan

kemudian subyek mengambil sikap awalan dengan membengkokkan kedua lutut

dan kedua tangan diayun ke belakang, kemudian subyek meloncat setinggi

mungkin sambil menepuk papan berskala dengan tangan yang terdekat dengan

dinding, sehingga meninggalkan bekas raihan pada papan berskala. Tanda ini

menampilkan tinggi raihan loncatan subyek tersebut. Subyek diberi kesempatan

melakukan sebanyak dua kali loncatan.

Skor :

Selisih yang terbesar antara tinggi jangkauan sesudah melompat dengan tinggi

jangkauan sebelum melompat, dari dua kali percobaan. Tinggi jangkauan diukur

dalam satuan cm.

Tabel 3.8 Kriteria Vertical Jump

Rentang Skor Kriteria Lebih dari – 60 cm Sangat Baik

54-59 cm Baik

49-53 cm Cukup

46-48 cm Kurang

(25)

34

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data diperoleh dari hasil tes, maka langkah selanjutnya adalah

mengolahnya dengan rumus-rumus statistika. Langkah-langkah pengolahan data

tersebut ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Mencari nilai rata-rata dari skor yang tidak dikelompokkan. Menurut Nur Hasan (2002:21) menjelaskan “Cara ini biasanya digunakan apabila kelompok itu jumlah anggotanya relatif kecil (di bawah 30).”

Pendekatan statistikanya menggunakan rumus:

n X

X

Keterangan :

X = Nilai rata-rata yang dicari X = Skor yang didapat

n = Jumlah orang/peristiwa/responden ∑ = Menyatakan jumlah

2. Menghitung simpangan baku, dengan skor yang tidak dikelompokkan,

menurut Nurhasan (2002:37) mengggunakan pendekatan statistika dengan

rumus:

1

2

  

n X Xi S

Arti unsur-unsur tersebut adalah: S = Simpangan baku

Xi = Skor yang di capai X =Nilai rata-rata

(26)

35

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

3. Penentuan Persentase Kategori

Statistik dapat meringkas data-data yang besar dalam bentuk yang sederhana,

sehingga mudah diketahui. Data-data tersebut dianalisis dengan

menggunakan analisis Deskriptif Presentase, sebagai berikut:

DF = x 100% = %

Dimana:

DF = Klasifikasi nilai

F = Jumlah pemain yang masuk dalam klasifikasi nilai dalam setiap tes

N = Jumlah keseluruhan populasi

4. Penentuan Konversi

Konversi nilai dari setiap kategori komponen kondisi fisik adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.9 Tabel Konversi Nilai

Kategori Konversi Nilai

Sangat Baik 10

Baik 8

Cukup 6

Kurang 4

(27)

36

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

5. Penetuan Kategori Kondisi Fisik Secara Umum (Untuk Mengetahui Status

Kondisi Fisik Individual Pemain).

Penentuan kategori kondisi fisik pemain secara umum adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10

Tabel Kategori Status Kondisi Fisik

Rentang Skor Kategori Kemampuan

9,6 – 10 Sangat Baik

8,0 – 9,5 Baik

6,0 – 7,9 Cukup

4,0 – 5,9 Kurang

2,0 – 3,9 Sangat Kurang

(28)

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil

penelitian ini ternyata profil kondisi fisik tim Futsal Kota Bandung secara umum

termasuk ke dalam kategori Kurang.

B. Saran

Melihat dari hasil penelitian tentang kondisi fisik pemain tim Futsal Kota

Bandung, maka penulis mengajukan beberapa saran:

1. Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran terhadap tingkat

kondisi fisik pemain tim Futsal Kota Bandung, sehingga pembina, pelatih dan

pengurus beserta jajarannya dapat melakukan upaya-upaya untuk

meningkatkan kondisi fisik pemain futsal putra yang dibinanya.

2. Bagi para pemain tim Futsal Kota Bandung, disarankan untuk selalu menjaga

kondisi fisiknya di luar program latihan dan jangan cepat puas dengan

prestasi yang sudah diraih, tetap berlatih keras supaya prestasinya lebih

meningkat tidak hanya di tingkat Kota Bandung ataupun di tingkat Jawa

Barat bahkan bisa berprestasi di kejuaran futsal tingkat Nasional dan

Internasional.

3. Menyarankan rekan-rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian yang

sama, penulis menganjurkan untuk melakukan penelitian ataupun tes kondisi

fisik lebih sepesifik terhadap karakteristik cabang olahraga masing - masing

baik dari segi item tes, instrumen, maupun jenis - jenis tesnya.

4. Menyarankan bagi teman-teman peneliti untuk mengobservasi tingkat kondisi

fisik tim futsal profesional yang lain, agar mengetahui apakah tingkat kondisi

(29)

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Cholil, D. H. (2009) Tes Kemampuan Komponen Fisik Dasar Cabang-Cabang Olahraga. Bandung : FPOK UPI.

Griwijoyo, S. (2007). Ilmu Faal Olahraga. Bandung : FPOK UPI.

Harsono. (1998). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Imanudin, Iman. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung : FPOK UPI.

Nichoulas Matjan, B. (2009). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung : FPOK UPI

Nurhasan & Hasanudin, D. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI.

Pesurnay. P.L dan Zafar S. (2007). Materi Penataran Pelatihan Fisik Tingkat Provinsi Se-Indonesia. Bandung : FPOK UPI.

Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Muda. Bandung : Alpabeta.

Satriya, Dikdik dan Iman I. (2007). Metode Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Scheunemann, Timo (2009). Futsal For Winners. Malang : Dioma.

Sidik, D. J. Dkk (2007). Modul Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Sidik, D.Z. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung : FPOK UPI.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

(30)

Agung Dwi Juniarsyah, 2013

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

SUMBER INTERNET

Gambar

Tabel 3. 1  The Modified Sit and Reach
Tabel 3.3  Shuttle Run
Tabel 3.4 Kriteria Tes Lari 20 Meter
Tabel 3.5 Tabel Mengenai Tahapan-Tahapan pada
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang berjudul “Profil Kondisi Fisik Pemain Sepakbola Semen padang U- 21” dilatar belakangi oleh pentingnya kondisi fisik dalam olahraga, salah satunya cabang

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profil kondisi fisik atlet futsal KONI SUMUT cabang olahraga futsal SUMUT 2016 sudah berada pada kategori baik.. Pembinan latihan fisik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pola latihan circuit training terhadap peningkatan kondisi fisik atlet tim sepakbola PORDA Kota

Hasil dari penelitian ini menggambarkan bagaimana kondisi terkini antropometri dan kondisi fisik yang dimiliki pemain sepakbola wanita kota dan kabupaten Kediri,

Setelah dilakukan analisis data penelitian mengenai kondisi fisik pemain sepakbola SMA Negeri 1 Kaur maka dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi fisik

Berdasarkan penelitian tersebut memberikan hasil bahwa kondisi fisik pemain futsal Kabupaten Blitar masih dalam kategori Sedang, sehingga perlu banyaknya

Maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kondisi fisik daya tahan, kelincahan, kelentukan, kecepatan pemain SSB Generasi Muda Gantiang U-15 Kota Padang Panjang Jenis

Simpulan Simpulan dalam penelitian ini adalah ada korelasi yang signifikan kondisi fisik terhadap keterampilan dasar bermain futsal pada tim futsal club PJKR Universitas Tadulako