• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA: Studi Eksperimen Program Latihan Fisik pada Tim Sepakbola PORDA Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA: Studi Eksperimen Program Latihan Fisik pada Tim Sepakbola PORDA Kota Bandung."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT

TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK

PEMAIN SEPAKBOLA

(

Studi Eksperimen Program Latihan Fisik pada Tim Sepakbola PORDA Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kepelatihan

oleh :

FAISYAL MAESA 0800348

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA KESEHATAN

(2)

DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT

TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK

PEMAIN SEPAKBOLA

(

Studi Eksperimen Program Latihan Fisik pada Tim Sepakbola PORDA Kota Bandung)

Oleh

Faisyal Maesa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Faisyal maesa 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

FAISYAL MAESA

DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK

PEMAIN SEPAKBOLA

(Studi Eksperimen Program Latihan Fisik pada Tim Sepakbola PORDA Kota Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Iman Imanudin, M.Pd NIP : 197508102001121001

Pembimbing II

Nida’ul Hidayah, M.Si NIP : 197209131998022001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan

(4)

ABSTRAK

DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

(Studi Eksperimen Program Latihan Fisik pada Tim Sepakbola PORDA Kota Bandung)

Pembimbing :

1. Iman Imanudin, M.Pd

2. Nida’ul Hidayah, M.Si

Faisyal Maesa 2015

Perkembangan dunia sepakbola menjadikan metode-metode pelatihan sepakbola juga semakin beragam, kebutuhan atlet sepakbola untuk memeiliki kondisi fisik yang baik menjadikan banyaknya metode latihan yang dikembangkan, salah satunya adalah circuit training. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pola latihan circuit training terhadap peningkatan kondisi fisik atlet tim sepakbola PORDA Kota Bandung. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dalam pembuatan program latihan fisik tim sepakbola PORDA Kota Bandung dan seluruh tim sepakbola pada umumnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental semu (quasi experimental). Prosedur penelitian yang dilakukan secara garis besar adalah dengan melakukan tes kondisi fisik (pretest) pada seluruh atlet kemudian dilakukan pelatihan fisik dengan menerapkan pola latihan circuit training selama dua bulan, dan eksperimen diakhiri dengan dilakukan tes akhir kondisi fisik (posttes). Setelah mendapatkan hasil dari pretest dan posttes maka dilakukan analisis data untuk melihat signifikansi dari hasil pretest dan posttes dan dilakukan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari hasil tes kondisi fisik atlet setelah diterapkannya program latihan circuit training . Komponen kondisi fisik yang paling tinggi peningkatannya adalah komponen daya ledak (power) dan yang paling sedikit mengalami kenaikan adalah komponen kecepatan.

Kata Kunci: Circuit training, Pretest, Posttest, Quasi Experimental

(5)

ABSTRACT

IMPACT OF THE APPLICATION OF PATTERN CIRCUIT TRAINING EXERCISE ON THE IMPROVEMENT OF CONDITIONS SOCCER PLAYERS

(Experimental studies of physical exercise program on the football team PORDA Kota BANDUNG)

Adviser :

1. Iman Imanudin, M.pd 2. Nida’ul Hidayah, M.si

Faisyal Maesa 2015

The development makes the football world football training methods also increasingly diverse, the need for a football athlete memeiliki physical condition either make the number of training methods developed, one of which is circuit training. This study aims to determine the effect of applying a pattern circuit training exercise to increase physical condition of athletes football team PORDA Bandung. Results of the study can be used as an input in physical exercise program making PORDA Bandung football team and the entire football team in general. The method used in this study is quasi-experimental methods (quasi-experimental). Procedures research done in outline is to conduct a test of physical condition (pretest) in all athletes then performed physical training by adopting a circuit training exercise for two months, and the experiment ended with a final test performed physical condition (posttes). After getting the results of the pretest and posttes we analyze the data to see the significance of the results of pretest and posttes and carried conclusion. These results indicate that an increase of the test results physical condition of athletes after the implementation of the exercise program circuit training. Components of the highest physical condition improvement is a component of the explosive power (power) and the least increase is a component of velocity.

Kata kunci : Circuit training, pretest, posttest, Quasi-Experimental

Student Education Program Coaching Sport Force 2008 Faculty of

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat di

seluruh dunia. Di Indonesia, sepakbola bukan hanya dipandang sebagai

salah satu cabang olahraga, melainkan juga sebagai sarana hiburan, dan

sarana untuk berprestasi. Hartono (2012, hlm. 1) menyatakan bahwa:

“Sepakbola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuan tahun yang

lalu”. Bukti ilmiah yang bisa didapat adalah adanya permainan sepakbola

di Cina sekitar abad ke II pada masa pemerintahan Dinasti Han dimana

mereka melatih tentaranya menggunakan tsu-chu sebagai sarana latihan

fisik, yaitu latihan menendang bola kulit dan memasukkanya ke dalam

jaring yang diikatkan pada batang bambu. Luxbacher (2004, hlm. 1)

mengemukakan bahwa: ''Soccer is one of most famous sport around the

world, more than 200 million people played soccer a years and more than

20 million games every years" .

Seperti yang dikemukakan oleh Luxbacher diatas dapat diartikan

bahwa sepakbola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia, lebih

dari 200 juta orang di seluruh dunia memainkannya dan lebih dari 20 juta

permainan sepakbola terjadi setiap tahunnya. Euforia ini juga berlangsung

di Indonesia, sepakbola menjadi salah satu cabang olahraga yang sangat

populer dan digemari oleh masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari antusiasme

masyarakat Indonesia terhadap sepakbola, mulai dari anak-anak sampai

orang dewasa semua begitu antusias ketika membahas tentang sepakbola

karena sepakbola merupakan olahraga permainan yang sangat menarik,

dapat dimainkan oleh semua golongan umur, dan tidak terbatas oleh jenis

kelamin. Oleh karena itu secara teknis sepakbola dapat diartikan sebagai

cabang olahraga beregu yang dimainkan oleh sebelas orang pemain dalam

satu grup yang bekerjasama untuk bisa memasukkan bola ke gawang

lawan dan mencegah masuknya bola ke gawang kita. Kosasih (1991, hlm.

103) yang menyatakan bahwa:

(7)

Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang terdiri dari dua regu dengan setaip regu minimal 7 orang pemain, maksimal 11 orang pemain yang berada di lapangan. Bola dimainkan oleh seluruh tubuh kecuali dengan tangan (kecuali penjaga gawang) dengan dibatasi oleh aturan-aturan tertentu, yang bertujuan untuk memasukan bola sebanyak mungkin ke gawang lawan dan menjaga gawang sendiri dari serangan lawan”.

Adapun Sucipto (2007, hlm. 7) berpendapat bahwa :

Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri atas sebelas orang pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lenganya di daerah tendangan hukumanya.

Seiring dengan perkembangan zaman, maka bertambah pula fungsi

dan manfaat dari sepakbola, selain untuk olahraga, hiburan dan prestasi,

olahraga sepakbola juga dapat dijadikan sebagai sarana bisnis dan berkarir.

Banyaknya kompetisi dan event sepakbola yang diselenggarakan

menjadikan profesi sebagai pemain sepakbola professional sangat diminati

oleh masyarakat. Pertumbuhan tim-tim sepakbola di Indonesia juga

semakin pesat seiring dengan penyelenggaraan berbagai event dan

kompetisi sepakbola baik di tingkat lokal, daerah, nasional dan

internasional.

Dalam upaya untuk meningkatkan prestasi tim sepakbola, maka

diselenggarakan banyak latihan-latihan guna meningkatkan kemampuan

atlet sepakbola. Adapun beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

prestasi atlet menurut Alderman (dalam Sucipto, 2007 hlm. 30) adalah :

(8)

Permainan atau pertandingan sepakbola juga tidak dapat dilepaskan

dari tingkat kebugaran jasmani dan aspek psikhis yang mendasarinya.

Oleh karena itu kondisi fisik seorang atlet merupakan salah satu syarat

untuk meningkatkan prestasi olahraga, hal ini diperkuat dengan pendapat

Harsono (1988, hlm. 153) yang mengemukakan bahwa: ”prestasi olahraga

dapat dicapai dengan kondisi fisik atlet yang prima”.

Harsono (1988, hlm. 176) juga mengungkapkan beberapa komponen

dari kondisi fisik yaitu:

(1) kekuatan (strength), adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan, kekuatan bertumpu pada daya tahan otot yang mengacu kepada suatu kelompok otot yang mampu untuk melakukan kontraksi yang berturut-turut (misalnya push up atau sit up), atau mampu mempertahankan suatu kontraksi statis untuk waktu yang lama (misalnya menggantung pada rekstok, menahan suatu beban dengan lengan lurus ke samping untuk waktu yang lama); (2) daya tahan (endurance) adalah keadaan atau kondisi tubuh yang dapat berlatih untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan latihan tersebut. (3) kecepatan (speed), kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya; (4) fleksibilitas (flexibility), kemampuan melakukan gerakan persendian seluas-luasnya dan keelastisitasan otot-otot di sekitar persendian.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

kondisi fisik pemain sepakbola dapat meningkat apabila dilatih secara

maksimal, terarah dan berulang-ulang. Hal ini sejalan dengan pendapat

Harsono (1988, hlm. 226) yang mengemukakan bahwa: “Setiap komponen

kondisi fisik tersebut haruslah dilatih seoptimal mungkin agar kelak dapat

memberikan sumbangan bagi prestasi yang optimal dalam cabang

olahraganya”. Oleh karena itu dapat diartikan bahwa kondisi fisik yang

prima dari seorang atlet akan memberikan dampak positif terhadap tim

yang dibelanya.

Pentingnya kondisi fisik bagi prestasi tim sepakbola membuat para

(9)

meningkatkan kondisi fisik atlet. Salah satu metode yang dapat dilakukan

untuk melatih kondisi fisik atlet adalah dengan metode circuit training.

Circuit training adalah sistem latihan yang diperkenalkan oleh

Morgan dan Adamson pada tahun 1953 yang berisi program pelatihan

secara menyeluruh dan dapat memperbaiki secara serempak fitness

keseluruhan dari tubuh, yaitu komponen-komponen power, daya tahan,

kecepatan, fleksibilitas, mobilitas, dan komponen-komponen fisik lainnya.

Metode circuit training juga dikemukakan oleh Scholich dalam Ireland

(2008, hlm. 2) yaitu : "Circuit training is a method of fitness training that

is designed to develop general, all-round physical and cardiovascular

fitness" .

Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa latihan sirkuit adalah salah

satu metode untuk menjaga kebugaran yang di rancang untuk

mengembangkan komponen kondisi fisik dan ketahanan jantung secara

menyeluruh. Circuit training juga dapat menjadi kunci efektivitas dalam

metode latihan fisik karena bentuk-bentuk latihan circuit training biasanya

adalah kombinasi dari semua unsur fisik. Latihan-latihannya dapat berupa

lari naik-turun tangga, lari kesamping, kebelakang, melempar bola,

memukul bola dengan raket, melompat-lompat, berbagai weight training

dan sebagainya. Adapun bentuk-bentuk latihannya biasanya dibentuk

dalam suatu lingkaran oleh karena itu metode ini disebut dengan circuit

training. Dengan sedikit kecerdikan dan kreativitas, pelatih akan dapat

mendisain suatu sirkuit yang paling cocok untuk cabang olahraganya.

Circuit training didasarkan pada asumsi bahwa seorang atlet akan dapat

mengembangkan kekuatannya, daya tahan, kelincahan, total fitnessnya

dengan jalan melakukan sebanyak mungkin pekerjaan dalam suatu jangka

waktu tertentu atau melakukan suatu jumlah pekerjaan atau latihan dalam

waktu yang sesingkat-singkatnya.

Pekan Olahraga Daerah (PORDA) adalah kegiatan empat tahunan

yang selalu diselenggarakan oleh setiap daerah untuk mempersiapkan

kegiatan Pekan Olahraga Nasional (PON) di tingkat nasional. Salah satu

(10)

cabang olahraga sepakbola. Salah satu tim sepakbola yang dipersiapkan

untuk mengikuti PORDA ke XII di Kota Bekasi tahun 2014 adalah tim

sepakbola Kota Bandung. Tim PORDA Kota Bandung ditargetkan untuk

mempertahankan gelar juara seperti yang telah dicapai pada PORDA ke

XI di Kabupaten Bandung tahun 2010. Oleh karena itu tim sepakbola

PORDA Kota Bandung memerlukan kondisi fisik yang prima agar dapat

mencapai target mempertahankan gelar juara. Pelatihan kondisi fisik

sangat diperlukan untuk meningkatkan kondisi fisik pemain karena kondisi

fisik merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh terhadap

prestasi sepakbola.

Berdasarkan pentingnya kondisi fisik dalam pencapaian prestasi

olahraga tim sepakbola PORDA Kota Bandung, maka penulis tertarik

untuk meneliti mengenai pengaruh penerapan latihan circuit training

terhadap peningkatan kondisi fisik pemain sepakbola pada tim PORDA

Kota Bandung.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan pola latihan

circuit training terhadap peningkatan kondisi fisik pemain sepakbola pada

tim PORDA Kota Bandung. Rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah: “Bagaimanakah pengaruh penerapan pola latihan circuit training

terhadap peningkatan kondisi fisik pemain sepakbola pada tim PORDA

Kota Bandung?”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah di kemukakan di atas,

maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

penerapan pola latihan circuit training terhadap peningkatan kondisi fisik

atlet tim sepakbola PORDA Kota Bandung. Hasil penelitian dapat

(11)

sepakbola PORDA Kota Bandung dan seluruh tim sepakbola pada

umumnya.

D. Batasan Masalah Penelitian

Dalam melakukan penlitian penulis perlu membatasi ruang lingkup

penelitian agar tidak terlalu luas dan lebih terarah pada tujuan yang ingin

dicapai. Adapun ruang lingkup penelitian ini terbatas pada hal – hal

sebagai berikut :

1. Pelatihan kondisi fisik dengan metode circuit training dilakukan

selama dua bulan pada tim sepakbola PORDA Kota Bandung.

2. Kondisi fisik yang diujikan adalah kekuatan (strength), kelincahan

(agility), kecepatan (speed), fleksibilitas (fleksibility) dan daya tahan

(endurance).

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangsih

keilmuam dan informasi dalam proses pembinaan prestasi olahraga

sepakbola dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi para pelatih

maupun pemain untuk menerapkan pola latihan circuit training untuk

meningkatkan kondisi fisik karena pada dasarnya kondisi fisik

merupakan komponen yang sangat penting bagi penampilan seorang

atlet dalam suatu pertandingan.

2. Manfaat Praktis Hasil Penelitian

a. Bagi pelatih tim sepakbola PORDA Kota Bandung, diperoleh profil

kondisi fisik atlet dan diperoleh masukan berupa pola latihan

circuit training yang tepat untuk dapat meningkatkan kondisi fisik

atlet.

b. Bagi pelatih tim sepakbola pada umumnya, diperoleh pola latihan

yang baru yang dapat dijadikan sebagai alternative pola pelatihan

(12)

c. Bagi atlet sepakbola, diperoleh pola latihan yang tepat untuk

meningkatkan kondisi fisiknya.

d. Bagi manajemen dan pengurus tim sepakbola, diperoleh

keuntungan karena meningkatnya kondisi fisik tim akan

meningkatkan prestasi tim sepakbola.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi terdiri atas lima bab, yaitu:

1. BAB I Pendahuluan: latar belakang penelitian, perumusan masalah

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi

penelitian.

2. BAB II Kajian Pustaka: sepakbola, kondisi fisik dalam sepak bola,

metode pelatihan kondisi fisik, circuit training

3. BAB III Metode penelitian:

a. Definisi operasional

b. Lokasi dan tempat penelitian

c. Populasi dan sampel penelitian

d. Instrumen penelitian

e. Prosedur Penelitian

f. Hipotesis Penelitian

g. Pengolahan data penelitian

4. BAB IV Hasil penelitian dan Pembahasan

a. Pengolahan dan analisis data

b. Pembahasan

c. Temuan Penelitian

5. BAB V Kesimpulan dan Saran

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 35 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran

Studi Tentang Sekolah Efektif: Analisis pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Mengajar Guru, Pembiayaan Pendidikan, dan Kondisi Sarana dan Prasarana Pendidikan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang

Dalam penelitiannya, Darhim (2007) menemukan bahwa bila ditinjau berdasarkan kelompok siswa (lemah dan pandai) di kelasnya untuk masing- masing kelompok sekolah

Perancangan basis data konseptual tidak bergantung kepada detail-detail implementasi seperti perangkat lunak DBMS, program aplikasi, bahasa pemrograman, perangkat keras atau

Sahabat MQ/ buku yang berjudul Cikeas menjawab/ yang merupakan tandingan dari buku Gurita cikeas dibalik skandal century/ telah siap diluncurkan dalam waktu

Minarni, Yovi Febri Yusdi, Sistem Informasi Geografis pariwisata Kota Padang menggunakan google maps API berbasis web.. “Sistem Informasi

krim, yaitu butilen glikol, disodium edetat, trietanolamin, petrolatum, setil alkohol, asam stearat, gliseril monostearat, natrium metabisulfit, nipagin dan air suling), Formula