PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN TIM PERSIB BANDUNG U-21
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Oleh
Oleh
BOBBY SOSIAWAN 0901922
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN TIM PERSIB
BANDUNG U-21
Oleh Bobby Sosiawan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Bobby Sosiawan 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
BOBBY SOSIAWAN 0901922
PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN TIM PERSIB BANDUNG U-21
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Drs. Yadi Sunaryadi, M.Pd. NIP. 196510171992031002
Pembimbing II
Drs.Satriya
NIP. 196002101987031004
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan FPOK UPI
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PROFIL KONDISI
FISIK PEMAIN TIM PERSIB BANDUNG U-21” ini beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya
saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Februari 2015 Yang membuat pernyataan,
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN TIM PERSIB BANDUNG U-21 (Studi Deskriptif pada Pemain Persib Bandung U-21)
Pembimbing : 1. Drs. Yadi Sunaryadi, M.Pd. 2. Drs. Satriya
Bobby Sosiawan 0901922
Kemampuan fisik bagi seorang pemain merupakan syarat untuk menampilkan hasil kerjanya. Jika kondisi fisik pemain itu baik, maka terjadi peningkatan prestasi dalam suatu cabang olahraga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat kondisi fisik pada pemain tim Persib Bandung U-21.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah pemain tim Persib Bandung U-21 sebanyak 29 orang. Semua populasi dijadikan sampel (total sampling). Instrumen penelitian ini adalah tes kondisi fisik, yang terdiri dari 6 (Enam) item tes yaitu: Modified Sit and Reach, Sit-Up, Illinoist test, lari 20 meter, Vo2max Treadmill test dan Vertical Jump. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan; a. Tidak ada satupun pemain tim Persib Bandung U-21yang berkategori Baik Sekali dan Baik, b. Tingkat Kondisi fisik pemain tim Persib Bandung U-21 yang termasuk dalam kategori Cukup ada 24 pemain jika di hitung dalam persen sebesar 82,76%, c. Tingkat Kondisi pemain tim Persib Bandung U-21 yang termasuk dalam kategori Kurang ada 5 pemain jika di hitung dalam persen sebesar 17,24%, d. Tidak ada satupun Tingkat Kondisi pemain tim Persib Bandung U-21yang termasuk dalam kategori Sangat Kurang.
Gambaran secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat kondisi fisik pemain tim Persib Bandung U-21 berada dalam kategori Cukup.
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
E. Karakteristik Permainan Sepakbola... 11
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 41
B. Hasil penilaian Test sit and reach ... 41
C. Hasil penilaian Test sit up ... 42
D. Hasil penilaian Test illinois ... 43
E. Hasil penilaian Test Lari 20 meter ... 45
F. Hasil penilaian Test Vo2max ... 46
G. Hasil penilaian Test Vertical Jump ... 47
H. Diskusi Temuan ... . 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
LAMPIRAN ... 65
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga merupakan suatu aktifitas tubuh tidak hanya jasmani tetapi juga
rohani. Olahraga sudah menjadi bagian dari kegiatan masyarakat. Kegiatan ini
biasanya dilakukan oleh semua kalangan, dimulai anak-anak, remaja, dewasa dan
orang tua. Olahraga juga merupakan aktifitas latihan fisik. Rothig (1972) dalam
Iman Imanudin (2008,hlm.13) menyatakan bahwa: ‘Latihan yaitu semua upaya
yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kemampuan dalam pertandingan
olahraga”.
Permainan sepakbola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua
tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepakbola merupakan
olahraga paling populer di dunia dalam deretan olahraga beregu. Salah satu
karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola dengan
tujuan mencetak gol ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan
gawangnya agar tidak kemasukan. Suatu tim akan dinyatakan menang apabila tim
tersebut dapat memasukkan bola terbanyak ke gawang lawannya, dan apabila
kedudukan berakhir sama, maka permainan dinyatakan seri.
Olahraga mempunyai makna tidak hanya untuk kesehatan, tetapi lebih dari
itu ialah juga sebagai sarana pendidikan dan prestasi. Latihan olahraga menurut
Dick (2008,hlm.2) adalah “selalu dikaitkan dengan usaha untuk meningkatkan
prestasi menuju puncak, mempertahankan prestasi puncak lebih lama dan
memperlambat mundurnya prestasi”.
Tujuan serta sasaran utama dari latihan atau training adalah untuk membantu
atlet meningkatkan keterampilan dan prestasi-nya semaksimal mungkin. Untuk
mencapai hal itu, ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih
secara seksama oleh atlet. Ada tujuh pendukung prestasi puncak menurut
Baursfeld dan Schrouter dalam Dick (2008,hlm.2) diantaranya : “faktor eksternal
2
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kompetisi. Selain itu ada pula faktor internal diantaranya fisik, teknik,
taktik/strategi, psikis, dan konstitusi tubuh”. Latihan fisik merupakan bagian
terpenting untuk semua cabang olahraga. Tujuannya adalah untuk membentuk
kondisi tubuh sebagai dasar untuk meningkatkan ketahanan, kebugaran, dan
pencapaian suatu prestasi. Sajoto dalam Sidik (2007,hlm.51) mengatakan bahwa :
“Kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang pemain bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan
yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.”
Dewasa ini dalam permainan sepak bola, selain teknik, taktik dan mental
kondisi fisik juga memegang peranan yang sangat penting dalam upaya terjun ke
dunia profesional, karena kondisi fisik dianggap sebagai faktor dasar bagi seorang
atlet sepak bola untuk dapat bertanding dengan baik. Latihan kondisi fisik
memegang peranan yang sangat penting dalam program latihan atlet, terutama
atlet olahraga prestasi. Hal ini karena latihan kondisi fisik mengacu kepada suatu
program latihan yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan progresif yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari seluruh sistem tubuh
agar prestasi atlet semakin meningkat. Seperti diungkapkan oleh Harsono
(1988,hlm.153) dalam buku coaching, kalau kondisi fisik pemain baik maka :
1. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.
2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, dan kecepatan.
3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu bertanding 4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh
setelah pertandingan.
5. Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan.
Kondisi fisik adalah faktor penting dalam pencapaian prestasi yang tinggi,
atlet yang memiliki kondisi fisik bagus akan lebih siap dalam menghadapi proses
latihan maupun pertandingan. Ada beberapa macam komponen fisik yang harus
3
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Grosser/Starischka/Zimmermann yang diterjemahkan oleh Pasurney (2001,hlm.4)
bahwa beberapa komponen fisik harus dimiliki oleh pemain sepak bola,
Salah satu tim yang dipersiapkan untuk menghadapi Liga Super Indonesia
U-21 ialah Persib Bandung U-21. Persib Bandung U-21 merupakan sebuah tim
dari hasil pembinaan pemain muda melalui program Diklat Persib, sejarah
mencatat Persib selalu mencapai kejayaan nya ketika mengandalkan
pemain-pemain hasil binaannya sendiri yang dilakukan secara terprogram dan
berkesinambungan. Dalam buku Jejak Maung Ngora (2012) tercatat prestasi hasil
pembinaan pemain muda melalui program Diklat Persib ini cukup bagus, mereka
sudah memberikan kebanggan dengan menghadirkan gelar juara Liga Super
Indonesia (LSI) 2009/2010 serta medali emas Pekan Olahraga Daerah (Porda)
2010. Gelar juara yang dipersembahkan tim Persib U-21 itu menjadi setitik air
jernih penghilang dahaga di tengah kemarau prestasi tim Persib senior. Secara
individu, prestasi para pemain hasil didikan Diklat Persib pun cukup bisa
dibanggakan. Beberapa pemain produk Diklat Persib atau Persib U-21
dipromosikan ke tim Persib Senior. Mereka adalah Rizki Bagja, M Agung Pribadi,
Jajang Sukmara, Rudiyana, Sigit Hermawan. Selain sudah ada yang promosi ke
tim Persib senior, ada juga pemain yang direkrut oleh klub-klub lain, baik peserta
Liga Super maupun Divisi Utama diantaranya Dedi Heryanto (Persijap Jepara),
Munadi (Cilegon FC), Rendi Saputra, Dias Angga (Pelita Bandung Raya),
Budiawan (PSGC Ciamis). Namun disamping itu terdapat kekurangan pada tim
ini, terjadi penurunan prestasi pada tahun berikutnya hanya menempati peringkat
4 dan tahun berikutnya menempati posisi ke 3 klasemen akhir Liga Super
4
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada kesempatan kali ini peneliti ingin mengetahui sejauh mana kondisi
fisik pemain Persib U-21 yang dituntut untuk memiliki fisik dan psikis yang
prima, atau berada pada tingkat kondisi fisik yang baik sampai sangat baik selama
2x45 menit, Selain itu karena Liga Super Indonesia U-21 menggunakan system
grup, yang tiap grup nya masing-masing berisi 4 tim, menjadikan pula kompetisi
ini berlangsung sangat panjang hingga menuntut para pemain untuk lebih bisa
menjaga serta memelihara kondisi fisiknya selama kompetisi berlangsung.
Belum tercapainya prestasi maksimal oleh tim Persib Bandung U-21 pada
kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) dan ingin mengetahui dan mengukur
sejauh mana kondisi fisik para pemain Persib U-21 serta menjadi acuan demi
kemajuan persepakbolaan di Bandung, maka peneliti menganggap penting untuk
mengangkat masalah ini, khususnya dalam bidang kondisi fisik dalam penelitian,
dengan harapan hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi tim Persib
Bandung U-21 maupun Jawa Barat khususnya dan tim-tim daerah lain
umumnya, sebagai bahan acuan untuk menghadapi Kompetisi Liga Super
Indonesia dimasa mendatang. Oleh sebab itu, peneliti berkeinginan untuk
membuat penelitian tentang profil kondisi fisik pemain, dan mengambil judul
“Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengajukkan rumusan
masalah adalah sebagai berikut: Bagaimana gambaran kondisi fisik pemain tim
Persib Bandung U-21?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kondisi fisik pemain
tim Persib Bandung U 21.
D. Manfaat Penelitian
5
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Secara teoritis dapat di jadikan sebagai informasi sumbangan keilmuan yang
berarti dalam bidang kepelatihan olahraga, khususnya mengenai tingkat
kondisi fisik pemain sepakbola.
2. Secara praktis hasil penelitian ini dapat di jadikan pedoman bagi pelatih,
pemain maupun Pembina olahraga dalam meningkatkan tingkat kondisi fisik
pemain sepakbola.
3. Dapat dijadikan informasi dan acuan PSSI pusat, daerah dan klub untuk
memelihara dan meningkatkan kondisi fisik pemain sepakbola.
E. Definisi Operasional
Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka penulis
membuat definisi operasional atau batasan istilah agar terhindar dari
kesimpangsiuran istilah-istilah dalam judul penelitian ini. Batasan istilah-istilah
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Profil menurut W.J.S Poerwadarmita (1976,hlm.453) adalah gambaran, grafik
yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan Hasan Alwi (2005
,hlm.40). “Profil adalah gambaran, dalam hal ini grafik yang menunjukkan
kondisi fisik pemain tim Persib Bandung U-21”.
2. Sukintaka (1982,hlm.70), permainan sepak bola adalah ”Permainan bola besar
yang dimanipulasi dengan kaki dan seluruh anggota badan kecuali tangan
yang dimainkan oleh dua buah regu yang masing-masing regu terdiri atas
sebelas orang pemain. Permainan sepak bola biasanya dimainkan dalam dua
babak dan diberi waktu istirahat di antara dua babak itu. Tiap-tiap regu
berusaha memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan
mempertahankan gawangnya sendiri agar jangan sampai kemasukan. Regu
yang lebih banyak mencetak gol dinyatakan sebagai pemenang dalam
pertandingan. Agar permainan itu dapat berdayaguna dan berhasil guna
diperlukan kerjasama dan tolong menolong dalam satu regu dan setiap pemain
6
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Jonatath and Krapel (1991), kondisi diartikan sebagai kualitas tubuh
seseorang, kualitas yang dimaksud adalah berupa kesanggupan dalam
menjalankan tugas-tugas fisik yang dilakukannya, yang meliputi kekuatan,
kecepatan dan daya tahan.
4. Fisik adalah syarat yang diperlukan untuk usaha peningkatan prestasi, kondisi
fisik yang diteliti meliputi fleksibilitas, kecepatan, daya tahan ototperut, daya
tahan cardiovascular, kelincahan dan power otot tungkai.
5. Basuki Wibowo (2002,hlm.5), atlet adalah subjek/seseorang yang berprofesi
atau menekuni suatu cabang olahraga tertentu dan berprestasi pada cabang
olahraga tersebut. Sedangkan, Pusat bahasa (2005), “Atlet adalah olahragawan
yang terlatih kekuatan, ketangkasan dan kecepatannya untuk diikut sertakan
dalam pertandingan.” yaitu pemain tim Persib Bandung U-21 yang berlaga di ISL yang berjumlah 29 orang”.
6. Persib Bandung U-21 adalah salah satu tim sepakbola profesional yang
mengikuti Liga Super Indonesia dibawah kelompok umur 21 tahun yang
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada dasarnya setiap penelitian membutuhkan metode untuk meneliti,
sedangkan penggunaan metode disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian
tersebut. Metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan
penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan urutan kerja penelitian
dan teknik penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur
atau mengumpulkan data penelitian. Jadi metode penelitian melingkupi prosedur
dan teknik penelitian. Mengenai metode penelitian, Silalahi (2009,hlm.12)
mengemukakan bahwa :
Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut. Oleh karena itu, metode merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi atas suatu masalah.
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan
gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala. Selanjutnya, menurut Silalahi
(2009,hlm.28) metode penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan:
”Menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau
kelompok tertentu, atau untuk menemukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala
lain dalam masyarakat”. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, maka
metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengungkapkan data yang ada di lapangan, yaitu dengan menguraikan dan
menginterprestasikan sesuatu seperti apa adanya terhadap suatu yang terjadi pada
penelitian yang dilakukan agar memperoleh gambaran realitas yang sebenarnya.
Mengenai penelitian deskriptif M Nazir (2005,hlm.54) menjelaskan pada halaman
31
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penyelidikan deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif.
Karena pada penelitian ini tidak melakukan kontrol dan memanipulasi variabel
penelitian. Untuk memperoleh data yang sesuai, maka dalam penelitian ini
menggunakan teknik tes. Metode yang dimaksud untuk mengumpulkan data-data
mengenai kondisi fisik pemain tim Persib Bandung U-21.
Adapun alur penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
seperti yang tertera pada halaman 24 :
Gambar 3.1 Alur Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian mengenai profil kondisi fisik pemain tim Persib Bandung U-21
dilaksanakan di lapangan PPI/Pusdikpom dan kampus FPOK UPI Setiabudi, pada
tanggal 1-15 Desember 2014.
Populasi
Sampel
Tes Kondisi Fisik
Pengolahan dan Analisis Data
32
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah bagian terbesar dari suatu kelompok. Mengenai populasi
Sugiyono (2013,hlm.80) menjelaskan bahwa: “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
di ambil kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini adalah Tim Persib Bandung
U-21 Tahun 2014.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian. Gay dan
Diehl (1992,hlm.126) dalam Silalahi (2010,hlm.256) mengungkapkan bahwa
pengertian sampling adalah “ Sampling is the process of selecting a number of
units for a study in such a way that the units represent the large group from which
they were selected”. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Senada dengan pernyataan Robert B. Burns (2000,hlm.82) dalam Silalahi
(2010,hlm.256) yang mendefinisikan sampling sebagai berikut :
Sampling is the process of selecting a sufficient number of elements from the population so that by studying the sample, and understanding the properties or the charateristics of the sample subjects, we will be able to generalize the properties characteristics to the populations.
Dari kedua pernyataan diatas dapat diartikan bahwa sampling adalah sebuah
proses pemilihan beberapa unit untuk sebuah penelitian dimana unit-unit tersebut
diharapkan dapat menggambarkan suatu kelompok yang lebih besar atau populasi
maka memilih sampel secara tepat merupakan hal yang penting dalam penelitian.
Teknik pengambilan sampel yang peneliti laksanakan adalah sampling jenuh.
33
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan
sebagai sampel”. Sampel dalam penelitian ini yaitu semua Pemain Persib U-21
yang berjumlah 29 orang.
D.Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian, untuk mencapai keberhasilan maka diperlukan alat
ukur untuk mendapatkan data, seperti yang dikemukakan oleh Arikunto
(2010,hlm.203) bahwa: “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah
dan hasilnya baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, sistematis sehingga lebih
mudah diolah”.
Berdasarkan penjelasan di atas, alat ukur atau instrumen tes yang digunakan
penulis dalam penelitian ini adalah meliputi: Fleksibilitas (The Modified Sit and
Reach Test), Power tungkai (Vertical Jump), Speed (Lari Sprint 20 Meter), Kelincahan (Illinois test) dan Daya Tahan: a. Otot perut (Sit Up 2menit), b.
Cardiovasicular (Vo2max treadmill test).
Untuk lebih jelasnya mengenai tata cara dan pelaksanaannya adalah sebagai
berikut:
1. The Modified Sit and Reach
Tujuan : Untuk mengukur kelenturan dari otot punggung, juga elastisita
sotot hamstring / flexibilitas punggung.
Alat/fasilitas : Meteran, ballpoint, lembar/format penilaian tes.
Pelaksanaan : Atlet duduk di bidang datar, kedua kaki lurus dan rapat. Badan
dibungkukkan ke depan, tangan lurus. Renggutkan badan ke
depan perlahan-lahan sejauh mungkin, kedua tangan berhenti
pada jangkauan terjauh.
Skor : Jarak jangkauan yang terjauh yang dapat dicapai oleh atlet dari
34
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1
Sumber : Google
Rentang Skor Kriteria 40 cm – keatas Baik sekali
31-39 cm Baik
21-30 cm Cukup
17-20 cm Kurang
Kurang dari 17 cm Sangat Kurang
Tabel 3.1
Kriteria Tes The Modified Sit and Reach
2. Sit-Up
Tujuan : Untuk mengukur komponen daya tahan otot perut
Alat/ fasilitas : Matras, stopwatch.
Pelaksanaan :Atlet tidur terlentang, kedua tangan saling berkaitan di belakang
kepala, kedua kaki dilipat sehingga membentuk sudut 900, seorang
pembantu memegang erat-erat kedua pergelangan kaki atlet. Atlet
berusaha bangun sehingga berada dalam sikap duduk dan kedua
siku dikenakan pada kedua lutut dan kemudian dia kembali ke
sikap semula. Lakukan gerakan ini secara berulang-ulang sampai
atlet tidak mampu mengangkat badannya lagi, perhatikan agar
sikap tungkai selalu membentuk sudut 900 pada waktu melakukan
sit-up.
35
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2
Sumber : Google
Rentang Skor Kriteria 132 – keatas Sangat Baik
110-131 Baik
87-109 Cukup
76-86 Kurang
Kurang dari 76 Sangat Kurang
Tabel 3.2 Kriteria Tes Sit-Up
3. Illinois test
Tujuan : Mengukur kelincahan dan koordinasi.
Alat/fasilitas : stopwatch, cones dan lapang bidang datar maks 15 m.
Pelakasanaan : Empat cone digunakan untuk menandai awal, akhirdan dua titik
balik. Empat cone ditempatkan ditengahnya jarak yang sama
terpisah. Setiap cone di tengah diberi jarak spasi 3,3 meter. Atlet
berdiri di belakang garis start, lalu pada perintah aba-aba “Go”
stopwatch dimulai, dan atlet berlari secepat mungkin ke arah yang
telah ditentukan, waktu dihentikan pada saat mencapai garis
finish.
36
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3
Sumber : Brian Mac
Rentang Skor Kriteria Kurang dari – 15,2detik Sangat Baik
15,2-16,1detik Baik
16,2-18,1detik Cukup
18,2-18,3detik Kurang Lebih dari 18,3detik Sangat Kurang
Tabel 3.3 Kriteria Tes illinoist
Tabel referensi : Davis B. Et al; Physical Education and the Study of Sport; 2000
4. Lari 20 Meter
Tujuan : Mengukur komponen kecepatan
Alat : a. Stopwatch
b. Meteran c. Lintasan datar
d. Pluit
Pelaksanaan :Atlet berdiri di belakang garis start, dengan sikap start melayang.
Pada aba-aba “ya” atlet berlari secepat mungkin mencapai finish.
37
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skor :Yang diambil adalah waktu tempuh terbaik dari dua kali
percobaan.
Rentang Skor Kriteria
Kurang dari –2,99 detik Sangat Baik
3,05 - 3,00 detik Baik
3,17 - 3,06 detik Cukup 3,29 – 3,18 detik Kurang Lebih dari 3,29 detik Sangat Kurang
Tabel 3.3
Kriteria Tes Lari 20 Meter
5. Vo2max treadmill test
Tujuan : Mengukur komponen daya tahan cardiovascular
Alat/fasilitas : Satu set alat treadmill, kertas, printer, polar, software, pc.
Pelaksanaan : Pemasangan polar sesuai dengan titik yang sudah ditentukan pada
atlet, sambungkan dengan perangkat software treadmill, fiksasi
settingan polar atau pengecekan kembali polar yang ditempelkan
pada atlet, masukkan data atlet ke alat treadmill, ukur tekanan
darah, rekam ekg 12 leads, jalankan alat treadmill dengan
kecepatan sesuai dengan prosedur, setiap tiga menit speed dan
elevasi akan bertambah sesuai dengan prosedur yang sudah
ditentukan, pantau terus perubahan ekg dan keluhan atlet selama
test, rekam ekg 12 leads dan BP setiap 3 menit, hentikan tes sesuai
38
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.4
Sumber : http/google.com
6. Vertical Jump
Tujuan : Mengukur daya ledak (tenaga eksplosif) otot tungkai
Alat/Fasilitas :
a. Dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup luas
b. Serbuk kapur dan alat penghapus
c. Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis
d. Meteran
Pelaksanaan : Atlet berdiri tegak dekat dinding, kedua kaki, papan dinding
berada di samping tangan kiri atau kanannya. Kemudian tangan
yang berada dekat dinding diangkat lurus ke atas telapak tangan
ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas
raihan jarinya. Kedua tangan lurus berada di samping badan
kemudian atlet mengambil sikap awalan dengan membengkokkan
kedua lutut dan kedua tangan diayun ke belakang, kemudian atlet
meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan berskala
dengan tangan yang terdekat dengan dinding, sehingga
meninggalkan bekas raihan pada papan berskala. Tanda ini
menampilkan tinggi raihan loncatan subyek tersebut. Atlet diberi
kesempatan melakukan sebanyak dua kali loncatan.
Skor :Selisih yang terbesar antara tinggi jangkauan sesudah melompat
dengan tinggi jangkauan sebelum melompat, dari dua kali
percobaan. Tinggi jangkauan diukur dalam satuan cm.
39
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.8
Kriteria Vertical Jump
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data diperoleh dari hasil tes, maka langkah selanjutnya adalah
mengolahnya dengan rumus-rumus statistika. Langkah-langkah pengolahan data
tersebut ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
1. Mencari nilai rata-rata dari skor yang tidak dikelompokkan. Menurut Nur
Hasan (2002,hlm.21) menjelaskan “Cara ini biasanya digunakan apabila
kelompok itu jumlah anggotanya relatif kecil (di bawah 30).”
Pendekatan statistikanya menggunakan rumus:
n = Jumlah orang/peristiwa/responden
∑ = Menyatakan jumlah
2. Penentuan Persentase Kategori
Statistik dapat meringkas data-data yang besar dalam bentuk yang sederhana,
sehingga mudah diketahui. Data-data tersebut dianalisis dengan
menggunakan analisis Deskriptif Presentase, sebagai berikut:
DF = x 100% = %
Dimana:
DF = Klasifikasi nilai
F = Jumlah pemain yang masuk dalam klasifikasi nilai dalam setiap tes
N = Jumlah keseluruhan populasi
3. Penentuan Konversi
Konversi nilai dari setiap kategori komponen kondisi fisik Nurhasan (2007)
40
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.9
Tabel Konversi Nilai
Kategori Konversi Nilai
Sangat Baik 10
Baik 8
Cukup 6
Kurang 4
Sangat Kurang 2
4. Penetuan Kategori Kondisi Fisik Secara Umum (Untuk Mengetahui Status
Kondisi Fisik Individual Pemain).
Penentuan kategori kondisi fisik pemain secara umum menurut Nurhasan (2007)
adalah sebagai berikut:
Rentang Skor Kategori Kemampuan
9,6 – 10 Sangat Baik
8,0 – 9,5 Baik
6,0 – 7,9 Cukup
4,0 – 5,9 Kurang
2,0 – 3,9 Sangat Kurang
Tabel 3.10
Tabel Kategori Status Kondisi Fisik
Sumber: Modul Tes Kemampuan Komponen Fisik Dasar Cabang-Cabang
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil
penelitian ini ternyata profil kondisi fisik tim Persib Bandung U-21 secara umum
termasuk ke dalam kategori Cukup.
B. Saran
Melihat dari hasil penelitian tentang kondisi fisik pemain tim Persib
Bandung U-21, maka penulis mengajukan beberapa saran:
1. Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran terhadap tingkat
kondisi fisik pemain tim Persib Bandung U-21, sehingga pembina, pelatih
dan para pengurus dapat melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
kondisi fisik pemain sepakbola yang dibinanya.
2. Bagi para pemain tim Persib Bandung U-21, disarankan untuk selalu menjaga
kondisi fisiknya di luar program latihan dan jangan cepat puas dengan
prestasi yang sudah diraih, tetap berlatih keras supaya prestasinya lebih
meningkat tidak hanya di tingkat nasional saja, bahkan bisa berprestasi di
level asia.
3. Menyarankan rekan-rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian yang
sama, penulis menganjurkan untuk melakukan penelitian ataupun tes kondisi
fisik lebih sepesifik terhadap karakteristik cabang olahraga masing - masing
baik dari segi item tes, instrumen, maupun jenis - jenis tesnya.
4. Menyarankan bagi teman-teman peneliti untuk mengobservasi tingkat kondisi
fisik tim sepakbola profesional yang lain, agar mengetahui apakah tingkat
kondisi fisik tim lain lebih baik atau bahkan kurang dari tim Persib Bandung
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Cv. Alfabeta.
Griwijoyo, S. (2007). Ilmu Faal Olahraga. Bandung : FPOK UPI
Harsono. (1998). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.
Bompa, O. Tudor. (1988). “ Theory and Methodelogy Of Training”, Second edition.
Brown, Lee. (2000). Training for Speed, Agility, and Quickness, Canada : Human Kinetics
Nichoulas Matjan, B. (2009). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung : FPOK UPI
Nurhasan & Hasanudin, D. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI.
Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Muda. Bandung : Alpabeta.
Satriya, Dikdik dan Iman I. (2007). Metode Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Hermanu, Entang. (2008). Pelatihan Cabang Olahraga Sepak Bola. Bandung : FPOK UPI.
Tohir, Indra. M. (2000). Sepak Bola. Bandung : FPOK UPI.
Sneyers, Jef. (2002). Sepak Bola. Bandung : PT. Remaja Rosda karya.
Scheunemann, Timo (2009). Futsal For Winners. Malang : Dioma.
Sidik, D. J. Dkk (2007). Modul Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Sidik, D.Z. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung : FPOK UPI.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI
Wahab, Dimas. (2000). 70 Tahun PSSI Mengarungi Millenium Baru. Jakarta : PSSI.
Suhendra, Endan. (2012). Jejak Maung Ngora. Bandung : Sadrina dan Kayla Publishing.
64
Bobby Sosiawan, 2014
Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Suhendra, Endan. (2014). Persib Juara. Bandung : Rakbuku.
SUMBER INTERNET
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). [Online]. Indonesia Super League. Tersedia : http://www.pssi-football.com.
Froelicher & Myers, N. Jonathan. (2007). Manual of Exercise Testing. Third Edition. Mosby.