• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 802011100 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 802011100 Full text"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC SELF EFFICACY (ASE) DENGAN

KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UKSW

OLEH

YULI KUSDARYANTI 802011100

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yuli Kusdaryanti

Nim : 802011100

Program Studi :Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hal bebas royalty non-eksklusif (non-exclusive royalty freeright) atas karya ilmiah saya berjudul:

HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC SELF EFFICACY (ASE) DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UKSW

Dengan hak bebas royalty non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Yuli Kusdaryanti

Nim : 802011100

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :

HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC SELF EFFICACY (ASE) DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UKSW

Yang dibimbing oleh :

Berta Esti A. P., S.Psi., MA.

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Didalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimata atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 20 Mei 2016

Yang memberi pernyataan

(6)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC SELF EFFICACY (ASE) DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UKSW

Oleh

Yuli Kusdaryanti

802011100

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Disetujui pada tanggal :31 Mei 2016

Oleh

Pembimbing

Berta Esti Ari Prasetya, S.Psi., MA.

Diketahui oleh, Disahkan oleh,

Kaprogdi Dekan

Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS. Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA.

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(7)

HUBUNGAN ANTARA ACADEMIC SELF EFFICACY (ASE) DENGAN

KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UKSW

Yuli Kusdaryanti Berta Esti Ari Prasetya

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(8)

i Abstrak

Penelitian ini bertjuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif yang signifikan

antara Academic Self-Efficacy dengan kematangan karir pada mahasiswa Psikologi UKSW.

Hipotesis dari penelitian ini yaitu adanya hubungan yang positif signifikan antara ASE

dengan kematangan karir pada mahasiswa Psikologi UKSW. Jumlah populasi dalam

penelitian ini yakni 738 mahasiswa dengan jumlah sampel 80 mahasiswa. Pengambilan

sampel yang digunakan adalah incidental sampling. Variabel academic self efficacy diambil

dengan menggunakan angket Skala likert, sedangkan kematangan karir menggunakan angket

career development inventory. data dianalisis dengan menggunakan teknik analisa korelasi

product moment. Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang positif signifikan

antara academic self efficacy dengan kematangan karir pada mahasiswa psikologi UKSW.

Hasil uji menunjukan r = 0,551 dengan p < 0,05.

(9)

ii Abstract

This study aims to determine whether there is a significant positive correlation between

academic self-efficacy and career maturity in Psychology student at Satya Wacana Christian

University. The hypothesis of this study is that there is a significant positive correlation

between academic self-efficacy and career maturity in Psychology student at Satya Wacana

Christian University. In total there are 738 Psychology students and 80Psychology students

were participate in this study using accidental sampling method. Variable academic

self-efficacy were collected using academic self-self-efficacy by Herdianti and variable career

maturity were collected using career development inventory modified by Trisya. Data were

analyzed using correlation product moment. The result shows r = 0,551 dengan p < 0,05

which means there is significant positive correlation betweenacademic self-efficacy and

career maturity in Psychology student at Satya Wacana Christian University.

(10)

1

PENDAHULUAN

Di jaman modern seperti sekarang ini, pekerjaan merupakan suatu hal yang penting

untuk individu. Menurut Herr dan Crammer (dalam Trisya, 2014) pekerjaan memiliki

peranan yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, terutama kebutuhan

ekonomis, sosial dan psikologis. Secara ekonomi orang yang bekerja akan memperoleh

penghasilan atau uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara sosial orang yang

bekerja akan lebih dihargai dibandingkan dengan orang yang menganggur. Hal ini

menyebabkan mereka yang bekerja akan memiliki status sosial yang lebih tinggi di

masyarakat dibandingkan dengan mereka yang tidak bekerja. Sedangkan secara psikologis

orang yang bekerja memiliki harga diri dan kompetensi yang lebih tinggi dibandingkan

dengan mereka yang tidak bekerja.

Dari data Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) menunjukkan bahwa angka

penggangguran di Indonesia masih sangat tinggi. Namun, saat ini banyak pengangguran.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tahun ini (Februari 2014-Februari 2015) jumlah

pengangguran di Indonesia meningkat 300 ribu orang, sehingga total mencapai 7,45 juta

orang, dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang mengalami kenaikan untuk tingkat

pendidikan tinggi. Berdasarkan data BPS, untuk lulusan strata satu, tingkat pengangguran

bertambah dimana pada Februari tahun lalu sebanyak 4,31 persen menjadi 5,34 persen.

Begitu juga lulusan diploma mengalami peningkatan pengangguran dari 5,87 persen menjadi

7,49 persen. Serta pengangguran lulusan SMK yang bertambah dari 7,21 persen menjadi 9,05

persen. Padahal mereka inilah yang seharusnya mampu diharapkan menjadi generasi penerus

untuk bisa membawa kemajuan bagi bangsa ini.

Banyaknya pengangguran pada mahasiswa ditengarai sebagai salah satu akibat dari

kurangnya kematangan karir individu. Kurangnya kematangan karirjuga terjadi pada

(11)

2

yang akan mereka lakukan setelah lulus dari perguruan tinggi, dan beberapa dari mereka

menjawab belum tahu apa yang akan mereka lakukan setelah lulus dari perguruan tinggi.

Kematangan karir merupakan sikap dan kompetensi yang berperan untuk

pengambilan keputusan karir (Hasan, dalam Paraisu, 2015). Sikap dan kompetensi tersebut

mendukung penentuan keputusan karir yang tepat. Kematangan karir juga merupakan refleksi

dari proses perkembangan karir individu meningkatkan kapasitas untuk membuat keputusan

karir (Paraisu, 2015).

Super (dalam Lestari, 2013) menyatakan bahwa kematangan karir merupakan

keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang khas pada

tahap perkembangan karir tertentu. Indikasi yang relevan dengan kematangan karir adalah

kemampuan untuk membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung jawab, serta

kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam

membuat pilihan pekerjaan atau pemantapan diri dalam suatu pekerjaan.

Adapun aspek dari kematangan karir menurut Super (dalam Watskin & Campbell,

2000) ialah (a.) Career planning, mengukur tingkat perencanaan melalui sikap terhadap masa

depan, (b.) Career eksploration, mengukur sikap terhadap sumber informasi, (c.) Career

decision making, mengukur pengetahuan tentang prinsip dan cara pengambilan keputusan

dan (d.) World of work information, mengukur pengetahuan tentang jenis-jenis pekerjaan,

cara untuk memperoleh dan sukses dalam pekerjaan serta peran-peran dalam dunia pekerjaan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir menurut Super (dalam

Christi, 2015) ialah (1) Faktor bio-sosial, informasi yang lebih spesifik, perencanaan,

penerimaan, tanggung jawab dalam perencanaan karir, orientasi perencanaan karir yang

berhubungan dengan bio-sosial seperti kecerdasan dan usia,(2) Faktor lingkungan,

(12)

3

orang tua, dan stimulus budaya keluarga,(3) Prestasi individu, meliputi prestasi akademik,

kebebasan dan partisipasi mereka didalam atau di luar akademik,(4) Faktor vokasional,

kematangan karir individu berkorelasi langsung dengan aspirasi vokasional, tingkat

kesesuaian dan ekspektasi karir dan(5) Kepribadian, meliputi konsep diri, fokus akan karir,

bakat khusus, nilai/norma dan tujuan hidup.

Menurut Super (Supriyono, 2000) salah satu faktor yang mempengaruhi kematangan

karir individu yaitu konsep diri. Konsep diri adalah pandangan individu tentang diri dan

lingkungan. Menurut Calhoun dan Acocella (dalam Kristiono, 2011) individu yang memiliki

konsep diri yang positif antara lain ditandai dengan memiliki tujuan yang realistis dan sesuai

dengan bakat dan minat, lebih bisa menerima dirinya sendiri secara apa adanya, memiliki

kemungkinan yang besar untuk mencapai tujuan tersebut dan bisa merencanakan dirinya

untuk lebih baik. Salah satu aspek penting dalam konsep diri yaitu self efficacy(Supriyono,

2000),self efficacy dimaknai sebagai persepsi seseorang tentang kemampuan fisik maupun

psikis yang dimiliki untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi sehubungan dengan

perbaikan kualitas hidupnya. Self efficacy menurut Santrock (2007) kepercayaan seseorang

atas kemampuannya dalam menguasai situasi dan menghasilkan sesuatu yang

menguntungkan. Tinggi rendahnya prestasi mahasiswa pada saat kuliah dipengaruhi oleh

academic self efficacy yang dimiliki setiap mahasiswa di mana hal tersebut berpengaruh

terhadap prestasi belajar. Academic self efficacy menunjuk pada seseorang yang memiliki

keyakinan bahwa mereka dapat berhasil dalam mencapai prestasi pada bidang akademik atau

mencapai specific academic goal (Bandura dkk, 2008).

Academic self efficacyselanjutnya disebut ASE berdasarkan pada self efficacy

Bandura (dalam Golightly, 2007).Academic self efficacy mengacu pada keyakinan individu

yang dapat berhasil melakukan tugas-tugas akademik yang diberikan pada tingkat yang

(13)

4

bahwa individu yang memiliki high self efficacy memiliki harapan-harapan yang kuat

mengenai kemampuan diri untuk menunjukkan prestasi secara sukses dalam situasi yang

sama sekali baru. Dalam hal ini, tinggi rendahnya prestasi pada saat kuliah juga dipengaruhi

oleh academic self efficacy yang dimiliki setiap mahasiswa dimana tentunya berpengaruh

terhadap prestasi belajar. Academic self efficacy menunjuk pada seseorang yang memiliki

keyakinan bahwa mereka dapat berhasil dalam mencapai prestasi pada bidang akademik atau

mencapai specific academic goal(Bandura;Eccles&Wigfield; Elias&Loomis;Gresham;

Linnenbrink & Pintrich; Schunk & Pajares dalam McGrew, 2008).

ASE menjelaskan sejauh mana kepercayaan individu dalam memutuskan perilaku

yang dibutuhkan untuk mendapatkan kesuksesan secara akademis (Smith; Downs dalam

Golightly, 2007). Menurut definisi ini, ASE adalah derajat kepercayaan seseorang untuk

dapat memutuskan perilaku akademisyang bertujuan pada kesuksesan akademis. Dari

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ASE adalah tingkat kepercayaan individu untuk

mencapai kesuksesan dalam bidang akademis.

Aspek-aspekself efficacy Bandura (1997) yaitu; a) Magnitude, aspek ini berkaitan

dengan kesulitan tugas. b) Generality, aspek ini berhubungan dengan luas bidang tugas atau

tingkah laku. c) Strength, aspek ini berkaitan dengan tingkat kekuatan atau kemantapan

seseorang terhadap keyakinannya.

Kemudian aspek-aspek didalam ASE menurut Bandura (dalam Herdianti, 2015) ialah

sebagai berikut; a) Aspek keyakinan diri (proses kognitif), merupakan kemampuan untuk

menilai diri sendiri secara positif dalam hal potensi yang dimiliki untuk melakukan suatu

tugas, kendala, atau tuntutan sosial. b) Aspek afeksi, merupakan kemampuan untuk

mengelola dan mengekspresikan isyarat atau gejolak mental, termasuk perasaan, emosi,

(14)

5

tugas, kendala, maupun tuntutan sosial dalam rangka mencapai hasil yang maksimal. d)

Aspek seleksi, kemampuan untuk memilah situasi sosial yang dihadapi dan menyesuaikan

diri dengan situasi tersebut secara tepat.

Berdasarkan dari uraian teori di atas, peneliti menyimpulkan empat komponen ASE

merupakan hal yang penting dan pasti dimiliki oleh mereka yang mengenyam pendidikan,

namun hal ini tergantung dari bagaimana individu menyikapinya.

Super (dalam Christi, 2015) mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi

kematangan karir. Diantaranya adalah faktor prestasi individu, meliputi prestasi akademik,

kebebasan dan partisipasi mereka didalam atau di luar akademik. Menurut pandangan dari

penulis, seseorang yang memiliki ASE yang tinggi maka akan mempengaruhi tinggi tingkat

kematangan karir individu tersebut. Hal ini didukung juga oleh penelitian (Powell&Luzzo

dalam Lestari,2013) mengatakan bahwa mahasiswa dengan tingkat kematangan karir yang

tinggi akan menunjukkan kesadaran yang lebih pada proses pengambilan keputusan karir,

berpikir tentang alternative pekerjaan lain, dan menghubungkan perilaku saat ini dengan

tujuan masa depan.

ASE dapat didefinisikan sebagai keyakinan yang dimiliki seseorang tentang

kemampuan atau kompetensinya untuk mengerjakan tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi

tantangan akademik. Individu yang menganggap tingkat ASE cukup tinggi akan berusaha

lebih keras sehingga kematangan karir individu bisa tercapai, berprestasi lebih banyak, dan

lebih gigih dalam menjalankan tugas dengan menggunakan keterampilan yang dimiliki

daripada yang menganggap ASE rendah. Sehingga dalam hal ini menurut asumsi dari

peneliti, individu yang memiliki tingkat ASE tinggi maka kematangan karir yang dimilikinya

akan meningkat juga karena hal ini mempengaruhi motivasi individu tersebut dalam

(15)

6

ASE mengacu pada pertimbangan seberapa besar keyakinan seseorang tentang

kemampuannya melakukan sejumlah aktivitas belajar dan kemampuannya menyelesaikan

tugas-tugas belajar. ASE merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan

menyelesaikan tugas-tugas akademik yang didasarkan atas kesadaran diri tentang pentingnya

pendidikan, nilai dan harapan pada hasil yang akan dicapai dalam kegiatan belajar (Alwisol

dalam Herdianti, 2015). Individu yang memiliki kemampuan menyelesaikan tugas-tugas

akademiknya diharapkan juga mampu mendorong kematangan karir yang baik pada diri

individu dimana Super (dalam Lestari, 2013) menyatakan bahwa kematangan karir

merupakan keberhasilan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang

khas pada tahap perkembangan karir tertentu.

Hasil penelitian Nathalia (dalam Lestari, 2013) menyimpulkan beberapa ciri orang

yang memiliki efikasi diri yang tinggi antara lain suka memikul tanggung jawab secara

pribadi dan menginginkan hasil yang diperoleh dari kemampuan optimalnya. Individu juga

suka pada tantangan dan tidak suka melakukan tugas yangmudah atau sedang. Selain itu,

individu sangat menghargai waktu, memiliki daya kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam

mencari cara mengatasi masalah, menyukai segala sesuatu yang mengandung resiko karena

individu percaya diri dan yakin bahwa dirinya mampu melakukan sesuatu meskipun sulit.

Efikasi diri berarti meyakini diri sendiri mampu berhasil dan sukses. Oleh karena itu,

dengan menumbuhkan efikasi diri, mahasiswa diharapkan mempunyai kemandirian dalam

pembuatan keputusan karir yaitu mahasiswa dapat memilih jurusan pendidikannya sendiri

yang disesuaikan dengan kemampuan dirinya serta mengetahui pekerjaan apa yang sesuai

(16)

7

Philip & Gully (dalam Lestari, 2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa

individu yang memiliki orientasi tujuan pembelajaran lebih tinggi mempunyai self efficacy

yang lebih tinggi dibandingkan individu yang memiliki orientasi tujuan yang lebih rendah.

Penelitian sebelumnya oleh Lestari (2013) tentang hubungan antara Self Efficacy

dengan kematangan karir pada mahasiswa tingkat akhir Program Studi Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan menunjukkan hasil penelitian yang telah dilakukan,

didapatkan hasil ada hubungan positif yang signifikan antara self efficacy dengan kematangan

karir pada mahasiswa tingkat akhir. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh

Rachmawati (2012) menunjukkan tidak ditemukan adanya hubungan antara self efficacy

dengan kematangan karir pada mahasiswa tingkat akhir.

Melihat fenomena dan hasil penelitian yang ada maka penulis ingin melakukan

penilitian lebih lanjut mengenai academic self efficacy dengan kematangan karir. Alasan

penulis memilih judul penelitian ini karena sejauh pengamatan penulis, penelitian ini tidak

banyak dilakukan.

Masalah penelitian :

“Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara Academic Self Efficacy

dengan Kematangan Karir pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW?”

Hipotesis Statistik

Ada hubungan positif dan signifikan antara Academic Self Efficacydengan kematangan karir

(17)

8

METODE PENELITIAN

Identifikasi Variabel penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

- Variabel bebas (X) : AcademicSelf Efficacy

- Variabel terikat (Y) : Kematangan karir

PARTISIPAN

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW. Sampel

dalam penelitian ini berjumlah 80 mahasiswa dengan total populasi sebanyak 738 mahasiswa

Psikologi UKSW, atau sekitar 10% dari total populasi. Dimana jumlah ini sudah melebihi

jumlah sampel minimum menurut Frankel & Wallen (1993) yaitu sebesar 50 sampel, dan

juga menurut Azwar (2012) yaitu 60 orang. Sampel penelitian merupakan mahasiswa yang

dipilih langsung oleh peneliti dan kemudian bertanya dan meminta tolong dengan teman

disekitarnya. Teknik pengambilan data menggunakan incidental sampling. Ini adalah teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau

incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang

yang kebetulan ditemui tersebut cocok dengan sumber data (Sugiyono, 2012). Subjek yang

dipilih adalah mahasiswa baik pria atau wanita, sedang menempuh pendidikan perguruan

tinggi diFakultas Psikologi UKSWyang memiliki rentang usia 18 sampai dengan 23 tahun.

Alat Ukur

Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan angket. Angket yang digunakan ada dua

(18)

9

a. Academic self efficacy(ASE)

Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode skala. Skala

yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert merupakan skala yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial (Herdianti, 2015). Skala ASE ini disusun oleh

Herdianti (2015) dengan melibatkan empat aspek dari ASE menurut Bandura, yaitu

aspek keyakinan diri, aspek afeksi, aspek motivasional dan aspek seleksi.

Jawaban yang digunakan dalam skala ini adalah sebagai berikut; untuk skor

Favorable(4,3,2,1) sedangkan untuk skor Unfavorable (1,2,3,4). Dengan pernyataan

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Pernyataan favorable merupakan hal-hal yang positif atau mendukung terhadap sikap

obyek. Pernyataan unfavorable merupakan hal-hal yang negatif yakni tidak

mendukung atau kontra terhadap sikap obyek yang hendak di ungkap. Skala ASE

disusun dengan skala likert dengan empat jawaban dengan skor jawaban tertinggi

yaitu 4,3,2,1. Dengan Alpha Cronbach sebesar 0,872 dari penelitian sebelumnya

(Herdianti, 2015).

Uji validitas yang dilakukan oleh Herdianti (2015) pada 62 partisipan

menghasilkan validitas setiap item bergerak mulai dari 0,251-0,967 dengan koefisien

Alpha Cronbach sebesar 0,872. Skala ASE diuji kembali oleh peneliti dengan uji daya

diskriminasi item dan reliabilitas dengan data try-out terpakai. Hasil uji daya

diskriminasi item dan reliabilitas menunjukkan bahwa ada item yang gugur sebanyak

8 item dan total item valid sebanyak 52 item. Koefisien diskriminasi item pada skala

ini bergerak mulai dari 0,263-0,619 dengan koefisien Alpha Cronbach 0,927 pada 80

partisipan. Koefisien reliabilitas ini berada pada kisaran 0,9-1 sehingga dapat

(19)

10

b. Kematangan Karir

Penulis menggunakan skala kematangan karir yang dimodifikasi oleh peneliti

yang telah dikembangkan oleh Creed dan Patton (2004) dan diadaptasi olehTrisya

(2014). Skala kematangan karir memiliki 4 aspek yaitu career planning, career

eksploration, career decision making, dan world of work informationyang dikenal

dengan istilah Career Development Inventory. Dalam teknik penilaian menggunakan

skala Likert dengan empat alternatif jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, netral, tidak

sesuai, dan sangat tidak sesuai dengan 14 aitem favorable dan 13 aitem unfavorable.

Nilai aitem favorable akan memiliki skor 5 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 4 untuk

jawaban sesuai (S), 3 untuk jawaban netral (N), 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS),

dan 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Begitu juga dengan sebaliknya, untuk

nilai unfavorable akan memiliki skor 1 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 2 untuk

jawaban sesuai (S), 3 untuk jawaban netral (N), 4 untuk jawaban tidak sesuai (TS),

dan 5 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Dalam pengujian alat ukur penelitian

sebelumnya koefisien reliabilitas yang dicapai sebesar 0,875 berarti alat ukur tersebut

reliable (Trisya, 2014). Dalam penelitian ini diuji kembali oleh peneliti dengan tryout

terpakai.

Kematangan karir menggunakan skala Likert yang terdiri dari 27 item dengan

5 pilihan jawaban mulai dari “sangat sesuai” sampai dengan “sangat tidak sesuai”. Uji

daya diskriminasi item dan reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan ada

item gugur sebanyak 15 item dan item valid sebanyak 12 item. Koefisien diskriminasi

item pada skala ini bergerak mulai dari 0,282-0,708, dengan koefisien Alpha

Cronbach0,857 pada 80 partisipan. Koefisien reliabilitas ini berada pada kisaran

0,8-0,9 sehingga dapat dikatakan bahwa reliabilitas alat ukur ini tergolong cukup

(20)

11

HASIL PENELITIAN Data Deskriptif

Tabel 1.Descriptive Statistics

Tabel 1 merupakan deskripsi data statistika dari skor partisipan untuk setiap variabel.

Peneliti kemudian membagi dari setiap skala menjadi 5 kategori mulai dari “sangat rendah”

sampai “sangat tinggi”. Interval skor untuk setiap kategori ditentukan dengan menggunakan

rumus interval (Hadi, 2000).

Tabel ini menunjukkan bahwa academic self-efficacy partisipan pada kategori sangat

rendah dengan presentase 0%, kategori rendah dengan presentase 0%, kemudian kategori

cukup dengan presentase 20%, kategori tinggi dengan presentase 68.75%, dan kategori sangat

tinggi dengan presentase 11.25%. dapat dilihat pada tabel 2 bahwa partisipan mahasiswa

psikologi memiiki rata-rata 156.59 dan termasuk pada kategori tinggi pada academic

self-efficacy.

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ASE 80 156.59 15.548 125 208

(21)

12

Table 3. Kriteria skor Kematangan Karir

No Interval Kategori F Persentase Mean SD

Tabel ini menunjukkan bahwa kematangan karir partisipan termasuk kategori sangat

rendah dengan presentase 0%, kategori rendah dengan presentaase 6.25%, kategori cukup

dengan presentase 22.5%, kemudian kategori tinggi dengan presentase 47.5%, dan kategori

sangat tinggi dengan presentase 23.75%. Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat

kematangan karir partisipan berada pada kategori tinggi dengan nilai rata-rata 44.45.

Uji Asumsi

Penelitian ini adalah penelitian kerelasional yang digunakan untuk mengetahui ada atau

tidak korelasi antaraAcademic Self-Efficacy dengan kematangan karir pada mahasiswa

Psikologi UKSW. Namun, sebelum dilakukan uji korelasi, peneliti harus melakukan uji

asumsi terlebih dahulu untuk menentukan jenis statistik parametrik atau non-parametrik yang

akan digunakan untuk uji korelasi.

Tabel 4. Skala Uji Normalitas

ASE kematangankari

r

N 80 80

Normal Parametersa,b Mean 156.59 44.45

Std. Deviation 15.548 7.524

Most Extreme Differences

Absolute .113 .129

Positive .113 .083

Negative -.065 -.129

Kolmogorov-Smirnov Z 1.013 1.155

Asymp. Sig. (2-tailed) .256 .139

(22)

13

Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang menunjukkan

skala Academic Self-Efficacy (K-S-Z = 1,013, p = 0,256, p> 0,05) dan skala

kematangan karir mahasiswa Psikologi UKSW (K-S-Z = 1,155, p = 0,139, p> 0,05).

Hasil ini menunjukkan bahwa data-data yang didapat berdistribusi normal.

Tabel 5. Skala Uji Linearitas

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Deviation from Linearity 1510.333 44 34.326 .727 .841

Within Groups 1604.917 34 47.203

Total 4471.800 79

Hasil uji linearitas menunjukkan adanya hubungan yang linear antara

Academic Self-Efficacy dengan kematangan karir mahasiswa Psikologi UKSW

dengan deviation from linearity sebesar 0.841 (p > 0,05).

Uji Korelasi

Berdasarkan uji asumsi yang telah dilakukan, diketahui bahwa data yang diperoleh

berdistribusi normal dan variabel-variabel penelitian linear maka uji korelasi dilakukan Tabel 6. Skala Uji Korelasi

kematangankari r

ASE

kematangankarir

Pearson Correlation 1 .551**

Sig. (1-tailed) .000

N 80 80

ASE

Pearson Correlation .551** 1

Sig. (1-tailed) .000

N 80 80

(23)

14

dengan menggunakan statistik parametrik. Uji korelasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Pearson Correlation. Tabel 6 menunjukkan hasil dari uji korelasi.

Tabel 6. Korelasi antara Academic Self-Efficacy dengan kematangan karir mahasiswa

Psikologi UKSW. Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa Academic Self-Efficacy dengan

kematangan karir memiliki korelasi dengan skor koefisien korelasi sebesar 0,551 dengan

signifikan 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara

(24)

15

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Academic Self-Efficacy dengan kematangan

karir pada mahasiswa psikologi UKSW, terdapat adanya hubungan positif signifikan.

Berdasarkan hasil uji perhitungan korelasi dengan r =0,551 serta signifikan sebesar 0,000

(p<0,05)yang berarti kedua variabel Academic Self-Efficacydengan kematangan karir

memiliki hubungan positif yang signifikan. Artinya bahwa semakin tinggi Academic

Self-Efficacymaka semakin tinggi kematangan karir pada mahasiswa psikologi UKSW begitu juga

sebaliknya, semakin rendah Academic Self-Efficacymaka semakin rendah juga kematangan

karir pada mahasiswa psikologi UKSW.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Lestari (2013) yang menemukan adanya

hubungan positif yang signifikan antara efikasi diri dengan kematangan karir pada mahasiswa

tingkat akhir. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil yang ditemukan oleh

Rachmawati (2012), demikian penelitiannya yang menunjukkan tidak ditemukan adanya

hubungan antara self efficacy dengan kematangan karir pada mahasiswa tingkat akhir.

Lestari (2013) menyatakan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh pada

kematangan karir ialah self-efficacy. Semakin tinggi self efficacy seseorang maka semakin

tinggi juga tingkat kematangan karir individu tersebut. Individu dengan efikasi diri yang

tinggi, ketika dihadapkan pada pemilihan karir, maka ia akan melakukan usaha untuk

mengenal diri, mencari tahu tentang pekerjaan dan langkah-langkah pendidikan, serta

berusaha mengatasi masalah yang berkaitan. Mahasiswa dengan efikasi diri yang tinggi akan

dapat merumuskan tujuan atau target untuk dirinya, yang pada akhirnya dapat menjadi

penentu keberhasilannya dalam menjalankan tugas-tugasnya.Mahasiswa akan mempunyai

kesiapan mental untuk belajar, lebih mempunyai dorongan yang kuat untuk selalu belajar

(25)

16

lebih tinggi. Hal ini akan berpengaruh terhadap kematangan karir individu yaitu mahasiswa

merasa lebih siap kaitannya dengan persiapan karir untuk masa depannya kelak.

Beberapa ciri yang dapat menandai kematangan karir yang positif, yaitu

meningkatnya self-awareness, meningkatnya pengetahuan mengenai pilihan yang relevan,

meningkatnya kongruensi antara self-image (kemampuan, minat, nilai-nilai, kepribadian) dan

tujuan karir, dan tujuan karir yang semakin realistis menurut Seligman (Hawadi &

Komandyahrini, 2008). Selain hal tersebut, ditandai juga dengan meningkatnya kompetensi

untuk membuat perencanaan terkait karir dan kesuksesan karir, mengembangkan sikap positif

terkait karir (orientasi terhadap pencapaian, kemandirian, penuh pertimbangan, komitmen,

motivasi dan self-efficacy), sehingga dalam melaksanakan tugas perkembangan karir tentu

para mahasiswa menghadapi hambatan.

Dari hasil perhitungan juga diperoleh bahwaAcademic Self-Efficacy memiliki

sumbangan efektif sebesar 30,36%terhadap munculnya kematangan karir, sementara sisanya

69,64% sebagai faktor lain yang mempengaruhi kematangan karir yaitu prestasi individu,

meliputi prestasi akademik, kebebasan dan partisipasi mereka didalam atau di luar akademik

(26)

17

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang hubungan antara

Academic Self-Efficacy dengan kematangan karir pada mahasiswa psikologi UKSW maka

dapat disimpulkan :

1. Ada korelasi positif yang signifikan antara Academic Self-Efficacy dengan

kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW.

2. Rata-rata mahasiswa Fakultas Psikologi di UKSW memiliki Academic

Self-Efficacy yang tergolong pada kategori tinggi dengan skor kematangan karir

(27)

18

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, serta mengingat masih banyak keterbatasan

dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

a. Bagi Fakultas

Berdasarkan dari hasil penelitian yang didapati bahwa tingkat academic self-efficacy

pada mahasiswa psikologi tinggi, maka dengan adanya penelitian ini diharapkan dari

pihak fakultas mampu mempertahankan tingkat academic self-efficacy yang telah

dimiliki oleh para mahasiswa.

b. Bagi Subjek

Bagi individu dengan kematangan karir yang rendah, dapat meningkatkan ASE yang

merupakan salah satu variabel yang berhubungan positif dengan kematangan karir

menurut hasil penelitian ini. Serta, bagi mahasiswa yang sudah memiliki tingkat

academic self-efficacytinggi diharapkan juga untuk dapat dipertahankan sehingga hal

ini dapat membantu subjek dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja setelah

lulus dari perguruan tinggi.

c. Bagi Penelitian selanjutnya agar dapat meneliti lebih dalam mengenai kematangan

karir dengan faktor-faktor lain selain Academic Self-Efficacy, misalnya faktor

bio-sosial, faktor lingkungan, faktor vokasional, kepribadian, meliputi konsep diri, fokus

(28)

19

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2001). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_______, (2012). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bandura, A. (1997). Self-Efficacy : The Exercise of Control. New York: Freeman and Company.

Christi, E. B. (2015). Hubungan Antara Faktor Kepribadian Conscientiousness Dengan Kematangan KarirPada Mahasiswa Angkatan 2011-2012 Fakultas Psikologi UKSW.

Skripsi(tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana.

Ferla, J., Valcke, M., & Chai, Y.(2009). Academic self efficacy and academic self concept: Reconsidering structural relationships. Learning and Individual Differences, 19(4), 409-505

Frankel, J. & Wallen, N. (1993). How to design and evaluate research in education (2nd ed). New York: McGraw-Hill Inc.

Gonzalez, M. A. (2008). Career Maturity: a priority for secondary education. Journal of Research in Educational Psychology. No.16 Vol. 6(3).

Hadi, S. (2000). Statistik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Hawadi, L. F. & Komandyahrini, E. (2008). Hubungan self-efficacy dan kematangan dalam memilih karir siswa program percepatan belajar. Jurnal Keberbakatan Dan Kreativitas, 2 (1), 2-12.

Herdianti, R. (2015). Hubungan tawakal dengan efikasi diri akademik pada mahasiswa Fakultas Ushuluddin angkatan 2014 UIN Walisongo Semarang. Doctoral dissertation

(tidak diterbitkan).Semarang. UIN Walisongo.

Kristiono, A. (2011). Hubungan Antara Academic Self Efficacy (ASE) Dengan Intensi Kewirausahaan pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW. Skripsi(tidak diterbitkan). Salatiga. Universitas Kristen Satya Wacana.

Kusumaningtyas, F. (2012). Perbedaan Self-Regulated Learning Pada Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana.Skripsi(tidak diterbitkan). Salatiga. Universitas Kristen Satya Wacana.

Lestari, W. T. (2013). Relationship Between Self Efficacy With Career Maturity At The End College Students. EmphatyJurnal Fakultas Psikologi, (2)1.

Paraisu, F. (2015). Hubungan Antara kematangan Karir Dengan Komitmen Terhadap Tugas Pada Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana. Skripsi(tidak diterbitkan). Salatiga. Universitas Kristen Satya Wacana.

Powell, D.F.,& Luzzo,D.A.(1998).Evaluating Factors Associated With The Career Maturity of High School Students. The Career Development Quartely, 47,145-158.

(29)

20

Sersiana, L., Lukitaningsih, R., Luis, T. & Purwoko, B. (2013). The Relationship Between Career Self Efficacy And Perception Towards Career Future And Career Maturity On The Students Of SMK PGRI Wonoasri In The Academic Year Of 2012/2013. Jurnal BK UNESA. Vol 03 No 01. Pp 172-180

Supriyono, W. (2000).Psikologi Belajar.Jakarta: PT RinekaCipta.

Trisya, F. (2014).Hubungan Antara Self-Efficacy Pengambilan Keputusan Karir DenganKematangan Karir Pada Siswa SMK Sahid Surakarta. Skripsi. Salatiga. Universitas Kristen Satya Wacana.

Gambar

Tabel 2 dan 3 menunjukkan jumlah partisipan untuk setiap kategori pada masing-
Tabel ini menunjukkan bahwa kematangan karir partisipan termasuk kategori sangat
Tabel  5. Skala Uji Linearitas
Tabel 6. Korelasi antara Academic Self-Efficacy dengan kematangan karir mahasiswa

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN KECEMASAN BERBICARA DALAM BAHASA INGGRIS PADA SISWA.. DI SMA NEGERI

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara perfeksionis dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa fakultas psikologi dalam menyelesaikan skripsi,

Korelasi antara variabel Entrepreneurial self efficacy dengan intensi berwirausaha dapat dilihat dari tabel dibawah ini :. Tabel 6 korelasi antara entrepreneurial self – efficacy

Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional dengan self-efficacy pada fungsionaris

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keintiman pada mahasiswa UKSW yang menjalani hubungan pacaran Long-distance Relationship (LDR) dan hubungan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan disimpulkan, peneliti menghimbau kepada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW yang sedang mengerjakan skripsi agar mampu

Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara sensation seeking dengan perilaku seks pranikah pada mahasiswa UKSW, yang berarti semakin tinggi

Dengan demikian maka hipotesis dalam penelitian ini yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan positif signifikan antara Self-Efficacy Akademik dengan Prestasi