t
~: ~l UK
FERPUSTAKAAN
!
~J NIMEO
----,
-- ---~
I\ •\ Hi l
f
t,TF.N/K( Yf,·,
lH PiU)p: NSl S Ui\iATEH.A l iT AHA
p·::Rronc
2(W-t-2f:os
-
z
':)
m
f, :
-TESIS
ANALISIS KESENJANGAN PEMBANGUNAN ANT AR
KABUPATEN /KOTA DI PROVINSI
SUMATERA
UTARA
PERIODE 2004-2008
Disusun dan diajukan oleh :
IRWANNUH
NIM. 0821 886 30034
Telah
dipertahank.andi depan Panitia
Ujian
Tesis
pada 24 Februari 2011 dan dinyatakan
telahmemenuhi
salah satu syarat untuk
memperoleh gelar magister
sains
Program
Studi llmu
Ekonorni
Medan, 3 Maret 2011
Menyetujui :
Tim Pembimbing,
z
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Muhammad Yusuf, M..Si
NIP.l96108151987 1 001
Ketua
ProgramStudi
Ilmu Ekonomi
Dr. Dede Ruslan, M.Si
NIP. 19650704 199003 1 002
PERSETUJUAN DEW
AN
PENGUJI
TESIS MAGISTER SAINS
NO. NAMA
1.
Dr. Mubammad Yusuf, M.Si
.~(Pembimbing
I)
- . ;
2.
Dr. Rahmaota, M.Si
3.
-5.
(Pembimbing
II)
Dr. Dede Ruslan, M.Si.
(Peoguji)
Dr. Arwansvah, M.Si
(Peoguji)
Dr. Jooni Manurung. M.Si
(Penguji)
Na . .
Nim
Prodi
Tanggal Sidaog
: Irwan Nuh
: 0821
88(;30034
KATAPENGANTAR
Alnamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Shalawat dan salam semoga tercurah pada
Nabi Muhammad SAW. Akhimya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul
"Ana !isis Kesenj angan Pembangunan Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara".
Tesis ini merupakan syarat untulc memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada
yang ternormat :
-
2.Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd sebagai Rektor Universitas Negeri
Medan yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mendalami llmu
Ekonomi di Sekolah Pascasrujana Universitas Negeri Medan.
Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang, sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Mcdan.
Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si sebagai Ketua Program Studi Ilmu Elconomi,
yang telah memberikan masukan kepada penuHs sehingga tesis ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Bapak Dr. Muhammad Yusut: M.Si dan bapak Dr. R.ahmanta. M.Si
masing-masing sebagai pembimbing 1 dan pembimbing II yang telah .,.,.yak
meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran dalam mengarahkan, mengoreksi dan
membantu penulis dalam proses penelitian ini.
6. Istri dan anak-anak saya tercinta yang telah memberikan duk.ungan moril dan.
pengorbanan yang begitu besar sebingga semua ini dapat dilalui dengan baik.
7. Kedua orangtua saya H. Abd. Muthalib dan Hj. Rosdiana Nasution yang tidak
bosan-bosannya selalu mendorong dan mendo'a.kan saya untuk terus
bersemangat dalam menuntut ilmu.
8. Instansi yang telah memberikan data-data untuk. kepentingan penelitian ini.
9. Saba bat dan teman-teman terointa yang telah memberikan bantuan moril dan.
pemikiran, semoga semua ini menjadi amal mulia disisi Allah ... amin! I
Akhimya dengan berserah diri kepada Allah SWT, penulis berbarap ~ m oga tesis ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya dan pibak-pihak/instansi yang tericait dalam
mengurus permasalahan perekonomian di Sumatera Utara.. dan untuk kesempurnaan penelitian
ini, penulis akan dengan bangga bila ada pibak-pibak yang ingin meneliti lebih lanjut berkaitan
dengan masalah perekonornian ini.
-
z
?
m
Medan, Pebruari 2011 Penulis
IRWANNUH
ABSTRAK
mw
AN NUB Analisis Kesenjangan Pembangunan Antar Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara Periode 2004-2008. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED, 2011.Salah satu fungsi utama pemerintah Propinsi Sumatera Utara adalah bagaimana mengurangi kesenjangan antar daerah kabupatenlkota di Provinsi Sumatera Utara. Kesenjangan antar daerah adalah perbandingan pendapatan perkapita riil antar daerah dengan pendapatan perbpita riil propinsi. Penelitian ini.bertujuan untuk menganalisis kesenjangan pembangunan antar kabupatenlkota di Sumatera Utra. Kesenjangan antar daerah teljadi karena sumberdaya yang dimiliki daerah
berbeda, maka perlu ada kajian tentang sektor unggulan kabupatenlkota. Disamping itu penelitian ini juga menganalisis typologi klasen pada setiap kabupatenlkota di Sumatera Utara. Data yang digunakann dalam penelitian ini adalah data skunder dari laporan BPS, Sumatera Utara Dalam Angka periode 2004-2008. Data dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif untuk memberikan gambaran bagaimana tingk.at kesenjangan, sektor unggulan dan typologi klasen setiap kabupatenlkota di Sumatera Utara. Untuk melihat tingkat kesenjangan digunakan rumus indeks Williamson (Vw) dan untuk melihat sektor unggulan digunakan rumus Location Quetion (LQ). Sedangkan untuk melihat typologi klasen dengan membagi daerah menjadi daerah maj u, maju tertelcan, berk:embang dan terbelak:ang.Hasil penelitian menUI\iukkan bahwa tidak terdapat kesenjangan antar kabupaten/k.ota di Sumatera Utara, dimana Indeks Williamson mendekati nilai not, dan hanya Kota medan yang mempunyai nilai indeks williamson sebesar 0. sedangkan daerah lain mendekati nol, seperti Kota Tanjung Balai dengan Vw sebesar 0,003. Dilihat dari sektor unggulan daerab
kabupatenlkota. daerah kabupaten mempunyai sektor basis pada sektor pertanian yang mempunyai rata-rata LQ secara konsisten lebih besar dari satu. Sedangkan
daerah kota memlilci LQ lebih besar dari satu pada scktor industri dan jasa-jasa. Daerah kabupatenlkota di Sumatera Utara mempunyai kategori 4 klas sesuai dengan typologi ldasen yaitu daerah maju, maju tertekan, berk:embang dan daerah terbelakang. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara LQ, Vw dan typologi klasen, kecuali kota Medan yang memiliki LQ tinggi, Vw tinggi dan
kategori daerah maju. lmplikasi dari penelitian ini adalah perlu kebijabri mempercepat pembangunan dengan bantuan pemerintah pusat. Pemerintah perlu melakukan kebijakan agar daerah lebih berspesialisasi pada sektor basis dari
daerah masing-masing. Para Bupati/Walikota perlu menjalin kerjasama perdagangan sesuai dengan sektor unggulan yang dimiliki daerah masing-masing dengan dorongan investasi luar.
ABSTRACT
IRW AN NUH Analyse The Development Difference Usher the Regency I town In Province of North Sumatra of Period 2004-2008. Thesis. Field: Program the Pascasatjana UNIMED, 2011.
One of es pecial function of government of Province of North Sumatra is how to lessen the interregional difference of regency I town in Province North Sumatra. Interregional Difference is interregional real earnings perkapita comparison with the real earnings percapita of provinq:. This research aim to to analyse the development difference usher the regency I town in. North Sumatra. Interregional Difference happened by because the resourcess are diffrent, hence need there is study of about pre-eminent sector of regency I
town. Beside that this research also analyse the typologi klasen in each regency I town in North Sumatra. Data which is used in this research is data skunder from report BPS, North Sumatra of In period Number 2004-2008. Data analysed by using descriptive method to give the picture of how difference storey;level, pre-eminent sector and typologi klasen of each;every regency I town in North Sumatra. To see storey;level difference used by a fonnula make an index to the Williamson ( Vw) and to see the used by pre-eminent sector of fonnula of Location Quetion ( LQ). While to see the typologi klasen by dividing area become the area go forward, go forward depressed, expanding and situated behind. Result of research indicate that do not there are difference usher the regency I town in North Sumatra, where Index Williamson come near the duck's egg, and only field Town having value make an index to the williamson of equal to. 0.314 while other;dissimilar area come near zero, like Town of Hall Foreland by Vw equal to 0.004 Seen from pre-eminent sector of regency area I
town, regency area have the bases sector of at agricultural sector baving m ean LQ consistently bigger than one. While area of town of wich has LQ is bigger than one at
industrial sector and service. Regency area I town in North Sumatra have the category 4 ldas as according to typologi ldasen that is blood go forward, go forward depressed, expanding and situated behind area. mean of regency Area owning LQ of among/between 0, 76 - 0,80 inclusive of area go forward depressed and own the Vw relative minimize, while town area do not signifikan relation/link of among/between LQ, Vw And typologi ldasen, e~ce p t Field town owning high
LQ,
High Vw and catagoryarea go forward Implication from this research is policy require to quicken the development constructively central government. Governmental require to do/conduct the policy of so that/ to be area more have specializationto of at bases sector· from area of each. All Regent I mayor require to braid the commerce cooperation as according to pre-eminent sector is which are Difference of each with the external invesment mofi:vation.
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang-Masalah
Perencanaan pembangunan di lndonesia diarahkan untuk mewu.iudkan masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Kebijaksanaan pembangunan dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi ya~ tinggi dengan cara memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada. Namun basil pembangunan kadang belum dirasakan merata dan masih terdapat kesenjangan antar daerah.
Pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan per kapita merupakan masalah yang berbeda dari masalah distribusi pendapatan. Apabila tetjadi distribusi pendapatan yang sempuma (absolute equality) maka tiap orang akan
2
Pendapata., per kapita dan disparitas merupakan fungsi dari waktu. Pada
tahap awal pembangunan. perbedaan laju pertumbuhan ekonomi regional yang
cukup besar antar daerah telah mengakibatkan disparitas dalam distribusi
pendapatan antar daerah. Namun dalam jangka panjang, ketika faktor-faktor
produksi di daerah semakin dioptimalkan dalam pembangunan maka perbedaan
laju pertumbuhan output antar daerah akan cenderung menurun. Hal iru ditandai dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita rata-rata di setiap daerah
seiring dengan waktu yang berjalan (Etharina,2005).
Tolak ukur keberhasilan pembanguoan dapat dilihat dari pertumbuhan
ekonomi, struktur ekonom~ dan semakin Jc:ecilnya kesenjangan pendapatan antar
penduduk, antar daerah dan antar sektor. Tujuan utama dari usaha pembang.man
ekonomi selain menciptakan pertumbuhan yang setinggi tingginya, harus pula menghapus atau mengurangi tingkat kemiskioao, kesenjangan pendapatan. dan
tingkat pengangguran (fodaro, 2000). Pada dasamya pembanguoan nasiooal bertujuan untuk meningkatkan Jc:esejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya.
Akan tetapi untuk mewujudJc:an tujuan dari pembangunan nasional tersebut akan
menghadapi banyak tantangan dan hambatan baik yang berasal dari dalam negeri
maupun luar negeri. O leh sebab itu, untuk mengatasi masalah-masalah fersebut merupakan prioritas utama dalam pembangunan daerah yang berasaskan pada
terwujudnya pembangunan nasional. Faktor-faktor penghambat yang berasal dari
3
Kemiskinan merupak.an masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia, terutama di negara sedang berkembang. Banyak negara yang sedang berkembang mengalami laju pertumbuhan ekonomi yang relatiftinggi tetapi tidak membawa manfaat yang berarti bagi penduduk miskin. Kemiskinan memiliki banyak dimensi, bukan hanya ekonomi saja tetapi juga maSalah-masalab seperti kesehatan dan pendidikan. Kemiskinan merupak:an masalab kompleks karena dipengaruhi oleh banyak faktor yang terkait.
Pembangunan dalam lingkup negara secara spasial tidak selalu merata. Kesenjangan antardaerah seringkali menjadi permasalahan serius yang sedang dihadapi. Beberapa daerah mencapai pertumbuhan cepat. se.mentara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat. Daerah--daerah tersebut tidak mengalami kemajuan yang sama disebabkan oleh karena kurangnya
sumber-sumber
yang dimilik.i. Disamping itu banyak investor ataupenanam
modal yangingin menanamkan modaJnya pada daerah yang telab terpenuhi fasilitasnya kareoa
akan mempermudah usahanya. Sehingga bagi daerah yang belum tetjangkau fasilitas tersebut kemungk.inan besar akan mengalami ketertinggalan sehingga menyebabkan kesenjangan antar daerah.
-4
keunggulan komparatif bagi daerah, namun di sisi lain berbagai kenda la seperti sumber daya manusia dan swnber modal Wttuk memanfaatkan potensi tersebut masih dihadapi oleh peneotu kebijakan baik di tingkat Provinsi maupun di tingkat daerah kabupaten/kota. Akibatnya kondisj perckonomian masyarakat secara
wnum belum mencapai tingkat pcmerataan pendapatan yang sama dan masih ditemui lcekurangan, diantuanya kesenjangan antar wilayah kabupaten/ kota dalam pencapaian tingkat perekonomian.
Disparitas ekooomi dan sosial di Provinsi Sumatera Utara juga berdampalc terhadap mobilitas sosial yang kurang menguntungk.an dengan a.danya para migran. Arus migrasi bergerak dari daerah yang tingkat perekonomiannya lcbih rendah menuju ke daerah yang tingkat perekooomiannya lebih tinggi. Masalab
yang ditimbulkan oleh arus migrasi ini adalah pemukiman kumuh, kejahatan.
penyediaan lapangan pekerjaan yang memadai, lingkungan dan lainnya. Masalih tersebut tentu tidak mudah diselesaikan dan dapat menjadi peoghambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu berbagai upaya untuk mengatasi disparitas ekonomi antar daerah kabupaten/ kota di Provinsi Sumatcra Utara sudah saatnya dilak.ukan dengan intensif.
Dari data Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara tahun 2004-2008
menunj ukkan bahwa pertumbuhan PDRB kabupatenlkota sangat bervariasi seperti
z
~
NO
1. 2. 3. 4.5.
6. 7. Tabell.lPertumbaban PDRB Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Barga Konstan Tahun 2000
Kabupaten!Kota 2004 2005 2006 2007
(l) (2) (3) (4) (5)
Nias 5,13 -3,33 4,70 6,64 Mandai1i.ng Natal 5,47 5,86 6,14 6,44 Tapanuli Selatan 3,15 3,38 5,79 4,39 Tapanuli Tengah 5,70 5,36 5,68 6,23 Tapanuli Utara 4,74 5,04 5,44 6,03 Toba Samosir -16,04 4,95 5,17 5,53
Labuhan Batu 3,80 4,14 5,33 6,71
5 2008 (6) 6,70 6,50 4,90 5,16 5,74 5,60 5,84
8. Asahan 4,94 3,00 4,44 4,45 4,69
!\
9.
Simalungun 2,72 3,11 4,76 5,31 4,64 10. Dairi 5,83 5,34 4,28 5,03 4,59 11. Karo 3,31 4,70 4,96 5,13 5,21 12. Deli Serdang 4,03 4,97 5,45 5,74 5,82 13. Langkat 1,01 3,47 2,88 4,91 5,08 14. Nias Se1atan 7,16 -2,12 3,99 4,83 5,50[~
15. Hwnbang Hasundutan 5,71 5,65 5,77 6,06 5,84 16. Pakpak Barat 6,66 5,92 5,66 5,95 5,86
17. Samosir 7,85 3,03 4,02 4,59 5,00 1---.
18. Serdang Bedagai 6,05 5,91 6,22 6,25 6,12
!~
19. Sibolga 4,76 4,01 5,22 5,53 5,85
20. Tanjung Balai 5,95 4,ll 3,54 4,01 3,99
10
21. Pematang Siantar 2,50 5,71 5,96 5,12 5,72,,
22. Tebing Tinggi 5,53 4,39 5,33 5,98 6,0423. Medan 7,29 6,98 7,76 7,78 6,75
:7
24. Bi.njai 8,17 5,28 5,32 5,68 5,35 25. Padang Sidempuan 4,63 4,91 5,49 6,18 6,09Samatera Utara 5,74 548 6,20 6,90
6,39
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara 2004-2008 (Data Diolah)
Data di atas menunjukan bahwa pendapatan antar kabupatenlkota sangat
bervariasi. ioi kareoa ditunjang oleh perbedaan potensi antar daerah yang dimiliki
baik potensi swnber daya alam, potcnsi sumber daya manusia maupun
N 0 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. II. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 6 Tabel1.2
PDRB Perkapita Kabupaten!Kota Proviasi Sumatera Utara Atas Dasar Barga Koustau 2000 Tabuu 2004-2008
-Kabupaten!Kota PDRB (Rupiah
2004 2005 2006 2007 2008
Nias 3.717.144 3.524.455 3.688.279 3.928.527 4.182.887
Mandailing Natal 3.718.628 3.864.014 3.827.747 4.036.725 4.237.091
Tapanuli Selatan 3.967.584 4.124.559 4.436.092 4.479.129 4.671.000
Tapanuli Tengah 3.037.506 3.148.611 3.162.049 3.270.357 3.363.036
Tapanuli Utara 4.593.627 4.809.865 5.066.9ll 5.223.677 5.444.352
Toba Samosir 8.190.000 8.527.447 8.414.648 11.870.010 9.228.691
Labuhan Batu 7.208.710 7.365.989 7.480.311 7.823.209 8.112.613
Asahan 9.931.462 9.535.741 9.823.1 17 10.62Ul08 10.903.710
Simalungun 5.177.504 5.292.447 5.444.628 5.699.142 5.916.134
Dairi 5.985.671 6.254.208 6.367.513 6.658.987 6.882.874
Kato 7.953.427 8.224.137 7.968.385 8.167.326 8.366.736
Deli Serdang 6.836.814 7.007.613 7.097.625 7.272.460 7.465.316
Langlcal 5.790.730 5.898.438 5.808.584 6.013.174 6.226.965
Nias Selatan 3.615.5ll 3.471.119 3.838.639 4.010.626 4.217.115
Humbang Hasundutan 4.738.093 4.989.924 5.285.913 5.566.810 5.836.540
Pak:pak Barat 3.392.620 3.564.234 3.735.792 3.559. 128 3.553.367
Samosir 6.232.274 6.370.414 6.647.601 6.923.956 7.250.918
Serdang Bedagai 5.556.284 5.746.192 5.927.942 6.165.679 6.417.618
Sibolga 6.189.477 6.331.930 6.428.893 6.692.413 6.978.611
Tanjung Balai 7.345.543 7.468.769 7.551.912 7.684.976 7.808.879
Pc:matang Siantar 6.450.770 '6.735.841 6.989.419 7.308.632 7.656.684
Tebing linggi 6.248.169 6.460.242 6.691.874 7.018.280 7.354.831
Medan 11.748.852 l 2.411.650 13. 174.001 14.090.603 14.906.171
Binjai 6.266.053 6.439.516 6.605.547 6.868.205 7.109.527
Padang Sidempuan 4.406.377 3.963.041 4.080.163 4.255.904 4.434.607
Samatera Utara 6.873.420 7.130.696 7.383.039 7.775.393 &.1<40.616
Sumber: BPS Proviasi Samatera Utara 2004-2008
Dengan adanya perbedaan potensi daerah maka pertumbuhan ekonomi
..
antar daerah juga akan berbeda. begitu juga dengan investasi dan
pendapatan Asti Daerah. Disamping itu akan terdapat kesenjabgan non ekonomi seperti layanan pendidikan, pelayaoan kesehatao, birokrasi dan
jasa-jasa. Gambaran seperti ini sangat dibutuhkan oleh pemerintah
--
--
- -- - --~--...l
M~ U K
PER PUSTAKAAN
~
llj
~I
'f\/1
~
0
I Q ~~ Q - ~ ~
7
kabupatenlkota d.i Provinsi Sumatera Utara agar perencanaan pembangunan
daerah dapat ditentukan prioritasnya. khususnya dalam era otonomi daerah saat ini
dimana pemerintah kabupatenlkota diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menentukan arab kebijaksanaan pembangunan agar tercapai Jaju pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi juga diikuti dengan semakin rendahnya kesenjangan pendapalan.
Demikian pula persentase terhadap totaljumlah pendudukjuga mengalami penurunan. Pada tahun 1990 yang lalu perhatian masyarakat terhadap masalah kemiskinan kembali digugah setelah culrup lama tidak banyak d.iperbincangkan di media massa. Perbatian masyarakat tersebut berawal dari pemyataan Bank Dunia
(1990) di media massa yang memuji keberhasilan Indonesia dalam mengurangi jumlah penduduk: miskin. Menurut Bank Dunia. Indonesia telah berhasil mengurangi jumah penduduk: miskin secara relatif dari 400/o pada tahun 1976 menjadi 22% darijumJah populasi pada tahun 1984. Suatu penurunan yang cukup
besar hanya dalam lrurun waktu 8 tahun. Namun setelah krisis 1997 terjadi peningkatan yang tajam, dari 11,34 persen pada tahun 1996 menjadi 24,20 persen
pada tahun 1998. Pada tahun 1998 sampai tahun 2003 persentasenya kemudian kembali menurun mesk:ipun belum kembali pada kondisi semula (sebelum krisis). Di bawah ini dapat dilihat tabel kependudukan kabupatenlkota Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut :
NO 1.. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 8.
'·
lO. lL 12. 13. 14. IS. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 13.u.
25. Tabell.3Jumlah Penduduk Menurut
Kabapaten/Kota Proviosi Sumatera Utara Tabun 2004-2008
Kabupatea!Kota T abun
2004 2005 2006 2007
Nlas -433350 ... 1807 ... 2019 ... 2548
MaudaUillg Natal 379045 384i150 413750 <417590
Tapanull SelataD 609921 616'702 629112 637312
Tapanu.U Tenph 271471 283035 297843 3059U
Tapan llll i(Jtara 255400 2SQ01 256444 263750
Toba Samosir 167587 158677 169116 1692,
Labalaan Batu 933866 951773 987157 1007185
.Asaball 1009856 1024.M9 1038554 1050441
Sfmalullgull 818975 82fi101 841198 846329
Dafri 259158 261287 267629 268780
Karo 312300 316207 342555 351368
Deli Senluc 1523881 1~ 163-4115 ~~
LangJuat 955348 970433 1013849 1027414
Nias Selataa 282715 288133 271016 271944
Hum bang 152519 152997 151757 153837
Hasuadutan
Pakpak lbn.t 34UO 3-C542 34812 38761
Samosir 119873 131073 130662 131205
Serclaag Bedagal 583071 588176 605630 618656
SJbolp 87.260 88717 91941 93207
Tanjunc Balal 149238 152814 156475 159931
Pematanc: Slantar U756t ~ 235372 236607
Teblng TiDggi 134382 135671 137959 139409
Medan 2010676 1036185 2067288 2083156
Blnjal 132236 237904 2<44256 l48lS6
Padanc Sidempaaa 172419 177499 181865 185132
8 2008 ... 3492 413712 641299 314632 267595 171833 1027964 1071003 853112 271983 360880 1'738431 1042$23 172848 155290 41062 1315<49 630718 946J4 163679 238773 1 41059 2102105 252652 188499
Jullllala fl'otal 11113360 12326678 12643494 Ul3437l 1JG4l317
>
9
Selain itu, masih banyak penduduk yang pendapatannya hanya sedikit sekali di
atas garis kemiskinan. Kelompok "nyaris mislcin" ini sangat rawan terhadap
perubahan-perubahan keadaan ekonomi seperti kenaik.an harga komoditi-komoditi
utarna atau turunnya pertwnbuhan ekonomi. Olch karena itu masalah kemiskinan
ini masib tetap perlu diperllatikao secara serius karena tujuan bangsa Indonesia
adalah pembangunan manusia seutuhnya. Perbedaan tingkat pcrsentase dan
jumlah kemiskinan disetiap kabupatenlkota yang terjadi di Provinsi Sumatera
Utara akan membawa dampak perbedaan tingkat kesejahteraan antardaerah yang
pada akhimya akan menyebabk.an kesenjangan antardaerah akan semakin besar.
Berdasarbn latar belak.ang masalah diatas maka penulis mengangk.at topik dalam
penelitian dengan judul "Analisis Keseajangaa Pembaaguaan Alltar
Kabupateo/Kota Di Propinsi Samatena Utara Periode 2004-2008". 1.2. Ramuaa Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diambil rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana ldasifikasi perekonomian kabupatenlkota di Provinsi
Sumatera Utara
2. Seberapa besar kesenjangan antar kabupatenlkota di Provinsi
Swnatera Utara periode tahun 2004-2008
3. Sektor apa yang menjadi unggulan untuk mengurangi kesenjangan
antar daerah di Provinsi Suamatera Utara.
4. Apakah ada hubungan antar typologi k:lasen, kesenjangan dan
10
1.3. Tujna n Penelitian.
1.4.
z
?
Tujuan dari penelitian ini adalah :
I. Untuk menganalisis klasifikasi perekonomian kabupatenlkota di
Provinsi Sumatera Utara
2. Untuk menganalisis seberapa besar kesenjangan pembangunan
antar kabupatenlkota di Provinsi Sumatera Utara periode tahun
2 00 4~2008.
Untuk menganalisis sektor unggulan dari setiap kabupatenlkota di
Sumatera Utara.
Untuk menganalisis bubungan antar typologi klasen, kesenjangan
dan sektor keunggulan kabupatenlkota di Sumatera Utara.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
masalab spasial kesenjangan antar kabupateu/kota di Swnatera
Utara.
93
2. Bagi Pemerintah; Penelitian ini diharap.kan dapat digunakansebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dlllam
menanggulangi kesenjangan antar daerah. Sebingga k6bijakan pemerintah dllpat meningk:atbn pembanguan antar kabupatenlkota
67
BABY
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulao
Analisis LQ merupakan analisis yang sangat penting untuk. menentukan
sektor basis atau non b~is. walaupun masih banyak kelemahannya. Sedangkan
analisis disparitas adalah untuk melihat kesenjangan antar daerah di suatu wilayah
dan typologi klasen merupakan analisis sederhana tentang kategori suatu daerah
apakah daerah maju, maju tertekan, berkembang dengan cepat dan terbelakang.
Berdasackan uaraian dan analisis di atas dapat disimpul.kan :
a. Daerah kabupaten/kota di Sumatera Utara mempunyai rata-rata
LQ setiap tahun secara konsisten dan relatif tidak terdapat
-
perubahan.z
b. Daerah kabupaten mempunyai rata-rata LQ setiap tahun lebih kecil~
93
dari satu, sehingga hampir tidak memiliki sektor basis kecuali pada
sektor pertanian. Sedangkan daerah Kota memiliki rata-rata LQ
lebih besar dari satu dan memiliki sektor basis yang dapat
diandalkan untuk menggerakkan perekonomian, terutama pada
sektor industri dan jasa-jasa.. Kota Medan mempunyai nilai
'LQ
terbesar pada hampir semua sektor kecuali pertanian dan
pertambangan, sehingga dapat menggerakkan ekonomi Kota
68
c. Tidak terdapat kesenjangan antar daerah eli wilayah Sumatera
Utara. di mana Kota Tanjung Balai memiliki indeks kesenjangan
paling kecil dan Kota Medan mempunyai indeks kesenjangan paling besar.
d. Terdapat 4 typologi ldasen di Swnatera Utara yaitu daerah Maju adalah Kota Medan, Daerah maju tertekan adalah Kabupaten Toba Samosir, Labuhan Batu, Asahan • Karo dan Kota tanjung Balai. Sedangkan Daerah berkembang adalah Kota Pematang SianJar dan Binjai. Sedangkan daerah lainnya dikategorikan daerah terbelakang.
e. Hubungan antara typologi ldasen, sektor unggulan dan disparitas mempunyai hubungan positif, akan tetapi secara statistik tidak signifikan. Dengan demikian tidak terdapat hubungan yang signiftkan antara typologi klasen, disparitas dan sektor unggulan antar daerah di Provinsi Sumatera Utara..
5.2 Saran-Saran
-
z
?
93
69
b. Tidak terdapat kesenjangan pendapatan antar daerah di Sumatera
Utara, bukan berarti pendapatan perkapita setiap daerah telah
meningkat, namun akibat dari pendapatan perkapita kabupaten/kota
rata-rata relatif kecil. Oleh karena itu perlu kebijakan pemerintah
untuk memotivasi dan meiJlfasilitasi pemanfaatan sektor-sektor
yang mempunyai sektor basis agar memaksimalkan outputnya.
Rata-rata pendapatan perkapita kota relatif sama dengan kabupaten
kecuali Kota Medan, oleh karena itu kemajuan kota juga
tergantung dari kemajuan kabupaten, sehingga perlu kebijakan