• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE BERCERITA DI TK HOSANNA DESA PERIA-RIA DUSUN II KEC SIBIRU-BIRU T.A 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE BERCERITA DI TK HOSANNA DESA PERIA-RIA DUSUN II KEC SIBIRU-BIRU T.A 2012/2013."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE BERCERITA

DI TK HOSANNA DESA PERIA-RIA DUSUN II

KECAMATAN SIBIRU-BIRU

T.A 2012/2013

SKRIPSI

OLEH:

IDA LESTARI SEMBIRING

NIM 108314012

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIFRSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

IDA LESTARI SEMBIRING. Mengembangkan Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode Bercerita di TK Hosanna Desa Peria-ria Dusun II Kec SiBiru-biru T.A 2012/2013. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2012.

Masalah dalam penelitian ini adalah : bagaimanakah kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun melalui metode di TK Hosanna Desa peria-ria dusun II Kec Sibiru-biru T.A 2012/2013. Penelitian ini bertujuan untuk memproleh gambaran mengenai mengembangkan kemampuan berbicara anak TK melalui metode bercerita.

Tarigan (2007) mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapakan bunyi-bunyian artikulasi atau kata-kata untuk mengeksprolasikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan. Moeslichatoen (2004:157) mengungkapkan bahwa metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan.

Metode penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian terdiri dari 2 siklus, siklus I dan II masing-masing terdiri dari 2 pertemuan. Dalam setiap siklus dan pertemuan dilakukan 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen dalam penelitian ini digunakan lembar observasi kemampuan berbicara anak

Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B usia 5-6 tahun yang berjumlah 20 orang, yang terdiri dari 5 orang anak laki-laki dan 15 orang anak perempuan. Sedangkan objek penelitian ini adalah metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi. Analisis data menggunakan rumus

P = f x 100 pertemuan ke dua adalah 10 atau 50% pada tingkat kemampuan berbicara anak baik sekali. Hasil penelitian menujukan bahwa menggunakan metode berceria dapat meningkatkan kemampuan berbiacara anak kelas B TK Hosanna Desa Peria-ria. Disimpulkan bahwa metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun.

(7)

i

1.3 Karakteristik Keterampilan Berbicara ...11

1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Berbicara...12

1.5 Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak ...14

(8)

2.1 Pengertian Metode Bercerita. ...16

2.2 Tujuan Metode Bercerita ...18

2.3 Fungsi Metode Bercerita ...18

2.4 Manfaat Metode Bercerita ...19

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita ...19

2.6 Rancangan Kegiatan Metode Bercerita ...20

B. Kerangka Konseptual ...25

C. Hipotesis Tindakan ...26

BAB III METODE PENELITIAN ...27

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...27

B. Jenis Penelitian ...27

C. Subjek dan Objek Penelitian ...27

D. Operasioanal Variabel Penelitian ...27

E. Desain Penelitian ...28

F. Prosedur Penelitian ...29

a.Siklus I ...29

b. Siklus II ...31

G. Alat Pengumpulan Data ...32

H. Teknik Analisis Data ...32

I. Jadwal Penelitian ...34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...36

A. Hasil Penelitian ...36

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...59

(9)

iii

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian ... 28

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 35

Tabel 4.1 Hasil Observasi Pembelajaran Peneliti Pada Siklus I ... 43

Tabel 4.2 Data Kemampuan Berbicara Anak Siklus I ... 44

Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Berbicara Anak Siklus I ... 45

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Peneliti Siklus II ... 52

Tabel 4.5 Data Kemampuan Berbicara Anak Siklus II... 53

Tabel 4.6 Tingkat Kemampuan Berbicara Anak Siklus II ... 54

(11)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis ... 28

Gambar 2.Anak bercerita di depan kelas mengenai sikerudung merah ... 38

Gambar 3. Anak mengungkapkan perasannya saat bercerita ... 38

Gambar 4. Anak Bercerita di depan kelas mengenai “Tombil “... 40

Gambar 5. Peneliti Memberi pujian kepada anak ... 40

Gambar 6. Peneliti Mengarahkan Anak untuk Bercerita ... 40

Gambar 7. Anak Didik Bertanya Pada Peneliti ... 41

Gambar 8. Peneliti Menyimpulkan Kegiatan yang Sudah dilakukan ... 42

Gambar 9. Grafik tingkat kemampuan berbicara anak pada Siklus I ... 46

Gambar 10. Peneliti Bercerita “Rahasia Putri Semesta” ... 48

Gamabar 11. Anak Mengulang Cerita yang Sudah Disampaikan Peneliti .... 49

Gabar 12. Peneliti Bercerita Didepan Kelas ... 50

Gambar 13. Peneliti Mendapingi Anak Bercerita ... 51

Gambar 14. Grafik tingkat kemampuan berbicara anak pada Siklus II ... 56

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Rancangan Kegiatan Harian Pertemuan Siklus I ... 63

Lampiran 2 Rancangan Kegiatan Harian Pertemuan Kedua Siklus I ... 65

Lampiran 3 Rancangan Kegiatan Harian Pertemuan Ketiga Siklus II ... 67

Lampiran 4 Rancangan Kegiatan Harian Pertemuan Keempat Siklus II ... 69

Lampiran 5 Lembar Hasil Pengamatan/Observasi Aktivitas Peneliti Siklus I ... 71

Lampiran 6 Lembar Hasil Pengamatan/ Observasi Aktivitas Peneliti Siklus II ... 72

Lampiran 7 Lembar Observasi Kemampuan Berbicara Anak ... 73

Lampiran 8 Pedoman Pensekoran Observasi Kemampuan Berbicara Anak ... 89

Lampiran 9 Hasil Pengamatan Kemampuan Berbicara Anak Pada Pertemuan I Siklus I ... 91

Lampiran 10 Hasil Pengamatan Kemampuan Berbicara Anak Pada Pertemuan 2 Siklus I ... 93

Lampiran 11 Hasil Pengamatan Kemampuan Berbicara Anak Pada Pertemuan I Siklus II... 95

Lampiran 12 Hasil Pengamatan Kemampuan Berbicara Anak Pada Pertemuan 2 Siklus II ... 97

Lampiran 13 Daftar Nama Anak Kelas B TK HOSANNA... 97

Lampiran 14 Bahan Cerita ... 98

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan, Karena

pendidikan merupakan proses kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi

manusia secara pribadi maupun kelompok, supaya berkemampuan mengadakan

intraksi dengan lingkungan sekitar. Proses tersebut dilaksanakan secara sistematis,

terorganisir, terencana serta senantiasa diawasi, dinilai dan dikembangkan secara

terus-menerus.

Pendidikan merupakan proses kegiatan yang ditujukan untuk

mempengaruhi manusia secara pribadi maupun kelompok supaya kegiatan

berjalan, dibutuhkan suasana belajar yang strategi dan stimulasi yang sesuai

dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara

optimal. Perkembangan yang dimiliki anak berlangsung secara bertahap dalam

waktu tertentu. Dimana perkembangan itu merupakan suatu proses karena

didalamnya terjadi serangkaian perubahan, baik perubahan dari segi fisik maupun

psikologis. Demikian pula, perkembangan terjadi secara berurutan karena dalam

proses prubahan yang satu dengan yang lainnya yaitu perubahan yang terjadi

sebelumnya dengan perubahan berikutnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa melepaskan diri dari

berbicara. Dengan berbicara manusia dapat berinteraksi dengan orang lain,

manusia tidak berfikir hanya dengan otaknya, tetapi juga dituntut untuk

(14)

2

dimengerti orang lain. Ungkapan-ungkapan itu menunjukan betapa pentingnya

peranan bahasa bagi perkembangan manusia. Dicklnson dan Snow (dalam

Seefleldt dan Wlasik, 2008:354) menyatakan untuk belajar berbahasa, anak-anak

memerlukan kesempatan untuk berbicara dan didengarkan. Dalam kehidupan

sehari-hari anak mengenal dan dapat menggunakan paling sedikit satu bahasa.

Bahasan pertama anak pada umumnya bahasa daerah, meskipun demikian anak

yang dilahirkan dan dibesarkan di kota ada kecenderungan mengenal bahasa

indonesia sebagai bahasa pertamanya.

Di Indonesia bahasa resmi pemerintahan ialah bahasa indonesia dimana

bahasa yang di pakai untuk keperluan resmi kenegaraan seperti pemerintahan dan

pengadilan. Sedangkan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa resmi atau bahasa

negara dan sebagai pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi pada

tingkat nasional dan sebagi alat dalam komunikasi dan bekerja sama dengan

manusia dan alat untuk mengindentifikasi diri. Untuk mengenalkan bahasa

indonesia kepada anak usia dini tidaklah mudah, terutama kepada anak yang

memiliki bahasa pertamanya bahasa daerah. Oleh karena itu, diperlukan

pengetahuan dan pemahaman secara khusus mengenai strategi untuk mengenalkan

bahasa indonesia secara lisan pada anak usia dini. Dengan menggunakan bahasa,

anak akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang dapat bergaul

di tengah-tengah masyarakat. Akhadiah dkk. (1992:36) menyatakan” dengan

bantuan bahasa, anak tumbuh dari organisme biologis menjadi pribadi didalam

kelompok, pribadi itu berpikir, merasa, bersikap, berbuat serta memandang dunia

(15)

3

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan dengan bantuan bahasa anak

dapat melakukan intraksi dengan orang lain serta menambah wawasan anak

karena anak dapat menirukan ucapan atau lapal yang disampaikan oleh oarang

tuanya sehingga, dengan menggunakan bahasa anak akan tumbuh dan

berkembang menjadi manusia dewasa yang dapat bergaul di tengah-tengah

masyarakat. Seperti yang diungkapkan Meliala anak usia 5-6 tahun (2004:37)

adalah “berbicara dalam kalimat, mengerti dan mengikuti printah dan permintaan,

anak mampu menirukan tindakan kita tanpa menggunakan kata-kata, anak dapat

merangkai kata-kata untuk berkomunikasi, mengenal huruf serta berusaha menulis

huruf dan membacakan kata-kata”. Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan

anak dapat berinteraksi dengan orang disekelilingnya dan melaksanakan yang

diperintahkan dan meniru perbuatan yang anak lihat dari orang disekitarnya.

Berdasarkan kenyataan yang ada dilapangan setelah melakukan observasi

penulis di TK Hosanna desa Peria-ria dusun II Kecamatan Sibiru-biru Kabupaten

Deli Serdang memproleh data bahwa kemampuan berbicara dalam berbahasa

indonesia anak pada TK B masih tergolong rendah. Karena sebagian besar anak

masih mengalami kesulitan dalam berbicara, bercerita dan bercakap-cakap,

terutama berbicara dalam berbahasa indonesia dimana anak belum begitu paham

dalam berbicara dengan bahasa indonesia anak lebih sering menggunakan bahasa

daerah atau bahasa ibu pada saat berkomunikasai dengan teman dan guru, dimana

guru cenderung menggunakan metode pemberian tugas kepada anak dan saat guru

melakukan kegiatan bercerita anak tidak dilibatkan dalam kegiatan bercerita.

Sehingga membuat anak hanya mengenal ungkapan-ungkapan bahasa, tanpa

(16)

4

sehingga ketidak mampuan berbicara anak tersebut terhubung dengan kegagalan

anak dalam berbahasa indonesia. Tidak tersedianya sarana pembelajaran dimana

sarana pembelajaran sangat dibutuhkan dalam menciptakan kegiatan belajar dan

pembelajaran, agar tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana atau tercapai.

Pada umumnya perkembangan bahasa anak usia dini disebut sebagai

bahasa pertumbuhan yang dasyat di bidang bahasa. Perbendaharan kata meluas

dan struktur semantik (ilmu arti kata) dan sintaksis (pengetahuan tentang suasana

kata dan kalimat) bahasa mereka semakin rumit, maka orang yang dekat dengan

anak harus memperhatikan kualitas bahasa yang digunakan karena sangat

mempengaruhi keterampilan anak dalam berbicara. Banyak cara yang dapat

dilakukan dalam mengembangkan kemampuan berbicara anak penulis

menawarkan metode bercerita. Dimana Campbell dan Dicklnson (dalam

Musfiroh 2005:27), menyatakan” metode bercerita merupakan metode yang

sangat tepat untuk memberikan wawasan sejarah dan budaya yang

bermacam-macam pada anak”. Dengan menggunakan metode bercerita anak dapat banyak

belajar seperti pengetahuan, pengalaman dan perbendaharaan kata anak bertambah

namun adakalanya anak itu pendiam langkah yang harus kita lakukan adalah

biasakan memberi dorongan terus agar anak berbicara lebih banyak hingga anak

mau bercakap-cakap dengan teman, guru, dan orang lain. Sehubungan dengan itu

peneliti merasa tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Mengembangkan

Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode Bercerita Di

(17)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya penggunaan metode bercerita yang digunakan untuk

meningkatkan kemampuan berbicara anak

2. Kurangnya kesempatan anak untuk berbicara

3. Tidak tersedianya media pembelajaran yang lengkap

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti membatasi masalah yang

diteliti yaitu kurangnya penggunaan metode bercerita yang digunakan untuk

Mengembangkan Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Hosanna

Desa Peria-ria Dusun II Kec SiBiru-biru tahun ajaran 2012/2013.

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yakni Apakah

dengan menggunakan metode bercerita dapat mengembangkan kemampuan

berbicara anak Usia 5-6 Tahun Di TK Hosanna Desa Peria-ria Dusun II Kec

(18)

6

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengambangkan

kemampuan berbicara anak usia 5-6 tahun melalui metode bercerita di TK

Hosanna Desa Peria-ria Dusun II Kec SiBiru-biru tahun ajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

a. Manfaat bagi Anak

1. Dapat mengembangkan kemampuan anak untuk berbicara secara

lancar;

2. Dapa mengembangkan kosakata anak;

3. Dapat mengembangkan kemampuan anak dalam mengungkapkan ide

atau gagasan;

4. Dapat mengembangkan kemampuan anak dalam menceritakan gambar

secara berurutan;

5. Dapat mengembangkan kecerdasan bahasa.

b. Manfaat bagi Guru

1. Dapat mengembangkan keterampilan dalam menggunakan metode

yang tepat dalam proses pembelajaran;

2. Dapat mengembangkan keterampilan guru dalam memilih alat

pembelajaran yang tepat;

3. Dapat mengambangkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas

(19)

7

c. Manfaat bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan yang bermanfaat bagi

sekolah, terutama dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara anak.

d. Manfaat bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan peneliti dalam manjalankan tugas sebagai

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil-hasil temuan peneliti dan analisis data, diperoleh beberapa

kesimpulan anatara lain.

1. Tingkat perkembangan kemampuan berbicara anak pada siklus I sebanyak 6 orang anak

atau 30% memiliki kemampuan berbicara pada kategori kurang, sebanyak 7 orang anak

atau 35% memiliki kemampuan berbicara pada kategori cukup, 4 orang anak atau 20%

memiliki kemampuan berbicara pada kategori baik, 3 orang anak atau 15% memiliki

kemampuan berbicara baik sekali. Pada siklus II terjadi peningkatan yaitu, mayoritas

anak telah memiliki kemampuan berbicara baik sekali 10 orang anak atau 50%, pada

kategori baik, 7 orang anak atau 35%, pada kategori cukup 2 orang anak atau 10%, dan

pada kategori kurang 1 orang anak atau 5%.

2. Dengan menggunakan metode bercerita dapat mengembangkan kemampuan berbicara

anak usia 5-6 tahun di TK HOSANNA Desa Peria-ria Tahun Ajaran 2012/2013.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi guru diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang tepat untuk anak dan

disarankan untuk selalu memberikan motivasi dan penghargaan atas usaha yang

dilakukan anak.

2. Bagi anak khususnya anak TK Hosanna Peria-ria diharapkan untuk lebih percaya diri

dalam melaksanakan kegiatan bercerita agar kemampuan berbicara anak dapat

(21)

63

3. Bagi pihak sekolah khususnya kepala sekolah diharapkan untuk lebih memberikan

perhatian terhadap perkembangkan kecerdasan bahasa anak melalui penyediaan sumber

bermain, alat, bahan dan media yang memadai.

4. Hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan sebagai masukan bagi peneliti lain yang

berkaitan dengan masalah yang sama dan melakukan penelitian tindakan kelas dalam

mengimplemasikan metode-metode lainya yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan

seperti metode karya wisata, metode bercakap-cakap, metode bermain dan lain

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah dkk. 2011.Bahasa Indonesia Peraktis. Bartong Jaya:Prenada. Arikunto, S, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: yrama Widia.

Dewi Rosmala, 2005. Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-kanak, Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional.

Egan, Kiaran, 2009.Pengajaran yang Imajinatif, Jakarta:Indeks.

Hariyadi dan Zamzami.1992. Pengembangan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini, Yogyakarta: Indeks.

Hamalik oemar, 1977. Pengajaran Unit Studi Kurikulum dan Metodelogi, Bandung: Rineka Cipta.

Harlock, B Elizabeth, 1978.Perkembangan Anak, Jakarta: Erlangga Iskandar, 2011. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:Gaung Persada.

Meliala Andyda, 2004. Temukan dan Kembangkan Keajaiban Anak Anda Melalui Kecardasan Majemuk, Yogyakarta: Andi.

Moeslichatoen, 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Rineka Cipta. Musfiroh, 2008. Cerdas Melalui Bermain, Jakarta: Grasindo.

Samsudin,2007. Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak. Jakarta:Prenada

Saputra dan Rudyanto, 2005. Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Anak TK, Jakarta: Depdiknas.

Seefeldt dan wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Indeks.

Sudijono, Anas, 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Prenada.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D, Bandung :Alfabet Suhartono, 2005. Pengembangan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini, Jakarta:

Depertemen Pendidikan Nasional.

Sunartono dan Hartono Agung, 2006. Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka Cipta.

(23)

Tim Penyusun.2009. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. Medan: FIP UNIMED.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, 2009. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional.

Yus anita, 2009. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak, Medan: PPS. Unimed

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dengan menerapkan metode tanya jawab dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun di TK Rolina Medan

Seperti yang diungkapkan Suhartono (2005:138) bahwa aspek-aspek kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan berbicara bahasa Indonesia di

Gambar Foto Keluarga dapat Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Didik. di Kelompok B TK Pertiwi Butuhan Delanggu

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan (1) meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelompok B TK ABA Sabrang 2 Delanggu Klaten Semester 1 tahun ajaran 2012/2013,

Hal ini didukung dengan nilai rata-rata sebesar 72,33, sehingga bisa diinterpretasikan bahwa kemampuan berbicara pada anak usia dini pada kelas eksperimen di TK Aisyiyah

ternyata pengucapan (fonologis) merupakan hal yang penting dalam berbicara anak usia demikian. Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun Menurut Peraturan Menteri Pendidikan

ternyata pengucapan (fonologis) merupakan hal yang penting dalam berbicara anak usia demikian. Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun Menurut Peraturan Menteri Pendidikan

Gambar 4 Kegiatan Perlombaan Mendongeng SIMPULAN Kegiatan pelatihan mendongeng yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini di Dusun Nglongko, Desa