• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP FREE METHODIST-1 MEDAN T.A 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP FREE METHODIST-1 MEDAN T.A 2013/2014."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE CIRC UNTUK MENIGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP FREE METHODIST 1 MEDAN T.A 2013/2014

Oleh :

Rotua Mutiara Silitonga NIM 409111071

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME atas segala rahmat dan berkat-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Koperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa kelas VII SMP Free Methodist-1 Medan T.A 2013/2014” ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. E. Elvis Napitupulu, MS, Bapak Drs. Syafari, M.Pd dan Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku sekretaris jurusan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

(4)

v

telah memberikan kesempatan serta bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda St. Edward Silitonga dan Ibunda Juliani br Siregar, orangtua penulis yang telah mengasuh, membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil maupun moril dan selalu mendoakan penulis. Terima kasih juga untuk Adik-adikku Leonardo Silitonga, Masdaria Silitonga dan Rapikasih Silitonga yang selalu siap dan ikhlas membantu serta mendukung penulis.

Penulis juga ucapkan terima kasih kepada Paian Siahaan, sahabat yang telah membantu saya selama masa penelitian. Tidak lupa ucapan terima kasih juga untuk sahabatku Epi Siregar, Adrianus Tarigan, Hariyadi Sinaga, Atma Freddy, Ammamiarihta, Roland, S.Pd, serta teman satu kelas Matematika DIK A’ 09 yang telah memberikan motivasi dan doa yang tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Agustus 2014 Penulis,

(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE CIRC UNTUK MENIGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP FREE METHODIST 1 MEDAN

T.A 2013/2014

ROTUA MUTIARA SILITONGA (NIM. 409111071)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada materi pokok bangun datar segitiga dan segiempat bagi siswa kelas VII SMP Free Methodist 1 Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan pada siklus II terdiri dari 1 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Free Methodist 1 Medan yang berjumlah 25 orang. Objek penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pokok bangun datarsegitiga dan segiempat dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).

Berdasarkan hasil analis data pada tes kemampuan awal diketahui bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa sangat rendah dengan nilai rata-rata kelas 48,40 yang diperoleh dari jumlah nilai siswa tiap indikator per banyak siswa. Setelah pemberian tindakan pada siklus I, tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa adalah rendah dengan nilai rata-rata kelas 54,16 dimana 13 dari 25 siswa atau 64,86% dari keseluruhan siswa telah tuntas memecahkan masalah. Selanjutnya, setelah pelaksanaan tindakan di siklus II, tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa adalah tinggi dengan nilai rata-rata kelas 80,40 dimana 24 dari 25 siswa atau 96% dari keseluruhan siswa telah tuntas memecahkan masalah. Dengan demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas memecahkan masalah, karena terdapat ≥ 85% dari banyaknya siswa yang telah tuntas memecahkan masalah.

(6)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Pedoman Penskoran Tes Pemecahan masalah 17 Tabel 2.2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 19 Tabel 3.1. Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 39 Tabel 4.1. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah

Pada Tes Awal 42

Tabel 4.2. Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian

Pada Tes Awal 43

Tabel 4.3. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Perencanaan

Penyelesaian Pada Tes Awal 44

Tabel 4.4. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Hasil

Penyelesaian Pada Tes Awal 44

Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan siswa Pada Tes Awal 45 Tabel 4.6. Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran

Siklus I 48

Tabel 4.7. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah

Pada Tes KPM Matematika 1 50

Tabel 4.8. Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian

Pada Tes KPM Matematika 1 51

Tabel 4.9. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Perencanaan

Pada Tes KPM Matematika 1 51

Tabel 4. 10. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Hasil

Pada Tes KPM Matematika 1 52

Tabel 4.11. Tingkat Kemampuan siswa Pada Tes KPM Matematika

Siklus I 52

Tabel 4.12. Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran

Siklus II 58

Tabel 4.13. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah

(7)

ix

Tabel 4.14. Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian

Pada Tes KPM Matematika 2 61

Tabel 4.15. Tingkat Kemampuan Siswa Melaksanakan Penyelesaian

Pada Tes KPM Matematika 2 61

Tabel 4. 16. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Hasil

Pada Tes KPM Matematika 2 62

Tabel 4.17. Tingkat Kemampuan siswa Pada Tes KPM Matematika

Siklus II 62

Tabel 4.18. Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Pemecahan

(8)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 : Masalah Nyata yang Dialami Siswa 3

Gambar 2.1 : Proses Pemecahan Masalah 13

Gambar 3.1 : Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas 37

Gambar 4.1 : Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Awal 45

Gambar 4.2 : Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan

Masalah Siklus I 53

Gambar 4.3 : Deskripsi Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah 54

Gambar 4.4 : Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan

Masalah Siklus II 63

Gambar 4.5 : Deskripsi Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah 64

Gambar 4.6 : Peningkatan Nilai Rata-Rata Berdasarkan Langkah

(9)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 71 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I 75 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus II 79

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa I (LKS I) 83

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa II (LKS II) 85

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa III (LKS III) 88

Lampiran 7. Alternatif Jawaban LKS I 91

Lampiran 8. Alternatif Jawaban LKS II 93

Lampiran 9. Alternatif Jawaban LKS III 95

Lampiran 10. Kisi-Kisi Tes Awal 97

Lampiran 11. Kisi-kisi Tes Awal Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika 98

Lampiran 12. Tes Awal 99

Lampiran 13. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis I 101

Lampiran 14. Alternatif Jawaban Tes Awal 103

Lampiran 15. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika I 106

Lampiran 16. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika II 109 Lampiran 17. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika I 111

Lampiran 18. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika I 114

Lampiran 19. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika II 115

Lampiran 20. Lembar Observasi Aktivasi Guru Siklus I 116 Lampiran 21. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II 118

(10)

xii

Lampiran 23. Hasil Tes Kemampuan Awal Berdasarkan Langkah

Pemecahan Masalah 121

Lampiran 24. Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Awal 123 Lampiran 25. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siklus I Berdasarkan Langkah Pemecahan Masalah 124 Lampiran 26. Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siklus I 126

Lampiran 27. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siklus II Berdasarkan Langkah Pemecahan Masalah 127 Lampiran 28. Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siklus II 129

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan di hampir segala sektor kehidupan senantiasa bergulir ke arah yang lebih variatif. Demikian juga di bidang pendidikan. Pendidikan juga berkembang pesat, yaitu bergulir maju secara terus-menerus sebab pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan terutama dalam meningkatkan derajat bangsa di mata dunia.

Proses belajar mengajar juga memerlukan variasi guna meningkatkan mutu pendidikan. Variasi dalam proses belajar mengajar ditunjukkan oleh seorang guru dengan adanya perubahan dalam gaya mengajar, variasi media yang digunakan dan ada perubahan dalam pola interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.

Matematika merupakan mata pelajaran yang penting. Cockroft (dalam Abdurahman, 2009 : 253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

(1) selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Selain itu, Paling (dalam Abdurahman, 2009 : 252) juga menyatakan bahwa: “Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihatdan menggunakan hubungan-hubungan”.

Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Untuk itu, guru dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah sehingga dapat memecahkan masalah.

Hudojo (1988 : 119) menyatakan :

(12)

2

dapat berlatih dan mengintegrasikan konsep-konsep, teorema-teorema dan keterampilan yang telah dipelajari”.

Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada substansi pemecahan masalah. Siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang. Seperti diungkapkan oleh Lilis Widianti (http://newspaper.pikiran-rakyat.com) :

“Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada substansi pemecahan masalah kebanyakan mengajarkan prosedur atau langkah pengerjan soal. Bahkan, siswa cenderung menghapalkan konsep-konsep matematika dan sering dengan mengulang menyebutkan definisi yang diberikan guru atau yang tertulis dalam buku yang dipelajari, tanpa memahami maksud isinya. Kecenderungan semacam ini tentu saja dapat dikatakan mengabaikan kebermaknaan dari konsep-konsep matematika yang dipelajari siswa, sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang”

Sedangkan berdasarkan hasil belajar matematika, Lerner (dalam Abdurrahman 2009:253) mengemukakan bahwa: “kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah”. Dari kedua pernyataan diatas, salah satu aspek yang ditekankan dalam kurikulum adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat rutin.

Permasalahan dalam pembelajaran matematika adalah bagaimana caranya kita menerapkan atau menyampaikan materi pelajaran agar siswa dapat memahami dan mengerti. Dari hasil wawancara dengan salah satu guru matematika SMP Free Methodist-1 Medan, Ibu Bintang yang menyatakan bahwa “Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang membutuhkan pemecahan masalah, jika soal yang diberikan sedikit bervariasi maka siswa sulit mengerjakannya. Hal ini disebabkan kurangnya kreativitas siswa untuk menyelesaikan soal serta cara belajar yang kurang baik”.

(13)

3

seperti berikut ini :

1. Taman kota memiliki keliling 60 m. Taman tersebut berbentuk persegi panjang dengan panjangnya 5 m lebih dari lebarnya.

a. Bagaimanakah cara anda mencari luas taman kota tersebut? b. Berapakah luas dari taman kota itu?

2. Diketahui 2 bilangan dengan ciri seperti berikut. Bilangan yang kecil ditambah dengan tiga kali bilangan yang besar sama dengan 110. Bilangan yang besar ditambah empat kali bilangan yang kecil sama dengan 99.

a. Bagaimanakah cara anda menentukan bilangan yang kecil dan bilangan yang besar?

b. Berapakah masing-masing bilangan tersebut?

Berikut adalah hasil pengerjaan beberapa kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita.

Gambar 1.1. Masalah Nyata yang Dialami Siswa

No Hasil Pekerjaan Siswa Analisis Kesalahan

1. - Salah menuliskan

diketahui dan ditanya karena salah mengartikan informasi dari soal

- Salah memodelkan data untuk panjang

- Salah menuliskan diketahui dan ditanya karena salah mengartikan informasi dari soal - Salah memodelkan data

untuk panjang - Salah pengoperasian

(14)

4

2. - Tidak menuliskan apa

yang diketahui dan ditanyakan

- Salah membuat model matematika

- Salah pengerjaan penyelesaian soal

- Tidak ada pemisalan besaran kepada variabel tertentu

- Tidak ada pemodelan matematika dari masalah - Salah pengerjaan

penyelesaian soal

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah padahal salah satu tujuan dari pembelajaran matematika saat ini adalah meliputi kemampuan memahami masalah dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

Cara belajar aktif merupakan cara belajar yang dituntut dari siswa agar mereka dapat meningkatkan presta si belajarnya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif dan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam matematika yang merupakan faktor penting dalam matematika. Seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003 : 31) :

“Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberikan kebebasan kepada siswa,untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri. Hal ini akan menimbulk an rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa yang akan dikerjakannya, dan kepercayaan kepada diri sendiri, sehingga siswa tidak selalu menggantungkan diri kepada orang lain.”

Jika siswa mampu memecahkan sendiri masalahnya maka pembelajaran akan lebih bermakna. Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa dalam menguasai konsep -konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi serta insight (tilikan akal) amat diperlukan.

(15)

5

hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan bentuk pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajarannya, seperti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan perbincangan yang ilmiah guna mengumpulkan pendapat, kesimpulan atau menyusun alternatif pemecahan atas suatu masalah. Oleh karena itu guru perlu memilih pendekatan pembelajaran yang tepat untuk mendorong siswa belajar melakukan pemecahan masalah matematika.

Upaya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang direncanakan adalah melalui penerapan pembelajaran Kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition). Slavin (http://muhfida.com/pembelajaran-kooperatif-tipe-circ/) menyatakan :

“In addition to solving the problems of management and motivation in individualized programmed instruction, CIRC was created to take advantage of the considerable socialization potential of cooperative learning.”

CIRC merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif, yaitu siswa belajar secara berkelompok dan guru memberikan materi untuk dipahami siswa, setelah itu guru memberikan kartu masalah kemudian siswa membacakan masalah sementara anggota kelompok lain memikirkan cara penyelesaiannya, mendiskusikannya kemudian dipersentasikan di depan kelas.

Dengan menerapkan model pembelajaran CIRC, suasana belajar yang ditimbulkan akan lebih terasa menyenangkan karena siswa belajar dan saling bertukar pikiran dengan temannya sendiri. Selain itu, diharapkan juga siswa bisa berpikir kreatif melalui interaksi dengan teman sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan sistematis.

(16)

6

gagal atau belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) untuk standar kompetensi ini.

Hal ini didukung dengan hasil penelitian/observasi yang dilakukan peneliti, pada tanggal 23 Juli 2013 di SMP Free Methodist-1 Medan, dimana dari hasil observasi tersebut tampak bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal bangun datar segiempat dan segitiga antara lain :

1. Siswa masih sulit dalam memahami soal cerita yang berhubungan dengan segiempat dan segitiga

2. Siswa masih sulit dalam merancang soal cerita kedalam model matematika,

Melalui penelitian ini diharapkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, khususnya pada materi bangun datar segiempat dan segitiga dapat meningkat.

Untuk itu dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading

and Composition) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa SMP Free Methodis-1 Medan T.A. 2013/2014.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, yang menjadi identifikasi masalah penelitian ini adalah :

1. Kemampuan pemecahan masalah siswa SMP Free Methodist-1 Medan dalam menyelesaikan soal cerita masih rendah.

2. Siswa kurang mampu memahami masalah.

3. Siswa kurang mampu merencanakan penyelesaian masalah. 4. Siswa kurang mampu menuliskan model matematika. 5. Siswa malas membaca soal berbentuk cerita.

(17)

7

1.3. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada kemampuan pemecahan masalah yang masih rendah dan penggunaan metode ceramah yang menyebabkan siswa tidak dapat berpikir mandiri, kreatif, dan sistematis

1.4. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah adalah “Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe (CIRC) Cooperative Integrated Reading and Composition sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP Free Methodist-1 Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada materi bangun datar segiempat dan segitiga melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada siswa SMP Free Methodist-1 Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan penulis mengenai model pembelajaran Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC) di SMP Free Methodist-1 Medan.

2. Sarana informasi dan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dan guru-guru dalam rangka perbaikan pembelajaran dan dapat menjadi alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

(18)

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Bab IV maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Strategi penerapan model pembelajaran kooperatif tipeCIRCadalah: a. Memaksimalkan diskusi kelompok dengan memberikan pengawasan

yang lebih pada kelompok yang belum maksimal dalam proses diskusi. b. Memberikan LKS kepada setiap siswa agar lebih mudah dalam

berdiskusi.

c. Dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari: Nilai rata-rata pada tes awal adalah 48,40 meningkat menjadi 64,86 pada tes siklus I lalu meningkat menjadi 80,40 pada tes siklus II. Persentase ketuntasan klasikal pada tes awal adalah 8 % meningkat menjadi 54,16 % pada tes siklus I lalu meningkat menjadi 96 % pada tes siklus II.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa agar siswa lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Salah satu alternatifnya adalah model pembelajaran Koperatif tipe CIRC (Coperatif Integrated Reading and Composition).

(19)

69

(20)

70

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

__________________. 2008.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Arniati. 2010. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. http://rian.hilman.web.id/?p=52(diakses Maret 2012)

GE Mozaik. 2005.Bagaimana Mengajar Matematika yang Benar. http://ganeca. blogspirit.com/archive/2005/05/27/ge_mozaik_mei_2005_%E2%80%93_ bagaimana_mengajar_matematika.html (diakses Maret 2012)

Isjoni, H. 2010.Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Hamalik, Oemar. 2004.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.

Hudojo, H. 2001.Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.

Muncarno. 2008. Penerapan Model Penyelesaian Soal Cerita dengan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas 1 Smp.Jurnal ilmu penegtahuan dan pendidikan, Vol. VI, No.1

Raea, Kadir. 2008. Pendekatan Pemecahan Masalah. http://kadirraea.blogspot. com/2008/06/pendekatan-pemecahan-masalah.html. (diakses Maret 2011)

Riyanto, H. Yatim. 2009.Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Sihombing, W. L., 2009.Telaah Kurikulum Matematika Sekolah. Medan : FMIPA . UNIMED.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusa Media.

____________. 2010.Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusa Media.

Sujono. 1988. Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Jakarta: Depdikbud.

(21)

71

Suyatno. 2009.Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Jawa Timur : Masmedia Buana Pustaka.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Pt. Remaja Rosda Karya.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Jawa Timur : Masmedia Buana Pustaka.

Suyitno, Amin. 2011. Bahan Ajar PLPG Matematika Pembelajaran inovatif. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Prenada media Group.

Gambar

Tabel 4.14.
Gambar 1.1 : Masalah Nyata yang Dialami Siswa
Gambar 1.1. Masalah Nyata yang Dialami Siswa

Referensi

Dokumen terkait

 Kata- kata dirangkai dengan tepat untuk mendeskripsikan orang yang terkait dengan profesi, kebangsaan, ciri-ciri fisik, kualitas, dan aktifitasnya..  Kata-kata dirangkai

Ukuran serbuk sekecil ini diperlukan agar komponen- komponen pembentuk bahan magnet dapat saling berdeposisi (bereaksi) ketika bahan mengalami pemanasan

Arthroscope juga dapat dilengkapi dengan alat untuk mengambil sample biopsy atau untuk memotong, membersihkan serta mengelurakan loose fragments dari jaringan, tulang,

Dapatan kajian mendapati bahawa guru Pendidikan Islam sentiasa mengamalkan akhlak mulia dalam proses pengajaran dan pembelajaran di bilik darjah seperti kasih sayang, ikhlas,

[r]

Soporcoma: Soporcoma: reflek motoris terjadi hanya bila reflek motoris terjadi hanya bila dirangsang dengan rangsangan nyeriP. dirangsang dengan

[r]

Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan di Sekolah SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan bahwa sekolah ini sudah menerapkan kurikulum 2013