• Tidak ada hasil yang ditemukan

A r t h r o s c o p y

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "A r t h r o s c o p y"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

A r t h r o s c o p

y

(2)

Defnition

Arthroscopy merupakan suatu prosedur operasi yang dilakukan untuk

mengetahui dan mengatasi masalah-masalah di dalam sendi lutut. Prosedur ini memudahkan seorang dokter bedah untuk melihat isi dalam suatu sendi dan memeriksanya dengan teliti sehingga dapat diketahui kelainan-kelainan yang ada.

Arthroscope adalah suatu tabung sempit dengan sumber cahaya yang

dilengkapi dengan sebuah video kamera mini, dan mengirimkan hasil

gambarnya ke TV monitor. Arthroscope dimasukkan ke dalam sayatan kecil pada kulit (sehingga sering disebut juga “keyhole procedure”) lalu sendi akan disinari dan diperbesar agar kelainan yang ada lebih mudah terlihat.

Arthroscopy dapat digunakan untuk mengetahui kondisi seperti arthritis, gejala

nyeri dan kelemahan otot, dan kerusakan pada cartilage dan ligament.

Arthroscope juga dapat dilengkapi dengan alat untuk mengambil sample biopsy atau untuk memotong, membersihkan serta mengelurakan loose fragments dari jaringan, tulang, maupun cartilage.

Arthroscopy paling sering digunakan untuk pemeriksaan sendi lutut, tetapi telah

(3)

Kelainan

yang dapat diketahui

Meniscus tears

Meniscus cyst

Collateral and cruciatum ligament injury

Osteochondritis dissecans

Synovial disorder

Articular cartilage disorder

Patellofemoral disorder

Loose bodies

(4)

Meniscus tears

 Robekan pada meniscus tergantung pada lokasi, teknik, proyeksi yang ada, dan derajat fragmen displacement  Jenis robekan :

 Bucket handle (vertical longitudinal)  Radial tears (vertical transversal)  Flap tears (vertical oblique)

 Horizontal cleavage tears (horizontal longitudinal)  Degenerative and complex tears

• Tujuan Arthroscopy :

 Repair, jika robekan masih tergolong ringan dan stabil

 Partial menisectomy, jika robekan unstable dan tidak dapat

(5)

Ligament Injury

Tujuan arthroscopy pada ligament adalah

untuk Rekonstruksi

Lig Cruciatum Posterior reconstruction :

Bone avulsions

Posterolateral rotatory instability

Lig Cruciatum Anterior reconstruction :

Semitendinosus / Gracilis disorder

(6)

Osteochondritis Dissecans

Pertumbuhan tulang yang tidak melekat pada

jaringan tulang disekitarnya dan membentuk suatu loose body bersama dengan cartilage

Kelainan yang dapat ditemukan pada kondisi ini

 Joint line tenderness  Effusion

 Palpable loose body  Grating

 Locked knee

 Decreased motion

Tujuan Arthroscopy : memulihkan kembali suplai

(7)

Synovial disorder

Sendi lutut yang normal mengandung 4 ml cairan sinovial. Cairan ini dibentuk hyaluronic acid dan GAG.

Normalnya sinovial fluid memiliki tingkat kekentalan yang tinggi, tidak menggumpal, transparan, dan tidak berwarna (kadang

kuning pucat)

 Abnormal sinovial fluid :

Volume bertambahKekentalan berkurang  Menggumpal

Tidak transparanPerubahan warna

Contoh sinovial disorder : OA, RA, Gout, Synovial Chondromatosis. Dll

(8)

Articular Cartilage disorder

Chondral and osteochondral fracturesArticular cartilage lesi

Iatrogenic cartilage injury

Tujuan athroscopy :

 Mengeluarkan loose body

 Memotong degenerative meniscus

(9)

PatelloFemoral disorder

ChondroMalaciaMalalignmentPlica syndrome

Tujuan arthroscopy :

 Untuk Chondromalacia : Patellar and femoral shavings

and debridement dan local excision of the defect

 Untuk malalignment : mengembalikan patella ke

tempatnya semula

(10)

Loose Bodies

Dikarenakan :

Patella alignment

Patella subluxation or dislocation

Osteochondritis dissecans

OA

Synovial disorder

(11)

Intra-Articular Fractures

Terbagi menjadi 6 tipe (HohL):

undisplaced,

local compression,

split compression,

total condylar depression

Split

Comminuted

(12)

Pre-Op Instructions

1. Gait training instruction with crutches.

(13)

Post-Op: Day of surgery at home

1. Ice & elevation of knee. Compression wrap should be worn to control swelling.

2. Do not allow incisions to get wet while bathing.3. Range of motion exercises:

a. Ankle range of motion (ABC’s), and  b. Heel Slides.

4. Begin strengthening exercises as tolerated:

a. Quadriceps and hamstring sets,

 b. Straight Leg Raises (SLR): supine, Abduction, Adduction,

Prone,

 c. Seated knee extension, hip flexion, standing knee flexion,

and terminal knee extension,

d. Partial weight bearing to tolerance with crutches

(14)

Post-Op: Day 1

1. Continue ice, elevation, and compression wrap.

2. Continue range of motion exercises 2 - 3 times per

day and add:

 a. Stationary bike riding with seat height as low as

tolerable with low resistance.

3. Continue strengthening exercises and add:

 a. Heel raises with balance assistance, and  b. Partial squats with balance assistance.

4. Ice before and after exercises and 20 minutes

(15)

Post-Op: Day 2 - 7

1. Continue ice and elevation.

2. Discontinue crutches no later than day three.3. Continue range of motion exercises.

4. Continue strengthening exercises by utilizing PRE

principle and add:

 a. Weight to all SLR’s, Knee Extension, Knee Flexion,

Hip Flexion, and TKE, and

 b. Side Step-Ups.

5. Ice before and after exercise and continue use of

compression wrap.

6. Physician examination 6 - 8 days post-op for

(16)

Post-Op: Week 1 - 3

1. Continue ice and elevation as needed.

2. May shower or bathe after sutures have been

removed.

3. Continue range of motion exercises.

4. Continue strengthening exercises and add:

 a. Walk-Jog program on smooth, flat surface, walking

curves,

 b. Single-leg parallel squats,

 c. Single-leg, then elevated heel raises,

 d. StairClimber exercises.

(17)

Post-Op: Week 3 - 6

1. May apply lotion to incisions sites using heel of

thumb and pressure as tolerated.

2. Continue range of motion exercises if needed.3. Continue strengthening exercises.

4. Return to full activities when:

 a. Range of motion and girth measurements are

bilaterally equal,

 b. Bilateral strength measurements are 85% or better,

and

(18)

LIGAMEN

(19)
(20)

ACL Rehabilitation

Phase 1 (Acute Management / Early Motion and Basic

Movement Retraining)

Phase 2 (Basic Strength and Proprioception)

Phase 3 (Dynamic Neuromotor Strength, Endurance and Coordination)

Phase 4 (Atheletic Enhancement)

(21)

Phase 1

(1 hari – 2 minggu setelah operasi )

Tujuan :

Meningkatkan ROM Ekstensi KneeMengurangi Oedem

Mengembalikan kemampuan mengkontrol tungkai

pada saat weight bearing

Meningkatkan ROM Fleksi knee ± 1250

Meningkatkan kemampuan mengangkat tungkai

kesegala arah tanpa bantuan

(22)

ROM Exercise

(23)

Phase 2

(2-6 minggu setelah operasi)

Tujuan :

1.

Mengembalikan alignment tubuh

2.

Meningkatkan kekuatan otot lower

ekstrimitas dan core body

3.

Meningkatkan propioception

(24)

ROM Exercise

Gait Drills

Functional Strengthening

Balance Exercise

(25)

Phase 3

(6-8 minggu setelah operasi)

Tujuan :

1. Meningkatkan level strengthening dan functional

exercise (dari single plane ke multi plane strengthening dan functional exercise) 

perhatikan alignment tubuh

2. Mengembangkan kontrol eksentrik neuromuskular

(perhatikan : oedem, Ekstensi knee sudah full ROM, mampu melakukan balance dengan satu

kaki selama 10 detik, mampu melakukan leg squat dengan fleksi knee 45-600

(26)

ROM Exercise

Dynamic Agility Drills

Functional Strengthening

Landing and Take off Drills

Balance

(27)

Phase 4

(12-16 minggu setelah operasi)

Tujuan :

1. Meningkatkan latihan dari double leg impact control ke single

leg control

2. Mengembangkan teknik dan kontrol neuromuskular yang tepat pada saat mulai gerakan, berhenti dan pada saat merubah arah gerakan.

3. Menghilangkan ketakutan pada saat melakukan gerakan

(28)

Dynamic Warm Up

Multiplanar Landing Control Dan

Neuromuskular Reaction

(29)

Phase 5

Merupakan Optional

Mengembangkan spesifik exercise sesuai

kebutuhan (Jenis olahraga)

Bertujuan untuk meningkatkan sport

Referensi

Dokumen terkait

Sarana produksi penangkapan ikan seperti alat tangkap, kapal, alat bantu penangkapan ikan, dan tenaga kerja mempunyai beberapa permasalahan. Masalah yang muncul dari alat

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) penguasaan konsep potensial osilator harmonik sederhana bagi mahasiswa yang memperoleh pembelajaran

Analisis data yang dilakukan adalah univariat.Berdasarkan hasil analisis univariat, dalam proses keputusan memanfaatkan layanan rawat jalan, responden memiliki motivasi yang

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran

Berdasarkan hasil uji wilcoxon pada kelompok 1 diketahui nilai P 0,005 atau p<0,05 artinya ada pengaruh yang cukup signifikan pada kelompok yang diberikan

Menurut, Sandhika (2010), dalam penelitian yang dilakukannya di Kabupaten Kendal dengan variabel penelitian Konglomerasi, tenaga kerja, jumlah penduduk, dan modal

Pembentukan Air Asam Tambang (AAT) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan "Acid Mine Drainage (AMD)" atau " Acid Rock Drainage (ARD)" terbentuk saat mineral sulfida

Pada kedua teori yakni teori prinsip penataan (ordering principle) Salura (2010) dan teori fenomenologi Schulz (1980) yang telah dielaborasi sebagai kerangka baca dan