• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENENTU LINE OF CREDIT PERUSAHAAN SEBAGAI ALAT MANAJEMEN LIKUIDITAS (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 2009)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENENTU LINE OF CREDIT PERUSAHAAN SEBAGAI ALAT MANAJEMEN LIKUIDITAS (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 2009)"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

ALAT MANAJEMEN LIKUIDITAS

(Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2006-2009)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

 

Oleh :

DINAVITA RIZKYANTI

NIM. F0207060  

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

(2)

commit to user

Skripsi Dengan Judul :

ANALISIS PENENTU LINE OF CREDIT PERUSAHAAN SEBAGAI

ALAT MANAJEMEN LIKUIDITAS

(Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2006-2009)

Surakarta, 07 Juli 2011

Disetujui dan diterima Oleh Dosen Pembimbing,

(3)

commit to user

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi Unversitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Manajemen

Surakarta, 28 Juli 2011

Tim Penguji Skripsi

1. Dra. Endang Suhari, M.Si Sebagai Ketua (………) NIP.19610317 198601 2 002

 

2. Drs. Atmadji, MM Sebagai Pembimbing (………) NIP. 19590531 198503 1 004

3. Drs. Harmadi, MM Sebagai Sekretaris (…………....) NIP.19580513 198403 1 001

(4)

commit to user

Terima kasih, aku ucapkan kepada segenap keluarga yang telah

menjadi inspirator terbaikku khususnya Papa & Mama, pembimbingku,

pembangkit semangatku, dan sebagai saklar imajinasiku. Tak lupa kepada

sahabat-sahabat karibku yang selalu ada disaat yang aku butuhkan,

penyebar semangatku, penyemangat jiwa. Rasanya semua kata-kata ini tak

cukup untuk membalas semua budi baik orang-orang terdekatku. Semoga

Allah memberikan kemudahan serta kelancaran dalam hidupnya.

Amiiiinnnn...

(5)

commit to user

Disiplin dan sederhana adalah kunci kesuksesan dalam bertahan hidup. (My Inspirator, Papa)

All life is an experiment. The more experiments you make the better. (Ralph Waldo Emerson)

I still find each day too short for all the thoughts I want to think, all the walks I want to take, all the books I want to read, and all the friends I want to see.

(John Burroughs)

(6)

commit to user

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan kesempatan yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Analisis Faktor Penentu Line of Credit Perusahaan Sebagai Alat Manajemen Likuiditas (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2009)” dengan baik dan lancar yang merupakan syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari masukan, saran, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Hunik Sri Runing S, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Reza Rahardian, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Atmadji, MM selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu disela kesibukkannya untuk memberikan bimbingan, saran, kritik, dan nasihat yang berguna dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Bambang Hadi Nugroho, SE selaku pembimbing magang.

(7)

commit to user

berkenan meluangkan waktu, memberikan arahan dan bimbingan selama berada di Fakultas Ekonomi Sebelas Maret.

7. Mbak Emi yang memberikan pencerahan dan arahan dalam perjalanan pembuatan skripsi.

8. Seluruh dosen, staf, dan karyawan yang senantiasa membantu selama penulis menimba ilmu di Fakultas ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

9. Keluarga cemaraku, Papa, Mama, Mas Aji dan K’ Fika, Rizka, Ifo dan Si kecil Ibra yang selalu menjadi inspirator, memberikan semangat, doa, dan kasih sayang untukku.

10. Teman-teman Manajemen angkatan 2007 yang telah menjadi penyemangat dan senantiasa memberikan bantuan dan doa.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan dan bantuannya selama ini dengan pahala yang sepantasnya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan semua yang membacanya.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Surakarta, 20 Juni 2011 Penulis,

Dinavita Rizkyanti

(8)

commit to user

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... HALAMAN MOTTO ... iii iv HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv D. Batasan Masalah ... Pengembangan Hipotesis ... 454 C. BAB III. Rumusan Masalah ...METODE PENELITIAN ... 5

(9)

commit to user

c. Uji Heteroskedastisitas ...

Karakteristik Bank, dan Kondisi Ekonomi ... 69 4. Teknik Analisis Data ... a. Pengujian Koefisien Regresi Serentak (Uji F) ………... 7094 5. Pengujian Hipotesis ... 2

b. Pengujian Ketepatan Perkiraan dengan Uji R ……….. 7295 a. Pengujian Koefisien Regresi Serentak (Uji F) ………... 72 b. Pengujian Secara Parsial (Uji-t) ………. 74 c. Pengujian Ketepatan Perkiraan dengan Uji R ……….. 2 75 BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskriptif Data ... Seleksi Sampel ...

77

1. 77

2. Analisis Statistik Deskriptif ... i Normalitas Data ...

78

B. Uj 80

C. Uji Asumsi Klasik ... 81 1. Uji Multikolinieritas ...

Uji Autokorelasi ... Uji Heteroskedastisitas ...

81

2. 83

3. 83

D. Pengujian Hipotesis ... 85 1. Pengujian Pengaruh Karakteristik Perusahaan ... 85 a. Pengujian Koefisien Regresi Serentak (Uji F) ………... 85 b. Pengujian Secara Parsial (Uji-t) ………. 86 c. Pengujian Ketepatan Perkiraan dengan Uji R ……….. 2 88 2. Pengujian Pengaruh Karakteristik Bank ... 89 a. Pengujian Koefisien Regresi Serentak (Uji F) ……….. 89 b. Pengujian Secara Parsial (Uji-t) ………. 90 c. Pengujian Ketepatan Perkiraan dengan Uji R ……….. 2 91 3. Pengujian Pengaruh Kondisi Ekonomi ... 92 a. Pengujian Secara Parsial (Uji-t) ………. 92 b. Pengujian Ketepatan Perkiraan dengan Uji R ……….. 2 93

E. Pembahasan ……… 96

1. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap keputusan perusahaan untuk penggunaan RDRAWN ……….

96

2. Pengaruh Karakteristik Bank terhadap keputusan perusahaan untuk penggunaan RDRAWN ……….

99

3. Pengaruh Kondisi Ekonomi terhadap keputusan perusahaan untuk penggunaan RDRAWN ……….

102

4. Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Karakteristik Bank, dan Kondisi Ekonomi terhadap keputusan perusahaan untuk penggunaan RDRAWN ………...

(10)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 68 78 83 78 81 82

(11)

commit to user

Kriteria dan Jumlah Sampel Yang Diambil ………. Statistik Deskriptif ………... Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov ……… Uji Multikolinieritas ………... Uji Autokorelasi ………... Uji Heteroskedastisitas ………. Hasil Pengujian Karakteristik Perusahaan (Uji F) ……... Hasil Pengujian Karakteristik Perusahaan (Uji-t) ……… Hasil Pengujian Karakteristik Perusahaan (Uji R2) ……. Hasil Pengujian Karakteristik Bank (Uji F) ……….

Hasil Pengujian Karakteristik Bank (Uji-t) ……….. Hasil Pengujian Karakteristik Bank (Uji R2) …………... Hasil Pengujian Kondisi Ekonomi (Uji-t) ……… Hasil Pengujian Kondisi Ekonomi (Uji R2) ………. Hasil Pengujian Variabel Independen (Uji F) ………….. Hasil Pengujian Variabel Independen (Uji R2) …………

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman Gambar II. 1 Kerangka Pemikiran Penelitian 43

(12)

commit to user

(13)

commit to user

ABSTRAK

ANALISIS PENENTU LINE OF CREDIT PERUSAHAAN SEBAGAI ALAT MANAJEMEN LIKUIDITAS

(Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2009)

DINAVITA RIZKYANTI NIM. F0207060

Bank line of credit merupakan sumber utama pendanaan bagi perusahaan serta penting untuk bisnis bank-bank komersial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penentu line of credit perusahaan sebagai alat manajemen likuiditas. Dalam penelitian ini diuji secara empiris faktor-faktor utama yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk penggunaan line of credit. Sumber data utama penelitian ini adalah annual report yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006 sampai 2009. Dataset berisi informasi tentang laporan keuangan tahunan lengkap dengan catatan laporan keuangan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh sebanyak 36 sampel selama empat tahun periode yang sesuai dengan kriteria dalam penelitian. Variabel-variabel dari line of credit yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik perusahaan, karakteristik bank, dan kondisi ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda yang diuji melalui program SPSS 11.50.

Dari analisis multivariate yang dilakukan menunjukkan bahwa karakteristik perusahaan, karakteristik bank, dan kondisi ekonomi akan mempengaruhi keputusan perusahaan dalam penggunaan line of credit. Untuk sampel ditemukan bahwa karakteristik perusahaan dan karakteristik bank, seperti bank relationship, bank NPL ratio, credit cooperative berpengaruh terhadap keputusan perusahaan dalam penggunaan line of credit. Peneliti juga menemukan bahwa adanya pertumbuhan kondisi ekonomi (PDB) berpengaruh negatif terhadap penggunaan line of credit dalam perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan bukti besar bahwa faktor penentu penggunaan line of credit perusahaan memperkuat sejumlah temuan terkait dalam literatur. Dengan demikian, line of credit merupakan mekanisme asuransi likuiditas bagi perusahaan, seperti yang dibahas oleh Gatev dan Strahan (2005), Sufi (2008), dan Jimenez et. al (2008).

Kata Kunci: credit line, line of credit, karakteristik perusahaan, karakteristik bank, kondisi ekonomi (PDB).

(14)

commit to user

ABSTRACT

ANALYSIS OF DETERMINANTS LINE OF CREDIT AS A LIQUIDITY MANAGEMENT CORPORATE’S TOOL

(Case Study At Corporates Listed on the Indonesia Stock Exchange 2006-2009)

DINAVITA RIZKYANTI NIM. F0207060

Bank lines of credit is a main source of funding for the corporate and important to the business of commercial banks. The purpose of this study to analyze the determinants of corporate line of credit as a liquidity management tool. In this study empirically tested the main factors affecting the corporate's decision to use the line of credit. The main data source of this research is the annual report issued by corporates listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2006 to 2009. The dataset contains information about the complete annual report with notes of financial statements. Sampling was conducted using purposive sampling method and obtained a total of 36 samples for four-year period in accordance with the criteria in the study. The variables of line of credit used in this study were the firm characteristics, bank characteristics, and condition of economic. The research was conducted using multiple linear regression analysis methods were tested through SPSS 11.50.

From the multivariate analysis conducted showed that the firm characteristics, bank characteristics, and condition of economic affect the corporate's decision in the use line of credit. For samples found that the firm characteristics and bank characteristics, such as bank relationship, bank NPL ratio, credit cooperative influence on corporate decisions in the use line of credit. Researcher also found that the growth of the economy (GDP) adversely affect the use line of credit in the corporate.

The results of research evidence that the determinants usage of line of credit corporate’s reinforces a number of related literature’s found. Thus, the line of credit is a liquidity insurance mechanism for corporate, as discussed by Gatev and Strahan (2005), Sufi (2008), and Jimenez et. al (2008).

Keywords: credit line, line of credit, firm characteristics, bank characteristics, condition of economic (GDP).

(15)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dengan semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian atau suatu

kegiatan usaha dari suatu perusahaan, maka akan dirasakan perlu adanya

sumber-sumber untuk penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang semakin

berkembang tersebut. Fasilitas perkreditan bank (bank line of credit) merupakan

sumber utama pendanaan bagi perusahaan dan penting sebagai jalur bisnis untuk

bank umum. Mengingat adanya penggunaan line of credit dan pentingnya

dirumuskan dalam teori, seperti di Holmstrom dan Tirole (1998), tujuan

penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris faktor utama yang

mempengaruhi keputusan perusahaan untuk penggunaan line of credit.

Sufi (2008) menemukan bahwa line of credit adalah komponen penting dari keputusan manajemen likuiditas perusahaan. Sufi (2008) juga mengungkapkan

dalam menggunakan line of credit, ditentukan oleh interaksi antara perusahaan

dan kreditur terutama melalui pembatasan berdasarkan ukuran kinerja, seperti

profitabilitas. Likuiditas dan sumber daya modal merupakan suatu bagian dari

laporan tahunan perusahaan yang menekankan pentingnya akses perusahaan

untuk line of credit. Meskipun pentingnya line of credit dalam penyediaan likuiditas pada perekonomian, ketidakadaan data yang telah membatasi penelitian

(16)

commit to user

empiris yang ada tentang peran mereka dalam mengambil keputusan pembiayaan

perusahaan.

Adanya temuan empiris bahwa perusahaan sangat bergantung pada dana

internal untuk likuiditas agak mengejutkan, mengingat hipotesis yang

dikembangkan dalam literatur teoritis pada line of credit. Literatur ini berpendapat bahwa line of credit termotivasi terutama oleh friksi pasar modal, dan

berkomitmen untuk mengatasi friksi ini dengan memastikan bahwa dana yang

tersedia merupakan sesuatu yang berharga untuk proyek. Dengan kata lain,

menurut literatur teoritis, line of credit harus menyelesaikan tepat pergeseran

pasar modal yang memotivasi perusahaan untuk memegang kas sebagai

penyangga likuiditas. Selain itu, Kashyap et al. (2002) dan Gatev dan Strahan

(2006) berpendapat bahwa bank-bank merupakan penyedia likuiditas yang paling

efisien dalam perekonomian, yang juga menunjukkan bahwa perusahaan harus

mengandalkan line of credit lebih dari kas internal. Meskipun kesamaan dalam

literatur pada kas dan line of credit, masih terdapat kekurangan interaksi antara kedua bidang penelitian. Literatur yang masih ada pada kas ini terutama tidak bisa

menjawab tentang mengapa perusahaan dapat menggunakan uang tunai pada line

of credit untuk pengelolaan likuiditas perusahaan.

Kebanyakan perusahaan memiliki transaksi yang tinggi dan biaya

informasi asimetris untuk mengakses pasar modal. Dengan demikian perlu

cadangan beberapa bentuk likuiditas. Sampai saat ini, penelitian empiris

mengenai pengelolaan likuiditas perusahaan secara khusus berfokus terhadap kas

(17)

commit to user

sebagai sumber likuiditas di friksi pasar modal (Opler et al., 1999; Almeida et. al

,2004; Faulkender dan Wang, 2006). Hasil ini menyatakan bahwa perusahaan

dengan kendala pembiayaan eksternal menyimpan uang lebih banyak dari arus

kas mereka, terutama jika peluang investasi yang mungkin muncul ketika arus kas

rendah (Acharya et. al, 2007). Sementara memegang kas memberikan fleksibilitas

keuangan, manajer mungkin akan tergoda untuk menggunakan cadangan kas

perusahaan. Dittmar dan Mahrt- Smith (2007) dan Harford, Mansi, dan Maxwell

(2008) menemukan bukti bahwa manajer lebih mungkin untuk menambah saldo

dengan kelebihan uang tunai, tetapi juga menghabiskan kelebihan uang tunai

dengan cepat. Thakor (2005) dalam penelitiannya juga menjelaskan bahwa

perusahaan menggunakan line of credit mereka untuk mengamankan likuiditas

selama memburuknya kondisi ekonomi daripada mengandalkan arus kas sendiri

atau sumber likuiditas lain yang lebih murah selama periode perbaikan kondisi

ekonomi.

Pemahaman yang lebih jelas tentang penggunaan line of credit pada suatu perusahaan harus menyediakan wawasan yang bermakna ke dalam

pertanyaan-pertanyaan yang saling terkait mengenai beberapa finansial perusahaan dan

manajemen risiko kredit. Sufi (2008) menemukan bahwa line of credit adalah komponen penting dari keputusan manajemen likuiditas suatu perusahaan dalam

penggunaan line of credit. Hal ini ditentukan oleh faktor-faktor penentu yang digunakan sebagai alat alternatif manajemen likuiditas. Penelitian ini merupakan

replikasi sebagian dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Jimenez et al.

(18)

commit to user

(2008). Dalam penelitian Jimenez et al. (2008) yang mengacu pada penelitian Sufi

(2008), representasi dari line of credit adalah RDRAWN dengan variabel yang mempengaruhi adalah karakteristik perusahaan, karakteristik bank dan kondisi

ekonomi. Maka dengan adanya hal-hal tersebut dalam penelitian ini, penulis

mencoba menguraikan permasalahan tersebut ke dalam penelitian skripsi dengan

mengambil judul “ANALISIS PENENTU LINE OF CREDIT

PERUSAHAAN SEBAGAI ALAT MANAJEMEN LIKUIDITAS (Studi

Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2006-2009).”

B. BATASAN MASALAH

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Meneliti penentu line of credit perusahaan sebagai alat manajemen likuiditas. 2. Sampel yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria sebagai

berikut:

a. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 31 Desember secara

terus-menerus dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 dan

mengeluarkan laporan keuangan tahunan yang berakhir pada tanggal 31

Desember.

b. Perusahaan yang memiliki laba positif yang meningkat selama empat tahun

berturut-turut dikarenakan perusahaan yang memiliki laba positif dapat

(19)

commit to user

dipastikan bahwa perusahaan dalam kondisi sehat dan memiliki kinerja

yang baik.

c. Perusahaan yang dijadikan sampel bukan merupakan lembaga keuangan,

sekuritas maupun perbankan.

d. Perusahaan yang dijadikan sampel merupakan perusahaan pengguna

hutang bank. Bank yang digunakan termasuk dalam Peringkat Bank

Berdasarkan Kredit dalam Statistik Perbankan Indonesia.

C. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam

penelitian ini dirumuskan :

1. Apakah karakteristik perusahaan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk

penggunaan RDRAWN?

2. Apakah karakteristik bank mempengaruhi keputusan perusahaan untuk

penggunaan RDRAWN?

3. Apakah kondisi ekonomi mempengaruhi keputusan perusahaan untuk

penggunaan RDRAWN?

4. Apakah karakteristik perusahaan, karakteristik bank dan kondisi ekonomi

mempengaruhi keputusan perusahaan untuk penggunaan RDRAWN?

(20)

commit to user

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, penelitian ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui :

1. Mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan terhadap keputusan

perusahaan untuk penggunaan RDRAWN.

2. Mengetahui pengaruh karakteristik bank terhadap keputusan perusahaan untuk

penggunaan RDRAWN.

3. Mengetahui pengaruh kondisi ekonomi terhadap keputusan perusahaan untuk

penggunaan RDRAWN.

4. Mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan, karakteristik bank dan kondisi

ekonomi terhadap keputusan perusahaan untuk penggunaan RDRAWN.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan untuk memberikan gambaran yang jelas dan terukur

bahwa perusahaan harus lebih mengandalkan line of credit selain internal kas perusahaan.

(21)

commit to user b. Bagi Bank

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang faktor

penentu dari line of credit sehingga bank dapat menentukan pemberian fasilitas kredit untuk perusahaan.

c. Bagi Investor

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran untuk investor

melihat kemampuan manajemen likuiditas perusahaan dengan

mempertimbangkan penggunaan line of credit. d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat memberikan manfaat minimal dapat memberikan informasi bagi

penelitian-penelitian berikutnya melalui pendekatan dan cakupan variabel

yang digunakan dalam menganalisis penentu line of credit perusahaan yang digunakan sebagai alat manajemen likuiditas.

(22)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Kredit

Pengertian kredit itu sendiri mempunyai dimensi beraneka ragam, arti kata

kredit berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin “Creditum” yang artinya kepercayaan akan kebenaran,

dalam praktek sehari-hari pengertian ini selanjutnya berkembang secara luas

antara lain :

a. Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau

mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran akan

dilakukan dan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati

(Kotler dalam Muljono, 2007: 10)

b. Dalam kegiatan perbankan di Indonesia, pengertian kredit telah

dirumuskan dalam bab 1 pasal 1 ayat 12 UU no.7 tahun 1992 tentang

perbankan yang merumuskan sebagai berikut:

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak

(23)

commit to user

peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.”

Dari perumusan di atas terdapat beberapa kesimpulan yang dapat ditarik

yaitu:

a. Adanya suatu penyerahan uang/ tagihan atau dapat juga barang yang

menimbulkan tagihan tersebut kepada pihak lain, dengan harapan

memberi pinjaman ini bank akan memperoleh suatu tambahan nilai

dari pokok pinjaman tersebut yang berupa bunga sebagai pendapatan

bagi bank yang bersangkutan.

b. Dari proses kredit itu telah didasarkan pada suatu perjanjian yang

saling mempercayai kedua belah pihak akan mematuhi kewajibannya

masing-masing.

c. Dalam pemberian kredit ini terkandung kesepakatan pelunasan hutang

dan bunga akan diselesaikan dalam jangka waktu tertentu yang telah

disepakati bersama.

Dalam praktik sehari-hari persetujuan pinjaman kredit dinyatakan dalam

bentuk perjanjian tertulis baik di bawah tangan ataupun secara notariil, dan

sebagai pengamanan bahwa pihak peminjam akan memenuhi kewajibannya

dengan menyerahkan suatu jaminan baik yang bersifat kebendaan maupun

bukan kebendaan.

Pengertian kredit di atas perlu dipahami benar dan agar dibedakan dengan

pengertian kredit yang berlaku di masyarakat luas seperti halnya pada si abang

(24)

commit to user

kredit yang memberikan kredit alat-alat rumah tangga di kampung-kampung

dan juga bukannya kredit dari dealer mobil ataupun juga bukannya kredit yang

diberikan oleh seorang rentenir kepada pensiunan.

Sebetulnya sasaran kredit yang pokok dalam penyediaan pinjaman tersebut

bersifat penyediaan suatu modal sebagai suatu alat untuk melaksanakan

kegiatan usahanya, jadi kredit (dana bank) yang diberikan tersebut tidak lebih

dari faktor produksi semata.

2. Kebijaksanaan Kredit

Dalam perkreditan, tidak akan terlepas dari adanya masalah-masalah lain

yang ada dalam suatu kegiatan perbankan, secara minimal suatu bank dapat

memberikan kredit jika memiliki dana yang mencukupi. Dalam

perkembangannya bisnis perbankan yang mengarah pada “one stop shopping bank” maka permasalahannya akan semakin rumit, karena perkreditan itu

sendiri akan saling terkait dengan kegiatan-kegiatan perbankan lainnya dan

akan membentuk network yang tidak putus. Untuk mengatasi beberapa kerumitan serta dalam upaya agar kegiatan perkreditan tersebut dapat berjalan

dengan lancar, maka diperlukanlah suatu rangkaian peraturan-peraturan yang

ditetapkan terlebih dahulu baik secara tertulis ataupun tidak tertulis sebelum

pelaksanaan perkreditan itu sendiri berlangsung. Rangkaian peraturan ini

disebut sebagai kebijaksanaan kredit (credit policy). Karena kebijaksanaan ini

(25)

commit to user

merupakan pedoman kerja di bidang perkreditan, maka kebijaksanaan tersebut

harus mengandung keputusan-keputusan yang bersifat teknis operasionil.

3. Manfaat Perkreditan

Ada berbagai pihak yang berkepentingan secara langsung dan secara tidak

langsung terhadap fasilitas perkreditan yang dipasarkan oleh lembaga kredit

dan bank-bank komersial. Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan

langsung sudah tentu pihak calon kreditur dan calon debitur itu sendiri, karena

kedua belah pihak inilah yang pertama-tama akan menerima manfaat dari

perkreditan secara langsung. Sedangkan pemerintah, dalam hal ini merupakan

penguasa moneter dan masyarakat luas juga akan menerima atau merasakan

manfaat perkreditan itu secara tidak langsung. Atas dasar pemikiran ini maka

manfaat perkreditan itu sendiri akan dapat ditinjau dari masing-masing pihak

yang mempunyai kepentingan terhadap perkreditan itu sendiri. Manfaat

perkreditan dapat dibagi kedalam empat bagian yaitu (Muljono, 2007: 61) :

a. Manfaat Perkreditan Ditinjau dari Sudut Kepentingan Debitur

Secara teoritis kebutuhan dana (modal) sebetulnya dapat dipenuhi dari

berbagai sumber baik internal maupun dari sumber-sumber eksternal

perusahaan. Beberapa keuntungan pemenuhan sumber-sumber dana

dari sektor perkreditan adalah:

1) Relatif mudah diperoleh kalau memang usahanya betul-betul

feasible.

(26)

commit to user

2) Telah ada lembaga yang kuat di masyarakat (perbankan) yang

menawarkan jasanya di bidang penyediaan dana (kredit).

3) Biaya untuk memperoleh kredit (bunga, beban administrasi) dapat

diperkirakan dengan tepat hingga memudahkan para pengusaha

dalam menyusun rencana kerjanya untuk masa-masa yang akan

datang.

4) Terdapat berbagai jenis kredit, berbagai bentuk penawaran modal

(dana) sehingga dapat dipilih dana yang paling cocok untuk

kebutuhan modal perusahaan yang bersangkutan.

5) Dengan memperoleh kredit, debitur sekaligus akan memperoleh

manfaat antara lain:

a) Fasilitas perbankan yang lebih murah dalam transfer clearing,

pembukaan L/C impor, bank garansi.

b) Bank juga menyediakan fasilitas-fasilitas konsultasi pasar,

manajemen, keuangan, teknis, yuridis (dengan gratis) kepada

debiturnya.

6) Rahasia keuangan debitur akan lebih terlindungi karena adanya

ketentuan mengenai Rahasia Bank dalam Undang-undang Pokok

Perbankan.

7) Dengan fasilitas kredit memungkinkan para debitur untuk

memperluas dan mengembangkan usahanya dengan lebih leluasa.

(27)

commit to user

8) Lembaga perkreditan yang dimiliki perbankan telah mempunyai

ketentuan-ketentuan yuridis yang jelas sehingga memperkecil

kemungkinan-kemungkinan suatu risiko sengketa dikemudian hari

antara nasabah dengan bank sebagai penyedia dana.

9) Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dana

bagi perusahaan debitur, untuk kredit investasi dapat disesuaikan

dengan rencana pelunasan yang sesuai dengan kapasitas

perusahaan yang bersangkutan, untuk kredit modal kerja dapat

diperpanjang berulang-ulang.

b. Manfaat Perkreditan Ditinjau dari Sudut Kepentingan Perbankan

atau Lembaga Perkreditan

Salah satu kegiatan pokok dari perbankan yaitu menerima atau

mengumpulkan dana dari masyarakat dalam berbagai bentuk

kemudian disalurkan kembali ke masyarakat dalam berbagai bentuk

perkreditan. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai perantara

keuangan ini (Financial Intermidiary) bank akan memperoleh

berbagai manfaat antara lain:

1) Memperoleh pendapatan bunga kredit.

Yaitu selisih antara bunga kredit yang diterimanya dari para

debitur, dikurangi dengan biaya untuk memperoleh dana dari

masyarakat dan dikurangi lagi dengan biaya-biaya overhead dalam

(28)

commit to user

mengelola kredit tersebut. Pendapatan bersih dari bunga atau

sering disebut dengan interest margin atau spread, untuk perbankan di negara kita termasuk komponen pendapatan yang

terbesar bagi perbankan tersebut. Oleh karena itu tidak

mengherankan apabila kita membaca neraca-neraca perbankan

yang diumumkan di media cetak akan terbaca bahwa jumlah kredit

yang diberikan juga merupakan jumlah aset yang memiliki

proporsi terbesar pula.

2) Untuk menjaga solvabilitas usahanya.

Dalam hal ini, dana yang diambil oleh bank merupakan dana

yang tidak menganggur (idle fund) dan harus menghasilkan. Salah

satu cara untuk menanamkan atau mengupayakan agar dana

tersebut memberikan hasil yaitu melalui kegiatan pemberian kredit

kepada para debitur yang feasible. Dengan adanya pendapatan

bunga inilah diharapkan bank dapat memenuhi kewajiban untuk

membayar kembali dana beserta bunganya yang disimpan pada

bank yang bersangkutan kepada para pemiliknya.

3) Dengan memberikan kredit akan membantu memasarkan jasa-jasa

perbankan lainnya.

Di dalam rangka pemberian kredit kepada para nasabahnya

pihak bank dapat menetapkan suatu persyaratan kepada debiturnya

agar semua kegiatan keuangan yang ada harus disalurkan lewat

(29)

commit to user

bank yang bersangkutan sehingga dengan demikian secara

otomatis jasa-jasa lain yang ditawarkan oleh bank seperti transfer,

wesel, clearing, inkaso, ekspor-impor, bank garansi, safe deposit box, travallers check, jasa-jasa konsultasi manajemen keuangan

dan lain-lain dapat dipasarkan untuk menampung kegiatan

keuangan dari debitur tersebut. Hal ini juga berarti bank akan

memperoleh pendapatan lain selain dari pendapatan bunga kredit.

4) Pemberian kredit untuk mempertahankan dan mengembangkan

usahanya.

Pemberian kredit untuk mempertahankan dan mengembangkan

usaha suatu bank mempunyai peranan penting mengingat

perkreditan merupakan kegiatan perbankan yang paling besar

proporsinya. Suatu bank komersil akan mampu memperoleh laba

atau surplus yang memadai apabila bank mampu mengelola dana

yang diperolehnya menjadi kredit yang produktif dengan tingkat

kolektibilitas yang tinggi.

5) Pemberian kredit untuk merebut pasar (market share) dalam

industri perbankan.

Saat ini, keseimbangan antara penawaran dana dan permintaan

akan dana masih belum ada keseimbangan yang baik. Maka,

fasilitas kredit yang sering digunakan oleh bank sebagai

perangsang dalam merebut nasabah bank lain dengan pemberian

(30)

commit to user

kredit yang lebih besar jumlahnya dan dengan suku bunga yang

lebih rendah. Jadi fasilitas perkreditan ini akan digunakan sebagai

alat penetrasi pasar untuk merebut market share industri perbankan yang ada di suatu daerah.

6) Dengan perbankan akan memungkinkan perbankan mendidik para

stafnya untuk mengenal kegiatan-kegiatan industri yang lain secara

mendetail.

c. Manfaat Perkreditan Ditinjau dari Sudut Kepentingan

Pemerintah

Perkreditan yang diarahkan secara semestinya akan merupakan alat

yang bermanfaat untuk mengatur suatu sistem perekonomian guna

mencapai berbagai tujuan ekonomi yang diinginkan oleh pemerintah.

Dan akibat selanjutnya berbagai macam tujuan yang ingin dicapai oleh

suatu sistem perekonomian tersebut, juga akan merupakan salah satu

faktor yang menentukan dalam penyusunan kebijaksanaan perkreditan

yang digariskan oleh perusahaan moneter. Kepentingan pemerintah

secara lebih spesifik lagi terhadap kegiatan perkreditan adalah:

1)Perkreditan dapat digunakan sebagai alat untuk memacu

pertumbuhan ekonomi baik secara umum maupun untuk

pertumbuhan sektor-sektor ekonomi tertentu.

2)Sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan moneter.

(31)

commit to user

Pemberian kredit yang berlebihan dari suatu sistem perbankan akan

bersifat inflation, hal ini mudah untuk dimengerti karena dengan adanya pemberian kredit akan meningkatkan tingkat likuiditas dari

anggota suatu sistem perekonomian, terutama pemberian kredit

yang ditujukan untuk keperluan-keperluan konsumtif dari rumah

tangga maupun untuk membelanjakan defisit dari suatu anggaran

pendapatan dan belanja negara. Selain itu, suatu pemberian kredit

dalam suatu sistem moneter juga akan mengalami proses

pelipatgandaan (multiplier effect) terhadap perekonomian yang akan

mengakibatkan perputaran uang juga semakin cepat. Dan akibatnya

volume uang yang beredar secara efektif akan semakin bertambah

karena volumenya sendiri yang berkembang dan didorong lagi

dengan adanya kecepatan perputaran dari uang yang lebih tinggi.

3)Perkreditan sebagai alat untuk menciptakan lapangan kegiatan

usaha.

Salah satu faktor produksi yang diperlukan bagi suatu usaha adalah

dana atau modal. Tetapi dengan adanya dana atau modal yang

mencukupi, hampir semua faktor-faktor produksi lain dapat dibeli

juga. Dengan tersedianya faktor-faktor produksi yang lengkap akan

memberikan peluang kesempatan kegiatan bisnis bagi pihak yang

memiliki faktor-faktor produksi tersebut.

(32)

commit to user

4)Pemberian kredit sebagai alat peningkatan dan pemerataan

pendapatan masyarakat.

Pemberian kredit yang tepat berarti akan menciptakan lapangan

kegiatan usaha dan lapangan kegiatan usaha akan menciptakan

lapangan kerja baru. Dengan diperolehnya lapangan kerja, berarti

pihak-pihak yang terlibat akan menerima suatu pendapatan,

semakin besar kegiatan usaha tersebut dikuasai maka akan

memungkinkan untuk menerima pendapatan yang semakin besar

dan semakin besar pula terjadinya pemerataan pendapatan.

5)Perkreditan sebagai sumber pendapatan negara.

Sebagian besar kegiatan perkreditan di negara kita ini dikelola oleh

bank-bank milik negara. Jelas bahwa dari perkreditan ini, juga

merupakan sumber pendapatan utama dari bank-bank milik negara

tersebut.

6)Penciptaan pasar.

Perkreditan akan memperbesar volume konsumsi serta

memperbesar volume pola konsumsinya. Hal ini akan memberikan

pengaruh terciptanya pasar baru dan kegiatan pasar yang semakin

luas akan meningkatkan volume perdagangan di suatu kelompok

ekonomi.

(33)

commit to user

d. Manfaat Perkreditan Ditinjau dari Sudut Kepentingan

Masyarakat Luas

Masyarakat luas sebetulnya tidak mempunyai kepentingan langsung

atas kegiatan perkreditan yang diberikan oleh perbankan. Namun ada

kepentingan tidak langsung yang diharapkan dapat ikut dinikmati dari

perkreditan yang disalurkan perbankan antara lain :

1)Dengan adanya kelancaran dari proses perkreditan diharapkan akan

memperoleh adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan

lapangan kerja baru sehingga akan menimbulkan kenaikan tingkat

pendapatan dan pemerataan pendapatan di masyarakat.

2)Para pemilik dana yang disimpan di bank berharap agar dana yang

dimilikinya dapat diterima kembali secara utuh beserta bunganya.

Untuk kelancaran perkreditan pada bank yang bersangkutan akan

merupakan jaminan dalam pengembalian dana yang disimpannya

tersebut.

3)Dari masyarakat pengusaha akan sangat berkepentingan untuk

memperoleh faktor-faktor produksi dengan cara atau prosedur yang

mudah, cepat serta dengan biaya yang relatif murah.

4)Bagi para pengelola pasar modal maka kebijaksanaan perkreditan

terutama kebijaksanaan tentang suku bunga kredit akan sangat

bermanfaat dalam penyusunan perencanaan kegiatannya karena

merupakan product (jasa) subtitusi satu sama lainnya.

(34)

commit to user

5)Bagi para suplier bahan-bahan baku atau barang jadi untuk para

relasi usahanya akan merasa lebih terjamin pembayarannya karena

bank menyediakan non cash loan yang berupa bank garansi, Letter of Credit, dan lain-lain.

6)Dengan semakin banyaknya proyek dan perusahaan yang dibuka

karena memperoleh fasilitas kredit sudah tentu akan menyerap

banyak tenaga baru. Oleh karena itu secara tidak langsung adanya

fasilitas kredit kepada pengusaha atau masyarakat luas tersebut

akan sangat bermanfaat di dalam pengembangan sumberdaya

manusia.

4. Manajemen Likuiditas

Secara umum pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo (Lancaster, 1998: 14).

Sedangkan menurut Munawir (2002: 93) likuiditas diartikan sebagai

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (current obligation). Istilah aktiva likuid menunjukkan jumlah uang yang dimiliki dan

aktiva yang sudah diubah menjadi uang. (Husnan, 1998: 436). Sering

dikatakan bahwa setiap aktiva mempunyai tingkat likuid yang berbeda.

Likuiditas mempunyai dua dimensi, yaitu:

1. Waktu yang diperlukan untuk berubah menjadi kas.

(35)

commit to user

2. Tingkat kepastian yang menyangkut dengan rasio perubahan atau harga

aktiva tersebut.

Dengan demikian maka manajemen likuiditas menyangkut penentuan jumlah

kas dan efek yang akan dimiliki oleh perusahaan. Kas (cash) adalah jumlah

uang tunai yang ada di perusahaan (cash on hand). (Munawir, 2002: 115). Perusahaan memperoleh kas dari hasil aktivitas-aktivitas yang menghasilkan

kas, atau aktivitas sumber penerimaan kas (source ofcash). Beberapa aktivitas yang dikategorikan sebagai sumber penerimaan kas antara lain: hasil

operasional, pinjaman baru, pengeluaran saham baru, penjualan aktiva tetap,

dan penjualan selain aktiva tetap. (Munawir, 2002: 115).

Mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Keynes (Sukirno, 2004: 300),

perusahaan memegang atau menahan kas karena didorong oleh motif atau

tujuan, yaitu: untuk transaksi, untuk berjaga-jaga, dan untuk berspekulasi.

Dalam menjalankan operasinya perusahaan perlu dana untuk membeli bahan

baku pembuatan produk, membayar pegawai dan lain-lain, dana yang

diperlukan untuk tujuan ini merupakan dana yang disediakan perusahaan

untuk transaksi. Selain itu perusahaan juga perlu menyediakan dana untuk

berjaga-jaga dalam menghadapi ketidakpastian penerimaan kas di masa

depan. Jika pada suatu saat perusahaan menerima kas yang rendah sehingga

tidak mencukupi untuk kebutuhan operasional, maka perusahaan mencukupi

kekurangan dana tersebut dari kas yang disediakan untuk berjaga-jaga. Pada

kondisi perusahaan memiliki kesempatan untuk melakukan investasi pada

(36)

commit to user

aktivitas-aktivitas yang dapat memberikan keuntungan atau peningkatan nilai

perusahaan, mungkin manajer memutuskan untuk melakukan kegiatan

investasi tersebut. Dana yang dikeluarkan untuk mendanai kegiatan investasi

ini merupakan dana yang disediakan untuk tujuan investasi. Secara umum

aktivitas-aktivitas perusahaan yang sifatnya mengeluarkan kas atau

menggunakan kas dapat dikelompokkan menjadi: pembayaran dividen tunai,

pembayaran kembali utang, pembelian kembali saham, pembelian aktiva

tetap, dan pembelian selain aktiva tetap (Munawir, 2002: 115).

Kim et al. (1998: 349) mengelompokkan faktor-faktor yang diperkirakan

dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan. Faktor-faktor tersebut

dikelompokkan sebagai berikut:

a. Cost of External Financing

Faktor cost of external financing ini berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan jika perusahaan menggunakan pendanaan dari luar

perusahaan. Kim et al. (1998: 349) menggunakan proksi ukuran perusahaan

(firm size) dan kesempatan bertumbuh (growth opportunities) untuk mengukur faktor cost of external financing tersebut. Barclay dan Smith

(1996, dalam Kim et al., 1998) mengemukakan argumen bahwa, cost of external financing yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan besar relatif

lebih rendah dibanding perusahaan-perusahaan kecil, hal ini disebabkan

perusahaan besar lebih mampu mencapai economic of scale terutama jika dikaitkan dengan biaya tetap pada saat melakukan emisi saham.

(37)

commit to user

Berdasarkan literatur tentang asymmetric information, pada

perusahaan-perusahaan yang menghadapi kondisi asymmetric information yang rumit antara insider dan outsider investors, maka perusahaan tersebut cenderung menghadapi cost of external financing yang besar. Myers dan Majluf

(1984, dalam Kim et al., 1998: 347), pada perusahaan-perusahaan yang nilainya sebagian besar ditentukan oleh growth opportunities akan

menghadapi asymmetric information yang besar. b. Cash Flow Uncertainty

Cash flow uncertainty atau ketidakpastian arus kas dapat menentukan

keputusan manajer dalam menentukan tingkat likuiditas perusahaan.

Perusahaan-perusahaan dengan tingkat ketidakpastian arus kas yang tinggi

akan cenderung melakukan investasi dalam aktiva likuid dengan jumlah

yang besar.

c. Current and future investment opportunities

Current and future investment opportunities adalah kesempatan investasi yang dihadapi perusahaan, baik saat ini maupun saat mendatang. Current and future investment opportunities ini dapat mempengaruhi manajemen

dalam memutuskan kebijakan likuiditasnya. Berkaitan dengan current and future investment opportunities ini manajemen akan mempertimbangkan,

apakah lebih baik melakukan investasi dalam bentuk aktiva tetap atau

melakukan investasi dalam aktiva likuid.

(38)

commit to user d. Transactions Demand for Liquidity

Transactions Demand for Liquidity ini berkaitan dengan dana atau kas yang diperlukan perusahaan untuk tujuan transaksi. Faktor transactions demand for liquidity ini juga merupakan faktor yang dipertimbangkan

manajemen dalam menentukan likuiditas perusahaan.

Kemampuan untuk membayar hutang jangka pendek dari suatu

perusahaan terletak pada atau diukur dari kemampuannya untuk mendapatkan

kas (alat pembayaran) atau kemampuannya untuk mengkonversikan aktiva

non kas menjadi kas.

Pada umumnya aspek likuiditas tidak dipandang hanya pada suatu saat,

tetapi dikaitkan dengan satu periode tahun buku atau kadang-kadang

diidentifikasikan dengan siklus operasi normal perusahaan. Siklus operasi

normal perusahaan itu sendiri adalah suatu jangka waktu yang tercakup dari

sejak dimulainya aktivitas pembelian, produksi, penjualan hingga aktivitas

pengumpulan piutang. Penilaian atau pengukuran aspek likuiditas suatu

perusahaan yang diidentifikasikan dengan siklus operasi normalnya,

umumnya digunakan pada perusahaan-perusahaan yang siklus operasinya

melampaui satu periode tahun buku.

Arti penting likuiditas bagi setiap perusahaan akan sangat dirasakan pada

berbagai akibat yang merugikan atau tidak dapat digunakannya kesempatan

untuk memperoleh laba, jika perusahaan berada dalam keadaan tidak (kurang)

(39)

commit to user

likuid. Berbagai kemungkinan rugi atau tidak dapat digunakannya kesempatan

untuk memperoleh laba itu misalnya :

a. Aspek likuiditas merupakan suatu tingkat kemampuan yang bersifat relatif.

Karena itu apabila perusahaan berada dalam keadaan kurang likuid, ada

kemungkinan perusahaan tidak bisa memanfaatkan kesempatan potongan

(pembelian, tunai) yang ditawarkan oleh para leverensiernya. Sebagai

akibatnya, perusahaan terpaksa beroperasi pada tingkat biaya yang tinggi,

sehingga mengurangi kesempatan untuk meraih laba yang lebih besar.

b. Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar

kewajiban-kewajiban jangka pendek baik yang menyangkut kebutuhan

operasional maupun hutang kepada leverensir dan banker (pihak eksternal).

Keadaan yang kurang/ tidak likuid kemungkinan akan menyebabkan

perusahaan tidak bisa melunasi hutang jangka pendek pada tanggal jatuh

tempo. Dalam posisi demikian kadang-kadang perusahaan terpaksa

menarik pinjaman baru dengan tingkat bunga yang relatif tinggi, menjual

investasi jangka panjang atau aktiva tetapnya untuk melunasi hutang

jangka pendek tersebut. Jika keadaan tidak (kurang) likuid demikian

seriusnya, hal ini akan cenderung untuk menuju kebangkrutan.

c. Bagi para pemilik (perusahaan) keadaan kurang/ tidak likuid berarti

mengurangi (kesempatan) untuk meraih keuntungan yang lebih besar, atau

kehilangan kontrol terhadap sebagian atau seluruh modal yang

diinvestasikan. Dalam perusahaan-perusahaan dimana tanggung jawab para

(40)

commit to user

pemilik tidak terbatas pada modal yang ditanamkan, kerugian (akibat

likuidasi) itu bahkan bisa lebih dari jumlah penanaman modalnya, seperti

pada bentuk Persekutuan misalnya.

d. Bagi para kreditur perusahaan, keadaan tidak (kurang) likuid dari

perusahaan dimana ia memberikan kredit berarti penundaan akan

pengumpulan atas bunga dan pokok pinjaman yang diberikan. Keadaan ini

bahkan kemungkinan bisa berarti sebagai suatu awal kerugian yang akan

diderita atas sebagian dari atau seluruh jumlah bunga beserta pokok

pinjaman tersebut, bagi kreditur yang bersangkutan.

e. Para langganan seperti halnya para leverensir atas barang-barang dan jasa

bagi perusahaan, kemungkinan juga akan terpengaruh oleh keadaan tidak/

kurang likuid yang sedang dialami perusahaan. Pengaruh atau akibat yang

dirasakan oleh para langganan itu mungkin berupa ketidakmampuan

perusahaan didalam melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah diatur

dalam kontrak, atau kehilangan arti (manfaat) hubungannya dengan

perusahaan sebagai supplier bagi langganan yang bersangkutan.

Dari berbagai akibat yang dapat terjadi karena keadaan tidak (kurang) likuid

seperti dikemukakan itu, dapatlah dipahami bahwa pengukuran atau penilaian

terhadap aspek likuiditas didalam dunia usaha dianggap sebagai suatu

persoalan yang penting. Begitu pentingnya aspek likuiditas ini sehingga

eksistensi perusahaan akan disangsikan, apabila perusahaan tidak lagi

berkemampuan cukup untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek

(41)

commit to user

pada tanggal jatuh temponya. Apabila hal ini terjadi pada perusahaan, berarti

penilaian terhadap aspek-aspek yang lain dalam perusahaan itu tidak

bermanfaat lagi bagi pihak-pihak berkepentingan. Ada dua faktor penting yang

perlu dipertimbangkan dalam menilai atau mengukur tingkat likuiditas dari

suatu perusahaan yaitu: aktiva lancar dan hutang jangka pendek (lancar).

Dalam mengelola manajemen likuiditas tersebut dituntut untuk melakukan

pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :

a. Kemampuan untuk memprediksi dana di waktu mendatang.

b. Mencari sumber-sumber dana untuk mencukupi jumlah yang dibutuhkan.

c. Melakukan penatausahaan dana atau arus dana masuk dan keluar (cash flow).

Selain itu, dalam mengelola manajemen likuiditas diperlukan strategi.

Strategi manajemen likuiditas akan sangat terkait dengan tujuan penggunaan

likuiditas. Agar strategi manajemen likuiditas menjadi efektif, maka kebijakan

likuiditas juga harus dipadukan dengan kebijakan unit operasional lainnya.

5. RDRAWN (Ratio of DRAWN)

Line of credit adalah kesanggupan bank untuk membantu nasabah dengan kredit sampai jumlah maksimum tertentu, dalam batas waktu tertentu (Padji

dan Alimansyah, 2003:173). Line of credit di dalam dunia perbankan lebih dikenal dengan istilah plafon kredit. Dalam kaitannya dengan manajemen

likuiditas, maka penelitian ini menggunakan representasi dari line of credit

(42)

commit to user

yaitu RDRAWN (ratio of DRAWN). RDRAWN merupakan rasio dari jumlah

yang ditarik pada waktu tertentu dengan jumlah yang tersedia dalam satu

tahun (Jimenez et al, 2008). Faktor-faktor penentu penggunaan RDRAWN

terdiri dari karakteristik perusahaan, karakteristik bank dan kondisi ekonomi.

Perubahan RDRAWN akan terjadi hanya karena perubahan dalam jumlah yang ditarik dari line of credit.

Dalam kaitannya sebagai alat manajemen likuiditas, RDRAWN

(representasi line of credit) memberikan asuransi peminjam terhadap guncangan likuiditas di masa depan sehingga memainkan peran kunci

likuiditas. Demiroglu et al. (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

line of credit dapat memberikan asuransi terhadap risiko likuiditas bagi

perusahaan-perusahaan. Yun (2009) dalam penelitiannya menemukan bahwa

ketika kualitas dari tata kelola perusahaan menurun, manajer akan memilih

instrumen likuiditas yang memberi mereka kebijaksanaan dalam

membelanjakannya. Dia berpendapat bahwa manajer memilih kas selama line of credit dipantau oleh bank dan memiliki keterikatan dengan melakukan perjanjian. Para penulis juga menemukan bahwa banyak perusahaan yang

memiliki line of credit berakhir dalam periode yang tidak memperoleh perpanjangan dari bank mereka dan dengan demikian, perusahaan harus

mengurangi investasi dan mulai mengumpulkan uang. Secara keseluruhan,

bukti menunjukkan bahwa potensi kerugian line of credit relatif terhadap kas sebagai sumber likuiditas adalah risiko yang tidak mampu diperbaharui ketika

(43)

commit to user

pasokan kredit rendah. Gao dan Yun (2009) menemukan bahwa perusahaan

tanpa asuransi akan relatif mengalami penurunan pada investasi dibandingkan

perusahaan dengan asuransi.

6. Karakteristik (Characteristic)

Untuk dapat melaksanakan kegiatan perkreditan secara sehat telah dikenal

beberapa prinsip perkreditan yang salah satunya adalah karakter. Seperti yang

telah diuraikan dimuka dasar dari suatu pemberian kredit adalah atas dasar

kepercayaan, jadi yang mendasari suatu kepercayaan yaitu adanya suatu

keyakinan dari pihak Bank bahwa si peminjam mempunyai moral, watak

ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif dan juga mempunyai

rasa tanggung jawab baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia,

kehidupannya sebagai anggota masyarakat ataupun dalam menjalankan

kegiatan usahanya (Muljono, 2007: 11).

Manfaat dari penilaian soal karakter ini untuk mengetahui sampai sejauh

mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik yaitu kemauan untuk

memenuhi kewajiban-kewajibannya dari calon debitur. Soal karakter ini

merupakan faktor yang dominan, sebab walaupun calon debitur tersebut

cukup mampu untuk menyelesaikan hutangnya tetapi kalau tidak mempunyai

itikad baik tentu akan membawa berbagai kesulitan bagi bank di kemudian

hari.

(44)

commit to user

7. Karakteristik Perusahaan (Firm Characteristics)

Dalam pemberian kredit ada berbagai aspek yang menjadi pertimbangan

bank atau lembaga keuangan lainnya dalam pemberian kredit kepada

perusahaan. Perusahaan dapat diartikan sebagai persekutuan yang didirikan

untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama. Semua sekutu aktif

mengurus perusahaan (Padji, 2003: 129). Perusahaanjuga dapat didefinisikan

sebagai suatu persekutuan dagang yang dimiliki dan dipakai untuk berdagang

oleh beberapa orang secara bersama (Muljono, 2007: 152).

Bank dan lembaga keuangan dalam hal ini sebagai pemberi kredit kepada

debitur/nasabahnya akan menganalisis mengenai berbagai aspek dari

pemohon kredit. Setelah melakukan analisa aspek-aspek tersebut, barulah

akan menyetujui atau menolak permohonan kredit. Oleh karena itu dalam

proses pemberian kredit harus disertai dengan analisa secara mendalam

mengenai calon nasabah yang dalam hal ini adalah perusahaan. Maka

diperlukan analisis karakteristik perusahaan untuk menentukan apakah

perusahaan tersebut layak atau tidak untuk memperoleh pinjaman kredit.

Karakteristik Perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan

sukarela dalam laporan tahunan, karakteristik perusahaan merupakan

prediktor kualitas pengungkapan (Lang dan Lundholm, 1993). Setiap

perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda satu entitas dengan entitas

lainnya. Lang dan Lundhlom (1993) membagi karakteristik perusahaan

menjadi tiga kategori yaitu, variabel struktur (structure-related variables),

(45)

commit to user

variabel kinerja (performance-related variable), dan variabel pasar (

market-related variables).

Jimenez et. al (2008) berpendapat bahwa karakteristik perusahaan terdiri

dari total assets, age, ROA, equity/ total assets, years with the bank, bank

relationship. Karakteristik tersebut merupakan karakter perusahaan yang dapat mewakili keputusan yang akan diambil perusahaan dalam penggunaan

RDRAWN.

a. Total assets merupakan nilai dari keseluruhan pemasukan yang didapatkan perusahaan. Total assets merupakan bagian dari adanya analisis mengenai

ukuran perusahaan. Dalam penelitian Fitriani (2001, dalam Luciana Spica

Almilia dan Ikka Retrinasari: 2007) terdapat tiga alternatif yang digunakan

untuk menghitung size perusahaan, yaitu total assets, penjualan bersih dan kapitalisasi pasar. Dalam penelitiannya size perusahaan didasarkan pada

total assets, karena total assets lebih menunjukkan size perusahaan

dibandingkan kapitalisasi pasar (Market Capitalization).

b. Age atau umur perusahaan merupakan jumlah tahun sejak perusahaan tersebut didirikan hingga penelitian dilakukan.

c. Return on Asset (ROA) merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang merupakan rasio ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

(profitabilitas) pada tingkat penjualan, assets, dan modal saham.

d. Equity/ total assets merupakan pengukuran yang diukur sebagai proksi untuk solvabilitas perusahaan. Sejak perusahaan lebih besar, lebih tua,

(46)

commit to user

lebih menguntungkan dan lebih baik dalam permodalan maka akan

cenderung memiliki kualitas kredit yang lebih tinggi, dengan harapan

adanya hubungan negatif antara semua variabel-variabel dan penggunaan

batas kredit.

e. Years with the bank merupakan variabel yang mengukur jumlah tahun sejak perusahaan mendapat pinjaman pertama dari bank yang digunakan

untuk meneliti kemungkinan yang disebut "hold-up" yaitu masalah yang dihadapi oleh debitur (Boot, 2000).

f. Bank relationship adalah jumlah bank dengan perusahaan yang mempunyai

fasilitas kredit. Variabel yang bisa bertindak berlawanan arah karena

hubungan bank mungkin menyarankan beberapa posisi tawar-menawar

yang lebih besar oleh peminjam dan karenanya mungkin kurang bertukar

informasi dengan pemberi pinjaman yang bersifat individu.

Keenam karakteristik tersebut yang akan diteliti dalam penelitan ini karena

dirasa karakteristik-karakteristik tersebut merupakan karakteristik yang kuat

yang dapat dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan perusahaan untuk

penggunaan RDRAWN.

(47)

commit to user

8. Karakteristik Bank (BankCharacteristics)

Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam

perekonomian. Secara umum, bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan

yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran dan peredaran uang.

UU Pokok Perbankan menjelaskan definisi bank adalah usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (UU No.10 Th.1998

tentang perbankan). Atau bank secara umum didefinisikan sebagai perantara

untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit dalam jangka waktu

yang ditentukan dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang

kekurangan dana.

Mishkin (2001: 8), secara sederhana menjelaskan bank sebagai lembaga

keuangan yang menerima deposito dan memberikan pinjaman. Ia juga

menjelaskan bahwa bank merupakan perantara keuangan (financial

intermediaries), sehingga menimbulkan interaksi antara orang yang membutuhkan pinjaman untuk membiayai kebutuhan hidupnya, dengan orang

yang memiliki kelebihan dana dan berusaha menjaga keuangannya dalam

bentuk tabungan dan deposito lainnya di bank.

(48)

commit to user

Financial intermediation merupakan suatu aktivitas penting dalam

perekonomian, karena dapat menimbulkan aliran dana dari pihak yang tidak

produktif kepada pihak yang produktif dalam mengelola dana. Selanjutnya,

hal ini akan membantu mendorong perekonomian menjadi lebih efisien dan

dinamis.

Bank Indonesia (2006: 5), mengkategorikan fungsi bank sebagai financial

intermediaries ini ke dalam tiga hal. Pertama, sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Kedua, sebagai

lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit, dan

yang ketiga, melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang.

Beberapa karakteristik yang membedakan bank dengan non-bank financial

intermediaries, menurut Bossone (2001), adalah sebagai berikut:

a. Bank menciptakan likuiditas dalam bentuk bank’s own liabilities atau surat utang yang dibuat untuk peminjam. Bank tidak melanjutkan likuiditas yang

sudah ada, tetapi menambah likuiditas sistem setiap saat bank mengadakan

kredit baru kepada perusahaan melalui penciptaan deposit. Sedangkan non-bank financial intermediaries bertindak sebagai capital market

intermediaries yang mengumpulkan likuiditas yang sudah ada (bank deposit) dari savers dengan long position dan menginvestasikannya pada

investor dengan short position.

b. Bank memberikan pengetahuan pada peminjamnya (borrowers) tentang operasi harian, kebutuhan likuiditas, aliran pembayaran, juga faktor jangka

(49)

commit to user

pendek dan pengembangan product market. Sedangkan non-bank

mengembangkan pengetahuan tentang prospek usaha jangka panjang,

investasi potensial, trend pasar (market trends), dan perubahan pada faktor fundamental ekonomi.

Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian,

terutama dalam sistem pembayaran moneter. Dengan adanya bank,

aktivitas ekonomi dapat diselenggarakan dengan biaya rendah. Bank juga

memiliki tiga karakteristik khusus yang berbeda dalam fungsinya bila

dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Tiga hal tersebut menurut

George (1997) dijelaskan sebagai berikut.

Pertama, terkait dengan fungsi bank sebagai lembaga kepercayaan

untuk menyimpan dana masyarakat, bank berperan khusus dalam

penciptaan uang dan mekanisme sistem pembayaran dalam perekonomian.

Keberadaan perbankan memungkinkan berbagai transaksi keuangan dan

ekonomi dapat berlangsung lebih cepat, aman, dan efisien.

Kedua, sebagai lembaga financial intermediaries, perbankan berperan khusus dalam memobilisasikan simpanan masyarakat untuk

disalurkan dalam bentuk kredit dan pembiayaan lain kepada dunia usaha.

Hal ini akan memperbesar dan mempermudah proses mobilisasi dan

alokasi sumber-sumber dana dalam perekonomian.

Ketiga, sebagai lembaga penanaman aset finansial, bank memiliki

peran penting dalam mengembangkan pasar keuangan, terutama pasar uang

(50)

commit to user

domestik dan valuta asing. Bank berperan dalam mentransformasikan aset

finansial, seperti simpanan masyarakat ke dalam bentuk aset finansial lain,

yaitu kredit dan surat-surat berharga yang dikeluarkan pemerintah dan bank

sentral. Ketiga fungsi penting tersebut terkait dengan peran bank baik dari

sisi mikro maupun makro. Dari sisi mikro, bank dibutuhkan sebagai

lembaga kepercayaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan menyimpan

dana, memperoleh kredit dan pembiayaan lain, maupun dalam melakukan

berbagai transaksi ekonomi dan keuangan. Dari sisi makro, bank

dibutuhkan karena peran pentingnya dalam proses penciptaan uang dan

sistem pembayaran, serta dalam mendorong efektivitas mekanisme

transmisi kebijakan moneter dan efisiensi alokasi sumber dana dalam

perekonomian (Warjiyo, 2006: 431–433). Peran tersebut menempatkan

bank sebagai lembaga keuangan yang berperan penting dalam sistem

perekonomian kita. Jimenez et al (2008) membagi karakteristik bank

sebagai berikut:

a. Main bank merupakan proksi dimana apabila yang memberikan fasilitas kredit bagi perusahaan adalah bank. Sharpe (1990) berpendapat bahwa

proses pemantauan menyediakan pinjaman main bank dengan monopoli lebih dekat dengan informasi peminjam tentang kualitas kredit.

Sehingga hal tersebut dapat menyebabkan situasi "hold-up". Sebagai alternatif dari hipotesis "hold-up", penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa perusahaan dengan kinerja buruk di masa lalu dan

(51)

commit to user

perusahaan-perusahaan yang lebih sering mengalami pembayaran

pinjaman yang telah jatuh tempo lebih memungkinkan untuk memulai

beberapa hubungan baru karena ada keengganan main bank untuk menyediakan dana tambahan.

b. Bank share merupakan proksi dari size bank melalui pangsa pasarnya dalam pinjaman kepada suatu perusahaan. Variabel ini dibangun dengan

menggunakan data sebagai saham bank dari pasar kredit perusahaan yang

merupakan proksi untuk size bank. Dalam hal ini, data yang digunakan adalah data dari Bursa Efek Indonesia.

c. Bank NPL ratio adalah rasio kredit bermasalah bank pada waktu t sehubungan dengan rasio NPL per tahun. Variabel ini dibangun sebagai

rasio kredit bermasalah suatu bank untuk total pinjaman dikurangi dengan

rata-rata NPL perbankan pada tahun tersebut. Bank NPL ratio merupakan proksi untuk keberisikoan bank.

d. Saving bank atau sering disebut sebagai bank tabungan merupakan bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam

bentuk tabungan dan dalam usahanya terutama memperbungakan dananya

dalam kertas berharga (Padji, 2003: 42). Saving bank merupakan variabel dimana apabila bank yang memberikan kredit untuk perusahaan merupakan

saving bank akan diberi nilai 1.

e. Credit cooperative adalah an organization of people who join together to gain advantage in borrowing (www.qfinance.com). Artinya adalah sebuah

(52)

commit to user

organisasi yang terdiri dari orang-orang yang bergabung bersama-sama

untuk mendapatkan keuntungan dalam meminjam.

Kelima karakteristik tersebut yang akan diteliti dalam penelitan ini karena

dirasa kelima karakteristik tersebut merupakan karakteristik yang kuat yang

dapat dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan perusahaan untuk

penggunaan RDRAWN.

9. Kondisi Ekonomi (Condition of Economic)

Kondisi ekonomi merupakan situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi,

budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu

saat maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan

dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh

kredit (Muljono, 2007: 17). Kondisi ekonomi sangat penting untuk diketahui

apabila kredit tersebut diberikan untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak

di luar negeri sendiri. Faktor-faktor ekonomis ini termasuk pula

peraturan-peraturan pemerintah setempat akan sangat berpengaruh terhadap suksesnya

suatu perusahaan.

Adapun maksud penilaian terhadap kondisi ekonomi dimaksudkan pula

untuk mengetahui sampai sejauh mana kondisi-kondisi yang mempengaruhi

perekonomian suatu negara akan memberikan dampak yang bersifat positif

maupun negatif terhadap perusahaan yang memperoleh kredit tersebut.

(53)

commit to user

Kondisi makroekonomi umum harus memainkan peran penting dalam

penggunaan batas kredit dari sudut pandang teoritis. Literatur tentang saluran

pinjaman dari moneter transmisi kebijakan telah ditetapkan bahwa perusahaan

lebih dibatasi dalam akses mereka ke pembiayaan eksternal selama resesi dan

karenanya lebih mungkin untuk menarik line of credit mereka. Hasil ini akan menyiratkan bahwa perusahaan akan menggunakan line of credit mereka

untuk mengantisipasi kemerosotan ekonomi.

B. PENELITIAN TERDAHULU

Literatur yang ada menjelaskan tentang line of credit yang membahas berbagai isu mulai dari garis originasi kredit yang mengukur pemberian pinjaman

dan manfaat dalam permintaan kredit. Melnik dan Plaut (1986) meneliti

perusahaan-perusahaan AS tentang line of credit berdasarkan ukuran komitmen yaitu peningkatan fungsi jatuh tempo.

Ham dan Melnik (1987) melakukan penelitian terhadap 90 sampel perusahaan

non finansial AS tentang line of credit yang berhubungan positif terhadap total penjualan, meminjam cadangan dan jaminan, tetapi terkait negatif dengan biaya

suku bunga.

Berger dan Udell (1995) meneliti sampel perusahaan kecil di AS tentang

persyaratan line of credit, seperti bunga tarif dan persyaratan agunan, serta terkait dengan panjang hubungan perusahaan dengan perbankan.

Gambar

Tabel
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Tabel III.1
Tabel IV. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan untuk perancangan perangkat lunak ( software) yang digunakan yaitu dengan menggunakan program Codevision AVR yang akan dimasukka ke mikrokontroler yang

Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F tabel dengan F hitung yang. terdapat pada tabel analysis

Teknik untuk memeriksa sendi kecil dari tangan dan kaki. Ibu jari dan jari telunjuk  tangan pemeriksa digunakan dengan lembut untuk mengembalikan cairan intaartikular dan

Relasi ini digunakan apabila terdapat dua atau lebih aktor melakukan hal yang sama (use case yang sama). Use case tersebut kemudian dipisahkan dan dihubungkan dengan

Untuk itu Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Dinas Pendidikan serta mengandeng Institut Teknologi 10 November Surabaya mengeluarkan program untuk

Perry Warjiyo mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 diproyeksikan mengalami penurunan sekitar 2,7-2,8% sedangkan Bank Indonesia dalam Laporan

Menurut Georger dalam Ranupandoyo dan Husnan (2000) prestasi kerja merupakan suatu penghargaan yang merupakan kebutuhan manusia.Prestasi kerja merupakan hasil kerja

sekolah lainnya. Melalui pembinaan yang baik dan terprogram oleh kepala sekolah dan guru, program kewirausahaan tersebut diharapkan menjadi salah satu sumber dana