NURUL NURBANI RAHAYU, 2014
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI S MAN 21 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed
No. Daftar: 340/UN40.7.D1/LT/2014 PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI SMAN 21 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh
NURUL NURBANI RAHAYU NIM. 1001196
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
NURUL NURBANI RAHAYU, 2014
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI S MAN 21 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed
No. Daftar: 340/UN40.7.D1/LT/2014 FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMAN 21 BANDUNG
Oleh :
Nurul Nurbani Rahayu
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
© Nurul Nurbani Rahayu 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
NURUL NURBANI RAHAYU, 2014
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI S MAN 21 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed
No. Daftar: 340/UN40.7.D1/LT/2014 Hak Cipta dilindungi Undang-undang
NURUL NURBANI RAHAYU, 2014
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI S MAN 21 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed
NURUL NURBANI RAHAYU, 2014
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI S MAN 21 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed
No. Daftar: 340/UN40.7.D1/LT/2014 PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI SMA NEGERI 21 BANDUNG Oleh :
Nurul Nurbani Rahayu Skripsi ini dibimbing oleh :
Dr. Kurjono. M.Pd
ABSTRAK
NURUL NURBANI RAHAYU, 2014
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI S MAN 21 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed
No. Daftar: 340/UN40.7.D1/LT/2014 melakukan kegiatan pembelajaran, (2) guru seharusnya merefleksi terhadap kinerja sendiri secara terus- menerus seperti menanyakan kesan dan pesan terhadap kegiatan belajar mengajar, (3) Diharapkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi dapat dipertahankan.
Kata Kunci : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, Motivasi Belajar THE INFLUENCE OF PEDAGOGICAL COMPETENCE AND PROFESSIONAL’S TEACHER COMPETENCE TOWARDS STUDENT
LEARNING MOTIVATION ON ACCOUNTING SUBJECT IN CLASS XI IPS IN SMAN 21 BANDUNG
By
Nurul Nurbani Rahayu Supervisor : Dr. Kurjono, M.Pd
ABSTRACT
The problem examined in this research is the lack of student’s learning motivation
especially in learning accounting subject which is commonly cons idered difficult by students. The aim of this research is to identify the effect of teacher’s
pedagogical and professional competence towards student’s learning motivation.
NURUL NURBANI RAHAYU, 2014
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI S MAN 21 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed
No. Daftar: 340/UN40.7.D1/LT/2014 41,4%, and indirect influence through it’s relation with pedagogical competence amount 8,9% so that the total of influence is 50,4%.Conclusion of this research is pedagogical competence and professional competence of teacher, have a positive effect on students learning motivation. Suggestions of this research: (1) teacher can planning inovative learning before doing teaching and learning activities, (2) teacher should reflect on their own performance continously, such as asking the impression and message on the learning activities, (3) expected student learning motivation in accounting subject can be maintained.
NURUL NURBANI RAHAYU, 2014
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI S MAN 21 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed
No. Daftar: 340/UN40.7.D1/LT/2014 DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. ... Lata r Belakang Penelitian ... 1
1.2. ... Rum usan Masalah Penelitian ... 6
1.3. ... Mak sud dan Tujuan Penelitian... 7
1.4. ... Man faat Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
2.1. ... Pen didikan ... 9
2.2. ... Bela jar ... 9
NURUL NURBANI RAHAYU, 2014
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI S MAN 21 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed
No. Daftar: 340/UN40.7.D1/LT/2014
2.2.2 Prinsip-Prinsip Belajar ... 10
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 11
2.2.4 Tujuan Belajar ... 12
2.2.5 Manfaat Belajar ... 13
2.3. ... Moti vasi ... 13
2.3.1 Pengertian Motivasi ... 13
2.3.2 Pengertian Motivasi Belajar ... 14
2.3.3 Fungsi Motivasi Dalam Belajar ... 17
2.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi... 18
2.3.5 Cara Menumbuhkan Motivasi ... 19
2.3.6 Indikator Motivasi ... 20
2.4. ... Ko mpetensi Guru... 21
2.4.1 Pengertian Kompetensi ... 21
2.4.2 Pengertian Kompetensi Guru... 21
2.4.3 Kompetensi Pedagogik ... 22
2.4.3.1 Indikator Kompetensi Pedagogik ... 22
2.4.4 Kompetensi Profesional ... 23
2.4.4.1 Indikator Kompetensi Profesional ... 24
2.5. ... Aku ntansi ... 25
NURUL NURBANI RAHAYU, 2014
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI S MAN 21 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed
No. Daftar: 340/UN40.7.D1/LT/2014 2.5.2. ... Pros
es Akuntansi ... 26 2.5.3. ... Keg
unaan Akuntansi ... 27 2.6. ... Pen
garuh Kompetensi Pedagogik Terhadap Motivasi Belajar ... 27 2.7. ... Pen
garuh Kompetensi Profesional Terhadap Motivasi Belajar ... 28 2.8. ... Pene
litian Terdahulu... 29 2.9. ... Kera
ngka Pemikiran ... 30 2.10. Hipotesis ... 33 BAB III METODE PENELITIAN ... 34
3.1. ... Des ain Penelitian ... 34 3.2. ... Ope
rasionalisasi Variabel ... 35 3.3. ... Pop
ulasi dan Sampel Penelitian ... 37 3.3.1. ... Pop
ulasi ... 37 3.3.2. ... Sam
NURUL NURBANI RAHAYU, 2014
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI S MAN 21 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed
No. Daftar: 340/UN40.7.D1/LT/2014 3.4. ... Tek
nik Pengumpulan Data... 41 3.5. ... Tek
nik Pengujian Instrumen ... 42 3.5.1 Uji Reliabilitas ... 42 3.5.2 Uji Validitas ... 44 3.6. ... Tek
nik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58
4.1. ... Gam baran Objek Penelitian... 58 4.1.1. ... Seja
rah Singkat SMAN 21 Kota Bandung... 58 4.1.2. ... Visi
dan Misi SMAN 21 Kota Bandung ... 59 4.1.2.1. ... Visi
SMAN 21 Kota Bandung... 59 4.1.2.2. ... Misi
SMAN 21 Kota Bandung... 59 4.1.3. Struktur Organisasi SMAN 21 Kota Bandung ... 59 4.2. ... Des
kripsi Hasil Penelitian ... 60 4.2.1. ... Gam
NURUL NURBANI RAHAYU, 2014
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI S MAN 21 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed
No. Daftar: 340/UN40.7.D1/LT/2014 4.2.1.1. ... Gam
baran Indikator Kompetensi Pedagogik ... 61 4.2.2. ... Gam
baran Umum Kompetensi Profesional Guru ... 68 4.2.2.1. ... Gam
baran Indikator Profesional ... 69 4.2.3. ... Gam
baran Umum Motivasi Belajar Siswa... 74 4.2.3.1. ... Gam
baran Indikator Minat Berwirausaha... 75 4.3. ... Tek
nik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Penelitian... 79 4.3.1. ... Uji
Normalitas ... 79 4.3.2. ... Uji
Linearitas ... 80 4.3.3. ... Uji
Multikolinieritas ... 82 4.3.4. ... Uji
Heteroskedastisitas ... 83 4.3.5. ... Anal
isis Jalur ... 84 4.4. ... Pem
NURUL NURBANI RAHAYU, 2014
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI S MAN 21 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed
No. Daftar: 340/UN40.7.D1/LT/2014 4.4.1. ... Pen
garuh Kompetensi Pedagogik Terhadap
Motivasi Belajar Siswa... 91 4.4.2. ... Pen
garuh Kompetensi Profesional Terhadap
Motivasi Belajar Siswa... 92 4.4.3. ... Pen
garuh Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru
Terhadap Motivasi Belajar Siswa ... 94 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 96
5.1. ... Kesi mpulan ... 96 5.2. ... Sara
n ... 96 DAFTAR PUSTAKA ... 98 LAMPIRAN
NURUL NURBANI RAHAYU, 2014
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI S MAN 21 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed
No. Daftar: 340/UN40.7.D1/LT/2014 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pendidikan terkadang dipandang sebagai identitas suatu negara sehingga pendidikan sering kali dijadikan sebagai indikator utama dalam melakukan penilaian kemajuan terhadap suatu negara. Pendidikan menduduki posisi penting karena sasarannya adalah kualitas sumber daya manusia yang menuntut semua pihak dalam berbagai bidang untuk meningkatkan kompetensinya. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam mencapai tujuan pendidikan di Indonesia masih terdapat masalah mengenai rendahnya motivasi belajar berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan atau Education Development Index (EDI) Indonesia berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. Salah satu faktor yang menimbulkan hal ini terjadi dikarenakan rendahnya motivasi belajar siswa (Kompas Online, 02/03/2011).
2
belajar sangat diperlukan di dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Proses belajar akan terjadi karena adanya motivasi yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar. Menurut Santrock (2007:509) menyatakan bahwa “motivasi adalah aspek penting dari pengajaran dan pembelajaran. Murid yang tidak punya motivasi tidak akan berusaha keras untuk belajar. Murid yang bermotivasi tinggi senang ke sekolah dan menyerap proses belajar”. Sekolah sebagai lembaga formal tempat pencapaian tujuan pendidikan serta tempat berlangsungnya proses belajar-mengajar. Pada semua jenjang sekolah, suatu proses belajar mengajar itu dapat dikatakan berhasil apabila peserta didik telah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan sebelumnya.
SMAN 21 Bandung merupakan sekolah yang sama pada umumnya dengan SMA lain dengan akreditasi A. Adapun masalah rendahnya motivasi belajar yang terjadi pada siswa kelas XI IPS SMAN 21 Bandung yang diperoleh dari hasil wawancara kepada Bapak Drs. Adi Sumiarto, M.Pd selaku guru akuntansi SMAN 21 Bandung yang juga menjabat sebagai Wakasek bidang kurikulum mengenai keaktifan siswa saat di dalam kelas serta usaha mereka dalam mengerjakan tugas yang penulis temui pada tanggal 06 Desember 2013. Hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa hanya 50% dari keseluruhan siswa kelas XI IPS yang berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran akuntansi selama jam pelajaran berlangsung. Pada saat guru mata pelajaran akuntansi memberikan tugas kepada siswa kelas XI IPS, hanya ada sekitar 65% dari keseluruhan siswa yang mengerjakan tugas yang telah diberikan. Adapun studi dokumentasi yang dilakukan penulis mengenai tingkat ketidakhadiran siswa dalam mengikuti mata pelajaran akuntansi adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Rekapitulasi Ketidakhadiran Siswa (Tanpa Keterangan) Pada Mata Pelajaran Akuntansi
Kelas XI SMAN 21 Bandung Tahun ajaran 2013/2014
No Kelas Bulan (%)
Juli Agst Sept Okt Nov Des
2 XI IPS 2 1,8 5,2 6,1 0,6 1,8 3,2
3 XI IPS 3 3,0 6,1 6,1 2,4 6,7 1,6
4 XI IPS 4 1.2 5,0 5,6 0,3 0,6 0,8
Rata-rata (%) 1,8 5,5 6,1 1,3 2,6 1,8 Sumber: Dokumentasi SMAN 21 Bandung (Data diolah)
Tingkat ketidakhadiran siswa pada bulan Agustus dan September cukup tinggi dan telah melebihi 5% yang merupakan standar maksimal tingkat ketidakhadiran siswa yang telah ditetapkan oleh SMA tersebut yakni sekurang-kurangnya sebesar 95% dan akan lebih baik lagi jika tingkat kehadiran siswa sebesar 100%. Data tersebut merupakan angka dari ketidakhadiran siswa pada mata pelajaran akuntansi.
Penulis juga melakukan wawancara pada tanggal 06 Desember 2013 kepada sebagian siswa kelas XI IPS mengenai inisiatif mereka untuk berlatih kembali materi yang telah diajarkan. Hasilnya kebanyakan siswa jarang berlatih kembali materi yang telah diberikan di kelas dan kebanyakan alasan dari mereka tidak mengerjakan tugas itu dikarenakan mereka menganggap bahwa akuntansi merupakan pelajaran yang sulit sehingga pada saat mereka menemui kesulitan mereka tidak berusaha untuk memecahkan masalah tersebut. Kondisi di atas menunjukan bahwa peran serta siswa yang kurang merupakan salah satu indikasi atau gejala bahwa motivasi belajar siswa yang rendah. Apabila hal ini dibiarkan saja, maka dampaknya adalah mereka tidak dapat belajar optimal selama di kelas, selain itu prestasi belajar siswapun akan ikut rendah. Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dikaji pembelajaran akuntansi dilihat dari segi motivasi belajar siswa.
4
terbentuk karena pengaruh sesuatu atau karena pengaruh peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar” Hadis (2008:67).
Menurut Baharudin dan Wahyuni (2008:87) bahwa “aliran behaviouristik memandang belajar sebagai kegiatan yang mekanistik antara stimulus dan respon”. Implikasi terhadap pendidikan khususnya motivasi yaitu motivasi belajar yang berasal dari luar atau sering disebut motivasi eksternal dan motivasi tersebut harus tetap dilaksanakan agar motivasi tetap terjaga.
Oleh karena itu dalam pandangan behaviouristik, motivasi dikontrol oleh kondisi lingkungan, maka tergantung pada pendidiklah pengaturan lingkungan kelas sehingga peserta didik termotivasi dalam belajar. Kegagalan peserta didik dalam belajar berarti kegagalan pendidik dalam mengatur program belajar, bukan kegagalan peserta didik karena ketidak mampuannya.
Motivasi belajar sangat penting bagi siswa dan guru. Adapun faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Purwanto (dalam Handrianto, 2012):
1. Faktor Intrinsik yaitu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yang berasal dari siswa itu sendiri. Seperti minat, cita-cita, kondisi siswa. 2. Faktor Ekstrinsik yaitu faktor yang berasal dari luar individu. Contoh:
kecemasan terhadap hukuman, penghargaan dan pujian, peran orang tua, peran pengajar dan kondisi lingkungan.
Guru merupakan elemen utama dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Hal ini disebabkan karena guru sebagai titik sentral dalam peningkatan mutu pendidikan dengan kata lain salah satu persyaratan penting bagi terwujudnya pendidikan yang bermutu adalah apabila pelaksanaannya dilakukan oleh pendidik yang profesional. Apabila kemampuan mengajar guru tersebut baik, maka akan membawa dampak peningkatan pada iklim belajar mengajar yang baik pula.
Dalam melaksanakan pembelajaran, seorang guru harus memiliki bekal dalam menjalankan tugasnya sebagai guru agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Hal ini apabila dimiliki oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar, akan mengantarkannya pada kesuksesan dalam kegiatan belajar mengajar. Bekal yang dimaksud adalah kompetensi mengajar yang baik.
sangat penting dan tanpa mengabaikan faktor penunjang yang lain, guru sebagai subyek pendidikan sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri. Sebagaimana telah diungkapkan Hayat (dalam Mariyana, 2005) bahwa “Teacher Is The Heart Of Quality Education.” Ungkapan ini mengisyaratkan bahwa guru merupakan salah satu indikator yang menentukan kualitas pendidikan. Menurut Usman (2005:5), “guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus”. Bagus tidaknya kualitas pendidikan akan terlihat dari kinerja dan kompetensi guru sebagai pendidik yang melaksanakan proses pembelajaran. Menurut Cooper (dalam Mariyana, 2005) “Guru merupakan kunci keberhasilan pendidikan, dengan tugas profesionalnya, guru berfungsi membantu peserta didik untuk belajar dan berkembang, membantu perkembangan intelektual, personal dan sosial warga masyarakat yang memasuki sekolah”.
Guru sebagai pelaksana pendidikan nasional merupakan faktor kunci. Peningkatan motivasi belajar siswa akan dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran di kelas. Guru mempunyai kompetensi yang baik akan mampu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa lebih baik, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kompetensi guru adalah suatu kemampuan yang dimiliki seorang guru, yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, proses berpikir, penyesuaian diri, sikap dan nilai- nilai yang dianut dalam melaksanakan profesi sebagai guru. Kompetensi guru memikul tanggung jawab utama dala m mengubah peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari ketergantungan menjadi mandiri, dari tidak terampil manjadi terampil.
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya, guru harus memiliki standar kompetensi untuk menunjang dalam proses pembelajaran. Berdasarkan Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) pasal 10
butir 1 bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.
6
pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sedangkan kompetensi profesional guru meliputi kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Mulyani (2011) dalam penelitiannya terhadap 58 siswa di SMA pasundan 8 menunjukan bahwa kompetensi pedagogik guru yang diterapkan pada mata pelajaran akuntansi itu mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Penelitian yang lainnya dilakukan oleh Wina (2012) mengenai pengaruh kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMA Muhammadiyah Tasikmalaya. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa kompetensi profesional guru berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa dengan thitung sebesar 42,202 dan ttabel dengan taraf signifikansi 0,05.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis tertarik mengambil judul Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Motivasi Belajar Sis wa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di SMAN 21 Bandung.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil beberapa rumusan masalah antara lain sebagai berikut:
a. Bagaimana gambaran kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru akuntansi di SMAN 21 Kota Bandung.
c. Bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMAN 21 Kota Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru akuntansi dan kaitannya dalam motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan yaitu sebagai berikut: a. Untuk menjelaskan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru
akuntansi di SMAN 21 Bandung.
b. Untuk menjelaskan motivasi belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi di SMAN 21 Bandung.
c. Untuk memverifikasi pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMAN 21 Bandung.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan dalam hal informasi dan pengetahuan tentang meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di SMAN 21 Bandung. Manfaat yang ingin disampaikan penulis dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Manfaat Teoritis
8
2) Manfaat praktis a. Bagi Guru
Guru dapat lebih memahami upaya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi dengan mendayagunakan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional mengajar yang dimilikinya.
b. Bagi siswa
Dengan adanya tenaga pengajar yang memiliki kompetensi mengajar yang baik maka akan meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran akuntansi.
c. Bagi penulis
NURUL NURBANI RAHAYU, 2014
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI S MAN 21 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed
No. Daftar: 340/UN40.7.D1/LT/2014 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat desain penelitian. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga rumusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab dan diuji secara akurat. Pemilihan dan penentuan metode yang dipergunakan dalam suatu penelitian sangat berguna bagi peneliti karena dengan pemilihan dan penentuan metode yang tepat dapat membantu dalam mencapai tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2010:3) menyatakan bahwa
“secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif. Penelitian deskriptif merupakan studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Menurut Masyhuri dan Zainuddin (2009:34)
Metode deskripsi adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta- fakta dari gejala- gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik, dari suatu kelompok atau daerah.
Sedangkan metode verifikatif atau metode analisis menurut Prastowo
(2011:57) yaitu “menghubungkan dunia teori dengan dunia empiris (faktual)”. Begitu juga dengan pendapat Rochaety (2007:13) “Metode verifikatif merupakan
metode penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan-hubungan variabel dari hipotesis-hipotesis yang disertai data empiris”
35
pengujian hipotesis melalui suatu perhitungan statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukan hipotesis ditolak atau diterima.
3.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2010:60) “variabel adalah suatu atribut atau sifat nilai
dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel
dapat dijelaskan sebagai ciri atau aspek dari fakta sosial yang memiliki nilai lebih dari satu. Variabel-variabel tersebut adalah:
1) Variabel independen (variabel bebas)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel ini akan mempengaruhi perubahan pada variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah kompetensi pedagogik guru (X1) dan kompetensi profesional guru (X2). Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, peranca ngan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sedangkan kompetensi profesional guru meliputi kemampuan penguasaan materi pembelajaran antara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan da lam Standar Nasional Pendidikan (PP No.19 tahun 2005)
2) Variabel dependen (variabel terikat)
Adapun operasionalisasi variabel yang dituangkan dalam bentuk variabel seperti dibawah ini:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Kompetensi
1. Kemampuan guru dalam memilih materi
4. Kemampuan guru menentukan sumber belajar
2. Kemampuan mengelola proses belajar mengajar
1. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran
2. Kemampuan guru dalam menyajikan materi secara sistematis
melaksanakan penilaian dengan baik 2. Kemampuan guru dalam
menggunakan waktu belajar dengan baik
3. Kemampuan guru dalam memilih tingkat kesukaran soal struktur, konsep, pola pikir keilmuan yang mendukung.
Interval
37
mata pelajaran 2. Kemampuan memahami kompetensi dasar
3. Kemampuan memahami tujuan pembelajaran
3. Mengembangkan materi secara kreatif
1. Kemampuan memilih materi pembelajaran yang sesuai 2. Kemampuan mengolah materi
pembelajaran secara kreatif 4. Mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan
1. Kemampuan merefleksi kinerja diri sendiri secara terus menerus
2. Kemampuan mengikuti perkembangan zaman dengan belajar melalui berbagai sumber
Motivasi Ekstrinsik 1. Durasi kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan)
2. Frekwensi kegiatan (berapa sering dilakukan dalam periode waktu tertentu)
3. Presistensinya (ketepatan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan 4. Ketabahan, keuletan, dan
kemampuan dalam menghadapi rintangan atau kesulitan untuk mencapai tujuan
5. Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
6. Tingkat aspirasinya yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan
7. Tingkat kualifikasi
prestasi/produk/output yang dicapai dari kegiatannya
8. Arah sikapnya terhadap sesuatu sasaran kegiatan
Interval
3.3 Populasi dan Sampel 1) Populasi
Menurut Sugiyono (2010:117) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan rumusan di atas maka dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 21 Kota Bandung. Berikut ini adalah rincian jumlah siswa tiap kelas
Tabel 3.2
Jumlah Siswa Kelas XI IPS
No. Kelas Jumlah Siswa
1 XI IPS 1 42 Orang
2 XI IPS 2 41 Orang
3 XI IPS 3 41 Orang
4 XI IPS 4 42 Orang
Jumlah Siswa 166 orang Sumber: SMA Negeri 21 Bandung
2) Sampel
Sugiyono (2010:116) mengemukakan bahwa “sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representative (mewakili)”.
Sample yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling. Menurut Sugiyono (2010:120) “Simple Random Sampling adalah pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara
39
pengambilan sample untuk jumlah siswa yang akan diteliti menggunakan rumus berikut:
(Riduwan, 2007:65)
Keterangan:
n = Jumlah Sample N = Jumlah Populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan (5%)
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampelnya adalah sebagai berikut:
Dari perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini adalah 118 siswa. Setelah diperoleh sampel siswa maka langkah selanjutnya adalah menentukan sampel untuk setiap kelas. Dalam penarikan sampel siswa dilakukan secara proporsional yang dapat dihitung dengan rumus:
(Riduwan, 2007:22-23) Keterangan:
ni : Jumlah sampel menurut kelas n : Jumlah sampel seluruh
Ni : Jumlah populasi menurut kelas N : Jumlah populasi seluruhnya
Tabel 3.3
Penarikan Sampel Siswa No Kelas Jumlah
Siswa Sample Siswa Nomor Responden
1 XI IPS 1 42 cara random. Sebelum penyebaran angket dilakukan, sampel yang akan menerima angket harus dikocok/diundi terlebih dahulu sesuai dengan jumlah angket yang akan disebar agar adil. Berikut prosedur pengambilan sampling secara random:
41
2. Beri nomor urut semua satuan sampling
3. Nomor urut satuan sampling ditulis pada lembaran-lembaran kertas berukuran kecil berdasarkan NIS
4. Gulung kertas-kertas tersebut
5. Ambil gulungan kertas tersebut satu persatu dari kotak sampai mencapai sejumlah ukuran sampel yang diinginkan
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara dan alat yang dipakai dalam memperoleh informasi atau keterangan mengenai objek penelitian. Data yang dikumpulkan adalah data yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket (kuisioner). Menurut Sugiyono (2010:199) angket (kuisioner), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuisioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.
Angket yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah angket tertutup (angket berstruktur) artinya angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau checklist (). Untuk memperoleh data mengenai persepsi siswa mengenai penelitian ini, dibuat beberapa pertanyaan yang disusun dalam bentuk skala numerik. Menurut Sekaran
(2006:33), “Skala numerik (numerical scale) mirip dengan skala diferensial
semantik, dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala 5 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sifat berkutub dua pada ujung keduanya”.
Tabel 3.4
Penilaian Skala Numerik
5 4 3 2 1 Sumber: Sekaran (2006:33)
Keterangan :
Angka 5 dinyatakan untuk pertanyaan positif tertinggi
Angka 4 dinyatakan untuk pertanyaan positif tinggi
Angka 3 dinyatakan untuk pertanyaan positif sedang
Angka 2 dinyatakan untuk pertanyaan positif rendah
Angka 1 dinyatakan untuk pertanyaan positif terendah
3.5 Teknik Pengujian Instrumen
Sebelum mengambil data penelitian maka instrumen angket diuji cobakan terlebih dahulu. Kemudian angket tersebut diuji untuk memenuhi dua kriteria, karena instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yakni sahih dan dapat dipercaya. Adapun langkah-langkah dalam uji coba instrumen angket ini adalah sebagai berikut :
3.5.1 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen
tersebut dianggap baik. “Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan
ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan” (Arikunto, 2006 : 178). Untuk menghitung uji reliabilitas penulis menggunakan rumus Alpha dengan rumus dan langkah perhitungan sebagai berikut :
1) Menghitung varians skor tiap-tiap item
Dimana :
= Varian skor tiap item
43
= Kuadrat skor seluruh respon dari tiap item N = Jumlah responden
2) Kemudian menjumlahkan varians semua item
Dimana :
= Jumlah varians semua item = Varians item ke-1,2,3...n
3) Menghitung varians total
Dimana:
= Varian totals
= Jumlah kuadrat skor total
= Jumlah kuadrat dari jumlah skor total N = Jumlah responden
4) Memasukan nilai Alpha
Dimana:
= Nilai reliabilitas n = Jumlah item
Setelah diperoleh nilai kemudian dibandingkan dengan nilai dengan taraf signifikansi α = 0,05. Kriteria pengujian reliabilitas adalah:
Jika berarti reliabel. Jika berarti tidak reliabel.
Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas soal, digunakan program Microsoft Excel for Windows agar mempermudah dalam perhitungannya. Berdasarkan hasil perhitungan, reliabilitas instrumen dapat terlihat pada tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Keterangan
1 Kompetensi Pedagogik 0,764 0,361 Reliabel 2 Kompetensi Profesional 0,767 0,361 Reliabel
3 Motivasi Belajar 0,830 0,361 Reliabel
Sumber: data diolah, 2014
Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha ( ) untuk variabel kompetensi pedagogik guru didapat sebesar 0,764. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan pada tabel r product moment diperoleh harga pada taraf kepercayaan 95% untuk 30 responden yaitu sebesar 0,361, karena > maka soal angket tersebut reliabel pada taraf kepercayaan 95% sehingga instrumen tersebut dapat digunakan untuk penelitian.
Perhitungan reliabilitas untuk variabel kompetensi profesional guru didapat sebesar 0,767. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan pada tabel r product moment diperoleh harga pada taraf kepercayaan 95% untuk 30 responden yaitu sebesar 0,361, karena > maka soal angket tersebut reliabel pada taraf kepercayaan 95% sehingga instrumen tersebut dapat digunakan untuk penelitian.
45
product moment diperoleh harga pada taraf kepercayaan 95% untuk 30 responden yaitu sebesar 0,361, karena > maka soal angket tersebut reliabel pada taraf kepercayaan 95% sehingga instrumen tersebut dapat digunakan untuk penelitian.
3.5.2 Uji Validitas
Menurut Arikunto (2006:168) “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan kevalidan dari suatu instrumen”. Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas yang rendah. Dalam uji validitas ini digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
= Jumlah skor tiap item dari seluruh responden penelitian
= Jumlah skor total selururh item dari keseluruhan responden penelitian = Jumlah responden penelitian
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik product moment corelation, yakni korelasi antar skor-skor tes yang divaliditaskan dengan skor-skor tes tolak ukurannya dari peserta yang sama. Suatu item dikatakan valid jika rhitung > rtabel, sedangkan jika rhitung ≤ rtabel, maka item tidak valid dihapus dari instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas soal, penulis menggunakan program Excel for Windows.
Berikut ini ditampilkan hasil uji validitas berdasarkan perhitungan dengan bantuan program Excel for Windows untuk variabel kompetensi pedagogik guru (X1) yang dapat dilihat pada tabel 3.6 sebagai berikut:
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas
Variabel Kompetensi Pedagogik Guru (X1) No Item
Lama
No Item Baru
Nilai Korelasi ( )
Nilai
(n=30 α=5%) Keterangan
1 1 0,456 0,361 Valid
2 2 0,666 0,361 Valid
3 3 0,401 0,361 Valid
4 0,216 0,361 Tidak Valid
5 4 0,408 0,361 Valid
6 -0,057 0,361 Tidak Valid
7 5 0,708 0,361 Valid
8 6 0,834 0,361 Valid
9 7 0,378 0,361 Valid
10 8 0,612 0,361 Valid
11 9 0,808 0,361 Valid
47
Sumber : data diolah, 2014
Dari data tersebut dapat dibaca bahwa korelasi antara skor butir pertama hingga butir ke-17 dibandingkan dengan harga untuk 30 responden yaitu sebesar 0,361. Keputusan valid atau tidaknya setiap butir soal dilihat berdasarkan kriteria, yaitu jika harga < maka item soal tersebut tidak valid, sedangkan jika > maka item soal tersebut valid.
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa dari 17 pernyataan yang disebarkan kepada responden tersebut terdapat 4 nomor item yang tidak valid. Pernyataan yang tidak valid tersebut kemudian dihilangkan sehingga jumlah pernyatan yang memenuhi kriteria validitas berjumlah 13 item pernyataan.
Hasil uji validitas berdasarkan perhitungan dengan bantuan program Excel for Windows untuk variabel kompetensi profesional guru (X2) yang dapat dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut:
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas
8 7 0,730 0,361 Valid
Sumber : data diolah, 2014
Dari data tersebut dapat dibaca bahwa korelasi antara skor butir pertama hingga butir ke-13 dibandingkan dengan harga untuk 30 responden yaitu sebesar 0,361. Keputusan valid atau tidaknya setiap butir soal dilihat berdasarkan kriteria, yaitu jika harga < maka item soal tersebut tidak valid, sedangkan jika > maka item soal tersebut valid.
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa dari 13 pernyataan yang disebarkan kepada responden tersebut terdapat satu pertanyaan yang tidak valid. Pernyataan yang tidak valid tersebut kemudian dihilangkan sehingga jumlah pernyatan yang memenuhi kriteria validitas berjumlah 12 item pernyataan.
Hasil uji validitas berdasarkan perhitungan dengan bantuan program Excel for Windows untuk variabel motivasi belajar siswa (Y) yang dapat dilihat pada tabel 3.8 sebagai berikut:
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas
49
7 6 0,625 0,361 Valid
8 7 0,576 0,361 Valid
9 8 0,367 0,361 Valid
10 9 0,799 0,361 Valid
11 10 0,767 0,361 Valid
12 11 0,678 0,361 Valid
13 12 0,463 0,361 Valid
14 13 0,719 0,361 Valid
15 14 0,820 0,361 Valid
Sumber : data diolah, 2014
Dari data tersebut dapat dibaca bahwa korelasi antara skor butir pertama hingga butir ke-15 dibandingkan dengan harga untuk 30 responden yaitu sebesar 0,361. Keputusan valid atau tidaknya setiap butir soal dilihat berdasarkan kriteria, yaitu jika harga < maka item soal tersebut tidak valid, sedangkan jika > maka item soal tersebut valid.
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa dari 15 pernyataan yang disebarkan kepada responden tersebut terdapat satu pertanyaan yang tidak valid. Pernyataan yang tidak valid tersebut kemudian dihilangkan sehingga jumlah pernyatan yang memenuhi kriteria validitas berjumlah 14 item pernyataan.
3.6 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.6.1 Uji asumsi klasik
Menurut Gujarati (2003:97), “Uji asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid dengan data yang digunakan secara teori adalah tidak bias, konsisten dan penaksiran koefisienan regresinya efisien”. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang dilakukan adalah pengujian normalitas, linieritas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.
3.6.1.1Uji Normalitas
H0 : Data tidak berdistribusi normal H1 : Data berdistribusi normal
Uji normalitas bisa dilakukan secara manual dengan menggunakan rumus chi-kuadrat ( yaitu :
(Sudjana, 2004 : 180) Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Mencari rata-rata (mean)
2) Mencari simpangan baku (Standard Deviasi)
3) Membuat tabel penolong sebagai berikut : Batas
Kelas
Z untuk Batas Kelas
Luas tiap Kelas Interval
Frekuensi Teoritis ( )
Frekuensi Pengamatan ( ) 4) Menghitung nilai z untuk batas kelas (z)
5) Menghitung nilai Frekuensi Teoritis
Bila hasil 2hitung ini dikonsultasikan dengan nilai tabel dengan chi kuadrat dengan derajat kebebasan (dk) = k-3, taraf nyata 5 % maka diperoleh chi kuadrat tabel 2tabel. Kesimpulan yang diambil adalah dengan membandingkan 2hitung dengan 2tabel :
Jika nilai 2hitung ≥ nilai 2tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika nilai 2hitung ≤ nilai 2tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
51
1) Klik Analyze, Klik Legacy Test, Klik 1-Sample K-S
2) Pindahkan data yang akan diuji ke kolom kanan dengan tanda panah 3) Centang Normal pada Test Distribution, lalu tekan Ok
3.6.1.2Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Adapun langkah- langkah perhitungan uji linearitas adalah sebagai berikut: 1) Menyusun tabel kelompok data variabel dan variabel Y
2) Melakukan perhitungan dengan rumus menurut Sudjana (2003:17-19) sebagai berikut :
g. Mencari Jumlah Kuadrat Galat (JKG)
Setelah melakukan perhitungan seperti langkah diatas langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian, bila hasil ini dikonsultasikan dengan nilai tabel F dengan dk pembilang k-2 dan dk penyebut n-k, taraf nyata 5% maka diperoleh . Kesimpulan yang diambil adalah dengan membandingkan
dengan :
Jika berarti data tidak linier
Jika berarti data linier
Pengujian linieritas juga dapat dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20. Langkah-langkah pengujian linieritas menggunakan SPPS adalah sebagai berikut:
1) Dari menu utama SPSS, pilih menu analyze, kemudian submenu compare means, lalu pilih means.
2) Tampak di layar windows means.
3) Pada kotak Dependent List isikan variabel MBS (Motivasi Belajar Siswa) 4) Pada kotak Independent List isikan variabel K.Pd (Kompetensi Pedagogik),
53
5) Pilih option, dilayar akan muncul tampilan windows Means: Option. 6) Aktifkan pilihan Test for Linearity.
7) Klik continue.
3.6.1.3Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2013:105), “Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)”. Jika terjadi korelasi kuat, terdapat masalah multikolinieritas ya ng harus diatasi. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas dalam suatu model adalah salah satu cara yang digunakan menurut Ghozali (2013:105-106) adalah:
Dilihat dari Tolerance Value (TV) dan lawannya Variance Inflation Factors (VIF) dengan menggunakan SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi.
Batas VIF adalah 10 dan TV adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai TV lebih kecil dari 0,1 maka terjadi multikolinearitas. Berikut ini disajikan cara mendeteksi multikolinieritas dengan menganalisis matriks korelasi antara variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan VIF menggunakan bantuan software SPSS versi 20 for windows. Dengan langkah-langkah menurut Ghozali (2013:106) sebagai berikut :
1) Dari menu utama SPSS, pilih menu analyze, kemudian submenu regression, lalu pilih linier.
2) Tampak di layar windows Linier Regression.
3) Pada kotak Dependent isikan variabel MBS (Motivasi Belajar Siswa). 4) Pada kotak Independent isikan variabel K.Pd, dan K.Pr.
5) Pada kotak method, pilih enter.
6) Untuk menampilkan matrik korelasi dan nilai Tolerance serta VIF.
7) Pilih Statistics, dilayar akan muncul tampilan windows Linier Regression Statistics.
3.6.1.4Uji Heteroskedastisitas
Model yang baik adalah model yang tidak terdapat heteroskedastisitas dan seharusnya homoskedasitisitas. Salah satu cara mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan cara melihat Scatter Plot pada program SPSS. Melihat grafik plot antara nilai prediksi variable terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di studentized.
Menurut Ghozali (2013:139) dasar pengambilan keputusan uji tersebut yaitu sebagai berikut:
I. Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.
II. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Langkah- langkah untuk pengujian heteroskedastisitas menggunakan bantuan software SPSS v.20 for windows adalah sebagai berikut menurut Ghozali (2013:140):
1) Lakukan regresi dengan persamaan MBS= f(K.Pd,K.Pr)
2) Lanjutkan dengan menekan tombol Plots hingga layar tampak tampilan windows Linear Regression Plots.
3) Masukan variabel SRESID (S-Residu) pada kotak pilihan Y dan 4) Masukan variabel ZPRED (Z-Prediksi) pada kotak pilihan X 5) Tekan Continue dan abaikan yang lain lalu OK
6) Hasil Output SPSS
3.6.2 Pengujian Hipotesis
55
tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas terhadap variabel terikat”. Langkah- langkah menguji Path Analysis sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural Hipotesis:
Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa.
Strukturnya:
(Riduwan, 2012:116) Keterangan:
Y = Motivasi belajar siswa X1 = Kompetensi pedagogik X2 = Kompetensi profesional
= error term
2. Menghitung koefisien jalur yang berdasarkan pada koefisien regresi
Gambarkan diagram jalur lengkap dengan sub-sub strukturnya dan rumusan persamaan strukturnya yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan, yakni:
Gambar 3.1
Hubungan Struktur X1, X2 terhadap Y
- Mengitung koefisien korelasi dan regresi untuk struktur yang telah ditentukan untuk mengetahui berapa besar hubungan antar variabel independen.
Persamaan regresi ganda: Y
rX1X2
x2y
x1y
X1
X2
3. Menghitung koefisien korelasi jalur secara stimulan (keseluruhan)/ uji F Uji secara stimulan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut: Ho : yx1 = yx2 = 0
Ha : yx1 = yx2 0
Kaidah pengujian signifikan ( menggunakan tabel F)
(Riduwan dan Kuncoro, 2012:117) Keterangan:
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel eksogen = Rsquare
Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut : Ha :
Ho :
Hipotesis bentuk kalimat :
Ha: kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru secara simultan berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa
Ho: kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru secara simultan tidak berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
Untuk melakukan pengujian signifikansi, dalam penelitian ini menggunakan program SPSS v.20 for windows, dengan kriteria uji signifikansi menurut Riduwan dan Kuncoro (2012:117):
a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
57
4. Menghitung koefisien jalur secara individual (parsial) uji t
Pengujian t statistik bertujuan untuk menguji signifikansi masing- masing variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat. Hipotesis pengujian individual dirumuskan sebagai berikut :
Hipotesis 1
Ha : : Secara individual X1 berpengaruh positif terhadap Y Ho : : Secara individual X1 tidak berpengaruh terhadap Y Hipotesis 2
Ha : : Secara individual X2 berpengaruh positif terhadap Y Ho : : Secara individual X2 tidak berpengaruh terhadap Y
Secara individu (parsial) uji statistik yang digunakan adalah uji t yang di hitung dengan rumus:
(Riduwan dan Kuncoro, 2012: 117) Keterangan:
k = koefisien jalur yang akan diuji
tk = t hitung untuk tiap koefisien jalur variabel Xk
k = jumlah variabel eksogen yang terdapat dalam substruktur n = jumlah sampel
= standar eror koefisien jalur
dk = degree of freedom atau derajat kebebasan
Dalam penelitian ini penulis akan melakukan pengujian secara parsial dengan menggunakan bantuan program SPSS v.20 for windows yaitu dengan membandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig. Adapun dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
b. Jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
5. Menguji pengaruh langsung dan tidak langsung dari setiap variabel
Untuk menguji pengaruh langsung dan tidak langsung dari setiap variabel, digunakan perhitungan sebagai berikut:
a. Pengaruh X1 terhadap Y:
Pengaruh langsung = YX1YX1
Pengaruh tidak langsung melalui X1.2= YX1 rX1X2 YX2 Pengaruh total X1 terhadap Y = ……….. b. Pengaruh X2 terhadap Y:
Pengaruh langsung = YX2YX2
Pengaruh tidak langsung melalui X1.1= YX2 rX2X1 YX1 Pengaruh total X2 terhadap Y = ………..
NURUL NURBANI RAHAYU, 2014
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS
DI S MAN 21 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed
No. Daftar: 340/UN40.7.D1/LT/2014 DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Cipta
Baharudin, dan Wahyuni, E.N. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Dalyono, M. (2009). Psikologi kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta Djamarah, S B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Kencana
Firdaus, M. (2004). Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta: Bumi Aksara
Firdaus, Y, dkk. (2000). Akuntansi SMU 1. Jakarta: Erlangga
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. Edisi 7. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gujarati. (2003). Basic Econometric. Singapore : McGraw Hill
Hadis, A. (2008). Psikologi Dalam Pendidikan (Sangat Penting untuk: Dosen, Guru, Mahasiswa, Orang Tua, Masyarakat, dan Pemerhati Pendidikan).
Bandung: Alfabeta
Hamalik, O. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Masyhuri dan Zainuddin. (2009). Metode Penelitian. Bandung: PT Refika Aditama
Moeslihat, R. (2005). Akuntansi Untuk SMA Kelas XI. Bogor: CV Regina Mulyadi, A. (2004). Akuntansi Untuk SMA Kelas XI. Bandung
Mulyasa. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Musfah, J. (2011). Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana
Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Prastowo, A. (2011). Memahami Metode-metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Purwanto, N. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Riduwan dan Kuncoro, E.A., (2012). Cara Menggunakan dan Memakai Path
Analysis. Bandung: Alfabeta
Riduwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rochaety, E. (2007). Metode Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra Wacana Media
Sadeli, L M. (2009). Dasar-Dasar Akuntansi. Jakarta: PT Bumi Aksara
100
Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sarwono, J. (2009). Statistik itu Mudah: Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: Penerbit Andi
Sekaran, U. (2006). Research Methods For Business – Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat
Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Somarya, D. Nuryani, P. dkk. (2010). Landasan Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Sudjana. (2003). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
. (2012) Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sukardjo, dan Komarudin, U. (2009). Landasan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers
Sujarweni, V W. (2007). Panduan Mudah Menggunakan SPSS (Dilengkapi Contoh Penelitian Bidang Ekonomi). Yogyakarta: Ardana Media
Syamsudin, A M. (2009). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Usman, U. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Penerbit: PT Remaja Rodakarya
Wlodkowski, Raymond & Jaynes. (2004). Hasrat Untuk Belajar (Membantu Anak-Anak Termotivasi Dan Mencintai Belajar). Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Sumber Peraturan Perundang-Undangan:
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
UU No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Sumber Skripsi:
Anggraeni, Lia. (2014). Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Di SMAN 14 Bandung: Survey
Pada Kelas XI IPS. Skripsi. Bandung: Program Sarjana Universitas
Pendidikan Indonesia
Arifin, Winna. (2012). Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Di SMA
Muhammadiyah 1 Tasikmalaya. Skripsi. Bandung: Program Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Mulyani, Rima. (2011). Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus Pada Mata Pelajaran Akuntansi
Kelas XI IPS SMA Pasundan 8 Bandung). Skripsi. Bandung: Program
102
Sumber Internet:
Kompas. (2011). Indikasi Pendidikan Indonesia Menurun. [Online]. Tersedia: http://edukasi.kompas.com/read/2011/03/02/18555569/Indeks.%20Pendidi
kan.Indonesia.Menurun [03 Januari 2014]
Handrianto, P. (2012). Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Motivasi Belajar. [Online]. Tersedia: http://sainsjournal- fst11.web.unair.ac.id [04
April 2014]
Mariyana, R. (____). Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Bimbingan. [Online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197803082001122-RITA_MARIYANA/JURNAL_kompetensi_guru_dalam_PBB.pdf
[07 Desember 2013]
Sumber Jurnal:
Widoyoko, Eko P. (2005). Kompetensi Mengajar Guru SMA Purworejo. Cakrawala Pendidikan. Th XXIV No.3
Werdayanti, Andaru. (2008). Pengaruh Kompetensi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Di Kelas Dan Fasilitas Guru Terhadap Motivasi Belajar. Jurnal
Pendidikan Ekonomi Vol. 3 No. 1 Februari
Williams, K.C and Williams, C.C. (2011). “Five Key Ingredients for Improving