• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN TUTOR DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPRIBADIAN ANAK USIA DINI MELALUI KELOMPOK BERMAIN BERBASIS ISLAM : Studi Deskriptif di PGIT As Syifa Desa Tambak Mekar RT 24 RW 04 Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN TUTOR DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPRIBADIAN ANAK USIA DINI MELALUI KELOMPOK BERMAIN BERBASIS ISLAM : Studi Deskriptif di PGIT As Syifa Desa Tambak Mekar RT 24 RW 04 Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

KEPRIBADIAN ANAK USIA DINI MELALUI

KELOMPOK BERMAIN BERBASIS ISLAM

(Studi Deskriptif di PGIT As Syifa Desa Tambak Mekar RT 24 RW 04 Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Konsentrasi Pendidikan Anak Usia Dini

oleh :

Fenia Lastri Nuraena

NIM 1001888

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

MENUMBUHKEMBANGKAN

KEPRIBADIAN ANAK USIA DINI

MELALUI KELOMPOK BERMAIN

BERBASIS ISLAM

Oleh

Fenia Lastri Nuraena

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Luar Sekolah

© Fenia Lastri Nuraena 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

(3)

PERAN TUTOR DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPRIBADIAN ANAK USIA DINI MELALUI KELOMPOK BERMAIN

BERBASIS ISLAM

(Studi Deskriptif di PGIT As Syifa Desa Tambak Mekar RT 24 RW 04 Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd NIP. 19490227 197703 1 002

Pembimbing II

Dr. H. Ade Sadikin Akhyadi, M.Si NIP. 19570925 198403 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Fenia Lastri Nuraena, 2014

PERAN TUTOR D ALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPRIBAD IAN ANAK USIA D INI MELALUI KELOMPOK BERMAIN BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Peran Tutor Dalam Menumbuhkembangkan Kepribadian Anak Usia Dini Melalui Kelompok Bermain Berbasis Islam

(Studi Deskriptif di PGIT As Syifa Desa Tambak Mekar RT 24 RW 04 Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang)

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya pendidikan agama yang diberikan orang tua kepada anaknya sehingga memasukkan anaknya ke kelompok bermain berbasis islam agar memiliki kepriadian yang baik sesuai dengan ajaran islam. Kelompok bermain berbasis islam sumber belajar mengacu pada Al-Quran dan Hadist. Penelitian ini bertujuan 1) untuk memperoleh data tentang peran mendidik yang dilakukan tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam di PGIT As Syifa, 2) untuk memperoleh data tentang peran membimbing yang dilakukan tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam di PGIT As Syifa, 3) untuk memperoleh data tentang langkah-langkah tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam di PGIT As Syifa.

Teori dan konsep yang menjadi pijakan yaitu: pendidikan anak usia dini dalam kontek PLS, konsep anak usia dini, peran tutor dalam pendidikan anak usia dini, konsep perkembangan kepribadian, konsep kelompok bermain berbasis islam.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek penelitian sebanyak tujuh orang.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan triangulasi. Penelitian dilakukan di PGIT AsSyifa pada tanggal 11 Agustus s/d 19 September 2014.

Hasil penelitian diperoleh data: 1) peran mendidik yang dilakukan tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini dilihat dari segi isi yaitu mendidik tutor berkaitan dengan kepribadian peserta didik sesuai dengan ajaran islam, dari segi proses yaitu dengan memberikan motivasi dan mendidik peserta didik untuk mengikuti tata tertib, dari segi strategi yaitu dengan menggunakan keteladanan dan pembiasaan. 2) peran membimbing yang dilakukan tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini dilihat dari segi isi, segi proses, dan segi strategi yaitu dengan memberikan motivasi dan pembinaan kepada peserta didik. 3) Langkah-langkah tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian peserta didik yaitu melalui proses pembelajaran yang disesuaikan pada kelompok bermain berbasis islam dengan sumber pembelajaran mengacu pada Al-Quran dan Hadist.

(5)

Fenia Lastri Nuraena, 2014

PERAN TUTOR D ALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPRIBAD IAN ANAK USIA D INI MELALUI KELOMPOK BERMAIN BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Tutor’s Role In Developing The Personality Of Early Childhood Through Play -Based Islamic Group

(Descriptive Studies in PGIT As Syifa at Village Tambak Mekar RT 24 RW 04 Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang)

This research is motivated by the lack of religious education that parents give to their children so that put their children to Islamic-based groups play in order to have a good kepriadian accordance with the teachings of Islam. Group play -based learning refers to the source of Islam Quran and Hadist. This study aims 1) to obtain data on the role of educating the tutor in developing the personality of early childhood through play -based Islamic group in PGIT As Syifa, 2) to obtain data on the guiding role of the tutor in developing early childhood personality through grou p play Islam based on PGIT As Syifa, 3) to obtain data on measures of personality tutors in developing early childhood through play-based Islamic group in PGIT As Syifa.

Theories and concepts, the basis is: early childhood education in the context of PLS, the concept of early childhood, the role of the tutor in early childhood education, the concept of personality development, the concept of play -based Islamic groups.

This study used a qualitative approach with descriptive methods. Research subjects in which seven people. Data collection techniques used were observation, interviews, and triangulation. The study was conducted in PGIT As Syifa on August 11 s / d 19 September 2014.

The results obtained by the data: 1) the role of educating the tutor in developing early childhood personality in terms of the content that is related to personality tutors educate students in accordance with the teachings of Islam, in terms of the process is to motivate and educate learners to follow discipline , in terms of the strategy is to use the example and habituation. 2) the role of guiding the tutor in developing early childhood personality in terms of content, in terms of process and in terms of the strategy is to provide motivation and guidance to learners. 3) Steps tutors in developing the personality of students through a learning process that is tailored to the group play-based learning of Islam with reference to the sources of the Quran and Hadist.

(6)

Fenia Lastri Nuraena, 2014

PERAN TUTOR D ALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPRIBAD IAN ANAK USIA D INI MELALUI KELOMPOK BERMAIN BERBASIS ISLAM

(7)

Fenia Lastri Nuraena, 2014

PERAN TUTOR D ALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPRIBAD IAN ANAK USIA D INI MELALUI KELOMPOK BERMAIN BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan, karena pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat meningkatkan kesejahtraan dan menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa. Pendidikan juga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki setiap manusia yang ada dalam dirinya melalui proses pembelajaran. Seperti yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Berkaitan dengan penyelenggaraan beberapa jalur pendidikan terdapat pada pasal 13 bab VI Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang saling melengkapi dan memperkaya. Berdasarkan undang-undang ini, penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu formal, nonformal, dan informal. Untuk pendidikan nonformal diselenggarakan bagi masyarakat yang tidak mengikuti pendidikan dijalur formal. Pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Pendidikan nonformal memiliki berbagai macam pelaksanaan pendidikan, salah satunya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Lebih lanjut dijelaskan dalam pasal 26 ayat 3 Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

(8)

perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan, pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik.

Dengan demikian pasal tersebut menyebutkan bahwa pendidikan nonformal memiliki banyak program pendidikan salah satunya adalah Pendidikan Anak Usia Dini. Salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan Pendidikan Luar Sekolah adalah Kelompok Bermain yang lebih dikenal dengan nama Play Group. Menurut Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Pra Sekolah sebagai berikut:

Kelompok Bermain adalah salah satu bentuk usaha kesejahtraan anak dengan mengutamakan kegiatan bermain yang juga menyelenggarakan kegiatan prasekolah bagi anak usia tiga tahun sampai memasuki pendidikan dasar dan merupakan salah satu Pendidikan Luar Sekolah yang dilaksanakan melalui jalur Pendidikan Luar Sekolah.

Kelompok Bermain merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur non formal dengan memberikan pembelajaran melalui kegiatan bermain sebagai bentuk penyelenggaraan kegiatan pra sekolah. Usia dini/prasekolah merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar. Oleh karena itu, kesempatan tersebut hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kegiatan pembelajaran anak karena pada saat itu rasa ingin tahu anak usia dini berada pada posisi puncak. Tidak ada usia sesudahnya yang menyimpan rasa ingin tahu anak melebihi anak usia dini. Satu hal yang perlu mendapatkan perhatian, bahwa orientasi belajar anak usia dini bukan terfokus pada prestasi, seperti kemampuan membaca, menulis, berhitung dan penguasaan pengetahuan lain yang bersifat akademis, tetapi orientasi belajarnya perlu lebih diarahkan pada pengembangan pribadi, seperti sikap dan minat belajar serta berbagai potensi dan kemampuan dasarnya.

(9)

dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Menurut Abdullah Nasih Ulwan (dalam Suyadi & Ulfah, 2013, hlm. 134) bahwaada dua faktor yang dapat mengembangkan kepribadian anak yakni faktor lingkungan keluarga dan lingkungan sosial (sekolah dan tempat lainnya). Kedua faktor inilah yang memiliki peran strategis mengubah perilaku atau kepribadian anak dalam menjalani kehidupannya apakah akan menjadi baik (sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan Al-Quran) atau sebaliknya jatuh dalam keburukan. Kuatnya pengaruh keluarga dan lingkungan dalam mengembangkan dan mendidik emosional anak menjadi alternatif mereka untuk meraih kesuksesan hidupnya, tumbuh dengan benar, berdiri berdasarkan nilai-nilai islami, memiliki spritual yang tinggi, serta kepribadian utama jika ia dibelaki dengan pendidikan islam dan lingkungan yang baik.

Menurut studi-studi pendahuluan (dalam Hurlock, 1978, hlm. 238) menyatakan bahwa ada tiga faktor yang menentukan perkembangan kepribadian anak yaitu: “faktor bawaan, pengalaman awal dalam lingkungan keluarga, dan pengalaman-pengalaman dalam kehidupan selanjutnya”.

Pola tersebut sangat erat hubungannya dengan kematangan ciri fisik dan mental yang merupakan unsur bawaan individu. Ciri-ciri ini menjadi landasan bagi struktur pola kepribadian yang dibangun melalui pengalaman belajar. Melalui belajar, sikap terhadap diri dan metode khas untuk menanggapi orang lain dan situasi, sifat-sifat kepribadian didapatkan melalui pengulangan dan kepuasan yang diberikannya. Pengalaman belajar yang awal terutama di dapat dirumah dan pengalaman kemudian diperoleh dari berbagai lingkungan di luar rumah. Lingkungan di luar rumah anak salah satunya adalah sekolah, maka dari prasekolah anak mendapatkan pengalaman dan kepuasan baru dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak tersebut.

(10)

menumbuhkembangkan kepribadian anak adalah pendidik (tutor) yang ada di kelompok bermain tersebut. Pengembangan kepribadian didapatkan dengan memberikan pembiasaan pada peserta didik untuk menjadi pribadi yang baik hal ini terdapat pada Kelompok Bermain berbasis islam seperti yang diungkapkan oleh Evi Elvianti (Diakses tanggal 22/09/2014/http://edukasi.kompasiana.com) [online] mengungkapkan bahwa dengan membiasakan anak dengan mengikuti

nilai-nilai atau kegiatan yang berbasis islami, maka akan ada rasa pola kebiasaan yang baik dalam diri anak, sehingga anak akan shalat tanpa disuruh. Ataupun anak akan mudah dalam mengaplikasikan kegiatan keagamaan dalam kehidupan sehari-hari yang nantinya akan menjadi kebiasaan bagi anak.

Dalam kegiatan bermain sambil belajar di kelompok bermain tidak lepas bantuan, bimbingan dan arahan seorang tutor atau fasilitator yang turut mengetahui jalannya proses pembelajaran. Tenaga pendidik yang bertugas dalam kegiatan bermain adalah pendidik yang memiliki kemauan dan kemampuan mendidik, memahami anak, penuh kasih sayang dan kehangatan, serta bersedia bermain dengan anak (dalam Tim Bina Potensi, 2011, hlm. 43). Adapun menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dan peraturan pemerintah No. 73 Tahun 2003 bahwa :

Manusia pelaku program pendidikan luar sekolah yang dalam hal ini tutor dan pengelola, faktor yang menentukan keberhasilan program dari segi kependidikan antara lain : kesiapan dan kemampuan dalam melaksanakan tugas dan peranan yang diemban masing- masing.

(11)

kehidupan, dan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Maka dapat penulis simpulkan bahwa dalam kelompok bermain mempunyai peranan penting untuk menumbuhkembangkan kepribadian anak yaitu melalui peranan tutor di Kelompok Bermain.

Maka dari uraian latar belakang di atas, penulis mencoba mengembangkan permasalahan yang berkenaan dengan judul penelitian sebagai berikut : “Peran Tutor Dalam Menumbuh Kembangkan Kepribadian Anak Usia Dini Melalui Kelompok Bermain Berbasis Islam”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang masalah penelitian, maka peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tutor dalam memberikan pembiasaan terhadap anak dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini kurang optimal karena dalam usia anak 3-4 tahun masih belum dapat terkondisikan dengan baik. 2. Orang tua memasukkan anak usia dini di kelompok bermain berbasis islam

agar anak memiliki perilaku dan berbudi pekerti yang baik menurut ajaran islam.

3. Kurangnya pendidikan agama yang orang tua berikan kepada anak dirumah sehingga orang tua memasukan anaknya ke kelompok bermain berbasis islam agar anak mendapatkan pengetahuan agama islam.

4. Kelompok bermain berbasis islam di PGIT As Syifa merupakan salah satu PAUD nonformal yang berbeda dengan kelompok bermain pada umumnya dikarenakan sumber belajar mengacu pada Al-Quran dan Hadist.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada identifikasi masalah yang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

(12)

2. Bagaimana peran membimbing yang dilakukan tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam di PGIT As Syifa?

3. Bagaimana langkah-langkah tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam di PGIT As Syifa? D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh data tentang peran mendidik yang dilakukan tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam di PGIT As Syifa.

2. Untuk memperoleh data tentang peran membimbing yang dilakukan tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam di PGIT As Syifa.

3. Untuk memperoleh data tentang langkah-langkah tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam di PGIT As Syifa.

E. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan permasalahan, pertanyaan dan tujuan di atas maka dirumuskan manfaat penelitian ini sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Secara umum manfaat penelitian ini, diharapkan dapat menambah ilimu pengetahuan dan wawasan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) terutama konsentrasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengenai peranan tutor dalam menumbuh kembangkan kepribadian anak usia dini khususnya melalui Kelompok Bermain berbasis islam.

2. Manfaat praktis :

(13)

b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait dalam upaya menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini dalam kegiatan pembelajaran di kelompok bermain.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, peneliti merujuk pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (2013, hlm. 20) sistematika penulisan sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN yang berisikan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA menguraikan tentang teori-teori dan konsep tentang masalah yang sedang diteliti.

3. BAB III METODE PENELITIAN yang terdiri dari penjabaran secara rinci mengenai metode penelitian yaitu Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data.

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN yang membahas mengenai Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Hasil Penelitian, dan Pembahasan Penelitian

(14)

Fenia Lastri Nuraena, 2014

PERAN TUTOR D ALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPRIBAD IAN ANAK USIA D INI MELALUI KELOMPOK BERMAIN BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini bertempat di PGIT As Syifa yang berada di daerah Dusun Simpang Desa Tambakmekar RT 24 RW 04 Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang.

2. Subjek Penelitian

(15)

a. Tutor yang memang berperan dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam.

b. Kepala Sekolah sebagai penentu kebijakan.

c. Orang tua dari peserta didik yang mengetahui perubahan-perubahan dalam tingkah laku anak usia dini.

d. Peserta didik sebagai anak usia dini yang mengalami perkembangan kepribadian.

B.Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan penelitian dan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian merupakan semua proses yang dilakukan oleh peneliti yaitu :

1. Identifikasi dan Pemilihan Masalah Penelitian.

Latar belakang dalam penelitian ini adalah mengenai menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini oleh tutor dalam mendukung perkembangan kepribadian anak usia dini. Setelah itu Peneliti memilih lokasi saat mengidentifikasi masalah di lapangan, peneliti menemukan masalah-masalah yaitu keterbatasan tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian peserta didik. Oleh karena itu peneliti memfokuskan penelitian ini pada peran tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam.

2. Menentukan Kerangka Konseptual Untuk Masalah Penelitian.

Teori-teori yang mendukung penelitian yang dilakukan yaitu mengenai, konsep PLS, konsep anak usia dini, konsep PAUD, konsep peran tutor, konsep perkembangan kepribadian, konsep Kelompok Bermain berbasis islam, yang dimasukan pada BAB II Kajian Pustaka sesuai dengan konteks dan komponen penelitian.

3. Menentukan Sumber Data.

(16)

4. Menentukan Instrumen Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data.

Dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian merupakan peneliti itu sendiri, tetapi penenliti perlu juga menuangkan secara tertulis sebagai penangungjawab atas penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi, karena peneliti merasa bahwa teknik pengumpulan data yang cocok dalam penelitian peran tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam adalah dengan cara wawancara kepada tutor mengenai langkah apa saja yang dilakukan dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak melalui kelompok bermain berbasis islam, wawancara kepada Kepala Sekolah mengenai peran tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam di PGIT As Syifa, serta kepada orang tua murid tentang menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini yang dilakukan tutor serta hasil yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti kelompok bermain berbasis islam.

5. Rencana Analisis Data.

Analisis data dilakukan setelah peneliti memperoleh data tentang peran tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam. Kemudian data tersebut dikategorikan, dianalisis, disimpulkan dan ditampilkan untuk penyusunan teori.

6. Mempersiapkan Laporan Penulisan Dan Penyelesaian Penelitian.

Peneliti mengerjakan laporan penelitian dari hasil penelitian di lapangan yang didukung oleh data-data di PGIT As Syifa, dan menganalisis data mengenai bagaimana peran tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak melalui kelompok bermain berbasis islam sesuai dengan teori-teori yang telah dipaparkan di bab-bab sebelumnya.

C.Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 2) bahwa “metode penelitian adalah cara

(17)

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Menurut Nazir (2011, hlm. 54) menyatakan bahwa “metode deskriptif

adalah suatu metode dalam meniliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, atau pun suatu kelas peristiwa pada

masa sekarang”.

Berdasarkan pendapat Nazir tersebut metode dekriptif merupakan metode untuk memaparkan sesuatu hasil yang dibentuk dalam sebuah laporan penelitian.

Peneliti menggunakan metode deskriptif karena dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui gambaran secara faktual dan akurat mengenai peran tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam dimana hasil penelitian tersebut dituangkan dalam bentuk deskripsi atau menggambarkan bagaimana peran tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam.

Menurut pendapat Iskandar (2009, hlm. 11) menyatakan bahwa:

pendekatan kualitatif menekankan pada penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir. Oleh karena itu, urutan-urutan kegiatan dapat berubah-rubah tergantung pada kondisi banyaknya gejala-gejala yang ditemukan.

Menurut Iskandar pendekatan kualitatif lebih kepada proses penelitian berdasarkan kepada fenomena yang ada. penelitian ini tidak menekankan suatu hasil akhir dan lebih mengutamakan urutan dari kegiatan suatu penelitian.

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti sedang mengungkapkan permasalahan secara mendalam tentang bagaimana peran tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam. Selain itu digunakan pendekatan kualitatif karena, penelitian ini memenuhi karakteristik penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Biklen (Sugiyono, 2012, hlm. 13) yaitu sebagai berikut :

(18)

2. Penelitian kualitatif lebioh bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. 3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau

outcome.

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).

Melihat dari karakteristik penelitian kualitatif tersebut peneliti merasa bahwa karakteristik tersebut cocok dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Peneliti melakukan penelitian secara langsung kepada sumber data yaitu tutor di PGIT As Syifa mengenai peran tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam. Serta data yang akan dicari berupa tulisan maupun lisan karena menggunakan metode deskriptif yang memaparkan kondisi di lapangan. Penelitian ini juga lebih menekankan pada proses bagiamana peran tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam.

D.Definisi Operasional

Untuk mempermudah dalam memahami isi dari penelitian ini, maka penulis membuat definisi operasional atau batasan istilah agar variabel yang diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam instrumen penelitian. Batasan istilah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Peran Tutor

Menurut Yasyin (dalam Fitriyah, 2011, hlm. 1) Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang yang bersangkutan menjalankan suatu peranan.

Tutor atau pendidik pada umumnya adalah pemegang peran utama dalam program pembelajaran (Sudjana, 2008, hlm. 242).

(19)

Peran tutor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kedudukan seorang tutor di lembaga pendidikan dalam melaksanakan tugasnya untuk membina anak usia dini mencapai seluruh aspek perkembangannya dan menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini.

2. Kepribadian

Menurut Abdul Mujid (dalam Yusuf dan Nurihsan, 2008 hlm. 212) menjelaskan bahwa kepribadian adalah integrasi sistem kalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku.

3. Anak Usia Dini

Menurut Mulyasa (2012, hlm. 16) menyatakan bahwa anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan.

4. Kelompok Bermain Berbasis Islam

Menurut Mulyasa (2012, hlm. 54) kelompok bermain (Play Group) merupakan tempat bermain dan belajar bagi anak-anak sebelum memasuki Taman Kanak-kanak (TK). Pada umumnya Play Group menampung anak-anak normal dalam rentang usia 3-4 tahun. Kelompok bermain (Play Group) bertujuan mengembangkan seluruh aspek fisik, mental, emosi, dan sosial anak.

Pendidikan anak usia dini berbasis akidah islam adalah membentuk anak yang berkepribadian islam yaitu memiliki aqidah islam sebagai landasan ketika berpikir dan bersikap di dalam menjalani kehidupan dalam (Info Pendidikan) Rahmayanti (Diakses tanggal 13/08/2014/http://anak-shaleh.blogspot.com) [Online].

Kelompok bermain berbasis islam adalah tempat bermain dan belajar bagi anak-anak sebelum memasuki Taman Kanak-kanak (TK) untuk membentuk anak yang berkepribadian islami.

E. Instrumen Penelitian

(20)

penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument,

berdasarkan pada pernyataan Sugiyono (2012, hlm. 222) “dalam penelitian

kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti sendiri”. Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian. Selain itu dalam memandang realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik, dinamis, dan tidak dapat dipisah-pisahkan, variabelnya akan banyak sekali. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif “the researcher is the key

instrumen”. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam penelitian

kualitatif. Nasution (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 223) menyatakan bahwa :

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Berdasarkan pada pernyataan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utamanya adalah peneliti, akan tetapi selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, diharapkan untuk melengkapi data dan sebagai perbandingan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun kelapangan sendiri, melakukan pengumpulan data, analisis data, dan membuat kesimpulan.

F. Teknik Pengumpulan Data

(21)

teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi ataupun data yang penulis inginkan tersebut.

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 224) bahwa “Teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang palin strategis dalam penelitian, karena tujuan utama

dari penelitian adalah mendapatkan data”. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan

data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Observasi

Teknik ini dimaksudkan untuk mengadakan observasi langsung mengenai peran tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data digunakan untuk penelitian tersebut. Penulis menggunakan teknik observasi karena penulis ingin melakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan di PGIT As Syifa yang berkaitan dengan peran tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok berbasis islam dengan cara meninjau, mengenal, dan mengidentifikasi masalah yang diteliti.

Menurut Suharmi (2006, hlm. 156) menyatakan bahwa :

Observasi adalah memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.

Dapat penulis simpulkan bahwa observasi adalah sebuah pengamatan yang lebih menekankan pada penggunaan alat indra untuk mengamati suatu objek.

(22)

penelitian yang diteliti dengan menggunakan teknik observasi ini adalah bagaimana peran mendidik yang dilakukan tutor dalam menumbuhkembangkan anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam di PGIT As Syifa, bagaimana peran membimbing yang dilakukan tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam di PGIT As Syifa, serta bagaimana langkah-langkah tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam di PGIT As Syifa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi ini berlangsung selama lima minggu.

Penulis menggunakan teknik observasi dalam penelitian ini untuk melihat langsung bagaimana peran tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam. Penulis melihat semua yang ada dilapangan berdasarkan pada kondisi yang ada.

Menurut Surakhmad (2004, hlm. 162) membagi observasi ke dalam dua cara, yaitu:

a. Observasi langsung, yaitu teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus diadakan.

b. Observasi tidak langsung, yaitu teknik pengumpulan data dimana penyelidikan mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki dengan perantaraan sebuah alat baik alat yang sudah ada (yang semula tidak khusus dibuat untuk keperluan tersebut), maupun yang sengaja dibuat untuk keperluan yang khusus. Pelaksanaannya dapat berlangsung di dalam situasi yang sebenarnya maupun di dalam situasi yang buatan.

Berdasarkan pernyataan dari Surakhmad tersebut. Dalam observasi yang dilaksanakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan observasi secara langsung, karena peneliti langsung berada bersama objek yang diteliti dan mengamati langsung kegiatan serta kondisi di PGIT As Syifa.

2. Wawancara

(23)

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).

Dapat penulis simpulkan bahwa wawancara adalak interaksi langsung dilakukan antara pewawancara dengan narasumber.

Peneliti memilih teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara karena pertanyaan penelitian yang diteliti yaitu mengenai peran tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam. Hal tersebut merupakan hal yang mendasar pada laporan tentang diri sendiri sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm. 231) mengemukakan bahwa:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.

Berdasarkan pendapat Sugiyono di atas wawancara digunakan untuk studi pendahuluan dan untuk mengetahui responden lebih mendalam.

Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 233) mengemukakan macam-macam wawancara, yaitu:

a. Wawancara terstruktur (Structured interview) digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

b. Wawancara semiterstruktur (Semistructure interview) jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept-interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

(24)

Berdasarkan pada pendapat Esterberg di atas, penulis menggunakan metode wawancara terstruktur karena peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai alat pengumpul data yang telah disusun sebelumnya.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan pada empat orang informan yaitu tutor, Kepala Sekolah dan orang tua. Wawancara dilaksanakan melalui dialog dengan tutor mengenai menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam di PGIT As Syifa. Wawancara akan dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama, wawancara dilakukan kepada tutor selama 4x dalam jangka waktu 1½ jam. Kedua, wawancara dilakukan kepada kepala sekolah selama 2x dalam jangka waktu 1 jam. Ketiga, wawancara dilakukan kepada orang tua murid selama 2x dalam jangka waktu 1 jam.

3. Triangulasi (Gabungan)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 241) teknik pengumpulan data triangulasi, dapat diartikan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan teknik triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber data.

Dapat penulis simpulkan bahwa teknik pengumpulan data tringualisasi merupakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan dari dari sumber yang sama.

Triangulasi dalam Sugiyono (2012, hlm. 242) ada dua jenis yaitu: “1) Triangulasi teknik : pengumpulan data dengan bermacam-macam cara pada sumber yang sama; 2) triangulasi sumber: pengumpulan data yang menggunakan satu cara pada bermacam-macam sumber data”.

(25)

pihak-pihak yang ada kaitannya dengan informan. Dengan bertujuan, untuk membandingkan informasi yang didapat agar ada jaminan tentang kebenarannya.

G.Analisis Data

Analisis data berfungsi untuk memecahkan masalah penelitian, dengan melakukan kajian untuk memahami peristiwa yang ada dilapangan secara keseluruhan. Menurut Bodgan (Sugiyono, 2012, hlm. 244) menyatakan bahwa:

Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit—unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

Dapat penulis simpulkan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dari mulai mengorganisasikan data ke dalam kategori sampai membuat kesimpulan yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

Lebih lanjut menurut Sugiyono (2012, hlm. 245) mengemukakan bahwa:

“Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan

data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis”. Berdasarkan

hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.

Pada tahap ini penulis menggunakan model analisis data penelitian kualitatif. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 246)

mengemukakan bahwa : “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

(26)

sudah jenuh. aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan/verifikasi. Adapun lengkah-langkahnya menurut Miles dan Huberman yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang pentin, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2012, hlm. 246). dari penjelasan tersebut maka pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara. Setelah itu penulis menyeleksi semua data yang berhubungan dengan penelitian peran tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam.

2. Penyajian data

Penyajian data kepada yang telah diperoleh ke dalam daftar kategori setiap data yang didapat, penyajian data penulis dilakukan dalam bentuk teks naratif yang disusun secara sistematis berdasarkan fokus penelitian peran tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui program kelompok bermain berbasis islam.

3. Mengambil kesimpulan/verifikasi

(27)

Fenia Lastri Nuraena, 2014

PERAN TUTOR D ALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPRIBAD IAN ANAK USIA D INI MELALUI KELOMPOK BERMAIN BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Pada BAB V akan dikemukakan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian. Kesimpulan ini berdasarkan hasil pengolahan wawancara dan observasi yang merupakan hasil penelitian yang berkaitan dengan peran tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam di kelompok bermain (play group) PGIT As Syifa. Kesimpulan penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. 1. Peran mendidik yang dilakukan tutor dalam menumbuhkembangkan

kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam di PGIT As Syifa.

Tutor memiliki peranan dalam mendidik, yang dilakukan tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini yaitu pada saat akan memulai kegiatan proses pembelajaran tutor harus dapat mengkondisikan peserta didik dengan baik. Dalam mendidik tutor harus berorientasi kepada kebutuhan peserta didik. Memberi tahu dan pengertian kepada peserta didik hal yang baik dan hal yang buruk. Misalnya membiasakan peserta didik mengikuti peraturan-peraturan sekolah.

(28)

Fenia Lastri Nuraena, 2014

PERAN TUTOR D ALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPRIBAD IAN ANAK USIA D INI MELALUI KELOMPOK BERMAIN BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

minat belajar peserta didik dan meningkatkan motivasi serta semangat dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan di kelompok bermain.

Kompetensi yang harus dimiliki tutor dalam mendidik menurut tugas dan tanggung jawabnya yaitu bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan pendidikan dan pengelolaan dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar, serta menjalin kerjasama dengan orang tua dalam mendidik peserta didik.

2. Peran membimbing yang dilakukan tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam di PGIT As Syifa.

Upaya tutor pada saat membimbing peserta didik dalam menumbuhkembangkan kepribadian peserta didik tutor berperan penting karena di kelompok bermain berbasis islam dengan membiasakan peserta didik mengikuti kegiatan yang berbasis islam, maka hal ini akan menjadikan rasa kebiasaan yang baik dalam diri peserta didik, sehingga peserta didik akan melaksanakan shalat tanpa diperintah, ataupun peserta didik akan lebih mudah dalam mengaplikasikan kegiatan keagamaan dalam kehidupan sehari-hari yang nantinya akan menjadi pembiasaan bagi peserta didik.

3. Langkah-langkah tutor dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini melalui kelompok bermain berbasis islam di PGIT As Syifa.

(29)

Fenia Lastri Nuraena, 2014

PERAN TUTOR D ALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPRIBAD IAN ANAK USIA D INI MELALUI KELOMPOK BERMAIN BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan keagamaan lainnya serta anak mulai mengenal dan menyayangi ciptaan Tuhan.

B.Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut maka berikut ini peneliti mengemukakan beberapa saran yang peneliti ajukan diantaranya:

1. Bagi Tutor

Bagi para tutor harus dipertahankan kesabarannya dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini karena dengan kesabaran maka hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Tutor harus lebih terampil dalam membuat media pembelajaran sehingga tidak terpaku pada media yang sudah disediakan oleh lembaga.

2. Bagi Orang Tua Peserta Didik

Bagi orang tua diharapkan mampu mengetahui pentingnya dalam menumbuhkembangkan kepribadian anak usia dini karena perkembangan kepribadian anak usia dini adalah hasil dari meniru yang dilakukan oleh orang dewasa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(30)

Fenia Lastri Nuraena, 2014

PERAN TUTOR D ALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPRIBAD IAN ANAK USIA D INI MELALUI KELOMPOK BERMAIN BERBASIS ISLAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (2011) Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Aqib, Zainal. (2011) Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Bandung: Nuansa Aulia.

Daryanto. (2010) Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Direktorat PAUD. (2006) Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta: Direktorat PADU-Dirjen PLSP-Depdiknas.

Hurlock, E.B. (1978). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gunung Persada.

Muhibbin Syah. (1995). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. (2012) Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Narendra, Moersintowarti B. dkk.(2002). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: IKAPI.

Nazir. (2011) Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Pra Sekolah.

Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Luar Sekolah

PLPG Rayon 110 UPI. (2012). Bahan Ajar Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

(31)

Rosmawati, Wiwi. (2013) Pembentukan Karakter Dimulai Sejak Anak Usia Dini. Bandung: CV Omahima.

Sudjana, D. (2004). Pendidikan Nonformal, Wawasan Sejarah Perkembangan Filsafat dan Teori Pendukung Asas. Bandung: Falah Production.

Sudjana, D. (2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Suyadi, Ulfah Maulidya. (2013) Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tim Bina Potensi. (2011). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Bandung: Nuansa Aulia.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Yusuf, Syamsu. (2008) Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. dan Nurihsan, J. (2008). Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumber Internet:

Kompasiana. (2014). Kurikulum PAUD Berbasis Islami. In Google Online [Online]. Tersedia: http://edukasi.kompasiana.com/2014/05/09/kurikulum-paud-berbasis-islami-655156.html [22 September 2014]

Mudiana, Deska. (2013). Perkembangan Kepribadian Anak Usia Dini. In Google Online. [Online]. Tersedia: http://deskamudiana.blogspot.com/2013/04/ perkembangan-kepribadian-anak-usia-dini.html. [25 September 2014]

NoName. Kurikulum PAUD Berbasis Islam. In Facebook Online. [Online]. Tersedia:

(32)

Rahmayanti, R. (2009).PAUD Berbasis Aqidah Islam Upaya Melahirkan Generasi Berkualitas. In Google Online. [Online]. Tersedia:http://anak-shaleh.blogspot.com/2009/04/paud-berbasis-aqidah-islam-upaya.html. [13 Agustus 2014]

Sumber Lain:

Elisah. (2009) Peran Tutor Dalam Mengembangkan Keterampilan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Pendekatan Active Learning. Skripsi Jurusan PLS, Universitas Pendidikan Indonesia.

Fitriyah, Z. (2011). Peran Serta Kader Posyandu Dalam Upaya Peningkatan Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Titi Papan. Skripsi Jurusan Ilmu Keperawatan, Universitas Sumatera Utara.

Kartika, Prita. (2010). Peran Tutor Dalam Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Anak Pada Anak Usia Dini Melalui Pendekatan Komunikatif. Skripsi Jurusan PLS, Universitas Pendidikan Indonesia.

Profil PGIT As Syifa 2014-2015.

Referensi

Dokumen terkait

1) Kuman (bakteria dan virus) yang menyebabkan ISPA mudah berkembangbiak dalam rumah yang lantainya lembab, pencahayaan kurang, ventilasi yang tidak memenuhi standar dan

Ketika diberi kesempatan, saya akan bertanya ke dosen tentang materi yang kurang saya pahami.. Saya merasa tidak mendapatkan wawasan baru selama mengikuti mata

Tidak ada pelamar dari Formasi Cumlaude/Lulusan Terbaik, akan diisi dari pelamar lain yang mendaftar pada jabatan ini dan memenuhi nilai ambang batas (Passing Grade)

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) Nomor : 10011/PL.000/F2.J/04 /2015 tanggal 10 April 2015 dengan ini Pokja Pekerjaan Storage Container BIB Lembang

Program Pascasarjana UNHAS iii Untuk mengurangi dampak atau pengaruh kompleksitas dan budaya kerja pada masing-masing program studi yang bisa berpengaruh terhadap praktik AMAI,

kondisi bentang alam yang cukup curam dan kondisi tanah yang kurang stabil, menjadikan tanah disini merupakan tanah yang berpotensi longsor. Berdasarkan hasil

Pada kegiatan KT, ICPS melakukan beberapa kegiatan seperti penyebarluasan pengetahuan melalui artikel pada website , publikasi jurnal online , penyediaan dan

Berdasarkan hasil Penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dideskripsikan terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada keterampilan menulis surat