• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN GURU SD MELAKSANAKAN TUGAS BAGI YANG TELAH MENGIKUTI TUGAS BELAJAR PROGRAM S-1 DI LINGKUNGAN DINAS P DAN K DATI I PROPINSI RIAU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEMAMPUAN GURU SD MELAKSANAKAN TUGAS BAGI YANG TELAH MENGIKUTI TUGAS BELAJAR PROGRAM S-1 DI LINGKUNGAN DINAS P DAN K DATI I PROPINSI RIAU."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN GURU SD MELAKSANAKAN TUGAS BAGI YANG TELAH MENGIKUTI TUGAS BELAJAR

PROGRAM S-l DI LINGKUNGAN DINAS P DAN K DATII

PROPINSI RIAU

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

E F I E NIM : 9232015

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG

(2)

PROF. DR. ACHMAD SANUSX SH. MPA.

Pembimbing I

PROF. DR SUPANDI K.

Pembimbing II

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ELMU PENDIDIKAN

(3)

Mengetahui :

Koordinator Program Studi Administrasi Pendidikan

Program Pasca Sarjana

IKIP Bandung

^

(4)

Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis

dalam pengembangan sumber daya manusia, Oleh karena itu,

sekolah dasar sebagai salah satu jenjang pendidikan yang

berfungsi sebagai pelaksana teknis pendidikan formal,

hendaknya dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi

pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah

dasar, kemampuan profesional guru dalam pengelolaan dan

penyelenggaraan pendidikan di sekolah maupun di kelas

merupakan salah satu faktor yang dapat mewujudkan

pencapaian tujuan pendidikan nasional. Upaya pembinaan

kemampuan profesional guru tersebut telah dilakukan oleh

Dinas P dan K Dati I Riau atas nama Pemda Tingkat I Riau

bekerja sama dengan Unversitas Riau telah memberikan

kesempatan bagi guru- guru SD untuk melanjutkan pendidikan

ke Program Studi Administrasi Pendidikan, merupakan salah

satu wadah untuk peningkatan kemampuan profesional

guru-guru SD di Propinsi Riau.

Berdasarkan kegiatan tersebut, penulis tertarik

untuk meneliti kemampuan guru-guru SD yang telah mengikuti

pendidikan Program SI tersebut melaksanakan tugasnya,

motivasi para guru (lulusan) untuk berkerja lebih baik,

manfaat tugas belajar para guru SD (lulusan) Program S-1,

(5)

tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan para guru SD

(lulusan) Program S-1, dan faktor-faktor yang mendukungnya

dalam pelaksanaan tugas tersebut.

Sesuai dengan studi deskriptif, penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif, dan yang dijadikan nara sumber adalah: (1) Kantor Dinas P dan K Dati I Riau, (2)

Dinas P dan K Dati II di Propinsi Riau, (3) Dua orang guru

dari tiap Kabupaten yang telah mengikuti tugas belajar.

(4) Kepala Sekolah Dasar.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara,

observasi, dan dokumentasi; yang dilakukan dari orientasi

hingga eksplorasi berlangsung secara intensif dari bulan

Mei sampai Juli 1994. Alat pengumpulan data adalah

peneliti sendiri (human instrument) dibantu dengan tape

recorder, buku catatan. Sedangkan analisis data dilakukan

melalui prosedur a) reduksi data, b) display data, o)

verifikasi data, d) pengambilan kesimpulan.

Hasil analisis data ditemukan bahwa, kinerja para

guru SD (lulusan) Program S-1 di Propinsi Riau cukup

memadai. Manfaat tugas belajar yang diberikan oleh Dinas P

dan K Datfi I Riau cukup memperoleh wawasan dan ilmu

pengetahuan, mampu mengelola proses belajar mengajar,

raam-pu melaksanakan administrasi sekolah, selain itu terungkap

(6)

kurangnya perhatian atasan, sehingga tidak adanya

kejelas-an mengenai pengembangan karir bagi para guru (lulusan)

program S-1, ini disebabkan tidak adanya evaluasi terhadap lulusan Program S-1 yang dilaksanaka sejak tahun 1982.

Disimpulkan bahwa adanya keterkaitan tugas belajar yang diberikan dengan perhatian atasan sehingga adanya

kejelasan pengembangan karir, akan memberikan motivasi

untuk dapat mewujudkan iklim kerja yang produktif baik

bagi individu maupun bagi Dinas P dan K Dati I Propinsi

Riau.

(7)

EV=dR-T#=yFt I S I

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

KATA PENGANTAR iii

UCAPAN TERIMA KASIH v

ABSTRAK ix

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xv

Bab I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 13

C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 18

D. Tujuan Penelitian 19

E. Manfaat Penelitian 21

F . Kerangka Penelitian 23

Bab II. KEMAMPUAN GURU SD MELAKSANAKAN TUGAS BAGI GURU

GURU LULUSAN PROGRAM S-1 DINAS P DATI I RIAU... 24

A. Prenis 24

B. Pengertian, Fungsi dan Tujuan SD 27

C. Peranan Sekolah Dasar Dalam Pengembangan Sumber

Daya Manusia 30

(8)

F. Program Studi Administrasi Pendidikan FKIP Bagi

Guru dari Dinas P dan K Dati I Riau 78 G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan

Tugas 97

Bab III . PROSEDUR PENELITIAN

95

A. Metode Penelitian 95

B. Unit Analisis Data dan Sampel Penelitian 98

C. Teknik Pengumpulan Data 101

D. Pelaksanaan Penelitian 105

E. Prosedur Analisis Data 108

F. Signifikan Hasil Penelitian 109

Bab IV. HASIL DAN PE"MBAHASAN PENELITIAN Ill

1. Gambaran Lokasi Penelitian 114

2. Identitas Responden '. 117

3. Kemampuan Melaksanakan Tugas Bagi Yang

Telah Mengikuti Tugas Belajar Program S-1 121

4. Membantu Kepala Sekolah Melaksanakan Administrasi

Sekolah 13?

5. Motivasi Untuk berkerja Lebih Baik 154

6. Manfaat Tugas Belajar Bagi Lulusan Program S-1..159

7. Tambahan Wawasan dan Ilmu Pengetahuan 181 8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan

Tugas Bagi Guru 16R

(9)

Bab V. KESIMPULAH DAN REKOMENDASI 178

1 . Kesimpulan 178

2. Rekomendasi 184

a. Pemerintah Daerah Tingkat I Riau 184

b. Dinas P dan K Dati I Riau 185

c. Kepala Sekolah 187

d. Para guru (Lulusan) Program S-1 187

DAFTAR KEPUSTAKAAN 189

LAMPIRAN-LAMPIRAN 193

1 . Pedoman Wawancara Guru

2. Pedoman Observasi

3. Surat Izin Penelitian:

a. Surat Izin dari Penelitian Rektor IKIP Bandung

b. Surat Izin dari Sospol Prop.Dati I Jabar

c. Surat Izin dari Sospol Dati I Riau

d. Surat Izin dari Dinas P dan K Dati I Riau

Untuk setiap Kabupaten di Prop. Riau.

e. Surat Rekomendasi dari Kepala Dinas P dan K

Dati II di Propinsi Riau.

f. Surat Keterangan Dari Kepala Sekolah telah

Melakukan Penelitian.

g. Surat Keputusan Gubernur Dati I Riau Tentnag Tugas Belajar Bagi Guru-guru SD di Prop. Riau

h. Surat Keputusan Kepala Dinas P dan K DaJi T

Riau Mengenai pengangkatan Kepala SD.

(10)

DAFTAR TABEL

1. Keadaan Guru Sekolah Dasar Yang Telah Menyelesaikan

Tugas Belajar Program Studi Administrasi Pendidikan

di FKIP Universitas Riau Yang Dilaksanakan Oleh

Dinas P dan K Dati I Riau. 16

2. Keadaan Guru Sekolah Dasar Yang Sedang Mengikuti

Tugas Belajar Program Studi Administrasi Pendidikan

di FKIP Universitas Riau Yang Dilaksanakan Oleh

Dinas P dan K Dati I Riau 16

3. Daftar Lokasi dan identitas Guru-guru sebagai

Responden 114

4. Jawaban responden terhadap perencanaan pengajaran... 117

5. Jadwal Observasi Unjuk Kerja Mengajar 120

6. Jawaban responden terhadap melaksanakan proses

belajar mengajar , 121

7. Jawaban responden terhadap kemampuan melaksanakan

(11)

B A B I

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang

Globalisasi

yang melanda dunia, turut

mempengaruhi

Indonesia,

terutama dibidang pendidikan, akibat

semakin

pesatnya

perkembangan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi.

Globalisasi

akan

menyebabkan

kehidupan

manusia

lebih

dinamis

dan penuh tantangan, sehingga diperlukan

manusia

yang nempunyai kemampuan untuk dapat mengantisifasi

perkembangan yang terjadi pada lingkungannya, berdasarkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang dimiliki. Dengan kata

lain kunci untuk menghadapi era globalisasi tersebut adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penataan sistem pendidikan yang ada.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menggariskan

kebijaksa-naan pendidikan nasional yang mengacu kepada UUD 1945 dan

GBHN. Dalam Bab II pasal 4 dijelaskan bahwa:

Pendidikan Nasional bertujuan nencerdaskan kehidupan bangsa dan nengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertagwa terhadap Tuhan Tang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keteranpilan, kesehatan jasnani dan

rohani, kepribadian yang nantap dan nandiri serta rasa tanggung jawab kenasyarakatan dan kebangsaan.

Makna yang terkandung dalam tujuan pendidikan ini

(12)

kualitas,

adalah suatu investasi yang berkontribusi

ter

hadap

produktivitas

di

sektor

pendidikan

dan

sektor

lainnya.

Karena

setiap

warga

negara

diharapkan

dapat

berperan

dan

turut

secara

aktif

menentukan

dan

memamfaatkan keberhasilan pembangunan.

Salah satu wadah untuk meningkatkan kualitas

sumber

daya

manusia

tersebut

adalah

"pendidikan"

(Sayidinan

Suryohadiprojo,

1991). Proses kerja dan

pencapaian tujuan

pembangunan

sangat ditentukan oleh kapasitas Sumber

Daya

Manusia

yang

mengelola

kegiatan

pembangunan

itu

dan

kapasitas

mereka

mengapresiasi hasil

(Tinatoro,

1993).

Beranjak dari premis bahwa wahana pengembangan Sumber Daya

Manusia adalah pendidikan, maka pendidikan itu harus mampu

menghasilkan

Sumber

Daya Manusia

dengan

dua

kemampuan

sekaligus.

Pertama,

kemampuan melahirkan

manusia

yang

dapat memberikan sumbangan terhadap pembangunan

nasional.

Kedua,

kemampuan

untuk menghasilkan manusia

yang

dapat

mengapresiasi, menikmati, dan memelihara hasil-hasil

pembangunan

itu,

yang

ternyata lebih

sulit

dari

pada

membangun itu sendiri.

Memang diakui bahwa banyak faktor yang berkontribusi

terhadap keberhasilan pembangunan seperti dana, sarana dan

(13)

sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Seperti

yang

dikemukakan Hasan Halinono (1991:12):

Karena nanusia merupakan kekuatan utama

pembangunan

maka

dengan demikian sistem dan mutu

pendidikan

akan

menentukan

tingkat

keberhasilan

pembangunan.

Hanya

dengan

sistem

dan

mutu pendidikan

yang

baik

dapat

ditingkatkan kualitas manusia dan kualitas masyarakat.

Dari kutipan di atas dapat diambil suatu

pengertian

bahwa manusia merupakan kekuatan utama pembangunan.

Untuk

melaksanakan

pembangunan diperlukan manusia-manusia

yang

berkualitas. Penyediaan manusia yang berkualitas tersebut

dapat dilakukan melalui kegiatan pendidikan. Dalam penger

tian yang lebih luas pendidikan mencakup pendidikan itu

sendiri, pengajaran dan latihan yaitu meningkatkan

kete-rampilan. Jadi manusia yang berkualitas mempunyai ilmu pe

ngetahuan,

menguasai ketrampilan dan memiliki sikap

yang

baik.

Dengan kriteria manusia Indonesia seutuhnya yang

terkandung di dalam Undang-Undang No. 2. Tahun 1989

tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut, dapat

diyakini bahwa usaha pembangunan dalam mewujudkan kondisi tinggal landas dapat terlaksana.

(14)

pra

sekolah,

pendidikan dasar, pendidikan

menengah

dan

pendidikan tinggi. Keempat sub sistem pendidikan tersebut

saling melengkapi dan berkelanjutan dalam rangka

mencapai

tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan

dasar

sebagai

sub

sistem

pendidikan

nasional

dituntut

untuk ikut

merealisasikan

pencapaian

tujuan pendidikan nasional tersebut. Pendidikan Dasar

diharapkan

dapat

menghasilkan

manusia-manusia

yang

berkualitas

tinggi

untuk mengisi

kegiatan

pembangunan.

Sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990

tentang Pendidikan Dasar menyatakan bahwa "Pendidikan

dasar" bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar

kepada

peserta

didik

dalam

rangka

mengembangkan

kehidupannya

sebagai pribadi, anggota

masyarakat,

warga

negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan

peserta didik untuk mengikuti "pendidikan menengah". Untuk

mewujudkan tujuan tersebut, pendidikan dasar menyajikan

program pendidikan enam tahun di Sekolah Dasar (SD) dan program pendidikan tiga tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama (SLTP). Pendidikan Dasar di SD yang lamanya 6

tahun bertujuan untuk membimbing, mengajar dan melatih peserta didik selaras dengan tingkat perkembangannya

(15)

diperlukan

untuk

hidup

di

lingkungan

masyarakat

dan

selanjutnya

ke

jenjang

pendidikan

yang

lebih

tinggi

(Achmad Sanusi, 1993 : 80).

Dilihat

dari

tujuan

institusional,

lembaga

pendidikan

merupakan

wahana

pengembangan

sumber

daya

manusia

(SDM),

di mana

keluarannya

dipersiapkan

untuk

bekerja pada pelbagai sektor

pembangunan atau melanjutkan

pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, tidak

terke-cuali sekolah dasar (SD).

Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pertama dari satuan jenjang pendidikan dasar (Dikdas), yang meletakkan

dasar dari dua kemampuan sebagaimana telah disebutkan di

atas tadi. Lebih khusus lagi tujuan Sekolah Dasar

merupa

kan bagian integral dari tujuan pendidikan dasar (Dikdas).

Sebagai jenjang pertama dari satuan pendidikan

dasar,

secara institusional Sekolah Dasar (SD)

bertujuan

memberikan bekal kemampuan dasar dalam bidang "Baca-Tulis-Hitung", pengetahuan dan keterampilan dasar yang

berman-faat

bagi

siswa sesuai dengan

tingkat

perkembangannya,

serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di

SLTP (Depdikbud, 1993). Untuk mencapai tujuan itu, maka

peningkatan kualitas proses dan mutu lulusan Sekolah Dasar

(SD) pada umumnya harus menjadi perhatian utama tenaga

kependidikan

dan khususnya tenaga yang bergerak

dibidang

(16)

Dari sekian banyak faktor yang terkait untuk

berlan-jutnya suatu pendidikan dasar khususnya SD, faktor

sumber

daya

manusia

merupakan faktor yang terpenting.

Hal

ini

dikarenakan

manusialah

yang

mengelola

faktor-faktor

lainnya.

Betapapun

sempurnanya

kurikulum,

lengkapnya

perpustakaan

dan

permanennya

gedung

belajar,

serta

menunjangnya faktor lain, tanpa dikelola oleh

manusia-manusia

yang

berkualitas, tentulah tidak

akan

mencapai

hasil yang maksimal. Adapun unsur manusia di Sekolah Dasar

tersebut

diantaranya: Kepala Dinas P dan K dan para

staf

yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sekolah Dasar,

penilik,

kepala

sekolah dan tenaga pengajar

atau

guru.

Guru

merupakan

salah

satu

sumber

daya

manusia

yang

mempunyai peranan yang dominan dalam pendidikan dan

pengajaran, khususnya proses belajar di sekolah dasar. Hal

ini dikarenakan guru terlibat langsung dalam berintekrasi

dengan murid. Sehubungan dengan itu Elisa Lexi Kalumata

(1988) dalam tesisnya,

"Meskipun keberhasilan upaya pendi

dikan dipengaruhi oleh faktor-faktor, baik eksternal

maupun internal namun yang dominan adalah guru". Sedangkan

Hartono Kasmadi (dalam Mimbar Pendidikan no. 1 Tahun 1990 : 13) mengatakan bahwa:

Apapun yang diperbaharui pada gilirannya faktor kemampuan gurulah yang banyak menentukan. Karena itu

upaya mengembangkan kemampuan dosen (guru) melalui program berencana, baik yang formal maupun yang

(17)

Dari kedua penjelasan di atas kiranya tidaklah

ber-lebihan

dikatakan bahwa guru di sekolah

dasar

merupakan

ujung tombak dalam mencapai misi sekolah dasar.

Mengingat

begitu

dominannya

faktor sumber daya manusia

atau

per-sonel, khususnya guru di sekolah dasar, maka langkah

yang

tepat adalah meningkatkan atau mengembangkan kemampuan

profesional

guru

tersebut.

Kemampuan

profesional

yang

dimaksud adalah kemampuan yang dituntut oleh suatu profesi yang dalam hal ini profesi guru untuk melaksanakan tugas yang diembankan kepadanya. Ada beberapa hasil kajian yang pada intinya mengacu kepada pentingnya upaya pengembangan profesional ini, seperti yang dikemukakan oleh Fakry Gaffar (1987: 47), "Ijazah formal tidak ada artinya tanpa on the job training dan program pengembangan sumber daya

manusia, agar menjadi tenaga yang benar-benar

profesional".

Kemampuan profesional seorang guru diharapkan sesuai

tugas-tugasnya, bukan saja mengajar akan tetapi lebih luas

lagi yaitu melaksanakan administrasi sekolah sebagai

jembatan dalam kegiatan proses belajar mengajar.

Engkoswara (1987 : 43) mengatakan bahwa kegiatan yang

dilakukan dalam penyelenggaraan sekolah yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan atau pembinaan sumber daya manusia, yang meliputi manusia, program pendidikan atau

(18)

Ketiga kegiatan di atas merupakan fungsi pokok administrasi pendidikan, yang satu sama lain tidak dapat

dipisahkan dan harus dilaksanakan, sebagai seorang guru.

Mengingat begitu strategisnya peranan guru dalam

melaksanakan pendidikan dan pengajaran, dan begitu

pentingnya upaya pengembangan guru untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas. Dengan adanya

perhatian kepada diri guru, diharapkan pengelolaan proses belajar mengajar sebagai kunci pelaksanaan pendidikan dapat terlaksana dengan baik. Di samping itu, sosok guru

yang mampu berperan sebagai tokoh yang terpercaya dapat

dijadikan teladan dalam masyarakat.

Guru sebagai teladan dalam masyarakat, karena ia

berperan sebagai sosok tubuh yang cukup ideal,

berpen-didikan khusus, berwibawa, berpengetahuan lebih dari pada masyarakat, berdedikasi pengabdian, dan mampu memberikan

keteladanan (Achmad Sanusi, 1990: 20).

Dengan demikian, agar guru dapat melaksanakan tugas

dan tanggung jawab penuh dedikasi, dapat menyesuaikan diri

dengan laju pertumbuhan ilmu pengetahuan dan arus

infor-masi, dibutuhkan usaha instansi yang terkait untuk pengem

bangan profesionalnya.

Pengembangan profesional atau profesionalisasi tena

ga pengajar atau guru harus merujuk kepada proses pening

(19)

mengemukakan profesionalisasi adalah suatu proses

peru-bahan dalam status suatu pekarjaan dari yang non profesi

atau semu profesi ke arah profesi yang sungguh. Jadi pro-fesionalisasi merupakan suatu proses dinamis yang terus

menerus berkembang ke arah pencapaian kriteria profesi

yang ideal.

Ada pun ciri utama atau karateristik suatu profesi berdasarkan hasil studi pengembangan model pendidikan profesional tenaga kependidikan adalah fungsi dan signifikansi sosial, keterampilan atau keahlian, pemerolehan keterampilan dengan menggunakan metode ilmiah, batang tubuh ilmu, masa pendidikan, aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional, kode etik, kebebasan untuk memberikan judgement tanggung jawab profesional dan otonomi, pengakuan dan imbalan yang

layak (Achmad Sanusi, 1991: 20).

Pengembangan kemampuan profesional guru diperlukan dalam pendidikan, karena guru sebagai manusia pada

haki-katnya memiliki potensi dan kebutuhan untuk mengembangkan dan merealisasikan dirinya. Dengan kemampuan profesional,

diharapkan tujuan pendidikan di Sekolah Dasar dapat ter

laksana secara efektif.

Fakry Gaffar, dkk. (1991) dalam makalah Globalisasi

Terhadap Pemantapan Penyelenggaraan Pendidikan Indonesia

dalam Bakajang Kedua menjelaskan, jika pendidikan dianggap sebagai suatu investasi nasional untuk masa depan bangsa,

maka perlu ditangani secara profesional. Manajemen

(20)

nasional memerlukan dukungan teknologi dan pengelolaan

secara profesional.

Untuk mewujudkan personil yang benar-benar mampu

beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta arus globalisasi dalam masyarakat, Dinas P

dan K Dati I Riau telah melakukan usaha pembinaan kemam

puan profesional guru secara sistematis dan terprogram.

Demikian pula Pemerintah Daerah sebagai patner Dinas P dan K dalam membantu sekolah mencapai tujuan sekolah,

telah memberikan bantuan, baik berupa pengadaan dana, dan

kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan pada

lembaga-lembaga pendidikan khususnya pada Fakultas Ilmu Pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan, dalam rangka untuk lebih

meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pendidikan Dasar di

Propinsi Riau. Untuk mewujudkan usaha di atas, salah satu

usaha yang harus dilakukan oleh Dinas P dan K Dati I Riau

adalah menjalin kerja sama dengan Universitas Riau yang

sudah dilaksanakan sejak tahun 1982.

Daerah Propinsi Riau memiliki khusus jika

di-bandingkan dengan Propinsi lain, wilayahnya meliputi

sebagian umum dari pulau Sumatera bagian tengah yang

dikenal sebagai Riau Daratan dan Riau Kepulauan yang

terdiri dari 3.214 buah pulau besar dan kecil, membentang

dari lereng timur pegunungan Bxikit Barisan sampai laut

(21)

.11

Luas daratan Propinsi Riau adalah 94.561.61 km

atau 9.456.161 hektar, dikelilingi perairan laut diukur

sejauh

batas

teritorial

12 mil

dari

"pulau-pulau

yang

letaknya paling luar, pada waktu air surut terendah seluas

35.306 km yang terdiri dari 17.501 km bagian perairan Selat Malaka dan 218.255 km perairan laut Natuna (laut

Cina Selatan) sampai pantai Indragiri Hilir.

Secara georafis, Propinsi Riau terletak antara 1 derjat

05

lintang Selatan, 2 derjat 25 Lintang Utara 100

derjat

105 derjat 5 Bujur Timur Greenwich dan 6 derjat 51-1 derjat 45 Bujur Barat Jakarta, Batas-batas Propinsi Riau:

Sebelah Utara : Selat Singapura dan Selat Malaka, Sebelah Selatan: Propinsi Jambi dan Selat Berhala,

sebelah Barat : Propinsi Sumatera Barat dan Propinsi

Su-tera Utara,

Sebelah Timur : Laut Cina Selatan dan Propinsi kalimantan

Barat (Panduan Wisata Riau, 1992 : 1-2). Pemerintah Daerah Propinsi Riau sebagai organisasi

yang mengatur pemerintah mulai dari tingkat Propinsi

sampai ke tingkat Kecamatan memerlukan tenaga yang berkua litas sesuai dengan jenjang yang ditanganinya. Hal ini disadari oleh Dinas P dan K Dati I Riau, sebagai penanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan oleh

(22)

Sehubungan

dengan

ini,

ada tiga

hal

yang

terus

diupayakan

oleh

Dinas

P dan

K

dan

Pemerintah

Daerah

setempat, diantaranya:

1. Pembinaan atau pengembangan

terhadap guru-guru Sekolah

Dasar

yang

berdomisili

di

daerah

melalui

jalur

Perguruan Tinggi, Srata 1 Fakultas Institut dan Ilmu

Keguruan

dengan Jurusan Administrasi Pendidikan,

yang

diadakan secara rutin setiap tahun sejak tahun 1982.

2. Pembinaan

terhadap Guru-guru

Sekolah Dasar yang

akan

dicalonkan

atau yang akan dipromosikan sebagai

Kepala

Sekolah

mengikuti pelatihan jabatan yang

dilaksanakan

secara rutin setiap tahun sejak tahun 1986.

3. Pembinaan dan

Pengembangan

tehadap tenaga

kependidi-kan yang ada di Propinsi Riau melalui Jenjang

Pendidi

kan

Program

Pasca Sarjana yang berkerja

sama

dengan

IKIP Bandung, dengan jurusan: Administrasi

Pendidikan,

Pendidikan

Luar Sekolah, Kurikulum dan

Bimbimgan

dan

Penyuluhan.

Dengan adanya kebijakan dari Dinas P dan K Dati I

Riau atas nama Pemerintah Daerah Propinsi Dati I Riau

bekerja

sama dengan Universitas Riau

dalam

meningkatkan

kualitas penyelenggaraan Pendidikan Dasar yang diutarakan

di

atas, dengan

kegiatan pengembangan guru-guru SD

yang

terprogram tersebut, sehingga dapat memberikan sumbangan

(23)

13

B. Identifikasi Masalah.

Kalau diperhatikan beberapa permasalahan pokok di

atas berkaitan erat dengan guru-guru tersebut, seperti

masalah kualitas pendidikan, produktivitas pendidikan dan

lain sebagainya. Dengan demikian pengembangan profesional guru merupakan salah satu langkah yang strategis untuk

mengatasi sebagian permasalahan sekolah dasar tersebut.

Disamping itu, ada alasan-alasan lain, mengapa

pengembangan profesional guru begitu dituntut saat ini.

Pertama, karena ilmu pengetahuan dan teknologi senantiasa berkembang pesat, sehingga kalau guru tidak meningkatkan kemampuannya dikhawatirkan guru tersebut akan ketinggalan, akibatnya materi yang disampaikan kepada murid sudah

ketinggalan. Kedua diasumsikan suatu saat guru-guru

tersebut akan dipromosikan kepada jabatan yang lebih tinggi misalkan menjadi Kepala sekolah, mengingat tugas

yang akan dibebankan kepadanya adalah akan memimpin suatu

unit kerja/organisasi dengan penuh tanggung jawab, maka

untuk memangku jabatan tersebut penting sekali orang-orang

yang berpendidikan dan berpengalaman. Ketiga agar personil

mau bersemangat bekerja sehingga dapat memberikan sumbangan optimal kepada lembaga dalam mencapai tujuannya

(lembaga).

Kalau diperhatikan dengan manajemen personel, yang salah satu fungsinya yaitu pengadaan (recruitment), maka

(24)

sedemikian rupa sehingga dapat menjalankan tugas yang di

berikan kepadanya. Selanjutnya, fungsi manajemen personel

lainnya yaitu fungsi pengembangan (development). Jadi

personel yang sudah diadakan tadi perlu dikembangkan terus

menerus. Kalau fungsi rekruitmen dan pengembangan tersebut

tidak berjalan, maka akan menimbulkan masalah dalam

orga-nisasi, yang dalam istilah manajemen disebut

missma-nagement.

Sebagai salah satu usaha pelaksanaan fungsi dan

tanggung jawab pengelolaan Sekolah Dasar berdasarkan PP

Nomor 65 Tahun 1951, Khususnya dalam administrasi

pembinaan personil, oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Riau

Nomor KPTS.301/XI/1982, tanggal 11 Nopember 1982 tentang

Ketentuan Pemberian Tugas Belajar/Izin Belajar Kepada

Kepala Sekolah dan/Guru Sekolah Dasar Negeri Dalam

Propinsi Daerah Timgkat I Riau, Gubernur Daerah Tingkat I

Riau Menimbang bahwa dalam rangka lebih meningkatkan

kualitas penyelenggaraan Pendidikan Dasar di Propinsi

Daerah Tingkat I Riau perlu diadakan pembinaan terhadap

Kepala Sekolah dan Guru Sekolah Dasar Negeri dengan

memberikan kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan pada

lembaga-lembaga pendidikan. Pelaksanaannya secara rutin

setiap tahunnya.

Maka pembiayaan Pendidikan tersebut melalui

(25)

.1.5

APBD Tingkat I Riau. Penanggung jawab teknis adalah Kepala

Dinas P dan K Dati I Riau.

Keterlibatan Universitas Riau adalah lembaga

Pendidikan Tinggi sebagai wadah untuk menyiapkan peserta

didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

akademis profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan

dan menciptakan ilmu pengetahuan. Program ini diperkuat

pula dengan menerbitkan Surat Perjanjian Ikatan Dinas dari

Pemerintah Daerah Tingkat I Riau dengan Pihak Universitas

Riau yang tertanggal 11-11-1982 No.Kpts.301/XI/1982 yang ditandatangani oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau

dan Kepala Dinas Dati I Riau serta Rektor Universitas Riau

(UNRI).

Peserta Tugas Belajar Program S-1 bagi Guru SD

yang dimaksud setiap tahunnya berjumlah lebih kurang 20

orang. Sejak tahun ajaran 1982-1983 sampai dengan tahun

ajaran 1993-1994 telah diikuti oleh 214 orang peserta.

Adapun mengenai keadaan guru SD yang telah menyelesaikan

tugas belajar program studi Administrasi Pendidikan di

(26)

Tabel 1.1

Keadaan guru SD yang telah selesai mengikuti

tugas belajar program studi Administrasi Pendidikan

di FKIP Universitas Riau

dari 1989-1990 sampai dengan 1993-1994

Kabupaten/Kodya 89 - 90 90 - 91 91 - 92 92 - 93 93-94 Jumlah

Kampar 4 7 6 3 5 25

Bengkalis 3 4 2 4 5 20

Indra Giri Hulu 3 7 3 2 6 21

Indra Giri Hilir 3 4 7 4 4 22

Kepulauan Riau 3 4 4 2 5 18

Batam 1 - - 1 3 5

Pekan Baru - - 1 — — 1

Jumlah 17 26 23 15 27 112

Sumber : Dinas P dan K Daerah Tingkat I Riau

Tabel 1.2

Keadaan guru SD yang sedang mengikuti tugas

belajar program studi Administrasi Pendidikan

di FKIP Universitas Riau

dari 1989-1990 sampai dengan 1993-1994

Kabupaten/Kodya 89 - 90 90 - 91 91 - 92 92 - 93 93-94 Jumlah

Kampar 5 4 4 4 4 21

Bengkalis 4 4 3 4 4 19

Indra Giri Hulu 3 4 4 4 3 18

Indra Giri Hilir 2 5 4 5 4 20

Kepulauan Riau 4 3 4 3 3 17

Batam 2 - 2 - 2 6

Pekan Baru - 1 - — — 1

Jumlah 20 21 21 20 20 102

Sumber : Dinas P dan K Daerah Tingkat I Riau.

Dari tahun 1982 sampai tahun 1993, Dinas P dan K sudah mengirimkan guru-guru SD ke Program SI sebsnyak 214

[image:26.595.90.503.151.590.2]
(27)

17

Waktu yang disediakan untuk pencapaian pendidikan

tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Riau No: KPTS.287/VI/1988, jangka waktu

pendidikannya bagi tugas belajar harus dapat menyelesaikan

pendidikannya dalam batas waktu paling lama 5 tahun

(sepuluh semester).

Sesuai dengan tujuan dan fungsi pokok jurusan

administrasi pendidikan, maka para lulusannya diharapkan

dapat memiliki seperangkat kompetensi.

Berkenaan dengan Kurikulum, tujuan dan fungsi yang

sudah diperoleh peserta tugas belajar selama di dalam

pendidikan Program S-1 Jurusan administrasi Pendidikan

sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka di dalam

melaksanakan tugas yakni: kemampuan melaksanakan

perencanaan, kemampuan dalam pelaksanaan, dan kemampuan

mengevaluasi.

Dari hasil wawancara dari observasi peneliti yang

dilaksanakan pada bulan September 1993, maka kontribusi

dari Program S-1 terhadap tugas di lapangan tampak

bervariasi, diantara mereka kurang mendapat peluang dari

kepala sekolah untuk melaksanakan tugas administarsi

sekolah. Hal ini dapat mengurangi kemauan diri guru untuk

meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas. Umumnya

guru SD adalah guru kelas atau guru borongan, kurang

(28)

lebih banyak menitik beratkan kegiatan pendidikan pada

pembenahan fisik sekolah. Tetapi ada diantaranya yang

dapat melaksanakan tugasnya secara baik.

Berdasarkan pemikiran itulah penulis terdorong untuk

meneliti kemampuan guru-guru Sekolah Dasar dalam

melaksanakan tugas yang telah menyelesaikan tugas belajar,

baik dalam proses belajar mengajar dan juga di dalam

pelaksanaan administrasi sekolah sebagai hasil dari upaya

Pemerintah Daerah Tingkat I Riau dalam meningkatkan

kualitas penyelenggaraan Pendidikan Dasar di Propinsi Dati

I Riau melalui Program Studi Administrasi Pendidikan

secara khusus pada FKIP UNRI atas dasar kerja sama dengan

Dinas P dan K Dati I Riau.

C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian.

Setelah memperhatikan latar belakang masalah dan

identifikasi masalah di atas, maka yang dijadikan

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

Sejauh man a kemampuan guru-guru SD melaksanakan tugasnya

bagi yang telah mengikuti tugas belajar program S-1 seba

gai administrator pada Sekolah Dasar di lingkungan Dinas P

dan K D a t i - I Riau.

Dari rumusan masalah yang masih bersifat umum

tersebut menyangkut beberapa permasalahan, yang penulis

jabarkan dalam beberapa pertanyaan, yaitu sebagai berikut:

(29)

guru (lulusan) dapat melaksanakan tugas/pekerjaannya

mengenai

pengelolaan

proses

belajar

(administrasi

kelas).

2. Apakah

setelah mengikuti pendidikan Program

S-1

para

guru (lulusan)

dapat memberikan bantuan kepada

kepala

sekolah dalam hal administrasi sekolah.

3. Apakah

setelah mengikuti pendidikan Program S-1,

para

guru

(lulusan)

merasa

termotivasi

untuk

lebih

berperestasi di lingkungan sekolahnya.

4. Apakah ada manfaat tugas belajar mengikuti Program S-1,

dengan pembinaan dan rencana pengembangan karir

masing-masing guru (lulusan) Program S-1.

5. Apakah

setelah

mengikuti pendidikan di

Program

S-1,

para

guru

(lulusan) merasa memperoleh

ilmu

pengeta

huan .

6. Faktor lain, apakah yang berpengaruh dalam melaksanakan

tugas.

D. Tujuan Penelitian.

Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan

umum

dan

tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

a. Secara

umum penelitian ini dimaksudkan untuk

menelaah

kembali tentang penempatan

para guru (lulusan) Program

S-1, sehingga dapat dicari alternatif untuk

mewujudkan

(30)

Riau),

selain

itu

penelitian

ini

diharapkan

dapat

memberikan

alternatif

bagi

-penyempurnaan

atau

pengelolaan terhadap lulusan Program S-1 bagi guru guru

SD

dilingkungan

Dinas P dan K Dati I

Propinsi

Riau

yang

bekerja

sama

dengan

Universitas

Riau

dan

penanggung

jawab Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi

Riau .

2. Tujuan Khusus

Bertitik tolak dari tujuan umum di atas, maka tujuan

khusus dalam penelitian ini adalah :

a. Mendeskripsikan

dan

menganalisis

tugas/

pekerjaan

mengenai

pengelolaan

proses

belajar

mengajar

atau

administrasi kelas.

b. Mendeskripsikan

dan

menganalisis

kemampuan

membantu

kepala sekolah dalam melaksanakan administrasi sekolah.

•c. Mendeskripsi

dan

menganalisis

motivasi

para

guru

(lulusan) Program S-1 untuk lebih berperstasi

ditempat

tugasnya.

d. Mendeskripsi

dan

menganalis

mafaat

mengikuti

tugas

belajar pada Program S-1 dengan pembinaan

pengembangan

karir.

e. Mendeskripsi

dan

menganalisis

persepsi

para

guru

memperoleh ilmu pengetahuan.

f. Mendeskripsi

dan

menganalisis

faktor-faktor

yang

(31)

'.,' I

E. Manfaat Penelitian.

Manfaat

penelitian ini dilihat dari dua segi

yaitu

segi teoritis dan segi praktis.

1. Segi Teoritis

Dalam penelitian ini dikaji dan dianalisis kemampuan

guru-guru

Sekolah Dasar Negeri yang

telah

menyelesaikan

tugas

belajar

program

SI.

Baik

ditinjau

dari

aspek

perencanaan,

pelaksanaan

dan

evaluasi

merupakan

suatu

proses

administrasi

pendidikan

dan

keharusan

penggu-naannya dalam pengelolaan pendidikan. Dengan demikian

pe

nelitian ini merupakan suatu penataan atau pengaturan

segala

aktivitas

yang berkaitan

dengan

kegiatan

dalam

administrasi program pengajaran.

2. Secara Praktis

Hasil

penelitian ini, pertama sebagai.

masukan

dan

sumbangan

terhadap

Guru-guru

dalam

penyempurnaan

dan

perbaikan

pengelolaan pendidikan, serta menjadi

pegangan

dan

petunjuk dalam mengelola administrasi program

penga

jaran.

Yang kedua adalah sebagai masukan bagi

Pemerintah

Daerah Tingkat I Riau,

khususnya Dinas P dan R Dati I Riau

sebagai

penanggung jawab teknis pengelolaan guru-guru

SD

untuk

penyempurnaan

pelaksanaan

dan

peningkatan

Tugas

Belajar

Program

SI

bagi

guru-guru

Sekolah

Dasar

di

(32)

dibuat suatu paradigma atau kerangka penelitian seperti berikut : GURU SD PROGRAM S-1

J

KEMAMPUAN GURU Faktor penun jang pelaksa naan tugas. Mengelola proses belajar mengajar Membantu Kepala

Sekolah dim Adm

-Merencanakan dan

me-ngembangkan program satuan pelajaran. -Melaksanakan/menyaj i

kan pengaj aran.

-Mengadakan Penilaian terhadap proses be

lajar. -Keuangan. -Pendidikan dan Pengajaran. -Kemuridan. -Bimbingan Penyu-luhan. -Hubungan Masya rakat EFEKTIVITAS PENCAPAIAN TUJUAN PROSES PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR

Gambar 3 : 'Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian tersebut merupakan jalan pikiran

yang ditempuh dalam penelitian berdasarkan permasalahan

dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Kerangka ini

menunjukan: Pertama kemampuan guru dalam mengelola proses

[image:32.595.86.490.76.560.2]
(33)

guru merupakan ujung tombak terlaksananya proses " belajar

mengajar. Kedua kemampuan guru membantu kepala sekolah

dalam melaksanakan administrasi sekolah, dalam hal ini

administrasi sekolah atau administrasi pengajaran meru

pakan jembatan untuk tercapainya proses belajar mengajar

(34)

^

C*?

/ # '

H-•>jt/ * j . VvV

- >

' / t <• <s

,j **

1 a- £

(35)

B A B I I I

P B D S E D U R P E N E L I T I A N

Bab III Prosedur Penelitian, berturut-turut akan

menguraikan tentang Metode Penelitian, Unit Analisis Data

dan

Sampel

Penelitian, Teknik Pengumpulan

Data,

Pelak

sanaan Penelitian, Prosedur Analisis Data, dan

Signifikan

Hasil Penelitian.

A. Metode Penelitian

Tujuan pokok dari penelitian ini adalah mendes

kripsikan dan menganalisis kemampuan guru sekolah Dasar

melaksanakan tugasnya sebagai administrator di sekolah.

Dengan

kata

lain bertujuan

untuk

memperoleh

pemahaman

(verstehen) dan pengertian

( understanding) tentang suatu

peristiwa

atau perilaku manusia

yang berperan dalam

pe

laksanaan

tugas oleh guru-guru SD. Untuk mencapai

tujuan

tersebut

maka

penelitian

paling

cocok

menggunakan

pendekatan kualitatif ( lihat Cook dan Reichardt; 1982 :

10) atau (Bogdan dan Biklen; 1982 : 31).

Penelitian kualitatif sering disebut dengan metode

naturalistik, etnografik atau metode fenomologis.

Pendekatan

atau metode penelitian semacam

ini

mempunyai

karateristik,

antara lain:

a) data diambil langsung

dari

setting alami, b) penentuan sampel secara purposif, c)

peneliti sebagai instrumen pokok, d) lebih menekakan

pada

(36)

proses dari pada produk sehingga bersifat deskriftif

analitik, e) analisis data secara induktif atau

inter-pretasi bersifat idiografik, dan f). mengutamakan makna di

balik

data (

Bogdan dan Biklen,

1982; 27-29;

Lincoin

dan

Guba,

1985;

39-42;

Hasution,

1988;

9-12;

Sujana

dan

Ibrahim 1989; 197-200). Dengan demikian

karateristik-karateristik

itulah

yang dijadikan acuan

bagi

seluruh

proses penelitian ini.

Dengan

karateristik pertama, peneliti sendiri

meng-gali data atau informasi secara langsung dari nara sumber yang representatif tanpa memberikan suatu "perlakuan" (treatment) seperti pada penelitian eksperimen. Maksud pendekatan semacam ini adalah agar dapat diperoleh suatu

gambaran tentang fenomena sosial yang dinamakan kegiatan pengembngan, sebagaimana adanya. Hal ini sesuai dengan anjuran Philip (1967;17) yang mengatakan bahwa

"Approaches to be used in studying social phenomena should

be closely releted and referred to the real condition

where the phenomena exist".

Kateristik kedua mengisyaratkan bahwa pengambilan

sampel harus disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dengan jumlah sampel tergantung pada pertimbangan kelengkapan

informasi yang diperlukan. Dalam hal ini Nasution

(1988:32-33) menjelaskan bahwa untuk memperoleh informasi

(37)

97

dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan

-tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berarti.

Dengan kata lain sampel dianggap memadai apabila sudah

ditemukan pola tertentu dari informasi yang dikumpulkan.

Sebagaimana dijelaskan di atas, pengambilan data pe

nelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti, dengan kata

lain "the researcher i s the key instument through wich a l l

data are collected an interpreted" (Williams, 1984;4).

Karakteristik ini menempatkan peneliti sebagai instrumen

utama dalam penelitian kualitatif. Rasional dari

karakteristik ini adalah karena manusia (peneliti) mem

punyai adaptabilitas yang tinggi, senantiasr dapat menye

suaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah, dan dapat

senantiasa memperhalus pertanyaan-pertanyaan untuk mem

peroleh data yang terinci dan mendalam sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai (Nasution, 1988: 54-55).

Karateristik berikutnya berimplikasi bahwa data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini lebih cendrung dalam

bentuk kata-kata dari pada angka-angka, dan hasil analisis

nyapun berupa uraian (Miles dan Huberman, 1984: 15). Jadi

laporan penelitian kualitatif kaya dengan deskripsi dan

penjelasan tentang aspek-aspek masalah yang menjadi fokus

penelitian. Namun demikian bukan berarti bahwa dalam

penelitian kualitatif sama sekali bebas dari laporan yang

(38)

Sebagaimana

dijelaskan di muka bahwa

sampel

pene

litian

kualitatif

tidak

didasarkan

atas

pertimbangan

statistik,

tetapi berdasarkan ketuntasan

unformasi

yang

diperlukan.

Oleh

karena itu

analisis

dalam

penelitian

dalam penelitian ini bukan untuk memperoleh

generalisasi,

tetapi data dianalisis secara induktif untuk dicari "keajengan" atau polanya; untuk selanjutnya dicari makna dari pola tersebut. Dengan demikian hasil penelitian ini

bersifat idiografik, lebih mementingkan makna dalam kontes

ruang dan waktu.

B. Unit Analisis Data Dan Sampel Penelitian.

Penelitian ini berfokus pada tugas guru sekolah

dasar yang telah mengikuti Program SI pada Kabupaten/Kodya

di Propinsi Riau. Dengan demikian unit analisis penelitian

bersifat

institusional

dan individual

dalam

arti

yang

menjadi fokus kajian adalah tugas guru-guru sekolah dasar sebagai administrator di sekolah dasar di beberapa lokasi yang berbeda sesuai dengan karateristik georafis wilayah Propinsi Riau. Secara singkat lokasi penelitian dapat di jelaskan sebagai berikut:

1. Kantor Dinas P dan K Propinsi Dati I Riau.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 1951

kepada

Propinsi

diberikan

wewenang

melaksanakan

tugas

Pemerintah

Pusat di lapangan pendidikan

dan

pengajaran,

(39)

99

Sekolah Dasar, mendirikan perpustakaan rakyat dan

memaju-kan kesenian daerah. Khusus dalam pengelolaan Sekolah

Dasar meliputi gaji, kepangkatan, kesejahteraan dan pem

binaan personil SD, pembangunan fisik gedung SD dan

me-nyediakan berbagai fasilitas belajar mengajar untuk

menunjang pelaksanaan kurikulum. Pada kantor Dinas P dan K Tingkat I inilah peneliti memperoleh data dan informasi

tentang perkembangan sekolah dasar di Propinsi Riau, seperti Jumlah Sekolah dasar, Kepala Sekolah, Guru dan

murid, serta berbagai program pembinaan dan peningkatan

kesejahteraan personil SD. Selanjutnya, berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian akan diperoleh data dan

informasi tentang pelaksanaan tugas belajar program Studi

Administrasi Pendidikan bagi guru-guru SD seperti : Jumlah

peserta tiap tahun, jumlah yang sudah menyelesaikan, yang

sedang menyelesaikari, dan pembiayaannya serta' persyaratan

untuk dapat mengikuti Program SI tersebut.

2. Kantor Dinas P dan K Kabupaten/Kotamadya

Melalui Kantor Dinas P dan K Kabupaten inilah

peneliti mendapatkan informasi tentang gambaran guru yang

telah menyelesaikan Program SI yang dilaksanakan oleh Dinas P dan K Propinsi Tingkat I Riau dan lokasi

penempatan tugas mereka serta SD yang akan dijadikan

sampel penelitian ini. Dari tujuh Kabupaten/Kotamadya yang ada di Propinsi Riau, hanya enam Kabupaten/Kotamadya yang

(40)

Dari guru-guru di Sekolah Dasar yang dikemukakan di

atas tersebut akan diperoleh data dan informasi tentang

tugas dan berbagai kegiatan dalam mengelola pendidikan di

sekolahnya.

Dalam penelitian kualitatif, jumlah sampel bukanlah

menjadi kriteria utama; tetapi lebih kepada sejauh mana

sampel dapat memberikan informasi sebanyak mungkin

sesuai dengan tujuan penelitian ini. Untuk itu pengam

bilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

purposif ( purposive sampling). Sesuai dengan tujuan pene

litian, maka yang dijadikan responden adalah Guru-guru

yang telah mengikuti tugas belajar program SI yang berada

di enam Kabupaten Propinsi Riau.

Untuk sampel tersebut diambil dua orang disetiap

Kabupaten di Propinsi Riau, dan satu orang untuk satu

sekolah, jadi jumlah responden adalah 12 orang dari 12

sekolah.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pene litian ini adalah : wawancara, obsevasi dan studi

doku-mentasi. Hal ini selaras apa yang dikemukakan oleh Guba

(1978) bahwa penelitian naturalistik senantiasa berkenaan

dengan gejala-gejala yang khas keberadaanya meliputi

(41)

101

teknik di atas yang digunakan. Adapun instrumen penelitian

ini adalah diri peneliti sendiri (human Instrumen).

1. Teknik Observasi.

Kedua macam jenis observasi yaitu observasi

partisipatorik dan observasi non partisipatorik

digunakan

dalam penelitian ini. Jenis yang pertama dilakukan

ketika

mengawali

proses-proses

observasi. Hal

ini

dimaksudkan

untuk tidak mengundang curiga dari para responden terhadap

kehadiran penelitian. Pada taraf ini peneliti lebih banyak

melakukan sosialisasi diri di dalam pekerjaan mereka,

serta menanamkan rasa saling percaya antara peneliti

dengan

guru-guru

SD

yang

diteliti.

Setelah

terbina

hubungan

baik antara peneliti dengan guru-guru

tersebut,

selanjutnya

peneliti

beralih

pada

penggunaan

teknik

observasi

partisipatori, yaitu mengambil bagian

langsung

dalam

kegiatan-kegiatan bersama dikkalangan guru-guru

SD

yang

telah

mengikuti Program

S-1.

Peneliti

menelusuri

kegiatan-kegiatan

atau

tugas-tugas yang

mereka

lakukan

sehari-hari, baik dalam proses belajar mengajar maupun

dalam membantu kepala sekolah melaksanakan administrasi sekolah. Oleh karena itu peneliti sekedar bergabung dengan

mereka dalam kegaiatan-kegiatan yang bersifat formal, tapi

juga bergabung diwaktu mereka santai dan istirahat.

Setiap

data

dan informasi yang

diperoleh

melalui

teknik

observasi

ini

(baik

yang

berjenis

observasi

(42)

selalu dikaitkan dengan konteksnya, agar data dan

informasi tersebut tidak kehilangan maknanya. Konteks

dalam hal ini tsrkait dengan sembilan hal (Nasution,

1988:64), yaitu:

a. Ruang (tempat) dalam aspek fisik.

b. Pelaku, yaitu semua orang yang yang terlibat dalam

situasi.

c. Kegiatan, yaitu apa yang dilakukan orang dalam situasi

itu.

d. Objek, yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu.

e. Perbuatan, yaitu perilaku-perilaku tertentu.

f. Kejadian atau peristiwa, yaitu rangkaian kegiatan.

g. Waktu, yaitu urutan kronologi kegiatan.

h. Tujuan, yaitu apa yang ingin dicapai orang serta makana

perbuatan orang.

i. Perasaan, yaitu emosi yang dirasakan dan dinyatakan.

Sudah tentu teknik observasi ini merigandun??

kelemahan. Diantaranya adalah bahwa teknik observasi ini

tidak mampu mengungkapkan intensi-intensi di balik peilaku

yang dikerjakan. Untuk itu mengungkap intensi atas suatu

perilaku peneliti melakukan wawancara.

2. Teknik Wawancara

Teknik wawancara ini dilakukan untuk menguKipulkan

(43)

103

dikatakan oleh Nasution bahwa teknik wawanoara ini

dikandung maksud untuk mengetahui apa yang ada dalam

pikiran dan hati responden (Nasution, 1988:73). Dengan

demikian, jika dengan observasi peneliti memasuki dunia

kegiatan-kegiatan yang dilakukan, maka dengan wawanoara

peneliti memasuki dunia pikiran dan perasaan mereka.

Pada tahap-tahap awal dari proses wawanoara,

digunakan teknik wawanoara tidak berstruktur. Hal ini disebabkan agar terbina hubungan baik terlebih dahulu

dengan responden, dan memang dari pertemuan-pertemuan awal

ini diharapkan baru sekitar data dan informasi yang

menspesifikkan perolehan data dan informasi agar sesuai

dengan fokus penelitian, dan juga setelah terjalin

hubungan baik antara peneliti dengan responden, dilakukan

teknik wawanoara berstruktur.

3. Teknik Studi Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk melengkapi data

yangdijaring melalui teknik observasi dan wawanoara. Yang

dihimpun melalui teknik studi dokumentasi ini adalah data

otentik yang tersimpan dalam dokumentasi. Data ini antara

lain program satuan pelajaran, administarsi sekolah yakni;

administrasi keuangan, administrasi pendidikan dan

pengajaran, administrasi kemuridan, catatan bimbingan

dan

penyuluhan

dan

pelaksanaan

hubungan

sekolah

dengan

(44)

D. Pelaksanaan Penelitian

T&hap-tahap dalam penelitian kualitati tidak mempu

nyai batas-batas yang tegas, namun secara garis besar

da

pat dibedakan menjadi:

1). Tahap orientasi, 2). tahap eksplorasi, 3>. tahap mem-bercheck ( Lincon dan Guba, 1985: 235-236; Nasution, 1988: 33). Untuk penelitian ini mengikuti tahap-tahap tersebut.

1. Tahap Orientasi

Tahap ini brtujuan untuk memperoleh gambaran yang

lengkap dan jelas mengenai masalah yang diteliti. Hal ini

sekaligus untuk memantapkan disain dan menentukan fokus penelitian berikut nara sumber. Tahap ini dilaksanakan

dari bulan Juli sampai September 1993.

Pada tahap ini peneliti melakukan kunjungan spcara

formal ke dua buah sekolah didua Kabupaten/ Kodya yang

terdapat di Propinsi Riau, sebagai lokasi penelitian guna

menjajaki lapangan dan mencari informasi awal untuk menentukan permasalahan atau fokus penelitian. Selama itu

pula peneliti, dengan pengarahan dan bantuan dari dosen pembimbing, menyusun dan memantapkan disain penelitian untuk dijadikan arahan kerj8 pada tahap berikutnya.

2. Tahap Eksplorasi

(45)

105

sesungguhnya, yaitu mengumpulkan data sesuai dengan fokus

dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Tahap ini

dilaksanakan setelah diberi rekomendasi atau izin

penelitian dari instansi yang berwenang, yakni mulai dari

bulan Mei sampai bulan July 1994.

Pengumpulan data atau informasi dilakukan melalui

wawanoara dengan para nara sumber yang representatif

sebagaimana telah ditentukan pada sub-sub 2 di atas.

Wawanoara dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagaimana

terlampir (lihat lampiran) agar pembicaraan dapat berlang

sung terarah, tetap pada konteks yang menjadi fokus pene

litian. Selain itu untuk melengkapi data yang terkumpul

sekaligus untuk mengecek atau triangulasi, peneliti

melakukan observasi dan studi dokumentasi; dan untuk dapat

merekam data atau informasi selengkap mungkin digunakan

buku catatan.

Dalam tahap ini juga dilakukan analisis dengan cara

mereduksi data atau informasi, yakni dengan menyeleksi

catatan lapangan yang ada dan merangkum hal-hal yang

penting secara lebih sistematis agar dapat ditemukan tema

atau polanya. Dengan cara ini dapat mempermudah peneliti

untuk mempertajam gambaran tentang fokus penelitian.

3. Tahap Member Check

Tahap ini dimaksudkan untuk mengecek kebenaran dari

(46)

penelitian lebih dapat dipercaya. Pengecekan informasi ini

dilakukan setiap kali peneliti selesai wawanoara, yakni

mengkonfirmasikan kembali catatan-catatan hasil wawanoara.

Selain itu setelah catatan lapangan tersebut

di-ketik, hasilnya diminta koreksi dari nara sumber yang

bersangkutan. Untuk lebih memantapkan lagi dilakukan pula

observasi dan studi dokumentasi serta triangulasi kepada

responden dan juga wawanoara dengan kepala sekolah yang bersangkutan yang dianggap sebagai nara sumber yang

ber-kompeten. Dengan demikian waktu pelaksanaan membercheck

ini dilakukan seiring dengan tahap eksplorasi.

4. Tahap Triangulasi

Triangulasi merupakan proses pengujian terhadap

keabsahan data, yang dilakukan dengan cara menggunakan

sesuatu yang lain untuk keperluan pengujian data, atau

sebagai pembanding terhadap data yang ada.

Ada beberpa cara melakukan pengujian keabsahan data

dengan triangulasiini, dimana semua cara ini dilakukan

dalam penelitian ini.

a. Membandingkan hasil wawancara, antara yang dilakukan

ketika ada orang lain denga yang dilakukan dengan

responden.

b. Membanding fenomena-fenomena berupa kasus yang mengena

responden,

dengan

pendapat dan pandangan

orang

lain

yang bukan responden.

(47)

107

wawanoara dengan yang diperoleh melalui observasi,

serta studi dokumentasi.

d. Membanding data yang diperoleh dalam waktu yang

berbeda, atas sumber data dan teknik yang sama.

5. Tahap Audit Trail

Tahap ini merupakan tahap pemantapan, yang dimaksud

untuk membuktikan kebenaran data yang disajikan dalam

laporan penelitian. Untuk memudahkan peneluauran

terhadap-keontentikan data yang ada, setiap data yang ditampilkan

disertai dengan keterangan yang menunjukkan sumbernya.

Namun untuk menjaga kerahasian sesuai dengan etika

penelitian, penyebutan terhadap sumber data hanya sebatas

pengkodean.

E. Prosedur Analisis Data

Untuk memahami dan memeberikan makna kepada data di

kumpulkan maka dilakukan analisis dan interpretasi . Dalam

penelitian kualitatif ini, analisis dilakukan dengan

secara terus menerus, semenjak data awal dikumpulkan

sampai penelitian berakhir. Selanjutnya interpretasi atau

penafsiran dilakukan dengan mengacu kepada rujukan teo ritis yang berhubungan dengan permasalahan penelitian ini.

(48)

reduksi data, (2) "display" data dan (3) mengambil kesim

pulan dan verifikasi.

Reduksi data dilakukan dengan meringkas kembali

catatan-catatan lapangan dengan memilih hal-hal yang pokok

atau penting, yang berkaitan erat dengan permasalahan pengembangan yang menjadi fokus penelitian. Selanjutnya

hal-hal pokok tadi dirangkum dalam susunan yang lebih sis

tematis sehingga dapat dengan mudah diketahui tenia atau

polanya. Untuk memudahkan melihat pola ini maka rangkuman

tadi disajikan dalam bentuk matriks hasil penelitian. Dari pola yang tampak dalam display data itu selanjutnya dapat

dapat ditarik suatu kesimpulan sehingga data yang

dikumpulkan mempunyai makna.

Sebagaimana dijelaskan dimuka bahwa proses analisis

ini dilakukan semenjak data awal dikumpulkan. Oleh karena

itu kesimpulan yang ditarik pada awalnya bersifat. sangat

tentatif atau kabur. Untuk memantapkan kesimpulan

tersebut agar lebih "Grounded" maka verifikasi dilakukan

sepanjang penelitian tersebut. Verefikasi ini dimaksudkan

untuk menjamin tingkat kepercayaan hasil penelitian, sehingga prosesnya berlangsung sejalan dengan member

check, triangulasi dan "audit trail".

F. Signifikansi Hasil Penelitian

(49)

109

(validitas internal). b) transferabilitas (validitas

eksternal), c) dependabilita.s (reliabilitas) , dan d>

konfirmabilitas (obyektivitas). (Nasution, 1988 : 114-124;

Muhadjir, 1990: 150-159). Untuk itu penelitian ini

diusahakan dapat memenuhi kriteria-kriteria tersebut.

1. Kredibilitas

Kredibilitas merupakan ukuran tentang kebenaran data

yang dikumpulkan, yang dalam penelitian kuantitatif

disebut validitas internal. Kredibilitas dalam penelitian

kualitatif menggambarkan kecocokan konsep. peneliti dengan

konsep yang ada pada responden atau nara sumber. Untuk mencapai hal tersebut dalam penelitian ini dilakukan,

antara lain:

a. Triangulasi, yakni mengecek kebenaran data dengan membandingkannya dengan data dari sumber lain. Seperti

diketahui nara sumber penelitian ini adalah guru-guru SD

yang telah mengikuti Program SI pada Kabupaten /Kodya pada Propinsi Riau dan Kepala SD guru yang bersangkutan. Oleh

karena itu pada waktu mencari data atau informasi dari

seorang nara sumber, sekaligus dilakukan pula pengecekan data atau informasi dari nara sumber lain. Misalnya pada

waktu wawanoara untuk menggali informasi dari guru,

sekaligus pula digunakan untuk mengecek kebenaran

(50)

b. Pembicaraan dengan kolega ( peer debriefing)

Dalam hal ini peneliti membahas catatan-catatan

lapangan

dengan kolega

guru-guru yang tidak berkepentingan

dengan

penelitian,

sehingga

dapat

memberikan

pandangan-pandangannya

yang netral atau objektif.

Pembicaraan

ini

bertujuan untuk memperoleh kritik dan

pertanyaan-pertanyaan

yang

lebih

tajam,

yang

menantang

tingkat

kepercayaa hasil penelitian.

c. Penggunaan bahan referensi, yakni dengan menggunakan

hasil catatan. Dengan cara ini peneliti dapat memperoleh

gambaran

yang

lengkap tentang informasi

yang

diberikan

oleh nara sumber sekaligus dapat memahami konteks

pembicaraannya,

sehingga

kemungkinan

kekeliruan

dapat

diperkecil.

d. Mengadakan

member

check,

yakni

pada

setiap

akhir

wawanoara dilakukan konfirmasi dengan nara sumber

sehingga apabila ada kekeliruan dapat diperbaiki atau bila

ada kekurangan dapat ditambah dengan informasi baru.

Dengan demikian data yang diperoleh sesuai dengan yang

dimaksud oleh nara sumber.

2. Transferabilitas

Kriteria ini dalam penelitian kuantitatif disebut

dengan

validitas

eksternal, yakni hingga

manakah

hasil

(51)

I l l

situasi

lain.

Dengan

kata

lain

transferabilitas

ini

berkaitan

dengan generalisasi. Menurut Nasution

(1988

:

118), bagi peneliti kualitatif, transferability bergantung

pada sipemakai, yakni hingga manakah hasil penelitian

itu

dapat

mereka gunakan dalam konteks dan situasi

tertentu.

Oleh

karena

itu

tranferabilitas

hasil

penelitian

ini

diserahkan

kepada para pemakai.

Apabila

pemakai

melihat

ada

situasi yang identik dengan

permasalahan

pengembang

yang

dibahas

dalam penelitian ini, maka

pemakai

diper-silakan mengaplikasikannya.

3. Dependabilitas.dan Konfirmabilitas

Pengertian

dependabilitas sejajar

dengan

reliabi-litas

dalam penelitian kuantitatif, yang

dimaksud

untuk

membahas

konsisten suatu hasil penelitian. Dalam hal

ini

dependabilitas

menguji

apakah penelitian ini

dapat

di-ulangi

atau

direplikasikan dengan menemukan

hasil

yang

sama.

Sedangkan konfirmabilitas berkenaan

dengan

obyek-tivitas hasil penelitian.

Seperti

diketahui

stuasi

sosial

pada

hakekatnya

bersifat

unik

dan tidak

dapat

direkonruksi

sepenuhnya

seperti

semula. Oleh karena itu sangat sulit untuk

meng

ukur

konsistensi

hasil penelitian

tentang

pengembangan

ini.

Untuk

itu guna menjaga kebenaran

dan

objektivitas

hasil penelitian ini dilakukan "audit trail", yakni dengan

(52)

dilaporkan memang demikian kejadiannya. Untuk kepentingan

ini dilakukan antara lain:

a. Mencatat selengkap mungkin hasil wawancara, obsevasi

maupun studi dokumentasi sebagai data mentah untuk

kepentingan analisa selanjutnya.

b. Menyusun hasil analisis dengan cara menyeleksi data men

tah di atas, kemudian merangkum atau menyusunnya

kembali dalam bentuk deskripsi yang lebih sistematis.

c. Membuat penafsiran atau kesimpulan sebagai hasil

sintesa data; dan

d. Melaporkan seluruh proses penelitian, dari sejak pra

survey dan penyusunan disain sampai pengolahan data

sebagaimana digambarkan dalam laporan penelitian ini.

Demikianlah beberapa ketentuan dan cara-cara van?

telah digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini. Dengan

demikian kebermaknaan data yang terkumpul sudah selayaknya

terbatas dalam penelitian ini. Batas-batas kebermaknaan

tersebut dapat dilampaui atau berlaku pula pada lingkup

yang lain,

tetapi tetap tergantung kepada kesamaan situasi

(53)

) t ^ «

/ /

4/ ^

* v<\ %S4\ ^ /# XV

'-V&i&$*

(54)

Kesimpulan yang dipaparkan berikut, didasarkan atas

hasil

penelitian,

dan kajian

kepustakaan

yang

relevan

serta temuan selama penelitian berlangsung, terutama yang

berkenaan dengan kemampuan guru SD melaksanakan tugas

sebagai administrator bagi yang telah mengikuti tugas belajar Program Studi Administrasi Pendidikan di FIP UNRI

yang dilaksanakan oleh Dinas P dan K Dati I Riau.

1. KESIMPULAN

a. Kesimpulan Umum

Secara umum dapat disimpulkan bahwa guru-guru yang

telah mengikuti Program Studi Administrasi Pendidikan yang

dilaksanakan oleh Dinas P dan K Dati I Riau yang berkerja

sama dengan Universitas Riau, merupakan salah satu upaya

pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia. Salah satu

wujud dari pembinaan dan pengembanga yang dimaksud adalah melalui pendidikan di IKIP Jurusan Administrasi Pendidikan untuk mempersipakan para guru (lulusan ) yang perlu memiliki wawasan yang luas dan kemampuan profesional di

bidang administrasi pendidikan khususnya administrasi

sekolah dasar. Dari penemuan penelitian dapat disimpulkan

bahwa para guru (lulusan) Program S-1 Administrasi

(55)

T7S"

Pendidikan

di

lingkungan Dinas P dan K Dati

I

Propinsi

Riau secara umum, melalui beberapa faktor yang diteliti di

antaranya, melaksanakan tugas/pekerjaannya, motivasi untuk

berkerja

lebih

baik, manfaat tugas belajar

Program

S-1

yang

diberikan

oleh Dinas P dan K Dati I

Propinsi

Riau

dalam

pengembangan

karir, wawasan dan

ilmu

pengetahuan

yang

diperoleh,

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

pelak

sanaan tugas para guru (lulusan). Hasil penelitian

menunjukkan secara umum bahwa para guru (lulusan) Program

S-1

di lingkungan Dinas P dan K Dati I

Riau

disimpulkan

cukup

baik, walaupun ada beberapa persen

dari

guru-guru

menyatakan kurang.

Hal ini berarti bahwa dengan kurikulum Program S-1

jurusan administrasi pendidikan yang mereka pelajari dapat

memberikan

guru

(lulusan)

untuk

menambah

wawasan

dan

pengetahuan

mengenai

administrasi

sekolah

yang

dapat

membantu para guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

serta

menunjukkan kinerja yang cukup baik setelah

mereka

kembali bertugas di sekolah masing-masing.

Keterkaitannya dengan keberhasilan prestasi para

guru

(lulusan)

maka pada kenyataannya

adanya

peraturan

bahwa tidak adanya penyesuaian golongan kepangkatan para

guru

SD

(lulusan) Program

Administrasi

Pendidikan.

Di

samping

itu belum adanya kejelasan

relevansi

pendidikan

(56)

karir, penempatan pegawai khususnya para lulusan Program

S-1.

Hal tersebut menyebabkan tidak jelasnya jenjang

karir bagi mereka, apakah pendidikan yang mereka peroleh

tersebut untuk dipromosikan sebagai kepala sekolah atau

untuk pelaksanaan / penyelenggaraan pendidikan khususnya

sekolah dasar, sehingga mengurangi motivasi untuk bekerja

lebih baik.

Kesempatan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah

Tingkat I Riau bagi guru-guru SD dapat memberikan dan

meningkatkan kemampuan managerial melalui Ilmu Adminis

trasi Pendidikan yang telah dipelajari dengan seksama yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pen

Gambar

Tabel1.2
Gambar3

Referensi

Dokumen terkait

Adalah kumpulan dari komponen-komponen perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mendapatkan analisa yang lebih baik dari data yang berjumlah sangat

Dari hasil tersebut dengan pelaksanaan layanan bimbingan konseling yang efektif terhadap siswa dapat memberikan pemahaman perilaku siswa terutama dalam proses pembelajaran

Masa nifas yang lalu tidak ada penyakit seperrti pendarahan post  partum dan infeksi nifas. Maka diharapkan nifas saat ini juga tanpa penyakit. Ibu menyusui sampai usia anak 2

JIKA BEKISTING DIANGKUR SISI SEBELAH DALAM BETON DENGAN MENGUNAKAN SLING YANG BEKERJA SEBAGAI GAYA TARIK,AKAN TIMBUL AKSI UPLIFT PADA BEKISTING. A= BEKISTING B=

Jika akan membuktikan aspek materil dari akta, maka yang bersangkutan harus dapat membuktikan, bahwa notaris tidak menerangkan atau menyatakan yang sebenarnya dalam akta (akta

Pada pemberian vitamin E bagi induk dengan kadar yang lebih kecil atau lebih besar dari 210 mg/kg pakan akan menghasilkan telur dengan rasio asam lemak

Melalui penerapan model pembelajaran ini, aktivitas dalam pembelajaran lebih didominasi oleh kegiatan siswa (student center). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

dihancurkan. Panjang kunci One Time Pad – panjang teks asli sehingga tidak ada kebutuhan untuk menggulang penggunaan kunci selama proses enkripsi.. Aturan enkripsi