KEMAMPUAN GURU SD MELAKSANAKAN TUGAS BAGI YANG TELAH MENGIKUTI TUGAS BELAJAR
PROGRAM S-l DI LINGKUNGAN DINAS P DAN K DATII
PROPINSI RIAU
T E S I S
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
E F I E NIM : 9232015
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
PROF. DR. ACHMAD SANUSX SH. MPA.
Pembimbing I
PROF. DR SUPANDI K.
Pembimbing II
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ELMU PENDIDIKAN
Mengetahui :
Koordinator Program Studi Administrasi Pendidikan
Program Pasca Sarjana
IKIP Bandung
^
Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis
dalam pengembangan sumber daya manusia, Oleh karena itu,
sekolah dasar sebagai salah satu jenjang pendidikan yang
berfungsi sebagai pelaksana teknis pendidikan formal,
hendaknya dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah
dasar, kemampuan profesional guru dalam pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah maupun di kelas
merupakan salah satu faktor yang dapat mewujudkan
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Upaya pembinaan
kemampuan profesional guru tersebut telah dilakukan oleh
Dinas P dan K Dati I Riau atas nama Pemda Tingkat I Riau
bekerja sama dengan Unversitas Riau telah memberikan
kesempatan bagi guru- guru SD untuk melanjutkan pendidikan
ke Program Studi Administrasi Pendidikan, merupakan salah
satu wadah untuk peningkatan kemampuan profesional
guru-guru SD di Propinsi Riau.
Berdasarkan kegiatan tersebut, penulis tertarik
untuk meneliti kemampuan guru-guru SD yang telah mengikuti
pendidikan Program SI tersebut melaksanakan tugasnya,
motivasi para guru (lulusan) untuk berkerja lebih baik,
manfaat tugas belajar para guru SD (lulusan) Program S-1,
tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan para guru SD
(lulusan) Program S-1, dan faktor-faktor yang mendukungnya
dalam pelaksanaan tugas tersebut.
Sesuai dengan studi deskriptif, penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif, dan yang dijadikan nara sumber adalah: (1) Kantor Dinas P dan K Dati I Riau, (2)
Dinas P dan K Dati II di Propinsi Riau, (3) Dua orang guru
dari tiap Kabupaten yang telah mengikuti tugas belajar.
(4) Kepala Sekolah Dasar.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara,
observasi, dan dokumentasi; yang dilakukan dari orientasi
hingga eksplorasi berlangsung secara intensif dari bulan
Mei sampai Juli 1994. Alat pengumpulan data adalah
peneliti sendiri (human instrument) dibantu dengan tape
recorder, buku catatan. Sedangkan analisis data dilakukan
melalui prosedur a) reduksi data, b) display data, o)
verifikasi data, d) pengambilan kesimpulan.
Hasil analisis data ditemukan bahwa, kinerja para
guru SD (lulusan) Program S-1 di Propinsi Riau cukup
memadai. Manfaat tugas belajar yang diberikan oleh Dinas P
dan K Datfi I Riau cukup memperoleh wawasan dan ilmu
pengetahuan, mampu mengelola proses belajar mengajar,
raam-pu melaksanakan administrasi sekolah, selain itu terungkap
kurangnya perhatian atasan, sehingga tidak adanya
kejelas-an mengenai pengembangan karir bagi para guru (lulusan)
program S-1, ini disebabkan tidak adanya evaluasi terhadap lulusan Program S-1 yang dilaksanaka sejak tahun 1982.
Disimpulkan bahwa adanya keterkaitan tugas belajar yang diberikan dengan perhatian atasan sehingga adanya
kejelasan pengembangan karir, akan memberikan motivasi
untuk dapat mewujudkan iklim kerja yang produktif baik
bagi individu maupun bagi Dinas P dan K Dati I Propinsi
Riau.
EV=dR-T#=yFt I S I
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
UCAPAN TERIMA KASIH v
ABSTRAK ix
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xv
Bab I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 13
C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 18
D. Tujuan Penelitian 19
E. Manfaat Penelitian 21
F . Kerangka Penelitian 23
Bab II. KEMAMPUAN GURU SD MELAKSANAKAN TUGAS BAGI GURU
GURU LULUSAN PROGRAM S-1 DINAS P DATI I RIAU... 24
A. Prenis 24
B. Pengertian, Fungsi dan Tujuan SD 27
C. Peranan Sekolah Dasar Dalam Pengembangan Sumber
Daya Manusia 30
F. Program Studi Administrasi Pendidikan FKIP Bagi
Guru dari Dinas P dan K Dati I Riau 78 G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan
Tugas 97
Bab III . PROSEDUR PENELITIAN
95
A. Metode Penelitian 95
B. Unit Analisis Data dan Sampel Penelitian 98
C. Teknik Pengumpulan Data 101
D. Pelaksanaan Penelitian 105
E. Prosedur Analisis Data 108
F. Signifikan Hasil Penelitian 109
Bab IV. HASIL DAN PE"MBAHASAN PENELITIAN Ill
1. Gambaran Lokasi Penelitian 114
2. Identitas Responden '. 117
3. Kemampuan Melaksanakan Tugas Bagi Yang
Telah Mengikuti Tugas Belajar Program S-1 121
4. Membantu Kepala Sekolah Melaksanakan Administrasi
Sekolah 13?
5. Motivasi Untuk berkerja Lebih Baik 154
6. Manfaat Tugas Belajar Bagi Lulusan Program S-1..159
7. Tambahan Wawasan dan Ilmu Pengetahuan 181 8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan
Tugas Bagi Guru 16R
Bab V. KESIMPULAH DAN REKOMENDASI 178
1 . Kesimpulan 178
2. Rekomendasi 184
a. Pemerintah Daerah Tingkat I Riau 184
b. Dinas P dan K Dati I Riau 185
c. Kepala Sekolah 187
d. Para guru (Lulusan) Program S-1 187
DAFTAR KEPUSTAKAAN 189
LAMPIRAN-LAMPIRAN 193
1 . Pedoman Wawancara Guru
2. Pedoman Observasi
3. Surat Izin Penelitian:
a. Surat Izin dari Penelitian Rektor IKIP Bandung
b. Surat Izin dari Sospol Prop.Dati I Jabar
c. Surat Izin dari Sospol Dati I Riau
d. Surat Izin dari Dinas P dan K Dati I Riau
Untuk setiap Kabupaten di Prop. Riau.
e. Surat Rekomendasi dari Kepala Dinas P dan K
Dati II di Propinsi Riau.
f. Surat Keterangan Dari Kepala Sekolah telah
Melakukan Penelitian.
g. Surat Keputusan Gubernur Dati I Riau Tentnag Tugas Belajar Bagi Guru-guru SD di Prop. Riau
h. Surat Keputusan Kepala Dinas P dan K DaJi T
Riau Mengenai pengangkatan Kepala SD.
DAFTAR TABEL
1. Keadaan Guru Sekolah Dasar Yang Telah Menyelesaikan
Tugas Belajar Program Studi Administrasi Pendidikan
di FKIP Universitas Riau Yang Dilaksanakan Oleh
Dinas P dan K Dati I Riau. 16
2. Keadaan Guru Sekolah Dasar Yang Sedang Mengikuti
Tugas Belajar Program Studi Administrasi Pendidikan
di FKIP Universitas Riau Yang Dilaksanakan Oleh
Dinas P dan K Dati I Riau 16
3. Daftar Lokasi dan identitas Guru-guru sebagai
Responden 114
4. Jawaban responden terhadap perencanaan pengajaran... 117
5. Jadwal Observasi Unjuk Kerja Mengajar 120
6. Jawaban responden terhadap melaksanakan proses
belajar mengajar , 121
7. Jawaban responden terhadap kemampuan melaksanakan
B A B I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Globalisasi
yang melanda dunia, turut
mempengaruhi
Indonesia,
terutama dibidang pendidikan, akibat
semakin
pesatnya
perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi.
Globalisasi
akan
menyebabkan
kehidupan
manusia
lebih
dinamis
dan penuh tantangan, sehingga diperlukan
manusia
yang nempunyai kemampuan untuk dapat mengantisifasi
perkembangan yang terjadi pada lingkungannya, berdasarkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang dimiliki. Dengan kata
lain kunci untuk menghadapi era globalisasi tersebut adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penataan sistem pendidikan yang ada.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menggariskan
kebijaksa-naan pendidikan nasional yang mengacu kepada UUD 1945 dan
GBHN. Dalam Bab II pasal 4 dijelaskan bahwa:
Pendidikan Nasional bertujuan nencerdaskan kehidupan bangsa dan nengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertagwa terhadap Tuhan Tang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keteranpilan, kesehatan jasnani dan
rohani, kepribadian yang nantap dan nandiri serta rasa tanggung jawab kenasyarakatan dan kebangsaan.
Makna yang terkandung dalam tujuan pendidikan ini
kualitas,
adalah suatu investasi yang berkontribusi
ter
hadap
produktivitas
di
sektor
pendidikan
dan
sektor
lainnya.
Karena
setiap
warga
negara
diharapkan
dapat
berperan
dan
turut
secara
aktif
menentukan
dan
memamfaatkan keberhasilan pembangunan.
Salah satu wadah untuk meningkatkan kualitas
sumber
daya
manusia
tersebut
adalah
"pendidikan"
(Sayidinan
Suryohadiprojo,
1991). Proses kerja dan
pencapaian tujuan
pembangunan
sangat ditentukan oleh kapasitas Sumber
Daya
Manusia
yang
mengelola
kegiatan
pembangunan
itu
dan
kapasitas
mereka
mengapresiasi hasil
(Tinatoro,
1993).
Beranjak dari premis bahwa wahana pengembangan Sumber Daya
Manusia adalah pendidikan, maka pendidikan itu harus mampu
menghasilkan
Sumber
Daya Manusia
dengan
dua
kemampuan
sekaligus.
Pertama,
kemampuan melahirkan
manusia
yang
dapat memberikan sumbangan terhadap pembangunan
nasional.
Kedua,
kemampuan
untuk menghasilkan manusia
yang
dapat
mengapresiasi, menikmati, dan memelihara hasil-hasil
pembangunan
itu,
yang
ternyata lebih
sulit
dari
pada
membangun itu sendiri.
Memang diakui bahwa banyak faktor yang berkontribusi
terhadap keberhasilan pembangunan seperti dana, sarana dan
sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Seperti
yang
dikemukakan Hasan Halinono (1991:12):
Karena nanusia merupakan kekuatan utama
pembangunan
maka
dengan demikian sistem dan mutu
pendidikan
akan
menentukan
tingkat
keberhasilan
pembangunan.
Hanya
dengan
sistem
dan
mutu pendidikan
yang
baik
dapat
ditingkatkan kualitas manusia dan kualitas masyarakat.
Dari kutipan di atas dapat diambil suatu
pengertian
bahwa manusia merupakan kekuatan utama pembangunan.
Untuk
melaksanakan
pembangunan diperlukan manusia-manusia
yang
berkualitas. Penyediaan manusia yang berkualitas tersebut
dapat dilakukan melalui kegiatan pendidikan. Dalam penger
tian yang lebih luas pendidikan mencakup pendidikan itu
sendiri, pengajaran dan latihan yaitu meningkatkan
kete-rampilan. Jadi manusia yang berkualitas mempunyai ilmu pe
ngetahuan,
menguasai ketrampilan dan memiliki sikap
yang
baik.
Dengan kriteria manusia Indonesia seutuhnya yang
terkandung di dalam Undang-Undang No. 2. Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut, dapat
diyakini bahwa usaha pembangunan dalam mewujudkan kondisi tinggal landas dapat terlaksana.
pra
sekolah,
pendidikan dasar, pendidikan
menengah
dan
pendidikan tinggi. Keempat sub sistem pendidikan tersebut
saling melengkapi dan berkelanjutan dalam rangka
mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan
dasar
sebagai
sub
sistem
pendidikan
nasional
dituntut
untuk ikut
merealisasikan
pencapaian
tujuan pendidikan nasional tersebut. Pendidikan Dasar
diharapkan
dapat
menghasilkan
manusia-manusia
yang
berkualitas
tinggi
untuk mengisi
kegiatan
pembangunan.
Sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990
tentang Pendidikan Dasar menyatakan bahwa "Pendidikan
dasar" bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar
kepada
peserta
didik
dalam
rangka
mengembangkan
kehidupannya
sebagai pribadi, anggota
masyarakat,
warga
negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti "pendidikan menengah". Untuk
mewujudkan tujuan tersebut, pendidikan dasar menyajikan
program pendidikan enam tahun di Sekolah Dasar (SD) dan program pendidikan tiga tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP). Pendidikan Dasar di SD yang lamanya 6
tahun bertujuan untuk membimbing, mengajar dan melatih peserta didik selaras dengan tingkat perkembangannya
diperlukan
untuk
hidup
di
lingkungan
masyarakat
dan
selanjutnya
ke
jenjang
pendidikan
yang
lebih
tinggi
(Achmad Sanusi, 1993 : 80).
Dilihat
dari
tujuan
institusional,
lembaga
pendidikan
merupakan
wahana
pengembangan
sumber
daya
manusia
(SDM),
di mana
keluarannya
dipersiapkan
untuk
bekerja pada pelbagai sektor
pembangunan atau melanjutkan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, tidak
terke-cuali sekolah dasar (SD).
Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pertama dari satuan jenjang pendidikan dasar (Dikdas), yang meletakkan
dasar dari dua kemampuan sebagaimana telah disebutkan di
atas tadi. Lebih khusus lagi tujuan Sekolah Dasar
merupa
kan bagian integral dari tujuan pendidikan dasar (Dikdas).
Sebagai jenjang pertama dari satuan pendidikan
dasar,
secara institusional Sekolah Dasar (SD)
bertujuan
memberikan bekal kemampuan dasar dalam bidang "Baca-Tulis-Hitung", pengetahuan dan keterampilan dasar yang
berman-faat
bagi
siswa sesuai dengan
tingkat
perkembangannya,
serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di
SLTP (Depdikbud, 1993). Untuk mencapai tujuan itu, maka
peningkatan kualitas proses dan mutu lulusan Sekolah Dasar
(SD) pada umumnya harus menjadi perhatian utama tenaga
kependidikan
dan khususnya tenaga yang bergerak
dibidang
Dari sekian banyak faktor yang terkait untuk
berlan-jutnya suatu pendidikan dasar khususnya SD, faktor
sumber
daya
manusia
merupakan faktor yang terpenting.
Hal
ini
dikarenakan
manusialah
yang
mengelola
faktor-faktor
lainnya.
Betapapun
sempurnanya
kurikulum,
lengkapnya
perpustakaan
dan
permanennya
gedung
belajar,
serta
menunjangnya faktor lain, tanpa dikelola oleh
manusia-manusia
yang
berkualitas, tentulah tidak
akan
mencapai
hasil yang maksimal. Adapun unsur manusia di Sekolah Dasar
tersebut
diantaranya: Kepala Dinas P dan K dan para
staf
yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sekolah Dasar,
penilik,
kepala
sekolah dan tenaga pengajar
atau
guru.
Guru
merupakan
salah
satu
sumber
daya
manusia
yang
mempunyai peranan yang dominan dalam pendidikan dan
pengajaran, khususnya proses belajar di sekolah dasar. Hal
ini dikarenakan guru terlibat langsung dalam berintekrasi
dengan murid. Sehubungan dengan itu Elisa Lexi Kalumata
(1988) dalam tesisnya,
"Meskipun keberhasilan upaya pendi
dikan dipengaruhi oleh faktor-faktor, baik eksternal
maupun internal namun yang dominan adalah guru". Sedangkan
Hartono Kasmadi (dalam Mimbar Pendidikan no. 1 Tahun 1990 : 13) mengatakan bahwa:
Apapun yang diperbaharui pada gilirannya faktor kemampuan gurulah yang banyak menentukan. Karena itu
upaya mengembangkan kemampuan dosen (guru) melalui program berencana, baik yang formal maupun yang
Dari kedua penjelasan di atas kiranya tidaklah
ber-lebihan
dikatakan bahwa guru di sekolah
dasar
merupakan
ujung tombak dalam mencapai misi sekolah dasar.
Mengingat
begitu
dominannya
faktor sumber daya manusia
atau
per-sonel, khususnya guru di sekolah dasar, maka langkah
yang
tepat adalah meningkatkan atau mengembangkan kemampuan
profesional
guru
tersebut.
Kemampuan
profesional
yang
dimaksud adalah kemampuan yang dituntut oleh suatu profesi yang dalam hal ini profesi guru untuk melaksanakan tugas yang diembankan kepadanya. Ada beberapa hasil kajian yang pada intinya mengacu kepada pentingnya upaya pengembangan profesional ini, seperti yang dikemukakan oleh Fakry Gaffar (1987: 47), "Ijazah formal tidak ada artinya tanpa on the job training dan program pengembangan sumber daya
manusia, agar menjadi tenaga yang benar-benar
profesional".
Kemampuan profesional seorang guru diharapkan sesuai
tugas-tugasnya, bukan saja mengajar akan tetapi lebih luas
lagi yaitu melaksanakan administrasi sekolah sebagai
jembatan dalam kegiatan proses belajar mengajar.
Engkoswara (1987 : 43) mengatakan bahwa kegiatan yang
dilakukan dalam penyelenggaraan sekolah yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan atau pembinaan sumber daya manusia, yang meliputi manusia, program pendidikan atau
Ketiga kegiatan di atas merupakan fungsi pokok administrasi pendidikan, yang satu sama lain tidak dapat
dipisahkan dan harus dilaksanakan, sebagai seorang guru.
Mengingat begitu strategisnya peranan guru dalam
melaksanakan pendidikan dan pengajaran, dan begitu
pentingnya upaya pengembangan guru untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas. Dengan adanya
perhatian kepada diri guru, diharapkan pengelolaan proses belajar mengajar sebagai kunci pelaksanaan pendidikan dapat terlaksana dengan baik. Di samping itu, sosok guru
yang mampu berperan sebagai tokoh yang terpercaya dapat
dijadikan teladan dalam masyarakat.
Guru sebagai teladan dalam masyarakat, karena ia
berperan sebagai sosok tubuh yang cukup ideal,
berpen-didikan khusus, berwibawa, berpengetahuan lebih dari pada masyarakat, berdedikasi pengabdian, dan mampu memberikan
keteladanan (Achmad Sanusi, 1990: 20).
Dengan demikian, agar guru dapat melaksanakan tugas
dan tanggung jawab penuh dedikasi, dapat menyesuaikan diri
dengan laju pertumbuhan ilmu pengetahuan dan arus
infor-masi, dibutuhkan usaha instansi yang terkait untuk pengem
bangan profesionalnya.
Pengembangan profesional atau profesionalisasi tena
ga pengajar atau guru harus merujuk kepada proses pening
mengemukakan profesionalisasi adalah suatu proses
peru-bahan dalam status suatu pekarjaan dari yang non profesi
atau semu profesi ke arah profesi yang sungguh. Jadi pro-fesionalisasi merupakan suatu proses dinamis yang terus
menerus berkembang ke arah pencapaian kriteria profesi
yang ideal.
Ada pun ciri utama atau karateristik suatu profesi berdasarkan hasil studi pengembangan model pendidikan profesional tenaga kependidikan adalah fungsi dan signifikansi sosial, keterampilan atau keahlian, pemerolehan keterampilan dengan menggunakan metode ilmiah, batang tubuh ilmu, masa pendidikan, aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional, kode etik, kebebasan untuk memberikan judgement tanggung jawab profesional dan otonomi, pengakuan dan imbalan yang
layak (Achmad Sanusi, 1991: 20).
Pengembangan kemampuan profesional guru diperlukan dalam pendidikan, karena guru sebagai manusia pada
haki-katnya memiliki potensi dan kebutuhan untuk mengembangkan dan merealisasikan dirinya. Dengan kemampuan profesional,
diharapkan tujuan pendidikan di Sekolah Dasar dapat ter
laksana secara efektif.
Fakry Gaffar, dkk. (1991) dalam makalah Globalisasi
Terhadap Pemantapan Penyelenggaraan Pendidikan Indonesia
dalam Bakajang Kedua menjelaskan, jika pendidikan dianggap sebagai suatu investasi nasional untuk masa depan bangsa,
maka perlu ditangani secara profesional. Manajemen
nasional memerlukan dukungan teknologi dan pengelolaan
secara profesional.
Untuk mewujudkan personil yang benar-benar mampu
beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta arus globalisasi dalam masyarakat, Dinas P
dan K Dati I Riau telah melakukan usaha pembinaan kemam
puan profesional guru secara sistematis dan terprogram.
Demikian pula Pemerintah Daerah sebagai patner Dinas P dan K dalam membantu sekolah mencapai tujuan sekolah,
telah memberikan bantuan, baik berupa pengadaan dana, dan
kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan pada
lembaga-lembaga pendidikan khususnya pada Fakultas Ilmu Pendidikan
Jurusan Administrasi Pendidikan, dalam rangka untuk lebih
meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pendidikan Dasar di
Propinsi Riau. Untuk mewujudkan usaha di atas, salah satu
usaha yang harus dilakukan oleh Dinas P dan K Dati I Riau
adalah menjalin kerja sama dengan Universitas Riau yang
sudah dilaksanakan sejak tahun 1982.
Daerah Propinsi Riau memiliki khusus jika
di-bandingkan dengan Propinsi lain, wilayahnya meliputi
sebagian umum dari pulau Sumatera bagian tengah yang
dikenal sebagai Riau Daratan dan Riau Kepulauan yang
terdiri dari 3.214 buah pulau besar dan kecil, membentang
dari lereng timur pegunungan Bxikit Barisan sampai laut
.11
Luas daratan Propinsi Riau adalah 94.561.61 km
atau 9.456.161 hektar, dikelilingi perairan laut diukur
sejauh
batas
teritorial
12 mil
dari
"pulau-pulau
yang
letaknya paling luar, pada waktu air surut terendah seluas
35.306 km yang terdiri dari 17.501 km bagian perairan Selat Malaka dan 218.255 km perairan laut Natuna (laut
Cina Selatan) sampai pantai Indragiri Hilir.
Secara georafis, Propinsi Riau terletak antara 1 derjat
05
lintang Selatan, 2 derjat 25 Lintang Utara 100
derjat
105 derjat 5 Bujur Timur Greenwich dan 6 derjat 51-1 derjat 45 Bujur Barat Jakarta, Batas-batas Propinsi Riau:
Sebelah Utara : Selat Singapura dan Selat Malaka, Sebelah Selatan: Propinsi Jambi dan Selat Berhala,
sebelah Barat : Propinsi Sumatera Barat dan Propinsi
Su-tera Utara,
Sebelah Timur : Laut Cina Selatan dan Propinsi kalimantan
Barat (Panduan Wisata Riau, 1992 : 1-2). Pemerintah Daerah Propinsi Riau sebagai organisasi
yang mengatur pemerintah mulai dari tingkat Propinsi
sampai ke tingkat Kecamatan memerlukan tenaga yang berkua litas sesuai dengan jenjang yang ditanganinya. Hal ini disadari oleh Dinas P dan K Dati I Riau, sebagai penanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan oleh
Sehubungan
dengan
ini,
ada tiga
hal
yang
terus
diupayakan
oleh
Dinas
P dan
K
dan
Pemerintah
Daerah
setempat, diantaranya:
1. Pembinaan atau pengembangan
terhadap guru-guru Sekolah
Dasar
yang
berdomisili
di
daerah
melalui
jalur
Perguruan Tinggi, Srata 1 Fakultas Institut dan Ilmu
Keguruan
dengan Jurusan Administrasi Pendidikan,
yang
diadakan secara rutin setiap tahun sejak tahun 1982.
2. Pembinaan
terhadap Guru-guru
Sekolah Dasar yang
akan
dicalonkan
atau yang akan dipromosikan sebagai
Kepala
Sekolah
mengikuti pelatihan jabatan yang
dilaksanakan
secara rutin setiap tahun sejak tahun 1986.
3. Pembinaan dan
Pengembangan
tehadap tenaga
kependidi-kan yang ada di Propinsi Riau melalui Jenjang
Pendidi
kan
Program
Pasca Sarjana yang berkerja
sama
dengan
IKIP Bandung, dengan jurusan: Administrasi
Pendidikan,
Pendidikan
Luar Sekolah, Kurikulum dan
Bimbimgan
dan
Penyuluhan.
Dengan adanya kebijakan dari Dinas P dan K Dati I
Riau atas nama Pemerintah Daerah Propinsi Dati I Riau
bekerja
sama dengan Universitas Riau
dalam
meningkatkan
kualitas penyelenggaraan Pendidikan Dasar yang diutarakan
di
atas, dengan
kegiatan pengembangan guru-guru SD
yang
terprogram tersebut, sehingga dapat memberikan sumbangan
13
B. Identifikasi Masalah.
Kalau diperhatikan beberapa permasalahan pokok di
atas berkaitan erat dengan guru-guru tersebut, seperti
masalah kualitas pendidikan, produktivitas pendidikan dan
lain sebagainya. Dengan demikian pengembangan profesional guru merupakan salah satu langkah yang strategis untuk
mengatasi sebagian permasalahan sekolah dasar tersebut.
Disamping itu, ada alasan-alasan lain, mengapa
pengembangan profesional guru begitu dituntut saat ini.
Pertama, karena ilmu pengetahuan dan teknologi senantiasa berkembang pesat, sehingga kalau guru tidak meningkatkan kemampuannya dikhawatirkan guru tersebut akan ketinggalan, akibatnya materi yang disampaikan kepada murid sudah
ketinggalan. Kedua diasumsikan suatu saat guru-guru
tersebut akan dipromosikan kepada jabatan yang lebih tinggi misalkan menjadi Kepala sekolah, mengingat tugas
yang akan dibebankan kepadanya adalah akan memimpin suatu
unit kerja/organisasi dengan penuh tanggung jawab, maka
untuk memangku jabatan tersebut penting sekali orang-orang
yang berpendidikan dan berpengalaman. Ketiga agar personil
mau bersemangat bekerja sehingga dapat memberikan sumbangan optimal kepada lembaga dalam mencapai tujuannya
(lembaga).
Kalau diperhatikan dengan manajemen personel, yang salah satu fungsinya yaitu pengadaan (recruitment), maka
sedemikian rupa sehingga dapat menjalankan tugas yang di
berikan kepadanya. Selanjutnya, fungsi manajemen personel
lainnya yaitu fungsi pengembangan (development). Jadi
personel yang sudah diadakan tadi perlu dikembangkan terus
menerus. Kalau fungsi rekruitmen dan pengembangan tersebut
tidak berjalan, maka akan menimbulkan masalah dalam
orga-nisasi, yang dalam istilah manajemen disebut
missma-nagement.
Sebagai salah satu usaha pelaksanaan fungsi dan
tanggung jawab pengelolaan Sekolah Dasar berdasarkan PP
Nomor 65 Tahun 1951, Khususnya dalam administrasi
pembinaan personil, oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Riau
Nomor KPTS.301/XI/1982, tanggal 11 Nopember 1982 tentang
Ketentuan Pemberian Tugas Belajar/Izin Belajar Kepada
Kepala Sekolah dan/Guru Sekolah Dasar Negeri Dalam
Propinsi Daerah Timgkat I Riau, Gubernur Daerah Tingkat I
Riau Menimbang bahwa dalam rangka lebih meningkatkan
kualitas penyelenggaraan Pendidikan Dasar di Propinsi
Daerah Tingkat I Riau perlu diadakan pembinaan terhadap
Kepala Sekolah dan Guru Sekolah Dasar Negeri dengan
memberikan kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan pada
lembaga-lembaga pendidikan. Pelaksanaannya secara rutin
setiap tahunnya.
Maka pembiayaan Pendidikan tersebut melalui
.1.5
APBD Tingkat I Riau. Penanggung jawab teknis adalah Kepala
Dinas P dan K Dati I Riau.
Keterlibatan Universitas Riau adalah lembaga
Pendidikan Tinggi sebagai wadah untuk menyiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademis profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan
dan menciptakan ilmu pengetahuan. Program ini diperkuat
pula dengan menerbitkan Surat Perjanjian Ikatan Dinas dari
Pemerintah Daerah Tingkat I Riau dengan Pihak Universitas
Riau yang tertanggal 11-11-1982 No.Kpts.301/XI/1982 yang ditandatangani oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau
dan Kepala Dinas Dati I Riau serta Rektor Universitas Riau
(UNRI).
Peserta Tugas Belajar Program S-1 bagi Guru SD
yang dimaksud setiap tahunnya berjumlah lebih kurang 20
orang. Sejak tahun ajaran 1982-1983 sampai dengan tahun
ajaran 1993-1994 telah diikuti oleh 214 orang peserta.
Adapun mengenai keadaan guru SD yang telah menyelesaikan
tugas belajar program studi Administrasi Pendidikan di
Tabel 1.1
Keadaan guru SD yang telah selesai mengikuti
tugas belajar program studi Administrasi Pendidikan
di FKIP Universitas Riau
dari 1989-1990 sampai dengan 1993-1994
Kabupaten/Kodya 89 - 90 90 - 91 91 - 92 92 - 93 93-94 Jumlah
Kampar 4 7 6 3 5 25
Bengkalis 3 4 2 4 5 20
Indra Giri Hulu 3 7 3 2 6 21
Indra Giri Hilir 3 4 7 4 4 22
Kepulauan Riau 3 4 4 2 5 18
Batam 1 - - 1 3 5
Pekan Baru - - 1 — — 1
Jumlah 17 26 23 15 27 112
Sumber : Dinas P dan K Daerah Tingkat I Riau
Tabel 1.2
Keadaan guru SD yang sedang mengikuti tugas
belajar program studi Administrasi Pendidikan
di FKIP Universitas Riau
dari 1989-1990 sampai dengan 1993-1994
Kabupaten/Kodya 89 - 90 90 - 91 91 - 92 92 - 93 93-94 Jumlah
Kampar 5 4 4 4 4 21
Bengkalis 4 4 3 4 4 19
Indra Giri Hulu 3 4 4 4 3 18
Indra Giri Hilir 2 5 4 5 4 20
Kepulauan Riau 4 3 4 3 3 17
Batam 2 - 2 - 2 6
Pekan Baru - 1 - — — 1
Jumlah 20 21 21 20 20 102
Sumber : Dinas P dan K Daerah Tingkat I Riau.
Dari tahun 1982 sampai tahun 1993, Dinas P dan K sudah mengirimkan guru-guru SD ke Program SI sebsnyak 214
[image:26.595.90.503.151.590.2]17
Waktu yang disediakan untuk pencapaian pendidikan
tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Riau No: KPTS.287/VI/1988, jangka waktu
pendidikannya bagi tugas belajar harus dapat menyelesaikan
pendidikannya dalam batas waktu paling lama 5 tahun
(sepuluh semester).
Sesuai dengan tujuan dan fungsi pokok jurusan
administrasi pendidikan, maka para lulusannya diharapkan
dapat memiliki seperangkat kompetensi.
Berkenaan dengan Kurikulum, tujuan dan fungsi yang
sudah diperoleh peserta tugas belajar selama di dalam
pendidikan Program S-1 Jurusan administrasi Pendidikan
sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka di dalam
melaksanakan tugas yakni: kemampuan melaksanakan
perencanaan, kemampuan dalam pelaksanaan, dan kemampuan
mengevaluasi.
Dari hasil wawancara dari observasi peneliti yang
dilaksanakan pada bulan September 1993, maka kontribusi
dari Program S-1 terhadap tugas di lapangan tampak
bervariasi, diantara mereka kurang mendapat peluang dari
kepala sekolah untuk melaksanakan tugas administarsi
sekolah. Hal ini dapat mengurangi kemauan diri guru untuk
meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas. Umumnya
guru SD adalah guru kelas atau guru borongan, kurang
lebih banyak menitik beratkan kegiatan pendidikan pada
pembenahan fisik sekolah. Tetapi ada diantaranya yang
dapat melaksanakan tugasnya secara baik.
Berdasarkan pemikiran itulah penulis terdorong untuk
meneliti kemampuan guru-guru Sekolah Dasar dalam
melaksanakan tugas yang telah menyelesaikan tugas belajar,
baik dalam proses belajar mengajar dan juga di dalam
pelaksanaan administrasi sekolah sebagai hasil dari upaya
Pemerintah Daerah Tingkat I Riau dalam meningkatkan
kualitas penyelenggaraan Pendidikan Dasar di Propinsi Dati
I Riau melalui Program Studi Administrasi Pendidikan
secara khusus pada FKIP UNRI atas dasar kerja sama dengan
Dinas P dan K Dati I Riau.
C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian.
Setelah memperhatikan latar belakang masalah dan
identifikasi masalah di atas, maka yang dijadikan
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Sejauh man a kemampuan guru-guru SD melaksanakan tugasnya
bagi yang telah mengikuti tugas belajar program S-1 seba
gai administrator pada Sekolah Dasar di lingkungan Dinas P
dan K D a t i - I Riau.
Dari rumusan masalah yang masih bersifat umum
tersebut menyangkut beberapa permasalahan, yang penulis
jabarkan dalam beberapa pertanyaan, yaitu sebagai berikut:
guru (lulusan) dapat melaksanakan tugas/pekerjaannya
mengenai
pengelolaan
proses
belajar
(administrasi
kelas).
2. Apakah
setelah mengikuti pendidikan Program
S-1
para
guru (lulusan)
dapat memberikan bantuan kepada
kepala
sekolah dalam hal administrasi sekolah.
3. Apakah
setelah mengikuti pendidikan Program S-1,
para
guru
(lulusan)
merasa
termotivasi
untuk
lebih
berperestasi di lingkungan sekolahnya.
4. Apakah ada manfaat tugas belajar mengikuti Program S-1,
dengan pembinaan dan rencana pengembangan karir
masing-masing guru (lulusan) Program S-1.
5. Apakah
setelah
mengikuti pendidikan di
Program
S-1,
para
guru
(lulusan) merasa memperoleh
ilmu
pengeta
huan .
6. Faktor lain, apakah yang berpengaruh dalam melaksanakan
tugas.
D. Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan
umum
dan
tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
a. Secara
umum penelitian ini dimaksudkan untuk
menelaah
kembali tentang penempatan
para guru (lulusan) Program
S-1, sehingga dapat dicari alternatif untuk
mewujudkan
Riau),
selain
itu
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
alternatif
bagi
-penyempurnaan
atau
pengelolaan terhadap lulusan Program S-1 bagi guru guru
SD
dilingkungan
Dinas P dan K Dati I
Propinsi
Riau
yang
bekerja
sama
dengan
Universitas
Riau
dan
penanggung
jawab Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi
Riau .
2. Tujuan Khusus
Bertitik tolak dari tujuan umum di atas, maka tujuan
khusus dalam penelitian ini adalah :
a. Mendeskripsikan
dan
menganalisis
tugas/
pekerjaan
mengenai
pengelolaan
proses
belajar
mengajar
atau
administrasi kelas.
b. Mendeskripsikan
dan
menganalisis
kemampuan
membantu
kepala sekolah dalam melaksanakan administrasi sekolah.
•c. Mendeskripsi
dan
menganalisis
motivasi
para
guru
(lulusan) Program S-1 untuk lebih berperstasi
ditempat
tugasnya.
d. Mendeskripsi
dan
menganalis
mafaat
mengikuti
tugas
belajar pada Program S-1 dengan pembinaan
pengembangan
karir.
e. Mendeskripsi
dan
menganalisis
persepsi
para
guru
memperoleh ilmu pengetahuan.
f. Mendeskripsi
dan
menganalisis
faktor-faktor
yang
'.,' I
E. Manfaat Penelitian.
Manfaat
penelitian ini dilihat dari dua segi
yaitu
segi teoritis dan segi praktis.
1. Segi Teoritis
Dalam penelitian ini dikaji dan dianalisis kemampuan
guru-guru
Sekolah Dasar Negeri yang
telah
menyelesaikan
tugas
belajar
program
SI.
Baik
ditinjau
dari
aspek
perencanaan,
pelaksanaan
dan
evaluasi
merupakan
suatu
proses
administrasi
pendidikan
dan
keharusan
penggu-naannya dalam pengelolaan pendidikan. Dengan demikian
pe
nelitian ini merupakan suatu penataan atau pengaturan
segala
aktivitas
yang berkaitan
dengan
kegiatan
dalam
administrasi program pengajaran.
2. Secara Praktis
Hasil
penelitian ini, pertama sebagai.
masukan
dan
sumbangan
terhadap
Guru-guru
dalam
penyempurnaan
dan
perbaikan
pengelolaan pendidikan, serta menjadi
pegangan
dan
petunjuk dalam mengelola administrasi program
penga
jaran.
Yang kedua adalah sebagai masukan bagi
Pemerintah
Daerah Tingkat I Riau,
khususnya Dinas P dan R Dati I Riau
sebagai
penanggung jawab teknis pengelolaan guru-guru
SD
untuk
penyempurnaan
pelaksanaan
dan
peningkatan
Tugas
Belajar
Program
SI
bagi
guru-guru
Sekolah
Dasar
di
dibuat suatu paradigma atau kerangka penelitian seperti berikut : GURU SD PROGRAM S-1
J
KEMAMPUAN GURU Faktor penun jang pelaksa naan tugas. Mengelola proses belajar mengajar Membantu KepalaSekolah dim Adm
-Merencanakan dan
me-ngembangkan program satuan pelajaran. -Melaksanakan/menyaj i
kan pengaj aran.
-Mengadakan Penilaian terhadap proses be
lajar. -Keuangan. -Pendidikan dan Pengajaran. -Kemuridan. -Bimbingan Penyu-luhan. -Hubungan Masya rakat EFEKTIVITAS PENCAPAIAN TUJUAN PROSES PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR
Gambar 3 : 'Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian tersebut merupakan jalan pikiran
yang ditempuh dalam penelitian berdasarkan permasalahan
dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Kerangka ini
menunjukan: Pertama kemampuan guru dalam mengelola proses
[image:32.595.86.490.76.560.2]guru merupakan ujung tombak terlaksananya proses " belajar
mengajar. Kedua kemampuan guru membantu kepala sekolah
dalam melaksanakan administrasi sekolah, dalam hal ini
administrasi sekolah atau administrasi pengajaran meru
pakan jembatan untuk tercapainya proses belajar mengajar
^
C*?
/ # '
H-•>jt/ * j . VvV
- >
' / t <• <s
,j **
1 a- £
B A B I I I
P B D S E D U R P E N E L I T I A N
Bab III Prosedur Penelitian, berturut-turut akan
menguraikan tentang Metode Penelitian, Unit Analisis Data
dan
Sampel
Penelitian, Teknik Pengumpulan
Data,
Pelak
sanaan Penelitian, Prosedur Analisis Data, dan
Signifikan
Hasil Penelitian.
A. Metode Penelitian
Tujuan pokok dari penelitian ini adalah mendes
kripsikan dan menganalisis kemampuan guru sekolah Dasar
melaksanakan tugasnya sebagai administrator di sekolah.
Dengan
kata
lain bertujuan
untuk
memperoleh
pemahaman
(verstehen) dan pengertian
( understanding) tentang suatu
peristiwa
atau perilaku manusia
yang berperan dalam
pe
laksanaan
tugas oleh guru-guru SD. Untuk mencapai
tujuan
tersebut
maka
penelitian
paling
cocok
menggunakan
pendekatan kualitatif ( lihat Cook dan Reichardt; 1982 :
10) atau (Bogdan dan Biklen; 1982 : 31).
Penelitian kualitatif sering disebut dengan metode
naturalistik, etnografik atau metode fenomologis.
Pendekatan
atau metode penelitian semacam
ini
mempunyai
karateristik,
antara lain:
a) data diambil langsung
dari
setting alami, b) penentuan sampel secara purposif, c)
peneliti sebagai instrumen pokok, d) lebih menekakan
pada
proses dari pada produk sehingga bersifat deskriftif
analitik, e) analisis data secara induktif atau
inter-pretasi bersifat idiografik, dan f). mengutamakan makna di
balik
data (
Bogdan dan Biklen,
1982; 27-29;
Lincoin
dan
Guba,
1985;
39-42;
Hasution,
1988;
9-12;
Sujana
dan
Ibrahim 1989; 197-200). Dengan demikian
karateristik-karateristik
itulah
yang dijadikan acuan
bagi
seluruh
proses penelitian ini.
Dengan
karateristik pertama, peneliti sendiri
meng-gali data atau informasi secara langsung dari nara sumber yang representatif tanpa memberikan suatu "perlakuan" (treatment) seperti pada penelitian eksperimen. Maksud pendekatan semacam ini adalah agar dapat diperoleh suatu
gambaran tentang fenomena sosial yang dinamakan kegiatan pengembngan, sebagaimana adanya. Hal ini sesuai dengan anjuran Philip (1967;17) yang mengatakan bahwa
"Approaches to be used in studying social phenomena should
be closely releted and referred to the real condition
where the phenomena exist".
Kateristik kedua mengisyaratkan bahwa pengambilan
sampel harus disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dengan jumlah sampel tergantung pada pertimbangan kelengkapan
informasi yang diperlukan. Dalam hal ini Nasution
(1988:32-33) menjelaskan bahwa untuk memperoleh informasi
97
dengan menggunakan responden selanjutnya boleh dikatakan
-tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang berarti.
Dengan kata lain sampel dianggap memadai apabila sudah
ditemukan pola tertentu dari informasi yang dikumpulkan.
Sebagaimana dijelaskan di atas, pengambilan data pe
nelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti, dengan kata
lain "the researcher i s the key instument through wich a l l
data are collected an interpreted" (Williams, 1984;4).
Karakteristik ini menempatkan peneliti sebagai instrumen
utama dalam penelitian kualitatif. Rasional dari
karakteristik ini adalah karena manusia (peneliti) mem
punyai adaptabilitas yang tinggi, senantiasr dapat menye
suaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah, dan dapat
senantiasa memperhalus pertanyaan-pertanyaan untuk mem
peroleh data yang terinci dan mendalam sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai (Nasution, 1988: 54-55).
Karateristik berikutnya berimplikasi bahwa data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini lebih cendrung dalam
bentuk kata-kata dari pada angka-angka, dan hasil analisis
nyapun berupa uraian (Miles dan Huberman, 1984: 15). Jadi
laporan penelitian kualitatif kaya dengan deskripsi dan
penjelasan tentang aspek-aspek masalah yang menjadi fokus
penelitian. Namun demikian bukan berarti bahwa dalam
penelitian kualitatif sama sekali bebas dari laporan yang
Sebagaimana
dijelaskan di muka bahwa
sampel
pene
litian
kualitatif
tidak
didasarkan
atas
pertimbangan
statistik,
tetapi berdasarkan ketuntasan
unformasi
yang
diperlukan.
Oleh
karena itu
analisis
dalam
penelitian
dalam penelitian ini bukan untuk memperoleh
generalisasi,
tetapi data dianalisis secara induktif untuk dicari "keajengan" atau polanya; untuk selanjutnya dicari makna dari pola tersebut. Dengan demikian hasil penelitian ini
bersifat idiografik, lebih mementingkan makna dalam kontes
ruang dan waktu.
B. Unit Analisis Data Dan Sampel Penelitian.
Penelitian ini berfokus pada tugas guru sekolah
dasar yang telah mengikuti Program SI pada Kabupaten/Kodya
di Propinsi Riau. Dengan demikian unit analisis penelitian
bersifat
institusional
dan individual
dalam
arti
yang
menjadi fokus kajian adalah tugas guru-guru sekolah dasar sebagai administrator di sekolah dasar di beberapa lokasi yang berbeda sesuai dengan karateristik georafis wilayah Propinsi Riau. Secara singkat lokasi penelitian dapat di jelaskan sebagai berikut:
1. Kantor Dinas P dan K Propinsi Dati I Riau.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 1951
kepada
Propinsi
diberikan
wewenang
melaksanakan
tugas
Pemerintah
Pusat di lapangan pendidikan
dan
pengajaran,
99
Sekolah Dasar, mendirikan perpustakaan rakyat dan
memaju-kan kesenian daerah. Khusus dalam pengelolaan Sekolah
Dasar meliputi gaji, kepangkatan, kesejahteraan dan pem
binaan personil SD, pembangunan fisik gedung SD dan
me-nyediakan berbagai fasilitas belajar mengajar untuk
menunjang pelaksanaan kurikulum. Pada kantor Dinas P dan K Tingkat I inilah peneliti memperoleh data dan informasi
tentang perkembangan sekolah dasar di Propinsi Riau, seperti Jumlah Sekolah dasar, Kepala Sekolah, Guru dan
murid, serta berbagai program pembinaan dan peningkatan
kesejahteraan personil SD. Selanjutnya, berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian akan diperoleh data dan
informasi tentang pelaksanaan tugas belajar program Studi
Administrasi Pendidikan bagi guru-guru SD seperti : Jumlah
peserta tiap tahun, jumlah yang sudah menyelesaikan, yang
sedang menyelesaikari, dan pembiayaannya serta' persyaratan
untuk dapat mengikuti Program SI tersebut.
2. Kantor Dinas P dan K Kabupaten/Kotamadya
Melalui Kantor Dinas P dan K Kabupaten inilah
peneliti mendapatkan informasi tentang gambaran guru yang
telah menyelesaikan Program SI yang dilaksanakan oleh Dinas P dan K Propinsi Tingkat I Riau dan lokasi
penempatan tugas mereka serta SD yang akan dijadikan
sampel penelitian ini. Dari tujuh Kabupaten/Kotamadya yang ada di Propinsi Riau, hanya enam Kabupaten/Kotamadya yang
Dari guru-guru di Sekolah Dasar yang dikemukakan di
atas tersebut akan diperoleh data dan informasi tentang
tugas dan berbagai kegiatan dalam mengelola pendidikan di
sekolahnya.
Dalam penelitian kualitatif, jumlah sampel bukanlah
menjadi kriteria utama; tetapi lebih kepada sejauh mana
sampel dapat memberikan informasi sebanyak mungkin
sesuai dengan tujuan penelitian ini. Untuk itu pengam
bilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
purposif ( purposive sampling). Sesuai dengan tujuan pene
litian, maka yang dijadikan responden adalah Guru-guru
yang telah mengikuti tugas belajar program SI yang berada
di enam Kabupaten Propinsi Riau.
Untuk sampel tersebut diambil dua orang disetiap
Kabupaten di Propinsi Riau, dan satu orang untuk satu
sekolah, jadi jumlah responden adalah 12 orang dari 12
sekolah.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pene litian ini adalah : wawancara, obsevasi dan studi
doku-mentasi. Hal ini selaras apa yang dikemukakan oleh Guba
(1978) bahwa penelitian naturalistik senantiasa berkenaan
dengan gejala-gejala yang khas keberadaanya meliputi
101
teknik di atas yang digunakan. Adapun instrumen penelitian
ini adalah diri peneliti sendiri (human Instrumen).
1. Teknik Observasi.
Kedua macam jenis observasi yaitu observasi
partisipatorik dan observasi non partisipatorik
digunakan
dalam penelitian ini. Jenis yang pertama dilakukan
ketika
mengawali
proses-proses
observasi. Hal
ini
dimaksudkan
untuk tidak mengundang curiga dari para responden terhadap
kehadiran penelitian. Pada taraf ini peneliti lebih banyak
melakukan sosialisasi diri di dalam pekerjaan mereka,
serta menanamkan rasa saling percaya antara peneliti
dengan
guru-guru
SD
yang
diteliti.
Setelah
terbina
hubungan
baik antara peneliti dengan guru-guru
tersebut,
selanjutnya
peneliti
beralih
pada
penggunaan
teknik
observasi
partisipatori, yaitu mengambil bagian
langsung
dalam
kegiatan-kegiatan bersama dikkalangan guru-guru
SD
yang
telah
mengikuti Program
S-1.
Peneliti
menelusuri
kegiatan-kegiatan
atau
tugas-tugas yang
mereka
lakukan
sehari-hari, baik dalam proses belajar mengajar maupun
dalam membantu kepala sekolah melaksanakan administrasi sekolah. Oleh karena itu peneliti sekedar bergabung dengan
mereka dalam kegaiatan-kegiatan yang bersifat formal, tapi
juga bergabung diwaktu mereka santai dan istirahat.
Setiap
data
dan informasi yang
diperoleh
melalui
teknik
observasi
ini
(baik
yang
berjenis
observasi
selalu dikaitkan dengan konteksnya, agar data dan
informasi tersebut tidak kehilangan maknanya. Konteks
dalam hal ini tsrkait dengan sembilan hal (Nasution,
1988:64), yaitu:
a. Ruang (tempat) dalam aspek fisik.
b. Pelaku, yaitu semua orang yang yang terlibat dalam
situasi.
c. Kegiatan, yaitu apa yang dilakukan orang dalam situasi
itu.
d. Objek, yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu.
e. Perbuatan, yaitu perilaku-perilaku tertentu.
f. Kejadian atau peristiwa, yaitu rangkaian kegiatan.
g. Waktu, yaitu urutan kronologi kegiatan.
h. Tujuan, yaitu apa yang ingin dicapai orang serta makana
perbuatan orang.
i. Perasaan, yaitu emosi yang dirasakan dan dinyatakan.
Sudah tentu teknik observasi ini merigandun??
kelemahan. Diantaranya adalah bahwa teknik observasi ini
tidak mampu mengungkapkan intensi-intensi di balik peilaku
yang dikerjakan. Untuk itu mengungkap intensi atas suatu
perilaku peneliti melakukan wawancara.
2. Teknik Wawancara
Teknik wawancara ini dilakukan untuk menguKipulkan
103
dikatakan oleh Nasution bahwa teknik wawanoara ini
dikandung maksud untuk mengetahui apa yang ada dalam
pikiran dan hati responden (Nasution, 1988:73). Dengan
demikian, jika dengan observasi peneliti memasuki dunia
kegiatan-kegiatan yang dilakukan, maka dengan wawanoara
peneliti memasuki dunia pikiran dan perasaan mereka.
Pada tahap-tahap awal dari proses wawanoara,
digunakan teknik wawanoara tidak berstruktur. Hal ini disebabkan agar terbina hubungan baik terlebih dahulu
dengan responden, dan memang dari pertemuan-pertemuan awal
ini diharapkan baru sekitar data dan informasi yang
menspesifikkan perolehan data dan informasi agar sesuai
dengan fokus penelitian, dan juga setelah terjalin
hubungan baik antara peneliti dengan responden, dilakukan
teknik wawanoara berstruktur.
3. Teknik Studi Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk melengkapi data
yangdijaring melalui teknik observasi dan wawanoara. Yang
dihimpun melalui teknik studi dokumentasi ini adalah data
otentik yang tersimpan dalam dokumentasi. Data ini antara
lain program satuan pelajaran, administarsi sekolah yakni;
administrasi keuangan, administrasi pendidikan dan
pengajaran, administrasi kemuridan, catatan bimbingan
dan
penyuluhan
dan
pelaksanaan
hubungan
sekolah
dengan
D. Pelaksanaan Penelitian
T&hap-tahap dalam penelitian kualitati tidak mempu
nyai batas-batas yang tegas, namun secara garis besar
da
pat dibedakan menjadi:
1). Tahap orientasi, 2). tahap eksplorasi, 3>. tahap mem-bercheck ( Lincon dan Guba, 1985: 235-236; Nasution, 1988: 33). Untuk penelitian ini mengikuti tahap-tahap tersebut.
1. Tahap Orientasi
Tahap ini brtujuan untuk memperoleh gambaran yang
lengkap dan jelas mengenai masalah yang diteliti. Hal ini
sekaligus untuk memantapkan disain dan menentukan fokus penelitian berikut nara sumber. Tahap ini dilaksanakan
dari bulan Juli sampai September 1993.
Pada tahap ini peneliti melakukan kunjungan spcara
formal ke dua buah sekolah didua Kabupaten/ Kodya yang
terdapat di Propinsi Riau, sebagai lokasi penelitian guna
menjajaki lapangan dan mencari informasi awal untuk menentukan permasalahan atau fokus penelitian. Selama itu
pula peneliti, dengan pengarahan dan bantuan dari dosen pembimbing, menyusun dan memantapkan disain penelitian untuk dijadikan arahan kerj8 pada tahap berikutnya.
2. Tahap Eksplorasi
105
sesungguhnya, yaitu mengumpulkan data sesuai dengan fokus
dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Tahap ini
dilaksanakan setelah diberi rekomendasi atau izin
penelitian dari instansi yang berwenang, yakni mulai dari
bulan Mei sampai bulan July 1994.
Pengumpulan data atau informasi dilakukan melalui
wawanoara dengan para nara sumber yang representatif
sebagaimana telah ditentukan pada sub-sub 2 di atas.
Wawanoara dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagaimana
terlampir (lihat lampiran) agar pembicaraan dapat berlang
sung terarah, tetap pada konteks yang menjadi fokus pene
litian. Selain itu untuk melengkapi data yang terkumpul
sekaligus untuk mengecek atau triangulasi, peneliti
melakukan observasi dan studi dokumentasi; dan untuk dapat
merekam data atau informasi selengkap mungkin digunakan
buku catatan.
Dalam tahap ini juga dilakukan analisis dengan cara
mereduksi data atau informasi, yakni dengan menyeleksi
catatan lapangan yang ada dan merangkum hal-hal yang
penting secara lebih sistematis agar dapat ditemukan tema
atau polanya. Dengan cara ini dapat mempermudah peneliti
untuk mempertajam gambaran tentang fokus penelitian.
3. Tahap Member Check
Tahap ini dimaksudkan untuk mengecek kebenaran dari
penelitian lebih dapat dipercaya. Pengecekan informasi ini
dilakukan setiap kali peneliti selesai wawanoara, yakni
mengkonfirmasikan kembali catatan-catatan hasil wawanoara.
Selain itu setelah catatan lapangan tersebut
di-ketik, hasilnya diminta koreksi dari nara sumber yang
bersangkutan. Untuk lebih memantapkan lagi dilakukan pula
observasi dan studi dokumentasi serta triangulasi kepada
responden dan juga wawanoara dengan kepala sekolah yang bersangkutan yang dianggap sebagai nara sumber yang
ber-kompeten. Dengan demikian waktu pelaksanaan membercheck
ini dilakukan seiring dengan tahap eksplorasi.
4. Tahap Triangulasi
Triangulasi merupakan proses pengujian terhadap
keabsahan data, yang dilakukan dengan cara menggunakan
sesuatu yang lain untuk keperluan pengujian data, atau
sebagai pembanding terhadap data yang ada.
Ada beberpa cara melakukan pengujian keabsahan data
dengan triangulasiini, dimana semua cara ini dilakukan
dalam penelitian ini.
a. Membandingkan hasil wawancara, antara yang dilakukan
ketika ada orang lain denga yang dilakukan dengan
responden.
b. Membanding fenomena-fenomena berupa kasus yang mengena
responden,
dengan
pendapat dan pandangan
orang
lain
yang bukan responden.
107
wawanoara dengan yang diperoleh melalui observasi,
serta studi dokumentasi.
d. Membanding data yang diperoleh dalam waktu yang
berbeda, atas sumber data dan teknik yang sama.
5. Tahap Audit Trail
Tahap ini merupakan tahap pemantapan, yang dimaksud
untuk membuktikan kebenaran data yang disajikan dalam
laporan penelitian. Untuk memudahkan peneluauran
terhadap-keontentikan data yang ada, setiap data yang ditampilkan
disertai dengan keterangan yang menunjukkan sumbernya.
Namun untuk menjaga kerahasian sesuai dengan etika
penelitian, penyebutan terhadap sumber data hanya sebatas
pengkodean.
E. Prosedur Analisis Data
Untuk memahami dan memeberikan makna kepada data di
kumpulkan maka dilakukan analisis dan interpretasi . Dalam
penelitian kualitatif ini, analisis dilakukan dengan
secara terus menerus, semenjak data awal dikumpulkan
sampai penelitian berakhir. Selanjutnya interpretasi atau
penafsiran dilakukan dengan mengacu kepada rujukan teo ritis yang berhubungan dengan permasalahan penelitian ini.
reduksi data, (2) "display" data dan (3) mengambil kesim
pulan dan verifikasi.
Reduksi data dilakukan dengan meringkas kembali
catatan-catatan lapangan dengan memilih hal-hal yang pokok
atau penting, yang berkaitan erat dengan permasalahan pengembangan yang menjadi fokus penelitian. Selanjutnya
hal-hal pokok tadi dirangkum dalam susunan yang lebih sis
tematis sehingga dapat dengan mudah diketahui tenia atau
polanya. Untuk memudahkan melihat pola ini maka rangkuman
tadi disajikan dalam bentuk matriks hasil penelitian. Dari pola yang tampak dalam display data itu selanjutnya dapat
dapat ditarik suatu kesimpulan sehingga data yang
dikumpulkan mempunyai makna.
Sebagaimana dijelaskan dimuka bahwa proses analisis
ini dilakukan semenjak data awal dikumpulkan. Oleh karena
itu kesimpulan yang ditarik pada awalnya bersifat. sangat
tentatif atau kabur. Untuk memantapkan kesimpulan
tersebut agar lebih "Grounded" maka verifikasi dilakukan
sepanjang penelitian tersebut. Verefikasi ini dimaksudkan
untuk menjamin tingkat kepercayaan hasil penelitian, sehingga prosesnya berlangsung sejalan dengan member
check, triangulasi dan "audit trail".
F. Signifikansi Hasil Penelitian
109
(validitas internal). b) transferabilitas (validitas
eksternal), c) dependabilita.s (reliabilitas) , dan d>
konfirmabilitas (obyektivitas). (Nasution, 1988 : 114-124;
Muhadjir, 1990: 150-159). Untuk itu penelitian ini
diusahakan dapat memenuhi kriteria-kriteria tersebut.
1. Kredibilitas
Kredibilitas merupakan ukuran tentang kebenaran data
yang dikumpulkan, yang dalam penelitian kuantitatif
disebut validitas internal. Kredibilitas dalam penelitian
kualitatif menggambarkan kecocokan konsep. peneliti dengan
konsep yang ada pada responden atau nara sumber. Untuk mencapai hal tersebut dalam penelitian ini dilakukan,
antara lain:
a. Triangulasi, yakni mengecek kebenaran data dengan membandingkannya dengan data dari sumber lain. Seperti
diketahui nara sumber penelitian ini adalah guru-guru SD
yang telah mengikuti Program SI pada Kabupaten /Kodya pada Propinsi Riau dan Kepala SD guru yang bersangkutan. Oleh
karena itu pada waktu mencari data atau informasi dari
seorang nara sumber, sekaligus dilakukan pula pengecekan data atau informasi dari nara sumber lain. Misalnya pada
waktu wawanoara untuk menggali informasi dari guru,
sekaligus pula digunakan untuk mengecek kebenaran
b. Pembicaraan dengan kolega ( peer debriefing)
Dalam hal ini peneliti membahas catatan-catatan
lapangan
dengan kolega
guru-guru yang tidak berkepentingan
dengan
penelitian,
sehingga
dapat
memberikan
pandangan-pandangannya
yang netral atau objektif.
Pembicaraan
ini
bertujuan untuk memperoleh kritik dan
pertanyaan-pertanyaan
yang
lebih
tajam,
yang
menantang
tingkat
kepercayaa hasil penelitian.
c. Penggunaan bahan referensi, yakni dengan menggunakan
hasil catatan. Dengan cara ini peneliti dapat memperoleh
gambaran
yang
lengkap tentang informasi
yang
diberikan
oleh nara sumber sekaligus dapat memahami konteks
pembicaraannya,
sehingga
kemungkinan
kekeliruan
dapat
diperkecil.
d. Mengadakan
member
check,
yakni
pada
setiap
akhir
wawanoara dilakukan konfirmasi dengan nara sumber
sehingga apabila ada kekeliruan dapat diperbaiki atau bila
ada kekurangan dapat ditambah dengan informasi baru.
Dengan demikian data yang diperoleh sesuai dengan yang
dimaksud oleh nara sumber.
2. Transferabilitas
Kriteria ini dalam penelitian kuantitatif disebut
dengan
validitas
eksternal, yakni hingga
manakah
hasil
I l l
situasi
lain.
Dengan
kata
lain
transferabilitas
ini
berkaitan
dengan generalisasi. Menurut Nasution
(1988
:
118), bagi peneliti kualitatif, transferability bergantung
pada sipemakai, yakni hingga manakah hasil penelitian
itu
dapat
mereka gunakan dalam konteks dan situasi
tertentu.
Oleh
karena
itu
tranferabilitas
hasil
penelitian
ini
diserahkan
kepada para pemakai.
Apabila
pemakai
melihat
ada
situasi yang identik dengan
permasalahan
pengembang
yang
dibahas
dalam penelitian ini, maka
pemakai
diper-silakan mengaplikasikannya.
3. Dependabilitas.dan Konfirmabilitas
Pengertian
dependabilitas sejajar
dengan
reliabi-litas
dalam penelitian kuantitatif, yang
dimaksud
untuk
membahas
konsisten suatu hasil penelitian. Dalam hal
ini
dependabilitas
menguji
apakah penelitian ini
dapat
di-ulangi
atau
direplikasikan dengan menemukan
hasil
yang
sama.
Sedangkan konfirmabilitas berkenaan
dengan
obyek-tivitas hasil penelitian.
Seperti
diketahui
stuasi
sosial
pada
hakekatnya
bersifat
unik
dan tidak
dapat
direkonruksi
sepenuhnya
seperti
semula. Oleh karena itu sangat sulit untuk
meng
ukur
konsistensi
hasil penelitian
tentang
pengembangan
ini.
Untuk
itu guna menjaga kebenaran
dan
objektivitas
hasil penelitian ini dilakukan "audit trail", yakni dengan
dilaporkan memang demikian kejadiannya. Untuk kepentingan
ini dilakukan antara lain:
a. Mencatat selengkap mungkin hasil wawancara, obsevasi
maupun studi dokumentasi sebagai data mentah untuk
kepentingan analisa selanjutnya.
b. Menyusun hasil analisis dengan cara menyeleksi data men
tah di atas, kemudian merangkum atau menyusunnya
kembali dalam bentuk deskripsi yang lebih sistematis.
c. Membuat penafsiran atau kesimpulan sebagai hasil
sintesa data; dan
d. Melaporkan seluruh proses penelitian, dari sejak pra
survey dan penyusunan disain sampai pengolahan data
sebagaimana digambarkan dalam laporan penelitian ini.
Demikianlah beberapa ketentuan dan cara-cara van?
telah digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini. Dengan
demikian kebermaknaan data yang terkumpul sudah selayaknya
terbatas dalam penelitian ini. Batas-batas kebermaknaan
tersebut dapat dilampaui atau berlaku pula pada lingkup
yang lain,
tetapi tetap tergantung kepada kesamaan situasi
) t ^ «
/ /
4/ ^
* v<\ %S4\ ^ /# XV
'-V&i&$*
Kesimpulan yang dipaparkan berikut, didasarkan atas
hasil
penelitian,
dan kajian
kepustakaan
yang
relevan
serta temuan selama penelitian berlangsung, terutama yang
berkenaan dengan kemampuan guru SD melaksanakan tugas
sebagai administrator bagi yang telah mengikuti tugas belajar Program Studi Administrasi Pendidikan di FIP UNRI
yang dilaksanakan oleh Dinas P dan K Dati I Riau.
1. KESIMPULAN
a. Kesimpulan Umum
Secara umum dapat disimpulkan bahwa guru-guru yang
telah mengikuti Program Studi Administrasi Pendidikan yang
dilaksanakan oleh Dinas P dan K Dati I Riau yang berkerja
sama dengan Universitas Riau, merupakan salah satu upaya
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia. Salah satu
wujud dari pembinaan dan pengembanga yang dimaksud adalah melalui pendidikan di IKIP Jurusan Administrasi Pendidikan untuk mempersipakan para guru (lulusan ) yang perlu memiliki wawasan yang luas dan kemampuan profesional di
bidang administrasi pendidikan khususnya administrasi
sekolah dasar. Dari penemuan penelitian dapat disimpulkan
bahwa para guru (lulusan) Program S-1 Administrasi
T7S"
Pendidikan
di
lingkungan Dinas P dan K Dati
I
Propinsi
Riau secara umum, melalui beberapa faktor yang diteliti di
antaranya, melaksanakan tugas/pekerjaannya, motivasi untuk
berkerja
lebih
baik, manfaat tugas belajar
Program
S-1
yang
diberikan
oleh Dinas P dan K Dati I
Propinsi
Riau
dalam
pengembangan
karir, wawasan dan
ilmu
pengetahuan
yang
diperoleh,
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pelak
sanaan tugas para guru (lulusan). Hasil penelitian
menunjukkan secara umum bahwa para guru (lulusan) Program
S-1
di lingkungan Dinas P dan K Dati I
Riau
disimpulkan
cukup
baik, walaupun ada beberapa persen
dari
guru-guru
menyatakan kurang.
Hal ini berarti bahwa dengan kurikulum Program S-1
jurusan administrasi pendidikan yang mereka pelajari dapat
memberikan
guru
(lulusan)
untuk
menambah
wawasan
dan
pengetahuan
mengenai
administrasi
sekolah
yang
dapat
membantu para guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
serta
menunjukkan kinerja yang cukup baik setelah
mereka
kembali bertugas di sekolah masing-masing.
Keterkaitannya dengan keberhasilan prestasi para
guru
(lulusan)
maka pada kenyataannya
adanya
peraturan
bahwa tidak adanya penyesuaian golongan kepangkatan para
guru
SD
(lulusan) Program
Administrasi
Pendidikan.
Di
samping
itu belum adanya kejelasan
relevansi
pendidikan
karir, penempatan pegawai khususnya para lulusan Program
S-1.
Hal tersebut menyebabkan tidak jelasnya jenjang
karir bagi mereka, apakah pendidikan yang mereka peroleh
tersebut untuk dipromosikan sebagai kepala sekolah atau
untuk pelaksanaan / penyelenggaraan pendidikan khususnya
sekolah dasar, sehingga mengurangi motivasi untuk bekerja
lebih baik.
Kesempatan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
Tingkat I Riau bagi guru-guru SD dapat memberikan dan
meningkatkan kemampuan managerial melalui Ilmu Adminis
trasi Pendidikan yang telah dipelajari dengan seksama yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pen