• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI PEMBELAJARAN DAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH: Study Deskriptif Analitis Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Unggulan Pandeglang Banten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI PEMBELAJARAN DAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH: Study Deskriptif Analitis Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Unggulan Pandeglang Banten."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI PEMBELAJARAN DAN GURU PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER

DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH

(Study Deskriptif Analitis Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Unggulan Pandeglang Banten)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh :

FEBRIAN ALWAN BAHRUDIN 1009583

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

KONTRIBUSI PEMBELAJARAN DAN GURU PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER

DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH

(Study Deskriptif Analitis Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Unggulan Pandeglang Banten)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

© Febrian Alwan Bahrudin 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si NIP. 196203161988031003

Pembimbing II

Dr. Kokom Komalasari, M.Pd NIP. 197210012001122001

Mengetahui, Asisten Direktur I

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si Dr. Kokom Komalasari, M.Pd NIP. 196203161988031003 NIP. 197210012001122001

PENGUJI

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 196308201988031001 NIP. 195907141986011001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPs UPI

(5)

ABSTRAK

FEBRIAN ALWAN BAHRUDIN (1009583)

KONTRIBUSI PEMBELAJARAN DAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH (Study Deskriptif Analitis Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Unggulan Pandeglang Banten).

(6)

ABSTRACT

FEBRIAN ALWAN BAHRUDIN (1009583)

LEARNING CONTRIBUTUON AND CIVIC EDUCATION TEACHER TOWARDS CHARACTER BUILDING OF STUDENTS’ DISCIPLINE AT

SCHOOL (Analytic Descriptive Study of Civic Education Learning at Top Senior High School in Pandeglang, Banten)

This thesis is a study about learning contribution and Civic Education teacher

towards character building of students’ discipline at school, which is conducted at

top Senior High School in Pandeglang regency which involves 271 students. Main problem of this study namely, how learning contribution and Civic Education

teacher towards character building of students’ discipline at school. The study

questions as follows: (1) How is contribution of Civic Education learning towards

character building of students’ discipline which is implemented at school; (2) How is Civic Education teacher contribution towards character building of

students’ discipline which is implemented at school; (3) How is Civic Education

learning contribution and Civic Education teacher towards character building of

students’ discipline at school. It is based on Behavioristic Learning Theory end Social Learning Theory about character changes as the results from learning end Role model. The approach which is used in this study is quantitative approach with analytic descriptive method. Data is collected through observation, questionnaire, and documentation. Then, data is analyzed by using regression. This study reveals several things, namely: (1) That Civic Education Learning

contributes towards character building of students’ discipline. The implementation

of Civic Education learning always be prepared well which is begun with planning, implementation, until learning evaluation. (2) Civic Education Teacher

contributes significantly towards character building of students’ discipline. Civic

Education teacher always give model of discipline character of as a role model for students. (3) Civic Education learning and Civic Education teacher has

contribution towards character building of students’ discipline. From the analysis

results, it can be concluded that Civic Education learning gives positive and

significant contribution towards character building of students’ discipline at top

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8

C.Tujuan Penelitian ... 10

a. Tujuan Umum ... 10

b. Tujuan Khusus ... 10

D.Manfaat Penelitian ... 11

a. Secara Teoritis ... 11

b. Secara Praktis ... 11

E. Struktur Organisasi Tesis ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 13

A.Tinjauan Umum Pendidikan Kewarganegaraan ... 13

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 13

2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan ... 15

(8)

4. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan ... 25

B.Tinjauan Umum Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 26

1. Pengertian Pembelajaran ... 26

2. Perogram Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 27

3. Materi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 30

4. Metode Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 32

5. Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 33

6. Sumber Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 35

7. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 36

C.Tujauan Umum Tentang Guru Pendidikan Kewarganegaraan ... 37

1. Pengertian Guru Pendidikan Kewarganegaraan ... 37

2. Tugas Guru Pendidikan Kewarganegaraan ... 39

3. Fungsi Guru Pendidikan Kewarganegaraan ... 41

D.Teori-Teori Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 42

1. Teori Belajar Behavioristik ... 42

2. Teori Belajar Kognitif ... 43

3. Teori Belajar Konstruktivistik ... 43

4. Teori Belajar Humanistik ... 44

5. Teori Belajar Sosial ... 45

E. Tinjauan Umum Karakter Disiplin ... 46

1. Pengertian Karakter ... 46

2. Pengertian Karakter Disiplin ... 47

3. Peran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagi Pendidikan Karakter ... 49

4. Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Karakter ... 52

5. Pelaksanaan Karakter Disiplin ... 52

F. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 55

G.Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 59

1. Kerangka Pemikiran ... 59

(9)

BAB III METODE PENELITIAN ... 62

A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 62

1. Lokasi ... 62

2. Populasi ... 62

3. Sampel ... 63

B.Metode dan Pendekatan Penelitian ... 64

1. Metode Penelitian ... 64

2. Pendekatan Penelitian ... 65

C.Defenisi Oprasional ... 66

1. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 66

2. Guru Pendidikan Kewarganegaraan ... 66

3. Karakter Disiplin ... 67

D.Instrumen Penelitian ... 68

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 70

1. Uji Validitas ... 70

2. Hasil Uji Validitas ... 72

3. Uji Reliabilitas... 75

4. Hasil Uji Reliabilitas ... 76

5. Uji Daya Beda ... 78

6. Hasil Daya Beda ... 79

7. Uji Tingkat Kesukaran ... 80

8. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 81

F. Teknik Pengumpulan Data ... 81

1. Observasi ... 81

2. Angket ... 81

3. Dokumentasi... 82

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 84

A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 84

1. SMA Negeri 4 Pandeglang ... 84

2. SMA Negeri Cahaya Madani Pandeglang ... 90

B.Gambaran Hasil Penelitian ... 96

1. Gambaran Peroses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 97

2. Gambaran Kontribusi Guru Di Luar Kelas ... 115

3. Gambaran Karakter Disiplin Siswa ... 130

C.Pembahasan Hasil Uji Instrumen ... 150

1. Hasil Uji Normalitas Instrumen ... 150

2. Hasil Uji Koefisien Korelasi ... 151

3. Hasil Uji Regresi ... 153

a. Regresi Kontribusi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Karakter Disiplin Siswa... 153

b. Regresi Kontribusi Guru Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Karakter Disiplin Siswa ... 156

c. Regresi Kontribusi Pembelajaran Dan Guru Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Karakter Disiplin Siswa ... 159

D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 162

1. Kontribusi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Pembentukan Karakter Disiplin ... 162

2. Kontribusi Guru Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Pembentukan Karakter Disiplin ... 169

3. Kontribusi Pembelajaran Dan Guru Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Pembentukan Karakter Disiplin ... 174

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 176

A.Keimpulan ... 176

1. Kesimpulan Umum ... 176

(11)

DAFTAR PUSTAKA ... 180

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang bertujuan untuk membina siswa menjadi warga negara yang baik (to be a good citizenship) yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, berdasarkan tujuan tersebut, Pendidikan Kewarganegaraan memiliki kompetensi yang dikembangkan menjadi tiga kompetensi yaitu: pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegraan (civic skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic dispositions). Berdasarkan ketiga kompetensi tersebut diharapkan dapat membentuk karakter disiplin siswa di sekolah yang akan dimulai dari pengetahuan siswa sampai dengan pelaksanaan karakter disiplin siswa di sekolah.

(13)

adalah bagian yang paling substantif dan esensial dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Kompetensi karakter kewarganegaraan (civic disposition) dapat dipandang sebagai "muara" dari pengembangan kedua

kompetensi sebelumnya. Selain itu terdapat jenis-jenis karakter yang dibutuhkan untuk dapat mendukung pembentuk karakter disiplin siswa di sekolah diantaranya:

1. Karakter Disiplin: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh terhadap berbagai ketentuan dan peraturan seperti masuk sekolah dengan tepat waktu.

2. Karakter Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya seperti mengikuti upacara bendera dengan semangat setiap hari senin.

3. Karakter Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Seperti memelihara lingkungan sekolah dengan cara membuang sampah pada tempatnya.

(14)

Berdasarkan jenis-jenis karakter yang disebutkan di atas diharapkan dapat membentuk karakter disiplin siswa di sekolah sehingga tujuan dari kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan dapat tercapai. Dengan demikian maka karakter yang dibutuhkan sebagai perwujudan dari karakter disiplin siswa di sekolah adalah siswa yang dapat memapatuhi tata tertib sekolah sebagai perwujudan dari karakter-karakter yang paling dibutuhkan di lingkungan sekolah.

Tata tertib sekolah berfungsi untuk dapat mengatur ketertiban siswa atau masyarakat sekitar berdasarkan nilai-nilai yang dianut sekolah dan masyarakat sekitar, yang meliputi: nilai ketaqwaan, kedisiplinan, kebersihan, kesehatan, kerapihan, keamanan dan nilai-nilai yang mendukung kegiatan belajar mengajar berjalan secara efektif guna mencapai mutu pembelajaran yang optimal.

(15)

mengajar yang maksimal. Hal ini berlaku pula untuk sekolah unggulan di Kabupaten Pandeglang, yang menyiapkan peserta didik berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia, sehingga diharapkan lulusannya memiliki kemampuan daya saing tinggi dan memiliki mutu dan karakter yang baik, sebagaimana disebutkan dalam filosofi sekolah unggulan yaitu filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa pendidikan harus menyuburkan dan

mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin, dan Filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan

kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan berbagai sektor dan sub-sub sektornya, baik lokal, nasional, maupun internasional.

(16)

dalam memberikan contoh teladan yang baik atau sebagai role model bagi diri siswa dalam berdisiplin seperti disiplin waktu, disiplin berpaikan dan berperilaku disiplin lainnya, hal ini sesuai dengan seperti yang tertera dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), yaitu tentang tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat indonesia agar dapat hidup bersama bangsa-bangsa lainnya.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Berdasarkan penjelasan di atas tentang tujuan Pendidikan Kewarganegaraan diperlukan peran guru Pendidikan Kewarganegaraan, karena guru Pendidikan Kewarganegaraan dituntut untuk dapat mendidik siswa agar memiliki tanggung jawab melaksanakan kewajibannya sebagai cerminan warga negara yang baik.

Proses pendidikan dapat berhasil apabila nilai–nilai karakter disiplin dilaksanakan. Hal ini memerlukan peran guru sebagai role model bagi diri siswa, ha ini sebagai mana di kemukakan oleh Rusyan (1990;13) bahwa: “Tenaga kependidikan sebagai pendidik bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi berikutnya sehingga terjadi proses konservasi dan terciptanya nilai-nilai yang baru”.

(17)

mengajar maupun di luar kegiatan belajar mengajar sebagi cerminan perilaku yanga baik terhadap diri siswa, hal ini di maksudakan agar dapat merubah karakter khususnya karakter disiplin siswa ke arah yang lebih baik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Soemantri (1976:35) yang menyatakan bahwa:

“Guru Pendidikan Kewarganegaraan harus banyak berusaha agar siswa– siswinya mempunyai sikap yang baik, kecerdasan yang tinggi, serta keterampilan yang bermanfaat, oleh karena itu guru Pendidikan Kewarganegaraan dapat memanfaatkan fungsinya sebagai penuntun moral,

sikap, serta memberi dorongan kearah yang lebih baik”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru Pendidikan Kewarganegaraan dituntut untuk dapat mebentuk karakter disiplin siswa, keterampilan yang bermanfaat, selain itu peran guru sebagai contoh atau role model bagi diri siswa harus dapat memberikan kontribusi ke arah yang lebih

baik. Karena hal ini merupakan bentuk profesionalisme dari seorang guru.

(18)

untuk hidup secara teratur dan tertib tanpa adanya suatu paksaan dari luar pribadi dalam kehidupannya. Pembentukan keperipadian karakter ini haruslah dilakukan secara mantap dan berkesinambungan satu sama lain sehingga menghasilkan pembentukan karakter dalam diri siswa.

Hasil dari pembentukan karakter, sebagai siswa yang memiliki karakter disiplin di sekolah akan terasa baik oleh guru, siswa serta tenaga pendidikan lainya dalam proses keberhasilan pembelajaran di sekolah. Hal tersebut tidak terlepas dari pembentukan karakter siswa di sekolah yaitu yang memetuhi tata tertib sekolah sebegai implementasi dari aspek hukum, karena apabila aspek hukum atau tata tertib tidak dipatuhi maka akan menyebabkan pelanggaran-pelanggaran disiplin yang berakibat pada tidak tercipnya situasi kondisi proses kegiatan belajar mengajar yang tidak maksimal hal ini sebagaimana dikemukakan oleh T. Rusyandy. (1996:15) “Pelanggaran disiplin akan berpengarus luas tidak hanya berdampak negatif terhadap kualitas pembelajaran, tetapi juga terhadap perilaku siswa baik sebagai warga sekolah, masyarakat dan warga negara”.

Berdasarkan penyataan di atas diharapkan melalui pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dalam penyampaiannya harus utuh, bulat dan berkesinambungan sehingga mampu membina siswa menjadi siswa yang memiliki karakter disiplin di sekolah.

(19)

tidak mengikuti upacara bendera, keluar kelas saat pergantian jam pelajaran tanpa ijin dan jenis jenis pelanggaran lainnya.

Jenis-jenis contoh Pelanggaran seperti disebutkan di atas sering dilakukan oleh para oknum pelajar terjadi karena tidak melaksanakan karakter disiplin, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 12 ayat 2 yang menetapkan bahwa: “Setiap peserta didik berkewajiban untuk antara lain menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan”.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mencoba untuk melakukan suatu penelitian yang akan dituangkan dalam tesis dengan judul:

“KONTRIBUSI PEMBELAJARAN DAN GURU PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER

DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH” (Study Deskriptif Analitis Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran di SMA Unggulan Pandeglang Banten).

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka diidentifikasi masalah penelitian yaitu bagaimana kontribusi pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah?

(20)

terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di SMA unggulan Pandeglang Banten.

Berdasarkan masalah penelitian di atas maka peneliti merumuskan rumusan masalah, rumusan masalah dalam melakukan penelitian ini merupakan bagian yang penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Perumusan masalah menurut Suharsimi Arikunto (2002:44) yaitu:

“Perumusan masalah merupakan langkah dari suatu problematika, subjek penelitian, tujuan, sifat dan merupakan bagian pokok dari kegiatan”. Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka secara umum yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah. Kontribusi pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah, agar penelitian ini dapat memberikan jawaban yang representativ dan memiliki daya akurat yang tinggi, maka masalah umum tadi kemudian lebih dikhususkan menjadi permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kontribusi proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah?

2. Bagaimana kontribusi guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentuakan karakter disiplin siswa di sekolah?

(21)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menemukan pengetahuan baru yang kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan yang sekaligus merupakan pemecahan terhadap suatu masalah. Sejalan dengan peryataan itu, maka dalam penelitiaan ini penulis merumuskan tujuan penelitian menjadi dua bagian yang hendak dicapai:

1. Tujuan Umum

Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui sejauh mana besarnya kontribusi pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentuakan karakter disiplin siswa di sekolah.

2. Tujuan Khusus

Selain tujuan umum yang dijelaskan di atas peneliti mempunyai tujuan khusus yaitu:

a. Memperoleh gambaran tentang kontribusi pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah.

b. Mengetahui terdapat atau tidaknya hubungan yang linier antara pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah.

(22)

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam hal menjelaskan kontribusi pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah. Kejelasan masalah ini sangat berguna dalam pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah.

2. Secara Praktis

Sedangkan secara praktis penelitian diharapkan memberikan kegunaan dalam dua hal berikut: pertama sebagai bahan acuan bagi para siswa sekalian dalam memahami dan melaksanakan karakter disiplin di sekolah. Kedua sebagai bahan masukan bagi para guru Pendidikan Kewarganegaraan.

E. Struktur Organisasi Tesis

Sebagai pendahuluan, bab I menyajikan latar belakang penelitian yang memberi konteks munculnya masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis.

(23)

Dalam bab III menyajikan menegenai metode penelitian yang menjelaskan lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode dan pendekatan penelitian, definisi oprasional, istrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Dalam Bab IV menyajikan tentang deskripsi lokasi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengolahan data atau analisis data untuk menghasilkan temuan dari masalah peneliti, pertayaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, dan pembahasan atau analisis temuan.

(24)
(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Menurut Nasution (2003:43) lokasi penelitain menunjukan pada pengertian tempat atau lokasi penelitian yang dirincikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempat kegiatan yang dapat diobservasi. Adapun lokasi dalam penelitain ini adalah SMA Negeri 4 Pandeglang dan SMA Negeri Cahaya Madani Pandeglang. Sementara itu yang menjadi dasar pertimbangan dipilihnya dua sekolah tersebut sebagai lokasi serta subjek dalam penelitian ini karena dua sekolah ini merupakan sekolah dengan penerapan pendidikan karakter disiplin melalui pembelajaran dan guru Pendidikan Kewarganegaraan

2. Populasi

Populasi mempunyai arti yang bervarisi menurut Ary, dkk (1985:138) “population is all members of well defined class of people, event or objects”.

(26)

dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di SMA unggulan Kabupaten Pandeglang. Alasan pemilihan populasi penelitian ini adalah karena siswa di SMA unggulan Kabupaten Pandeglang diharapkan mempunyai persepsi dan pemahaman yang baik tentang masalah yang diteliti. Disamping itu juga pengambilan populasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa siswa di SMA unggulan Kabupaten Pandeglang sedang mengalami masa puber dan jiwanya masih labil, sehingga cenderung berperilaku sesuai dengan keinginannya. Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA unggulan Kabupaten Pandeglang, hasil dari seluruh populasi tersebut dimasukan ke dalam teknik rendom sampling yang di dapat dua sekolah, dengan rincian populasinya yaitu

:

Tabel 3.1

Daftar Sekolah Unggulan di Kabupaten Pandeglang

No Nama Sekolah Populasi

1 SMA Negeri 4 Pandeglang 863

2 SMA Negeri Cahaya Madani 262

Jlm 2 Sekolah 1125

3. Sampel

(27)

sampel dimaksudkan untuk menggeneralisasikan hasil penelitian. Sehubungan dengan maksud penulis untuk melakukan penelitian sampel maka dari sejumlah populasi tersebut penulis menentukan kriteria pengambilan sampel.

Untuk menentukan bayaknya sampel dalam penelitian ini, penulis merujuk pada pendapat Suharsimi Arikunto (1996:120) yang menyatakan: “Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang darai 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi, selanjutnya apabila subjeknya besar dapat diambil 10% sampai 15% sampai 25% atau lebih”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka jumlah sampel akan ditentukan dari jumlah populasi. Dari perhitungan itu muncul rumus sebagai berikut:

N = 25% x n. Keterangan N = Jumlah keseluruhan

n = Jumlah populasi yang ada

Dengan demikian diambil menjadi 25% dari jumlah populisi siswa, yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah dua sekolah yaitu SMA Negeri 4 Pandeglang dan SMAN Negeri Cahaya Madani.

B. Metode dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian

(28)

diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (1993:25) bahwa: Apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana dan sebagainya, maka penelitiannya bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan atau menerangkan peristiwa.

Sukardi (2004:57) menyebutkan bahwa metode deskriptif berusaha menggambarkan dan menginterpretrasi objek sesuai dengan apa adanya. Lebih lanjut, Sukardi (2004:157) mengatakan bahwa:

“Penelitian deskriptif merupakan penelitian, di mana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya”.

Metode deskriptif semata-mata menerangkan atau mendeskripsikan kenyataan fenonema sosial tertentu dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang diteliti. Menurut jenis pendekata, penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang datanya berupa angka-angka.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur banyak variabel, mengetes banyak hipotesis, dan memberikan kesimpulan dari pertayaan-pertayaanmengenai karakter atau perilaku, hal ini sesuai dengan pendapat Bungin (2010:36) berpendapat bahwa:

(29)

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti meyakini, bahwa pendekatan kuantitatif akan sangat sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

C. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul dan ruang lingkup masalah yang diteliti, oleh karena itu penulis akan mendefinisikan secara oprasional defenisi-defenisi yang terdapat dalam penelitian ini. Secara lebih lanjut komarudin (1994:29) menjelaskan defenisi oprasional adalah pengertian yang lengkap tentang suatu variabel yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri utama variabel itu”. Adapun defenisi-defenisi oprasioanal yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain

1. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang menyiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik dengan mengetahui pengetahuan kewarganegaraan yang berasal dari konsep dan teori dari berbagai disiplin ilmu yakni mentransformasikan dan mengamalkan nilai-nilai kebenaran yang menjadi pandangan hidup bangsa dan negara serta mampu menerapkan keterampilan kewarganegaraan (Sapriya dan Maftuh 2005:319)

(30)

Guru mempunyai tugas yang penting dalam mengembangkan dan memperkaya materi pembelajaran, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pembelajaran, yaitu: materi pembelajaran hendaknya sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai, materi pembelajran hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa pada umumnya, materi pembelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan, dan materi pembelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat tekstual maupun kontekstual (Djamarah dan Zain, (2003:51).

3. Karakter Disiplin

Karakter Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetian, keteraturan dan ketertiban (Wardiman Djojonegoro 1996:253)

(31)

Gambar 3.1

Model Diagram Jalur Variabel X terhadap Y

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian inii dibuat sendiri dengan kisi-kisi untuk instrumen sebagai berikut:

Tabel 3.2

Oprasional Variabel Penelitian ( X1 )

Kontribusi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

( X2 )

Kontrbusi Guru Pendidikan Kewarganegaraan di Luar Kelas

(32)

No Variabel Dimensi Indikator Alat Ukur

2 Kontribusi guru Pendidikan

(33)

E. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji Validitas

Kebenaran suatu hasil penelitian ilmu-ilmu sosial sangat ditentukan pula oleh alat ukur yang digunakan. Apabila alat ukurnya tidak valid dan reliable, maka akan diperoleh data hasil penelitian yang bias atau diragukan kebenarnnya. Mengingat pengumpulan data ini dilakukan melalui angket, maka faktor kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting. Penerapan tes ini untuk mengetahui taraf kesesuaian antara yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan. Sehingga jika peneliti menggunakan angket sebagai pengumpul data penelitian, maka angket yang digunakan harus mampu mengukur apa yang akan diukurnya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil yang sesuai dengan maksud dikenakan tes tersebut.

(34)

Uji validitas instrument yang digunakan untuk alat angket pada penelitian ini adalah rumus Product Moment, yakni:

2 2



2 2

Y = Skor seluruh item responden uji coba

Dari hasil perhitungan koefisien korelasi (r) di atas, selanjutnya reliabilitas masing-masing item diuji dengan mengunakan uji-t dengan rumus yang digunakan sebagai berikut:

t= √ √

Keterangan:

r = Koefisien korelasi n = Jumlah responden

Dari hasil perhitungan dapat ditentukan bahwa jika harga thitung > ttabel dengan taraf kepercayaan a = 95% dan derajat kebebaan (dk ) = n-2, maka butir item adalah signifikan atau valid dan jika sebaliknya maka tidak valid.

(35)

“Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat klau r = 0,3 sedangkan jika hasil korelasinya kurang dari 0,3 maka item tersebut dinyatakan tidak valid”.

2. Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan korelasi pearson dan penentuan validitas menggunakan uji-t. Hasil uji coba instrumen variabel penelitian yang termasuk kriteria valid, berdasarkan apa yang ditampilkan dalam tabel Perhitungan Manual Uji Validitas di bawah ini:

Dalam pengujian Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini berupa angket yang bentuk pilihan ganda, selanjutnya angket tersebut disebarkan kepada beberapa siswa SMAN 4 Pandeglang Banten dan SMAN Cahaya Madani Pandeglang Banten

Beberapa tahapan sebelum melakukan pengumpulan data penelitian, terlebih dahulu instrumen penelitian diujicobakan untuk dapat mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda dari tiap-tiap item instrument.

Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan korelasi pearson dan penentuan validitas menggunakan uji-t. Hasil uji coba instrumen variabel penelitian yang termasuk kriteria valid, berdasarkan apa yang ditampilkan dalam tabel Perhitungan Manual Uji Validitas di bawah ini:

(36)

TABEL 3.3

PERHITUNGAN UJI VALIDITAS ITEM

NO. RES X1 Y X12 Y2 X1Y

1. 3 175 9 30625 525

2. 4 175 16 30625 700

3. 5 180 25 32400 900

4. 4 182 16 33124 728

5. 4 182 16 33124 728

6. 4 187 16 34969 748

7. 5 182 25 33124 910

8. 4 186 16 34596 744

9. 5 190 25 36100 950

10. 4 171 16 29241 684

11. 4 200 16 40000 800

12. 4 175 16 30625 700

13. 3 184 9 33856 552

14. 4 193 16 37249 772

15. 3 188 9 35344 564

16. 5 201 25 40401 1005

17. 4 173 16 29929 692

18. 4 165 16 27225 660

19. 4 194 16 37636 776

(37)

21. 5 184 25 33856 920 dimasukkan kedalam rumus Pearson Product Moment, seperti berikut:

Selanjutnya harga rxy di atas digunakan untuk mencari thitung seperti berikut:

(38)

Setelah diperoleh thitung, selanjutnya dilihat pula ttabel dengan tingkat

signifikan 95% dan derajat kebebasan n-2=30-2=28. Dari tabel t diperoleh bahwa nilai ttabel adalah = 1,701.

Kriteria penentuan item tersebut valid atau tidak diperoleh dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel. Jika thitung > ttabel, maka item tersebut dapat dinyatakan valid. Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung = 2,083 dan ttabel = 1,703. Jadi kesimpulannya item tersebut adalah Valid. Butir-butir item instrument yang sudah valid tersebut, tahapan selanjutnya akan dijadikan sebagai sumber data untuk dijadikan penghitungan penelitian.

3. Uji Reliabilitas

Penerapan tes ini untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang dipergunakan menunjukan tingkat ketetapan, keakuran, kestabilan, atau konsisten dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda-beda.

Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu instrument dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika instrument menyatakan keajegan terhadap hasil pendeteksian yang dilakukan oleh setiap instrument. Pendapat yang ini dikemukakan oleh E.T, Ruseffendi (1999:142), menyatakan: “Reliabilitas instrument adalah ketetapan atau keajegan alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu”.

(39)

2

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya item

n2 = Jumlah varian butir

= Kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item 2

= Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item Varians total dihitung dengan rumus:

2

Dengan penjelasan sebagai berikut:

t2 = Varians total

n = Jumlah responden uji coba instrumen 2

= Kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item 2

(40)

4. Hasil Uji Reliabilitas

Hasil perhitungan reliabilitas untuk instrumen diperoleh nilai reliabilitas r1 yaitu sebesar = 0,893. Selanjutnya nilai r1 tersebut dapat ditafsirkan reliabel. Seperti yang dicontohkan dalam perhitungan manual Uji Reliabilitas Instrumen Variabel (X1):

Nilai reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus alpha seperti berikut: 2

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya item

n2 = Jumlah varian butir

Nilai variansi dari item 1:

30

(41)

2

= Kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item 2

Setelah varians item dan total dihitung, maka dimasukkan ke dalam rumus alpha sebagai berikut:

Dapat diambil kesimpulan bahwa katagori reliabilitasnya yaitu Kuat.

5. Uji Daya Beda

Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara subjek yang pandai dengan subjek yang berkemampuan rendah.

Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat juga berkisar antara 0.00-1.00. tetapi bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda negatif.

(42)

kecil, yaitu dengan membagi dua sama banyak, skor total dari masing-masing responden. Sedangkan jika respondennya besar, dapat mengambil 25% atau 27% dari masing-masing kelompok. Untuk lebih lebih jelasnya dapat dilihat pada persamaan berikut ini:

A B A

I S S

DP 

Keterangan: DP = Indeks daya pembeda SA = Jumlah skor kelompok atas SB = Jumlah skor kelompok bawah

IA = Jumlah skor ideal salah satu kelompok atas atau bawah. Setelah harga indeks daya pembeda diperoleh, selanjutnya dilakukan penafsiran terhadap klarifikasi indeks daya pembeda sebagai berikut:

Tabel 3.4

Penafsiran Klarifikasi Indeks Daya Beda

Daya Pembeda(D) Kategori D <0.20 Jelek 0.20 < D <0.40 Cukup 0.40 < D <0.60 Baik 0.70 < D <1.00 Baik sekali

(43)

Berdasarkan penafsiran analisis daya beda item instrumen dibagi menjadi 5 kategori, yaitu D 0 termasuk kriteria dibuang. D 0,2 termasuk kriteria jelek. 0,2<D 0,4 kriteria cukup. 0,4<D 0,7 kriteria baik. Dan D>0,7 kriteria sangat baik. Untuk hasil perhitungan daya pembeda (D) maka item instrument diperoleh data bahwa dari 25 instrumen yang diuji terdapat item kategori dibuang = 0. Item kategori jelek = 1. Item kategori cukup = 6. Item katagori baik = 11. Dan item kategori baik sekali = 7

7. Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal mudah, sedang dan sukar. indeks kesukaran ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

P=

Dengan keterangan: P= Indeks kesukaran

B= Banyaknya responden yang menjawab item yang benar JS= Jumlah seluruh responden peserta tes

(Suharsimi Arikunto, 1997:212)

Menurut ketentuan, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.5

(44)

Indeks Kesukaran (P) Kategori 0.00 < P < 0.30 Sukar

0.30 < P <0.70 Sedang 0.70 < P <1.00 Mudah (Suharsimi Arikunto, 1997:214)

8. Hasil Uji Tingkat Kesukaran

Untuk menentukan katagori analisis tingkat kesukaran (P) item instrument dibagi menjadi 3 kategori, yaitu antara P 0,30 untuk item soal sukar, P>0,70 untuk item mudah dan 0,30<P 0,70 untuk item sedang. Berdasarkan atas hasil dari perhitungan untuk tingkat kesukaran instrument maka diperoleh data bahwa dari 25 instrumen yang uji cobakan ke siswa terdapat item kategori sukar = 0. Item kategori sedang = 7. Dan item kategori mudah =18.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, adalah:

1. Observasi

(45)

pengamatan berperan serta melakukan dua peran sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamatinya.

2. Angket

Angket merupakan suatu teknik penelitian yang menggunakan instrumen berupa daftar pertanyaan secara tertulis yang diberikan kepada responden dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti dari siswa di SMA unggulan Kabupaten Pandeglang. Bagaimana konribusi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap karakter disiplin siswa di sekolah. Selanjutnya angket ini di kelompokan menggunakan skala Likert. Dimana Pertanyaan positif diberi skor 5,4,3,2,1 sedangkan bentuk pertayaan negatif diberi skor 1,2,3,4,5

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dimana peneliti mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan informasi sesuai dengan masalah penelitian. Dokumentasi ini dapat berupa foto-foto kegiatan, jurnal atau kegiatan tertulis lainnya. Data yang diperoleh melalui kajian dokumentasi ini dapat dipandang sebagai sumber yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

H. Analisis Data

(46)

umum proses pengolahan data dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah) yang berasal dari kuesioner, kemudian ditulis kembali dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data, setelah itu data besaran jumlahnya dihitung, kemudian direduksi dan disesuaikan dengan fokus masalah penelitian. Selanjutnya data dianalisa dan diperiksa keabsahannya melalui beberapa teknik, sebagaimana yang diuraikan oleh Moleong (2000:192-195) yaitu:

a. Data yang diperoleh disesuaikan dengan data pendukung lainnya untuk mengungkapkan permasalahan secara tepat.

b. Data yang terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritik ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain.

c. Data yang diperoleh kemudian difokuskan pada subtantif fokus penelitian.

(47)
(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Terbagi Atas Dua Bagian Yaitu:

1. Kesimpulan Umum

(49)

Kewarganegaraan memiliki kontribusi yang signifikan dengan katagori rendah. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi baik buruknya karakter disiplin siswa di sekolah.

2. Kesimpulan Khusus

Berdasarkan kesimpulan umum di atas, peneliti merinci kesimpulan khusus sebagai berikut:

a. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan kegiatan yang memiliki nilai-nilai dalam pembentukan karakter terhadap diri siswa, diataranya dalam pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah.

b. Pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah dapat dicapai melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran, yang mengedepankan aspek pembentukan karakter khususnya karakter disiplin.

c. Guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai role model berperan penting dalam pembentukan karakter disiplin siswa, dengan memberikan contoh-contoh dalam berperilaku disiplin yang mendorong pembentukan karakter displin siswa di sekolah.

(50)

B. Saran

Berdasarkan rumusan kesimpulan di atas, maka dirumuskan beberapa saran, sekiranya dapat bermanfaat dalam membantu lebih baik lagi untuk dapat memaksimalkan pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah, yaitu sebagai berikut:

a. Untuk Sekolah

Sekolah harus terus mengadakan eksplorasi untuk menemukan ide-ide yang baru dan lebih baik lagi dalam peningkatan kuwalitas sekolah yang pada akhirnya berdampak positif terhadap kuwalitas siswa itu sendiri, terutama dalam pembentukan karakter disiplin siswa.

b. Untuk pembelajaran Pendidikan Kewarganegraan

Kegiatan belajar mengajar Pendidikan Kewarganegraan agar lebih berinovasi dalam konsep pembelajaran, karena dapat membuat kegiatan belajar mengajar lebih berpareasi dan menyenangkan buat siswa.

c. Untuk Guru Pendidikan Kewarganegaraan

(51)

d. Untuk Siswa

Siswa diharapkan terus melaksanakan karakter disiplin agar selalu tertanam dalam diri masing-masing siswa dan selalu melaksanakan aturan yang berlaku di sekolah, sebagai cerminan siswa yang memiliki niai-nilai karakter displin, selain itu diharapkan siswa selalu berhati hati dalam memilih teman karena hal ini dapat berpengaruh terhadap diri siswa khususnya berpengaruh terhadap karakter disiplin siswa.

e. Untuk Peneliti Selanjutnya

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2003). Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek). Jakarta : Rineka Cipta

Babbie, E. (1983). The Practice of Social Research. Belmont, CA. : Wadsworth Publishing Compeny

Budimansyah, Dasim. (2010). Penguatan pendidikan kewarganegraan untuk membangun karakter bangsa. Bandung. : Widya Aksara Press

Budimansyah, Dasim. & Syaifullah, Syam. (2006). Pendidikan Nilai Moral Dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Laboratorium

Jurusan PMPKN FPIPS IKIP

Budimansyah. dan Winataputra, Udin. (2007). Civic Education: Konteks, Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung : Program Studi

Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Budiningsih, C, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajran. Jakarta : PT RINEKA CIPTA

Branson, Margareth. (1999). (Terjemahan Syaripudin, dkk). Belajar “Civic Education” dari amerika. Yogyakarta : Lembaga Kajian Islam dan sosial (LKis).

Cogan, J.J. (1998). Citizenship for the 21 Century : An International Perspective on Education, London. : Cogan Page.

(53)

Daroeso, Bambang. (1986). Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang : Aneka Ilmu

Dahar, Willis. (1996). Teori-teori Belajar. Bandung : Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : BSNP.

Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Depdiknas Republik Indonesia

Depdiknas. (2010). Panduan Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Mapel, PKn. Jakarta : Depdiknas

Djahiri, Kosasih, A. (1995). Landasan Oprasional Kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Persekolahan PPKn 1994. Bandung.

Lab. Pengajaran PMP IKIP Bandung

Djahiri, Kosasih, A. (1995). “Dasar-Dasar Umum Metodelogi dan Pengajaran Nilai Moral PVCT ”. Bandung : Lab Pengajaran PMP IKIP Bandung

Djahiri, Kosasasih, A. (2006). Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Lab. PKn Upi Bandung

Djamarah, S, B. Dan Zaim, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Elmubarok, Z. (2008). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta

Gordon, Thomas. (1996). Mengajar Anak Berdisiplin Diri di Rumah dan di Sekolah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

(54)

Hauck, Paul. (1995). Psikologi Populer : Mendidik Anak dengan Berhasil. Jakarta : Arcan

Juntika, Achmad. (2006). Bimbingan dan konseling dalam berbagai latar kehidupan. Bandung : PT. Refika Aditama

Jurnal Civicus. (2005). Implementasi KBK Pendidikan Kewarganegaraan dalam Berbagai Konteks. Bandung : Laboratorium Jurusan Pendidikan

Kewaranegaraan FPIPS UPI

Kartono. Kartini. (1990). Peranan Keluarga Berencana Memandu Anak. Jakarta : CV Rajawali

Kerlinger. Fred, N. (2006). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Komalasari, Kokom. (2012). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, Bandung : PT, Refika Aditama

Magnis, Susera, Frans. (1987), Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral, Yogyakarta : Yayasan Kanisius

Moleong, Lexy J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nazir, Moh, Ph.D. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Purwadarminta, W,J,S. (1985). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Pusat Bahasa Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta

: Balai Pustaka

(55)

Rusyandi, T. (1996), Motivasi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Sapriya, (2007). Perspektif Pemikiran pakar tentang Pendidikan Kewarganegraan dalam pembangunan karakter bangsa. Bandung, Disertasi

Prodi Pendidikan IPS

Schaefer, Charles. (1996). Cara Efektif Mnedidik dan Mendisiplinkan Anak. Jakarta : Mitra Utama

Sudjana. (1986). Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tersito Sugiyono. (2005). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Angkasa

Sukardi. (2005). Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya : Penerbit Bumi Aksari.

Sukmadinata, Nana, Syaodih (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Suparman, A. (1997). Mode –Model Pembelajaran Interaktif. Jakarta, STIA Lan Press

Suriakusumah. (1992). Pengantar Pendidikan Kewarganegaaan dan Masalah Warganegara.. Jurusan PPKn IKIP Bandung : Tidak diterbitkan

Surya, M. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Rosda Karya

Soekanto, Soejono. (1982). Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum. Jakarta : Rajawali Press

Soekanto, Soerjono. (1983). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Somantri, Numan. (2001). Jurnal Civicus. Bandung : Lab PKn FPIPS UPI

(56)

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka

Usman, Moh, Uzer. (1985). Menjadi guru profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung : UPI

Wahab, A. (2007). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung : Alfabeta Winataputra, U. dan Budimansyah, D. (2008). Civic Education : Konteks,

Landasan, Bahan Ajar Kultur Kelas. Bandung : Program Studi PKn Sekolah

Pascasarjana UPI.

Zuchdi. D. (2008). Humanisasi Pendidikan Menemukan Kembali Pendidikan yang Manusiawi, Bandung : Bumi Aksara.

Sumber Internet

Akung, Achmadi, M. (2011). Guru dan tantangan pendidikan karakter (online) tersedia : http://rimanews.com/read/20110114/12648/guru-dan tantangan pendidikan-karakter (15 Februari 2011)

www.wikipedia.org www.kompas.com Sumber Dokumen

Badan Standar Nasional Pendidikan Kurikulum PKn 2004

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Sekolah Unggulan di Kabupaten Pandeglang
Gambar 3.1 Model Diagram Jalur Variabel X terhadap Y
tabel Perhitungan Manual Uji Validitas di bawah ini:
TABEL 3.3 PERHITUNGAN UJI VALIDITAS ITEM
+3

Referensi

Dokumen terkait

ANGKA KODE INSTANSI PUSAT DAN DAERAH SERTA KODE PENGENAL KANTOR REGIONAL BADAN KEPEGAWAIAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMA DALAM MATA PELAJARAN TIK.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negarac. Republik Indonesia Tahun L994 Nomor 22,

mengenai penelitian tentang Pelaksanaan Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) yang Dilakukan oleh Perawat di Rumah Sakit Putri Hijau Medan, dengan ini menyatakan

YANG KREATIF SANGAT BERPOTENSI DI BIDANG KARYA-KARYA SENI TERMASUK SENI ANIMASI / SEHINGGA DIHARAPKAN YOGYA SEBAGAI PUSAT FILM KARTUN DAN ANIMASI DAN GO.

SEGMEN BERITA REPORTER A jogjakarta sebagai pusat film

Sehingga penulisan sejarah yang membahas mengenai perjuangan kemerdekaan RI tidak banyak ditulis oleh para sejarawan, terutama yang berkaitan dengan peran

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081,