• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI

POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Salamdarma 1 Kelas V Semester Genap

Tahun Ajaran 2013/2014 Kabupaten Indramayu)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Tasiyah

1003301

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BANDUNG

2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK

SIFAT-SIFAT CAHAYA

Oleh

Tasiyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Tasiyah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

(4)

Tasiyah. 2014

(5)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas V pada Pembelajaran IPA Materi Pokok

Sifat-Sifat Cahaya

Oleh Tasiyah 1003301

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hal ini terlihat dari perolehan prosentase jumlah siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rendahnya hasil belajar dipengaruhi oleh cara pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran yang berlangsung di kelas terlihat tidak menyenangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui penerapan pendekatan konstruktivisme. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan Taggart yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I skor rata-rata siswa sebesar 63,23 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 62%. Pada siklus II skor rata-rata siswa sebesar 65,07 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 65%. Pada siklus III skor rata-rata siswa sebesar 67,83 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 76%. Data tersebut menunjukan bahwa nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa dan persentase jumlah siswa dalam menguasai materi pelajaran dari awal sampai akhir tindakan pembelajaran terus meningkat. Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Selain itu siswa pun menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

(6)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The assembling of constructivist approach to improve the creative thinking ability of fifth grade students’ in learning science subject

of characteristic of light subject. It can be seen from the acquisition of the percentage of students who not complying of KKM. The lacks of students learning result are influenced by the learning method which used by the teachers that still using a lecture method, so the activity learning in class looks monotone. The purpose of this research is to

improve students’ creative thinking abilities through the assembling of a

constructivist approach. The research method which is used is Classroom Action Research model by Kemmis and Taggart that were conducted with three cycles.

The result of the research showed the ability of students’ creative thinking in each

cycle. In first cycle, the average score of students learning result is 63.23 with the percentage of students passing grade of 62%. In second cycle, the average score of students learning result is 65.07 with the percentage of students passing grade of 65%. And, in third cycle, the average score of students learning result is 67.83 with the percentage of students passing grade of 76%. These data showed that the

average value of students’ creative thinking ability and the percentage of students

in mastering course are increasing from the beginning to an end of learning activity. Based on analysis of research data that obtained in fact, it can be

conclude that the assembling of constructivist approach is improving the students’

ability to think creatively. In other word, students became more active in the learning process, so that students can be apply it in their life.

(7)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

A.Latar Belakang Masalah... 1

B.Rumusan Masalah... 4

C.Tujuan Penelitian... 5

D.Manfaat Penelitian... 5

E. Hipotesis Tindakan... 5

F. Definisi Operasional... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7

A.Pembelajaran IPA... 7

B.Pendekatan Konstruktivisme... 8

1. Pengertian Pendekatan Konstruktivisme... 8

2. Prinsip Pendekatan Konstruktivisme... 9

3. Karakteristik Pendekatan Konstruktivisme... 9

4. Tahap-Tahap Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran 11 5. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Konstruktivisme... 12

C.Kemampuan Berpikir Kreatif... 13

D.Sifat-Sifat Cahaya... 16

1. Cahaya merambat lurus... 16

(8)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Cahaya dapat dipantulkan... 17

4. Cahaya dapat dibiaskan... 18

5. Cahaya dapat diuraikan... 19

E. Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas V pada Pembelajaran IPA Materi Pokok Sifat-Sifat Cahaya... 20

F. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan... 21

BAB III METODE PENELITIAN... 22

A.Metode dan Model Penelitian... 22

B.Lokasi dan Waktu Penelitian... 24

C.Subjek Penelitian... 24

D.Prosedur Penelitian... 24

E. Instrumen Penelitian... 27

F. Analisis dan Interpretasi Data... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 31

A.Deskripsi Hasil Penelitian... 31

1. Siklus I... 31

2. Siklus II... 38

3. Siklus III... 45

B.Pembahasan... 51

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI... 55

A.Simpulan... 55

B.Rekomendasi... 56

DAFTAR PUSTAKA... 57

LAMPIRAN... 59

(9)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, pasal 3 UU Nomor 20 Tahun 2003

menjelaskan bahwa Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan uraian

tersebut, pendidikan bertujuan untuk secara sadar mengembangkan potensi

peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran.

Setelah proses belajar dan pembelajaran dilaksanakan, tentunya akan

memperoleh hasil belajar sebagai evaluasi atau refleksi terhadap materi yang telah

dipelajari di dalam kelas. Trianto (2013:9) menjelaskan bahwa perubahan tingkah

laku merupakan hasil belajar yang meliputi keterampilan, kebiasaan, sikap,

pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Adapun pengalaman dalam proses

belajar ialah bentuk interaksi antara individu dengan lingkungan. Berdasarkan hal

tersebut, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dilakukan individu

terhadap lingkungannya.

Benyamin Bloom (1956) dalam Belajar dan Pembelajaran SD (2007:24)

menyebutkan bahwa ada tiga kawasan perilaku sebagai hasil pembelajaran yaitu

kognitif, afektif dan psikomotor. Selain itu, R. M Gagne (1957, 1977) dalam

Belajar dan Pembelajaran SD (2007:26) mengemukakan bahwa hasil

pembelajaran ialah berupa kecakapan manusiawi (human capabilities). Mengingat

(10)

2

macam aspeknya, maka hendaknya siswa diharapkan mampu mengembangkan

berbagai aspek perilaku yang dimilikinya. Namun pada kenyataannya tidak semua

siswa mampu mengembangkan berbagai aspek perilaku yang dimilikinya.

Selain hasil belajar, kemampuan berpikir kritis siswa juga harus

diperhatikan oleh guru dan dikembangkan dalam pembelajaran IPA. Karena

dalam pembelajaran IPA dibutuhkan berpikir kritis yang sangat tinggi untuk

menghasilkan suatu produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui berpikir kritis, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif.

Oleh karenanya penerapan pendekatan konstruktivisme dalam menyampaikan

pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya, diharapkan dapat mengungkap

kemampuan berpikir kreatif siswa untuk menemukan jawaban alternatif dari

sebuah permasalahan yang berhubungan dengan sifat-sifat cahaya. Karena materi

sifat-sifat cahaya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa tidak

kesulitan dalam mengungkapkan ide-ide yang ada dipikirannya.

Adapun UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menegaskan bahwa pada BAB III tentang Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan

menjelaskan pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam

proses pembelajaran. Pendapat tersebut didukung dengan adanya Permen No 41

Tahun 2007 tentang Standar Proses

pada prinsip-prinsip Penyusunan RPP, cara yang digunakan untuk mendorong partisipasi aktif peserta didik adalah melalui proses pembelajaran yang dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian dan semangat belajar.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sejalan dengan rencana

pembelajaran yang telah dirancang oleh guru, pendidik telah mempersiapkan

segala hal yang diperlukan oleh peserta didik. Pendidik pun harus melaksanakan

kewajibannya (UU Sisdiknas Pasal 40 ayat 2)

a. Pendidik menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan logis

(11)

3

c. Pendidik memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SDN Salamdarma 1 bahwa

dalam proses pembelajaran siswa belum aktif mengikuti pembelajaran. Salah

satunya dengan adanya perolehan nilai akhir beberapa siswa mengenai

pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya yang berada dibawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 62. Berikut perolehan nilai siswa kelas V SDN

Salamdarma 1 hanya 46 % yang mencapai KKM, sedangkan 54 % belum

mencapai KKM. Penyebab perolehan nilai akhir tersebut salah satunya adalah

siswa belum mampu mengonstruk pengetahuan awal siswa dengan materi yang

sedang dipelajari. Peran guru dalam pembelajaran ini lebih dominan memberikan

informasi, sedangkan siswa lebih banyak menerima informasi.

Beberapa guru SDN Salamdarma 1 mengatakan bahwa media pembelajaran

merupakan salah satu kendala dalam proses pembelajaran, karena media yang

digunakan oleh guru masih terbatas. Ketersediaan media pembelajaran yang ada

di sekolah tidak mendukung dalam kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM). Selain itu faktor lain dalam pembelajaran, siswa belum sepenuhnya siap

untuk mengikuti pembelajaran. Sehingga pembelajaran tidak sesuai dengan apa

yang diharapkan dan pada akhirnya tujuan pembelajaran tidak tercapai secara

optimal.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditunjukan bahwa untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran IPA, diperlukan proses

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif

mengikuti proses pembelajaran. Salah satu pendekatan yang memberikan

kesempatan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran IPA yaitu melalui

pendekatan konstruktivisme. Menurut Trianto (2013:111) pendekatan

konstruktivisme pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri

pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar. Selain itu,

Aqib Zainal (2013:7) mengatakan bahwa pendekatan konstruktivisme

membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada

pengetahuan awal dan pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengontruksi

(12)

4

konstruktivisme adalah landasan berpikir yang menitikberatkan pada kemampuan

membangun pengetahuan dari pengalaman baru berdasarkan pada pengetahuan

awal yang dimiliki.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, untuk membantu

siswa dalam membangun pengetahuan dan memudahkan guru dalam mengajarkan

materi-materi diperlukan pendekatan pembelajaran yang langsung mengaitkan

materi konteks pelajaran dengan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga dalam hal ini peneliti bermaksud mengambil penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas V pada Pembelajaran IPA Materi Pokok Sifat-sifat

Cahaya (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Salamdarma 1 Kelas V Semester

Genap Tahun Ajaran 2013/2014 Kabupaten Indramayu)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas rumusan masalah secara umum yaitu “Bagaimanakah penerapan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam

pembelajaran IPA materi pokok Sifat-sifat Cahaya?”. Adapun rumusan masalah

secara khusus yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan

konstruktivisme pada pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan

konstruktivisme pada pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya?

3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan

penerapan pendekatan konstruktivisme pada pembelajaran IPA materi pokok

(13)

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Mengetahui perencanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan

konstruktivisme.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan

konstruktivisme.

3. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan

penerapan pendekatan konstruktivisme.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini disusun dengan harapan memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis penelitian ini berguna untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif melalui penerapan pendekatan

konstruktivisme. Secara praktis penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak, diantaranya:

1. Bagi siswa, diharapkan siswa dapat menjadi lebih aktif dalam pembelajaran

dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif secara optimal.

2. Bagi guru, diharapkan penerapan pendekatan konstruktivisme dapat menjadi

alternatif pendekatan pembelajaran dalam menyampaikan materi kepada siswa.

3. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang penerapan

pendekatan konstruktivisme dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kreatif dan dapat memberikan keyakinan dan tambahan motivasi

dalam melakukan proses pembelajaran selanjutnya.

E. Hipotesis Tindakan

Penerapan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kreatif siswa kelas V pada pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat

(14)

6

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan tentang istilah-istilah dalam penelitian ini,

maka beberapa istilah perlu didefinisikan secara operasional.

1. Pendekatan Konstruktivisme

Pendekatan Kontruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang

menekankan pada pengetahuan awal siswa, dalam pembelajarannya siswa dapat

membangun pengetahuannya melalui peran aktif dalam proses pembelajaran.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif

Kemampuan Berpikir Kreatif adalah kemampuan menghasilkan berbagai

macam cara atau ide guna memecahkan sebuah permasalahan.

3. Sifat-sifat Cahaya

Sifat-sifat Cahaya adalah ciri-ciri yang menjadi sebuah karakteristik dari

(15)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Model Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat

penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila

diimplementasikan dengan baik dan benar. Menurut Mulyasa (2012:34) “Penelitian Tindakan Kelas adalah upaya yang ditujukan untuk memperbaiki proses pembelajaran atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.”

Selain itu, Mulyasa (2012:37) mengatakan bahwa “tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan untuk menghasilkan pengetahuan”. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan profesionalisme guru dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas digambarkan sebagai suatu rangkaian

langkah-langkah. Secara umum pelaksanaan tindakan kelas dapat digolongkan menjadi

empat tahapan yaitu: tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi dan yang

terakhir adalah tahap refleksi. Keempat tahapan tersebut telah terangkai menjadi

satu kesatuan yang disebut sebagai siklus, yaitu satu siklus kegiatan beruntun

yang kembali ke langkah semula dan seterusnya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian tindakan yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2012:66) yang

(16)

23

Gambar 3.1

Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart

Sumber: Mulyasa

Secara lengkap keempat langkah tindakan kelas di atas dapat dijabarkan

sebagai berikut:

1. Perencanaan Tindakan (Planning)

Pada tahap ini guru atau peneliti menyusun rancangan proses yang akan

dilaksanakan pada tindakan, kemudian dalam tindakan tersebut membutuhkan

sebuah instrumen guna menunjang penelitian yang akan dilaksanakan

sebagaimana telah disesuaikan dengan permasalahan yang telah terjadi.

2. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pada tahap ini guru atau peneliti mengimplementasikan rancangan tindakan

yang telah direncanakan pada perencanaan tindakan.

3. Pengamatan (Observation)

Pengamatan sebenarnya berjalan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Dalam tahap ini dicatat atau direkam semua hal yang diperlukan dan terjadi

selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil catatan atau rekaman tersebut

dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi. 1. Rencana

2. Tindakan 4. Refleksi

3. Observasi

3. Observasi

4. Refleksi 2. Tindakan 1. Rencana

Siklus I Siklus II

(17)

24

4. Refleksi (Reflection)

Tahap ini bertujuan untuk menganalisis secara menyeluruh tindakan yang

telah dilaksanakan berdasarkan data yang telah terkumpul. Jika ditemukan

kekurangan maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya

hingga permasalahan dapat teratasi. Pada siklus berikutnya rancangan yang

direncanakan berdasarkan hasil pengkajian dan telah dilakukan perbaikan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Salamdarma 1 yang beralamat

di Desa Salamdarma, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014,

tepatnya minggu kedua bulan mei tahun 2014 dan berakhir pada minggu kelima

bulan mei tahun 2014.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V

SDN Salamdarma 1 Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu tahun ajaran

2013/2014 dengan jumlah siswa 34 orang yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan

18 orang perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan sampai tiga siklus. Satu siklus

terdiri dari empat tahapan yang akan diuraikan pada tiap siklusnya sebagai

berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan Pembelajaran

1) Guru atau peneliti melakukan analisis kurikulum KTSP untuk mengetahui

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar terkait konsep sifat-sifat

(18)

25

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang sifat cahaya

merambat lurus dan menembus benda bening.

3) Menyiapkan media pembelajaran berupa alat dan bahan eksperimen

tentang sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening.

4) Membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk melihat

ketercapaian RPP terhadap penerapan pendekatan konstruktivisme dalam

pembelajaran IPA tentang sifat cahaya merambat lurus dan menembus

benda bening.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan tindakan disesuaikan berdasarkan rencana yang telah

disusun pada tahap perencanaan yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan

metode ceramah, tanya jawab, eksperimen, dan diskusi.

2. Siklus II

a. Perencanaan Pembelajaran

1) Guru atau peneliti melakukan analisis kurikulum KTSP untuk mengetahui

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar terkait konsep sifat-sifat

cahaya.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang sifat pemantulan

cahaya.

3) Menyiapkan media pembelajaran berupa alat dan bahan eksperimen

tentang sifat pemantulan cahaya.

4) Membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk melihat

ketercapaian RPP terhadap penerapan pendekatan konstruktivisme dalam

pembelajaran IPA tentang sifat pemantulan cahaya.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan tindakan disesuaikan berdasarkan rencana yang telah

disusun pada tahap perencanaan yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan

(19)

26

3. Siklus III

a. Perencanaan Pembelajaran

1) Guru atau peneliti melakukan analisis kurikulum KTSP untuk mengetahui

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar terkait konsep sifat-sifat

cahaya.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang sifat pembiasan

cahaya dan penguraian cahaya.

3) Menyiapkan media pembelajaran berupa alat dan bahan eksperimen

tentang sifat pembiasan cahaya dan penguraian cahaya.

4) Membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk melihat

ketercapaian RPP terhadap penerapan pendekatan konstruktivisme dalam

pembelajaran IPA tentang sifat pembiasan cahaya dan penguraian cahaya.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan tindakan disesuaikan berdasarkan rencana yang telah

disusun pada tahap perencanaan yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan

metode ceramah, tanya jawab, eksperimen, dan diskusi.

c. Pengamatan atau observasi

Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung di kelas

subjek penelitian. Observasi terkait dengan kegiatan belajar mengajar,

aktivitas guru dan siswa saat kegiatan belajar berlangsung.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah mendapatkan hasil dari observasi dan nilai

tes siklus. Pelaksana dengan pengamat berdiskusi mengenai kegiatan yang

belum terlaksana dan sudah terlaksana, serta memperbaiki yang kurang baik

(20)

27

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

instrumen bentuk tes tertulis, RPP, LKS dan lembar observasi.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Penelitian ini menggunakan tiga RPP yang berbeda-beda setiap siklusnya.

Masing-masing RPP mewakili delapan, enam dan empat indikator yang telah

disesuaikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar melalui

pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa disusun untuk membantu dan mempermudah siswa

dalam pembelajaran. LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa pada berbagai

kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan

ditumbuhkan pada diri siswa. LKS dalam penelitian ini digunakan untuk

menunjang pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya dengan menerapkan

pendekatan konstruktivisme.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini berfungsi untuk melihat aktifitas

belajar guru dan siswa, yang dilakukan berdasarkan pengamatan observer secara

langsung tentang pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya melalui

pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

siswa. Lembar observasi yang digunakan berbentuk lembar observasi terbuka

yang harus diisi oleh observer pada kolom deskripsi guru dan siswa yang telah

disediakan.

4. Tes tertulis

Tes tertulis dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil

kemampuan berpikir kreatif siswa pada pemebelajaran IPA materi pokok

sifat-sifat cahaya melalui pendekatan konstruktivisme. Adapun bentuk tes yang

digunakan yaitu tes tertulis berbentuk uraian dengan indikator yang sudah

(21)

28

F. Analisis dan Interpretasi Data

Data-data dari penelitian ini dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis.

Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data

kualitatif. Data kuantitatif diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dan hasil data kemampuan berpikir kreatif siswa. Sedangkan data kualitatif dalam

penelitian ini adalah data interaksi guru dan siswa yang dituliskan dalam bentuk

lembar observasi. Setelah data-data tersebut diperoleh, maka yang harus

dilakukan peneliti yaitu:

1. Menyeleksi dan mereduksi data

2. Mengklasifikasi Data

3. Mendeskripsikan Data

4. Menginterpretasi Data

Selain itu untuk mengolah data kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh,

peneliti menggunakan cara sebagai berikut:

1. Data kuantitatif

Data kuantitatif berasal dari tes tertulis siklus untuk mengukur

kemampuan berpikir kreatif siswa. Setelah data kuantitatif diperoleh,

selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengolahan data hasil tes

(22)

29

b. Menghitung prosentase Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang ditetapkan. Prosentase ketuntasan belajar siswa

secara klasikal ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

TB =∑ S ≥ 6n x %

Keterangan:

TB : Ketuntasan Belajar

∑ S ≥ 62 : jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih besar dari atau sama dengan 62

N : Jumlah siswa

Selanjutnya untuk mengetahui letak kriteria ketuntasan belajar yang

telah dilaksanakan oleh guru atau peneliti, guru atau peneliti telah

memperhatikan tabel dibawah ini.

Tabel 3.1

Kriteria Ketuntasan Belajar

Kriteria Nilai

Baik Sekali 85 – 100

Baik 70– 84

Cukup 60 – 69

Kurang 50 – 59

Kurang Sekali > 50

(23)

30

2. Data Kualitatif

Teknik analisis data kualitatif dalam penelitian ini selama di lapangan

adalah menggunakan model Miles and Huberman (1984, dalam Sugiyono,

2012:337). Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif

dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display dan

conclusiom drawing/verification. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan

penerapan pendekatan konstruktivisme.

Dari hasil analisis data kualitatif secara keseluruhan, dapat disimpulkan

keterlaksanaan semua tahapan dalam pendekatan konstruktivisme dalam

pebelajarn IPA materi pokok sifat-sifat cahaya. Pengamat atau observer

memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru

atau peneliti. Dalam hal ini pengamat atau observer mengamati secara detail

(24)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka penulis dapat mengambil

simpulan dalam penelitian ini berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan,

peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menerapkan pendekatan

konstruktivisme.

1. Perencanaan yang dibuat peneliti yaitu dalam bentuk RPP setelah itu RPP

tersebut dinilai oleh observer. Nilai RPP yang diperoleh setiap siklusnya

berbeda-beda, pada siklus I nilai yang diperoleh adalah 3,3, siklus II nilai yang

diperoleh 3,4 dan siklus III nilai yang diperoleh adalah 3,5. Perolehan nilai

RPP tersebut berdasarkan pada kriteria penilaian, sehingga RPP yang telah

dibuat dapat digunakan sebagai rambu-rambu dalam pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini mengacu pada skenario atau

langkah-langkah pembelajaran yang tertera pada RPP tiap siklusnya. Mulai

dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup melalui

pendekatan konstruktivisme. Aktifitas guru dalam pembelajaran dengan

pendekatan konstruktivisme ini mencakup tahap pengetahuan awal, tahap

eksplorasi, tahap diskusi dan penjelasan konsep, serta tahap pengembangan dan

aplikasi konsep. Selain itu, aktifitas siswa dalam pembelajaran pada tahap

pengetahuan awal, pengetahuan siswa tergali melalui tanya jawab. Selanjutnya

pada tahap eksplorasi, siswa dapat mengeksplor kemampuannya melalui

eksperimen. Pada tahap diskusi dan penjelasan konsep, siswa melakukan

diskusi bersama teman sekelompoknya. Kemudian pada tahap pengembangan

dan aplikasi konsep, siswa dapat mengembangkan dan mengaplikasikan

pengetahuannya pada pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari. Aktifitas

(25)

56

kekurangan atau kelemahan yang ditemukan kemudian diperbaiki dan

perbaikan tersebut dilaksanakan pada siklus selanjutnya.

3. Kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V di SDN Salamdarma 1 dinyatakan

berhasil dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa dalam menjawab soal

pada tes evaluasi hasil belajar. Pada siklus I persentase ketuntasan belajar siswa

sebesar 62%, pada siklus II persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 65%

dan pada siklus III persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 76%.

Ketercapaian pembelajaran tersebut sepenuhnya didukung dengan perencanaan

dan pelaksanaan peneliti yang terus melakukan perbaikan secara bertahap pada

setiap siklusnya. Sehingga perencanaan dan pelaksanaan telah memberikan

sumbangan positif terhadap keberhasilan pembelajaran.

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitain, penelitian mengajukan beberapa rekomendasi

dengan harapan dapat berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

kelas, khususnya untuk pembelajaran IPA. Peneliti memberikan rekomendasi

sebagai berikut:

1. Setiap siswa memiliki pengetahuan awal yang diperoleh dalam kehidupan

sehari-hari mereka, pernyataan tersebut didukung dengan adanya prinsip

pembelajaran konstruktivisme yaitu siswa telah mempunyai pengetahuan

awal. Tugas seorang guru dalam pembelajaran adalah membangun

pengetahuan siswa, agar pengetahuan siswa terbentuk secara kokoh sehingga

bermanfaat dan dapat diaplikasikan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tahap-tahap pembelajaran yang terdapat pada pendekatan konstruktivisme

menjadi alternatif pembelajaran yang dapat diaplikasikan di dalam kelas,

tahapan itu terurut secara sistematis dan telah menciptakan pola pembelajaran

yang bermakna.

3. Kemampuan berpikir kreatif siswa dapat ditingkatkan apabila menggunakan

pendekatan, metode dan media yang tepat dan disesuaikan dengan materi

pembelajaran. Dalam hal ini pendekatan konstruktivisme telah mendukung

dan dapat meningkatkan pembelajaran, karena didalamnya terdapat empat

(26)

57

diskusi dan penjelasan konsep serta tahap pengembangan dan aplikasi

(27)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, V. (2013). Penerapan Mind Mapping dalam Pembelajaran IPA pada Materi Daur Air untuk Meningkatkan Kemampuan Kreatif Siswa. Skripsi FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Aqib, Z. (2013). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Aqib, Z. et al. (2009). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, SD, SLB dan TK. Bandung: Yrama Widya.

Azmiyawati, C, dkk. (2008). IPA 5 Salingtemas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Efrianti, P. (2014). Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya. Skripsi FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Gumilar, K. (2013). Penerapan Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Skripsi pada PGSD FIP UPI.

Herry Hernawan A, dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar.

Bandung: UPI Press.

Mulyasa. (2012). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT remaja Rosdakarya.

Rachmawati dan Kurniati. (2012). Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak. Jakarta: Kencana.

Rositawaty, S. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

(28)

58

Departemen Pendidikan Nasional.

Surya, M. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya.

Trianto. (2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Widodo, A, dkk. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press

Gambar

Gambar 3.1 Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart
Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan penerapan pendekatan inkuiri.. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad dan nht pada materi listrik dinamis untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kreatif siswa.. Universitas

Adapunupaya yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa salah satunya adalah dengan penerapan pendekatan Open

Hasil penelitian yang diperoleh: (1) Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa yang signifikan pada kelas yang pembelajarannya menggunakan pendekatan open-ended

Hasil penelitian menunjukkan penerapan model pembelajaran scramble dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, di mana pada siklus I ketuntasan siswa masih rendah

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mampu menunjukkan adanya perbedaan tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memahami masalah dan menerapkan konsep

Uraian di atas, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul, “Pengaruh kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan berpikir positif dari peserta didik

Pengembangan Modul Digital Pembelajaran Matematika Berbasis Pendekatan Open Ended Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis.. Profil dan