• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU HARIAN ORANGUTAN (Pongo pygmaeus) SETELAH DILEPASLIARKAN DI HUTAN LINDUNG GUNUNG TARAK KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERILAKU HARIAN ORANGUTAN (Pongo pygmaeus) SETELAH DILEPASLIARKAN DI HUTAN LINDUNG GUNUNG TARAK KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU HARIAN ORANGUTAN (Pongo pygmaeus) SETELAH DILEPASLIARKAN DI HUTAN LINDUNG GUNUNG TARAK KABUPATEN

KETAPANG KALIMANTAN BARAT

(The Behavior of Orangutans (Pongo pygmaeus) after It is Released in The Protected Forest of Nanga Tayap Montain)

Yusuf Eko Sopiansah, Hari Prayogo, Slamet Rifanjani

Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak. Jl. Daya Nasional Pontianak 78124 e-mail : yusuf.sopiansah24@gmail.com

Abstract

Orangutans are the great apes that is only living in the continent of Asia. They consist of 3 species, namely Pongo pygmaeus, P. abelii, P. tapanuliensis. This has prompted much research to study about Pongo spp. However, the aim of this research is to study the daily behavior of the Borneo orangutan (P. pygmaeus) after released into its natural habitat. This research was conducted in The Protected Forest of Tarak Mountain, Subdistric of Nanga Tayap, Ketapang, West Kalimantan. The observation was done at 05.00 – 06.00 am until 16.00 – 17.00 pm, for 7 days. The results showed that the dominant activity of orangutan were eating and defecation in the morning, and nesting, moving and resting in the afternoon. Orangutan are groom when they are feeding or resting. Based on that, there was difference of orangutan behavior between after released in the nature habitat with orangutan behavior is rehabilited. This become important information about orangutan as the early efforts to conserve this species exspecially orangutan after released into nature forest.

Keywords: Bornean Orangutans, Daily Behavior, Focal Animal Sampling, Protected forest of Mt Tarak.

PENDAHULUAN

Orangutan adalah kera besar yang hanya hidup di benua Asia, bersifat arboreal dan semi soliter. Saat ini sebaran orangutan terbatas hanya terdapat dipulau Kalimantan dan Sumatera. Secara taksonomi orangutan dibagi menjadi 3 sepesies yaitu orangutan Sumatera (Pongo

abelii), orangutan Kalimantan (Pongo

pygmaeus) dan spesies terbaru Pongo

tapanuliensis (FORINA, 2017).

Menurut Prayogo et all (2014), terdapat tiga sub spesies orangutan Kalimantan yang telah diidentifikasi yaitu

P.p pygmaeus berada di Serawak dan

Kalimantan bagian Utara Barat, P.p

wurmbii berada di Kalimantan Tengah dan

Kalimantan bagian Selatan Barat, sedangkan P.p morio tersebar di Kalimantan Timur dan Sabah.

Populasi orangutan saat ini mengalami penurunan yang signifikan. Ancaman terhadap populasi ini karena habitatnya semakin menyempit akibat aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab seperti perusakan hutan, konversi lahan menjadi perkebunan, kebakaran hutan dan eksploitasi lahan. Akibat populasinya yang semakin menurun IUCN menaikan status orangutan Kalimantan dari terancam punah (Endangered) menjadi kritis (Critically Endangered)

(2)

sehingga orangutan perlu dilestarikan (Anonim, 2016).

Upaya pelestarian satwa termasuk orangutan dapat dilakukan secara insitu dan exsitu. Insitu yaitu pelestarian yang dilakukan di habitat alaminya seperti tempat pelepasliaran. Orangutan yang telah direhabilitasi dan secara konsisten mampu menunjukan perilaku alaminya serta memiliki kemampuan yang cukup untuk hidup mandiri di hutan orangutan tersebut siap untuk dilepasliarkan. Penelitian ini bertujuan untuk mencatat dan mendata aktivitas harian orangutan yang telah dilepasliarkan ke habitat alaminya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Hutan Lindung Gunung Tarak Kecamatan Nanga Tayap Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Penelitian dilakukan kurang kebih satu bulan di lapangan pada tanggal 20 september 2017 – 10 Oktober 2017. Pengamatan aktivitas harian orangutan yang telah dilepasliarkan di Hutan Lindung Gunung Tarak dilakukan dengan menggunakan metode Focal Animal

Sampling (Altmann, 1974). Pengamatan

aktivitas orangutan dimulai pada saat orangutan bangun pagi sekitar pukul 05.00 – 06.00 WIB sampai sore hari ketika orangutan tidur pada pukul 17.00 – 18.00 WIB. Pengamatan dilakukan pada individu orangutan betina dewasa yang diberi nama Veny dengan waktu pengamatan + 12 jam per hari mencatat frekuensi perilaku berdasarkan durasi waktu yang ditentukan setiap interval 2 menit. Pengamatan individu dilakukan selama 7 hari. Aktivitas harian orangutan yang diamati yaitu: aktivitas makan, aktivitas bergerak, aktivitas istirahat, aktivitas defekasi (buang kotoran), aktivitas grooming (membersihkan diri), aktivitas bersarang.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data menunjukan bahwa, aktivitas harian orangutan seperti: aktivitas makan, aktivitas bergerak, aktivitas istirahat, aktivitas defekasi (buang kotoran), aktivitas grooming (membersihkan diri), aktivitas bersarang pada individu yang diberi nama Veny dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Aktivitas orangutan sasaran Veny yang diamati selama 7 hari pengamatan. 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Int ensi tas A kti vi tas hari an (% ) Makan Bergerak Istirahat Defekasi Grooming Bersarang

(3)

Secara umum aktivitas orangutan sasaran dominan melakukan aktivitas makan, bergerak, istirahat, aksi sendiri (grooming, defekasi, bersarang). Perbandingan aktivitas harian orangutan juga terjadi di beberapa lokasi penelitian seperti penelitian di Bali Safari and Marine Park, Gianyar aktivitas yeng lebih dominan yaitu Istirahat, makan dan bergerak (Nikmaturrayan et all, 2013). Pada lokasi penelitian di Hutan Lindung Pegunungan Meratus aktivitas orangutan paling dominan makan, istirahat dan bergerak (Kuncoro et all, 2004).

Aktivitas Makan

Hasil pengamatan menunjukan bahwa, aktivitas Makan orangutan sasaran dimulai ketika keluar dari sarang pada pagi hari. Aktivitas makan orangutan dilakukan pada pagi hari, siang hari dan sore hari dengan dengan jenis pakan yang bervariasi seperti rayap, telur semut (Kroto), liana, buah daun muda (pucuk), Kulit kayu, umbut dan bagian tubuh tumbuhan lainnya. Persentase aktivitas makan orangutan sasaran Veny dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Aktivitas makan orangutan sasaran Veny

Aktivitas makan orangutan sasaran Veny tinggi pada pagi hari di jam 06.00 – 07.00 kemudian naik lagi pada jam 11.00 – 12.00. Aktivitas Makan orangutan sasaran Veny tinggi pada pagi hari diduga orangutan sasaran perlu banyak energi untuk melakukan aktivitas keseharianya sehingga banyak makan di pagi hari, sedangkan pada siang hari aktivitas makanya tinggi diduga sebelum orangutan sasaran tidur pada malam hari perut harus kenyang.

Menurut Nikmaturrayan et all (2015) orangutan yang berada di taman safari lebih dominan istirahat dari pada makan. Perbedaan aktivitas makan orangutan yang berada di Balai Safari dengan orangutan sasaran dikarenakan orangutan Bali Safari makananya telah disediakan sedangkan orangutan sasaran mencari sendiri di alam. Oleh karena itu persentase makan orangutan sasaran lebih tinggi dari orangutan yang berada di Bali Safari. Selain itu, menurut Kuncoro et all (2004) persentase aktivitas makan orangutan di 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Int ensi tas Makan (% )

(4)

Hutan Lindung Gunung Meratus lebih dominan dari aktivitas lainya. Persamaan persentase aktivitas makan antara orangutan sasaran dan orangutan di Gunung Meratus terjadi karena orangutan sasaran dan orangutan di Gunung Meratus sama sama mencari makan di alam sehingga persentase aktivitas makanya lebih dominan.

Aktivitas Istirahat

Hasil pengamatan menunjukan bahwa, posisi aktivitas istirahat orangutan sasaran seperti duduk, telentang, bergelantung dan berdiri. Aktivitas istirahat biasanya dilakukan disela sela waktu bergerak dari pohon ke pohon dengan prilaku duduk pada dahan, sebelum melanjutkan pergerakanya. Persentase aktivitas istirahat orangutan sasaran Veny dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Aktivitas bersarang orangutan sasaran Veny

Aktivitas orangutan sasaran veny tinggi pada pagi hari pada jam 05.00 – 06.00 sebesar kemudian naik lagi pada jam 09.00 – 10.00 diduga setelah kenyang, orangutan dominan istirahat. Pada jam 16.00 -17.00 aktivitas orangutan sasaran kembali tinggi karena pada jam tersebut orangutan istirahat untuk tidur malam hari.

Menurut Nikmaturrayan et all (2013) Persentase aktivitas istirahat orangutan di Bali Safari lebih dominan dari aktivitas lainya. Perbedaan Persentase aktivitas istirahat terjadi karena orangutan di Bali Safari lebih cepat kenyang karena makananya telah di sediakan sehingga ketika orangutan

kenyang mereka akan istirahat atau tidur sedangkan orangutan sasaran harus mencari makan sendiri untuk mengenyangkan perutnya agar bisa istirahat atau tidur. Oleh karena itu, persentase aktivitas istirahat orangutan di Bali Safari lebih besar dari orangutan sasaran yang mencari makan di alam. Aktivitas Bergerak

Hasil pengamatan menunjukan bahwa, orangutan sasaran melakukan lebih sering bergerak menggunakan kedua tangan untuk bergelantungan dibandungkan menggunakan kakinya. Persentase aktivitas bergerak orangutan sasaran Veny dapat dilihat pada Gambar 4. 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Int ensi tas Is ti rahat ( % )

(5)

Gambar 4. Aktivitas bergerak orangutan sasaran Veny

Aktivitas bergerak terbesar Veny terdapat pada jam 14.00 – 15.00. Pergerakan orangutan sasaran dominan untuk mencari makan. Pada saat bergerak mencari makan orangutan sasaran biasanya menjelajahi kembali areal yang sebelumnya telah mereka jelajahi.

Menurut Nikmaturrayan et all (2013) orangutan yang berada di Bali Safari melakukan aktivitas bergerak tetapi pergerakannya berbeda dengan orangutan sasaran. Orangutan sasaran aktivitas bergeraknya lebih dominan untuk mencari sumber pakan sedangkan orangutan di Bali Safari makananya

telah disediakan sehingga orangutan di Balai Safari tidak perlu banyak bergerak untuk mencari makan, pergerakanya biasanya untuk bermain, mencari pasangan untuk aktivitas seksual.

Aktivitas Defekasi

Defekasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan makhluk hidup membuang zat sisa metabolisme seperti buang kotoran atau kencing. Aktivitas defekasi yang diamati pada orangutan sasaran seperti buang kotoran (feses) dan Kencing (urinasi). Persentase aktivitas defekasi yang dilakukan orangutan sasaran Veny dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Aktivitas defekasi orangutan sasaran Veny

Aktivitas defekasi terbesar orangutan sasaran pada jam 05.00 – 06.00. Pada jam tersebut orangutan sasaran dominan makan, sehingga orangutan sasaran lebih

dominan juga melakukan aktivitas defekasi. Diduga semakin tinggi aktivitas makan orangutan semakin sering melakukan aktivitas defekasi. Hal ini 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% Int ensi tas B er ger ak (% ) 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% Int ensi tas D ef ekasi ( % )

(6)

berbeda dengan penelitian yang dilakukan Kurniawan et all (2015) di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor. Aktivitas defekasi orangutan yang berada di Taman Safari terjadi diduga karena lokasi penelitian berada di dataran tinggi bersuhu rendah sehingga orangutan Taman Safari sering melakukan aktivitas defekasi (buang air kecil).

Aktivitas Grooming

Aktivitas grooming merupakan kegiatan membersihkan diri atau merawat

diri yang dilakukan oleh primata termasuk orangutan. Hasil pengamatan menunjukan bahwa, Aktivitas grooming orangutan terjadi ketika orangutan istirahat atau di sela – sela makan. Aktivitas grooming orangutan sasaran seperti menggaruk, menjilat atau mengigit gigiti badanya sendiri. Aktivitas grooming yang dilakukan orangutan sasaran Veny dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 8. Aktivitas grooming Orangutan sasaran Veny

Aktivitas grooming terbesar orangutan sasaran berada di jam 05.00 – 06.00. Aktivitas grooming yang terjadi pada orangutan sasaran ketika mereka sedang istirahat atau disela sela makan. Aktivitas grooming tinggi di pagi hari karena pada jam yang sama orangutan sasaran lebih dominan istirahat. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Nikmaturrayan et all (2013) hasil penelitianya menunjukan bahwa aktivitas grooming orangutan yang diteliti Nikmaturrayan melakukan aktivitas grooming secara sendiri maupun dengan individu lain sedangkan orangutan sasaran melakukan aktivitas

grooming hanya dilakukan secara sendiri.

Aktivitas Bersarang

Hasil pengamatan menunjukan bahwa, aktivitas membuat sarang pada orangutan dilakukan dengan cara mematahkan cabang dan ranting sebagai penyusun tempat tidur atau istirahat serta ditutupi dedaunan. Sarang orangutan sasaran dapat dibuat dalam beberapa menit biasanya di puncak pohon, cabang pohon atau pertemuan dua cabang pohon. Persentase aktivitas bersarang orangutan dapat dilihat pada Gambar 7. 0% 1% 2% 3% 4% 5% Int ensi tas G room ing (% )

(7)

Gambar 7. Aktivitas bersarang orangutan sasaran Veny

Aktivitas membuat sarang orangutan tinggi pada sore hari berada pada jam 16.00 – 17.00 karena pada jam tersebt individu Veny selalu membuat sarang baru untuk tidur malam. Pada jam 10.00 – 11.00 orangutan membuat sarang sementara tapi tidak setinggi sarang sore karena orangutan membuat sarang sementara ketika akan istirahat atau ketika cuaca sedang turun hujan, sarang sementara biasanya hanya memperbaiki sarang lama untuk di jadikan tempat istirahat atau berteduh. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan Rusda (2013) hasil penelitianya menunjukan bahwa sarang malam lebih dominan dari pada sarang siang begitu juga aktivitas orangutan sasaran lebih dominan sarang malam daripada sarang siang. Orangutan sasaran lebih sering menempati sarang lama untuk beristirahat pada siang hari, sedangkan untuk istirahat malam atau tidur mereka selalu membuat sarang baru. Kesimpulan

Hasil analisis data menunjukan bahwa, aktivitas makan orangutan dominan di pagi hari, aktivitas istirahat dominan di sore hari, aktivitas bergerak

lebih sering untuk mencari makan. Aktivitas grooming lebih sering dilakukan ketika orangutan istirahat, aktivitas defekasi dominan dilakukan pada pagi hari dan aktivitas bersarang dominan pada sore hari ketika orangutan akan istirahat atau tidur di malam hari.

Saran

Diperlukan perencanaan lebih lanjut untuk mengantisipasi musim sulit buah dengan cara memperkaya sumber pakan di lokasi pelepasliaran. Selain itu pelepasliaran orangutan jangan terlalu jauh dari daerah jelajah orangutan asli agar dapat dinilai interaksinya dengan orangutan liar.

DAFTAR PUSTAKA

Altmann, J. 1974. Observational study of behavior : Sampling Methods.

Behaviour 49: 227-267.

Anonim. 2016. Status konservasi orangutan. National Geographic. Https://astacala.org. Diakses 15 mei 2018.

FORINA. 2017. Spesies ketiga orangutan. http://forina.or.id. Diakses pada tanggal 23 maret 2018. 0% 5% 10% 15% 20% 25% Int ensi tas B er sar ang (% )

(8)

Kuncoro P, Sudaryanto, Yuni LPEK. 2004. Perilaku dan pakan orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus

Linnaeus 1760) di Kalimantan Timur. Jurnal Biologi 9:64-69.

Kurniawan D, Jani M, Rustiati EL. 2015.

Aktivitas harian orangutan Sumatera

(Pongo abelii) di Taman Safari

Indonesia, Cisarua, Bogor. International standard Book Number 526-532.

Nikmaturrayan, Widyastuti KS, Soma IG. 2013. Aktivitas harian orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) di Bali Safari and Marine Park, Gianyar. Indonesia Medicus Veterinus 5:496-503.

Prayogo H, Thohari AM, Solihin DD, Prasetyo LB, Sugardijto. 2014.

Karakter kunci pembeda antara orangutan Kalimantan (Pongo

pygmaeus) dan orangutan Sumatera

(Pongo abelii). Bionatura Jurnal

Ilmu Hayati dan Fisik 16:52-58.

Rusda YM. 2013. Perilaku bersarang orangutan Kalimantan (Pongo

pygmaeus wurimbii, Tiedman 1808)

di tipe habitat yang berbeda di stasiun penelitian cabang panti Taman Nasional Gunung Palung Kalimantan Barat. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Https://astacala.org. http://forina.or.id.

Gambar

Gambar 2. Aktivitas makan orangutan sasaran Veny
Gambar 3. Aktivitas bersarang orangutan sasaran Veny
Gambar 4. Aktivitas bergerak orangutan sasaran Veny
Gambar 8. Aktivitas grooming Orangutan sasaran Veny
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai masalah yang dibahas meliputi Metafungsi bahasa, Konteks sosial, Pola Hubungan Metafungsi dan Konteks Sosial teks dan serta Kearifan budaya lokal Tradisi

bassiana dengan bahan pembawa EKKU steril umur simpan 1 bulan, tidak berbeda nyata dengan bioinsektisida B.. bassiana dengan bahan pembawa campuran dedak

[r]

White (2010: 15) membagi 4 tahapan proses berpikir kritis, meliputi: (1) Pengenalan ( Recognition ) yaitu siswa memahami masalah kemudian menentukan pokok permasalahan

dan referensi untuk mengembangkan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan asupan vitamin D dengan kadar glukosa darah puasa pada penderita DMT2

Pengguna aplikasi Go-Jek rata-rata bernada positif dan rating aplikasi Go-Jek terus meningkat setiap bulannya pada Google Play dan Apple Store. Ojek online salah satu

Hasil kegiatan Penelitian dan P2M ini adalah : (1) telah dilaksanakan penyuluhan dan pelatihan : (a) teknik budidaya rosela secara organik, (b) teknik pengeringan rosela

Panitia ULP/ Panitia Pengadaan pada Satker Direktorat Advokasi dan KIE akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan