• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya meningkatkan motivasi dan prestasi Belajar matematika pada operasi bangun ruang melalui Pembelajaran kooperatif tipe STAD (student teams achievement division)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Upaya meningkatkan motivasi dan prestasi Belajar matematika pada operasi bangun ruang melalui Pembelajaran kooperatif tipe STAD (student teams achievement division)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI

BELAJAR MATEMATIKA PADA OPERASI BANGUN RUANG MELALUI

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

(STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) KELAS IV

DI SEKOLAH DASAR NEGERI JOMBOR LOR

Rahayu Retnaningsih.

Program Pascasarjana Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Abstract

This study aims to (1) Know the increased motivation fourth grade students in elementary N Jombor Lor in learning through cooperative learning STAD. (2) to increase student achievement at the fourth grade of elementary school N Jombor Lor through STAD cooperative learning.This research is a class act. A resource in this study are principals, teachers, and students. Methods of data collection using tests, interviews, observations, and questionnaires.

The results showed: (1) Application of STAD cooperative learning can boost the motivation of learners in the learning of Mathematics in Elementary School fourth grade students Jombor Mlati Lor sub-district. This can be seen from the percentage of students’ motivation is increased. Before being given the action of using STAD cooperative learning motivation of learners only reach the percentage of 32% or as much as 8 students. After a given action motivation of learners increased to 48% or as many as 12 students in the first cycle and to 80% or 20 students in the second cycle. (2) Application of STAD cooperative learning can improve learning achievement of learners in the learning of Mathematics in Elementary School fourth grade students Jombor Mlati Lor sub-district. Improved student achievement can be seen from the increase in the average and also the percentage of students learning completeness. Before the given action in the form STAD cooperative learning students’ average only able to reach a value of 66.20 with a percentage of 44% completeness. Having given the average value of the actions of learners has increased to 72 with a percentage of 60% in the first cycle and increased to 85 with a percentage of 92% in the second cycle

Keywords: motivation, academic achievement, cooperative learning STAD Website: www.mpd.ustjogja.ac.id Email: pep.s2@ustjogja.ac.id

(2)

Latar Belakang Penelitian

Menurut Undang-Undang No. 20Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai macam komponen, bersifat timbal balik, dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada dasarnya, baik atau tidaknya pembelajaran yang berlangsung sangat menentukan perolehan hasil belajar, yang pada kenyataannya tidak pernah lepas dari masalah. Masalah proses belajar mengajar pada umumnya terjadi di kelas, dalam hal ini dapat berarti ruangan yang digunakan oleh guru dan anak didiknya dalam melakukan segala kegiatan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

Salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan adalah pembaharuan metode pembelajaran. Metode pembelajaran dapat dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran Matematika pada khususnya. Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling behubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.James dan James dalam Ruseffendi (1992 : 27)

Salah satu materi pelajaran Matematika di sekolah dasar adalah pecahan. Pecahan yang dipelajari siswa di SD/MI, sebetulnya merupakan bagian dari bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk dengan a dan

b merupakan bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol. Secara simbolik pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu bentuk dari (1) pecahan biasa, (2) pecahan decimal, (3) pecahan persen, dan (4) pecahan campuran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SD Negeri Jombor Lor Kecamatan Mlati pembelajaran matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang kurang di sukai oleh siswa. Banyak siswa yang merasa takut pada saat mengikuti pelajaran matematika. Siswa juga kurang termotivasi untuk belajar matematika, para siswa hanya akan bertanya ketika guru mengajukan pertanyaan atau menjawab soal yang di berikan oleh guru. Dari hasil ulangan harian pada materi operasi hitung pecahan, nilai yang diperoleh sangat jauh dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Motivasi adalah suatu proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran (Robins, 2007: 213). Motivasi bagi peserta didik dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Salah satunya adalah penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti, dapat diketahui bahwa guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional. Guru hanya memberikan materi dengan ceramah saja sehingga siswa kurang termotivasi pada saat mengikuti pembelajaran. Dalam usaha untuk meningkatkan motivasi siswa maka dapat digunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan interaksi siswa sehingga menumbuhkan kemampuan kerja sama dan mengembangkan sikap sosial

(3)

siswa. Di samping itu model pembelajaran kooperatif bisa membantu meningkatkan peran serta siswa dalam pembelajaran di kelas, sehingga siswa tidak mudah jenuh.

Melalui metode Student Teams Achievement Division (STAD) diharapkan siswa akan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran Matematika. Siswa dituntut untuk berperan aktif dalam kelompoknya sehingga tidak mudah merasa bosan dan tetap berkonsentrasi selama pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelasdengan judul “Upaya meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika melalui Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Jombor Lor Kecamatan Mlati”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertempat di SD Negeri Jombor Lor Kecamatan Mlati. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV di SD Negeri Jombor Lor Kecamatan Mlati.

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data adalah tes, angket, observasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif.

PEMBAHASAN

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stad untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar

a. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi adalah kondisi yang menggerakkan seseorang agar mampu mencapai tujuan dari motifnya. Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri. Jadi motivasi kerja adalah kesungguhan atau usaha dari individu untuk melakukan pekerjaannya guna mencapai tujuan organisasi disamping tujuannya sendiri. Tujuan organisasi adalah motif diluar control individu namun individu juga mempunyai kebutuhan sendiri yang dapat dicapai melalui pekerjaan yang dilakukannya untuk mencapai prestasi kerja yang diharapkan.

Kurangnya motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran Matematika kelas IV SD Negeri Jobor Lor Kecamatan Mlati dapat di pecahkan salah satunya dengan pengunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta mengembangkan keterampilan sosial. STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim.

Terjadi peningkatan motivasi belajar dalam pembelajaran Matematika siswa kelas IV SD Negeri Jombor Lor Kecamatan Mlati.

(4)

Sebelum diberikan tindakan berupa pembelajaran kooperatif tipe STAD motivasi belajar peserta didik hanya mampu mencapai persentase sebesar 32%. Setelah diberikan tindakan motivasi belajar peserta didik mengalami peningkatan menjadi 48% pada siklus I dan menjadi 80% pada siklus II.

b. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Jombor Lor Kecamatan Mlati sebelum diberikan tindakan berupa pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat rendah. Rata-rata awal siswa hanya mampu mencapai nilai 66.20. nilai tersebut belum mencapai nilai KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah untuk mata pelajaran Matematika yaitu 75. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dilakukan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Terjadi peningkatan ketuntasan belajar dalam pembelajaran Matematika siswa kelas IV SD Negeri Jombor Lor Kecamatan Mlati. Sebelum diberikan tindakan berupa penggunaan pembelajaran koopeartif tipe STAD ketuntasan belajar siswa hanya mampu mencapai persentase sebesar 44%. Setelah diberikan tindakan ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 60% pada siklus I dan menjadi 92% pada siklus II.

c. Metode STAD yang Tepat

Penelitian tindakan kelas mengandung pengertian pemberian tindakan yang diulang terus menerus

untuk meningkatkan hasil belajar berhasil atau mencapai target yang ditetapkan.Pengertian ini berarti semua tindakan kelas pada akhirnya akan mencapai target karena terus diulang sampai berhasil. PTK yang tepat bukan dalam pengertian demikian, melainkan dalam pengertian dilaksanakan dengan efisien dan efektif.

PTK STAD yang tepat harus direncanakan berdasarkan pengenalan karakteristuik siswa. Perencanaan harus disusun sesuai keadaan siswa, seperti tingkat pengetahuan awal, pengenalan media, emosi, kebiasaaan, keadaan psikologis, dan sebagainya.

Bagian penting dari PTK STAD adalah kegiatan kooperatif dalam bentuk kegiatan kelompok. Agar mendapat hasil maksimal dari kegiatan kelompok ini, perlu disiapkan panduan kegiatan kelompok. Misalnya panduan diskusi yang sistematis, sehingga jalannya diskusi berjalan dan mencapai target yang direncanakan.

Kuis yang disampaikan guru harus memiliki sasaran yang sistematis, sehingga secara perlahan mengarahkan siswa pada tujuan yang ditetapkan. Hal ini sangat mengefektifan diskusi-diskusi yang sedang berjalan. Menghindari keramian yang tida fokus terhadap tujuan pembelajaran.

Akhirnya penghargaan harus diberikan dengan menarik. Siswa SD sangat senang dengan penghargaan yang diperoleh, sehingga secara psikoliguis meningkatkan apresiasinya terhadap PTK STAD.

(5)

1. Hasil pembelajaran model kooperatif

a. Reaksi

Metode STAD dapat diterima dengan baik oleh siswa,Tinggal bagaimana guru mengisi STAD,mengemas,dan menggunakan agar tepat tujuan. Sehingga metode STAD efektif digunakan oleh siswa SD negeri jombor Lor. Efektitas metode STAD sangat tinggi untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Khususnya pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Jombor Lor Kecamatan Mlati mata pelajaran Matematika untuk standar kompetensi “Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar”. Efiktivitas dalam meningkatkan motivasi belajar dalam meningkatkan prestasi belajar kelas (rata-rata kelas) mencapai 36.6%, dan meningkatkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan hingga 109%.

Efektivitas tersebut bukan nilai mutlak, bisa mengalami peningkatan maupun penurunan karena faktor-faktor yang tidak sama dengan subjek dalam penelitian. Untuk mendapatkan nilai optimal dari efektivitas STAD masih perlu dicobakan untuk mata pelajaran lain dan standar kompetensi lain. Juga perlu dicobakan pada sekolah yang dinilai berada pada grade atas. Peneliti menduga hasil efektifitas yang dicapai pada penelitian ini tidak akan sama bila diterapkan pada mata pelajaran yang kurang membutuhkan penalaran, yakni pada pelajaran yang menekankan hafalan. Efektivitas berbeda juga sangat mungkin terjadi pada siswa dari sekolah yang tergolong grade atas. Karena pada sekolah grade atas, siswa pada umumnya berada pada motivasi dan pretasi belajar optimumnya.

Dugaan hasil berbeda tersebut bukan berarti metode STAD tidak sesuai digunakan, melainkan sebagai kewajaran suatu metode. Yakni tidak ada metode yang selalu tepat bagi semua mata pelajaran, dan efektivitasnya akan berubah sesuai dengan keadaan sekolah dan karakteristik siswa yang menggunakan.

b. Proses

Siswa sangat mengapresiasi pembelajaran dengan metode STAD,mereka melaksanakan serangkaian aktifitas yang menjadi bagian dari STAD dengan antusias. Guru juga melaksanakan pembelajaran dengan metode STAD dengan baik.Mampu menghidupkan pembelajaran terutama pada pelajaran matematika,sehingga siswa lebih efektif dalam belajar dengan metode STAD.

c. Produk

Metode STAD memiliki komponen utama untuk mengkondisikan kondisi belajar menjadi kooperatif. Sehingga efektifitas dari sisi proses sebagaimana telah diuraikan menjelaskan bahwa penerapan STAD dalam kegiatan proses belajar mengajar meningkat.

d. Dampak

Siswa menyenangi pelajaran matematika,siswa juga sangat senang melakukan belajar kelompok, dan siswa terbiasa belajar berkelompok.

Kesimpulan

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Student Teams Achievement Division )

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meingkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas IV SD Negeri

(6)

jombor Lor Kecamatan Mlati. Hal ini terlihat dari persentase motivasi belajar siswa yang mengalami peningkatan. Sebelum diberikan tindakan berupa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD motivasi belajar peserta didik hanya mencapai persentase 32% atau sebanyak 8 siswa. Setelah diberikan tindakan motivasi belajar peserta didik mengalami peningkatan menjadi 48% atau sebanyak 12 siswa pada siklus I dan menjadi 80% atau sebanyak 20 siswa pada siklus II.

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatan prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Jombor Lor Kecamatan Mlati. Peningkatan prestasi belajar siswa terlihat dari peningkatan rata-rata dan juga persentase ketuntasan belajar siswa. Sebelum diberikan tindakan berupa pembelajaran kooperatif tipe STAD rata-rata belajar siswa hanya mampu mencapai nilai 66.20 dengan persentase ketuntasan sebesar 44%. Setelah diberikan tindakan rata-rata nilai peserta didik mengalami peningkatan menjadi 72 dengan persentase sebesar 60% pada siklus I dan meningkat menjadi 85 dengan persentase sebesar 92% pada siklus II. Hal ini sudah menuhi indikator penelitian. Peningkatan prestasi belajar peserta didik kelas IV SD Negeri Jombor Lor Kecamatan Mlati dalam pembelajaran Matematika dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD

Penerapan Tindakan Kelas yang tepat. Metode Stad yang tepat adalah yang dikembangkan berdasarkan keadaan siswa. Meskipun komponen dalam metode STAD bersifat umum,namun harus dikembangkan berdasarkan kebutuhab siswa pada saat pembelajaran metode STAD akan diterapkan.

2. Kelebihan dan Kelemahan a. Kelebihan

Metode STAD memiliki keunggulan dapat mendorong siswa lebih aktif melalui serangkaian kegiatan yang menjadi bagian tidak terpisahkan,yakni belajar berkelompok dan berdiskusi.

b. Kelemahan

Metode STAD selain memiliki keunggulan juga memiliki kelemahan,yakni memerlukan keterlibatan guru secara aktif untuk mengarahkan jalanya serangkaian kegiatan agar efektif.Pengarahan menjadi kunci efektivitas metode STAD.

3. Efektifitas

STAD sebagai sebuah metode terbukti efektif meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.

Saran

1. Bagi Sekolah; diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan kelengakapan sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan belajar.

2. Bagi Guru; diharapkan untuk terus menerapkan variasi dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik tetap bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

3. Bagi Peserta didik; diharapkan untuk selalu mempersiapkan diri dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran khususnya Matematika sehingga lebih mudah untuk melakukan aktivitas belajar dan juga mendapatkan hasil belajar yang optimal.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Mulyati, dkk., 2006. Strategi Belajar Mengajar, Bandung: UPI,

Arikunto, Suharsini. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja. Rosda Karya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Djamarah, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Erman Suherman dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: FMIPA UPI

Etin Solihatin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning. Jakarta : Bumi Aksara.

Fathurrohman, Pupuh. & Sutikno M. Sobri. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama.

Hendrijanto. 2008. Efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan persamaan dan fungsi kuadrat ditinjau dari aktivitas belajar siswa. Tesis. Surakarta: UNS Pascasarjana Hendriyadi. 2011. Efektifitas Penggunaan

Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams achievement divisions (STAD) pada Pokok Bahasan Relasi dan Fungsi ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMPN Kabupaten Lamandau. Tesis. Surakarta: UNS-Pascasarjana Prog. Studi Pendidikan Matematika

Isjoni, H. 2011. Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: Alfabeta

Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo 2005. Perilaku Organisasi, Terjemahan: ErlySuandy, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Lie, Anita. 2010. Kooperatif Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning diRuang-ruang Kelas). Jakarta: Grasindo. Mangkuprawira, Syafri dan Hubeis, Aida

Vitalaya. 2007. Manajemen Mutu SumberDaya Manusia. Penerbit : Galia Indonesia. Bogor

Mila Ratnawati. 1996. Hubungan antara Persepsi Anak terhadap SuasanaKeluarga, Citra Diri, dan Motif Berprestasi dengan Prestasi Belajar padaSiswa Kelas V SD Ta’Miriyah Surabaya. Jurnal Anima Vol XI No. 42

Mohammed Shafiuddin. 2010. “Cooperative Learning Approach in Learning Mathematics”. International Journal of Educational Administration. Volume 2, Number (4): 589

Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: Bumi Aksara

Rifai, Muh Husyain. 2007. Efektivitas Metode Pembelajaran Stad Teknik Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar IPS Geografi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Gondangrejo Tahun Ajaran 2008/2009. Tesis. Surakarta: UNS Pascasarjana

Robbins, Stephen. 2007. Organizational Behaviour, Tenth Edition (Perilaku Organisasi edisis ke sepuluh) Alih Bahasa Drs. Benyamin Molan. Jakarta: Salemba Empat.

Robert E Slavin. 2008. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

(8)

Ruseffendi. 1992. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sukarnyana. 2002. Penelitian Tindakan

Kelas. Malang : Proyek Peningkatan PPPG Sumadi Suryabrata. 2007. Psikologi

Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Referensi

Dokumen terkait

Pada abad ke-21 guru akan dihadapkan pada berbagai tantangan dalam mengajar, antara lain mengajar dalam masyarakat multikultur, mengajar untuk konstruksi

Doing arithmetic operations (addition, subtraction, multiplication, division and.. exponential)

Mahmudi (Pedagang Bandeng), Umi Komsiyah (Pedagang Kios), Setiawan (Pedagang Kelontong), Suroso (Pedagang Sembako), Sri Maryati (Pedagang sembako), Jumiyem

Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai pengembangan digital library yang ditujukan untuk perpustakaan Smk Yasmida Ambarawa .Teknologi dan komunikasi tak

Audiovisual Dalam Penguasaan Keterampilan Pertolongan Persalinan Kala II” adalah proses mental yang berhubungan dengan panca indera yang terjadi pada mahasiswa Program Studi

difasilitasi oleh dua orang instruktur yang memiliki Nomor Induk Asesor yang relevan, termasuk pada saat ujian. Rayon LPTK merancang strategi pelaksanaan PLPG, materi

Tingkat kesamaan komposisi serangga kanopi pohon apel di Poncokusumo dan Bumiaji yang dikoleksi dengan perangkap bejana warna kuning dan biru pada musim berbunga dan

[r]