Republik
Bataaf d
an
Pemerint
ahan Dae
ndels
• Allison Ardianto/XI MIA 5/1
• Gabrielle Deanella /XI MIA 5/14 • Geyyaratana Wirasutta/XI MIA
5/16
Republik Bataaf
Masa Pemerintahan Republik Bataaf
• Pada tahun 1795 terjadi perubahan di Belanda. Muncullah kelompok yang menamakan dirinya kaum patriot.
• Kaum ini terpengaruh oleh semboyan Revolusi Perancis: liberte (kemerdekaan), egalite (persamaan), dan
fraternite(persaudaraan).
• Berdasarkan ide dan paham yang digelorakan dalam Revolusi Perancis itu maka kaum patriot menghendaki perlunya
negara kesatuan.
• Raja Willem V melarikan diri ke Inggris. Belanda dikuasai Perancis.
• Dibentuklah pemerintahan baru sebagai bagian dari Perancis yang dinamakan Republik Bataaf (1795-1806).
• Pemimpin Republik Bataaf adalah Louis Napoleon saudara dari Napoleon Bonaparte.
• Sementara itu dalam pengasingan, Raja Willem V oleh
pemerintah Inggris ditempatkan di Kota Kew. Raja Willem V
kemudian mengeluarkan perintah yang terkenal dengan “Surat-Surat Kew”. Isi perintah itu adalah agar para penguasa di negeri jajahan Belanda menyerahkan wilayahnya kepada Inggris bukan kepada Perancis. Dengan “Surat-surat Kew” itu pihak Inggris
bertindak cepat dengan mengambil alih beberapa daerah di Hindia seperti Padang pada tahun 1795, kemudian menguasai Ambon dan Banda tahun 1796. Inggris juga memperkuat
Latar Belakang Pemerintahan
Daendels
Herman Willem Daendels (lahir di Hattem, Gelderland,
Republik Belanda, 21 Oktober 1762 – meninggal di Elmina, Belanda Pantai Emas, 2 Mei 1818 pada umur 55 tahun), adalah seorang
politikus Belanda yang merupakan Gubernur-Jenderal Hindia Belanda
yang ke-36. Ia memerintah antara tahun 1808 – 1811. Masa itu
Belanda sedang dikuasai oleh Perancis.
Pada tahun 1780 dan 1787 ia ikut para kumpulan pemberontak di Belanda dan kemudian melarikan diri ke Perancis. Di sana ia
menyaksikan dari dekat Revolusi Perancis dan lalu menggabungkan diri dengan pasukan Batavia yang republikan. Akhirnya ia mencapai pangkat Jenderal dan pada tahun 1795 ia masuk Belanda dan masuk tentara Republik Batavia dengan pangkat Letnan-Jenderal. Sebagai kepala kaum Unitaris, ia ikut mengurusi disusunnya Undang-Undang Dasar Belanda yang pertama. Bahkan ia mengintervensi secara
militer selama dua kali. Tetapi invasi orang Inggris dan Rusia di
provinsi Noord-Holland berakibat buruk baginya. Ia dianggap kurang tanggap dan diserang oleh berbagai pihak. Akhirnya ia kecewa dan mengundurkan diri dari tentara pada tahun 1800. Ia memutuskan pindah ke Heerde, Gelderland.
Pada tahun 1806 ia dipanggil oleh Raja Belanda, Raja
Louis (Koning Lodewijk) untuk berbakti kembali di tentara Belanda. Ia ditugasi untuk mempertahankan provinsi
Friesland dan Groningen dari serangan Prusia.
Setelah sukses, pada tanggal 28 Januari 1807 atas saran
Kaisar Napoleon Bonaparte, ia dikirim ke Hindia Belanda sebagai Gubernur-Jenderal menggantikan
Gubernur-Jenderal Albertus Wiese dan untuk mengisi kekosongan kekuasaan akibat dibubarkannya VOC .
Daendels Memiliki Dua Tugas Utama, yaitu:
1. Mengisi kekosongan kas negara
2. Menjaga pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris
Kebijakan Daendels di
Nusantara
Beberapa Kebijakan yang dibuat Daendels :
Bidang Ekonomi dan Keuangan
Bidang Pertahanan dan Keamanan
Bidang Pemerintahan
Bidang Hukum dan Peradilan
Bidang Ekonomi dan
Keuangan
Mengeluarkan mata uang kertas.
Menjual tanah produktif milik rakyat kepada swasta
sehingga muncul tanah swasta (partikelir) yang banyak dimiliki orang Cina, Arab, dan Belanda.
Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene
Rekenkaer) dan dilakukan pemberantasan korupsi dengan keras.
Pajak In Natura (Contingenten) dan sistem penyerahan
wajb (Verplichte Leverantie) yang diterapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan diperberat.
Mengadakan Preanger Stelsel, yaitu kewajiban bagi
Bidang Pertahanan dan
Keamanan
• Membangun Jalan Raya dari Anyer sampai
Panarukan kurang lebih 1.000 kilometer yang diselesaikan dalam waktu 1 tahun dengan kerja paksa/rodi dan di setiap 7 kilometer dibangun pos jaga.
• Membangun Benteng di beberapa kota dan
pusat pertahananya di Kalijati Bandung.
Membangun pabrik senjata di Gresik dan
Semarang. Hal ini dilakukan Daendels sebab tidak lagi dapat mengharapkan bantuan dari
Eropa. Hubungan Belanda dan Indonesia sangat sukar sebab ada blokade Inggris di lautan.
Bidang
Pemerintahan
o Membagi Pulau Jawa menjadi 9 daerah yang
masing-masing dikepalai seorang kepala daerah.
o Memindahkan pusat pemerintahan dari Sunda
Kelapa ke Welterreden (sekarang gedung Mahkamah Agung di Jakarta).
o Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif
pendamping Gubernur Jendral dibubarkan dan diganti dengan Dewan Penasehat.
o Para bupati dijadikan pegawai pemerintahan
Bidang Hukum dan Peradilan
Dalam bidang hukum Daendels membentuk 3 jenis
pengadilan, yaitu :
a. Pengadilan untuk orang Eropa
b. Pengadilan untuk orang Pribumi
c. Pengadilan untuk orang Timur Asing
Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu termasuk
terhadap bangsa Eropa. Akan tetapi ia sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran dalam kasus
Bidang Sosial
Rakyat dipaksa untuk melakukan kerja rodi untuk membangun jalan Anyer – Panarukan.
Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan atau sultan.
Akibat Pemerintahan Daendels
Rakyat Indonesia mengalami penderitaan
yg sangat hebat. Selain dituntut untuk
membayar pajak-pajak pemerintah,
mereka juga diharuskan terlibat dalam
Penjualan tanah juga termasuk penduduk
yang mendiami wilayah tersebut, sehingga
penderitaan rakyat kecil semakin
bertambah akibat dari tindakan
sewenang-wenang para pemilik tanah.
Ribuan rakyat Indonesia meninggal dalam
pembuatan jalan raya anyer-panarukan.
Dikarenakan kerja yang sangat berat
Akhir Pemerintahan Daendels
0Daendels sebenarnya seorang liberal, tetapi setelah tiba di
Indonesia berubah menjadi seorang diktator yang bertindak kejam dan sewenang-wenang. Akibatnya, pemerintahannya banyak menimbulkan kritik, baik dari dalam maupun luar
negeri, akhirnya Daendels dipanggil pulang ke negeri Belanda.
0Louis Napoleon kemudian mengangkat Jansen sebagai
gubernur jenderal yang baru menggantikan Daendels. Jansen ternyata tidak mampu menahan serangan-serangan Inggris sehingga menyerah di Tuntang. Ia pun menandatangani