• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT GOITER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT GOITER"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Sabtu, 02 Oktober 2010

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT GOITER

PENDAHULUAN

Tumor pada kelenjar tiroid diklasifikasikan berdasarkan sifat benigna atau maligna selain berdasarkan ada tidaknya tirotoksikosis dan kualitas pembesaran kelenjar tersebut yang dapat menyebar atau ireguler. Jika pembesaran kelenjar tiroid cukup membuat kelenjar tersebut terlihat pada leher, tumor ini dinamakan Goiter atau gondok. ( Susanne, keperawatan medikal bedah Brunner, hal.1315)

PENGERTIAN TIPE GOITER Goiter toksik

Goiter yang disertai dengan hipertiriodisme. Hipertiroidisme dapat didefenisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan atau akibat asupan hormon tiroid secara berlebihan. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan.

Goiter nontoksik

Etiologi goiter non toksik antara lain adalah defisiensi iodium atau gangguan kimia intra tiroid oleh berbagai faktor. Simple goiter atau Goiter koloid

Tipe penyakit goiter yang sering ditemukan terutama pada kawasan geografis yang kekurangan iodium. Penyakit ini disebabkan oleh defisiensi iodium dan konsumsi sat goitrogenik dalam jumlah yang lebih besar oleh pasien dengan kelenjar tiroid yang rentan. Zat ini mencakup pemberian iodium atau litium secara berlebihan untuk pengobatan manik-depresif.

Simpel goiter menggambarkan keadaan hipertropi kompensatoripada kelenjar tiroid yang kemungkinan disebabkan stimulasi kelenjar tiroid. Kelenjar hipofisis menghasilkan tirotropin atau TSH, yaitu suatu hormon yang mengontrol pelepasan hormon dari kelenjar tiroid, produksinya meningkat, jika aktivitas tioid berada dibawah normal seperti pada iodium tidak cukup untuk produksi hormon tiroid. Penyakit goiter semacam ini biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali pembesaran pada leher, yang terjasi secara berlebihan, dapat mengakibatkan kompressi trakea.

Apabila tindakan operatif dianjurkan, komplikasi pasca operatif dapat dikurangi dengan menempatkan keadaan ioditiroid pra operatif yang ditimbulkan oleh pengobatan dengan preparat anti tiroid dan pemberian senyawa iodida pra operatif untuk mengurangi ukuran serta vaskularisasi.

Goiter noduler

Kelenjar tiroid tertentu bersifat noduler karena ada satu atau beberapa daerah hiperplasia (pertumbuhan berlebihan) dalam keadaan yang tampaknya serupa dengan keadaan yang menyebabkan timbulnya simple goiter. Akibat kelainan ini tidak terdapat gejala, tetapi ukuran nodul yang terbentuk tidak jarang meningkat secara perlahan dan kemudian turun kedalam rongga thoraks sehingga menimbulkan gejala penekanan. Sebagian nodul berubah menjadi maligna dan sebagian lainnya disertai keadaan hipertiroid.

GOITER NON TOKSIK

Untuk menghindari kesimpangsiuran pada pembahasan penata laksanaan asuhan keperawatan, penulisan makalah ini dibatasi hanya pada pembahasan goiter non toksik.

Goiter non toksik merupakan gangguan yang sangat sering dijumpai dan menyerang sampai 16 % wanita dan 4 % pria yang berusia antara 20-60 tahun (patofisiologi, EGC hal. 1077).

ETIOLOGI

Etiologi goiter non toksik antara lain adalah defisiensi iodium atau gangguan kimia intra tiroid oleh berbagai faktor (patofisiologi, EGC hal. 1077). PATOFISIOLOGI

Akibat defisiensi iodium atau gangguan kimia intra tiroid kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresi tiroksin terganggu, mengakibatkan peningkatan kadar TSH dan hiperplasia dan hipertropi folikel-folikel tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid pada pasien goiter non toksik sering bersifat eksaserbasi dan remisi disertai hiperevolusi dan involusi pada bagian-bagian kelenjar tiroid. Hiperplasia mungkin bergantian dengan fibrosis, dan dapat timbul nodula-nodula yang mengandung folikel-folikel tiroid.

GAMBARAN KLINIS

Secara klinis pasien dapat memperlihatkan penonjolan disepertiga bagian bawah leher. Goiter yang besar dapat menimbulkan masalah kompresi mekanik, disertai pergeseran letak trakea dan eusofagus, dan gejala-gejala obstruksi.

PENGOBATAN

Terapi goiter antara lain dengan penekanan TSH oleh hormon tiroid. Pengobatan dengan tiroksin yang lama akan mengakibatkan penekanan TSH hifosis, dan penghambatan fungsi tiroid disertai atropi kelenjar tiroid. Goiter yang besar mungkin perlu dibedah untuk menghilangkan gangguan mekanis dan kosmetis yang diakibatkannya. Pada masyarakat dimana goiter timbul sebagai akibat kekurangan iodium maka garam dapur harus diberi tambahan iodium. PENCEGAHAN

Penyakit simple goiter atau gondok endemik dapat dicegah dengan memberikan senyawa iodiumkepada anak-anak dikawasan yang kandungan iodiumnya buruk. Jika asupan merata iodium kurang dari 40 mg/hari, kelenjar tiroid akan mengalami hipertropi . Organisasi kesehatan sedunia (WHO) menganjurkan iodisasi garam hingga mencapai konsentrasi satu bagian dalam 100.000 yang sudah cukup untuk pencegahan goiter. Di Amerika Serikat, garam beriodium merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit goiter dalam masyarakat yang rentan.

ASUHAN KEPERAWATAN a. Pengkajian

Aktifitas/istirahat

Gejala : insomnia, sensivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat. Tanda : atropi otot

Sirkulasi

Gejala : palpitasi, nyeri dada (angina)

Tanda : disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah dengan takanan dada yang berat, takhikardi saat istirahat, sirkulasi kolap, syok (krisis tirotoksikosis).

Eliminasi

Gejala : urine dalam jumlah yang banyak, perubahan dalam faeces. Integritas ego

Gejala : mengalami stress yang berat baik maupun fisik Tanda : emosi labil (euphoria sedang sampai delirium), depresi. Makanan/cairan

Gejala : kehilangsn berat badan mendadak, nafsu makan meningkat, makannya sering, kehausan, mual dan muntah. Tanda : pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting terutama daerah pretibial.

Neurosensori

Tanda : bicara cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku, seperti bingung, disorientasi, gelisa, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak, hiperaktif reflek tendon dalam (RTD).

(2)

Gejala : nyeri orbital/fothopobia Pernafasan

Tanda : frekwensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, sumbatan jalan nafas, terjadi penekanan.

Keamanan

Gejala : tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, kebutuhan meningkat akan iodium (G), alergi etrhadap iodium (Hi).

Tanda : suhu meningkat 37,4 derajat celcius. Diaforesisi, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus, exoftalmus: retraksi, iritasi padakonjungtiva dan berair. Puritus, lesi, eritema ( sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.

Seksualitas

Tanda : penurunan libido, hipomenorhea dan impotensi. Penyuluhan/pembelajaran

Gejala : adanya riwayat keluarga mengalami masalah itroid, riwayat hipotiroidisme, terapi hormon tiroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian, riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikemia, gangguan jantung atau pembedahan jantung, penyakit yang baru terjadi (pnemonia), trauma, periksaan rontgen fhoto dengan zat kontras.

b. Diagnosa keperawatan

1. Nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya pembesaran jaringan pada leher, penekanan trakhea. 2. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan adanya penekanan daerah oesofagus, penurunan nafsu makan.

3. Gangguan konsep diri (harga diri rendah) berhubungan dengan tidak efektifnya coping individu, adanya pembesaran pada leher. 4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.

c. Intervensi Diagnosa 1 Rencana tindakan :

1. Pantau frekwensi pernafasan , kedalaman, dan kerja pernafasan 2. Auskultasi suara nafas, catat adanya perubahan suara patologis

3. Waspadakan klien agar leher tidak tertekuk/posisikan semi ekstensi atau eksensi pada saat beristirahat. 4. Ajari klien latiahan nafas dalam

5. Selidiki keluhan kesulitan menelan 6. Persiapkan operasi bila diperlukan. Diagnosa 2

Rencana tindakan :

1. Kaji adanya kesulitan menelan, selera makan, kelemahan umum dan munculnya mual dan muntah. 2. Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat bada setiap hari serta laporkan adnaya penurunan.

3. Dorong klien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga beri makanan lunak, dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna.

4. Beri/tawarkan makanan kesukaan klien.

5. Kolaborasi : konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin. Diagnosa 3

Rencana tindakan :

1. Kaji tingkat perubahan rentang harga diri rendah 2. Pastikan tujuan tindakan yang kita lakukan adalah realistis

3. Sampaikan hal-hal yang positif secara mutlak untuk klien, tingkatkan pemahaman tentang penerimaan anda pada pasien sebagai seorang individu yang berharga.

4. Tentukan untuk perilaku manipulatif, identifikasi konsekensi untuk pelanggaran ini dengana cara yang berbelit-belit. 5. Diskusikan masa depan klien, bantu klien dalam menetapkan tujuan-tujuan jangka pendek dan panjang.

Diagnosa 4 Rencana tindakan :

1. Tinjau kembali proses penyakit dan harapan masa datang 2. Berikan informasi yang tepat dengan keadaan individu

3. Identifikasi sumber stress dan diskusikan faktor pencetus krisis tiroid yang terjadi, seperti orang/sosial, pekerjaan, infeksi, kehamilan 4. Berikan informasi tentang tanda dan gejala dari penyakit gondok serta penyebabnya

5. Diskusikan mengenai terapi obat-obatan termasuk juga ketaatan etrhadap pengobatan dan tujuan terapi serta efek samping obat etrsebut 6. Beri dukungan moril dapat menjalankan semua anjuran/informasi yang didapat baik oleh petugas kesehatan maupun keluarga. PENYIMPANGAN KDM PENYAKIT GOITER

Defesiensi iodium/Gg kimia intra tiroid Perubahan litium dan iodium berlebihan

Zat goiterroenik

simple goiter/goiter koloid Goiter noduler

Gangguan kelenjar tiroid

Gangguan sekresi tiroksin

Kompensatorik stimulus kel.tiroid

Hipetropi peningkatan TSH hiperplasia Maligna

(3)

Dan oesofagus

Penekanan daerah setempat

Obstruksi jalan nafas Gg pernafasan Gg pola nutrisi Nafas tidak efektif

Efektifitas coping tidak Gg konsep diri (HDR)

Ketidakmampuan masalah kurang informasi kurang Pengetahuan DAFTAR PUSTAKA

1. Marlyna E Doenges, dkk, Nursing Care Plans, edisi 2, F.A Davis C ompany, Philadelphia, 1984.

2. Barbara C Long, Perawatan Medikal Bedah, jilid 3, terjemahan, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran Bandung, 1996. 3. Hotma Rumaharbo, S.Kp. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistim Endokrin, EGC,1999.

4. Barbara Engram, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, EGC, Jakarta,1998. 5. Susanne, Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddart. EGC. Jakarta.

6. Sylvia A. Price, Dkk. Patofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit, edisi 4, EGC, Jakarta, 1995.

ProductInformation

Gondok biasa adalah pembesaran kelenjar gondok (tiroid), yaitu kelenjar berbentuk kupu-kupu yang terletak di bawah pangkal tenggorokan (depan leher). Penyakit gondok dibedakan menjadi dua jenis, yaitu gondok biasa clan gondok beracun (hipertiroid). Gondok biasa tidak menimbulkan gejala yang serius, tetapi jika tidak diobati lama-kelamaan akan menjadi gondok beracun.

Penyebab

Gondok biasa disebabkan oleh gangguan pada kelenjar tiroid sehingga tidak dapat mensekresikan hormon tiroid sesuai dengan kebutuhan tubuh.Juga dapatterjadi karena kekurangan kadar yodium yang menyebabkan penyakit gondok bersifat endemik.

Gejala dan tanda-tanda

Pada gondok biasa, kelenjar tiroid membesar sehingga menyebabkan leher membengkak. Jika pembengkakan menekan saluran pernapasan dan saluran pencernaan, menyebabkan sulit bernapas dan susah menelan.

Pencegahan dan perawatan

1 Gunakan garam beryodium untuk mencegah gondok yang bersifat endemik.

2. Hindari makanan yang dapat mengurangi hormon tiroksin, seperti kol, kacang kedelai, kacang tanah, kacang polong, bayam, dan stroberi. 3. Untuk gondok yang besar clan tidak mau mengecil, sebaiknya lakukan operasi.

Pengobatan herbal

Resep 1

30 g temuputih segar 10 g sambiloto kering

a. Cuci bersih semua bahan, rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, Ialu saring. Resep 2

30 g benalu teh kering 30 g daun dewa segar

a. Cuci bersih semua bahan, rebus dengan 700 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu saring. b. Minum 2 kali sehari.

Resep 3

25 g rumput laut che chai (Porphyra tenera) atau rumput laut hai tai/kun bu (Laminaria japonica) a. Cuci bersih bahan, masak menjadi sup.

b. Makan sampai habis.

Catatan.,

Pilih salah satu resep don lakukan secara teratur. Disarankan tetap konsultasi ke dokter. Rumput lout che chai don hai tai/kun bu dapat dibeli di toko obat Tionghoa.

Gondok atau Goiter Nontoksik (Tidak beracun) adalah pembesaran kelenjar thyroid yang abnormal

yang penyebabnya bermacam-macam. Kelenjar thyroid berfungsi untuk memproduksi hormone tiroid

yang berfungsiuntuk mengontrol metabolisme tubuh sehingga tercapai pertumbuhan dan

perkembangan yang normal.Kelenjar tiroid membesar secara merata, menyerang lebih banyak pada

wanita usia antara 20-60 tahun.

Gejalanya :

(4)

Biasanya tidak sakit

Komplikasi ;

- Hipotiroid yaitu suatu keadaan dimana produksi hormon tiroid berkurang

- Kesulitan dalam bernapas/menelan karena penekanan pada kerongkongan dan tenggorokan di

leher

- Tirotoksikosis/gondok racun jarang terjadi

- Kanker tiroid

Penyebabnya :

- Auto Immun (dimana tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang jaringan itu sendiri)

- Obat-obatan tertentu

- Kurangnya yodium dalam makanan dan air minum yang terdapat di pegunungan tertentu.

Pencegahan : Pemberian yodium dicampur pada gram dapur

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perbandingan antara kelas fisik dengan menggunakan dua kriteria yang dibandingkan kelas produksi dan kelas rendemen diatas menunjukkan bahwa pada SPL 2

Ciri klinis: batuk-batuk produktif dengan sputum banyak berwarna kotor dan berbau. Sering ditemukan adanya pneumonia dengan hemoptisis dan nyeri pleura. Sering ditemukan jari

Indikasi transfusi plasma beku segar untuk neonatus meliputi: (1)Mengembalikan kadar eritrosit agar mirip darah lengkap untuk kepentingan transfusi masif, misalnya

Berdasarkan hasil pengambilan keputusan yang dilakukan pada tanggal 23 Maret 2021 bahwa PT Taliabu Godo Maogena ditetapkan “MEMENUHI” standar Verifikasi Legalitas

AKMAL Padang Kandis, 50 Kota, pada tanggal 10 Oktober SMKN 1 Kecamatan Guguak Teknik Mekanik

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan karya tulis ilmiah ini dengan

Dalam hal pewayangan, pihak Surakarta mempertahankan aliran Kyai Panjang Mas yang hanya memiliki tiga orang panakawan (Semar, Gareng, dan Petruk), sedangkan pihak