• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DNA DAN RNA docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS DNA DAN RNA docx"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Makalah

Bioteknologi Molekuler

ANALISIS DNA DAN RNA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ELEKTROFERESIS GEL

DISUSUN OLEH KELOMPOK I:

M. ILHAM (H311 14 001) ELVA SIHAYA (H311 14 002) SRI RAMDANI (H311 14 006) RISMA ACHMAD (H311 14 007) FENTI SAMPE SIALLA’ (H311 14 012)

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Analisis DNA Dan RNA Dengan Menggunakan Teknik Elektroferesis Gel”. penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Bioteknologi Molekuler di Departemen Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas hasanuddin.

Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan dimiliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penyusunn makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini.

Makassar, 17 Oktober 2017

(3)

DAFTAR ISI

2.1 Pengertian DNA dan RNA………...

2.2 Perbedaan DNA dan RNA...

2.3 Pengertian 2.3.4 Teknik Elektroforesis Analisis DNA, RNA maupun

Protein………... 2.3.5Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan

(4)

Kesimpulan………

DAFTAR PUSTAKA………...

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Elektroforesis merupakan metode yang sudah dipakai oleh banyak peneliti

terutama yang semakin pesat dinegara-negara berkembang akan selalu diikuti pula

dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang semakin marak dibidang teknologi.

Salah satu diantaranya adalah pengembangan di bidang Biologi Molekul. Bidang

ilmu pengetahuan Bidang Molekuler ini telah dimulai pada akhir abad ke 19,

setelah metode elektroforesis ditemukan dan dipakai untuk menganalisa berbagai

kegiatan penelitian di bidang Kimia, Biologi (Genetika, Taksonomi dan

Bio-sistematik).

Metode elektroforesis mulai berkembang akhir abad ke-19 setelah

ditemukan penelitian yang menunjukkan adanya efek dari listrik terhadap

partikel-partikel atau molekul-molekul yang bermuatan listrik, dalam hal ini termasuk juga

DNA, RNA dan protein. Elektroforesis berasal dari bahasa Yunani yang

mempunyai arti transport atau perpindahan melalui partikel partikel listrik.

Metode elekroforesis telah digunakan dan dikembangkan didalam teknik analisa

(5)

sangat pesat sekali di zaman kemajuan teknologi, disebabkan karena

pengerjaannya sangat sederhana dan sangat mudah. Di dalam ilmu biologi

maupun biologi molekuler, metode elektrorofesis banyak digunakan untuk

taksonomi, sistematik dan genetik dari hewan ataupun tumbuhan. Elektroforesis

dapat dibagi menjadi tiga yaitu elektroforesis kertas, elektroforesis gel, dan

elektroforesis kapiler. Dalam makalah ini dibahas elektroforesis gel.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah makalah ini yaitu :

1. Apakah yang dimaksud dengan DNA dan RNA ?

2. Apa perbedaan DNA dan RNA

3. Bagaimanakah teknik analisis DNA, RNA menggunkan metode

elektroferesis gel ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan makalah ini yaitu :

1. Mengetahui pengertian DNA dan RNA ?

2 Mengetahui perbedaan DNA dan RNA

3 Mengetahui teknik analisis DNA, RNA menggunkan metode

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian DNA dan RNA

Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit

mononukleotida, jika unit-unit pembangunnya dioksinukleotida maka asam

nukleat itu disebut dioksiribonukleat (DNA) dan jika terdiri dari unit-unit

mononukleotida disebut asam ribonukleat (RNA).

DNA, Deoxyribose Nucleic Acid adalah asam nukleotida, biasanya dalam

bentuk heliks ganda yang mengandung instruksi genetik yang menentukan

perkembangan biologis dari seluruh bentuk kehidupan sel. DNA seringkali dirujuk

sebagai molekul hereditas karena ia bertanggung jawab untuk penurunan sifat

genetika dari kebanyakan ciri yang diwariskan. Pada manusia, ciri-ciri ini

misalnya dari warna rambut hingga kerentanan terhadap penyakit. Selama

pembelahan sel, DNA direplikasi dan dapat diteruskan ke keturunan selama

reproduksi (Campbell,2000).

DNA dan RNA mempunyai sejumlah sifat kimia dan fisika yang sama

sebab antara unit-unit mononukleotida terdapat ikatan yang sama yaitu melalui

jembatan fosfodiester antara posisi 3′ suatu mononukleotida dan posisi 5′ pada

(7)

(DNA) dan asam ribonukleat (RNA) memberikan dasar kimia bagi pemindahan

keterangan di dalam semua sel.

Dua tipe utama asam nukleat adalah asam dioksiribonukleat (DNA) dan

asam ribonukleat (RNA). DNA terutama ditemui dalam inti sel, asam ini

merupakan pengemban kode genetik dan dapat memproduksi atau mereplikasi

dirinya dengan tujuan membentuk sel-sel baru untuk memproduksi organisme itu

dalam sebagian besar organisme, DNA suatu sel mengerahkan sintesis molekul

RNA, satu tipe RNA, yaitu messenger RNA (mRNA), meninggalkan inti sel dan

mengarahkan tiosintesis dari berbagai tipe protein dalam organisme itu sesuai

dengan kode DNA-nya.

2.2 Perbedaan DNA dan RNA

Meskipun banyak memiliki persamaan dengan DNA, RNA memiliki

perbedaan dengan DNA, antara lain yaitu:

a). Bentuk serta Ukuran DNA dan RNA

Pada umumnya molekul RNA lebih pendek dari molekul DNA. DNA

berbentuk double helix, sedangkan RNA berbentuk pita tunggal. Meskipun

demikian pada beberapa virus tanaman, RNA merupakan pita double namun tidak

terpilin sebagai spiral. Rantai DNA memiliki lebar 22-24 Å, sementara panjang

satu unit nukleotida 3,3 Å[2]. Walaupun unit monomer ini sangatlah kecil, DNA

dapat memiliki jutaan nukleotida yang terangkai seperti rantai. Misalnya,

kromosom terbesar pada manusia terdiri atas 220 juta nukleotida.

b) Fungsi DNA dan RNA

DNA berfungsi memberikan informasi atau keterangan genetik, sedangkan

(8)

1. RNA d, menerima informasi genetik dari DNA, prosesnya dinamakan

transkripsi, berlangsung didalam inti sel.

2. RNA t, mengikat asam amino yang ada di sitoplasma.

3. RNA r, mensintesa protein dengan menggunakan bahan asam amino,

proses ini berlangsung di ribosom dan hasil akhir berupa polipeptida.

Namun demikian, peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai

perantar antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku

untuk semua organisme hidup. Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan

kode urutan basa nitrogen DNA dalam proses transkripsi. Kode urutan basa ini

tersusun dalam bentuk 'triplet', tiga urutan basa N, yang dikenal dengan nama

kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino (atau kode untuk berhenti),

monomer yang menyusun protein. Lihat ekspresi genetik untuk keterangan

lebih lanjut.

(9)

Gambar 2.1 Komponen DNA dan RNA Komponen :

Gula pada DNA deoksiribosa , sedangkan RNA adalah ribosa

Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang

tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat,

satu gugus gula ribosa, dan satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun

dari ikatan berselang-seling antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus

gula ribosa dari nukleotida yang lain.

Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang

berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu

2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester

antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada

gula lainnya. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula

penyusunnya; gula RNA adalah ribosa.

d) Lokasi DNA dan RNA

DNA pada umumnya terdapat di kromosom, sedangkan RNA tergantung

dari macamnya, yaitu:

 RNA d(RNA duta), terdapat dalam nukleus, RNA d dicetak oleh salah satu

pita DNA yang berlangsung didalam nukleus.

 RNA p(RNA pemindah) atau RNA t(RNA transfer), terdapat di sitoplasma.

(10)

e) Struktur DNA dan RNA

Gambar 2.2 Struktur DNA dan RNA Basa nitrogen :

 Purin — DNA adalah Adenin dan Guanin, pada RNA adalah Adenin dan

Guanin

 Pirimidin — DNA adalah Timin dan sitosin, pada RNA adalah Urasil dan

sitosin

Kadar: pada DNA: tetap (tidak dipengaruhi oleh kecepatan sintesis protein),

RNA:berubah-ubah, tergantung aktivitas sintesis protein.

Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada satu gugus hidroksil tambahan

pada cincin gula ribosa (sehingga dinamakan ribosa). Basa nitrogen pada RNA

sama dengan DNA, kecuali basa timin pada DNA diganti dengan urasil pada

(11)

nukleotida.Selain itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda

sebagaimana DNA, tetapi bervariasi sesuai dengan tipe dan fungsinya.

DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda.

Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan

dengan orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini disebut sebagai antiparalel.

Masing-masing untai terdiri dari rangka utama, sebagai struktur utama, dan basa

nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai

pada heliks ganda DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang

terdapat pada kedua untai tersebut. Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah

adenin (dilambangkan A), sitosin (C, dari cytosine), guanin (G), dan timin (T).

Adenin berikatan hidrogen dengan timin, sedangkan guanin berikatan dengan

sitosin (Fessenden dan Joan, 1986) .

2.3 Pengertian Elektroforesis

Elektroforesis adalah teknik pemisahan suatu partikel atau spesiesatau ion

atau partikel koloid berdasarkan kemampuan berpindah melalui medium

konduktif, biasanya berupa larutan bufer, sebagai respon adanya suatu medan

listrik. Secara teknis, elektroforesis merupakan istilah yang diberikan untuk

migrasi partikel yang bermuatan akibat diberikan arus listrik searah atau DC

(Direct Current).Teknik elektroforesis ditentukan oleh ciri molekular ionik dan

adanya muatan sebagai sifat fisik. Arah dan laju pergerakan tergantung pada spot

dan intensitas muatan ionik. Bufer elektroda digunakan untuk konduktor arus

dengan menjadi jembatan konduksi diantara dua elektroda sehingga

memungkinkan terjadinya aliran medan listrik.

Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada

(12)

bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium, kemudian dialiri arus listrik

dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut

akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Kecepatan gerak molekul

tergantung pada nisbah muatan terhadap massanya serta tergantung pada bentuk

molekulnya.

Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz, yang terkait dengan

sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan kondisi elektris lingkungan:

F adalah gaya Lorentz, q adalah muatan yang dibawa oleh objek, E adalah medan listrik.

Secara umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan,

mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen DNA.Pergerakan molekul terutama

tergantung di muatan yang ada pada permukaan partikel, tanda dan besarnya

muatan pembawa oleh variasi group ionogenik.Tergantung kepada kekuatan

molekul listrik dan pH dari medium dalam mengkateristik, sehingga pemisahan

molekul dapat terjadi karena efek seleksi dan medium yang sesuai.

Elektroforesi gel merupakan salah satu teknik utama dalam biologi

molekular. Prinsip dasar teknik ini adalah bahwa DNA, RNA, atau protein dapat

dipisahkan oleh medan listrik. Dalam hal ini, molekul-molekul tersebut

dipisahkan berdasarkan laju perpindahannya oleh gaya gerak listrik di dalam

matriks gel. Laju perpindahan tersebut bergantung pada ukuran molekul

bersangkutan. Elektroforesis gel biasanya dilakukan untuk tujuan analisis, namun

dapat pula digunakan sebagai teknik preparatif untuk memurnikan molekul

sebelum digunakan dalam metode-metode lain seperti spektrometer massa, PCR,

kloning, sekuensing DNA, atau immuno-blotting yang merupakan metode-metode

(13)

2.3.1 Bagian-bagian dari Elektroforesis

Gambar 2.3 Elektroforesis Gel Agarosa

Gambar 2.4 Elektroforesis Gel Akrilamida a. Gel

Salah satu komponen dari elektroforesis adalah gel. Gel merupakan media

yang berfungsi sebagai matriks Penyaring molekul. Pemilihan gel bergantung

pada ukuran molekul yang akan di elektroforesis.

(14)

1. Gel poliakrilamida denaturasi, berfungsi untuk memurnikan penanda

oligonukleotida dan menganalisis hasil ekstensi primer.

2. Gel agarosa, berfungsi untuk memisahkan rantai DNA yang berukuran

besar.

Biasanya, gel agarosa digunakan untuk memisahkan fragmen DNA yang

lebih besar (lebih dari 50 bp)dan digunakan secara horizontal. Gel poliakrilamida

digunakan untuk fragmen kecil (kurang dari 50 bp) dan digunakan secara vertikal.

Jarak antara dua fragmen DNA yang berbeda ukuran dapat ditentukan berdasarkan

konsentrasi matriks agarosa.Secara umum, molekul yang lebih kecil bergerak

lebih cepat dan bermigrasi lebih jauh dari molekul kecil karena memiliki gesekan

yang lebih rendah saat bergerak menuju elektroda positif.

Gel agarosa dimurnikan dari polisakarida alga Rhodophyla. Gelidian dan

Glaucaria adalah komponen yang dimodifikasi residu galaktosanya. Didalam

hubungan dengan polisakarida, agropefin dibentuk agar. Agarose larut pada buffer

(TAE) yang mendidih dan ditunggu untuk dingin, Hasil ini dicetak pada cetakan

gel yang ditempatkan pada suhu ruang.

Gambar 2.5 Agarosa

Poliakrilamida dibentuk dari akrilamida dan N,N’-methyle-bis-akrilamida

(15)

perisulphate dan N,N,N,N'-tetramethylethylenediamin (TEMED). TEMED adalah

katalis yang dibentuk dari radikal bebas ionperisulfate dan diinisiasi

polymerization dari akrilamida. Poliakrilamida dapat dikondisikan sebagai

polimer yang netral, kationik, anionik, atau amfoter dengan sifat fisika dan kimia,

panjang dan berat molekul yang bervariasi.

Gambar 2.6 Polimerisasi akrilamida

Perbedaan penggunaan pada gel agarosa dengan gel akrilamida adalah :

1. Gel Poliakrilamid

a. Lebihefektifuntukpemisahanfragmen DNA antara 5-50bp

b. Power: ekstrimtinggi.

c. Ukuranperbedaan DNA yang terpisah sampai 1bp.

d. Pembuatannya lebih sulit dibanding gel agarosa, karena biasanya

digunakan poliakrilamid dengan resolusi yang tinggi.

e. Medan gerak secara vertical dan listriknya konstan.

2. Gel Agarosa

(16)

b. Mempunyailajupemisahanlebihcepat.

c. Dapat memisahkan fragmen DNA antara 50 bp – 50kb tergantung

dari konsentrasi gel agarosa yang digunakan.

d. Medan gerak biasanya horizontal.

b. Buffer

Buffer atau larutan penyangga yang digunakan pada proses elektroforesis

berfungsi untuk menjaga kesetimbangan pH dan memberikan ion untuk

konduktivitas saat proses elektroforesis.

Jenis-jenis buffer yang digunakan pada proses elektroforesis, yaitu :

1. Elektroforesis DNA :

a. Buffer TAE (Tris-acetate-EDTA), atau

b. TBE (Tris-borate-EDTA )

c. Loading buffer

2. Elektroforesis Protein yaitu Buffer Tris

a. Proses Elektroforesis

Elektroforesis gel agarosa memiliki beberapa komponen yang terdiri dari:

1. Comb: digunakan untuk membentuk well pada gel agarosa.

2. Tray: digunakan untuk sebagai cetakan gel agarosa.

3. Chamber: digunakan sebagai wadah gel agarosa.

4. Sumber listrik: digunakan untuk memberi arus saat proses elektroforesis.

Proses elektrolisis terbagi menjadi tiga tahap yaitu, tahap pembuatan

(17)

1. Pembuatan matriks gel

Untuk mempersiapkan gel, agarosa bubuk dicampur dengan buffer

elektroforesis dengan konsentrasi yang diinginkan, dan dipanaskan dalam oven

microwave untuk mencairkannya. Etidium bromida ditambahkan ke gel

(konsentrasi akhir 0,5 ug / ml) untuk memfasilitasi visualisasi DNA setelah

elektroforesis. Setelah pendinginan larutan menjadi sekitar 60oC, larutan

dituangkan ke nampan pengecoran berisi sisir sampel dan pemadatan akan terjadi

pada suhu kamar. Setelah gel telah dipadatkan, sisir diambil dengan hati-hati agar

jangan sampai merobek bagian bawah sumur.

Gambar 2. 7 Pembuatan Matriks Gel Agarosa 2. Elektroforesis

Gel yang berada dalam nampan plastik, dimasukkan ke ruang horizontal

elektroforesis dan ditutupi dengan buffer. Campuran sampel yang mengandung

DNA dicampur loading buffer kemudian dipipet ke dalam sumur sampel, tutup

dan kekuasaan lead ditempatkan pada aparatus dan dialirkan arus. Aliran arus

dapat dipastikan dengan mengamati gelembung dari elektroda. DNA akan

bermigrasi ke arah elektroda positif, yang biasanya berwarna merah, yang

(18)

katoda

anoda

Gel agarosa

buffer

Gambar 2.8 Proses Elektroforesis b. Visualisasi atau stainning

Dalam elektroforesis juga digunakan bahan-bahan seperti Etidium

Bromida yang bersifat karsinogenik dan Brom Fenol Blue. Hal tersebut karena

Etidium Bromida dapat meningkatkan daya fluoresensi dari DNA sehingga dapat

terlihat jelas, sedangkan Brom Fenol Blue berfungsi sebagai pewarna untuk

memantau kecepatan molekul DNA pada gel. Jarak perpindahan DNA dalam gel

dapat diperkirakan melalui pemantauan visual dengan menggunakan pewarna

pelacak seperti pewarna bromofenol biru dan xilena cyanol.

(19)

2.3.2 Fungsi Elektroforesis

Berikut ini adalah beberapa fungsi dari elektroforesis, yaitu:

a. menyediakan informasi mengenai ukuran, konfirmasi dan muatan dari

protein dan asam nukleat

b. sebagai metode pemisahan yang dapat digunakan untuk menentukan

komponen dari protein atau asam nukleat setiap individu

c. Pada bidang kepolisian teknik ini digunakan nuntuk pemeriksaan DNA,

karakteristik khusus, misalnya sidik jari. Sehingga membantu polisi dalam

mengungkap sebuah kasus.

Dalam biologi molekuler, elektroforesis merupakan salah satu cara untuk

memvisualisasikan keberadaan DNA, plasmid, dan produk PCR.

2.3.3 Analisis DNA dan RNA dengan Teknik Elektroforesis Gel

Elektroforesis adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan dan

memurnikan suatu makromolekul khususnya protein dan asam nukleat

berdasarkan perbedaan ukuran. Elektroforesis merupakan metode yang paling

banyak dipakai saat ini dalam percobaan biokimia dan biologi molekuler protein

(Jean and Francois G., 2010)

Elektroforesis gel agarosa adalah teknik paling baik yang pernah dibuat

dan secara rutin digunakan di laboratorium klinis untuk analisis protein dan DNA

pada berbagai cairan biologis (serum, urine, CSF). Teknik ini merupakan teknik

yang menggunakan prinsip elektroforesis zona. Seperti yang diketahui, molekul

protein bermigrasi pada medium padat/gel yang direndam dengan suatu larutan

penyangga di bawah pengaruh medan listrik. Migrasi ini tergantung pada muatan

listrik, titik isoelektrik bersih dan massa molekul protein (Jean and Francois G.,

(20)

Prinsip kerja elektroforesis gel dimulai saat makromolekul yang

bermuatan listrik ditempatkan pada medium berisi tenaga listrik.

Molekul-molekul tersebut akan bermigrasi menuju kutub positif atau kutub negatif

berdasarkan muatan yang terkandung di dalamnya. Molekul-molekul yang

bermuatan negatif (anion) akan bergerak menuju kutub positif (anoda), sedangkan

molekul-molekul yang bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub

negatif (katoda) (Lee & Bahaman, 2010).

Elektroforesis digunakan untuk menyediakan informasi mengenai ukuran,

konfirmasi dan muatan dari protein dan asam nukleat. Elektroforesis dalam skala

besar memungkinkan untuk digunakan sebagai metode pemisahan yang dapat

digunakan untuk menentukan komponen dari protein atau asam nukleat setiap

individu (Fairbanks & Andersen, 1999).

Elektroforesis gel memisahkan makromolekul berdasaran laju

perpindahannya melewati suatu gel di bawah pengaruh medan listrik.

Elektroforesis gel memisahkan suatu campuran molekul DNA menjadi pita-pita

yang masing-masing terdiri atas molekul DNA dengan panjang yang sama

(Campbell dkk, 2002).

Ada tiga jenis gel yang dapat digunakan dalam elektroforesis DNA, yaitu

(Lee & Bahaman, 2010):

1. Gel poliakrilamida denaturasi, berfungsi untuk memurnikan penanda

oligonukleotida dan menganalisis hasil ekstensi primer.

2. Gel alkalin agarosa, berfungsi untuk memisahkan rantai DNA yang

(21)

3. Gel agarose formaldehid denaturasi, berfungsi untuk menyediakan sistem

elektroforesis yang digunakan untuk fraksi RNA pada ukuran standar

Biasanya, gel agarosa digunakan untuk memisahkan fragmen DNA yang lebih

besar (lebih dari 200 bp) dan gel poliakrilamida digunakan untuk fragmen kecil

(kurang dari 200 bp). Jarak antara dua fragmen DNA yang berbeda ukuran dapat

ditentukan berdasarkan konsentrasi matriks agarose. Mobilitas/pergerakan DNA

relatif tergantung pada faktor-faktor tertentu, terutama pada konsentrasi agarosa

dalam gel, kekuatan arus yang digunakan, kekuatan ionik dari larutan buffer, dan

konformasi fragmen DNA itu sendiri. Molekul DNA bermigrasi melalui pori-pori

kecil yang terbentuk dalam padatan gel agarosa. Secara umum, molekul yang

lebih kecil bergerak lebih cepat dan bermigrasi lebih jauh dari molekul kecil

karena memiliki gesekan yang lebih rendah saat bergerak menuju elektroda

positif. Konsentrasi yang rendah pada gel agarosa memberikan resolusi yang lebih

baik untuk fragmen besar, dengan memberikan pemisahan yang lebih besar antara

band yang secara ukuran tidak terlalu jauh berbeda. Konsentrasi gel yang lebih

tinggi, di sisi lain, dapat mengurangi kecepatan migrasi fragmen panjang yang

sementara itu dapat memfasilitasi pemisahan yang lebih baik pada fragmen DNA

kecil (Lee & Bahaman, 2010).

Namun, fragmen yang lebih besar dapat bermigrasi secara lebih cepat daripada

fragmen yang lebih kecil, karena tegangan pada gel yang ditingkatkan. Selain itu,

DNA memiliki muatan yang konsisten untuk rasio massa, sehingga ukuran

molekul DNA merupakan faktor utama yang mempengaruhi migrasi melalui

matriks gel. Terlepas dari kenyataan bahwa penerapan tegangan tinggi dapat

(22)

resolusi pemisahan (di atas sekitar 5 sampai 8 V/cm). Untuk alasan itu, resolusi

terbaik dari fragmen yang lebih besar dari 2 kb dicapai dengan menerapkan tidak

lebih dari 5 V/cm pada gel (Lee & Bahaman, 2010).

Gambar 2.10 Rangkaian Alat Elektroforesis Gel Elektroforesis gel memiliki beberapa komponen yang terdiri dari

Comb: digunakan untuk membentuk well pada gel agarose.

1. Tray: digunakan untuk sebagai cetakan gel agarose.

2. Chamber: digunakan sebagai wadah gel agarose.

3. Sumber listrik: digunakan untuk memberi arus saat proses elektroforesis

Dalam elektroforesis juga digunakan bahan-bahan sepert Etidium Bromida yang

bersifat karsinogenik dan Brom Fenol Blue. Hal tersebut karena Etidium Bromida

(23)

sedangkan Brom Fenol Blue berfungsi sebagai pewarna untuk memantau

kecepatan molekul DNA pada gel (Birren and Lai, 1993).

2.3.4 Teknik Elektroforesis Analisis DNA, RNA maupun Protein

Elektroforesis DNA dilakukan misalnya untuk menganalisis

fargmen-fragmen DNA hasil pemotongan dengan enzim restriksi. Fragmen molekul DNA

yang telah dipotong-potong dapat ditentukan ukurannya dengan cara membuat gel

agarosa yaitu suatu bahan semi-padat ditentukan ukurannya dengan cara membuat

dari rumput laut. Gel agarosa dibuat dengan melarutkannya dalam suatu buffer.

Agar dapat larut dengan baik, pelarutannya dibantu dengan pemanasan, misalnya

menggunakan oven gelombang mikri (microwave oven). Dalam keadaan panas,

gel akan berupa cairan sehingga mudah dituang ke atas suatu lempeng (plate)

yang biasanya terbuat dari Perspex. Sebelum mendingin dan memadat, pada ujung

gel tersebut dibuat lubang-lubang dengan menggunakan lembaran Perspex tipis

yang dibentuk menyerupai sisir. Sisir tersebut di tancapkan pada salah satu ujung

gel yang masih cair. Dengan demikian, pada waktu gel memadat dan sisirnya

diambil terbentuklah lubang-lubang kecil. Kedalam lubang-lubang kecil itulah

sampel molekul DNA dimasukkan. Gel agarosa yang sudah terbentuk kemudian

dimasukkan ke dalam suatu tanki yang berisi buufer yang sama dengan yang

digunakan untuk membuat gel. Buffer dapat dibuat misalnya dengan tris-asetat

EDTA (TAE) atau tris-borat-EDTA (TBE) (Yuwono, 2007).

Setelah DNA dimasukkan kedalam lubang sampel, arus listrik dialirkan

kutub yang sejajar dengan lubang sampel DNA berupa kutub negative, sedangkan

kutub lainnya posistif. Oleh karena DNA bermuatan negative maka

(24)

kemudian direndam dalam larutan yang mengandung etidium bromida. Etidium

bromida akan menginteraksi (menyisip ke dalam) DNA, penggunaan etidium

bromida dimasukkan untuk membantu visualisasi karena etidium bromida akan

memendarkan sinar ultraviolet. Jika gel disinari dengan ultraviolet dari bawah

maka akan tampak citra berupa pita-pita pada gel. Pita-pita tersebut adalah

molekul-molekul DNA yang bergerak sepanjang gel setelah dielektroforesis.

Molekul RNA dapat dianalisis dengan prinsip yang sama, yaitu menggunakan gel

agarosa, namun dengan menggunakan buffer yang berbeda yaitu yang

mengandung formaldehid (Yuwono, 2007).

Gambar 2.11 Perangkat Elektroforesis SDS-PAGE

Elektroforesis protein pada dasarnya dilakukan dengan prinsip serupa

seperti yang digunakan dalam elektroforesis DNA, namun gel yang digunakan

adalah gel poliakrilamid. Seringkali dalam pembuatan gel akrilamid ditambahkan

sodium dodecyl sulphate (SDS) yang merupakan senyawa untuk mendisosiasikan

protein menjadi subunitnya. Metode elektroforesis yang demikian disebut

SDS-PAGE (sodium dodecyl sulphate polyacrylamid gel electrophoresis). Berbeda

halnya dengan DNA, protein yang dielektroforesis dapat dianalisis dengan

(25)

bersama-sama dengan sampel. Pengecatan protein dapat juga dilakukan dengan

larutan perak nitrat yang lebih sensitive disbanding dengan Coomassie blue

(Yuwono, 2007).

2.3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemisahan Komponen Pada Elektroforesis DNA

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan

komponen pada elektroforesis DNA, adalah :

1. Ukuran molekul DNA

Molekul yang lebihbesarakanbergeraklebihlambat, misalnya DNA linier

lebihcepatdibanding DNA sirkuler. Jarakmigrasimolekul DNA pada gel

adalahlajuterbalikproporsional log-10 darijumlahpasangan basa.

(26)

Gambar di atas menunjukkan hasil khas elektroforesis DNA dalam kaitannya

dengan ukuran fragmen DNA dan jarak yang dimigrasikan melalui gel

agarose. Di sebelah kiri, ada sampel penanda yang bisa dijadikan kontrol dan

sebagai referensi untuk panjang DNA (pada pasangan basa). Di sebelah kanan

penanda, ada tiga contoh sampel DNA yang berbeda: Contoh A, Contoh B dan

Contoh C. Gambar menunjukkan betapa kecil fragmen DNA bergerak lebih

jauh di seluruh gel agarose daripada fragmen DNA yang lebih besar. Jarak ini

dapat digunakan untuk mengidentifikasi atau mencocokkan sekuens DNA

tertentu. Grafik di sebelah kanan gambar menunjukkan hubungan nonlinier,

hubungan antara ukuran fragmen DNA dan jarak yang dimigrasikan. Ini

adalah kurva negatif karena fragmen DNA semakin besar, mereka bermigrasi

lebih sedikit jaraknya melalui gel.

2. Konsentrasi gel agarose

Fragmen DNA

yangbervariasiukuranmolekulnyaakanberberaksesuaidengankonsentrasidari gel

agarosa yang digunakan.

(27)

3. Konformasi DNA

Laju migrasi juga tergantung pada bentuk/konformasi DNA, kita tahu

bahwa ada 3 macam bentuk DNA yaitu super-helix circular (I), circular-opened

(II), dan linier (III).Meskipun ketiga bentuk itu mempunyai berat yang sama tetapi

laju migrasip ada gel elektroforesis berbeda. Perbedaan laju migrasi ini karena:

 Terutama konsentrasi gel agarose

 Kekuatan aruslistrik dan ionik buffer yang digunakan

 Densitas kembaran super heliks pada bentuk I

 Padabeberapakondisibentuk I lebihcepatdisbandingbentuk III

 Tergantung juga kenaikan kuantitas EtBr: konsentrasiEtBr meningkat,

pengikatan DNA meningkat pula sehinggamobilitasmeningkattajam,

contoh untuk bentuk I

 Konsentrasi EtBr kritis antara 0.1mg/ml-0.5ml/mg

4. Penggunaan Voltage danarahdaribidangelektris

Voltage rendah menyebabkan laju migrasi DNA linier proporsional.

Idealnya untuk DNA ± 2kb pada gel agarose bergerak ± 5v/cm. Arah dari bidang

elektris konstans untuk DNA 50-100kb bergerak dengan laju yang sama, akan

berubah secara periodic sesuai kecepatan pergerakan DNA akan berubah juga.

5. Komposisibasa DNA atau temperatur

Baikkomposisibasamaupun temperatur tidakbegituberpengaruh, mobilitas

DNA stabilpada temp. 4-30°C. Dan elektroforesis gel agarosa dilakukan pada

suhu kamar

6. Keberadaan pewarna DNA

Iintercalating agentethidium bromide (EtBr) adalah pewarna fluoresen untuk

(28)

EtBr dapat mengurangi mobilitas DNA linier sampai 15%.Hanya sedikit DNA ±

1ng dapat dideteksi secara langsung dengancara gel diletakkan pada media

UV-transil luminator. EtBr dapat digunakan untuk mendeteksi single- atau

double-stranded asam nukleat (DNA atau RNA). Meskipun, affinity dariEtBr-dye ini

untuk single-stranded asam nukleat relatif rendah dan pendaran fluorensen

minimum.

7. Komposisi buffer elektroforesis

Buffer elektroforesis yang digunakan harus sesuai dengan pelarut yang

digunakan untuk pembuatan gel agarose. Misal:

a. Tris-asetat; umum dipakai untuk preparative, kemampuannya paling rendah,

tetapi efektif untuk isolasi DNA dari gel agarosa baik elektro elusi maupun

gel ekstraksi.

b. Tris-borat; resolusi cukup baik, tapi untuk mengisolasi kembali DNA dari

(29)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu

1. unit-unit pembangun dioksinukleotida maka asam nukleat itu disebut

dioksiribonukleat (DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleotida

disebut asam ribonukleat (RNA).

2. Perbedaan DNA dan RNA dapat lihat berdasarkan bentuk serta ukuran ,

fungsi, komponen, lokasi DNA dan RNA

3. Pemisahan DNA ataupun RNA dilakukan dengan menggunakan

elektroforesis gel. Molekul DNA dan RNA terpisah berdasarkan ukuran

ketika dilewatkan pada matriks gel dengan aliran listrik. DNA dan RNA

memiliki muatan negatif, dan saat berada dalam aliran listrik, akan

bermigrasi melalui gel menuju kutub positif, hanya saja Buffer yang

digunakan dielektoforesis gel berbeda untuk DNA biasanya menggunakan

buffer tris-asetat EDTA (TAE) atau tris-borat-EDTA (TBE), sedangkan

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A, J.B. Reece, and L.G. Mitchell, 2000. Biology. 6th ed. Jakarta :

Erlangga.

Fessenden, RJ dan Joan F. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Jean, Francois Giot. 2010. Agarose Gel Electrophoresis – Aplications in Clinical Chemistry. Journal of Medical Biochemistry 2010; 29 (1).

Lee, S.V., Bahaman, A.R. 2010. Modified gel preparation for distinct DNA fragment analysis in agarose gel electrophoresis. Tropical Biomedicine 27(2): 351-354 (2010).

Tarigan, Simson. 2011. Penggunaan Polymerase Chain Reaction Enzyme Linked Oligonucelotide Sorbent Assay (PCR-ELOSA) untuk Deteksi Agen Penyakit. WARTAZOA, 21(1), 1-8.

Yuwono, T., 2007. Biologi Molekular. Jakarta: Erlangga.

Sumber lain :

http://diazonium.wordpress.com/2012/05/18/tabel-perbedaan-dna-rna/diakses tanggal 9 Oktober 2017.

Gambar

Gambar 2.2 Struktur DNA dan RNA
Gambar 2.3 Elektroforesis Gel Agarosa
Gambar 2.5 Agarosa
Gambar 2.6 Polimerisasi akrilamida
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilakukan dengan amplifikasi fragmen gen pengkode DNA polimerase dan HBsAg, konfirmasi produk PCR dengan elektroforesis gel agarosa, pemurnian produk PCR

PFGE telah digunakan untuk memisahkan fragmen DNA besar dari kromosom bakteri setelah dipotong dengan enzim yang mengenali sekuen potong yang jarang terdapat dalam genom (Harrell

Penelitian ini dilakukan untuk mengamati efek imobilisasi terhadap fragmen DNA bakteri setelah penyimpanan dingin selama lima bulan, bakteri yang digunakan adalah

Untuk beban kecil digunakan penyearah gelombang penuh 1 phasa yang memiliki 4 dioda dan pada beban yang membutuhkan daya yang lebih besar biasanya menggunakan

Dalam konstruksi gen, dibutuhkan seleksi optimal pada daerah atau fragmen gen yang diperkirakan dapat menimbulkan respon imun kuat, meminimalis panjang DNA

Ukuran pita fragmen DNA sekitar 284 bp dari hasil amplifikasi (amplikon) yang diperoleh dari DNA metagenomik sputum P.48B, P.46B, dan P.47B MDR- TB merupakan ukuran yang sesuai

Elektroforesis merupakan teknik untuk memisahkan molekul-molekul seperti protein atau fragmen asam nukleat pada basa berdasarkan kecepatan migrasi melewati gel

NAD+ digunakan oleh enzim DNA ligase untuk membantu penggabungan fragmen Okazaki selama replikasi Kofaktor dan Koenzim dalam Replikasi DNA FAD Flavin Adenine Dinucleotide FAD