STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI KERAKYATAN BERBASIS AGRIBISNIS DAN MIGAS
DI KABUPATEN FAKFAK
Pandhu Yuanjaya
“Tulisan pendek ini hanyalah secuil hasil penelitian Tim PSKK UGM di Kabupaten
Fakfak, baik dari pendekatan etnografi-nya yang
begitu indah maupun sajian data sensus yang
sangat kaya”. Kondisi Existing Sektor Unggulan
Dalam memacu pertumbuhan ekonomi, kebijakan ekonomi Kabupaten Fakfak harus menganut paradigma baru dimana pemberdayaan ekonomi rakyat harus menjadi perhatian utama. Sebagian besar masyarakat masih hidup atau memiliki kegiatan ekonomi pada sektor agriculture (pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, kelautan). Pembangunan ekonomi
Kabupaten Fakfak harus memperhatikan keterkaitan kebelakang (backward linkage) dengan sektor pertanian atau sektor primer, sedangkan keterkaitan kedepan (forward lingkage) harus memperhatikan pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah dan pemasaran yang baik, serta potensi Migas yang besar.
Sekor pertanian merupakan sektor yang mendominasi pembentukan PDRB Kabupaten Fakfak tahun 2010 sebesar 25,89% (BPS Kab. Fakfak, 2011). Walaupun memiliki kecenderungan berkurang, namun masih jauh lebih tinggi dibanding dengan sektor lain seperti Jasa-jasa (19,39) dan Perdagangan, Hotel dan Restoran (19,23). Tidak bisa dipungkiri bahwa potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Fakfak sangat besar dan beragam pada sektor ini. Komoditas yang telah dimanfaatkan dan dikembangkan meliputi semua jenis tanaman holtikultura dan tanaman buha-buahan. Komoditas buah durian yang tumbuh di seluruh distrik misalnya dapat menghasilkan 905 ton/Ha/tahun. Hal ini belum ditambah dengan potensi industri pengolahan makanan seperti dodol durian, atau aneka olahan lainnya.
Distrik Fakfak Barat. Sektor kehutanan memiliki potensi yang sangat dominan karena hampir seluruh wilayah Kabupaten Fakfak masih di dominasi oleh hutan sekitar 81,5 % dari seluruh luas wilayah Fakfak. Dari data yang ada sektor kehutanan baru memberikan kontribusi sebesar 7% dari PDRB Kabupaten Fakfak pada tahun 2010 (BPS, 2010) bila dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya yang meningkat sampai 13%, baik yang berasal dari kayu bulat maupun industri pengolahan kayu hulu (plywood). Jumlah penduduk di Kabupaten Fakfak yang bermata pencaharian nelayan sebanyak 2.332 jiwa yang tersebar di hampir semua distrik yang ada di Fakfak kecuali Distrik Kramongmongga dengan rata-rata produksi hasil perikanan dan kelautan 1.059,17 ton dan nilai jual sekitar 5,1 milyar (Fakfak dalam Angka 2014). Selain itu potensi yang dapat dikembangkan lainnya adalah peternakan yang meliputi sapi, babi, kambing dan sebagainya.
Harus diakui bahwa dengan potensi agribisnis yang sangat besar di Kabupaten Fakfak, masih belum dapat dioptimalkan. Masyarakat, dengan pengetahuan, kehalian, tenaga dan permodalan yang terbatas, tentu tidak dapat berjalan sendiri dalam mengelola potensi tersebut. Dari potensi dan kebijakan daerah tentu pembangunan harus diarahkan sepenuhnya pada sektor agribisnis. Harapan masa depan sektor agribisnis tersebut tidak bisa diraih dengan begitu mudahnya. Keberhasilan sektor pertanian juga tidak lepas dari peran pemerintah sebagai pembuat kebijakan, perusahaan agribisnis sebagai investasi dan penggerak pasar, dan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produknya. Selain dari ketiga komponen tersebut, di lapangan ditemukan kendala yang dihadapi oleh masyarakat berupa adanya mafia pemasaran produk pertanian atau yang biasa di sebut tengkulak. Tengkulak mempunyai kekuatan untuk mengendalikan harga di tingkat petani dengan berbagai cara. Tentu hal ini sangat membahayakan masyarakat Kabupaten Fakfak yang saat ini hingga saat ini selalu menjual hasil pertaniannya kepada tengkulak.
potensi-potensi kegiatan pertambangan yang belum tergali antara lain meliputi Gas Bumi terdapat di distrik Fakfak Timur, Karas, Bomberay dan distrik Kokas, sedangkan emas, biji besi dan batu bara sedang dilakukan survey di beberapa distrik.
Arah Pembangunan Ekonomi Kabupaten Fakfak Berbasis Agribisnis dan Migas
Karakteristik Kabupaten Fakfak sebagai wilayah yang memiliki potensi pertanian, peternakan, perkebunan, kebutanan dan kelautan, maka pembangunan ekonomi kerakyatan sudah semestinya didorong ke arah pengembangan agribisnis. Pengembangan Kawasan Agribisnis merupakan alternatif solusi yang tepat dalam pembangunan perdesaan tanpa melupakan pembangunan perkotaan. Melalui pengembangan kawasan agribisnis, diharapkan terjadi interaksi yang kuat antara pusat kawasan dengan wilayah produksi pertanian. Pengembangan sektor agriculture di masing-masing distrik dan kampung harus diarahkan kepada sistem agribisnis, karena pendekatan ini akan dapat meningkatkan nilai tambah hasil produksi. Sektor agribisnis sebagai sektor ekonomi rakyat memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan lebih lanjut, baik untuk memperkuat ekonomi rakyat, maupun sebagai andalan Indonesia dalam perdagangan bebas.
Merujuk pada arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Fakfak (RPJMD 2011-2015), pengembangan telah direncanakan di berbagai sektor berbasis kondisi keunggulan di masing-masing wilayah. Untuk meningkatkan keunggulan wilayah/daerah masing-masing di Kabupaten Fakfak, Pemerintah merencanakan Pembangunan Daerah yang dilakukan dengan cara meningkatkan fungsi masing-masing wilayah distrik sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimilikinya dengan pengembangan kawasan strategis daerah. Secara ringkas strategi Pemerintah Kabupaten Fakfak dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:
Skema Strategi Pengembangan Potensi Daerah Kabupaten Fakfak
Sektor Strategi Kelompok Sasaran Program
Perikanan dan Kelautan
Pemberdayaan masyarakat, perbaikan infrastruktur
Kelompok masyarakat
Program Minapolitan
Pertanian dan Peternakan
Pemberdayaan masyarakat, pengembangan UKM, perbaikan infrastruktur
Individu, kelompok masyarakat dan pemilik UKM
Program Agropolitan dan Program Agrowisata
Kehutanan dan Perkebunan
Industri pengelolaan kayu melalui investasi perusahaan swasta (HPH)
Individu, Kelompok masyarakat
Pertambangan Pengembangan
Sektor-sektor ekonomi rakyat maupun sektor padat modal memiliki karakteristik yang berbeda. Sektor ekonomi rakyat bersifat subsistem, skala kecil, lemah baik dalam permodalan maupun manajemen, serta kurang memiliki akses yang luas pada sumber permodalan dan pemasaran. Sedangkan sektor yang padat modal umumnya berlaku sebaliknya. Kedua sektor semestinya komplementer, dalam bentuk keterkaitan antar sektor. Dengan demikian pengembangan sektor tersebut dalam suatu wilayah harus sinergis, sinkron dan dapat menjawab permasalahan. Setidaknya terdapat lima hal yang harus diperhatikan dalam upaya menopang ekonomi rakyat di Kabupaten Fakfak, yaitu terkait iklim investasi, perdagangan, perbankan, koperasi dan transportasi
Dari kelima sektor yang mempengaruhi perdagangan, maka dapat masalah dan strateginya dapat dipetakan sebagai berikut:
Pemetaan Akses Perdagangan di Kabupaten Fakfak
Sektor Titik Kritis Intervensi Sasaran
1. Investasi Minimnya investasi pertanian dan promosi ke Pemerintah Pusat (K/L), Provinsi lain, dan Perusahaan Swasta Pengembangan potensi
unggulan dengan disiplin waktu (1 tahun, 5 tahun, 10 tahun, hingga 25 tahun)
Kementerian
Pembuatan Perda Tata Guna Lahan
Pembuatan peraturan perjanjian jual beli tanah Penguatan kelembagaan 2. Perdagangan Kurangnya akses
perdagangan di setiap distrik sehingga hampir seluruh masyarakat menjual hasil produksi ke tengkulak
Pembuatan Pasar di titik strategis
3. Perbankan Kurangnya akses perbankan oleh masyarakat di Distrik lain selain Distrik Fakfak
Kerjasama Pemda dan Bank menyediakan Bank Unit Desa
Sosialisasi jangka panjang mengenai perbankan
Individu, kelompok masyarakat, pemilik UKM
4. Koperasi Minimnya jumlah koperasi di distrik (kecuali di kota)
Pelatihan koperasi individu potensial yang diambil dari masyarakat setempat
Pendampingan jangka panjang pada masyarakat lokal untuk merubah pola pikir
Kelompok masyarakat
Koperasi tidak fokus bergerak pada sektor tertentu
Pembuatan KUD (Koperasi Unit Desa) pada sektor-sektor unggulan di masing-masing distrik, misalnya: KUD PALA,
Komunitas, masyarakat di setiap distrik
5. Transportasi Minimnya transportasi pengangkut hasil pertanian dan perikanan
Penyediaan transportasi regular antar distrik dan distrik ke kota, terutama laut dan udara
Masyarakat
Belum memadainya transportasi antar pulau
Pengembangan Bandar udara dan pelabuhan