• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR KERJA SISWA LKS IPA TERPADU 2.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LEMBAR KERJA SISWA LKS IPA TERPADU 2.pdf"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

The 4th International Conference on Islam and Higher Education (ICIHE-2016)

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA TERPADU

DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

Titik Rahayu1,Syafrimen 2,Widya Wati 3

1,2,3

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam Negeri, Indonesia

1

titikrahayu23@yahoo.com,

2

syafrimen@denintan.ac.id,

3widyawati@radenintan.ac.id

Abstrak

Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam pembelajaran IPA terpadu sangat membantu guru dalam pembelajaran di kelas. Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD salah satu metode yang dapat diterapkan pada LKS IPA terpadu dalam pembelajaran fisika. Penelitian ini bertujuan mengetahui respon ahli, praktisi dan respon siswa terhadap LKS IPA terpadu dalam pembelajaran fisika pada sekolah menengah. Penelitian dijalankan menggunakan Research & Development. Sembilan orang subjek (tiga orang ahli materi, tiga orang ahli media dan tiga orang praktisi) dilibatkan untuk menilai kesesuaian materi, desain, dan keterpakaian LKS. 70 orang siswa (20 orang siswa uji coba kelompok kecil dan 50 orang siswa uji coba kelompok besar) dilibatkan untuk melihat kemenarikan LKS IPA Terpadu tersebut. Lembar validasi digunakan untuk melihat respon ahli dan praktisi. Sedangkan respon siswa dikumpulkan menggunakan angket. Data dianálisis secara deskriptif menggunakan statistik deskriptif berbantukan software Statistics Package For Social Science (SPSS versi 22.0). Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon ahli materi tinggi (70%) dan respon praktisi Tinggi 79% sedangkan respon ahli media sangat tinggi (80%), respon siswa sangat tinggi (85.30% uji coba kelompok kecil dan 87.86% kelompok besar).

(3)

PENGENALAN

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar cetak yang disiapkan dan digunakan guru untuk membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai, dengan memberikan komentar yang bermanfaat terhadap tujuan khusus sehingga melibatkan siswa dalam pembelajaran aktif dan efisien (Atasoy, 2006; Demircioglu, 2006; Guler H, 2002; Kaymakci, 2012, 2006; Kurt, 2002; Lee, 2014; McDowell, 1985; Sahin, 2006; Saka. A, 2001; Sands, 1997; Sasmaz-Oren, 2012; Tan, 2008). Pandangan tersebut diperkuat oleh pendapat lain yang menyatakan bahwa LKS merupakan salah satu media tertulis dan visual yang penting di bawah pendekatan konstruktivis (Kosa, 2008), dan menjadi kekuatan penopang kurikulum pada beberapa Negara (Lesley, 2003; Martin, 2012; Reid, 1984).

Penggunaan LKS dalam pembelajaran membuat siswa merasa senang karena mereka lebih mengerti cara merancang percobaan IPA dengan langkah percobaan yang sederhana, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan (Wulandari, 2012). Berdasarkan (Permendiknas, 2006) bahwa pada sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) penyajian pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dilakukan secara terpadu. Penyampaian IPA secara terpadu diperlukan sarana berupa model pembelajaran beserta perangkat pembelajaran yang sesuai (Rahayu.P, 2012), yaitu peralatan yang dirancang dengan baik dan bahan seperti LKS (Cakir, 2006).

Pendukung penggunaan LKS secara rinci dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri-sendiri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri (Slavin, 1995). Pembelajaran dalam kooperatif STAD, guru menyajikan konten atau keterampilan dalam kegiatan kelompok kecil dengan cara biasa yaitu pembukaan, pengembangan dan dipandu praktek (A. I. Y. Gambari, Mudasiru Olalere; Thomas, David, 2015). Jika dihubungkan dengan definisi pendidikan yakni pendidikan merupakan proses bimbingan untuk perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok yang dilakukan secara sadar dalam rangka pendewasaan manusia dan pembentukan pribadi yang mandiri serta kesempurnaan secara jasmani dan rohani (Supriyoko, 2007) tentunya perlu dilakukan pengembangan media dan metode pembelajaran yang bermuara pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut.

LATAR BELAKANG

Guru merupakan salah satu figur penting yang bertanggung jawab dalam proses pembelajaran (Koc, 2014). Pasal 39 ayat 2 UU No.20 Tahun 2003 menyatakan bahwa guru sebagai tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi guru pada pendidikan tinggi. Pembelajaran dalam UU No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 20 merupakan proses interaksi siswa, guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus memperhatikan efektifitas siswa dalam belajar dan siswa konsentrasi dalam proses pembelajaran yang dilakukan (Silberman, 2006).

(4)

dan miskin metode dilihat sebagai penyebab utama buruknya hasil kerja siswa dalam mata pelajaran sains (Adegoke, 2011; Bajah, 2000; A. I. Y. Gambari, Mudasiru Olalere; Thomas, David, 2015; I. A. Gambari, 2010; Jegede, 2007; Olorukooba, 2007).

Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran perlu menjadi perhatian serius (Leikin, 1997). Keterlibatan siswa tersebut bisa dilakukan dengan cara mengembangkan dan menggunakan LKS (Gunes, 2005; Tutak, 2008a, 2008b), dan memastikan siswa mendapat sesuatu dalam proses pembelajaran yang dilakukan (Bak-Kibar, 2010a, 2010b). Penggunaan LKS menjadikan siswa lebih mudah memahami dan memecahkan permasalahan dalam proses pembelajaran yang sedang dijalankan (Bozdogan, 2007).

Pendukung penggunaan LKS salah satunya adalah menggunakan metode kooperatif tipe STAD (Stevens, 1995). Kooperatif tipe STAD merupakan salah satu bentuk metode yang paling sederhana dan ekstensif diteliti dari semua teknik pembelajaran kooperatif. Metode tersebut juga efektif bagi guru baru yang mau menggunakan teknik pembelajaran kooperatif (Slavin, 1990). Kooperatif tipe STAD adalah teknik mengajar yang dirancang dan dikembangkan oleh Johns Hopkins University yang dikenal sebagai tim belajar siswa (Sharan, 1995). Beberapa penelitian tentang teknik pembelajaran kooperatif tipe STAD banyak dikaitkan dengan prestasi akademik, sikap, interaksi sosial dan hubungan interpersonal siswa (Balfakih, 2003; Bernaus, 2008; D. W. J. Johnson, R. T, 1999; Kagan, 1994; Slavin, 1990; Tarim, 2008).

Pembelajaran kooperatif merupakan teknik mengajar untuk membantu siswa dalam anggota kelompok agar bekerja sama secara lebih efektif (Jacobs, 2006; McCloskey, 2000). Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa terlibat secara aktif mengkomunikasikan ide, bertukar pikiran, memberikan umpan balik, bekerja sama untuk memecahkan masalah antara satu sama lain, dan dapat mengkonstruk pengetahuan serta pemahaman sendiri dari proses pembelajaran yang dilakukan (Arends, 2008; Budiarjo, 2005; A. I. Y. Gambari, Mudasiru Olalere; Thomas, David, 2015; Pambudi, 2003; Sanjaya, 2008; Tamara, 2004). Selain itu pembelajaran kooperatif juga dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan dalam komunikasi lisan dan keterampilan sosial (D. W. J. Johnson, F. P, 2000). Menurut (Carter, 2001) metode kooperatif dapat diterapkan dalam semua subjek termasuk subjek yang menjadi fokus penelitian ini, dan metode tersebut dapat diterapkan pada tiap tingkatan kelas apalagi sekolah menengah.

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon ahli, praktisi dan respon siswa terhadap LKS IPA terpadu dalam pembelajaran fisika pada sekolah menengah.

METODOLOGI

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

LKS disusun melalui standar kompetensi, kompetensi dasar dan silabus berdasarkan kurikulum KTSP. LKS dicetak dengan ukuran kertas A4, space 1,5, font 12 Times New Roman, Bauhaus 93, Monotype Corsiva, Blackoak Std, Comic Sans MS, Vijaya, serta ayat-ayat al-Qur’an dimasukkan berbantukan program al-Qur’an World (Add In). Desain LKS terdiri dari Cover depan dan cover belakang, kata pengantar, halaman tim pengembang, peta konsep, petunjuk penggunaan LKS, daftar isi, isi dan daftar pustka. Bagioan isi terdiri dari Standar Isi (SI), kegiatan pendahuluan, kuis dasar, ringkasan materi, contoh soal, kegiatan kelompok, kuis individu, dan kriteria penghargaan. Pada bagian isi LKS diperkaya dengan ayat-ayat al-Qur’an berkaitan dengan materi, tokoh ilmuwan muslim dan kata-kata bijak yang bertujuan untuk memotivasikan siswa dalam belajar.

Keseluruhan isi LKS tersebut direspon oleh ahli materi, media, praktisi dan siswa. Kualifikasi respon ahli,praktisi dan respon siswa, yaitu (i) sangat tinggi dan tinggi, maka perlu dilakukan revisi kecil dan tidak perlu dilakukan validasi/uji coba kembali; (ii) sedang, perlu dilakukan revisi besar dan tidak perlu validasi/uji coba kembali; (iii) rendah dan sangat rendah, perlu dilakukan revisi/uji coba besar dan validasi kembali (Khasan, 2015), selanjutnya dalam (Arikunto, 2009) kriteria penilaian tanggapan terhadap LKS 81% - 100 % (sangat dapat diterapkan); 61% - 80% (dapat diterapkan); 41% - 60% (cukup dapat diterapkan); 21% - 40% (kurang dapat diterapkan); < 21 % (tidak dapat diterapkan). Hasil respon ahli dan praktisi dapat dilihat pada Jadual 4.1

Jadual 4.1 Respon ahli (materi, media) dan praktisi Respon Presentase Keterangan

Ahli materi 70% Tinggi Ahli media 80% Sangat Tinggi

Praktisi 79% Tinggi

Jadual 4.1 menunjukkan bahwa respon ahli materi tinggi (70%), praktisi Tinggi 79%, ahli media Sangat Tinggi (80%). Hasil ini dimaknai bahwa LKS yang dikembangkan hanya perlu dilakukan revisi kecil sesuai dengan saran dan tidak perlu dilakukan validasi kembali (Khasan, 2015), ketiga hasil validasi sudah dapat diterapkan dan diuji cobakan kepada siswa (Arikunto, 2009). Respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan dapat dilihat pada Jadual 4.2 berikut.

Jadual 4.2 Hasil respon siswa

No Respon Siswa Presentase Ket. 1 Uji coba kelompok kecil 85% Sangat Tinggi 2 Uji coba kelompok besar 88% Sangat Tinggi

Jadual 4.2 menunjukkan respon siswa pada uji coba kelompok kecil 85%, dan kelompok besar 88%. Jadi, LKS yang dikembangkan hanya perlu dilakukan revisi kecil dan tidak perlu dilakukan uji coba kembali (Khasan, 2015), dan LKS sangat dapat diterapkan pada pembelajaran fisika di kelas (Arikunto, 2009). Hasil ini diperkuat dengan contoh petikan-petikan respon siswa yang diberikan sebagai berikut:

Subjek 1 : “………menurut saya, tulisannya menarik, gambarnya bagus, dan warna yang mencolok lebih menarik. Apalagi evaluasinya sangat mudah dipahami dan jelas, tampilan kata-kata bijak dan tokoh muslim sangat menarik perhatian”.

Subjek 2 : “……..LKS yang dikembangkan sangat menarik, gaya bahasa yang baku, cara menata gambar, dan terdapat simbol-simbol ekspresi lucu salah satunya yang terdapat pada tabel kriteria penghargaan dalam langkah-langkah pembelajaran STAD sehingga membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa”.

Subjek 3 : “……..saya sangat suka dan setuju dengan LKS IPA Terpadu yang

(6)

Subjek 4 :”………LKS IPA Terpadu ini berbeda dari kebanyakan LKS sehingga menjadikan pembelajaran berbeda dan lebih menyenangkan”.

PEMBAHASAN

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan memiliki kriteria layak dan valid dengan sedikit revisi dan dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran di kelas (Arafah Sherlly Ferdiana, 2012; Chodijah Siti, 2012; Pariska Ike Suci, 2012; Putri, 2013). Hasil selanjutnya mandapati bahwa LKS termasuk pada kriteria sangat baik, sehingga desain dapat diteruskan untuk diproduksi dengan sedikit perbaikan (Astuti.Y, 2013; Taufiq, 2014). Hasil-hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang diperoleh peneliti bahwa respon ahli materi dan praktisi yaitu “Tinggi” dan ahli media “Sangat Tinggi”, LKS yang dikembangkan hanya dilakukan revisi kecil sesuai masukan ahli dan praktisi, selanjutnya LKS dapat diuji cobakan kepada siswa.

Siswa sangat tertarik dan memberi komentar positif terhadap LKS, dengan adanya LKS dalam pembelajaran memungkinkan guru berinteraksi dengan siswa (Podolak Ken, 2013). Selama proses pembelajaran siswa dapat belajar secara aktif dan efisien dengan melibatkan LKS (Atasoy, 2006; Demircioglu, 2006; Guler H, 2002; Kaymakci, 2012, 2006; Kurt, 2002; Lee, 2014; McDowell, 1985; Sahin, 2006; Saka. A, 2001; Sands, 1997; Tan, 2008). Pandangan pakar tersebut sejalan dengan hasil yang diperoleh bahwa respon siswa terhadap kemenarikan LKS dinilai sangat tinggi sehingga LKS yang dikembangkan sangat dapat diterapkan dalam pembelajaran dan memungkinkan efektifitas siswa dalam pembelajaran berjalan secara aktif dan efisien.

Berkaitan dengan efektivitas LKS, banyak penelitian difokuskan pada desain LKS (Campbell, 1999; Hoener, 1997; Sasmaz-Oren, 2012). Penelitian (Burhan, 2008) mendapati bahwa LKS diperkaya dengan konsep kartun sehingga dapat menarik perhatian siswa. Diperkuat oleh (Karamustafaoglu, 2005), bahwa gambar konseptual, pertanyaan dan kartun dapat menangkap perhatian siswa. Paparan pakar tersebut sejalan dengan hasil penelitian bahwa respon siswa terhadap LKS dinilai sangat menarik dari segi tulisan, bahasa, cara menata gambar, dan warna, dilengkapi dengan evaluasi, karena evaluasi berupa pertanyaan adalah faktor penting dalam LKS (Calderhead, 2006). Secara keseluruhan hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti.

Menurut (Krombab, 2008), LKS efektif dalam membantu siswa yang berusia 11-15 tahun. Siswa yang berusia antara 11-15 tahun masuk dalam fase remaja, diungkapkan oleh (Hurlock, 1980) bahwa usia remaja adalah 12-18 tahun, (Monks, 1982) 12-21 tahun, Santrock (2002) 12-23 tahun. Psikologi perkembangan anak usia remaja, dalam kehidupan sosial mereka sangat tertarik pada kegiatan dan kelompok sebayanya (Zulkifli, 2003). Sesuai paparan tersebut pemilihan metode kooperatif STAD pada penelitian ini jika dikaitkan dengan usia anak sekolah menengah yang berkisar antara 12-15 tahun sangat tepat, karena pembelajaran kooperatif lebih efektif dilaksanakan secara berkelompok dalam kegiatan pembelajaran (Jacobs, 2006; McCloskey, 2000).

Menurut (Piaget.J, 1970) anak usia sekolah menengah dikategorikan dalam fase perkembangan kognitif baru yang disebut tahap pemikiran operasional formal yang ditandai dengan pemikiran yang abstrak, idealis, dan logis. Ciri-ciri emosional remaja berusia 12-15 tahun cenderung berprilaku tidak toleran terhadap orang lain (Fatimah, 2010). Pembelajaran dalam kooperatif STAD dapat lebih menghargai antar individu dalam kelompoknya, karena dalam STAD keberhasilan tim tergantung pada belajar individu dari semua anggota tim (Andrusyk, 2003; Jacobs, 2006; Nevin, 2001; Ross, 2002). Berdasarkan pandangan tersebut sikap toleran siswa dapat dikurangi dengan pembelajaran kooperatif, karena dalam pembelajaran kooperatif mereka saling ketergantungan positif satu sama lainnya (Ghaith, 2002; Webb, 2002).

(7)

Pei-wen, 2001; Tarim, 2007; Van Wyk, 2010; Zakaria. E, 2010). Penelitian mereka mendapati bahwa metode STAD lebih efektif daripada pembelajaran individual, metode diskusi dan instruksi kelas konvensional. Temuan juga setuju dengan (Ghaith, 2003; Kaul, 2010; Keramati, 2009) yang melaporkan bahwa metode pembelajaran kooperatif lebih efektif daripada metode pengajaran tradisional. Hal tersebut sejalan dengan temuan (Pandian, 2004; Taiwo, 2008; Yusuf, 2010) yang mendapati bahwa siswa yang diajarkan menggunakan STAD lebih baik daripada rekan-rekan mereka yang diajarkan dengan instruksi individual dan metode tradisional. Hasil penelitian pakar tersebut sejalan dengan hasil yang diperoleh peneliti bahwa respon siswa terhadap kemenarikan LKS dengan metode kooperatif tipe STAD dinilai sangat tinggi untuk diterapkan dalam pembelajaran fisika.

KESIMPULAN

Kualifikasi guru mengharuskan guru pandai dalam memilih media pembelajaran yang tepat sesuai dengan mata pelajaran serta perkembangan siswa saat itu. Dunia pendidikan selalu mengalami perubahan yang dinamis sesuai perkembangan zaman. Oleh karena itu, guru harus siap dalam mengikuti perkembangannya demi tercapainya tujuan pendidikan yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia. Pengembangan bahan ajar berupa LKS salah satu yang dapat dilakukan guru dalam melayani perkembangan siswa di lingkungan belajar. Penelitian ini memberikan konstribusi positif bagi guru bahwa pengembangan LKS sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran sangat penting dilakukan.

RUJUKAN:

Adegoke. (2011). Effect of multimedia instruction on senior secondary school students’ achievement in Physics. Journal of Educational Studies, 3, 537-541.

Adesoji, F. A., & Ibraheem, T. L. (2009). Effects of student teams-achievement divisions strategy and mathematics knowledge on learning outcomes in chemical kinetics. The Journal of International Social Research, 2.

Amornsinlaphachai, P. a. D., K. (2012). Developing the Model of Web-Based Learning Environment Enhancing Problem-Solving for Higher Education Students. American Journal of Scientific Research, 52, 21-32.

Andrusyk, D. e. a. (2003). Improving student social skills through the use of cooperative learning strategies. Faculty of Education, Saint Xavier University.

Arafah Sherlly Ferdiana, B. P., Saiful Ridlo. (2012). Pengembangan LKS Berbasis Berpikir Kritis Pada

Materi Animalia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri

Semarang,Indonesia.

Arends, R. L. (2008). Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Astuti.Y, B. S. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing

Dalam Pembelajaran Kooperatif Pada Materi Kalor. Program Studi Pendidikan Sains FMIPA

Unesa.

Atasoy, S. v. A., A.R. (2006). Yapılandırmacı ogrenme kuramına gore gelistirilen calısma yapraklarının uygulama surecinin degerlendirilmesi. Milli Egitim Dergisi, 170, 157-175.

(8)

Bajah, S. T. (2000). The state of science technology and mathematics education in Africa. UNESCO, 925, 3 - 4.

Bak-Kibar, Z. v. A., A. (2010a). Developing a worksheet about physical and chemical event. Procedia Social and Behavioral Sciences, 2, 739-743.

Bak-Kibar, Z. v. A., A. (2010b). Implementing of a workshe- et related to physical and chemical change concepts. Procedia Social and Behavioral Sciences, 2, 733–738.

Balfakih, N. M. A. (2003). The effectiveness of student team-achievement division (STAD) for teaching high school chemistry in the United Arab Emirates. International Journal of Science Education, 25(5), 605-624.

Bernaus, M. G., R.C. (2008). Teacher motivation strategies, student perceptions, student motivation, and English achievement. The Modern Language Journal, 92, 387-401.

Borg, W. R. G., M.G. (1989). Educational Research : An Introduction (5th ed.). New York: Longman.

Bozdogan, A. (2007). Fen bilgisi ogretiminde calısma yaprak-ları ile ogretimin ogrencilerin fen bilgisi tutumuna ve mantıksal dusunme becerilerine etkisi. Yayimlanmamis yuksek lisans tezi, Cukurova Universitesi, Sosyal Bilimler Enstitusu, Adana.

Budiarjo, M., Nuri Soeseno, Rosa Evaquarta, dan Panji Anugrah. (2005). Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Burhan, Y. (2008). Developing worksheets enriched by concept cartoons concerning the acid-base concepts. Karadeniz Technical University Graduate School of Natural and Applied Sciences.

Cakir, I., Cerrah, l.O. (2006). Fen bilgisi Ogretmenlerine Calisma Yapragi Hazirlama ve kullanma Becerisi Kazandirmaya Yonelik Uygulama.Ulusal Fen Bilimleri ve Matematik Egitimi Kongresi tebligi. Gazi Universitesi, Gazi Egitim Fakultesi, Ankara.

Calderhead, W. J., Filter, K. J., & Albin, R. W. (2006). An investigation of incremental effects of interspersing math items on task-related behavior. Journal of Behavioral Education, 15(1), 51–65.

Campbell, C. P. (1999). Instructional materials: Their preparation and evaluation. Journal of European Industrial Training, 23(2), 55–107.

Carter, L. e. a. (2001). Improving social skills at the elementary level through cooperative learning and direct instruction. Faculty of Education, Saint Xavier University.

Chodijah Siti, A. F., dan Ratna Wulan. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Guided Inquiryyang Dilengkapi Penilaian Portofolio Pada Materi Gerak Melingkar. . Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, 1, 1-19.

Demircioglu, H., Atasoy, S. . (2006). Calisma yapraklarinin Gelistirlmesine Yonelik Bir Model Onerisi. DEU, 19, 71-79.

Driscoll, M. P. (2000). Psychology of learning for instruction, Needham Heights. MA: Allyn & Bacon.

Fatimah, E. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung CV Pustaka Setia.

Gambari, A. I. Y., Mudasiru Olalere; Thomas, David. (2015). Effects of Computer-Assisted STAD, LTM and ICI Cooperative Learning Strategies on Nigerian Secondary School Students' Achievement, Gender and Motivation in Physics. Akpa Malaysian Online Journal of Educational Sciences, 3, 11-26.

(9)

Gettinger, M. a. S., K.C. 1999. . (1999). Excellence in Teaching: Review of instructional and environmental

variables. In C.R. Reynolds and T.B. Gutkin (Eds), The handbook of school psychology, New

York: John Wiley.

Ghaith, G. (2002). The relationship between cooperative learning, perception of social support, and academic achievement. Department of Education. American University of Beirut, 30(3), 263-273.

Ghaith, G. (2003). Effects of the learning together model of cooperative learning on English as a Foreign Language reading achievement, academic self-esteem, and feelings of school alienation. American University of Beirut. Bilingual Research Journal, 27(3).

Guler H, S. N. (2002). Biyoloji Ogretiminde Bilgisayar Destekli Ogretimin ve Calisma Yapraklarinin Ogrencilerin basarisi ve Bilgisayara Karsi Tutumlarinin Etkileri. Hacettepe universitesi Egitim Fakultesi Dergisi, 23, 117-126.

Gunes, G. v. A., A. (2005). Olusturmacı yaklasıma gore ta- sarlanan ogrenme ortamının matematik basarısına etkisi. Gazi Universitesi, Gazi Egitim Fakultesi Dergisi, 25 (1), 105–121.

Gupta, M. P., P. (2011). Team Assisted Individualisation (TAI): Impact on achievement and retention in mathematics. learning community. An International Journal of Education and Psychology, 3(2), 387-396.

Gupta, M. P., P. (2012). Effect of cooperative learning on high school students' mathematical achievement and retention using TAI and STAD methods. Indian Journal of Psychology and Education, 2(1), 75-86.

Ho, F. F. B., H. K (2007). Cooperative Learning: Exploring its Effectiveness in the Physics Classroom. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, 8(2).

Hoener, A., Salend, S & Kay, S. I. (1997). Creating readable handouts, worksheets, overheads, tests, review materials, study guides, and homework assignments through effective typographic design. TeachingExceptional Children, 29(3), 32–35.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Jacobs, G. (2006). Cooperative Learning and Second Language Teaching. Cambridge University Press.

Jegede, S. A. (2007). Student’s anxiety towards the learning of Chemistry in some Nigerian secondary schools. Educational Research and Review, 2(7), 193-197.

Johnson, D. W. J., F. P. (2000). Joining together: group theory and group skill. Pearson Education Company.

Johnson, D. W. J., R. T. (1999). Learning together and alone: cooperative, competitive and individualistic learning (5th ed.). Needham Heights, MA: Allyn & Bacon.

Kagan, S. (1994). Cooperative learning resources for teachers. San Juan Capistrano, CA: Resources for Teachers.

Karamustafaoglu, O., Yaman, S. ve Karamustafaoglu, S. (2005). Fen ve teknoloji egitiminde ogrenme ve ogretim materyalleri. M. Aydogdu ve T. Kesercioglu (Ed.), İlkogretimde fen ve tekno-loji ogretimi icinde, 212-234.

Kaul, P. (2010). The effect of learning together techniques of co-operative learning method on students achievement in mathematics. Edutracks, 9(12).

(10)

Kaymakci, S. ( 2006). History teachers’ views about worksheets Karadeniz Technical University Graduate School of Social Sciences.

Keramati, M. (2009). Effect of co-operative learning (learning together technique) on academic achievement of physics course. Proceedings of World Conference on ELearning in Corporate, Government,

Healthcare, and Higher Education, 2751-2756.

Keramati, M. (2010). Effect of cooperative learning on academic achievement of physics course. Journal of

Computers in Mathematics and Science Teaching, 29(2), 155 -173.

Khasan, D., Hobri. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Whole Brain Teaching dengan Pendekatan Quantum Learning pada Sub Pokok Bahasan Segitiga untuk SMP Kelas VII.

Koc, E. S. (2014). An Evaluation of the Effectiveness of Committees of Teachers According to the Teachers’ Views, Ankara Province Sample. International Conference on New Horizons in Education.

Kosa, T., Karakus, F. ve Cakıroglu, U. (2008). Uzay geometri og-retimi icin uc boyutlu dinamik geometri yazilimi kullanarak ca-lisma yapraklarinin gelistirilmesi. 8th International Educational Technology Conference.

Krombab, A. H., U. (2008). Acquiring knowledge about biodiversity in a museum –are worksheet effective? . Journal of Biological Education, 42(4), 157–163.

Kurt, S. (2002). Fizik Ogretiminde Butunlestirici Ogrenme Kuramina Uygun Calisma Yapraklarinin Gelistirilmesi.

Lee, C. D. (2014). Worksheet usage, reading achievement, classes’ lack of readiness and science achievement: A cross-country comparison. International Journal of Education in Mathematics, Science and Technology, 2(2), 96-106.

Leikin, R. Z., O. (1997). Facilitating student interactions in mathematics in a cooperative learning setting. Journal for Research in Mathematics Education, 28, 331-354.

Lesley, M. L., L. D. (2003). A pedagogy of control: Worksheets and the special need child. Language Arts, 80(6), 444.

Majoka, M. I., Ayah, M. H & Mahmood, T. (2010). Student team achievement division (STAD) as an active learning strategy: Empirical evidence from mathematics classroom. Journal of Education and Sociology, 16.

Martin, M. O., Mullis, I. V. S., Foy, P, & Stanco, G. M. (2012). TIMSS2011 international results in science. Chestnut Hill, M.A: TIMSS & PIRLS International Study Center.

Mayer, R. E. (2005). The Cambridge handbook of multimedia learning New York: Cambridge University press.

McCloskey, M. L. (2000). Cooperative learning in language classrooms: structures to support activity-based, communicative teaching in primary classrooms.

McDowell, E. T. W., R. E. L. (1985). Improving the design of laboratory worksheets. Journal of Lee

Chemical Education, 62(11), 1037–1038.

Monks, K., Hadiyanto, S. R. (1982). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam berbagai bagiannya.

Nevin, A. a. R., D. (2001). Cooperative group learning: k-12 mathematics lesson plans. Arizona state university, West, phoenix.ERIC #: (ED 455638).

(11)

Olorukooba, S. B. (2007). Science, technology and mathematics (STM) education is for all students: Promoting effective teaching of STM subjects in our schools through teacher preparation. Proceedings of the 50th Anniversary Conference of Science Teachers Association of Nigeria, 3-6.

Pambudi, H. S., Erry Syahrian, Yanuardi, dkk. (2003). Politik Pemberdayaan: Jalan Mewujudkan Otonomi Desa. Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama.

Pandian, S. S. (2004). Cooperative learning in biology: The effect of computers Arunachi University, India, Department of Education.

Pariska Ike Suci, S. E., Syafriandi. (2012). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Matematika Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika, 1 No.1, 75-80.

Pei-wen. (2001). A Comparison between student teams achievement division and traditional pedagogy for the effects on third grade mathematics learning.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. (2006).

Piaget.J. (1970). Science of Education and the psychology of the child. New York :Wiley. Science of Education and the psychology of the child. New York : Wiley.

Podolak Ken, J. D. (2013). Interactive Modern Physics Worksheets Methodology and Assessment. European J of Physics Education, 4(2 2013).

Putri, B. K. d. W. (2013). Pengembangan Lks Ipa Terpadu Berbasis Inkuiri Tema Darah Di Smp N 2 Tengaran. Prodi Guruan IPA. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia.

Rahayu.P, S. M., dan Miswadi. (2012). Pengembangan Pembelajaran Ipa Terpadu Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Base Melalui Lesson Study. Program Pascasarjana.

Reid, D. (1984). Readability and science worksheets in secondary schools. Research in Science and Technological Education, 2(2), 153–165.

Ross, M. (2002). Is cooperative learning a valuable instructional method for teaching social studies to urban African American students? ERIC#: (ED480458).

Sahin, C., Ayvac, H.S. (2006). Fen Teknoloji derslerinde Coklu Zeka Kuramina Yonelik Gelistirilen Ornek Calisma Yapraklari, 7. Ulusal Fen Bilimleri ve Matematik Egitimi Kongresi tebligi, Gazi Üniversitesi, Gazi Egitim Fakültesi, Ankara.

Saka. A, A. A. R. (2001). Biyoloji Ogretmenlerine Calisma Yapraga Gelistirme ve Kullanma Becerileri Kazandirmak icin Bir Yaklasim. Yeni Bin yiln Basinda Turkiye’de Fen Bilimleri Egitimi Sempozyumu Bildirileri Kitabi, Maltepe Universitesi, istanbul, 176-182.

Sands, M. O., D.A. (1997). Okullarda Uygulama Calismalan, Ogretmen Egitimi Dizisi. YOK/Dunya Bankasi Milli Egitimi Gelistirme Projesi, Hizmet Oncesi Ogretmen Egitimi, Ankara.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sasmaz-Oren, F. O., U. . (2012). An application about pre-service teachers' development and use of worksheets and an evaluation of their opinions about the application. Educational Sciences: Theory and Practice, 12(1), 263-270.

Sharan, S. (1995). Cooperative learning. Review of Educational Research. 50(2), 315-345.

Silberman, M. ( 2006). Active Learning. Bandung Nusamedia.

(12)

Slavin, R. E. (1995). Cooperative Learning : Theory, Research and Practice. Massachusetts: Allyn and Publishers.

Spiro, R. J., Feltovich, P. J., et al. (1991). Cognitive flexibility, constructivism, and hypertext: Random access instruction for advanced

knowledge acquisition. Educational Technology, 31(5), 25-33.

Stevens, R. J. a. S., R. E. (1995). The cooperative elementary school: Effects on students' achievement, attitudes, and social relations. American Educational Research, 32, 321-351.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Supriyoko, K. (2007). Konfigurasi Guruan Nasional. Yogjakarta Pustaka Fahima.

Taiwo, O. A. (2008). Relative effectiveness of ICI and CCI packages on the performance of students in senior secondary school mathematics in Minna. Unpublished B.Tech. Project, Department Science Education, Federal University of Technology, Minna.

Tamara, M. d. N. (2004). Politik dan HAM, Penggunaan Isu-Isu Hak Asasi Manusia untuk Menyerang

Indonesia dari Dalam dan Luar Negeri.

Tan, E. (2008). İlkogretim 7. sınıf dil bilgisi ogretiminde zarflar konusuyla ilgili yapılandırmacı yaklasıma gore hazırlanmış ca-lısma y apraklarının ogrenci başarısına etkisi. Yayımlanmamıs yuksek lisans tezi, Ataturk Universitesi, Sosyal Bilimler Ensti- tusu, Erzurum.

Tarim, K., & Akdeniz, F. (2007). The effects of cooperative le- arning on Turkish elementary students’ mathematics achieve- ment and attitude towards mathematics using TAI and STAD methods. Educational Studies in Mathematics, 67(1), 77–91.

Tarim, K., & Akdeniz, F. (2008). The effects of cooperative learning on Turkish elementary students’ mathematics achievement and attitude towards mathematics using TAI and STAD methods. Educational Studies in Mathematics, 67(1), 77-91.

Taufiq, M., N. R. Dewi, A. Widiyatmoko. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran Ipa Terpadu Berkarakter Peduli Lingkungan Tema “Konservasi” Berpendekatan Science-Edutainment. Program

Studi Guruan IPA, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia.

Thomas. (1990). International comparative education. New York, NY: Pergamon Press.

Tutak, T. v. B., O. (2008a). Dinamik geometri yazılımı ile geometri ogretiminin ogrencilerin van heile geometri anlama du-zeylerine etkisi. 8th International Educational Technology Con- ference, Eskisehir(1058-1061).

Tutak, T. v. B., O. (2008b). Geometri ogretiminde bilgisa-yar destekli ogretimin ogrenci basarısına etkisi. 8th International Educational Technology Conference (s. 1062-1065), Eskisehir.

Van Wyk, M. M. (2010). Do student teams achievement divisions enhance economic literacy? A quasi-experimental design. Journal of Social Science, 23(2), 83-89.

Webb, J. (2002). Benefits of cooperative learning in a multimedia environment. B.S, Southern Illinois University. M.A, ERIC #: (ED477457).

(13)

Yusuf, M. O. A., A. O. (2010). Effects of Computer Assisted Instruction (CAI) on Secondary School Students’ Performance in Biology. The Turkish Online Journal of Educational Technology, 9(1).

Zakaria. E, C. L. C. D. Y. (2010). The effects of co-operative learning (STAD) on students’ mathematics achievement and attitude towards mathematics. Journal of Social Sciences, 6(2), 272-275.

Referensi

Dokumen terkait

33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber

Sedangkan dari hasil uji statistik yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan adalah nilai stabilitas dan marshall quotient pada prosentase penambahan serbuk

Hasil analisis berat kering tanaman dapat diketahui bahwa antara perlakuan dosis SRI dan pemberian pupuk organik cair menunjukkan tidak ada interaksi, demikian juga antar aras dari

Kedua, terdapat perbedaan kemampuan mahasiswa jurusan pendidikan matematika semester V IAIN SNJ Cirebon yang dikelompokkan berdasarkan pada minat berwirausaha pada

 Klarifikasi Teknis dan Negosiasi Harga : Memenuhi Syarat dan Wajar. Demikian untuk diketahui dan dapat dipergunakan

Penelitian ini bertujuan untuk membuat simulasi palang pintu kereta secara otomatis dengan menggunakan microcontroller atmega 16. Pembuatan simulasi palang pintu kereta api

Kegiatan dalam Program Urban Farming tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan kelompok tani (agen), begitu pula sebaliknya Kelompok Tani Kelurahan Keputih

Dalam pengangkatan dan pengangkatan kembali staf medis agar dibuat aturan apa dan bagaimana peran dan tugas sub komite kredensial, komite medis, ketua Kelompok Staf Medis