• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Analisis Modal Kerja Usaha Keci

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal Analisis Modal Kerja Usaha Keci"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

“Pengaruh Modal Kerja Usaha Kecil dan Menengah

(UKM) terhadap Peningkatan Kinerja Usaha

Menghadapi Persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN di

Manokwari”

(2)

BAB I

kecil memberikan lapangan kerja dan pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Usaha Kecil dan Menengah semakin meningkat dari waktu ke waktu. Jumlah UKM hingga tahun 2011 mencapai sekitar 52 juta. UKM di Indonesia sangat penting bagi ekonomi karena menyumbang 60% dari Produk Domestik Bruto dan menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat terbatas baru 25% atau 13 juta pelaku UKM yang mendapat akses ke lembaga keuangan.

Pentingnya peran UKM terhadap pertumbuhan ekonomi membuat UKM haruslah mendapat perhatian khusus karena dapat kita lihat bahwa UKM belum maksimal. Namun demikian usaha pengembangan yang dilaksanakan belum terlihat hasil yang memuaskan, kenyataanya kemajuan UKM masih sangat kecil dibandingkan dengan usaha besar. Hal ini diakibatkan karena adanya hambatan-hambatan baik dari faktor eksternal maupun faktor internal.

Faktor Eksternal: (1) Iklim usaha belum sepenuhnya kondusif dengan kebijaksanaan Pemerintah untuk menumbuhkembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Terlihat dari masih terjadinya persaingan yang kurang sehat antara pengusaha-pengusaha kecil dan pengusaha besar; (2) Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha, Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usaha. (3) Terbatasnya akses pasar akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapat dipasarkan secara kompetitif baik dipasar Nasional maupun Internasional.

(3)

Daya Manusia yang terbatas, Keterbatasan SDM usaha kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh pada manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang secara optimal; (3) Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Usaha Kecil membuat produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif.

Dengan adanya kelemahan tersebut akan memberikan kesulitan bagi berkembangnya UKM yang lebih maju terlebih lagi dengan masuknya ASEAN Economic Community (AEC) tahun 2015 ini. AEC akan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap negara anggota ASEAN untuk melakukan perdagangan antar negara-negara ASEAN dengan konsep Free Trade Area (FTA). Di era AEC, seluruh hambatan-hambatan perdagangan seperti tarif dan hambatan non-tarif akan dihilangkan, sehingga dengan hilangnya hambatan perdagangan, kawasan ASEAN akan menjadi single market yang dapat menunjang kesejahteraan bersama masyarakat ASEAN. Hal ini sangat tidak baik bagi UKM karena kurangnya pembinaan dan permodalan sehingga sangat sulit untuk bersaing.

Produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia memiliki daya saing yang rendah. Menurut Pawitan (2012), semenjak adanya ASEAN China Free Trade (ACFTA) agreement, produk UKM di Indonesia khususnya Jawa Barat mendapatkan tekanan kompetisi yang sangat ketat dari produk China dan cenderung memiliki daya saing yang rendah jika dibandingkan dengan produk China yang masuk ke Indonesia. Selain itu, produk UKM tidak hanya bersaing dengan produk UKM lainnya, tetapi juga bersaing dengan produk-produk perusahaan besar yang cenderung menyebabkan kompetisi menjadi semakin ketat (Irjayanti dan Azis, 2012). Kompetisi yang sangat ketat apabila tidak ditunjang dengan daya saing produk yang tinggi dan permodalan yang baik akan menyebabkan UKM menjadi tidak dapat bersaing.

(4)

permodalan juga menjadi hambatan untuk perkembangan Usaha Kecil dan Menengah.

Dengan masuknya Masyarakat ekonomi ASEAN akan mempersulit UKM dalam bersaing karena melihat kelemahan yang ada di UKM yaitu masalah permodalan. Usaha kecil menurut Levi dan Sarnat (1989) justru membutuhkan tambahan modal kerja relatif lebih besar dari kebutuhan usaha menengah maupun usaha besar. Kesulitan yang terbesar pada usaha kecil dalam modal kerja terletak pada usaha pemisahan antara kebutuhan modal kerja dengan kebutuhan hidup pengusaha dan keluarga sehari-hari. Hal ini terjadi kerena usaha kecil umumnya tidak mampu mengakses modal, terutama jika berhubungan degan pihak ketiga (bank maupun mitra usaha lainnya yang sifatnya sangat selektif). Kelemahan ini tentunya berdampak luas pada daya saing dan kemantapan berusaha.

Jika kita lihat usaha kecil khususnya usaha kecil dan menengah (UKM) di Manokwari, sulit berkembang karena masalah modal kerja yang digunakan. Banyak UKM yang lemah dalam hal permodalan, sulitnya mendapatkan modal termasuk modal kerja, kelemahan dalam manajemen dan rendahnya kualitas sumber daya manusia.

Kondisi ini jika dilihat lebih jauh merupakan suatu sistem dalam kegiatan manajemen, ini berarti bahwa manajemen usaha kecil itu merupakan suatu sistem,sehinga salah satu dari sistem ini terganggu akan berdampak serius pada sistem secara keseluruhan (Collins and Devana,2001).

Oleh karena itu dibutuhkan pembinaan yang baik bagi UKM untuk dapat bersaing. Selain masalah pembinaan, masalah yang penting yang dihadapi oleh UKM adalah mengelola modal kerja yang ada secara optimal sehingga kinerja UKM dapat meningkat dan memberikan dampak positif agar dapat bersaing dengan usaha-usaha yang lebih maju.

(5)

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu:

a. Apaka pengelolaan modal kerja usaha kecil yang telah dioperasikan oleh usaha kecil di Manokwari telah dilakukan secara efektif /optimal ?

b. Teknik manajemen apa yang tepat yang harus diterapkan oleh pengusaha kecil di Manokwari dalam menghadapi ketatnya persaingan ASEAN Economic Community ?

c. Strategi apa sebaiknya digunakan oleh usaha kecil di Manokwari dalam menghadapi ancaman persaingan dengan produk-produk luar di era ASEAN Economic Community?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

a. Mengetahui pengelolaan modal kerja usaha kecil yang telah dioperasikan oleh usaha kecil di Manokwari telah dilakukan secara efektif/optimal atau belum

b. Mengetahui teknik manajemen yang tepat yang harus diterapkan oleh pengusaha kecil di Manokwari dalam menghadapi ketatnya persaingan ASEAN Economic Community

c. Mengetahui strategi yang sebaiknya digunakan oleh usaha kecil di Manokwari dalam menghadapi ancaman persaingan dengan produk-produk luar di era ASEAN Economic Community

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi:

a. Peneliti untuk melihat pengaruh modal kerja terhadap peningkatan kinerja usaha dalam menghadapi era ASEAN Economic Community b. Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai acuan dan motivasi

(6)

c. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Papua untuk dapat melakukan pembinaan mengenai manajemen modal kerja untuk Usaha Kecil dan Menengah di Manokwari

1.5. Sistematika Penulisan

Referensi

Dokumen terkait

Ditemukan beberapa hal pada tataran domain, yaitu korelasi antara gaya kelekatan aman dan menghindar hanya terjadi dengan kesulitan menjelaskan perasaan (DDF),

Perkuatan dengan menggunakan cerucuk pada kondisi awal tersebut belum dapat memberikan factor aman yang cukup untuk kestabilan lereng/lahan sekitar jetty. Penggeseran turap

Dapat disimpulkan dari hasil uji Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) bahwa sediaan gel yang memberikan efek penyembuhan luka sayat

gambaran faal paru pekerja non kesehatan laki-laki pada kelompok bukan perokok di RSUD Bangkinang secara umum dari hasil pemeriksaan spirometri pada 74 subyek penelitian

Pentingnya kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan dalam rangka meningkatkan motivasi kerja karyawan dikemukakan oleh Mangkunegara (2008) mengatakan bahwa

Allah dengan hikmah, nasihat yang baik dan diskusi ( jadal) dengan hujah yang lebih baik mengingkari taqhut, dan mengeluarkanya dari kegelapan jahiliah kepada Islam.. Asep Muhiddin

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN HASIL PERCOBAAN TENTANG GAYA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas

Menurut Andriani et al ., (2013), dekontaminasi karkas ayam menggunakan asam organik seperti yang biasa dilakukan pada karkas ayam yang dijual di pasar tradisional dan