• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Bahasa Indonesia (13). docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Bahasa Indonesia (13). docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Bahasa Indonesia

Nama : Ni luh Made Ari Milawati

No : 05

(2)

Daftar Isi

Pergi Setelah Bertemu Justin Bieber……….1

Colby Curtin, Bertahan Demi Film UP……… 2

Sang Malaikat Kecil……….4

Doa Andrea untuk AC Milan………...6

Gadis 9 Tahun Menikah Sebelum Meninggal………..8

(3)

Pergi Setelah Bertemu Justin Bieber

Hari itu sangat indah bagi Avalanna Routh, bocah perempuan yg istimewa. Gadis berusia 6 tahun yg menderita kanker otak dan dirawat di rumah sakit itu akhirnya mendapatkan satu kesempatan yg sangat langka. Dia akhirnya bisa bersama dengan sang superstar Justin Bieber, sama seperti yg diinginkannya. Bahkan disebut oleh Justin sebagai ‘Mrs. Bieber’.

Tak mau menyiakan kesempatan, Avalanna menghabiskan sehari sebelum perayaan Valentine itu, Senin (13/2/12) lalu itu dengan bermain, makan cake, dan bertukar tanda tangan bersama sang idola. Bahkan ia juga memainkan rambut kekasih Selena Gomez itu.

Avalanna didiagnosis menderita kanker otak saat berusia 9 bulan. Impiannya bertemu sang idola terwujud berkat ibunya yg meminta Justin untuk datang melalui Facebook.

Ibu anak perempuan berusia 6 tahun penggemar berat Justin Bieber yg meminta dokter dan perawat di sebuah rumah sakit di Boston untuk menggelar upacara pernikahan bohongan dengan penyanyi Kanada tersebut.

Dalam upacara pernikahan bohongan itu, Avalanna membawa karangan bunga berwarna kuning, hijau dan ungu.

Dia mengenakan kaos bertuliskan “Future Mrs Bieber” dan berdiri di samping potret Bieber di bawah spanduk bertuliskan “Just Married”. Nah, upacara pernikahan itu memancing munculnya kampanye di social media untuk membantu Routh bertemu dengan bintang idolanya.

Setelah itu, Bieber giliran mengunjunginya di rumah sakit Boston ke New York, sehari menjelang Valentinr tahun 2012 lalu.

“itu adalah hal terbaik yang pernah kulakukan selama ini” tulis Justin di Twitter-nya, @justinbieber, Selasa (14/2/12).

“Dia luar biasa! Aku banyak terinspirasi olehnya #MrsBieber.”

Rupanya, tubuh kecilnya itu tak lagi mampu bertahan dari ganasnya kanker, sekitar tujuh bulan setelah pertemuan itu.

“Avalanna kami tersayang sudah berada di Surga pagi ini. Oh Avalanna, bintang paling bersinar. Kau membawa hati kami pergi bersama mu, cinta terbaik kami,” demikian ungkapan keluarga Routh lewat Twitter.

“saya baru mendengar berita terburuk. Salah satu orang paling bersemangat yg pernah saya temui telah tiada. RIP Avalanna. I Love You” demikian ucap Justin Bieber di Twitter setelah mengetahui Avalanna meninggal dunia.

(4)

Colby Curtin, Bertahan Demi Film UP

Sebelum meninggal karna kanker pembuluh darah yg dideritanya, Colby Curtin mempunyai keinginan terakhir. Gadis yg pada tahun 2009 lalu berusia 10 tahun itu sangat ingin melihat film baru Disney-Pixar yg berjudul UP.

Anda pasti tahu, itu adalah film tentang seorang lelaki tua yg sebatang kara. Dia ingin mengabulkan permintaan terakhir dari almarhun istrinya yg belum tersampaikan, yakni pergi berkelana ke dunia yang hamper tak terjangkau manusia. Karena itu, lelaki yg dulu bekerja sebagai penjual balon itu pun menerbangkan rumahnya. Ribuan balon dia ikat di puncak rumahnya.

Nah, gadis kelahiran 10 Agustus 1998 yang menderita kanker kronis ini terlalu lemah untuk menunggu Up yg masih belum saja dirilis. Kalau pun pada akhirnya film itu dirilis, entak apakah Colby bisa pergi ke teater untuk menontonnya.

Pixar khusus membuatkan versi DVD film yg belum dirilis itu untuk Colby. Perwakilan mereka pun terbang menuju rumah Colby keesokan harinya di Huntington Beach, dan mengabulkan keinginannnya. Seorang karyawan Disney bersama mereka membawa tas memorabilia UP dalam versi DVD film.

Akhirnya, Colby bersama keluarga, dan karyawan Disney serta Pixar menonton film itu secara private. Di film ini ada banyak balon besar di lepaskan ke langit, Colby sangat menyukai film ini.

“saat menontonnya, saya tidak tahu film itu tentang apa sih. Saya hanya tahu judulnya UP, dan ada banyak balonnya, dan saya bersumpah setelah nonton ternyata artinya bagi Colby akan pergi ke atas. Ke surga, “kata sang bunda, Lisa Curtin (46).

Colby didiagnosa menderita kanker pembuluh darah pada 23 desember 2005 setelah dokter menemukan tumor di hatinya.

Colby sebelumnya bersekolah di Newport Elementary School, dan di kenal sebagai anak yg ceria yg pintar bikin orang lain tertawa. Menurut kerabatnya, Terrel Orum, Colby suka menari, menyanyi, berenang dan memiliki jiwa yg lebih dewasa daripada anak-anak seusianya.

Pada 28 April 2009, Colby pergi menonton karya Dream Works, film 3-D berjudul “Monsters vs Aliens”. Namun dia sangat tertarik saat menyaksikan preview “Up”. Colby adalah

penggemar film, dan dia sangat menyukai film-film Pixar karena sangat mencintai hewan.

(5)

Keesokan harinya, sekitar pukul 12.30 siang pegawai Pixar datang ke rumah Colby dengan DVD Up. Dia juga membawa beberapa boneka binatang dalam karakter film itu dan sebuah poster film. Semua pun bersiap untuk nonton Up.

Setelah film berakhir, ayah Colby (yg bercerai dari ibunda Colby), Michael Custin, datang. Tak lama, Colby meninggal di dekat ibu dan ayahnya pada 9.20 malam.

“Aku yg akan mengisi petualangan-petualangan itu untuknya” kata Lisa Custin, sang Ibu. Jenazah putrinya di kremasi. Abunya diberikan kepada keluarga dan teman-temannya.

Sang Malaikat Kecil

Ada pasangan suami istri yang sudah hidup bebeapa lama tetapi belum mempunyai keturunan. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang ABORSI, karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.

Setelah bertahun-tahun berumah tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada family, teman, kerabat dan

lingkungan sekitarnya.

Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki-laki dan perempuan. Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yg buruk terjadi. Tetapi bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki-lakinya.

Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya, tetapi juga khawatir terhadap kesehatan bayi laki-lakinya.

Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencana-Nya di balik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah. Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka. Satu hal yg mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian.

Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya Jeffery dan Anne.

(6)

Namun mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja. sungguh tidak ada kata-kata yg dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yg terus jatuh mengalir, air mata yg berasal dari jiwa mereka yg terluka.

Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa minggu dokter menghubungi pasangan tersebut bahwa donor tersebut berhasil. Dua bayi berhasil di selamatkan dari kematian.

Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam , tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yg mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya. Malaikat kecil penghuni surga yg telah menolong teman-temannya, memberi hidup teman-teman

kecilnya.

Doa Andrea untuk AC Milan

Ada sebuah cerita menyentuh dari salah satu fans klub sepak bola AC Milan. Semua orang tahu kebesaran AC MILAN klub asal italia yg pada Mei tahun 2003 berhasil menggondol

trophy Liga Champion setelah mengalahkan Juventus di babak final.

Beberapa bulan sebelum pertandingan final piala champion yaitu pada Maret 2003 ada keajaiban heboh di Kota Milano markas besar AC MILAN. Waktu itu seorang penggemar setia MILAN yg bernama Andrea dan masih berumur 12 tahun menderita leukemia, karena

penyakitnya sudah tergolong kronis dan dokter juga sudah angkat tangan, Andrea pun tinggal menikmati detik-detik terakhir hidupnya.

Yang pasti si Andrea tidak meminta makanan yg enak, mainan yg canggih, rumah atau mobil mewah. Andrea hanya punya satu harapan, dia berharap bisa melihat senyum Paolo Maldini, kapten AC MILAN, mengangkat trofi LC untuk yg terakhir kali di dalam hidupnya.

Alangkah terkejutnya sang kapten setelah mengetahui permintaan Andrea. Esoknya, Maldini dengan satu kostum merah hitam bernomor punggung 3, plus fotodan tanda tangannya datang ke rumah sakit tempat Andrea di rawat.

Ternyata bukan itu saja, Andrea masih meninggalkan keharuan yang lebih mendalam. Sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya. Andrea sempat menulis sebuah pesan di secarik kertas kecil.

(7)

saya sungguh tidak menyesal ketika saya tidak bisa melihat senyum pangeran saya untuk yang terakhir kali, karena saya akan melihat senyuman dia dari atas sana pada final Champion Mei nanti di Old Trafford, Inggris, sewaktu dia mengangkat tinggi-tinggi trophy itu.”

Pesan berikutnya dari Andrea adalah :

“setelah Scudetto mustahil untuk di rebut, tolong berjanjilah kepada saya bawalah trophy Liga Champion itu kembali ke Kota Milan. Saya memang sudah tidak ada lagi sekarang tetapi semangat dan dukungan saya akan selalu ada di dalam diri kalian. Saya akan mendukung kalian dari atas sana.”

Doa Andrea terkabul. AC MILAN berhasil menggondol trophy juara Liga Champion yang ke-6 dengan mengalahkan Juventus di final. Dan setelah tiga bulan berlalu setelan Milan berhasil jadi juara liga champon, Maldini bersama Leonardo, Gattuso, Costacurta, dan beberapa staff dari Milan Foundation berziarah ke makam Andrea dengan membawa trophy champion ke tempat peristirahatan terakhir sang bocah.

Dengan bijak, Maldini mengatakan “saya tentu masih ingat kejadian itu. Saya hanya bisa menangis sewaktu melihat Andrea di makamkan dengan kostum kebesaran Rossoneri sambil memeluk boneka beruang dan sebuah album berisi foto-foto kami. Waktu itu saya telah bersumpah untuk membawa MILAN menjadi juara Liga Champion. Saya juga sudah berjanji pada diri saya dan Andrea bahwa saya akan bawa trophy itu ke makam ini.”

Gadis 9 Tahun Menikah Sebelum

Meninggal

Setiap gadis akan bermimpi tentang hari pernikahannya, lengkap dengan gaun putih yg indah dan, tentu saja, pasangan yg sempurna. Tapi Jayla Cooper (9) tidak memiliki cukup waktu untuk menunggu pasangan yg sempurna pada tahun 2010 lalu.

Gadis Southlake, Texas itu telah berjuang melawan leukemia selama dua tahun, hingga pertempurannya di perkirakan berakhir hanya dalam hitungan minggu. Penyakit leukemia yg menggerogoti tubuh mungilnya. Namun gadis cilik itu menghadapi kematian secara luar biasa.

Jayla memutuskan untuk mewujudkan impian terakhirnya, yaitu menikah. Hanya saya, yg dia tidak dimiliki adalah seorang pengantin pria. Namun Tuhan rupanya telah mengirimkan lelaki itu. Di saat itu hadirlah sahabatnya, jose Griggs, seorang pasien yg sama di Children’s Medical Center di Dallas. Dia adalah bocah pengidap penyakit yg sama. Dan satu hal, jayla

(8)

Jayla menikahi Jose Griggs, yang dua tahun lebih muda, Minggu (22/2/10). Mungkin banyak yang mempertanyakan keputusan dua bocah itu. Namun, memilik latar belakang kehidupan mereka, orang akan melihat alasan yg tragis. Jayla dan Jose mencoba mencecap sedikit kebahagiaan sebelum ajal datang.

Pernikahan Jayla dan Jose berlangsung minggu itu di Grapevine, Texas. Rencana pernikahan ini di susun dalam waktu kurang dari satu minggu. Pernikahan berlangsung khidmat. Pengantin perempuan yg berpakaian putih-putih berjalan di sepanjang altar, menghampiri pengantin pria menunggunya. Jayla didampingi ibunya, Jerrod Cooper. Saat berdiri berdampingan, keduanya pun resmi dinyatakan sebagai “teman untuk selamanya.”

“saya mencintainya dan momen ini penting artinya bagi saya. Ini merupakan hal yg tidak ingin terlewatkan begitu saja atau hanya bisa di bayangkan” ujar jayla bahagia

Baik Jayla dan Jose didiagnosa menderita leukemia dua tahun lalu. Keduanya sering bertemu saat menjalani pengobatan di Rumah Sakit Medis Anak-Anak di Dallas. Kondisi Jose lebih baik dibanding Jayla, ia berangsur-angsur membaik. Sedangakn Jayla tidak.

Kedua keluarga mempelai dan rekan-rekannya larut dalam pesta perayaan pernikahan Jayla dan Jose. “Jose mengerti apa yg akan terjadi. Ia tahu Jayla akan pergi ke tempat yg lebih baik” ungkap ibu Jose. Orang tua Jose mengaku senang memiliki menantu seperti Jayla, karena ia ikut menyemangati Jose dalam proses penyembuhannya.

Lisa mengaku tak tahu bagaiman perasaannya saat ini. Di satu sisi ia senang, namun di sisi lain ia sangat sedih karena sebentar lagi putrinya akan pergi untuk selama-lamanya. Sehingga ia akan memanfaatkan waktu yg tersisa. Tak ketinggalan ia berpesan pda para orang tua dimana pun berada.

“tunjukkan pada anak-anak, anda mencintai mereka setiap saat dalam hidup ini. Karena anda tidak akan tahu apa yg akan terjadi kemudian” ujar Lisa. Para orang tua akan mengantar Jose dan Jayla ke Great Wolf Lodge untuk ‘berbulan madu’

Hingga akhirnya Rabu (1/4/10), Jayla Cooper meninggal dunia. Ia meninggal dunia kurang lebih satu setengah bulan setelah menikah. Sungguh pernikahan di bawah umur yg sangat mengharukan.

Ya, saling berbagi bahagia, itulah cinta yg sebenarnya. Jayla selalu menyemangati Jose, dan Jose member hal terindah yang diinginkan Jayla. Cinta monyetkah? Atau inilah cinta sejati yg tulus? Tanpa memandang usia mereka.

Yang menyentuh adalah ketika Jayla mengungkapkan cintanya kepada Jose saat mereka berbaring tak berdaya di rumah sakit.

(9)

Pesan Indah Seorang Anak yang

Ditinggal

Kebanyakan orang berpikir bahwa kasih ibu lah yg lebih besar kepada anaknya. Namun, pada kisah kali ini menceritakan tentang cinta seorang anak kepada orang tuanya kepada ibunya yg sudah meninggalkannya namun tetap ingat dan cinta kepada ibunya yg sudah meninggalkan dirinya.

Marry adalah seorang ibu yg memiliki sifat buruk. Dia memiliki sifat pemarah, egois, dan tinggi hati. Dua pulu tahun yg lalu marry baru melahirkan dan mempunyai seorang anak laki-laki. Anak tersebut wajahnya lumayan tampan namun agak terlihat bodoh. Sam, suamiku yg telah member nama “Eric” kepada si anak tersebut..

Di tahun kedua setelah Eric di lahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yg cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yg indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu.

Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sadar dan penyayang. Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putrid sekolah perawatan. Tidak ada lagi yg diingat tentang Eric dan tidak ada lagi yg mengingatnya.

Sampai suatu malam. Malam dimana saya bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah saya. Sambil tersenyum ia berkata “tante, tante kenal dengan mama saya? Saya lindu cekali pada Mommy!” setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya, “tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?

“nama saya Elic, tante”

“Eric? Eric… ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?”

(10)

Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Marry, apa yg sebenarnya terjadi?”

Setelah tangis saya reda, saya keluar dari mobil diikuti Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric. Eric…

Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yg sulit di lukiskan, saya pun keluar dari ruangan itu. Air mata saya mengalir dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja. sesaat kemudian saya dan Brad mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut.

Namunj, saya melihat seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yg demikian kotor. Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yg parau.

“hei…! Siapa kamu?! Mau apa kemari?!”

Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yg dulu tinggal disini?”

Ia menjawab “kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, tahukah kamu, 10 tahun yg lalu sejak kamu meninggalkannya disini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil “Mommy… mommy!” karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yg lalu Eric

meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu.

Saya pun membaca tulisan di kertas itu…

“mommy, mengapa mommy tidak pernah kembali lagi? Mommy marah sama Eric ya? Mom, biarlah Eric yg pergi saja, tapi mommy harus berjanji kalau mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye,mom…”

Saya menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan…katakana di mana ia sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi, bu! Tolong katakana..!!!

Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Barang yang telah saya terima tidak sesuai dengan pesanan, mohon ada ganti rugi atas kekecewaan saya.. Kalimat yang berisi keluhan dengan maksud yang jelas

54. Kalimat yang dicetak miring dalam paragraf tersebut menggunakan majas yang sama dengan kalimat ... Tidak, saya tidak mau lagi bertemu dengan dia, tidak juga sekarang

Hal yang paling terasa adalah alur cerita yang terkesan lampat dan ada beberapa bagian yang tidak begitu menarik sama sekali, seperti terlihat pada adegan ketika tokoh Zainuddin

Sebaliknya, Raja Gupta menjadi raja lautan yang sangat keji yang tak segan-segan untuk menghukum mati para pengikutnya yang tidak sependapat dengan dia.. Istri-istri dan keluarga

Setiap hari saya melihat ibumu dan abangnya diantar-jemput sopir dengan mobil, yang dimiliki oleh tidak lebih dari sepuluh orang yang bukan Belanda ketika itu.. Ibumu cantik, lanjut