SINERGI
Anggaran Belanja Kita
Yang Bertambah
w
w
w
.t
e
b
in
g
t
in
gg
i
ko
ta.go
.i
d
ISS
N 1978 - 8080 N
O
M
O
R 127 T
AHUN 2013 T
AHUN XI 2013
ANGGARAN BELANJA
MELIHAT P.APBD
TA 2013 KOTA
TEBING TINGGI
KETUA PENGARAH :
Ir.Umar Zunaidi Hasibuan, MM ( WaliKota Tebing Tinggi )
WAKIL KETUA PENGARAH :
H. Irham Taufik, SH, M.AP (Wakil WaliKota Tebing Tinggi )
PENGENDALI :
H. Johan Samose Harahap, SH, MSP (Sekdako Tebing Tinggi Deli )
PENANGGUNG JAWAB :
Ir. H. Zainul Halim (Asisten Administrasi Umum )
PIMPINAN REDAKSI :
Ahdi Sucipto, SH (Kabag Adm. Humas PP)
REDAKSI :
Rizal Syam, Khairul Hakim, Juanda
BENDAHARA :
Jafet Candra Saragih
KOORDINATOR LIPUTAN :
Drs Abdul Khalik, MAP
SEKRETARIS REDAKSI :
Dian Astuti
LAYOUT DESAIN GRAFIS
Edi Suardi, S.Sos Aswin Nasution, ST
LIPUTAN DAN REPORTER :
Wartawan Unit Pemko Tebing Tinggi
Redaksi menerima tulis,photo juga surat berisi saran penyempurnaan dari pembaca dengan melampirkan tanda pengenal (KTP, SIM, Paspor) dan Redaksi berhak mengubah tulisan sepanjang tidak mengubah isi dan maknanya.
Tulisan dikirim ke alamat redaksi :
Bagian Administrasi Humasy Pimpinan dan Protokol Sekreariat Daerah Kota Tebing Tinggi
SALAM REDAKSI
Pembaca budiman…
Paling tidak ada empat prinsip utama dalam pengelolaan keuangan pemer-intahan mulai dari pusat hingga daerah. Salah satu prinsip terpenting dalam pengelolaannya adalah transparansi atau terbuka. Pengelolaan keuangan pemerintah harus memuat prinsip transpran ini dalam segala hal, mulai dari perencanaan, pengelolaan, pemngawasan dan evaluasinya.
Keuangan pemerintah dapat dilihat public secara transparan melalui anggaran pendapatan dan belanja Negara/daerah (APBN/D) yang seitiap tahun dilansir pemerintah kepada publik/masyarakat. Dalam kondisi pengelolaan keuangan normal, paling tidak pemerintah akan menyampaikan hal itu kepada publik setelah bermitra dengan DPR/D mengesahkannya. Keduanya yakni APBN/D dan Perubahan APBN/D). Untuk jenis pertama disampaikan pada awal tahun. Kemudian yang kedua akan dilansir kepada public biasanya di penghujung tahun.
Pemerintah kota Tebingtinggi pada 2013 ini, juga melakukan hal rutin pen-gelolaan keuangan kepada pubik. Untuk TA 2013, Pemko Tebingtinggi telah mengesahkan P.APBD TA 2013 dengan nilai mencapai Rp129 milyar lebih. Untuk edisi SINERGI September ini, kami akan mengupas persoalan dimak-sud, tentang bagaimana keseimbangan pengelolaan keuangan dimaksud di berbagai pos dinas yang mengalami perubahan anggaran dari anggaran induk. Pembaca sekalian…
Selain itu, edisi kali ini juga menyoroti soal perguruan tinggi di kota Tebingtinggi. Ada beberapa perguruan tinggi yang sudah beroperasi di kota ini. Namun persoalannya apa kabar perguruan tinggi ini terhadap masyarakat, di saat ada kabar kita gagal mewujudkan politeknik karena ketiadaan lahan yang representatif untuk itu.
Pada edisi ini, ada juga kolom kritis di halaman ekonomi. Halaman ini coba melihat secara kritis keberadaan KLIBI yang dimunculkan kembali oleh Disk-ouperindag. Telaah kritis ini mudah-mudahan tidak dipandang sebagai bentuk sikap tidak suka, melainkan sebaliknya. Ada juga laporan menarik soal kinerja dokter yang dikeluhkan sering telat bertugas. Kami juga mengisi halaman lingkungan dengan peringatan hari pangan sedunia.
Tak lupa kami melaporkan di kolom wanita tentang pemahaman yang benar terhadap 10 program pokok PKK. Program ini jarang dipahami oleh kader sendiri, sehingga pemuatannya kami harapkan bisa bermanfaat sebagai bahan referensi dan introspekti.
Pada halaman olah raga, kami juga menyoroti sola peningkatan animo gen-erasi muda terhadap olah raga bila voli, di saat pengeolaannya dari period eke periode selalu dalam kondisi memprihatinkan. Sesuatu yang lain kami hadir-kan pula di rubric agama. Kami melaporhadir-kan kegiatan Buddha Tzu Chi yang cukup menarik dan bisa jadi sumber inspiratif bagi kita semua.
Beberapa cerpen di halaman satra/budaya juga kami harapkan bisa men-jadi penghibur pembaca sekalian. Banyak cerpen dan puisi yang dikirimkan kepada SINERGI, kami berharap semua kirimkan itu akan dimuat, sehingga semangat pemula itu tidak padam sebelum berkembang. Ini kebijakan kami guna mendukung sastra di dunia sekolah.
Beberapa tulisan juga kami muat di edisi kali ini. Harapan kami semoga tulisan ini bisa menjadi sumber penegtahuan dan inspirasi bagi pembaca sekalian.
REFERENSI TEBING TINGGI DELI
TERBIT SEJAK 16 Juli 2002 SK WALIKOTA TEBING TINGGI
NO.480.05/286 TAHUN 2002
DAFTAR ISI
SINERGI EDISI 129 SEPTEMBER 2013
4. MOMENTUM
8. SINERGITAS
•
Anggaran Belanja
9. UTAMA
•
Melihat P.Apbd Ta 2013 Kota Tebing Tinggi
•
Kondisi Dan Kebijakan Perubahan
Anggaran Belanja Daerah Tahun Anggaran
2013
•
Kondisi Dan Kebijakan Perubahan
•
Anggaran Pembiayaan Tahun Anggaran
2013
18. PENDIDIKAN
•
Apa Kabar Perguruan Tinggi Di T.Tinggi
20. KESEHATAN
•
Korupsi Waktu Itu Dosa Pak Dokter
•
Klinik Bisnis, Mini Market Dan UMKM
T.Tinggi
22. EKONOMI
•
Tidak Ada Proyeksi Pencapaian Target
Penerimaan Pajak Tahun Ini
23. HUKUM
•
KPID SUMUT SOSIALISASIKAN UU
PENYI-ARAN
•
KPK: Berkas Perkara Emir Moeis Lengkap
25. LINGKUNGAN HIDUP
•
Peringati Hari Pangan Sedunian Ketapang
Tebing Tinggi Gelar Lomba Cipta Menu B2SA
26. WANITA
•
Kader Pkk Dituntut Pahami Tugas 10
Pro-gram Pokok
28. PEMKO KITA
•
Umar Hasibuan Terima Penghargaan
Darma Bakti Pramuka
•
49 Calhaj Asal Tebing Tinggi Dilepas
•
Pra Pensiunan Pns Pemko Tebingtinggi
Dilatih Berwirausaha
•
Pengurus Himpaudi Kota Tebingtinggi
Dilantik
•
Veteran Pejuang Inspirasi Pembangunan
35 .LENSA PEMKO
40. AGAMA
•
Dari Buddha Tzu Chi; Ketika Sampah Jadi
Emas Demi Cinta Kasih
41. PARLEMENTARIA
•
Realisasi Pendapatan Ta 2012 Kota
Tebingtinggi 103,06 %
43. OLAH RAGA
•
Animo Remaja T.Tinggi Terhadap Bola Voli
Meningka
•
31 Sekolah Di T.Tinggi Ikuti Lpi Piala
Wa-likota
45. INFONASIONAL
•
Kawasan Ekonomi Khusus Dorong Hilirisasi
CPO"
47 . OPINI
•
Peningkatan Investasi Daerah ; Langkah
Pembangunan Kota Tebing Tinggit
49.
RAGAM PLURALIS
•
Blusukan Hingga Ke Pura 3 Swarga
54. SASTRA
•
Pesan-Pesan Pantun Yang Menggugah
55. CERPEN
•
Sajadah Untuk Bunda
57. PUISI
58. IKLAN OVOP GRATIS
59. TEPIAN
•
Al - Farabi
Redaksi JUANDA
Redaksi KHARUL HAKIM Sekretaris Redaksi
DIAN ASTUTI Pimpinan Redaksi
AHDI SUCIPTO.SH
Bendahara JAFET CHANDRA SARAGIH
Redaksi RIZAL SYAM Koordinator Liputan
Drs.ABDUL KHALIK.MAP
SINERGITAS
Berintegritas akan menghasilkan APBD yang pro rakyat. Sedangkan profesional akan melahirkan APBD yang proporsional dan akuntabel. Selain itu sumber insani ini juga siap untuk bekerja secara sinergis dengan berbagai pihak termasuk segenap komponen-komponen masyarakat, serta dilandasi oleh semangat yang tinggi untuk selalu memperbaiki kualitas dan kesedi-aan untuk berkontribusi dalam setiap proses dengan spenuh hati. Dengan begitu, formulasi diatas akan dihasilkan APBD dengan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan lepas dari kepentingan pribadi dan golongan.
Di atas segalanya, yang tak bisa diabai-kan adalah adanya kesepahaman dan persamaan persepsi dalam penyusunan APBD yang baik, khususnya menyangkut permasalahan, kendala dan solusi maupun peluang ada. Sebagai upaya untuk men-ingkatkan pemahaman, gambaran secara menyeluruh mengenai proses penyusunan APBD, harus dimulai dari penyusunan resource envelope, pagu indikatif, RAPBN, sampai dengan penetapan APBN dan
penerbitan dokumen anggaran. Pema-paran disajikan secara terstruktur, run-tut, dan didukung oleh data-data APBD kontemporer. Dari sini semua pihak dapat dapat berkontribusi dalam meningkatkan penyusunan APBD, sehingga muncul-lah kepedulian dan kesepahaman publik dalam memahami dan mendukung APBD. Kita semua berharap, Anggaran Penda-patan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2014 ini memiliki nuansa khusus bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebe-lumnya. Desain babak akhir dari arah ke-bijakan dan pembangunan ekonomi pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2011-2016 harus mulai digambarkan. Kebutuhan dana untuk pembangunan dan kesejahter-aan rakyat dalam APBD 2014 sudah dapat diwujudkan. Di lain pihak, tuntutan dan harapan masyarakat terhadap keberhasilan pembangunan dan hasil-hasilnya agar da-pat dirasakan dan dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat juga menjadi semakin meluas dan membesar.
Dalam kondisi seperti itu, peranan dan
kontribusi APBD yang dicerminkan dari alokasi kegiatan dan program dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat menjadi sangat krusial. Kuncinya terletak pada bagaimana sumber daya yang terbatas dapat dikelola sedemikian rupa untuk dapat memenuhi kebutuhan yang kompleks dengan hasil yang berkualitas tinggi.
Dengan frame pemikiran seperti ini, ke-mampuan melihat, menganalisis, memper-timbangkan, dan merespon perkembangan ekonomi global dan domestik, permasala-han-permasalahan dan tantangan tantan-gan yang dihadapi, menjadi unsur utama dalam penyusunan APBD 2014. Semoga kita berhasil!(hakim)
Mafhum kita ketahui, Anggaran Pendapatan dan Belanja baik untuk
Negara (APBN) maupun untuk Daerah (APBD) memiliki peran yang
sangat strategis bagi kinerja perekonomian nasional untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Dan tentu saja itu semua akan tercapai melalui
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas.
Karena kita berada di pemerintahan daerah, tentu yang paling esensi
mengatur semua itu adalah APBD. Hanya saja APBD yang berkualitas harus
disusun oleh sumber insani yang memiliki integritas dan
profesionalisme yang tinggi.
U T A M A
MELIHAT P.APBD TA 2013
KOTA TEBING TINGGI
Kondisi Umum Perubahan Pendapatan Daerah
Untuk penyelenggaraan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab diperlukan kewenangan dan kemam-puan menggali sumber-sumber keuangan sendiri, yang didukung oleh perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. Pen-dapatan Daerah Kota Tebing Tinggi terus mengalami peningkatan; mulai tahun 2008 sebesar Rp. 316,43 Milliar hingga tahun 2013 (sebelum perubahan) sebesar Rp. 468,61Milliar dengan rata-rata pertumbu-han kurun waktu 2008-2013 sebesar 10,15
persen. Secara umum gambaran keuangan daerah tsb khususnya pada sisi pendapatan daerah selama penerapan desentralisasi menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat.
Dengan mempertimbangkan ber-bagai asumsi-asumsi dasar, Rancangan Peraturan Daerah tentang P.APBD Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran 2013 menetapkan bahwa Pendapatan Daerah sebesar Rp.598.014.620.567 atau men-galami kenaikan sebesar 27,61 persen (Rp.129.401.831.567) dari APBD T.A 2013 yang sebesar Rp.468.612.789.000 dengan
komposisi, Pendapatan Asli Daerah men-jadi sebesar Rp.41.126.898.567 (mengalami kenaikan sebesar Rp.4.853.978.567 atau sebesar 13,38 persen dari APBD T.A 2013); Pendapatan Dana Perimbangan sebesar Rp.421.839.869.000 (tidak mengalami pe-rubahan); serta; Lain-lain Pendapatan Dae-rah yang Sah menjadiRp.135.047.853.000 (mengalami kenaikan sebesar
Rp.124.547.853.000 atau sebesar 1.186,17 persen dari APBD T.A 2013).
Media Oktober 2013 lalu, Wali Kota bersama DPRD kota Tebingtinggi mengesahkan draft Rencana
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RPAPBD) tahun anggaran 2013. Nilai
UTAMA
Permasalahan Utama Pendapatan Daerah Permasalahan utama yang masih akan dihadapi dalam upaya meningkatkan pen-dapatan daerah diantaranya adalah:
• Perlunya optimalisasi penggalian sumber-sumber pendapatan yang ada, khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD); yaitu Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
• Perlunya optimalisasi sumber pen-dapatan dari SKPD yang diberikan kewenangan untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah.
• Perlunya optimalisasi kerja Pemer-intah Kota yang didukung semua pemangku kepentingan dalam men-gakses sumber pendapatan khususnya dari dana perimbangan dan lain – lain pendapatan daerah yang sah dengan perencanaan pembangunan yang dipadukan dengan perencanaan ang-garan yang efektif.
Estimasi Perubahan Pendapatan Daerah Pengembangan pendapatan daerah, ten-tunya akan senantiasa menuntut adanya kualitas daya dukung lingkungan ekonomi yang memadai dan kondusif, sehingga potensi ekonomi yang ada dapat diperta-hankan dan pada akhirnya dapat diandal-kan sehingga sumber pendapatan daerah, baik yang dikelola oleh pemerintah Kota Tebing Tinggi melalui sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD), maupun yang dikelola
oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pusat melalui penerimaan dari Dana Perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Dengan memperhatikan beberapa hal yang telah dikemukakan di atas dan berkaitan dengan estimasi pendapatan daerah untuk tahun 2013, maka secara umum dapat diuraikan sebagai berikut :
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jenis penerimaan dari sektor PAD kon-tribusinya perlu ditingkatkan. Untuk itu, tentunya akan diperlukan adanya berba-gai upaya untuk lebih mengintensifkan sumber-sumber potensi PAD yang selama ini masih kurang optimal. Estimasi total Perubahan Pendapatan Daerah tahun anggaran 2013 diperkirakan menjadi Rp.598.014.620.567 atau mengalami pen-ingkatan sebesar 27,61 persen dari tahun angggaran 2013 (sebelum perubahan). Estimasi Perubahan Pendapatan Asli Dae-rah (PAD) tahun anggaran 2013 diperkira-kan menjadi sebesar Rp.41.126.898.567 atau mengalami peningkatan sebesar Rp. 4.853.978.567,- atau 13,38 persen dari ta-hun anggaran 2013 (sebelum perubahan). Potensi PAD tersebut didukung oleh;
• Komponen Pajak Daerah ber-tambah sebesar Rp.15.000.000,-
4.004.392.000,00.-• Komponen Retribusi Daerah bertam-bah sebesar Rp.222.700.000,-. Retribu-si daerah diperoleh dari beberapa jenis retribusi daerah antara lain Retribusi
Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Kes-ehatan, Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum, Retribusi Jasa Usaha Pemaka-ian Kekayaan Daerah, Retribusi Izin Gangguan, Retribusi Reklame, dan lain – lain.
• Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan bertambah sebesar Rp.4.497.314.204,- yang diperoleh dari deviden atas saham Pemerintah Kota pada P.T Bank Sumut Tahun Buku 2012.
• Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah diperkirakan bertambah sebesar Rp.118.964.363,- yang diper-oleh dari Pendapatan BLUD pada RSUD dan Penerimaan Bunga /Jasa Giro (Jasa Giro Kas Daerah).
Sedangkan dari Dana Perimbangan tidak ada perubahan pendapatan. Kemudian, diperkirakan adanya peningkatan pe-rubahan pendapatan yang bersumber dari Lain – lain Pendapatan Daerah yang Sah menjadi sebesar Rp.135.047.853.000 atau mengalami kenaikan sebesar Rp.124.547.853.000 atau sebesar 1.186,17 persen dari tahun 2013 (sebelum peruba-han), yang berasal dari Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus serta Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Sumatera Utara.
UTAMA
No. URAIAN
JUMLAH (Rp) BERTAMBAH / (BERKURANG) T.A 2013 (SEBELUM
PERUBAHAN)
T. A 2013(SETELAH
PERUBAHAN) (Rp) %
I. PENDAPATAN DAERAH 468.612.789.000,00 598.014.620.567,00 129.401.831.567,00 27,61
1.1. Pendapatan Asli Daerah 36.272.920.000,00 41.116.898.567,00 4.853.978.567.000 13,35 1.1.1. Pajak Daerah 9.495.000.000,00 9.510.000.000,00 15.000.000,00 0,16 1.1.2. Retribusi Daerah 5.343.620.000,00 5.556.320.000.00 222.700.000,00 3,98 1.1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
5.000.000.000,00 9.497.314.204,00 4.497.314.204,00 89,95
1.1.4. Lain-lain Pendapatan Dae-rah yang Sah
16.434.300.000,00 16.553.264.363,00 118.964.363,00 0,72
1.2. Dana Perimbangan 421.839.869.000,00 421.839.869.000,00 0,00 0,00 1.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak/Hasil
Bukan Pajak
16.970.033.000,00 16.970.033.000,00 0,00 0,00
1.2.2. Dana Alokasi Umum 368.586.765.000,00 368.586.765.000,00 0,00 0,00 1.2.3. Dana Alokasi Khusus 36.283.080.000,00 36.283.080.000,00 0,00 0,00
1.3. Lain-lain Pendapatan Dae-rah Yang Sah
10.500.000.000,00 135.047.853.000,00 124.547.853.000,00 1.186,17
1.3.1. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Sumatera Utara
10.500.000.000,00 5.777.896.000,00 (4.722.104.000,00) (44,97)
1.3.2. Dana Penyesuaian dan Oto-nomi Khusus
0,00 49.035.913.000,00 49.035.913.000,00 0,00
1.3.3. Bantuan Keuangan dari Provinsi Sumatera Utara
0,00 80.234.044.000,00 80.234.044.000,00 0,00
ESTIMASI PERUBAHAN PENDAPATAN
DAERAH KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2013
Kebijakan Umum Pendapatan Daerah Kebijakan umum Pendapatan Daerah dimaksudkan agar pendapatan daerah mampu ditingkatkan secara berkesinam-bungan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan perekonomian daerah tan-pa memperburuk faktor-faktor produksi, tanpa mendistorsi sektor riil dan keadilan serta dengan jumlah biaya administrasi tertentu atau dengan kata lain tidak mem-beratkan dunia usaha dan masyarakat. Untuk mendukung pencapaian kebijakan tersebut, upaya-upaya yang akan dilaku-kan antara lain (i) penggalian sumber-sumber pendapatan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi secara efektif yang diikuti dengan kecepatan dan percepatan
pelayanan kepada masyarakat termasuk dalam pemberian layanan perijinan, (ii) pemberdayaan wajib pajak/retribusi, sehingga terjalin komunikasi yang men-umbuhkan keterbukaan (transparansi), (iii) peningkatan koordinasi antar instansi terkait.
Dalam rangka menjalankan kebijakan tersebut diterapkan beberapa formulasi strategi pendapatan daerah, sebagai beri-kut :
i. Optimalisasi penentuan dan pencapa-ian target pendapatan daerah
ii. Optimalisasi pungutan jenis-jenis pajak dan retribusi
iii. Optimalisasi pengawasan dan pen-gendalian terhadap masyarakat dan
pengusaha yang belum mempunyai izin dan wajib pajak yang mempunyai tunggakan.
iv. Mempercepat penyelesaian Perda Tata Ruang sebagai acuan dalam perijinan v. Sosialisasi dan penyuluhan pajak
dae-rah, retribusi daedae-rah, dan perijinan vi. Peningkatan SDM aparat teknis dinas
terkait dalam mendukung peningka-tan pajak dan retribusi daerah. vii. Optimalisasi sarana dan prasarana
U T A M A
Kondisi Umum Perubahan
Belanja Daerah
Rancangan Peraturan Daerah tentang P. APBD Kota Tebing Tinggi T.A 2013 merencanakan bahwa Belanja Daerah menjadi sebesar Rp.650.362.871.940,- atau mengalami kenaikan sebesar Rp.152.892.196.040,- atau kenaikan sebesar 30,73 persen dari belanja daerah tahun 2013 (sebelum perubahan). Be-lanja Tidak Langsung menjadi sebesar Rp.308.442.149.560,- mengalami kenaikan sebesar Rp.56.016.186.460,-atau 22,19
persen dari tahun 2013 (sebelum peruba-han). Sedangkan belanja langsung sebesar Rp.341.920.722.380 atau mengalami kenai-kan sebesar Rp.96.876.009.580 atau naik sebesar 39,53 persen dari belanja daerah tahun 2013 (sebelum perubahan). Penambahan Belanja tidak lang-sung sebesar Rp.56.016.186.460,- dipe-runtukkan sebesar Rp.54.902.078.460,- untuk belanja pegawai dan sebesar Rp.1.114.108.000,- untuk belanja hibah, sedangkan belanja bantuan sosial, untuk belanja bantuan keuangan kepada partai pilitik dan untuk belanja tidak terduga
tidak mengalami penambahan. Kemudian penambahan belanja langsung sebesar Rp.96.876.009.580,- diperuntukkan sebesar Rp.602.491.200,- untuk belanja pegawai, sebesar
Rp.14.501.015.280,- untuk belanja barang dan jasa, dan sebesar Rp.81.772.503.100,- untuk belanja modal.
Estimasi Perubahan Belanja Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran 2013 dapat dilihat pada Tabel berikut ini;
KONDISI DAN KEBIJAKAN PERUBAHAN
ANGGARAN BELANJA DAERAH
U T A M A
No. URAIAN
JUMLAH (Rp) BERTAMBAH / (BERKURANG)
T. A 2013 (SEBELUM PERUBAHAN)
T. A 2013
(SETELAH-PERUBAHAN) (Rp) %
2. BELANJA DAERAH 497.470.675.900,00 650.362.871.940,00 152.892.196.040,00 30,75
2.1. Belanja Tidak Langsung 252.425.963.100,00 308.422.149.560,00 56.016.186.460,00 22,10 2.1.1. Belanja Pegawai 245.927.195.100,00 300.829.273.560,00 54.902.078.460,00 22,33 2.1.2. Belanja Hibah 4.953.500.000,00 6.067.608.000,00 1.114.108.000,00 17,93 2.1.3. Belanja Bantuan Sosial 499.000.000,00 499.000.000,00 0,00 0,00 2.1.4. Belanja Bantuan Keuangan
KepadaPemerintahan Propinsi/ Kabupaten/ Kota, Pemerinta-han Desa, dan Partai Politik
546.268.000,00 546.268.000,00 0,00 0,00
2.1.5 Belanja Tidak Terduga 500.000.000,00 500.000.000,00 0,00 0,00
2.2. Belanja Langsung 245.044.712.800,00 341.920.722.380,00 96.876.009.580,00 39,65 2.2.1. Belanja Pegawai 15.529.148.100,00 16.131.639.300,00 602.491.200,00 4,84 2.2.2. Belanja Barang dan Jasa 125.183.696.600,00 139.684.711.880,00 14.501.015.280,00 9,58 2.2.3. Belanja Modal 104.331.868.100,00 186.104.371.200,00 81.772.503.100,00 80,92
TABEL 3.1: PERUBAHAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013
Permasalahan Utama Belanja Daerah Secara umum permasalahan utama be-lanja daerah adalah sebagai berikut; (i). Belum ada indikator yang terukur dan disepakati bersama untuk menilai kinerja belanja.
(ii). Efisiensi, efektivitas dan produktivi-tas belum sepenuhnya menjadi pedoman dalam penyusunan belanja.
(iii). Belum adanya Standar Analisa Belanja yang dapat digunakan memiliki kewajaran belanja.
(iv). Belum disusunnya Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang nantinya akan mem-pengaruhi besar kecilnya belanja.
Kebijakan Umum Perubahan Belanja Daerah
Kebijakan Umum Perubahan Belanja Dae-rah T.A sebagai berikut;
1. Belanja daerah diprioritaskan dalam
rangka pelaksanaan urusan pemerin-tahan yang menjadi kewenangan kota yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan RPJMD Kota Tebing Tinggi tahun 2011-2016, RKPD, Perubahan RKPD tahun 2013, KUPA tahun 2013, dan PPASP tahun 2013.
2. Belanja daerah dalam rangka penye-lenggaraan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk pen-ingkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum.
3. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berori-entasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan guna
meningkat-kan akuntabilitas perencanaan angga-ran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran. 4. Penyusunan belanja daerah
U T A M A
Prioritas Dan Plafon Belanja Daerah
Berdasarkan kebijakan umum perubahan belanja daerah tahun anggaran 2013, maka prioritas dan plafon belanja daerah berdasarkan bidang diperuntukkan sebagai berikut;
1. Bidang Pendidikan sebesar Rp.
58.052.544.776,-2. Bidang Kesehatan sebesar Rp.
16.353.214.100,-3. Bidang Pekerjaan Umum sebesar Rp.
68.556.104.630,-4. Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah sebesar Rp.
424.519.450,-5. Bidang Perhubungan sebesar Rp.
896.568.500,-6. Bidang Lingkungan Hidup sebesar Rp.
486.350.000,-7. Bidang Kependudukan sebesar Rp.
144.010.000,-8. Bidang Pemberdayaan Perempuan, Anak dan KB sebesar Rp.
626.465.264,-9. Bidang Sosial sebesar Rp.
187.458.000,-10. Bidang Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Perindus-trian dan Perdagangan
sebesar Rp.
160.332.300,-11. Bidang Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan Dan Pariwisata sebesar Rp. 2.243.175.000,-12. Bidang Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri sebesar Rp. 409.222.100,-13. Bidang Pemerintahan Umum sebesar Rp. 3.957.034.820,-14. Bidang Ketahanan Pangan sebesar Rp. 69.060.100,-15. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintah Kelurahan sebesar Rp. 257.525.000,-16 Bidang Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi sebesar Rp.
652.767.000,-KONDISI DAN KEBIJAKAN PERUBAHAN ANGGARAN
PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2013
Kondisi Umum Perubahan
Pembi-ayaan
Pembiayaan meliputi semua
tran-saksi keuangan untuk menutup
defisit atau untuk memanfaatkan
surplus. Defisit atau surplus terjadi
manakala terjadi selisih antara
anggaran pendapatan daerah dan
anggaran belanja daerah.
Surplus terjadi bila Pendapatan daerah lebih besar dari anggaran belanja daerah, sebaliknya defisit anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan daerah lebih kecil dari anggaran belanja daerah.
Gambaran umum pembiayaan pada Ran-cangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013 menjadi sebagai berikut :
a. Penerimaan Pembiayaan Daerah: Rp. 56.348.251.373
b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah: Rp. 4.000.000.000
Permasalahan Utama Pembiayaan Beberapa permasalahan utama berkaitan dengan pembiayaan dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Be-lanja Daerah Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai berikut :
a. Belum adanya perencanaan yang jelas dan terprogram untuk menempatkan ang-garan bila terjadi surplus angang-garan. b. Perlu adanya mekanisme yang disepa-kati bersama dalam rangka pemanfaatan surplus anggaran dan pembiayaan defisit anggaran.
Kebijakan Umum Perubahan Pembiayaan Berdasarkan pada Kebijakan Umum Perubahan Pembiayaan Tahun Anggaran 2013, maka Kebijakan Umum Pembiayaan adalah sebagai berikut :
1. Pembiayaan yang dianggarkan berasal dari jenis penerimaan yang tidak membebani daerah.
2. Penerimaan pembiayaan diupaya-kan dapat dimanfaatdiupaya-kan untuk meningkat-kan pendapatan daerah dan meningkatmeningkat-kan
kemampuan keuangan daerah serta me-menuhi kewajiban – kewajiban yang telah jatuh tempo.
PROGRAM DAN KEGIATAN Penambahan Belanja daerah sebesar Rp.152.892.196.040 yang direncanakan untuk membiayai urusan wajib dan urusan pilihan sebagai berikut :
Urusan Wajib;
Pendidikan sebesar
Rp.58.052.544.776,-Urusan wajib pendidikan dilaksanakan SKPD Dinas Pendidikan untuk membiayai belanja tidak langsung berupa tunjan-gan Profesi Guru PNSD dan Tambahan Penghasilan Guru PNSD.Sedangkan pada kelompok Belanja langsung untuk membiayai program dan kegiatan yang terkait dengan urusan wajib adalah seperti; peningkatan sarana dan prasarana apara-tur, program PAUD, program pendidi-kan dasar 9 tahun, program pendidipendidi-kan menengah dan , program manajemen pelayanan pendidikan,dan sebagainya.
U T A M A
Kesehatan sebesar
Rp.16.353.214.100,-Urusan wajib kesehatan dilaksanakan SKPD Dinas Kesehatan dan RSUD dr. H. Kumpulan Pane untuk membiayai belanja pegawai pada belanja tidak langsung. Program dan kegiatan yang terkait dengan urusan wajib ini adalah seperti; program pelayanan administrasi perkantoran, pro-gram peningkatan sarana dan prasarana aparatur, program pelayanan kesehatan penduduk miskin (Jamkesda),program upaya kesehatan masyarakat, program pengadaan,peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas/Puskes-mas Pembantu dan jaringannya, program peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit, dan program peningkatan mutu pelayanan kesehatan BLUD, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit dan sebagainya serta sebagian besar bersumber dari Bantuan Keuangan Provinsi Sumatera Utara yang telah ditentukan penggunaan-nya.
Pekerjaan Umum sebesar
Rp.68.556.104.630,-Urusan wajib pekerjaan umum dilak-sanakan SKPD Dinas Pekerjaan Umum. Program dan kegiatan yang terkait dengan urusan wajib ini adalah seperti; program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong, program pemeliharaan/rehab jalan dan jembatan, program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan, program pengembangan kinerja pengelo-laan air minum dan air limbah, program sarana dan prasarana gedung, program perumahan, program penataan ruang, dan sebagainya yang sebagian besar bersumber dari Bantuan Keuangan Provinsi Sumatera Utara yang telah ditentukan penggunaan-nya.
Perencanaan Pembangunan sebesar
Rp.424.519.450,-Urusan wajib perencanaan pembangunan dilaksanakan SKPD Bappeda. Program dan kegiatan yang terkait dengan urusan wajib ini adalah seperti; program pen-gendalian pemanfaatan ruang, program pengembangan data/informasi, program perencanaan pembangunan daerah, pro-gram perencanaan pembangunan sosial dan budaya, dsb.
Perhubungan sebesar Rp.
896.568.500,-Urusan wajib perhubungan dilaksanakan
SKPD Dinas Perhubungan. Program dan kegiatan yang terkait dengan urusan wajib ini adalah seperti; program pembangu-nan prasarana dan fasilitas perhubungan, program peningkatan pelayanan angkutan, program peningkatan dan pengamanan lalu lintas.
Lingkungan Hidup sebesar
Rp.468.350.000,-Urusan wajib lingkungan hidup dilak-sanakan SKPD Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Program dan kegiatan yang terkait dengan urusan wajib ini adalah seperti; program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, program peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan lingkungan hidup, program pengemban-gan kinerja pengelolaan persampahan, program pengelolaan ruang terbuka hijau, program penerangan jalan,taman dan hutan kota, dsb.
Kependudukan dan Catatan Sipil sebesar
Rp.144.010.000,-Urusan wajib kependudukan dan catatan sipil dilaksanakan SKPD Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Program dan kegiatan yang terkait dengan urusan wajib ini adalah seperti; program penataan administrasi kependudukan, program pen-ingkatan sarana dan prasarana aparatur. Pemberdayaan Perempuan dan
Rp.626.465.264,-Perlindungan anak dan KB sebesar Urusan wajib pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak SKPD Kan-tor Pemberdayaan Perempuan dan KB. Program dan kegiatan yang terkait dengan urusan wajib ini adalah seperti; program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak, program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perem-puan, program pelayanan kontrasepsi.
Sosial sebesar
Rp.187.458.000,-Urusan wajib sosial dilaksanakan SKPD Dinas Sosial dan Tenaga Kerja. Program dan kegiatan yang terkait dengan urusan wajib ini adalah seperti; program pember-dayaan fakir miskin dan PMKS lain-nya, program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial, program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, dan program perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan.
Koperasi dan Usaha Kecil
Rp.160.332.300,-Menengah sebesar
Urusan wajib koperasi dan usaha kecil menengah dilaksanakan SKPD Dinas Koperasi dan UMKM, Perindustrian dan Perdagangan. Program dan kegiatan yang terkait dengan urusan wajib ini adalah seperti; program penciptaan iklim UKM yang kondusif, program pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM, program peningkatan kualitas kelemba-gaan koperasi, program perlindungan konsumen, program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM dan pengamanan perdagangan, program pengembangan industri kecil dan menengah, dsb.
Kepemudaan dan Olahraga sebesar
Rp.2.243.175.000,-Urusan wajib kepemudaan dan olahraga dilaksanakan SKPD Dinas Pemuda dan Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata. Program dan kegiatan yang terkait dengan urusan wajib ini adalah seperti; program pengembangan nilai budaya, program peningkatan peran serta kepemudaan, pengelolaaan keragaman budaya, program upaya pencegahan penyalahgunaan narko-ba, program pembinaan dan pemasyaraka-tan olahraga, dan program peningkapemasyaraka-tan sarana dan prasarana olah raga.
Kesatuan Bangsa dan Politik
Rp.409.222.100,-Dalam Negeri sebesar
Otda, Pemum, Adm Keuda, Perangkat
Rp.3.957.034.820,-Daerah, Kepeg & Persandian sebesar Urusan wajib ini dilaksanakan SKPD Sek-retariat DPRD, SekSek-retariat Daerah, Inspek-torat, Badan Kepegawaian dan Pendidikan dan Pelatihan, Dispenda, Kantor Kecama-tan, dan Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu. Program dan kegiatan yang terkait dengan urusan wajib ini adalah sep-erti; program peningkatan pelayanan kedi-nasan kepala daerah/wakil kepala daerah, program pengembangan dan pelayanan keprotokolan, program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa, program peningkatan kapasitas sum-berdaya aparatur, program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan, program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kota, program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah, program penataan daerah otonomi baru, program penataan perundang-undangan, program pendidikan kedinasan, program pembi-naan dan pengembangan aparatur, dsb. Ketahanan Pangan sebesar
Rp.69.060.100,-Urusan wajib ini dilaksanakan SKPD Kantor Ketahanan Pangan. Program dan kegiatan yang terkait dengan urusan wajib ini adalah seperti; program peningkatan ketahanan pangan.
Pemberdayaan Masyarakat
Rp.257.525.000,-Dan Desa sebesar
Urusan wajib ini dilaksanakan SKPD
Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemer-intahan Kelurahan. Program dan kegia-tan yang terkait dengan urusan wajib ini adalah seperti; program pembangunan peningkatan keberdayaan masyarakat ke-lurahan, program pengembangan lembaga ekonomi kelurahan, program peningkatan partisipasi masyakat dalam membangun kelurahan, program peningkatan kapasi-tas aparatur pemerintah kelurahan, dan program peningkatan peran perempuan di kelurahan.
Perpustakaan sebesar
Rp.388.545.100,-Urusan wajib ini dilaksanakan SKPD Kan-tor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi. Program dan kegiatan yang terkait dengan urusan wajib ini adalah seperti; program pengembangan budaya baca dan pembi-naan perpustakaan, program peningkatan prasarana dan sarana aparatur, dsb. Urusan Pilihan;
1. Pertanian sebesar
Rp.652.767.000,-Urusan wajib ini dilaksanakan SKPD Di-nas Pertanian. Program dan kegiatan yang terkait dengan urusan wajib ini adalah seperti; program peningkatan kesejahter-aan petani, program rehabilitasi hutan dan lahan, program pengembangan budidaya perikanan, program peningkatan pemasa-ran hasil produksi peternakan.
PENUTUP
Demikianlah garis – garis besar Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan Ang-garan Pendapatan dan Belanja Daerah Ta-hun Anggaran 2013 yang merupakan
pres-tasi kerja Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Akhirnya kami berharap semoga Rancan-gan Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran 2013 ini segera dibahas dan ditetapkan menjadi Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senan-tiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
P E N D I D I K A N
Sekira 29 tahun lalu, tepatnya
pada 1984, kota Tebingtinggi
pernah menerima penghargaan
prestisius dari pemerintah pusat.
Penghargaan itu bernama
‘Par-asamya Purnakarya Nugraha,’
sebagai apresiasi tertinggi atas
keberhasilan pendidikan di kota
pimpinan Drs. Amiruddin Lubis.
Salah satu cita-cita terbesar
Amir-uddin Lubis merupakan wali kota
termuda di Indonesia saat itu,
bagaimana di kota Tebingtinggi
berdiri perguruan tinggi.
Lama cita-cita itu tak terfikirkan seiring kian berkembangnya kota lintasan di pan-tai timur pulau Sumatera itu. Bahkan, di masa dua penggantinya, tak ada perguruan tinggi yang berdiri di kota itu, meski pun perguruan tinggi swasta (PTS). Jika pun ada, hanya sejumlah PTS yang melakukan kegiatan kuliah jarak jauh yang kala itu
memang dibolehkan.
Dari catatan, ada sejumlah PTS yang membuka kuliah jarak jauh di kota Tebingtinggi, mulai dari Universitas Mu-hammadiyah Sum. Utara (UMSU), UMN Al Washliyah hingga Universitas Amir Hamzah. PTS terakhir ini, mungkin paling lama bertahan, hingga ada ketentuan Men-teri Pendidikan melarang PTS beroperasi jarak jauh. Agaknya, ada ratusan alumni dari Univ. Amir Hamzah yang kini men-jadi PNS di Pemko Tebingtinggi, karena memang ada nota kesepahaman antara Pemko Tebingtinggi dan PTS Melayu itu, pada awalnya.
Kini, seiring dengan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia, keberadaan perguruan tinggi di kota Tebingtinggi pun mulai berdenyut. Paling tidak ada sejum-lah PTS yang menjadi pioner berdirinya akademi dan perguruan tinggi di kota warisan Kerajaan Padang itu.
Sebut saja, misalnya Akademi Kebidanan (AKBID) Pemko Tebingtinggi, STIE Bina Karya, Perguruan Tinggi Al Hikmah (STIT
dan STIE). Kemudian STAI Tebingtinggi Deli dan Akademi Bina Husada ( AKPER dan AKBID). Belakangan beroperasi pula dua PTS lain, yakni Poltek Trijaya dan STIKOM Medan. Sebelumnya ada Poltek 17 Agustus 1945, namun belakangan tak lagi terdengar aktifitasnya.
Agaknya, pengalaman Akbid Pemko Tebingtinggi ini bisa diterima. Pasalnya, sejumlah PTS yang saat ini beroperasi di kota Tebingtinggi, memang mengandalkan calon mahasiswa dari daerah hinterland. Sebagian besar mahasiswa yang menuntut ilmu di PTS kota Tebingtinggi, memang berasal dari luar kota, khususnya dari Kab. Serdang Bedagai, Batubara dan Simalun-gun. Diperkirakan, ada ribuan orang yang menuntut ilmu di PTS-PTS kota Tebingtinggi. Kultur itu, memang warisan dari sejak lama, karena kota Tebingtinggi, sebelum adanya pemekaran kabupaten tetangga, menjadi kiblat pendidikan masyarakat hinterland.
Namun, seiring giatnya pembangunan sarana pendidikan dasar dan menen-gah di kabupaten pemekaran, minat se-kolah ke Tebingtinggi menurun. Tapi kini, denyut itu muncul lagi, ketika ada operasional PTS di kota Tebingtinggi. Persoalannya kemudian, banyak di
anta-ra PTS itu tak memiliki kaitan dengan dunia pendidikan kota Tebingtinggi. Di Dinas Pendidikan kota Tebingtinggi mis-alnya, tidak ada bidang yang menangani operasional PTS dimaksud. Hal ini tentu saja kelak akan punya dampak buruk bagi produk pendidikan dimaksud. Disamping akan merusak citra kota Tebingtinggi di mata masyarakat hinterland, karena mem-biarkan beroperasinya PTS tak kredibel. Kekhawatiran adanya PTS illegal yang beroperasi tanpa izin operasional dan akreditasi, semestinya jadi perhatian Pemko Tebingtinggi, karena bisa mer-ugikan masyarakat. Sinyal itu, bisa di-rasakan, misalnya dari berbagai iklan, spanduk, brosur dan banner yang sampai ke masyarakat, banyak PTS yang berop-erasi tidak mencantumkan izin opberop-erasional maupun akreditasi yang mereka peroleh. Jelas dari sisi ini saja, calon mahasiswa sebagai konsumen pendidikan dirugikan oleh penyelenggara pendidikan tinggi.
Animo pendirian perguruan tinggi di kalangan masyarakat pendidikan kota Tebingtinggi, belakangan pun menunjuk-kan minat baik. Kabarnya, sudah ada se-jumlah pengelola perguruan swasta yang akan mengembangkan perguruannya ke arah pendirian perguruan tinggi. Jika hal itu terjadi, maka sejak awal Pemko Tebingting-gi melalui Disdik, harusnya merespon itu dengan menyiapkan perangkat birokrasi menjawab kecenderungan demikian. Paling tidak, Disdik Pemko Tebingtinggi harus melakukan kontak dengan Kopertis dan Koperrtais untuk berkoordinasi men-genai operasional PTS yang ada di kota Tebingtinggi. Hal ini perlu sebagai bentuk pertanggung jawaban Pemko Tebingtinggi terhadap minat bersekolah masyarakat yang saat ini semakin tinggi. Semoga saja. Khalik
Kampus III STIE Bina Karya Tebing Tinggi (Foto Fadli)
Media September 2013 lalu, aku
punya pengalaman soal pelayanan
di RSUD dr.H.Kumpulan Pane kota
Tebingtinggi. Pengalaman itu lazim
terjadi dan aku tahu hal seperti
ini dipandang biasa saja, sejak RS
kebanggaan Tebingtinggi itu berdiri.
Namun, aku yakin apa yang
dilaku-kan para dokter itu merupadilaku-kan
ko-rupsi waktu yang akan jadi
persoa-lan diyaumil mahsyar (hari kiamat)
kelak.
Saat itu, setelah tiga hari badan anakku pa-nas. Aku merasa khawatir, agaknya anakku terserang demam berdarah dengue (DBD). Soalnya, tanda-tanda penyakit DBD itu ada, misalnya panas yang tidak konsisten, sehingga kekhawatiran itu membawa aku untuk berobat ke rumah sakit kebanggaan orang Tebingtinggi itu.
Berbekal kartu Askes, aku dan istri mem-bawa anakku ke RSUD di Jalan dr. Kumpu-lan Pane, Kel. Pasar Baru, Kec. T.Tingg Kota. Menaiki sepeda motor, aku pun berangkat dari rumah sekira pukul 08.00 dan sampai di rumah sakit itu sekira pukul 08.20. Suasana ruang poliklinik RS dalam kondisi lengang.
Aku maklum, stiker yang ada di depan pintu poliklinik menyebutkan jam kerja para dokter tercantum pukul 09.00-13.00. Istriku sibuk mengurus administrasi Askes. Aku merasa senang, karena proses pengurusan administrasi berlangsung cepat. Hanya dalam tempo sekira 20 menit, urusan administrasi Askes selesai, meski harus mundar mandir ke sana kemari. Tapi tak apalah pikirku, karena urusannya lancar.
Sekira pukul 08.50 aku dan istriku duduk santai di bangku yang disediakan pihak RS. Dalam batinkan bergumam, sebentar lagi dokter anak akan datang. Kekhawatiranku sedikit terobati dengan pikiran itu, karena panas anakku naik lagi. Tak lama, bunyi sinyal di jam tanganku berbunyi menanda-kan jarum jam berada di titik pukul 09.00. Pasien pun mulai ramai berdatangan. Sua-sana tenang di ruang terdepan poliklinik
itu mulai riuh rendah. Terlihat kesibukan sejumlah staf administrasi melayani pasien yang berdatangan. Bangku yang semula lengang pun mulai terisi banyak orang dengan wajah lesu. Tapi, tak satu pun pintu ruang poliklinik terbuka.
Aku berpikir, mungkin dalam beberapa menit ke depan, para dokter yang bertu-gas akan datang, karena jarum jam terus saja bergerak. Hingga pukul 09.30 tak juga terlihat ada tanda-tanda para dokter memasuki ruang kerja masing-masing. Sedangkan pasien sudah sesak dan udara di ruang itu mulai panas. Kipas angin yang bekerja di ruangan itu tak mampu mem-beri suasana segar, tertutup oleh kerumu-nan pasien. Ruangan poli umum, mata, tel-inga hidung tenggorokan serta anak telah disesaki pasien yang menunggu dokter. Akan halnya ruang poli sebelah, mulai dari penyakit dalam, jantung dan beberapa poli lainnya juga terlihat mulai ramai. Tapi hingga 09.45, keadaan tak berubah, selu-ruh ruangan poli masih belum menunjuk-kan aktifitas. Hanya terlihat salah seorang dokter THT memasuki ruangan kerjanya. Dokter anak yang kutunggu baru muncul bersama co ass yang mendampinginya masuk ruangan pukul 10.05. Itu artinya dokter spesialis anak itu, telah mencuri waktu sekira 65 menit dari jadwal tugas seharusnya dia masuk.
Jangan Anda bayangkan aku sabar menunggu waktu selama satu jam lebih itu. Seperti orang tua lainnya yang ikut merasakan sakit anaknya. Aku merasakan waktu satu jam itu sangat lama, bak men-unggu godot.
Anakku baru masuk ke ruangan poli anak sekira pukul 10.30. Hanya sebentar diperiksa, sesuai dengan keinginan untuk pemeriksaan darah anak di ruang labora-torium RSUD, dokter pun merujuk anakku ke sana. Di ruang laboratorium, pender-itaan berikutnya pun datang.
Anakku segera menjalani proses pengam-bilan sample darah. Sekira dua tabung CC darah di sedot dari ujung jari tangannya oleh petugas laboratorium. Usai pengam-bilan, anakku, istriku dan keluarga, men-unggu di ruang lab. Yang juga diisi deretan
bangku.
Pemeriksaan di lab ternyata sangat lama. Sejak pukul 11.00 hingga pukul 13.00 pemeriksaan belum tuntas. Aku sempat emosi dan mulai uring-uringan. Bagaima-na tidak, aBagaima-nak yang sakit tergeletak tak berdaya di bangku lab tanpa tahu apa yang harus dilakukan terhadap darah daging kita itu. Dengan terpaksa, aku membawa pulang anak, karena perut sudah lapar, sedangkan dokter anak yang diharapkan memeriksa ulang, sudah pulang pada pukul 13.00.
Keluarga yang menunggu hasil pemerik-saan, akhirnya melaporkan pemeriksaan sudah selesai sekira pukul 14.00. Dugaan terkena penyakit DBD tidak terjadi. Anakku ternyata terserang typus, karena kelelahan dan makan makanan yang mengganggu ususnya. Usai mendapatkan berkas hasil pemeriksaan, problema lain muncul. Aku harus datang ke tempat prak-tek dokter spesialis anak itu, pada pukul 17.00-20.00. Hanya untuk memastikan resep obat dari sang dokter.
Pada jam itu, aku bersama istri harus datang, setelah pusing-pusing keliling kota mencari lokasi praktek sang dokter. Setelah ketemu, hingga satu jam kemudian, sang dokter baru masuk ke tempat prakteknya. Hanya konsul sebentar, saat hujan lebat kala adzan Maghrib, aku bergerak pulang membawa obat yang didapat. Kondisi pisik yang lemah dan terhirup air hujan membuat aku terserang diare esok harinya. Lengkaplah sudah, kedongkolan, kekece-waan dan rasa sakit ini, ketika berurusan dengan dokter, pikirku.
Demi anak aku melakukan tugas yang kurasa cukup berat, khususnya karena manajemen waktu yang buruk dari dokter RSUD. Aku yakin, sikap dokter yang tidak peduli terhadap waktu, padahal jadi de-mikian penting bagi pasien, adalah sebuah kejahatan. Apalagi jik ahal itu tanpa ke-maafan dari pasien, dipastikan akan beru-jung dengan urusan ba’da kematian. Kisah ini dialami salah seorang teman yang ber-cerita kepada penulis. Mudah-mudahan bisa jadi bahan renungan. Khalik
Korupsi Waktu Itu Dosa Pak Dokter
Klinik Bisnis, Mini Market dan
UMKM T.Tinggi
Sejak awal kepemimpinannya Hampir di setiap kegiatan Jum’at keliling (Jum-ling) Wali Kota terus mengkampanye-kan OVOP kepada masyarakat, Belum lagi, kampanye produk batik daerah,
tenaga-tenaga terampilpun untuk itu telah ada dan dilatih dengan menge-luarkan dana hingga ratusan juta rupiah.
Sempat juga ada rumah batik yang diban-gun bersama dengan Pusat Jajanan dan Kreatifitas kota Tebingtinggi, tapi amat disayangkan kegiatan membatik itupun hilang seiring hilangnya pusat jajanan itu.
Disaat program UMKM yang digawangi Diskouperindag mandeg, justru pertum-buhan mini market kian tak terkendali. Kini, disetiap tepi jalan strategis di kota Tebingtinggi, hampit tidak ada lagi yang ko-song dari mini market milik konglomerat itu.
Ketika mini market marak, program OVOP berantakan dan pusat kerajinan serta usaha ekonomi kreatif kota Tebingtinggi mati, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perda-gangan (Diskouperindag) kota Tebingting-gi kembali mengaktifkan klinik bisnis (Klibi) yang sudah mati suri selama ham-pir empat tahun. Pengaktifan itu ditandai penanda tangan kerjasama Diskouperind-ag dengan Fak. Ekonomi USU, belum lama ini, dalam suatu acara di Balai Kartini.
Naskah kerjasama yang diperbarui itu,
ditanda tangani Wali Kota Tebingtinggi Ir.H.Umar Zunaidi Hasibuan, MM ber-sama Dekan Fak. Ekonomi USU Prof. Dr.Azhar Maksum, MEc.Ak. Klibi meru-pakan lembaga non pemerintah dibiayai APBD kota Tetbingtinggi, digagas LG-SP-USAID pada 2009, namun setahuan kemudian kiprahnya tak terdengar lagi.
Wali Kota Tebingtinggi dalam sambutann-ya berharap agar Klibi bisa kembali berper-an dengberper-an memberikberper-an bimbingberper-an teknis dan support kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah di kota Tebingtinggi. “UMKM menjadi landasan bagi ekonomi nasional. Jika ekonomi UMKM baik, maka akan ekonomi nasional akan baik. Atas dasar itu pemerintah wajib membina dan men-dampingi UMKM,” ujar Umar Z Hasibuan.
Adapun struktur personil Pusat Pelay-anan UMK Klinik Bisnis Kota Tebingting-gi adalah, Manager Wahyu A Pratomo SE, MEc, Wa Manager Kifli Harahap SE, Sekretaris Haroni Doli SE M.Si, Ka Di-visi Managemen dan Keuangan Fahmi N Nasution SE MAcc, dan Ka Divisi Pemasa-ran dan Inovasi Drs Ami Dilham M.Si.
Sebenarnya, sejak lama sejumlah kalan-gan UMKM kota Tebingtinggi resah den-gan maraknya pertumbuhan mini market dari badan usaha multinasional, semisal Indomaret dan Alfamart. Namun, kesan yang muncul Diskouperindag sebagai pem-beri rekomendasi dan Kantor P2T sebagai
pemberi izin, seperti tutup mata tak peduli.
Jika di masa lalu izin pendirian mini mar-ket dimodifikasi dengan keharusan mem-bantu produk lokal dalam pemasaran, saat ini hal itu tak lagi ada. Indomaret dan Alfamart murni menjual produk mereka, tanpa pernah peduli pada produk lokal yang terus terseok-seok dan terbenam.
Dari pantauan, mini market dari dua waral-aba terkenal itu jumlahnya mencapai 14 ge-rai. Masing-masing waralaba itu memiliki tujuh gerai, umumnya di jalan-jalan strate-gis. Misalnya di Jalan Sudirman, Yos Sudar-so, A. Yani, Gatot Subroto, Ir.H. Djuanda serta Imam Bonjol. Seandainya, ke 14 gerai mini market itu membantu menjual produk lokal, bisa jadi persoalannya menjadi lain.
Anggota DPRD kota Tebingtinggi Parlind-ungan Rajagukguk, SE, serta sejumlah rekannya, sejak lama, telah bersuara keras agar izin pendirian mini market dibatasi. Ada yang tak lazim terjadi dalam proses kebijakan di sektor pembangunan ekonomi kota Tebingtinggi, khususnya untuk pem-berdayaan usaha mikro, kecil dan menen-gah (UMKM)..Namun, seruan DPRD itu tak mempan, karena faktanya mini market terus tumbuh tanpa hambatan. . Khalik
Pemberdayaan ekonomi kerakyatan, merupakan salah satu visi dan misi Wali Kota
Tebingtinggi dalam beberapa dekade belakangan, Paling tidak, ada dua contoh teranyar yang
bisa diperhatikan, yakni program one village one produk (OVOP) serta kampanye batik
dae-rah. Program OVOP yang dicanangkan Wali Kota Ir.H. Umar Z Hasibuan, MM,
E K O N O M I
Tidak Ada Proyeksi Pencapaian
Target Penerimaan Pajak Tahun Ini
Direktur Direktorat Jenderal
Pajak
(Ditjen Pajak) Fuad Rachmany mengatakan Ditjen Pajak belum mempu-nyai proyeksi apakah target penerimaan pajak dalam APBN-P 2013 sebesar Rp 995 triliun bisa tercapai.Fuad mengatakan sektor ekspor dan per-tambangan yang selama ini menjadi sektor unggulan penerimaan pajak masih stagnan akibat krisis ekonomi eropa. Menurutnya kinerja sektor ekspor dan pertambangan masih belum menunjukan tanda-tanda perbaikan hingga akhir September se-hingga berdampak pada penerimaan pajak secara keseluruhan.
"Saya tidak mau bikin proyeksi peneri-maan pajak apakah sesuai target atau tidak yang jelas sektor ekspor masih belum membaik sehingga berdampak pada target penerimaan pajak," ujar dia saat ditemui dalam acara "Ikatan Konsultan Pajak Indo-nesia (IKPI)" di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (23/9).
Menurut Fuad, Ditjen Pajak akan terus melakukan berbagai upaya untuk menggenjot penerimaan pajak agar sesuai target. Dia mengatakan ada dua upaya yang akan dilakukan Ditjen Pajak dalam
waktu 3 bulan ke depan sebelum akhir tahun untuk meningkatkan penerimaan pajak, dua upaya tersebut adalah me-nambah konsultan pajak dan menggenjot sektor properti.
Fuad mengatakan saat ini jumlah konsul-tan pajak yang ada di Indonesia berjumlah 4.500 konsultan pajak yang bekerja untuk wajib pajak orang pribadi dan perusa-haan. Menurutnya jumlah konsultan pajak tersebut tidak sebanding dengan jumlah wajib pajak yang mencapai hampir 60 juta sedangkan di Jepang jumlah konsultan pajak mencapai 74.000.
Fuad mengatakan peran konsultan pajak sangat penting dalam meningkatkan penerimaan negara karena konsultan pajak adalah orang yang memberikan edukasi dan pelayanan kepada wajib pajak yang buta mengenai pajak sehingga diberikan pencerahan.
Menurutnya konsultan pajak yang ada di Indonesia harus diisi konsultan pajak yang mengerti pajak dan tentunya bersertifikasi dan berkompentensi jangan konsultan pajak yang hanya memanfaatkan situasi untuk meraup keuntungan pribadi. "Konsultannya juga harus benar jangan yang berkedok konsultan tapi tujuannya
untuk korupsi pajak," ungkap dia. Dia mengatakan Ditjen Pajak sudah bekerja sama dengan beberapa stakeholder seperti Universitas untuk mencari konsul-tan pajak yang berkualitas. Menurutnya Indonesia harus mempunyai 80 ribu kon-sultan pajak agar penerimaan negara bisa dioptimalkan.
Fuad mengatakan selain menambah konsultan pajak, Ditjen Pajak juga akan menggenjot sektor properti untuk menin-gkatkan penerimaan negara. Menurutnya saat ini Ditjen Pajak tengah melakukan pemeriksaan terhadap sektor properti yang ada di Indonesia,dari hasil pemeriksaan sementara potensi penerimaan negara dari sektor properti cukup besar.
"Masih dalam proses pemeriksaan belum ada angkanya, tapi dari hasil pemeriksaan sementara ternyata sektor properti cukup positif meningkatkan penerimaan negara," kata Fuad.
Dalam Kesempatan yang sama, Ketua Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Sukiatto Oyong mengatakan peran konsultan pajak sangatlah penting untuk meningkatkan penerimaan negara, maka dari itu IKPI bersama Ditjen Pajak terus berusaha untuk mencari konsultan pajak berkualitas.
Dia mengatakan IKPI juga bekerjasama dengan beberapa universitas baik swasta maupun negeri untuk melakukan edukasi dan sosialisasi kepada mahasiswa menge-nai betapa pentingnya pajak bagi pereko-nomian sehingga dengan adanya sosialisasi tersebut akan ada Sumber Daya Manusia baru yang berminat menjadi konsultan pajak.
H U K U M
KPID SUMUT
SOSIALISASIKAN
UNDANG - UNDANG PENYIARAN
Sosialiasi yang diikuti oleh 50 orang pe-serta terdiri dari tokoh agama, tokoh masyarakat, kalangan PNS dan guru, ma-hasiswa dan pelajar itu dibuka secara resmi Walikota Tebingtinggi diwakili Asisten II Bidang Administrasi Umum Ir H Zainul Halim dan turut dihadiri Ketua KPIDSU, H Abdul Haris Nasution SH, Parulian Tampubolom S.Sn, Kabid Pengawasan Pe-nyiaran Mutia Atiqah yang sekaligus seba-gai narasumber serta Kabag Adm Humasy Pemko Tebingtinggi Ahdi Sucipto SH.
Walikota Tebingtinggi menilai, Sosialisasi P3SPS) di Tebingtinggi merupakan salah satu momentum strategis dalam upaya meningkatkan dan memahami program penyiaran acara yang sehat khususnya untuk masyarakat kota Tebingtinggi men-uju masyarakat yang cerdas dan sejahtera.
Ketua KPID Sumut Abdul Haris Nasu-tion mengakui bahwa di kota Tebingting-gi sampai saat ini belum ada keluhan
tentang penyiaran yang disampaikan masyarakatnya ke KPID Sumut, “Apakah masyarakat Tebingtinggi sudah tahu ten-tang penyiaran atau sama sekali belum memahaminya”, ujar ketua KPID Sumut.
Diharapkan kepada para masyarakat Tebingtinggi khususnya peserta sosial-isasi dapat membentuk Forum Masyarakat Peduli Penyiaran Sehat (MPPS) di Su-matera Utara. “Fungsi MPPS untuk men-dukung program gerakan menonton sehat, dengan cara proaktif memantau penyi-aran dan melaporkan hasil temuan dan aduan serta apresiasi masyarakat tentang penyiaran kepada KPID”, pungkasnya.
Sedangkan nara sumber Parulian Tam-pubolon mengatakan, peran KPID Su-matera Utara sangat penting bagi ter-ciptanya tatanan informasi nasional yang adil, merata dan seimbang juga sebagai kontrol sosial dalam hal penyampaian in-formasi yang sehat bagi masyarakat.
Ber-dasarkan hasil survey tahun 2010, orang yang menonton tv mencapai 82 persen, mendengar Radio 38 persen, membaca surat kabat 25 persen, menonton film 5 persen dan memakai internet 3 persen.
“Begitu juga survey terhadap anak In-donesia menonton tv rata-rata 1.560 sampai 1.820 jam/tahunnya. Sedangkan dampak langsung menonton tv yakni ter-lambat bangun, konflik rebutan remote, kelelahan dan malas sehingga hilangnya jam-jam produktif ”, tandasnya.(juanda)
H U K U M
KPK:
Berkas Perkara
Emir Moeis Lengkap
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menyatakan berkas perkara dugaan korupsi pembangunan PLTU di Tarahan, Lampung, dengan tersangka Izedrik Emir Moeis lengkap (P21). Perihal kelengkapan berkas tersebut dinyatakan oleh Juru Bicara KPK, Johan Budi SP. "Benar berkas perkara milik IEM (Izedrik Emir Moeis) P21," kata Johan, Rabu (6/11). Ditemui usai menjalani pemeriksaan, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu mengatakan bahwa berkas perkaranya sudah lengkap.
"Iya, sudah P21," jawab Emir yang pernah menjabat sebagai Ketua Komisi XI DPR, sebelum kembali menuju Rutan KPK, Jakarta.
Dengan berkas telah dinyatakan lengkap, maka berkas perkara kan masuk ke pe-nuntutan. Untuk selanjutnya, membutuh-kan waktu 14 hari untuk dilimpahmembutuh-kan ke pengadilan untuk disidangkan.
Seperti diketahui, Emir memang
ditetap-kan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pembangunan PLTU di Tara-han, Lampung. Anggota DPR RI periode 1999-2004 dan 2004-2009 tersebut diduga menerima hadiah atau janji terkait dengan proyek pembangunan PLTU tersebut. Uang yang dijadikan dasar tuduhan lebih dari 300 ribu dolar Amerika.
Atas perbuatannya, Emir dijerat dengan Pasal 5 ayat 2 atau Pasal 12 huruf a dan b atau Pasal 11 atau Pasal 12 B UU Tipikor. Dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.
Kemudian, pada Kamis (11/7) sore, KPK memutuskan menahan Emir untuk 20 hari kedepan di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Jakarta Timur cabang KPK di Pomdam Jaya, Guntur, Manggarai, Jakarta Selatan. Terkait kasus ini, beberapa pihak yang berasal dari swasta sudah dicegah beper-gian ke luar negeri, yakni Zuliansyah Putra Zulkarnain (Direktur Utama PT Artha Nusantara Utama) dan Reza Roestam
Moenaf (General Manager PT Indonesian Site Marine).
Menurut informasi, kasus yang melibatkan Emir Moeis ini berasal dari pengembangan kasus dugaan korupsi proyek CIS-RISI di PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) Tangerang yang menjerat mantan Dirut PLN, Eddie Widiono.
Emir diketahui memang pernah diperiksa KPK sebagai saksi untuk penyidikan kasus korupsi PLN tersebut pada bulan Juli 2011. Sementara itu, proyek pembangunan PLTU Tarahan diketahui mulai dilakukan sejak September 2004.
Di mana, dimaksudkan untuk mengatasi krisis listrik di Pulau Sumatera bagian Selatan dan dibiayai oleh dana APBN yang diduga menghabiskan dana lebih dari 200 juta dolar Amerika
Penulis: N-8/BER Sumber:Suara Pembaruan Sadur Kembali (Aswin Nst)
PERINGATI HARI PANGAN SEDUNIA
KETAPANG TEBINGTINGGI GELAR LOMBA
CIPTA MENU B2SA
Memperingati Hari Pangan
Se-dunia ke 33 Tahun 2013, Pemko
Tebingtinggi melalui Kantor
Keta-hanan Pangan (Ketapang)
setem-pat menggelar lomba Cipta Menu
Beragam, Bergizi, Seimbang dan
Aman (B2SA) berbasis makanan
khas daerah, Selasa (17/9) dibuka
secara resmi oleh Walikota Ir H
Umar Zunaidi Hasibuan di gedung
Balai Kartini Jalan Imam Bonjol
kota setempat.
Lomba cipta menu B2SA berbasis ma-kanan khas daerah itu diikuti oleh seluruh utusan dari kelurahan dan kecamatan se Kota Tebingtinggi. Tampil sebagai Juara I, II dan III masing-masing Kecamatan Padang Hilir, Rambutan dan Bajenis. Sedangkan juara harapan I, II dan III masing-masing diraih Kecamatan Padang Hulu, Padang Hilir dan Tebingtinggi Kota. Walikota Tebingtinggi mengatakan, per-ingatan hari pangan sedunia dilaksanakan
untuk menggugah serta meningkatkan kesadaran dan perhatian masyarakat internasional akan pentingnya penanganan masalah pangan, baik ditingkat global, regional khususnya tingkat nasional. “Peringatan ini sekaligus untuk mem-perkokoh solidaritas antar bangsa dalam usaha memberantas kekurangan pangan dan kasus gizi kurang yang masih dialami sebagian penduduk dunia terutama di negara berkembang”, imbuhnya.
Salah satu sasaran pembangunan ketahanan pangan yang dilaksanakan ber-bagai sector dan sub sector, lanjut walikota, adalah mempertahankan tingkat swasem-bada berkelanjutan beras dan jagung serta swasembada daging, gula dan kedelai. “Sesuai amanat Peraturan Presiden No.22 tahun 2009 tentang kebijakan percepatan penganeka ragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya local, ditetapkan sasaran menurunkan konsumsi beras 1,5 % pertahun dan meningkatkan pola pangan harapan dengan skor 95 pada tahun 2015”, papar Umar Zunaidi Hasibuan.
Menurut walikota, untuk mewu-judkan sasaran pembangunan ketahanan
pangan bukanlah pekerjaan yang ringan, sebab keberhasilannya tergantung pada keberhasilan kolektif rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan pangan secara man-diri. “Kepada siapa pun juga yang memiliki komitmen dan berjasa secara nyata dalam pembangunan ketahanan pangan layak diberikan penghargaan setinggi-tingginya”, ujar walikota.
Sebelumnya, Kakan Ketapang Tebingtinggi Abdul Rohim SP menyampaikan, pelak-sanaan lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) berbasis makanan khas daerah merupa-kan rangkaian kegiatan dari Hari Pangan Sedunia ke 33 tahun 2013 dalam rangka penganekaragamam konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal. “Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengeta-huan masyarakat akan pentingnya meng-konsumsi pangan yang beragam bergizi seimbang dan aman (B2SA) untuk dapat meningkatkan kwalitas hidup”, terangnya.. (juanda)
Keterangan gambar : TINJAU “Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan didampingi Ketua TP PKK Kota
Tebingtinggi meninjau berbagai menu masakan dalam lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) berbasis makanan khas daerah di Kota Tebingtinggi”.
KETUA TP PKK TEBINGTINGGI :
KADER PKK DITUNTUT PAHAMI TUGAS
10 PROGRAM POKOK
“Keaktifan para kader PKK akan sangat menentukan keberhasilan gerakan PKK di daerahnya masing-masing, ibu-ibu pengurus PKK kecamatan harus selalu turun ke PKK kelurahan untuk memantau sejauh mana 10 Program Pokok PKK telah dapat dilaksanakan”, demikian disam-paikan Ketua TP PKK Kota Tebingtinggi pada acara Latihan Pengelolaan Program dan Penyuluh PKK (LP3PKK) se Kota Tebingtinggi, Kamis (19/9) di gedung Hj Sawiyah Nasution Kota Tebingtinggi.
Lebih lanjut dikatakan, kegiatan tersebut sangat penting diikuti oleh para pengurus dan kader PKK karena terkait kegiatan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat
(BBGRM) dan hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK Nasional yang tahun ini di-adakan ditingkat provinsi pada 1 Mei 2013 di Kabupaten Batubara.
Sementara Ketua Panitia Pelaksana LP-3PKK Tebingtinggi Ny Hj Aisyah Hafiz Hasibuan menyampaikan, kegiatan Lati-han Pengelolaan Program dan Penyuluh PKK (LP3PKK) se Kota Tebingtinggi itu diikuti oleh 265 peserta yang terdiri dari TP PKK Kota 25 orang, PKK Kecamatan 30 orang serta PKK Kelurahan 210 orang.
“Kegiatan LP3PKK ini bertujuan untuk meningkatkan kader PKK khususnya pemahaman tentang bidang tugas 10
Program Pokok PKK hasil rakernas VII di Jakarta, sehingga seluruh kegiatan meru-pakan satu persepsi dimasing-masing ke-camatan dan kelurahan di kota Tebingting-gi dan seluruh kader memahami bidang tugas yang akan dilaksanakan”, terangnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, para pen-gurus TP PKK Kota Tebingtinggi antara lain, Wakil Ketua I dan II, Ny Elyuna Irham Taufik dan Ny Aisyah Hafiz Ha-sibuan, Sekretaris Ny Febri dan Bendahara Ny Fatmawaty Mariahmad, para pimpinan SKPD Pemko Tebingtinggi, Camat dan Lurah se Kota Tebingtinggi.(dian).
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Tebingtinggi Hj Sri Kurnia Ningsih Umar Zunaidi Hasibuan mengingatkan
para pengurus dan kader Tim Penggerak PKK baik ditingkat Kota, Kecamatan mau pun Kelurahan agar
memahami tugas 10 Program Pokok PKK hasil Rakernas VII Tahun 2010 di Jakarta.
W A N I T A
LOMBA MEWARNAI DAN BERCERITA
WARNAI HARI ANAK
Peringatan Hari Anak Nasional
di Kota Tebingtinggi diwarnai
dengan berbagai macam
perlom-baan mulai dari lomba mewarnai,
bercerita, busana daerah,
menge-nal warna serta memakai baju
se-ragam sekolah yang digelar Dinas
Pendidikan Tebingtinggi, Rabu
(18/9) di Anjungan Sri Mersing
Lapangan Merdeka kota setempat.
Aneka perlombaan yang diikuti oleh ra-tusan murid PAUD Formal / Non Formal negeri dan swasta se Kota Tebingtinggi tersebut dibuka secara resmi dibuka Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan diwakili Sekdako Johan Samose Harahap, dan turut dihadiri Kadis Pen-didikan Drs H Pardamean Siregar MAP, Ketua TP PKK Kota Tebingtinggi, Ketua Himpaudi Hj Nuraisiyah Siregar, Ketua IGTK Kota Tebingtinggi serta para kepala TK/PAUD se Kota Tebingtinggi.
Walikota Tebingtinggi H Umar Zunaidi
Hasibuan melalui Sekdako Johan Samose Harahap mengatakan, sudah menjadi kewajiban bagi kita semua untuk mem-bimbing dan membina anak-anak generasi penerus sebagai cikal bakal pembangunan bangsa, “Upaya pembinaan pendidikan bagi anak-anak harus dilakukan sedini mungkin agar mereka mampu mengha-dapi segala tantangan hidup dimasa depan, dan hal itu sudah menjadi kewajiban kita semua”, kata walikota.
Sedangkan kepada ratusan murid TK/ PAUD di kota itu, walikota berpesan agar terus belajar, rajin beribadah dan berolah-raga. “Anak-anakku juga harus terus hidup rukun bersama teman-teman, menghor-mati orangtua dan guru, anak-anak harus terus berprestasi, berkreasi dan berino-vasi”, pesannya.
Menurut walikota, anak-anak merupakan asset kemajuan bangsa sehingga perlu dilakukan pembinaan sejak dini. “Sebagai asset kemajuan bangsa, mulai tahun 1984
berdasarkan Keputusan Presiden RI No.44 tahun 1984 ditetapkan setiap tanggal 23 Juli sebagai hari anak nasional. Untuk itu kita harapkan kepada para orangtua agar mengasuh dan merawat anak dengan penuh kasih sayang dan tanggungjawab”, ujar walikota.
UMAR HASIBUAN TERIMA PENGHARGAAN
DARMA BAKTI PRAMUKA
Walikota Tebingtinggi Ir H
Umar Zunaidi Hasibuan
me-nerima penghargaan
Dhar-ma Bakti Pramuka dari
Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka yang disematkan
Gubernur Sumut H Gatot
Pujonugroho selaku Ketua
Majelis Pembimbing Daerah
Sumatera Utara (Mabidasu).
“Penghargaan Dharma Bakti Pramuka kepada Walikota Tebingtinggi diserahkan pada puncak Hari Pramuka ke 52 Ting-kat Propinsi Sumatera Utara di lapangan Simare-mare Kota Sibolga”, demikian si-aran pers yang disampaikan Kabag Hu-masy Pemko Tebingtinggi Ahdi Sucipto SH kepada wartawan, Minggu (29/9). Menurut Kabag Humasy Pemko Tebingting-gi, penghargaan dibidang pramuka itu di-berikan kepada Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan atas kepedulian dan apresiasi dengan perkembangan
dunia pramuka di Kota Tebingtinggi. “Selain walikota Tebingtinggi selaku Ketua Mabicab Pramuka Tebingtinggi, penghargaan yang sama juga diterima Ka Mabicab Sibolga, Waka Mabicab Deli Serdang, Waka Mabicab Binjai dan be-berapa pengurus pramuka di jajaran Kwartir Pramuka se Provinsi Sumatera Utara”, terang Ahdi Sucipto.(aliyustono)
FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT
DIKUKUHKANKETAHANAN NASIONAL
DIMULAI DARI KETAHANAN RUMAH TANGGA
Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM mengukuhkan kepenguru-san Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kota Tebingtinggi periode 2013-2018, Rabu (25/9) di Gedung Hj Sawiyah Jalan Sutomo kota setempat.
Acara pengukuhan dihadiri Kepala BIN Daerah Sumut Brigjen Cucu Sumantri, Ketua FKMD Sumut, Ketua DPRD H Syahrial Malik, Dandim 0204 Letkol Saiful Ginanjar Mukti, Kajari Olopan Nainggolan SH MH, Wakapolres Letkol Zahrie, Ketua FKUB para pimpinan SKPD, Camat dan Kepling se Kota Tebingtinggi.
Walikota Tebingtinggi dalam arahannya mengatakan bahwa negara kita bukanlah negara imperialis, tetapi Pancasila yang sangat berbeda dengan negara-negara liberal, sosialis dan anti komunis. “Adanya kesalah pahaman yang timbul beraki-bat ketidakpuasaan terhadap masalah
pemerintahan, sering diwujudkan oleh masyarakat melalui aksi atau kegiatan”, ujar walikota.
Padahal, lanjut Walikota, harus da-pat dimengerti dan di pahami oleh masyarakat bahwa pemerintah saat ini sudah sangat mengerti dan peduli ke-pada masyarakatnya yang miskin, hal itu terbukti dengan banyaknya program yang langsung diterima seperti jamkesmas gra-tis, makanan bayi gratis melalui pos yandu, raskin, BLSM, rumah tidak layak huni dan bea siswa miskin. “Walaupun kita akui masih banyak kekurangan-kekurangan yang masih dalam perbaikan dan tahap program”, tegasnya.
Ditambahkan juga bahwa adanya anca-man dari idiologi perlu diwaspadai dan ditangkal agar tidak berkembang. “Marilah kita menjaga lingkungan kita, yang dimu-lai dari ketahanan rumah tangga
masing-masing yang hal ini menjadi dasar bagi ketahanan nasional. Kedepan diharapkan partisipasi masyarakat semakin menin-gkat dalam setiap adanya gejala-gejala dimasyarakat yang dapat meresahkan diri keluarga dan masyarakat”, imbuh walikota. Dengan adanya FKDM di Kota
Tebingtinggi, diharapkan dapat men-jadi penampung data dan informasi di msyarakat terhadap gejala-gejala yang timbul sehingga dapat diatasi secara dini, kata Walikota.
Sementara Kepala BIN Daerah Sumut Brigjen Cucu Sumantri, mengatakan bahwa latar belakang di bentuknya FKDM di daerah adalah untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam mendeteksi permasalahan di daerah.(dian)