• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Kimia Terpadu Laborato

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Kimia Terpadu Laborato"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM TERPADU PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI “SELAI JAM KARET (Cassava dan Carrot)”

Disusun Oleh:

Nama Mahasiswa :1. Ardi Bagas Fidiyanto (125100301111089) 2. Hasna Laila Karimah (125100301111099) 3. Mutya Pramuditawati (125100301111102) 4. Khusnul Laillatul Latifah (125100301111103) 5. Afika Milda Rizki (125100306111001) Kelas/Kel : I / 11

Asisten : 1. Riska Septifani, STP. MP. : 2. Wendra G. Rohmah, STP, MP

LABORATORIUM MANAJEMEN AGROINDUSTRI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(2)

BAB I

PENGENALAN DUNIA USAHA 1.1 Pendahuluan

1.1.1 Latar Belakang

Potensi pasar selai di Indonesia terus meningkat. Hal ini tidak terlepas dengan perkembangan industri pengguna selai. Industri roti, yoghurt, es krim, dan lainnya merupakan pengguna selai yang cukup potensial. Produk ini merupakan awetan dari sari buah atau buah-buahan yang sudah dihancurkan dan diproses sedemikian rupa, dengan tambahan gula sehingga menjadi kental dan lengket. Biasanya, produk ini digunakan sebagai bahan oles bersama roti, terutama pada saat sarapan. Namun, kebutuhan akan selai kini tidak hanya didominasi oleh rumah tangga. Kebutuhan untuk skala industri juga semakin besar. Selai digunakan sebagai bahan pengisi untuk produk roti, campuran pada yoghurt dan es krim, dan sebagainya (kementrian pertanian 2010).

Seperti halnya industri lain, industri selai juga harus berinovasi untuk menghilangkan kejenuhan dan mengembangkan pasar. maka diperlukan karakter selai yang sesuai dengan kebutuhan customer. Misalnya saja, selai yang yang terbuat dari ubi ungu dan wortel. Selama ini produk selai hanya menggunakan bahan baku dari buah-buahan. Selain itu selai dari wortel dan ubi jalar ungu dapat memberikan nilai gizi yang lebih baik karena kandungan dari dua produk ini juga kaya akan nutrisi dan gizi.

Wortel (Daucus carota L.) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang biasanya berwarna kuning kemerahan atau jingga kekuningan dengan tekstur serupa kayu (Malasari 2005). Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya. Tanaman ini menyimpan cadangan makanan di dalam umbi. Batangnya pendek, memiliki akar tunggang yang bentuk dan fungsinya berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Kulit umbi wortel tipis dan jika dimakan mentah terasa renyah dan agak manis (Makmun 2007).

(3)

Tabel 1. Kandungan gizi wortel dalam tiap 100 gr

Sumber : Sarwono, 2005.

Wortel termasuk sayuran bernilai ekonomis penting di dunia. Produksi wortel merupakan salah satu mata dagang komoditas pertanian antar negara. Permintaan pasar dunia pada masa mendatang diperkirakan meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, makin membaiknya pendapatan masyarakat dan makin tingginya kesadaran masyarakat akan nilai gizi. Berdasarkan data Pusdatin dan BPS (2008), menunjukan bahwa ekspor wortel meningkat dari tahun 2005 ke tahun 2006 yaitu dari 214.883 kg menjadi 439.505 kg. Hal ini membuat nilai ekspor komoditi ini meningkat pesat dari 41.490 US $ menjadi 145.775 US $. Begitu pula untuk impor, terjadi peningkatan impor wortel dari tahun 2005 sebesar 7.030.288 kg menjadi 8.139.515 kg pada tahun 2006, sehingga terjadi peningkatan nilai impor komoditi wortel dari 3.042.549 US $ menjadi 3.617.071 US $.

(4)

Kandungan gizi dari ubi jalar tercantum pada tabel 2: Tabel 2. Kandungan gizi ubi jalar

Sumber : Sarwono (2005:22)

Ubi jalar memiliki potensi untuk dijadikan bahan baku industri pangan dilihat dari sumber daya fleksibilitas bahan, dan kandungan gizinya. Sumber daya Ubi jalar merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang mudah dibudayakan dan tidak mengenal musim, dapat tumbuh dan berkembang diseluruh wilayah Indonesia. Menurut Sarwono (2005:14) Indonesia menempati urutan keempat setelah Cina, Uganda dan Nigeria sebagai produsen ubi jalar terbesar di dunia. Ubijalar dapat dipanen setiap 4 bulan dan dapat berproduksi lebih dari 30 ton/Ha, tergantung dari cara pengolahan/budidaya, sifat tanah dan bibit yang digunakan. Hal ini terjadi di beberapa daerah di Indonesia, walaupun secara rata-rata produktivitas ubi jalar nasional baru mencapai 12 ton/Ha.

1.1.2 Tujuan

Tujuan dari pendirian usaha selai jelly ubi jalar ungu dan wortel diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gizi konsumen. Karena kandungan dari ubi jalar ungu dan wortel ini sangat banyak diantaranya yaitu antosianin yang berfungsi untuk anti kanker, anti bakteri perlindungan terhadap kerusakan hati, penyakit jantung dan stroke. Sehingga dengan mengkonsumsi selai ini dapat lebih meningkatkan kesehatan masyarakat dan juga dapat membantu mensejahterakan kehidupan petani karena produk ubi jalar ungu dan wortel dapat lebih dikembangkan.

1.2 Profil Perusahaan

(5)

dikenal karena kualitas dan inovasinya, hingga sekarang memiliki 6 macam selai yang diproduksi, yaitu filling blueberry, filling strawberry, filling pineapple, filling melon, filling red apple, dan filling lemon.

Pada tahun 2012, perusahaan Frezh ini menggunakan modal lebih kurang Rp 100.000.000 yang digunakan untuk membeli mesin dan bahan baku. Pada awalnya perusahaan ini masih menggunakan mesin-mesin sederhana, seperti blender dan boiler. Segmen pasar yang dipilih adalah masyarakat menengah ke bawah. Pada awal berdirinya, produk selai ini tidak begitu laku karena belum banyak yang mengenal, sehingga perusahaan melakukan strategi pemasaran pengenalan produk dengan memberikan tester sampel sebanyak 200 gram, juga membagikan roti yang diisi dengan produk selai Frezh kepada masyarakat. Harga jual awalnya sebesar Rp 100.000,00 per 5 kg selai.

Sejak dua tahun berdirinya perusahaan ini, dapat diketahui fluktuasi atau kenaikan permintaan konsumen terjadi pada saat bulan besar atau hari-hari besar agama, misalnya hari raya idul fitri, hari natal, dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan konsumen menggunakan selai sebagai bahan baku membuat kue. Sedangkan di hari-hari atau bukan-bukan biasa, permintaan relatif stabil. Kini produk jelly Frezh ini diproduksi menggunakan mesin otomatis sehingga hanya dipekerjakan 5 orang tenaga kerja. Kapasitas produk yang dihasilkan sebanyak 100 liter dengan melalui proses produksi selama 2 jam tiap harinya. Proses ini terjadi pada tiap varian rasa yang diproduksi oleh Frezh. Hingga saat ini, perusahaan mendistribusikan produknya di daerah Jawa Timur, Makasar, dan Pontianak. Namun, pendistribusian paling banyak dilakukan di Surabaya. Harganya kini meningkat menjadi Rp 115.000 per 5 kg (1kardus). Satu kardus berisi 2 selai kemasan plastik dengan berat 2,5 kg per plastiknya. Selain itu pengemasan dilakukan juga pada drum berukuran 5 kg dengan harga yang sama dan kardus seberat 10 kg dengan harga Rp 230.000,00. Perusahaan juga telah mendaftarkan produknya ke Departemen Kesehatan, sehingga produk ini dapat dikatakan produk yang aman untuk dikonsumsi.

1.3 Hasil Brainstorming

1.3.1 Analisis Hasil Brainstorming

Selai merupakan produk olahan dari buah-buahan yang mudah ditemui dimanapun. Rasanya yang manis dengan variasi berbagai rasa membuatnya banyak disukai oleh semua usia. Makanan ini biasa disandingkan dengan roti sebagai pelengkapnya, tetapi sekarang tidak hanya sebatas itu, penggunaan selai semakin dimodifikasi pada berbagai macam makanan misalnya pada topping ice cream, biskuit dan sebagainya. Menurut data Euromonitor (2012), nilai konsumsi roti per kapita masyarakat Indonesia memiliki nilai pertumbuhan tertinggi dibandingkan 11 negara Asia Pasifik lainnya. Nilai konsumsi roti di Indonesia naik 25% pada 2011 menjadi US $1,5 per orang per tahun. Sedangkan, kebutuhan selai dalam mengonsumsi roti memiliki persentase belum terpenuhi sebesar + 80%. Data tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat Indonesia akan selai juga bertambah.

(6)

mengembangkan produk selai dari bahan dasar umbi-umbian berupa ubi jalar ungu dan wortel. Ubi jalar ungu umumnya memiliki bentuk yang lonjong dan permukaan kecil rata, daging buah berwarna ungu ada yang keunguan dan ada yang berwarna ungu pekat, teksturnya tergolong keras, rasanya manis namun tak semanis ubi putih. Dibandingkan jenis ubi jalar lainnya, ubi jalar ungu memiliki keunggulan, salah satunya mengandung anti oksidan yang sangat berguna bagi tubuh dan pigmen anthosianin yang lebih tinggi dari sumber lain seperti kubis ungu, blueberry dan jagung merah (Rosidah, 2010). Berdasarkan data BPS tahun 2007, tingkat konsumsi ubi jalar di hampir semua provinsi di Indonesia relatif rendah (1.39% - 17.83%), kecuali di Papua Barat sekitar 42%. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsumsi ubi jalar oleh masyarakat masih rendah dan dengan adanya inovasi selai berbahan baku ubi jalar ungu dapat meningkatkan tingkat konsumsi ubi jalar ungu. Pemilihan ubi jalar ungu sebagai bahan baku dari inovasi selai yaitu selain bahan baku mudah didapatkan banyak dari masyarakat yang masih belum paham terkait gizi dan kelebihan yang ada didalam ubi ungu.

Selain penggunaan ubi jalar ungu, variasi lain yang juga digunakan untuk mengolah ubi ungu adalah wortel. Jika selama ini wortel hanya diolah menjadi berbagai macam sayur, maka kali ini wortel diolah menjadi selai. Wortel adalah tumbuhan biennial dengan siklus hidup 12-24 bulan yang menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar. Wortel memiliki kandungan vitamin A sebesar 93% serta betakaroten 77%. Warna yang menarik serta kandungan gizi yang melimpah membuat wortel cocok untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan selai.

Produk ini memiliki kelebihan dengan bahan dasar yang belum pernah digunakan dalam produksi selai pada umunya, selain itu kandungan gizi yang tinggi pada ubi jalar ungu dan wortel menambah nilai gizi pada produk selai ini. Harga yang ditetapkan pada produk ini adalah 6.000 rupiah.

1.3.2 Identifikasi Peluang Usaha

Pada umumnya potensi ubi jalar sebagai bahan baku industri pangan sangat besar, mengingat sumber daya bahan tersedia melimpah budi daya yang mudah dan masa panen yang singkat. Ubi jalar juga memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam pengolahan. Kandungan zat gizinya cukup lengkap bahkan beberapa zat diantaranya sangat penting bagi tubuh karena berfungsi fisiologis yaitu anthosianin dan karatenoid sebagai anti oksidan serta seratrapinasa yang berfungsi prebiotik. Potensi lain dari ubi jalar adalah daya terima masyarakat terhadap produk dari ubi jalar yang akan disukai masyarakat karena bahan dasar sudah cukup dikenal dimasyarakat hanya perlu inovatif. Diversifikasi ubi jalar yang dapat dikembangkan oleh industri pangan di antaranya aneka cookies, cake, chip, ice cream dan bubur bayi.

(7)

Karotennya mempunyai manfaat sebagai anti oksidan yang menjaga kesehatan dan menghambat proses penuaan. Selain itu Beta Karoten dapat mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker serta melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dari proses oksidasi.

Seiring meningkatnya kebutuhan dan kepedulian orang terhadap makanan.maka kami menginovasi produk selai dengan bahan baku utamanya yaitu ubi ungu dan wortel dimana dalam pembuatan selai ini menggunakan bahan organik tanpa bahan tambahan pengawet. sehingga untuk pengembangan produk, serta bahan bakunya di dapatkan dari petani ubi ungu dan wortel yang terletak di kawasan Batu Malang dimana di kawasan tersebut terdapat banyak bahan baku yang kami butuhkan untuk membuat selai tersebut.

Ketersediaan bahan baku yang cukup melimpah, harga relatif murah, cara pembuatannya yang mudah, memiliki nilai tambah dibandingkan dengan kompetitor yang lain, serta kemasan pada produk selai yang menarik minat konsumen ini yang sering dijadikan peluang usaha yang menguntungkan. Produk ini merupakan awetan dari sari buah atau buah-buahan yang sudah dihancurkan dan diproses sedemikian rupa, dengan tambahan gula sehingga menjadi kental dan lengket. Biasanya, produk ini digunakan sebagai bahan oles bersama roti, terutama pada saat sarapan. Namun, kebutuhan akan selai kini tidak hanya didominasi oleh rumah tangga. Kebutuhan untuk skala industri juga semakin besar. Selai digunakan sebagai bahan pengisi untuk produk roti, campuran pada yoghurt dan es krim, dan sebagainya.

Kebanyakan produk selai ini hanya dipasarkan ke retailer-retailer seperti toko roti, kafe-kafe bahkan swalayan-swalayan namun produk selai yang akan diproduksi mencoba memasarkan produk selai ini ke media online dan membuka outlet-outlet di pinggir jalan. Harga yang ditawarkan pun terjangkau agar dapat dinikmati oleh banyak kalangan mulai dari mahasiswa, peedagang maupun pengusaha sekalipun.

1.3.3 Identifikasi Kendala dan permasalahannya di UKM

Salah satu kendala yang dihadapi oleh perusahaan Frezh yaitu terletak pada permintaan konsumen. Permintaan akan selai hanya terjadi di bulan-bulan tertentu misalnya pada saat bulan suci Ramadhan, hari raya Idul Fitri maupun acara-acara yang special. Akan tetapi permintaan produk selai pada bulan-bulan lain terjadi sepi pasar (permintaan menurun). Untuk menyikapi kendala tersebut.perusahaan seharusnya lebih gencar dalam memasarkan produknya kepada masyarakat, terutama kepada produsen kue kering atau roti. Karena produsen kue kering atau roti akan tetap menggunakan selai sebagai bahan baku pada proses produksinya.

(8)

dilakukan pada periode tertentu akan membantu mengatasi masalah ini. Pemasaran ulang yang dimaksud yaitu perubahan mutu, kemasan, harga, atau hal-hal kreatif lain yang menunjukkan adanya perbedaan produk Frezh dengan produk pesaing.

(9)

BAB II KONSEP PRODUK 2.1 Potensi Bahan Baku

2.1.1 Spesifikasi dan sifat bahan baku

Selai atau jam adalah makanan setengah padat yang dibuat dari buah-buahan, namun selai “Jam Karet” berbeda dengan selai biasanya. Selai ini berbahan baku dari ubi jalar ungu dan wortel. Inovasi ini ditujukan untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat. Mengingat manfaat umbi sangat besar namun pengolahan umbi menjadi produk yang menarik dan menyehatkan masih kurang, oleh karena itu “Jam Karet” ini bisa menjadi salah satu atlternatif untuk menangani masalah tersebut. Bahan baku yang digunakan yaitu ubi jalar ungu dan wortel dan bahan tambahannya adalah gula, pektin, asam sitrat, dan natrium benzoate. Berikut adalah spesifikasi masing-masing bahan pembuat “Jam Karet”.

a. Wortel

Wortel (Daucus carota L.) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang biasanya berwarna kuning kemerahan atau jingga kekuningan dengan tekstur serupa kayu Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya. Tanaman ini menyimpan cadangan makanan di dalam umbi. Batangnya pendek, memiliki akar tunggang yang bentuk dan fungsinya berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Kulit umbi wortel tipis dan jika dimakan mentah terasa renyah dan agak manis (Makmun 2007).

Wortel (Daucus carota L.) termasuk kelompok sayur-sayuran yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Wortel termasuk komoditas sayuran yang banyak mengandung ß karoten yang merupakan prekusor vitamin A. Karoten atau provitamin A dapat dikonversikan oleh tubuh menjadi vitamin A yang aktif. Vitamin A merupakan bagian yang penting dari penerimaan cahaya mata. Wortel mengandung berbagai jenis senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan seperti antioksidan, karotenoid dan pengaruh pada respon kekebalan tubuh, membantu menurunkan kadar kolesterol, membantu mencegah resiko kanker, mencegah konsptipasi (Rochimiwati et al, 2011). Wortel umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar, dimasak, dan diolah menjadi berbagai bentuk olahan seperti keripik, pasta, atau sayuran kering. Berdasarkan potensi dan manfaat wortel, serta untuk menambah keanekaragaman bentuk penyajian, wortel dapat diolah menjadi wine

b. Ubi jalar Ungu

(10)

ketahanan terhadap hama boleng. Secara fisik,kulit ubi jalar lebih tipis dibandingkan kulit ubi kayu dan merupakan umbi dari bagian batang tanaman. Warna kulitubi jalar bervariasi dan tidak selalu sama dengan warna umbi. Warna daging umbinya bermacam-macam, dapat berwarna putih, kuning, jingga kemerahan, atau keabuan (Sarwono,2005

c. Glukosa

Glukosa dipergunakan dalam industri makanan dan minuman, terutama dalam industri permen, selai dan pembuatan buah kaleng.

Sifat Fisik :

- Larut dalam etanol dan metanol - Berasa manis

- Berfungsi sebagai sumber energi

Gula yang digunakan untuk membuat “Jam Karet” adalah gula pasir. Penggunaan gula pasir dianggap lebih mudah dan murah karena ketersediaan gula pasir yang mudah didapat dan pelarutan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan gula batu atu gula jawa. Gula pasir juga mempunyai rasa manis yang cukup tinggi sehingga cocok untuk pembuatan selai.

Penambahan gula dalam pembuatan produk makanan seperti selai berfungsi untuk memberikan rasa manis, dan dapat pula sebagai pengawet, yaitu dalam konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan cara rnenurunkan aktivitas air dari bahan pangan (Margono, 2000).

d. Pektin

Pektin adalah substansi alami yang terdapat pada sebagian besar tanaman pangan. Selain sebagai elemen struktural pada pertumbuhan jaringan dan komponen utama dari lamella tengah pada tanaman, pektin juga berperan sebagai perekat dan menjaga stabilitas jaringan dan sel. Pektin merupakan senyawa polisakarida dengan bobot molekul tinggi yang banyak terdapat pada tumbuhan. Pektin digunakan sebagai pembentuk gel dan pengental dalam pembuatan jelly, marmalade, makanan rendah kalori dan dalam bidang farmasi digunakan untuk obat diare. Pektin yang dimanfaatkan untuk makanan merupakan suatu polimer yang berisi unit asam galakturonat (sedikitnya 65%). Kelompok asam tersebut bisa dalam bentuk asam bebas, metil ester, garam sodium, kalium, kalsium atau ammonium, dan dalam beberapa kelompok pektin amida (National Research Development Corporation, 2004).

(11)

karboksil (kelompok asam) dari asam galakturonat dapat diesterifikasi atau diamidasi (IPPA, 2002). Selain asam D-galakturonat sebagai komponen utama, pektin juga memiliki D-galaktosa, L-arabinosa, dan L-rhamnosa dalam jumlah yang bervariasi. Komposisi kimia pectin sangat bervariasi tergantung pada sumber dan kondisi yang dipakai dalam isolasinya (Willats et al, 2006). Struktur molekul pektin dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Struktur molekul pektin

Penambahan pektin pada pembuatan selai dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gagalnya pembentukan gel pada pembuatan selai. Gel pektin dapat terbentuk pada berbagai suhu walaupun kecepatan pembentukan gel tergantung pada berbagai faktor yaitu gula, konsentrasi pektin, jenis pektin, pH dan suhu. Pembentukan gel dapat menjadi lebih cepat dengan semakin rendahnya suhu serta meningkatnya konsentrasi gula. (Ropiani, 2006).

Penggunaan pektin yang rendah akan terbentuk gel yang kurang sempurna dan menghasilkan serabut – serabut yang lemah. Pektin berpengaruh terhadap warna, hal ini disebabkan karena pektin mengandung asam galakturonat sehingga mampu mempengaruhi penurunan pH selai lembaran labu kuning. Aroma yang diinginkan pada selai “Jam Karet” memiliki khas wortel dan ubi jalar ungu, pektin berpengaruh terhadap aroma selai “Jam Karet” .Jika menggunakan konsentrasi pektin yang tinggi akan menghasilkan aroma selai “Jam Karet” yang kurang tajam, pengunaan bubur wortel dan ubi jalar yang sedikit. Rasa manis yang diinginkan pada selai “Jam Karet” dipengaruhi penambahan pektin. Semakin tinggi penambahan pektin maka akan menghasilkan rasa manis yang baik (Suryani, Hambali, dan Rivai, 2004).

e. Natrium Benzoate

(12)

Gambar 2 Struktur Natrium benzoate

Natrium benzoat atau kalium benzoat lebih banyak digunakan karena lebih mudah larut. Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan dan minuman seperti sari buah minuman ringan, saus tomat, saus sambal, selai, jeli, manisan, kecap dan lain-lain. Untuk pembuatan saos konsentrasi yang digunakan yaitu 0,15-0,25% (Wade, 1994:459-461)

Pengawet yang digunakan adalah asam benzoat atau sodium benzoat. Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan kapang, khamir dan bakteri. Efektivitas fungsi senyawa benzoat dapat bertambah jika produk yang dibuat mengandung garam dan gula pasir. Penggunaan pengawet ini diperbolehkan digunakan dalam jumlah tertentu. Pada produk makanan senyawa benzoat hanya boleh digunakan dengan kisaran konsentrasi 400-1000 mg/kg Benzoat merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa tumbuhan dan sering digunakan sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk mengawetkan makanan. Penambahan ini menghasilkan dalam penurunan kapasitas buffer diet, dan setelah itu akan meningkatkan keasaman dari urin bahan (Hambali, Suryani dan Ihsanur, 2007).

Natrium benzoate digunakan sebagai bahan pengawet yang sering digunakan pada bahan makanan yang bersifat asam, karena kelarutannya lebih besar maka biasa digunakan dalam bentuk garam. Biasanya natrium benzoate ditambahkan pada makanan supaya lebih tahan lama. Penggunaan natrium benzoate tidak diperbolehkan terlalu banyak karena dapat membahayakan kesehatan. Kosentrasi penggunaan adalah 0,5 gram per kilogram bahan (Margono, 2000).

f. Asam Sitrat

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk – jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup, sehingga ditemukan pada hampir semua makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan sebagai antioksidan.

Sifat Fisika : Berat molekul : 192 gr/mol, Spesific gravity : 1,54 (20°C) , Titik lebur : 153°C, Titik didih : 175°C , Kelarutan dalam air : 207,7 gr/100 ml (25°C) Pada titik didihnya asam sitrat terurai (terdekomposisi).Berbentuk kristal berwarna putih, tidak berbau, dan memiliki rasa asam.

(13)

sehingga dapat digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan dalam air. Keasaman Asam Sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil -COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Asam Sitrat dapat berupa kristal anhidrat yang bebas air atau berupa kristal monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekulnya.Bentuk anhidrat Asam Sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi Asam Sitrat dalam air dingin.Bentuk monohidrat Asam Sitrat dapat diubah menjadi bentuk anhidrat dengan pemanasan pada suhu 70-75°C.Jika dipanaskan di atas suhu 175°C akan terurai (terdekomposisi) dengan melepaskan karbon dioksida (CO2) dan air (H2O).

Asam sitrat berfungsi sebagai pemberi rasa asam dan mencegah kristalisasi gula. Selain itu asam sitrat juga berfungsi sebagai katalisator hidrolisa sukrosa ke bentuk gula invert selama penyimpanan serta sebagai penjernih gel yang dihasilkan (Margono, 2000).

Asam sitrat berpengaruh terhadap karakteristik organoleptik, salah satunya warna. Warna akan sedikit pudar jika menggunakan asam sitrat yang sedikit. Tingkat kecerahan warna produk dipengaruhi oleh asam-asam organik baik yang didalam produk maupun yang ditambahkan. Penggunaan asam sitrat yang tinggi juga berpengaruh terhadap rasa selai“Jam Karet” yang diinginkan. Jika penambahan asam sitrat yang berlebihan akan membuat rasa selai “Jam Karet” yang manis menjadi asam (Suryani, Hambali, dan Rivai, 2004).

2.1.2 Ketetapan Jumlah

Selai “jam Karet” memproduksi selai dengan kemasan berbentuk cup plastik yang memiliki berat 150 gram. Selai ini dalam satu kali produksi menghasilkan sebanyak 200 cup dimana sehari hanya dilakukan satu kali produksi, jadi dalam sehari menghasilkan 30 kg selai. Berdasarkan perhitungan tersebut maka selai yang diproduksi dalam sebulan adalah 900 kg dengan 6000 kemasan berbentuk cup. Untuk mencapai hasil produksi tersebut dibutuhkan bahan baku dengan komposisi seperti pada tabel 3.

Tabel 3. Komposisi bahan baku yang digunakan untuk membuat selai “Jam Karet” per hari

2.1.3 Variasi Musiman

Pada dasarnya produk selai ini berbahan baku dari pepaya namun kami melakukan inovasi agar konsumen dapat merasakan sensasi baru dari produk selai ini. Bahan baku yang kami gunakan yaitu ubi jalar ungu dan wortel, dimana masing-masing bahan baku tersebut memiliki banyak kandungan gizi dan

Bahan yang digunakan Jumlah

Wortel 1 kg

Ubi jalar ungu 1 kg

Gula pasir 1 kg

Asam sitrat 2 gr

Pektin 3 gr

(14)

betakaroten didalamnya sehingga konsumen tidak khawatir dan cemas jika ingin mengkonsumsinya. Bahan tersebut bukan merupakan produk variasi musiman karena bahan baku tersebut ada sepanjang tahun dan mudah didapatkan.

Menurut Badan Bimas Ketahanan Pangan Provinsi Papua (2007) menunjukkan bahwa ketersediaan ubi jalar per kapitanya pada tahun 1990 – 1995 mencapai 16 kg/tahun, sedangkan pada tahun 2006 ketersediaan ubi jalar mencapai 147,17 kg/tahun. Data ini menunjukkan bahwa tingkat ketersediaan dan konsumsi ubi jalar per kapita di Indonesia terus menurun karena produksi tersebut digunakan untuk bahan makanan. Sedangkan ketersediaan wortel per kapitanya di Indonesia mencapai 14,86 ton/hektar. Akan tetapi pada tahun 2009-2010 sudah meningkat menjadi 14,87 ton/hektar, perbedaan ini dikarenakan adanya permulaan tumbuh yang mengkehendaki cuaca dingin dan lembab sehingga tanaman ini bisa ditanam sepanjang tahun baik musim hujan maupun musim kemarau (BPS,2011).

Pengolahan bahan makanan diperlukan untuk memperlama umur simpan wortel dan ubi jalar ungu. Dalam industri pangan, umumnya wortel diolah menjadi minuman sari buah ataupun manisan, sedangkan ubi jalar umumnya hanya diolah menjadi cemilan dan makanan berat seperti roti dan lain-lain, maka dari itu kami membuat trobosan terbaru dengan pembuatan selai yang berbahan baku ubi jalar ungu dan wortel. Agar pencinta selai tidak merasa bosan dengan rasa yang sudah ada dipasaran. Teknik penyimpanannya umumnya hanya disimpan ditempat yang tertutup (terhindar dari sinar matahari) supaya tidak terjadi kontaminasi dan diletakkan ditempat yang sejuk atau didalam lemari es sehinggan produk selai dapat bertahan lama hingga waktu yang ditentukan.

Menurut Samad (2006) menyebutkan bahwa umur simpan ubi jalar ungu sekitar 6 bulan dan akan tetapi umur simpan untuk wortel relatif pendek sekitar 4-6 minggu, maka dari itu bahan baku tersebut haruslah diolah menjadi sebuah produk seperti manisan, kripik, minuman ataupun camilan supaya memperlama masa umur simpannya. Teknik penyimpananya haruslah diletakkan di tempat yang sejuk bebas dari sinar UV.

2.1.4 Teknik Menguasai Bahan Baku

Cara mengatasi bahan baku agar tetap stabil, yaitu dengan mengolahnya menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi seperti pembuatan selai, sehingga dapat memperpanjang masa umur simpan dari ubi jalar ungu dan wortel. Produk selai juga harus dikemas secara rapat agar tidak terkontaminasi dengan suhu di luar. Dalam mengatasi bahan baku agar tetap stabil juga diperlukannya masa tenggang atau expired, gunanya untuk mengetahui seberapa lama bertahannya produk selai saat disimpan di tempat sejuk.

(15)

Bahan baku produk selai ini dipasok dari petani ubi jalar ungu dan petani wortel yang berada di kawasan Batu Malang secara langsung. Dengan cara tersebut, tidak perlu memasok bahan baku dari luar daerah dikarenakan jika memask bahan baku dari luar daerah akan membutuhkan waktu lama dan biaya yang dibutuhkanpun cukup besar. Oleh karena itu, perolehan bahan baku dipasok dari petani ubi jalar ungu dan petani wortel yang berada di kawasan Batu Malang yang tidak jauh dengan lokasi produksi selai. Pemasok tersebut berperan sebagai pemasok utama dan dipilih lagi petani ubi jalar ungu yang berada di Lawang Malang serta distributor wortel di Batu Malang sebagai pemasok cadangan. Adanya pemasok cadangan ini berfungsi sebagai penyedia bahan baku jika terjadi kekurangan pasokan bahan baku dari pemasok utama.

2.1.5 Kompetisi Penggunaan Bahan Baku

Untuk meningkatkan konsumsi ubi jalar di Indonesia, penganeka ragaman pengolahan ubi jalar perlu ditingkatkan. Berbagai produk ubi jalar yang dapat dikembangkan antara lain: 1) pengembangan ubi jalar segar, 2) pengembangan ubi jalar siap santap, 3) produk ubi jalar siap masak, dan 4) pengembangan produk ubi jalar setengah jadi untuk bahan baku makanan (Juanda dkk., 2000). Di Malang, pengolahan ubi jalar semakin banyak ditemukan, baik dalam skala industri besar maupun industri rumahan. Contohnya Republik Telo, pabrik keripik merek Keripik Ungu Abadi, dan masih banyak yang lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, dipilihlah cara mendapatkan bahan baku ubi jalar ungu dengan menjalin kemitraan dengan petani ubi jalar yang berada di kawasan Batu Malang. Dengan memilih metode ini, selain pesaing dari pasar tradisional dapat diketahui pesaing penggunaan bahan baku ubi jalar ungu berasal dari industri besar maupun usaha kecil atau insutri rumahan. Oleh karenanya diperlukan hubungan yang baik dengan pemasok terpilih yang ada di Batu Malang. Pemilihan pemasok ini berdasarkan biaya, ketepatan, kualitas, dan transportasi. Umur panen ubi jalar yang tidak lama, diharapkan pemasok selalu memiliki bahan baku untuk dikirimkan. Alasan lain dipilihnya metode ini, karena biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku langsung dari petani jauh lebih murah dibandingkan dengan membeli dipasaran.

(16)

Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi pasokan bahan baku dari petani ubi jalar ungu dan petani wortel, antara lain:

 Biaya

Cara pembayaran mempengaruhi pemerolehan bahan baku. Apabila cara pembayaran dilakukan dengan cara dicicil, maka harga yang didapat relatif normal dan tidak mendapat potongan harga, serta jumlah bahan baku yang didapat tidak sesuai dengan jumlah bahan baku yang dipesan. Oleh karena hal tersebut, cara pembayaran sebisa mungkin dilakukan dengan cara tunai agar jumlah bahan baku yang dikirimkan pemasok sesuai dengan permintaan perusahaan. Selain itu jika pembayaran dilakukan dengan cara tunai, pemasok akan memberikan harga yang lebih murah.

 Ketepatan

Ketepatan pengiriman dapat dipengaruhi oleh cara pengemasan atau packaging. Apabila pengemasan dilakukan dengan cara yang memenuhi standar, maka kualitas bahan baku akan terjamin dan tidak rusak. Namun, apabila cara pengemasan tidak memenuhi standar, maka akan terjadi kerusakan. Kerusakan bahan baku akan mempengaruhi jumlah bahan baku yang sampai di tangan produsen (perusahaan), dan sisa permintaan akan dikirim jika bahan baku yang memenuhi syarat telah tersedia. Dengan kata lain, perusahaan akan mengalami lead time. Agar tidak terjadi hal-hal terssebut, maka perusahaan harus memastikan pemasok memiliki kemasan atau packaging yang memenuhi standar atau tidak untuk bahan bakunya.

 Kualitas

Packaging atau pengemasan akan mempengaruhi kualitas bahan baku dan tingkat kecacatan. Kualitas produk dapat dilihat dari tingkat kecacatan. Semakin banyak tingkat kecacatan, maka kualitas produk juga akan semakin menurun. Oleh karena alasan tersebut, perusahaan harus memastikan pemasok memiliki kemasan atau packaging yang memenuhi standar atau tidak untuk bahan bakunya.

 Transportasi

Jenis transportasi akan mempengaruhi biaya transportasi dan frekuensi. Jika transportasi yang dipilih semakin canggih, maka biaya yang dikeluarkan untuk transportasi juga akan semakin besar. Namun, jenis transportasi yang dipilih juga akan mempengaruhi frekuensi pengiriman, misalnya jika menggunakan pesawat, bahan baku akan sampai dalam waktu sehari saja, tetapi jika menggunakan truk atau kapal laut bahan baku yang dikirim akan lebih lama sampainya. Untuk menghindari biaya yang besar dan lamanya waktu pengiriman, perusahaan sebaiknya mencari pemasok yang lokasinya dekat dengan tempat produksi, sehingga jenis transportasi yang dipilih dapat berupa transportasi darat. Dengan cara ini, bahan baku yang dipasok akan cepat sampai, namun perusahaan hanya mengeluarkan biaya transportasi yang minimum atau sedikit.

(17)

dan selai. Sedangkan natrium benzoat dan asam sitrat banyak digunakan oleh industri makanan serta minuman, oleh karenanya dipilih toko sebagai penyedia bahan baku dan dijalin hubungan yang baik dengan pemilik toko. Sedangkan gula adalah bahan baku yang digunakan oleh industri makanan dan minuman, oleh karenanya industri makanan dan minuman yang besar hingga usaha kecil menengah yang memproduksi makanan atau minuman merupakan pesaing dari produksi selai (jam karet) ini. Karena hal tersebut, maka bahan baku gula dipasok dari distributor gula yang telah dipercaya oleh produsen.

Terdapat beberapa keuntungan yang didapat perusahaan dari menjalin kemitraan yang baik dengan pemasok, yaitu didapatkan pasokan bahan baku dengan mutu dan jumlah yang sesuai, karena perusahaan akan diprioritaskan oleh pemasok; pemasok akan berusaha mengirimkan bahan baku dalam waktu yang telah disepakati, sehingga tidak ada lead time; dalam periode tertentu pemasok akan memberikan potongan harga atau tambahan kiriman bahan baku sebagai bonus, sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Namun strategi ini juga memiliki kekurangan yaitu apabila terjadi ketidakjujuran antara pemasok dan perusahaan, maka akan ada kerugian yang didapat oleh salah satu pihak atau bahkan keduanya.

2.2 Proses Perencanaan Produksi

Dalam membuat suatu produk diperlukan perencanaan yang matang dengan berbagai pertimbangan pertimbangan yang ada, sehingga produk yang dihasilkan tidak hanya berorientasi pada profit tetapi juga pada kepuasan dan loyalitas pelanggan. Begitu pula dalam pembuatan produk selai ini, diharapkan konsumen mendapatkan kepuasan terhadap produk yang dihasilkan sehingga loyal terhadap produk selai yang dihasilkan. Pada proses perencanaan produksi terdapat beberapa tahap yang harus dilaui. Setidaknya ada 6 tahap yaitu, idea, concept developmen, developmen, testing/ market trial, launch, improve the product.

Tahap awal dalam proses perencanaan produk adalah ide, ide merupakan pemikiran awal untuk lahirnya produk selai ini. Latar Belakang ide ini adalah banyaknya produk-produk selai buah yang bermunculan menimbulkan kejenuhan dimata pelanggan, sehingga produsen melihat peluang pasar untuk menginovasi produk selai dengan bahan baku umbi-umbian yang banyak disekitar kita, salah satunya adalah ubi jalar ungu dan wortel. Selain potensi bahan baku yang besar, ubi jalar ungu dan wortel juga mengandung banyak vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh. Semakin tingginya konsumsi roti menjadikan peluang meningkatnya permintaan selai juga bertambah. Pemikiran tersebutlah yang menjadikan ide pembuatan selai dari ubi jalar ungu dan wortel muncul.

(18)

manjadi panganan selai bahkan belum ada sehingga dalam pengembangannya masih melaui tahap uji coba yang diperlukan beberapa eksperimen hingga didapatkan komposisi yang tepat dalam pembutannya. Jam Karet dibuat kedalam dua variasi rasa yaitu rasa wortel dan rasa ubi jalar ungu. Selai wortel memiliki warna orange dengan tekstur yang lembut dan berserat. Ubi jalar ungu memiliki daya tarik warna ungu pekat dengan rasa yang manis, tekstur lembut serta berserat. Selain penggunaan bahan baku bahan pendukung dalam pembuatan selai ini yaitu gula, dan jelly. Sebegai bahan pengemas diperlukan cup berukuran 200 ml dan penutup cup.

Developmen adalah tahap pengembangan produk yang lebih terperinci. Produk selai ini dikemas dalam ukuran kecil sebnyak 150 gr per cup dan ukuran 500 gr. Penggunaan cup kecil dalam pengemasannya adalah untuk memudahkan konsumen saat akan mengkonsumsi dan penyimpanannya. Ukuran selai yang tidak terlalu besar dan banyak meminimalisir produk kadaluarsa saat akan dikonsumsi konsumen. 150 gr selai dapat digunakan untuk 3 -4 kali konsumsi. Kosumen dapat memilih dua rasa selai yang belum pernah ada sebelumya yaitu rasa ubi jalar ungu dan wortel. Pemilihan pasar dan pesaing juga menjadi fokus dalam pengembangan produk. Pada produk selai ini segmentasi yang dipilih adalah untuk semua segemen. Semua segmen dipilih karena selai merupakan produk yang disukai semua orang sehingga untuk segmentasinya tidak dibatasi. Dalam pemasaraannya produk selai ini dijual ke swalayan dan pasar-pasar di daerah Malang.

Tahapan selanjutnya adalah testing/ market trial yaitu percobaan pasar. Dalam tahapan ini yaitu selai dicobakan ke pasar dengan segmenatasi yang telah ditentukan dan harga yang ditetapkan. Testing dilakukan dengan memberikan produk percobaan kepada pelanggan secara cuma- cuma. Satu cup selai berukuran 150 gr harga yang ditawarkan adalah 9.000. Pada tahapan ini dapat diketahui ukuran pasar yang akan dituju dengan sifat dan karakteristik konsumen dan tingkat permintaan yang telah diramalkan. Setelah diketahui karakteristik produknya maka selanjutnya dalah menententukan apakah produk menjadi leader, follower, challager, neacer. Untuk produk selai ubi jalar ungu dan wortel merupakan produk baru yang menginovasi produk selai yang telah ada sehingga diktegorikan kedalam market challger.

(19)

2.3 Karakteristik Produk

Produk baru yang kami buat yaitu “Jam Karet (jam cassava carrot) dimana produk ini mempunyai beberapa karakteristik yang nantinya akan menyukseskan berkembangnya penjualan produk baru tersebut yaitu :

a. Produknya unik dan unggul

Jam Karet merupakan produk baru yang unik dan unggul. Di katakan unik yaitu karena jam karet merupakan bahan olesan yang biasa digunakan pada roti dan puding yang di inovasikan dengan bahan baku yaitu ubi jalar ungu dan wortel. Selain pencampuran bahan bahan tersebut, keunikan dapat dilihat dari bentuk dan rasanya yang unik. Bentuk selai ini yaitu berupa bahan padatan ataupun cair yang dikemas dengan cup plastic seperti kemasan pada pudding. Karena bentuk dan kombinasi rasanya yang unik, di harapkan produk ini dapat unggul di pasaran dan dapat selalu di ingat konsumen karena keunikannya.

b. Sangat berorientasi pasar

Produk ini sangat berorientasi pasar karena produk ini dinilai memiliki pengetahuan tentang pasar yang lebih tinggi serta memiliki kemampuan berhubungan dengan pelanggan lebih baik. Dengan patokan harga yang murah dan rasanya yang enak serta merakyat menjadikan produk ini di sukai konsumen. Bahan baku yang di gunakan juga sudah familiar di kalangan masyarakat sehingga produk ini mampu mendapatkan posisi yang cukup baik di pasar.

c. Produk yang di tujukan ke pasar yang menarik akan berjalan lebih baik Produk ini merupakan produk inovasi antara ubi jalar dan wortel yang merupakan bahan untuk olesan pada roti dan pudding. Di kemas dalam cup plastic yang berlabelkan inovasi selai tersebut. Hal-hal tersebut yang bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk produk ini, sehingga dapat menarik banyak konsumen.

d. Suksesnya produk baru dapat diduga

Karena keunikan dan produk yang menarik serta harga yang terjangkau dapat di pastikan produk baru ini akan sukses di pasar. Produk ini cocok untuk semua kalangan, semua usia, dan cocok untuk kesehatan juga. Jadi dapat di pastikan produk ini akan dapat menarik minat konsumen. e. Kecepatan produksi adalah segala-galanya, namun harus tanpa

mengorbankan kualitas dalam pelaksanaannya

Bahan baku yang mudah di dapat di pasaran dan pembuatan produk yang sangat mudah dan praktis, maka pembuatan produk ini tidak perlu memerlukan banyak waktu untuk perencanaannya. Produk bisa langsung di buat dan di pasarkan tanpa perencanaan yang panjang, karena sudah bisa di pastikan bahwa konsumen akan tertarik mengkonsumsi produk ini. Akan tetapi kualitas produk ini juga harus tetap di perhatikan agar tidak mengecewakan konsumen.

(20)

Pada umumnya kemasan dibagi menjadi 3 macam yaitu :

a. Kemasan primer : kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus bahan pangan. Contohnya Dalam kemasan primer disini menggunakan 2 bahan yaitu cup plastik.Dimana masing-masing kemasan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada kemasan plastik kelebihan yang didapatkan antara lain bertahan lama sampai kurun waktu yang ditentukan dan dapat melindungi produk dari kerusakan fisik,air,oksigen dan sinar UV. Sedangkan kekurangannya berupa bahan mudah penyok dan rusak sehingga harus ditaruh ditempat yang sejuk jauh dari sinar UV. Sedangkan untuk kemasan kaleng kelebihannya yaitu produk biskuit tidak mudah bau atau garing awet atau tahan lama, tidak mudah rusak dan terhindar dari kontaminasi udara luar. Untuk kelemahannya terletak pada harga yang relatiif mahal dan mudah rusak jika salah penempatannya. b. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi

kelompok-kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah biskuit dalam kaleng. Kotak karton ini memiliki kelebihan dan kelemahan yaitu menjaga kualitas kemasan produk agar tidak rusak sebelum pengiriman ke konsumen dan melindungi produk tersebut dari sinar UV ataupun dari udara luar. Sedangkan kelemahannya yaitu mudah sobek dan terbuka/ tidak rapat.

c. Kemasan tersier, kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer, sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk pelindung selama pengangkutan, contoh biskuit aneka rasa ini yang sudah dibungkus dimasukkan ke dalam kardus kemudian dimasukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas. kelebihan yaitu tertutup rapat, produk pangan terhindar dari kontaminasi oleh organisme, serangga atau benda asing lainnya.Dapat mencegah kehilangan kadar air. Dapat melindungi dari absorpsi oksigen, gas lain, dan bau.dan Melindungi dari cahaya, untuk isian yang peka terhadap cahaya. Sedangkan kelemahan yaitu produk mudah rusak dan sobek jika salah penempatan.

2.4.1 Desain Kemasan 1. Kemasan Primer :

(21)

Gambar Cup/wadah Cassava Gambar Cup/wadah Carrot

2. Kemasan Sekunder :

Gambar Kardus Jam Karet 3. Kemasan Tersier :

Bahan Kemasan :

Bahan kemasan ini terdiri dari 3 jenis yaitu kemasan primer, sekunder dan tersier. Dimana pada kemasan primer terdiri dari kemasan yang terbuat dari Cup plastic bening yang berwarna ungu dan orange dengan spesifikasi ukuran yaitu panjang x lebar x tinggi adalah 10 x15 x 5 cm.kemasan primer tersebut memiliki berat 150 gr. Untuk kemasan sekundernya berupa kardus dimana dalam 1 kardus kemasan memiliki berat 200 gr dengan isi 6 buah didalamnya. Memiliki spesifikasi ukuran panjang x lebar x tinggi adalah 15 x 5 x 3 cm. sedangkan kemasan tersiernya berupa kotak box besar yang berfungsi untuk tempat pengiriman produk Jam karet ini agar tidak rusak. Dimana didalamnya berisi 3 kotak sekunder dengan ukuran panjang x lebar x tinggi 15,5 x 7 x 3 cm.

Tinggi 3 cm

(22)

2.4.2 Unsur Kemasan

Adapun unsur-unsur kemasan pada produk jam karet (selai cassava dan carrot) sebagai berikut :

1. Kemasan Jam Karet  Ukuran

Ukuran kemasan primer Jam Karet ini yaitu cup berdiameter sekitar 3 mm dengan panjang x lebar x tinggi adalah 15 x 10 x 5 cm. dengan berat 150 gr. Untuk kemasan sekundernya berupa kardus dimana dalam 1 kardus kemasan memiliki berat 200 gr dengan isi 6 buah didalamnya. Memiliki spesifikasi ukuran panjang x lebar x tinggi adalah 15 x 5 x 3 cm. sedangkan kemasan tersiernya berupa kotak box besar yang berfungsi untuk tempat pengiriman produk Jam karet ini agar tidak rusak. Dimana didalamnya berisi 3 kotak sekunder dengan ukuran panjang x lebar x tinggi 15,5 x 7 x 3 cm.  Warna

Warna Jam Karet ini yaitu ungu untuk produk Jam Karet cassava dan orange untuk produk Jam Karet carrot. Sehingga Warna produk Jam Karet (selai cassava dan carrot) ini didesain dengan warna-warna yang menarik hati konsumen agar konsumen tertarik dan tidak enggan untuk membeli produk kami.

 Bahan

Bahan kemasan primer Jam Karet (selai cassava dan carrot) terbuat dari cup plastik yang berwarna ungu dan orange dimana bentuk kemasan harus menarik perhatian konsumen dengan menggambarkan keistimewaan produk dan mampu membujuk konsumen. Untuk kemasan sekunder berupa kardus/kotak yang berwarna coklat dengan isi didalamnya sebanyak 6 buah selai dengan berat masing-masing 150 gr. Serta pada kemasan tersiernya berupa kotak box besar yang didalamnya memuat 3 kotak kemasan sekunder memiliki warna sama yaitu coklat.

 Gambar Kemasan Primer

Gambar Cup atas Jam Karet Carrot Gambar Cup atas Cassava

Diameter 3 cm

(23)

Gambar Cup/wadah Jam Karet  Gambar Kemasan sekunder

 Gambar Kemasan Tersier

 Tanda merek

Tanda Merek produk selai ini Terletak pada gambar atau logo yang unik yaitu : dimana logo tersebut memiliki makna atau arti. Dimana gambar wortel dan ubi jalarnya merupakan kandungan gizi yang kaya akan serat dan vitamin serta memberikan kesan yang menarit karena produk ini sehat dan banyak terdapat gizinya.

 Kapan produk akan kadaluarsa

Produk akan kadaluarsa setelah memilki masa Expired atau masa tenggang yang ditentukan. Masa kadaluarsa ini akan ada setelah dilakukan uji pada kandungan didalam selai tersebut. Masa kadaluarsa ditetapkan setelah proses produk berlangsung hingga berakhirnya masa tersebut. Contohnya mulai tanggal 20 Oktober 2014 hingga 20 Januari 2015.

 Harga produk

Harga produk selai ini bekisar Rp 6.000,00 hingga Rp 12.000. harga ini disesuaikan dengan standart di kalangan masyarakat umum ataupun konsumen khususnya di kalangan mahasiswa.

Tinggi 5 cm

Panjang x lebar 10 x 15 cm

Tinggi 3 cm

(24)

 Label

Pada Label kemasan kami akan mencantumkan label halal dan masa expired serta jaminan mutunya. Supaya konsumen mengetahui bahwa produk Jam karet ini baik untuk digunakan dan di konsumsi.

 Manfaat Produk

Manfaat produk Jam Karet ini yaitu memberikan kandungan gizi yang kaya akan serat dan vitamin. Sehingga konsumen tak perlu khawatir untuk mengkonsumsi produk ini.

 Jaminan Mutu

Jaminan mutu produk Jam karet ini terdapat HACCP, GMP, Halal dan BPOM. Sehingga konsumen tak perlu khawatir untuk membeli dan jika ingin mengkonsumsi produk ini. Karena produk ini sudah terjamin mutunya.

 Kemungkinan efek samping

(25)

BAB III

PASAR DAN PEMASARAN 3.1 Potensi Pasar

3.1.1 Menilai situasi

Selai merupakan produk yang umum digunakan oleh masyarakat dan hal ini menyebabkan banyak sekali produsen yang membuat produk ini. Oleh karena itu sifat pasar selai dapat digolongkan menjadi pasar monopolistik. Pasar monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.

Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga membuat mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.

Potensi selai pasar di Indonesia terus meningkat. Hal ini tidak terlepas dengan perkembangan industri pengguna selai. Industri roti, es krim merupakan pengguna selai yang potensial. Biasanya produk ini digunakan sebagai bahan oles bersama roti terutama pada saat harapan namun, kebutuhan akan selai kini tidak hanya didominasi oleh rumah tangga. Kebutuhan untuk skala industri juga semakin besar. Selai digunakan sebagai bahan untuk pengisi roti, campuran pada yoghurt dan es krim. Perbandingan penjualan selai pada tahun 2006 masih seimbang, namun pada 2008 perbandingan penjualan kue meningkat menjadi 60%-80%. Jadi potensi pasar selai ke depan diperkirakan dapat berkembang dan tumbuh dengan pesat (Alamsyah, 2012).

Selai olahan dari umbi-umbian ini disegmentasikan kepada seluruh kalangan. Karena menurut kuesioner yang menyatakan bahwa konsumsi selai pada usia 15-25 tahun sebanyak 46%, dan usia 26-30 sebayak 47 %. Jadi selai adalah produk yang banyak diminati oleh konsumen. Selain itu Selai “Jam Karet” lebih unggul dalam kesehatan karena kandungan wortel sebagai provitamin A yang merupakan prekusor vitamin A dan ubi jalar ungu yang kaya akan anthosianin sebagai antioksidan yang baik untuk kesehatan semakin menambah minat konsumen untuk membeli selai “jam Karet”.

(26)

merupakan jenis tanaman yang relative tetap ada atau tidak musiman. Jadi dalam produksi selai tidak terhambat oleh bahan baku dan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan baik. Pelanggan bisa mendapatkan selai ini di outlet atau pun di supermarket.

3.1.2 Program Pengakajian

Segmentasi pasar adalah membagi sebuah pasar kedalam kelompok-kelompok pembeli yang khas berdasarkan kebutuhan karakteristik atau perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah. Ada beberapa macam bentuk segmentasi pasar yaitu:

a. Segmentasi Geografis, membagi pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda-beda seperti negara, wilayah negara bagian, kabupaten, kota atau pemukiman.

b. Segmentasi Demografis, Upaya membagi pasar menjadi sejumlah kelompok berdasarkan variabel-variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras dan kebangsaan.

c. Segmentasi Psikografis, Upaya membagi pembeli menjadi kelompok-kelompok yang berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup atau karakteristik kepribadian.

d. Segmentasi Perilaku, Upaya membagi suatu pasar ke sejumlah kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pengunaan atau tanggapan konsumen terhadap suatu produk.

Sasaran segmen selai “Jam Karet” yaitu segmentasi demografis yang berdasarkan usia, yaitu usia antara 15-25 tahun sebanyak 46%, dan usia 26-30 sebayak 47 %. Jadi selai ini disegmentasikan kepada kalangan muda. Selain itu selai ini juga bisa disegmentasikan berdasarkan psikografi produk ini mengacu pada gaya hidup dimana Jam Karet ini merupakan produk olahan yang biasa disandingkan dengan roti, ice cream dan biscuit. Segmentasi Perilaku ini mengarah pada kejadian yang dapat dibedakan menurut kejadian saat konsumen mengembangkan kebutuhan. “Jam Karet” dibutuhkan kepada kalangan yang sedang menikmati roti, es krim dan biskuit. Dimana selai ini kaya akan manfaat dan kandungan gizi didalamnya. Tingkat pemakaian dapat dikelompokkan dalam kelompok pemakai produk yang ringan, sedang dan berat. Selain itu juga terdapat segmentasi demografis dimana produk ini dipasarkan ke semua kalangan mulai dari remaja, dewasa, anak-anak hingga orang tua. Usia yang dijadikan konsumen adalah semua kalangan, usia dewasa dengan kriteria umur 17-23 tahun, sedangkan anak-anak dengan usia 5-12 tahun dan orang tua dengan usia 31-70 tahun.

(27)

Untuk memberitahu konsumen mengenai produk baru, dapat digunakan promosi ketika memperkenalkan roduk tersebut. Promosi juga dapat mengingatkan konsumen bahwa produk tersebut ada dan mengingatkan kepada konsumen tentang kualitas produk dan keuntungan yang ditawarkan melebihi produk pesaing. Promosi yang efektif harus dapat meningkatkan permintaan atas produk dan menghasilkan tingkat penjualan produk. Terdapat empat metode promosi yaitu periklanan, penjualan personel, promosi penjualan dan hubungan masyarakat.

Selai “Jam Karet” menggunakan promosi dengan cara periklanan. Periklanan adalah penyajian non-personal yang dikomunikasikan melalui bentuk media atau non-media untuk mempengaruhi sejumlah besar konsumen. Meskipun periklanan umumnya lebih mahal disbanding dengan metode lain, namun dapat menjangkau banyak konsumen. Periklanan dimaksudkan untuk menumbuhkan kesan (image) dari merek, institusi atau industri tertentu. Berbagai macam bentuk periklanan produk selai yaitu internet, surat kabar, radio dan televisi.

3.1.3 Menyampaikan Data dan Informasi

Dalam proses pengkajian aspek pasar, diperlukan data-data dan informasi, sehingga dapat ditentukan pasar mana yang akan dipilih. Informasi tersebut dihasilkan dari pengolahan data yang berasal dari berbagai sumber, antara lain catatan internal, data primer, data sekunder, menilai kualitas data, dan survei pasar.

Untuk produk JAM KARET ini tidak ada data yang diperoleh dari catatan internal, karena usaha dan produk selai ini baru saja diciptakan. Data primer diperoleh dari hasil survey dengan cara survei pada salah satu perusahaan pembuat selai dan membagikan kuesioner pada calon konsumen JAM KARET. Perusahaan yang menjadi tempat survei adalah PT. Karunia Sukses Utama, dengan brand selainya, „Frezh‟. Data sekunder diperoleh dari data euromonitor, pada tahun 2011 nilai konsumsi roti di Indonesia naik 25% sedangkan kebutuhan selai dalam mengkonsumsi roti memiliki persentase sebesar 80%. Selanjutnya menilai kualitas data dapat dilakukan dengan cara mengamati data yang telah diperoleh. Data untuk produk JAM KARET ini diperoleh dengan melakukan pembagian kuesioner kepada 30 responden dari berbagai kalangan. Dari data yang diperoleh dari kiesioner dapat ditentukan produk selai seperti apa yang diinginkan komsumen. Dan terakhir, dilakukan survei pasar. Setelah diketahui produk seperti apa yang diinginkan konsumen, maka dibuatlah sampling produk dan ditentukan pasar yang akan menjadi sasaran dibagikannya sampling peoduk selai untuk mengetahui apakah produk dapat diterima atau tidak.

3.1.4 Analisis Hasil Peramalan

(28)

dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan. Salah satu peramalan yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode Single Moving Average.

Berikut adalah data-data asumsi permintaan selai selama 24 bulan terakhir atau 2 tahun terakhir.

(29)

Dari data hasil peramalan untuk setahun kedepan, yaitu November 2014 hingga Oktober 2015, dapat diketahui bahwa permintaan selai mengalami fluktuasi tiap bulannya. Hal ini disebabkan permintaan selai akan melonjak pada periode atau saat-saat tertentu.

3.2 Kuisioner

Dalam pengambian data terdapat dua teknik, yaitu pengambilan data primer dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan survey secara langsung atau menggunakan kuisioner sedangkan pengambilan data sekunder dengan studi literature. Pada pengembangan produk Jam Karet ini, produsen melaukukan teknik pengambilan data primer dengan menyebar kuisioner pada konsumen. Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap- sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik beberapa orang utama didalam organisasi yang bias terpengaruh oleh system yang diajukan oleh sutu system yang ada (Hendri, 2009). Ada dua tipe pertanyaan didalam pembuatan kuisioner yaitu pertanyaan terbuka dan tertutup. Pertanyaan terbuka berisi uraian dengan mengembangkan wawasan berpikir konsumen yang menngisi kuisioner. Pertanyaan tertutup berupa soal dengan beberapa pilihan. Berikut merupakan contoh kuisioner pengembangan produk selai Jam Karet.

3.3 Hasil Riset Pasar

(30)

0-500

Oleh karena itu untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk diperlukan suatu penelitian yang dinamakan riset pemasaran.

Metode yang digunakan dalam analisa produk jam karet ini adalah : A. Sumber Data

1. Data Primer

Merupakan data yang langsung diambil dari sasaran penelitian (didapat dari sumber pertama) baik individu maupun perseorangan yaitu hasil kuesioner atau wawancara responden yang ada dikampus Fakultas Teknologi Pertanian UB meliputi mahasiswa dan karyawan.

2. Data Sekunder

Merupakan data primer yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk table/diagram dan digunakan peneliti untuk diproses lebih lanjut dan data yang berasal dari literatur/media baik cetak maupun elektronik seperti buku dan internet, dapat berupa dasar teori atau data-data lain yang mendukung.

B. Pengambilan Sampel 1. Unit Pengambilan Sampel

Sample dari penelitian ini adalah responden (konsumen) dikampus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

2. Ukuran Sampel

Banyaknya sampel yang dijadikan responden adalah 30 orang. 3. Prosedur Pengambilan Sampel

Sampel/responden diambil secara acak, siapapun konsumen yang ada dipasar terutama mahasiswa, mempunyai peluang besar untuk dijadikan responden.

C. Pendekatan Riset

Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan survey di kampus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

D. Instrument Riset

Instrument yang digunakan untuk melakukan penelitian ini berupa kuesioner/angket, yaitu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan responden akan memberikan respon terhadap pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan bersifat tertutup, artinya alternatif jawaban telah disediakan dimana setiap kuesioner/angket terdiri dari 14 pertanyaan.

E. Metode Kontak

Komunikasi yang terjadi dilakukan secara langsung kepada responden pada saat pembagian/penyebaran angket/kuesioner.

Data hasil riset yang didapatkan adalah sebagai berikut : 1. Berapa Pendapatan anda per bulan ?

a. Rp. 0 – Rp. 500.000

(31)

ya

3. Berapa sering anda mengkonsumsi selai ? a. 1 minggu sekali

b. 2 minggu sekali c. Setiap hari

d. Lain-lain ( )

4. Kemasan selai apa yang sering anda beli ? a. Kaca

b. Cup Plastik

c. Lain- lain ( )

5. Dalam ukuran berapa selai yang anda konsumsi ? a. 200 gr

b. 500 gr

c. Lain-lain ( )

6. Dimana anda biasa membeli selai ? a. Warung

(32)

discou

7. Dari mana anda mengetahui produk selai ? a. Televisi

b. Internet atau media sosial c. Lain- lain ( )

8. Dalam pembelian selai metode apa yang anda pilih ? a. Discount

b. Buy one get one free c. Bonus Roti

d. Lain- lain ( )

9. Anda biasa mengkonsumsi selai dengan apa ? a. Roti

b. Ice Cream

c. Lain-lain ( )

10. Berapa harga selai yang biasa anda beli ? a. Rp. 6.000 – Rp. 7.000

b. Rp. 7.000 – Rp. 8.000 c. Rp. 8.000 – Rp. 9.000

(33)
(34)

Selai merupakan produk olahan dari buah-buahan yang mudah ditemui dimanapun. Rasanya yang manis dengan variasi berbagai rasa membuatnya banyak disukai oleh semua usia. Panganan ini biasa disandingkan dengan roti sebagai pelengkapnya, tetapi sekarang tidak hanya sebatas itu, penggunaan selai semakin dimodifikasi pada berbagai macam makanan misalnya pada topping es krim, biskuit dan sebagainya. Produk selai yang kami buat bukanlah berasal dari buah-buahan melainkan berasal dari umbi-umbian. Mengingat manfaat umbi sangat besar namun pengolahan umbi menjadi produk yang menarik dan menyehatkan masih kurang .oleh karena itu kami membuat produk selai dengan bahan utama dari umbi yaitu wortel dan ubi jalar ungu.

Berdasarkan daftar produk yang variatif, “Jam Karet” (Selai cassava dan carrot) dapat dikelompokkan berdasarkan Geografis yaitu Wilayah yang menjadi pasar utama wilayah adalah Negara yang mana produk ini diproduksi yaitu Indonesia yang terletak di kota Malang dengan pangsa pasar sebesar 20%. Sedangkan pada psikografi produk ini mengacu pada gaya hidup dimana Jam Karet ini merupakan produk olahan yang biasa disandingkan dengan roti, ice cream dan biscuit. Segmentasi Perilaku ini mengarah pada kejadian yang dapat dibedakan menurut kejadian saat konsumen mengembangkan kebutuhan. “Jam Karet” dibutuhkan kepada kalangan yang sedang menikmati roti, es krim dan biskuit. Dimana selai ini kaya akan manfaat dan kandungan gizi didalamnya. Tingkat pemakaian dapat dikelompokkan dalam kelompok pemakai produk yang ringan, sedang dan berat. Selain itu juga terdapat segmentasi demografis dimana produk ini dipasarkan ke semua kalangan mulai dari remaja, dewasa, anak-anak hingga orang tua. Usia yang dijadikan konsumen adalah semua kalangan, usia dewasa dengan kriteria umur 17-23 tahun, sedangkan anak-anak dengan usia 5-12 tahun dan orang tua dengan usia 31-70 tahun.

Menurut BPS (2008)Secara geografis wilayah Kota Malang berada antara 07°46'48" - 08°46'42" Lintang Selatan dan 112°31'42" - 112°48'48" Bujur Timur, dengan luas wilayah 110,06 km2 dengan batas-batas sebagai berikut :

฀ Batas Utara : Kabupaten Malang ฀ Batas Selatan : Kabupaten Malang ฀ Batas Timur : Kabupaten Malang ฀ Batas Barat : Kabupaten Malang

Kota Malang terdiri dari 5 Kecamatan yaitu Kedungkandang, Klojen, Blimbing, Lowokwaru, dan Sukun serta 57 kelurahan.

Kepadatan Penduduk Seperti kondisi kota pada umumnya, bahwa hunian terpadat berada di pusat kota yaitu di Kecamatan Klojen memiliki hunian terpadat dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 13.867 jiwa per km persegi. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk terendah berada di wilayah Kecamatan Kedungkandang dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 3.459 jiwa per km persegi.

(35)

Analisis segmentasi diatas, menunjukan bahwa “Jam Karet” berada di segmentasi demografi pada variable usia. Selai ini menetapkan target yang sesuai untuk produk-produknya yang variatif yaitu pada kalangan mahasiswa dan dewasa yang sedang menikmati berbagai roti, biskuit maupun ice cream, kemudian produk ini juga berada pada segmentasi tingkah laku yaitu pada manfaat dan kandungan gizi didalamnya. Penetapan target-target jika dilihat dari survei kuisioner yaitu kepada kalangan mahasiswa dan dewasa menengah keatas dan kepada konsumen yang memiliki gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi diversifikasi makanan yang juga menyehatkan seperti selai “Jam Karet”.

3.4.3 Positioning

Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam benak konsumen sasaranya (Kotler, 2003).

Kata kunci setiap produk untuk tetap bertahan tergantung seberapa inovatif sebuah produk mengikuti product life cycle (PLC) yang harus diperbaharui memenuhi selera konsumen yang berubah berkembang dan tumbuh bersama dengan pola-pola perilaku dan tuntutan masyarakat. Jam Karot menjalankan PLC secara konsisten. Hal tersebut mengakibatkan posisi pasar produk selai memiliki berbagai keunggulan. Keunggulan produk ini terletak pada inovasi rasa yang unik yaitu ubi jalar ungu dan wortel dengan kemasan produk yang sederhana, sehingga tak heran jika banyak kalangan yang menyukai produk ini. Disamping mengembangkan product content sebagai bagian product life cycle strategy, selai ini hanya kami inovasikan kedalam 2 macam rasa, warna, bentuk, ukuran dan merancang produknya sesuai dengan segmentasi pasarnya yakni kalangan mahasiswa dan dewasa atau karyawan FTP seperti kemasannya yang dibuat dari cup plastic seperti pada tempat pudding. Rasanya dibagi menjadi 2 macam yaitu rasa cassava dan carrot, selain itu warnanya pun disesuaikan dengan warna-warna yang alami yang berasal dari umbi sebagai bahan baku utama pembuatan Selai .serta ukurannya sesuai dengan kemasan produknya Sehingga praktis mempengaruhi harga. Tidak hanya dari segi nilai produknya, inovasi promosi “Jam Karet” juga sangat kreatif dan inovatif sehingga mampu menarik daya beli konsumen.

“Jam Karet” pun memiliki differensiasi produk agar mudah dikenal dan memberikan daya Tarik tersendiri bagi para konsumen. Pada produk ini differensiasi yang utama yaitu :

1. Jam Karot memiliki kandungan gizi dan kaya manfaat bagi konsumen 2. Menggunakan differensiasi content dalam meluncurkan produk inovasi

baru berupa produk dengan rasa dari umbi-umbian seperti ubi jalar ungu dan wortel.

3. Kemasannya dibuat dari cup plastic dengan desain yang menarik hati konsumen

(36)

dikenal oleh masyarakat. Dengan posisi sebagai challenger, proses pemasaran dari produk ini harus lebih intensif agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. Namun karena produk ini perpaduan dari nikmatnya rasa jagung dan khasiat buah yang dapat menyehatkan tubuh, kami yakin bahwa produk ini dapat bersaing dengan produk lain yang telah beredar di masyarakat, dan produk ini akan mendapat perhatian dari konsumen.

3.5 Strategi Pemasaran 4 P 3.5.1 Product

Strategi produk adalah suatu strategi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan yang berkaitan dengan produk yang dipasarkannya. Strategi produk dilakukan agar selalu menjaga mutu produk yang dihasilkan, sehingga mampu bersaing dengan produk lain yang sejenis. Produk Jam Karet adalah produk sebagai bahan penyading roti, biskuit dan ice cream dengan 2 varian rasa yaitu cassava dan carrot. Serta didesain dengan kemasan berupa cup plastic dengan diatasnya diberi label dan standart mutu atau SNI.

3.5.2 Price

Harga untuk produk “Jam Karet” kurang lebih disesuai dengan harga pasaran selai yang telah ada dipasaran saat ini. Kisaran harga selai ini didasarkan pada proses. Dari analisa yang telah dilakukan oleh harga Jam Karot ini sekitar 6000 hingga 12.000.harga tersebut sudah sesuai degan manfaat yang didapat dari umbi-umbian yang menyehatkan dan kaya akan kandungan gizi didalamnya. Dengan demikian strategi penetapan harga “Jam Karet” ini adalah Economy Strategy dimana harga yang ditawarkan sebanding dengan kualitas dan manfaat yang didapat oleh konsumen yaitu rendah / terjangkau.

3.1.3 Place

Pemilihan lokasi yang sesuai baik untuk pemasaran dan produksi adalah berdekatan dengan bahan baku. Strategi pemasaran distribusi yang kami lakukan yaitu strategy distribusi insentif dimana strategi tersebut menempatkan produk dagangannya pada banyak retailer yaitu pada supermarket, Kampus dan kemudian juga pada pasar tradisional, warung-warung eceran serta akan dilakukan juga pemasaran dengan menggunakan outlet. Pemasaran dengan outlet ini diharapkan akan memberikan suatu kenyamanan bagi pelanggan dimana produk juga akan bisa dipesan dan sekaligus disajikan.

3.5.4 Promotion

(37)

produk dengan sistem buy one get two. Promosi-promosi ini diharapkan dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk “Jam Karet”.

Menurut Boone,L dan David (2005) menyatakan bahwa Dalam strategi promosi juga terdapat beberapa elemen marketing yang kami lakukan diantaranya yaitu :

a. Advertising : dalam proses ini mengkomunikasikan produk selai ke konsumen juga sangat signifikan. Promosi-promosi produk dilakukan dengan menggunakan media cetak, audio atau juga visual. Misalnya menggunakan brosur, iklan tv dll.

b. Sales promotion : dalam promosi ini bisa dilakukan dengan cara membuat suatu event-event yang menarik minat konsumen

c. Direct marketing : dilakukan dengan menggunakan social media atau internet. Dimana penggunaan teknologi ini juga menjadi concern dalam strategi pemasaran. Internet dan mobile merupakan media yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam rangka strategi pemasarannya.

(38)

BAB IV

ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS 4.1 Perencanaan Kapasitas Produksi

4.1.1 perencanaan dan pemilihan proses a. Proses Produksi

UBI JALAR UNGU / WORTEL

DISORTASI

DIKUPAS

DICUCI

SCRAP

AIR

DIREBUS AIR

DIGILING

DICAMPUR AIR, PEKTIN,

ASAM SITRAT, GULA

DIDINGINKAN

DIKEMAS PRIMER CUP

PENGEMAS

DIKEMAS SEKUNDER KARDUS

PENGEMAS

DIKEMAS TERSIER KARDUS

DISTRIBUSI

SELAI

Gambar

Tabel 2. Kandungan gizi ubi jalar
Gambar 1. Struktur molekul pektin
Gambar 2 Struktur Natrium benzoate
Tabel 3. Komposisi bahan baku yang digunakan untuk membuat selai “Jam Karet” per hari
+7

Referensi

Dokumen terkait

P engaruh Konsentrasi 2,4-D (Dichlorophenoxyaetic Acid) dan BAP (Benzil Amino Purine) pada Media MS terhadap Induksi Kalus Daun Afrika (Vernonia amygdalina Del.),

Penambahan probiotik dan prebiotik maupun kombinasi keduanya dalam ransum menghasilkan kadar kolesterol serum darah paling rendah ditemukan pada perlakuan R3

Metode penyembunyian pesan rahasia adalah dengan cara menyisipkan pesan rahasia ke dalam bit rendah (LSB) pada byte yang menyusun file image sehingga proses ini tidak

Oleh karena itu, kesadaran aktor perpustakaan tersebut harus dibangun kembali untuk memiliki sebuah habitus baru yang memperhatikan elemen modal yang menjadi

Dengan demikian, tes yang digunakan untuk mengambil data telah memenuhi kriteria yang ditentukan sehingga kelima butir soal dalam tes tersebut dapat digunakan

evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja seksi Kesejahteraan Masyarakat... Seksi

Persyaratan pendirian kebun induk mini tidak seketat pada kebun induk sumber benih, oleh karena itu kebun induk mini ini dapat dikelola swasta atau perorangan

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh lama pemutihan terhadap karakteristik pulp TKKS yang dihasilkan pada proses pulping secara formacell.. Alat yang digunakan