• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh surat lamaran krja Pemasaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh surat lamaran krja Pemasaran"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KERAGAMAN DAN

KESEDERAJATANMANUSIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab, mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.

Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.

Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang kami maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Nabi bersabda: “Mintalah petunjuk pada hati (nurani)mu.”

B. Rumusan Masalah

1. Apa makna keragaman dan kesederajatan?

2. Apa yang memengaruhi keragaman terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat, bernegara, dan kehidupan global?

3. Apa saja problematika diskriminasi dalam masyarakat yang beragam? 4. Apa unsur-unsur keragaman masyarakat Indonesia?

5. Apa struktur masyarakat Indonesia?

(2)

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN A. Makna Keragaman dan Kesederajatan Dalam Masyarakat

Keragaman berasal dari kata ragam, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 920-921) arti ragam dikaitkan dengan (1) tingkah; laku; ulah: lain orang lain ragamnya; (2) macam; jenis; dst. Sedangkan keragaman diartikan perihal beragam-ragam; berjenis-jenis; perihal ragam-perihal jenis. Dengan demikian yang dimaksud keragaman dalam masyarakat adalah sebuah keadaan yang menunjukkan perbedaan yang cukup banyak macam atau jenisnya dalam masyarakat.

Kesederajatan berasal dari kata sederajat: sama tingkatan(pangkat,kedudukan). Kesederajatan dalam masyarakat adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap memilihsatu kedudukan yang sama dan satu tingkatan

hierarki.(http://galuhputride.blogspot.com/2012/12/isbd-manusia-keragaman-dan-kesederajatan.html).

B. Unsur-unsur Keragaman dalam Masyarakat Indonesia 1. Suku Bangsa dan Ras

Di Negara Indonesia terdapat beberapa ratus suku bangsa yang hidup di beberapa ribu pulau dan masing-masing suku bangsa mempunyai ras tersendiri. Dari keragaman tersebut ada perbedaan ras dari ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala,dsb. Perbedaan suku bangsa dan ras dapat menyebabkan saling bertengkar, bermusuhan dan saling membunuh. Memperhatikan keragaman suku bangsa dan ras yang ada, usaha memelihara, membina serta mengembangkan persatuan dan kesatuan antar suku bangsa dan ras harus dilakukan secara kontinyu dan seoptimal mungkin. Sehingga keragaman membawa rasa kebersamaan dan kesederajatan, tanpa ada yang merasa direndahkan dan diabaikan.

2. Ideologi dan Politik

Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan dasar negara yang melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan nasional yaitu masyarakat yang adil dan makmur, masyarakat yang terwujud kesejahteraan dan kemakmuran.

(3)

Adanya banyak partai di Indonesia merupakan bukti keragaman dalam hal ideologi dan politik. Pluralisme harus dikelola dengan baik sebagai kekuatan sekaligus juga merupakan titik lemah. Secara politik pancasila merupakan refleksi pemersatu yang dominan. 3. Kesenjangan Ekonomi dan Sosial

Kesenjangan ekonomi dan sosial seringkali dapat menimbulkan ketegangan antar kelompok yang akhirnya memicu konflik. Hubungan sosial, seperti yang kuat membantu yang lemah, yang kaya membantu yang miskin, yang kecukupan membantu yang kekurangan dan sebagainya harus senantiasa dihidupkan dalam masyarakat dan menjadi budaya masyarakat.

Untuk membangun masyarakat yang plural, penegakan keadilan sangat penting maknanya. Istilah keadilan berasal dari bahasa arab yaitu ‘adl yang mempunyai arti antara lain sama dan seimbang (Ilyas. 2003: 235). Menurut Ilyas dari pengertian keadilan tersebut dibagi menjadi dua pengertian, yaitu:

1. Keadilan dapat diartikan membagi sama banyak, atau memberikan hak yang sama kepada orang-orang atau kelompok dengan status yang sama.

2. Keadilan dapat diartikan dengan memberikan hak seimbang dengan kewajiban, atau memberi seseorang sesuai dengan kebutuhannya.

Sementara menurut Bainar, Rahman dan Anwar ( 2006 : 29-30 ) penerapan kedilan dapat dilihat dalam lima aspek, yaitu:

1. Adil pada diri sendiri, artinya menjaga diri dari perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

2. Adil pada sesama manusia, artinya terjadi kerjasama saling menguntungkan, sehingga saling tolong menolong dalam hal kebajikan.

3. Adil terhadap segala makhluk ciptaan ALLAH S.W.T. , artinya berbuat baik terhadap semua makhluk-Nya dalam bentuk pemeliharaan secara wajar, baik kepada hewan maupun tumbuh-tumbuhan.

4. Adil kepada alam atau benda mati lainnya, artinya menjaga keutuhan dan tidak melakukan pengrusakan terhadap alam dan seisinya.

5. Adil kepada Al-Khaliq (Tuhan), artinya bersikap patuh dan taat mengikuti semua yang telah diperintahkan-Nya dan meninggalkan semua yang dilarang-Nya.

(4)

Wawasan nusantara merupakan perwujudan dari kesatuan politik, budaya, ekonomi, pertahanan dan keamanan. Dari kesatuan tersebut warga Negara berhak dan berkewajiban membela Negara.

Prinsip pluralisme hubungan kehidupan masyarakat telah disebutkan secara tegas dalm UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi : (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. (2) Negara menjamin tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamaya masing-masing dan untuk beibadat menurut agamanya ada kepercayaannya itu. Dari pasal tersebut menjelaskan Negara menjamin hak asasi setiap penduduk dalam hal agama sehingga akan tercipta toleransi dan menghormati antar pemeluk agama.

Menurut Bainar, Rahman dan Anwa kajian teknologi ada tiga istilah pengertian “pluralisme agama” .

1. Umat beragam itu majemuk.

2. Pluralisme mengandung konotasi politik, yang mengandung dua pengertian yaitu : a. Memisahkan agama dari urusan politik

b. Negara tidak mengidentifikasi diri dari kepada agama tertentu.

3. Pluralisme merujuk kepada suatu teori agama yang pada prinsipnya menyatakan bahwa semua agama pada akhirnya menuju kepada suatu kebenaran yang sama.

Usaha mewujutkan pluralisme untuk membangun mnasyarakat yang demokratis, independen serta menghargai pluralisme secara utuh. Menurut Kuntjaraningrat ada empat konsep keagamaan yang merupakan sistem yang terintegrasi dalam emosi keagamaan yaitu : 1. Emosi keagamaan yang menyebabkan manusia itu bersikap religious

2. Sistem keyakinan yang mengandung segala keyakinan serta bayangan manusia tentang sifat-sifat Tuhan, tentang wujud dari alam ghaib (supranatural) serta nilai, norma dan ajaran dari religi yang bersangkutan

3. Sistem ritus dan upacara yang merupakan usaha manusia untuk mencari hubungan dengan Tuhan, dewa-dewa atau makhluk-makhluk halus yang mendiami alam ghaib

4. Umat atau kesatuan sosial yang menganut sistem keyakinan dan melaksanakan system ritus dan upacara.

(5)

dan politik. Wujud keragaman memberikan kesempatan luas bagi rakyat Indonesia untuk belajar mengelola dan menyelesaikan konflik dalam komunitas. Keberagaman hokum adat serta masyarakat menambah elemen penting untuk membangun pluralisme.

Negara merupakan alat untuk mengatur atau mengendalikan persoalan dalam masyarakat. Soelaeman dalam suwarno (2011 : 87) menjelaskan bahwa Negara mempunyai dua tugas sebagai berikut :

1. Mengatur dan mengendalikan gejala-gejala kekuasaan yang asocial, artinya yang yang bertentangan satu sama lain supaya tidak menjadi antagonism yang membahayakan.

2. Mengorganisasi dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan penggolongan-pengggolongan ke arah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya dan tujuan sosial.

Pengendalian dilakukan berdasrkan sistem hukum dan peraturan pemerintah serta lembag-lembaganya. Pentingnya sistem hukum adalah sebagai perlindungan bagi kepentingan yang telah dilindungi kaidah agama, kaidah kesusilaan dan kaidah kesopanan. Meskipun kaidah tersebut ikut berusaha menyelenggarakan dan melindungi kepentingan masyarakat.

D. Plobematika Diskriminasi dalam Masyarakat

Diskriminasi merupakan salah satu sumber ketidakadilan, pertengkaran dan permusuhan. Oleh karena itu, wajar jika individu mempunyai hak untuk melawan diskriminasi, baik diskriminasi ras, jender, agama, pekerjaan dan lainnya yang terjadi dimasyarakat. Diskriminasi terkait dengan prasangka atau sebaliknya prasangka terkait dengan diskriminasi, perbedaanya yaitu prasangka menunjukkan sikap sedangkan diskriminatif pada tindakan. Prasangka atau prejudice berasal dari kata Latin prejudicium , bahwa prasangka itu muncul sebagai akibatkurang pengetahuan, pengertia atau fakta kehidupan adanya dominasi kepentingan golongan atau pribadi dan tidak menyadari akan kerugian yang akan terjadi.

Beberapa faktor penyebab terjadinya diskriminasi antara lain : 1. Persaingan yang semakin ketat dalam segala aspek kehidupan

2. Tekanan dan intimidasi

3. Ketidakberdayaan golongan lemah, sehingga terus-menerus menjadi korbandiskriminasi 4. Disintegrasi bangsa.

(6)

Ada beberapa yang perlu dipahami dalam masalah diskriminasi yang trtjadi di masyarakat menurut Bainar, Rahman dan Anwar (dalam Suwarno 2011: 89) antara lain :

1. Diskriminasi antara Demokrasi dan Hak Asasi

Demokrasi merupakan kekuasaan dari, oleh dan untuk rakyat, artinya sebuah masyarakat dirancang dibangun dan digerakkan oleh seluruh komponen warga Negara. Dalam membangun demokrasi membutuhkan kebebasan adanya kesetaraan antar warga Negara saling menghargi untuk membangun toleransi. Untuk membangun Negara demokratis membuhkan strategi pengembangan kehidupan yang dibingkai melalui keadilan, pemerataan, kesejahteraan masyarakat serta menciptakan suasana hubungan yang selaras dan seimbang. Prinsip kebebasan Negara demokrasi berakar pada toleransi yang didasarkan atas hak asasi manusia (HAM).

2. Integrasi dan Disintegrasi

Proses integrasi antar suku bangsa dilakukan untuk membangun hubungan harmonis antar penduduk asli dengan pendatang. Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat , mulai dari individu, keluarga, lembaga, dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa adanya konsesus nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi. Dalam hal ini terjadi asimilasi dan berkurangnya prasangka-prasangka diantara masyarakat secara keseluruhan.

Proses asimilasi terjadi apabila ada (1) kelompok manusia yang berasal dari lingkungan kebudayaan yang berbeda, (2) individu dari kelompok tersebut saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang cukup lama sehingga (3) kebudayaan dari kelompok tersebut masing-masing berubah saling menyesuaikan diri menjadi satu.

3. Bhineka Tunggal Ika : mengatasi Keragaman Sosio-Kultural.

(7)

Semboyan itu merupakan potret keanekaragaman sosio-kultural dalam masyarakat. Pemerintah Indonesia membagi suku bangsa Indonesia dalam tiga golongan yaitu: (1) suku bangsa, (2) golongan keturunan asing dan (3) masyarakat terasing.

E. Manusia beradab

Manusia sebagai makhluk beradab berikhtiar menciptakan ketertiban dan keteraturan dalam kehidupan masyarakat, agar mampu mempertahankan serta memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia dapat menentukan berbagai macam tingkah laku mengacu pada norma sosial dalam kategori kebiasaan ( folkways ) adat ( mores ) serta hukum dalam melestarikan keagamaan.

Selanjutnya akan di bahas faktor penyebab munculnya keragaman peradapan ( Bainar, Rahman dan Anwar. 2006: 112 – 114 ) sebagai berikut :

1. Faktor penyebab munculnya keragaman peradaban

Dalam sejarahnya manusia berusaha mengubah dirinya sendiri menjadi makhluk beradab. Mereka mulai hidup dalam masyarakat yang memiliki tingkat dan taraf hidup lebih baik untuk memperluas daya kreasi dengan cepat.

2. Problematika pluralisme kebudayaan dalam peradaban

Hubungan pluralisme kebudayaan merupakan kenyataan serta harapan. Pluralisme kultural merupakan interaksi sosial dan politik antara individu – individu yang beragam karakter, baik gaya hidup dan cara berfikir dalam masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dalam Binar,Rahman dan Anwar ( 2006:115 ) ciri manusia modern sebagai berikut ;

a. Orang yang bersikap terbuka terhadap pengalaman maupun penemuan baru, intinya tidak ada sikap apriori dan prasangka.

b. Senantiasa untuk menerima perubahan setelah ia menilai kekurangan yang di hadapi pada saat itu.

c. Kepekaan terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya dan mempunyai kesadaran bahwa masalah tersebut berkaitan dengan dirinya.

d. Lebih banyak berorientasi ke masa kini dan masa mendatang.

e. Percaya pada kemampuan ilmu pengetahuan dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia.

(8)

Untuk membentuk manusia modern tidaklah mudah, sehingga memerlukan usaha yang sungguh – sungguh dan perlu waktu yang cukup lama, bahkan kadang perlu waktu yang sangat panjang.

PENUTUP A. Kesimpulan

Di tengah arus reformasi dewasa ini, agar selamat mencapai Indonesia Baru, maka idiom yang harus lebih diingat-ingat dan dijadikan landasan kebijakan mestinya harus

berbasis pada konsep Bhinneka Tunggal Ika. Artinya, sekali pun berada dalam satu kesatuan, tidak boleh dilupakan, bahwa sesungguhnya bangsa ini berbeda-beda dalam suatu

Keragaman.

Kesetaraan bisa di wujudkan dengan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah NKRI dan juga keadilan di dalam bidang hukum ( bahwa semua sama di di hadapan hukum ). Namun, jangan sampai kita salah langkah, yang bisa berakibat yang sebaliknya: sebuah konflik yang berkepanjangan.

Oleh karena itu Keragaman dan Kesetaraan harus di tanamkan sejak dini kepada generasi muda penerus bangsa.

B. Saran

(9)

Problematika Diskriminasi dalam Masyarakat yang Beragam a. Diskriminasi di antara Demokrasi dan Hak Asasi

Manusia memiliki seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia, hal ini disebut Hak Asasi Manusia.

Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tidak langsung didasarkan pada perbedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, bahasa, dan

keyakina politik.

Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

(10)

Setiap orang bebas memilih kewarganegaraannya, setiap orang berhak mencari suaka untuk memperoleh perlindungan politik dari negara lain tanpa diskriminasi berhak menikmati hak-hak yang bersumber dan melekat pada kewarganegaraannya serta wajib melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Bhinneka Tunggal Ika sebagai Salah Satu Upaya Mengatasi Keragaman Sosiokultural

Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara senantiasa memiliki suatu pandangan hidup, flsaaat hidup, dan pegangan hidup agar tidak terombang-ambing dalam kancah pergaulan masyarakat internasional.

2. Manusia Beradab dalam Keragaman a. Keragaman Budaya dan Peradaban

Menurut pendapat Proa. Sutan Takdir Alisyahbana, apabila perwujudan budaya itu penekanannya pada akal atau mind, akan timbul peradaban yang berbeda, akal biasanya selalu dihubungkan dengan peradaban bukan kebudayaan. Dengan penekanan pada akal, timbul pernyataan bahwa ada peradaban tinggi dan ada peradaban rendah karena diukur dengan tingkat berpikir manusia. Manusia yang berpikir dikatakan berperadabn tinggi, bukan kebudayaan tinggi. Tingkat berpikir tinggi lebih dahulu muncul di kalangan orang Barat yang mempunyai peradaban tinggi bukan kebudayaan tinggi.

Apabila perwujudan budaya itu penekanannya pada ketiga unsur akal, perasaan, dan kehendak, akan timbul kebudayaan yang berbeda, akan timbul pernyataan bahwa ada peradaban tinggi dan ada peradaban rendah karena diukur dengan aaedahnya bagi manusia. Kebudayaan tinggi karena ada aaeedahnya bagi manusia, sedangkan kebudayaan rendah itu kurang ada manaaatnya bagi manusia.

b. Faktor Penyebab Munculnya Keragaman Peradaban

· Faktor Lingkungan

· Faktor Filsaaat dan Peradaban · Faktor Perekonomian

c. Sikap Manusia Beradab dalam Keragaman

(11)

sikap kita terhadap kebudayaan yang beragam adalah mengikuti perkembangan kebudayaan didaerahnya dan apabila kebudayaan itu tidak sesuai dengan kita, tidak bileh menganggap remeh kebudayaan tersebut, walaupun kita tidak harus mengikutinya, tetapi kita wajib menghormatinya.

d. Problematika Keragaman Kultural dalam Perkembangan Peradaban dan Hidup Beradab

Keragaman Kultural (budaya) seringkali meyebabkan munculnya permasalahan dan kesalahpahaman antarsuku tersebut. Contohnya konflik berbau SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan) dan konflik bersenjata di beberapa daerah, teror bom, dan berbagai kejahatan lainnya yang mengancam masa depan peradaban.

e. Pengaruh Keragaman dan Globalisasi trhadap Pengembangan Kepribadian Masyarakat

Dapat menimbulkan pengaruh dalam kehidupan dari segi hal positia maupun negatia. Pengaruh yang positia, yaitu adanya IPTEKS yang sangat berguna dan berpengaruh dalam globalisasi dunia sehingga ilmu pengetahuan dan tekhnologi pada zaman yang sekarang ini sangat bermanaaat, sedangkan pengaruh yang negatia adalah kebudayaan luar yang masuk secara langsung atau tidak dapat menggeser kebudayaan asli atau bahkan dapat menghilangkan budaya asli itu sendiri.

3. Makna Keragaman dan Keserajatan dalam Masyrakat

Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasrkan oleh ikatan-ikatan yang sudah teratur dan boleh dikatakan stabil. Individu dan masyarakat adalah suatu bagian komplementer atau saling melengkapi. Masyarakat Indonesia digolongkan sebagi masyarakat majemuk, yaitu suaru masyrakat negara yang terdiri atas beberapa suku bangsa atau golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan nasional.

(12)

4. Unsur Keragaman dan Kesederajatan di Masyarakat Indonesia yang Meliputi :

Ø Suku, Bangsa dan Ras

Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, tiap suku bangsa mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, maka di Indonesia juga terdapat sejumlah sistem budaya yang dipergunakan oleh massing-masing suku bangsa.

Ø Agama dan Keyakinan

Sebelum kedatangan agama Hindu yang berasal dari India, orang-orang Indonesia sudah mempunyai keyakinan atau kebudayaan sendiri yang biasa disebut dengan istilah animisme dan dinamisme. Agama hindu datang di Indonesia dengan jalan damai. Kontak agama tersebut melalui jalan perdagangan. Setelah agama Hindu mengalami kemunduran, datang agama lain, yatiu agama islam dan kristen. Kedua agama tersebut juga diterima dengan cara-cara yang damai.

Ø Ideologi dan Politik

Belum terarahnya pendidikan politk di kalangan pemuda dan belum dihayatinya mekanisme demokrasi pancasila maupun lembaga-lembaga kontitusi, tertib hukum, dan disiplin nasional merupakan hambatan bagi penyaluran aspirasi generasi muda secara institusional dan konstitusional.

Ø Adat dan Kesopanan

Adat terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat yang aungsinya mengikat masyarakat tersebut, sedangkan kesopanan berasal dari masyarakat itu sendiri yang dapat menilai baik dan buruknya sikap lahir dan tingkah laku manusia.

Ø Kesenjangan Ekonomi

Pertambahan jumlah penduduk yang cepat dan belum meratanya pembangunan dan hasil-hasil pembangunan mengakibatkan makin bertambahnya pengangguran di kalangan pemuda serta terjadinya kesenjangan ekonomi.

Ø Kesenjangan Sosial

Perbedaan kondisi ekonomi pada kehidupan masyarakat dapat memicu terjadinya kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial dapat terjadi karena adanya pelapisan sosial.

(13)

· Pelapisan sosial yang terjadi dengan sendirinya.

· Pelapisan sosial yang terjadi dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama.

5. Pengaruh Keragaman terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara, dan Kehidupan Global

Dampak positia antara lain satu agama dengan agama lain yang berbeda dapat saling menghargai dan menghormati, sedangkan dampak negatianya antara lain mudah sekali terjadi ketegangan-ketegangan atau konflik apabila antara pemeluk agama yang satu dengan agama yang lain terjadi kesalahpahaman.

6. Problematika Diskriminasi dalam Masyarakat yang Beragam a. Kesederajatan versus Diskriminasi

Keserajatan artinya setiap orang sebagai anggota masyarakat mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun pemerintah dan Negara. Diskriminasi lebih menunjukkan kepada suatu tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Diskriminasi dihubungkan dengan prasangka dan seolah-olah menyatu.

b. Diskriminatif sebagai Realitas yang Problematik

Dalam kehidupan masyarakat, ada sesuatu yang dihargai, yaitu kekayaan, kekuasaan, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Hal itu merupakan awal terbentuknya pelapisan sosial yang dapat menimbulkan diskriminasi sosial. Mereka yang banyak memiliki sesuatu yang dihargai dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki lapisan atas. Sebaliknya, mereka yang hanya sedikit memiliki atau bahkan sama sekali tidak memiliki sesuatu yang dihargai, dianggap oleh masyarakat sebagai orang-orang yang menempati lapisan bawah.

c. Persaingan, Tekanan atau Intimidasi dan Ketidakberdayaan sebagai Faktor Terjadinya Diskriminasi Sosial.

(14)

Sebab-sebab lain yang menyebabkan terjadinya diskriminasi antara lain :

· Latar belakang sejarah

· Dilatarbelakangi oleh perkembangan sosiokultural dan situasional · Bersumber dari aaktor kepribadian

· Berlatar belakang dari perbedaaan keyakinan, kepercayaan, dan agama

Usaha mengurangi atau menghilangkan prasangka dan diskriminasi antara lain dengan cara :

Referensi

Dokumen terkait

Masjid An Nahdhah Ahad, 24 April 2016.

 Historis penurunan angka kemiskinan (5 tahun) di kabupaten/kota  Kondisi infrastruktur dasar di tingkat kecamatan: kesehatan, pendidikan,. listrik, air bersih, dan

Diharapkan orangtua melanjutkan metode soal cerita yang sering kami berikan kepada anaknya, karena metode tersebut efektif dalam membelajari dalam hal pengurangan yang FIqi kurang

keniscayaan dalam menampilkan kelftasan dan brbagai elemen yang hrrbeda yang ingur mengungkapkan kebesaranTuhan, untuk itu harus mamryr membangun dialog antar nilai

daya tahan tubuh kurang baik akan memengaruhi produktivitas karena ketidak- hadiran dalam bekerja, sakit dengan berobat jalan maupun berada di rumah sakit. Selain

Pop Up dalam buku merupakan bagian yang berperan dalam menarik minat anak-anak untuk mengenal cerita rakyat Talaud Legenda Batu Ular selain dari tampilannya

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang

dan tanpa sekat. Walaupun hanya memiliki satu ruangan, namun berdasarkan aktifitas yang ada di dalam ume kbubu maka terdapat beberapa teritori ruang. Teritori