• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANGKUMAN SEMINAR NASIONAL STRATEGI MENH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RANGKUMAN SEMINAR NASIONAL STRATEGI MENH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RANGKUMAN SEMINAR NASIONAL

STRATEGI MENHGHADAPI LIBERALISASI PENDIDIKAN

Dosen

1.Dr. Dr.M.Thaufiq S.Boesoirie,M.S.,Sp.THT-KL(K)

2. Prof.Dr. Djam’an Satori,M.Pd

3. Prof. Dr. Muhardi, M.Si

4. Endang Ruhiyat,S.Th.I

Disusun Oleh :

N. Oom Rohmatillah

NPM : 200100133839

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

(2)

STRATEGI MENGHADAPI LIBERALISASI PENDIDIKAN Oleh ; N Oom Rohmatillah

Latar Belakang

Dalam tingkat partisipasi pendidikan tingkat tinggi dan mutu akademik Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara anggota Asean yang tergabung dalam Asean University Network (AUN) ataupun (Association of Southeast Asia Institute of Higher Learning (ASAIHL), seperti Malaysia, Muangthai, Filipina dan Singapore, Pada tahun 2004 tingkat partisipasi pendidikan tinggi baru mencapai 14 persen, jauh tertinggal dari Malaysia dan Filipina yang sudah mencapai 38-40 persen. Karena kemampuan keuangan pemerintah yang sangat terbatas, ekspansi serta peningkatan mutu pendidikan tinggi Indonesia tidak mungkin dilakukan dengan mengandalkan sumber dana domestik. Ekspansi pendidikan tinggi dan peningkatan mutu akademik nampaknmya hanya mungkin dilakukan bila layanan pendidikan tinggi oleh provider luar negeri yang dimungkinkan oleh globalisasi pendidikan dapat dimanfaatkan oleh negara berkembang seperti Indonesia.

Sebagai negara yang memiliki 210 juta penduduk yang tingkat partisipasi pendidikan tinggi hanya 14 persen dari jumlah penduduk usia 19-24 tahun, Indonesia ternyata menjadi incaran negara-negara ekportir jasa pendidikan dan pelatihan, Karena perhatian pemerintah terhadap bidang pendidikan masih rendah, secara umum mutu pendidikan nasional kita, mulai dari sekolah dasar sampai pendidikan tinggi, jauh tertinggal dari standar mutu internasional. Kedua alasan tersebut sering menjadi alasan untuk “mengundang” masuknya penyedia jasa pendidikan dan pelatihan luar negeri ke Indonesia. Untuk lebih meningkatkan ekspor jasa pendidikan tinggi ke negara-negara berkembang, intervensi pemerintah dalam sector jasa tersebut harus dihilangkan. Liberalisasi semacam itulah yang hendak dicapai melalui General Agreement on Trade in Services (GATS).

(3)

mendorong para provider pendidikan tinggi dari 6 negara tersebut untuk membangun pendidikan tinggi Indonesia. Motif for-profit mungkin adalah pendorong utamanya Perlu kita sadari bahwa pendidikan mempunyai 3 tugas pokok, yakni mempreservasi, mentransfer dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Pendidikan juga sangat vital peranannya dalam mentransfer nilai-nilai dan jati diri bangsa (van Glinken, 2004). Karena itu, setiap upaya untuk menjadikan pendidikan dan pelatihan sebagai komoditi yang tata perdagangannyta diatur oleh lembaga internasional bukan oleh otoritas suatu negara, memang perlu disikapi dengan semangat nasionalisme yang tinggi serta dengan kritis oleh masyarakat negara berkembang.

Liberalisasi (kapitalisasi) pendidikan merupakan penerapan sistem kapitalisme pendidikan , dengan modus utamanya integrasi pendidikan dengan pasar global. Liberalisasi pendidikan berawal dari apa yang dilakukan oleh aktor-aktornya, yaitu Multi National Corporation (MNC) yang dibantu oleh Bank Dunia/IMF melalui kesepakatan yang dibuat oleh WTO untuk terjun dalam arus globalisasi berdasarkan paham neoliberalisme.

Sebagai salah satu varian kapitalisme, neoliberalisme merupakan bentuk modern liberalisme klasik dengan 3 (tiga) ide utamanya yaitu :

 Pasar bebas,

 Peran negara yang terbatas,

 Individualisme (yakni kebebasan dan tanggung jawab individu).

Implikasi dari perpaduan ide pasar bebas dengan marjinalisasi peran negara dan pengutamaan tanggung jawab individu, adalah dijauhkannya peran dan tanggung jawab negara dalam kegiatan ekonomi, termasuk pembiayaan pendidikan. Pelepasan tanggung jawab negara dalam pendidikan dilegalkan dengan istilah lain yang menipu: "pembebasan pendidikan dari intervensi

Strategi Menghadapi Liberalisasi Pendidikan

(4)

dapat diperkirakan, dan karena itu kebijakan-kebijakan antisipatif perlu dirancang secermat mungkin agar globalisasi tersebut tidak sampai menghancurkan sektor pendidikan seperti yang terjadi dengan globalisasi sektor pertanian. Agar dampak seperti itu tidak terjadi, negara berkembang perlu merumuskan strategi yang paling tepat sebagai berikut:

Strategi pertama, meskipun konstelasi kekuasaan global yang ada saat ini tidak memungkinkan perguruan tinggi Indonesia, seperti halnya dengan banyak universitas di negara-negara lain, untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan yang kuat untuk menggoyahkan arsitektur kekuasaan global di bawah monopoli GATT/WTO, namun dalam perspektif jangka panjang melalui pengembangan forum dan jaringan kerjasama regional dan internasional memiliki ruang yang cukup lebar untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang berarti. Reaksi masyarakat pendidikan terhadap masuknya pendidikan dalam GATS cukup luas. Assosiasiasi Perguruan Amerika dan Kanada, Asosiasi Rektor Uni Eropa, Persatuan Naib Kanselor India, Majelis Rektor dan Perguruan Indonesia secara terbuka telah menyampaikan himbauan kepada pemerintah masing-masing untuk meninjau pemberlakuan pendidikan sebagai komoditi yang diatur melalui GATS. Forum Rektor Indonesia yang mewakili 2300 perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat telah menginisiasi kerjasama antar universitas (di tingkat nasional, regional dan internasional) untuk mendesak Pemerintah Indonesia agar mempertimbangkan kembali rencana WTO untuk memasukkan “pengetahuan” sebagai salah satu kategori “komoditi” ke dalam General Agreement on Trade in Services (GATS) yang akan ditandatangani pada bulan Mei tahun 2005. Bila langkah tersebut dilaksanakan dalam sinergi yang kokoh dengan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh berbagai konsorsium universitas-universitas di Amerika Serikat, Kanada, Uni Eropa, India, dan Jaringan Universitas ASEAN, keberhasilan kebijakan yang dimaksud dapat diharapkan akan dapat mengikuti keberhasilan Forum Sosial Dunia dalam bidang pertanian.

(5)

layanan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. UU Sisdiknas sudah menganut paradigma seperti itu. Dengan demikian lembaga-lembaga swasta pun perlu diberi kesempatan yang besar dalam penyediaan layanan tersebut. Kesempatan yang sama perlu dibuka untuk lembaga pendidikan komersial dari luar negeri, tetapi dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan nasional. Liberalisasi pendidikan harus dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia melalui langkah-langkah sebagai berikut:

 Liberalisasi dilaksanakan secara gradual (progressive liberalization) jangka pendek, menengah dan panjang.

 Sesuai tujuan kebijakan nasional

 Memperhatikan tingkat perkembangan setiap Negara

 Fleksibilitas bagi negara berkembang.

Strategi ketiga yang perlu ditempuh oleh Indonesia dalam menghadapi globalisasi pendidikan adalah melalui pendekatan jaminan mutu dan akreditasi sesuai standar internasional. UGM merupakan salah satu PTN yang secara serius mengembangkan program jaminan mutu dan menerapkan siklus penuh jaminan mutu.

Kegiatan tersebut perlu dilanjutkan dengan program akreditasi internasional terhadap program studi dan unit penyelenggara kegiatan pendidikan . Melalui program tersebut diharapkan pengakuan internasional terhadap perguruan Indonesia akan semakin meningkat.

(6)

Liberalisasi pendidikan ini harus dicermati dan dikritisi oleh semua pihak, khususnya mereka yang berwenang dan berkecimpung di dunia pendidikan . Ada setidaknya 2 (dua) alasan. Pertama, karena liberalisasi pendidikan merupakan suatu proses konspiratif (kongkalikong) yang jahat. Kedua, karena liberalisasi pendidikan menimbulkan dampak-dampak destruktif yang berbahaya.

Penutup

Globalisasi dan liberalisasi merupakan sesuatu yang akan terjadi dan mempengaruhi segala aspek kehidupan termasuk pendidikan. Pendidikan sebagai upaya sadar sekaligus manusiawi, mau tidak mau harus menerima perubahan akibat globalisasi,karena merupakan hal yang tidak bisa terhindarkan.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Apabila secara normatif ketentuan mengenai kuota 30% keterwakilan perempuan menjadi salah satu pertimbangan dalam proses rekrutmen yang dilakukan oleh parpol, baik untuk

Freeman, D.L 1986 .Techniques and principles in language Teaching,Oxford, Oxford University Press... Communicative Language Teaching: An Introduction and sample

Secara parsial hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) siklus konversi kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, (2) pertumbuhan penjualan tidak

Pada pertumbuhan vegetatif tanaman berumur 3 tahun menunjukkan bahwa tinggi tanaman, diameter batang atas dan bawah serta lebar tajuk Siam Banjar pada batang

Jika pemain tersebut memenuhi dua atau lebih dari parameter yang ada maka akan terbentuk garis hijau yang berarti tingkat chemistry yang baik, jika pemain tersebut

Kada policija utvrdi da je počinitelj počinio prekršaj kako bi od sebe ili drugoga otklo- nio istodobnu ili izravno dolazeću neskrivljenu opasnost koja se na drugi način nije mogla

Kalau komposisi fase uap sama dengan komposisi fase cair, maka pemisahan dengan jalan distilasi tidak dapat dilakukan.. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya rende-men dan