• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TOKOH IDOLA SISWA UNTUK MENINGKATKAN KATRAMPILAN MENULIS PUISI Penggunaan Media Gambar Tokoh Idola Siswa Untuk Meningkatkan Katrampilan Menulis Puisi Pada Mapel Bahasa Indonesia Kelas V Siswa Sd Negeri Pantirejo 1 Tahun Ajaran 201

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TOKOH IDOLA SISWA UNTUK MENINGKATKAN KATRAMPILAN MENULIS PUISI Penggunaan Media Gambar Tokoh Idola Siswa Untuk Meningkatkan Katrampilan Menulis Puisi Pada Mapel Bahasa Indonesia Kelas V Siswa Sd Negeri Pantirejo 1 Tahun Ajaran 201"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TOKOH IDOLA SISWA UNTUK MENINGKATKAN KATRAMPILAN MENULIS PUISI

PADA MAPEL BAHASA INDONESIA KELAS V SISWA SD NEGERI PANTIREJO 1

TAHUN AJARAN 2012/2013

Artikel Publikasi Ilmiah

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

KONA’AH MENAR FAJARINI A 510090162

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

iii

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TOKOH IDOLA SISWA UNTUK MENINGKATKAN KATRAMPILAN MENULIS PUISI

PADA MAPEL BAHASA INDONESIA KELAS V SISWA SD NEGERI PANTIREJO 1

TAHUN AJARAN 2012/2013

KONA’AH MENAR FAJARINI A510090162

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan menulis puisi melalui media gambar tokoh idola siswa pada siswa kelas 5 SD Negeri Pantirejo 1 tahun pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah. Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri Pantirejo 1. Sedangkan obyek penelitian ini adalah pembelajaran yang menggunakan media gambar tokoh idola siswa. Berdasarkan penelitian bahwa ada peningkatan ketrampilan menulis puisi setelah diadakan tindakan kelas dengan mengguna kan media gambar tokoh idola siswa dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan tes. Sedangkan uji validitas data adalah trianggulasi metode dan trianggulasi sumber. Hasil penelitian dapat disimpulkan pada Siklus I menunjukkan peningkatan ketrampilan menulis puisi dengan nilai rata-rata 66,4 dan presentase siswa yang mencapai nilai lebih dari sama dengan 65 (KKM) sebanyak 58,82% (10 siswa). Pada Siklus II menunjukkan peningkatan ketrampilan menulis puisi dengan nilai rata-rata 74,12 dan presentase siswa yang mencapai nilai lebih dari sama dengan 65 (KKM) sebanyak 88,23% (15 siswa).

(4)

A. PENDAHULUAN

Ketrampilan menulis puisi merupakan kompetensi yang harus

dimiliki siswa. Santosa, dkk (2009:3.12) mendefinisikan bahwa “menulis/mengarang merupakan keterampilan berbahasa yang kompleks, untuk itu perlu dilatihkan secara teratur dan cermat sejak kelas awal SD”. Sedangkan menurut Lasa Hs (2005:22) menyebutkan bahwa “menulis memiliki banyak makna dan manfaat. Ide dan pemikiran seseorang akan

lebih awet, menyebar luas, dan dapat dipelajari lagi jika dituangkan ke dalam bentuk tulisan”. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan

gagasan-pemikirannya kepada orang atau pihak lain dengan media tulisan.

Dengan menulis, siswa dapat menuangkan ide, gagasan, pikiran, dan

perasaan ke dalam bahasa tulis terutama puisi. Penuangan ide, gagasan,

pikiran, dan perasaan ini dimaksudkan agar siswa mampu dan terbiasa

mengekspresikan apa yang ada di dalam pikirannya

Menurut Dewi (2008:2) bahwa “puisi merupakan bentuk karya sastra yang terikat oleh larik dan bait. Puisi menggunakan kata-kata singkat dan

padat. Pilihan kata dalam puisi juga menarik. Kadang-kadang puisi

menggunakan kata-kata kias. Kata-kata itu mewakili makna puisi”.

Sedangkan menurut Carlyle dalam Pradopo (2009:6) mengemukakan bahwa “puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair dalam menciptakan puisi itu memikirkan bunyi yang merdu seperti musik dalam

puisinya, kata-kata disusun begitu rupa sehingga yang menonjol adalah

rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi”. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah pengekspresian pemikiran yang

membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam

susunan yang berirama. Puisi dahulu hingga sekarang merupakan

pernyataan seni sastra yang paling baku. Membaca puisi merupakan sebuah

(5)

2

sastra” Oleh karena itu, dari dahulu hingga sekarang, puisi selalu diciptakan orang dan selalu dibaca, dideklamasikan untuk lebih merasakan kenikmatan

seninya dan nilai kejiwaannya yang tinggi. Tetapi dalam pembelajaran

penulisan puisi untuk anak usia SD masih ada berbagai kelemahan antara

lain siswa mengalami kesulitan dalam membuat puisi, nilai pelajaran yang

berkaitan dengan puisi tidak memuaskan, tidak ada ketertarikan siswa dalam

pelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis puisi, dan kurangnya

pemahaman siswa dalam pembelajaran menulis puisi karena kemampuan

berpikir siswa SD masih bersifat kekanak-kanakan dan kemampuan

imajinatifnya belum berkembang dengan baik.

Demikian pula yang terjadi pada siswa kelas V SD Negeri Pantirejo

1 Tahun Ajaran 2012/2013. Berdasarkan wawancara dengan guru Bahasa

Indonesia di SD tersebut, kemampuan menulis puisi siswa kelas V SD

Negeri Pantirejo 1 dinilai masih rendah. Hal itu disebabkan siswa kurang

ekspresi dan gagasan yang berkesinambungan serta belum mampu memilih

kata, menggunakan kosakata, kaidah bahasa dan tata bahasa yang

ditentukan. Siswa kurang terampil dalam penyusunan kata sehingga puisi

yang mereka tulis belum bisa dipahami. Oleh karena itu, hasil yang mereka

peroleh untuk menulis puisi kurang dari kompetensi yang diharapkan

(standar KKM untuk Bahasa Indonesia rata-rata adalah 65). Akibatnya nilai

ketrampilan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri Pantirejo masih

tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari daftar nilai rata-rata kelas untuk

mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis puisi

hanya mencapai 61, padahal Standar Ketuntasan Minimal untuk pelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia di SD Negeri Pantirejo 1 adalah 65.

Menurut guru Kelas V, rendahnya kualitas pembelajaran menulis

puisi pada siswa kelas V SD Negeri Pantirejo 1 tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor, yaitu pertama siswa kesulitan dalam menuangkan ide

dalam membuat puisi, guru hanya menggunakan metode ceramah dalam

menjelaskan materi puisi, kurangnya kemampuan siswa dalam menentukan

(6)

pembelajaran menulis puisi disinyalir juga menjadi salah satu faktor

penyebab rendahnya kemampuan menulis puisi pada siswa.

Kehadiran media mempermudah dan membantu tugas guru dalam

menyampaikan berbagai bahan dan materi pelajaran, serta mengefektifkan

dan mengefisienkan anak didik dalam memahami materi dan bahan

pelajaran tersebut. Dengan adanya media pengajaran dan pembelajaran,

siswa dapat belajar dengan mudah dan merasa senang dalam mengikuti

pelajaran. Media juga merupakan salah satu alat komunikasi dalam proses

pembelajaran. Dikatakan demikian karena di dalam media pengajaran

terdapat proses penyampaian pesan dari pendidik kepada anak didik.

Berdasarkan hasil diskusi antara penulis dengan guru kelas V SD

Negeri Pantirejo 1, penulis mengajukan solusi berupa penerapan media

gambar, khususnya gambar tokoh idola pilihan siswa dalam pembelajaran

menulis puisi. Penulis berpendapat bahwa media gambar tokoh idola pilihan

siswa akan lebih efektif untuk meningkatkan ketrampilan menulis menulis

puisi siswa kelas V SD Negeri Pantirejo 1. Hal ini dikarenakan dengan

kekaguman siswa terhadap seseorang yang diidolakan, siswa akan senang

dan termotivasi untuk menulis puisi.

A. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut

Arikunto (2006:3) penelitian tindakan kelas merupakan “suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan

dan terjadi dalam sebuah kelas sacara bersama”. Sedangkan menurut

Rubianto (2009: 108) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah

suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran, berupan tindakan yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Dari beberapa

(7)

4

penelitian yang menuntut kerjasama peneliti, guru, siswa, dan staf sekolah

yang lain untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik”.

Penelitian ini melibatkan guru kelas V dan peneliti. Penelitian ini

terdiri dari dua siklus yang masing-masing siklus melipauti tahap

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil refleksi

siklus I dipakai sebagai dasar untuk pelaksanaan siklus II. Dengan kata lain,

pemberian tindakan pada siklus II didasarkan pada upaya untuk dapat

melaksanakan penggunaan media gambar tokoh idola siswa dalam

meningkatkan ketrampilan menulis puisi dengan baik.

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Pantirejo 1 yang beralamat di

Pantirejo, Sukodono, Sragen. Sekolah ini memiliki enam kelas yaitu kelas I,

II, III, IV, V, VI. Dalam penelitian ini memakai kelas V yang jumlah

siswanya 17 siswa terdiri 8 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Waktu

yang digunakan dalam kegiatan penelitian dari mulai tahap persiapan

sampai tahap penyelesaian yaitu pada bulai November 2012 sampai bulan

Februari 2013. Strategi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif. Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta

menjelaskan berbagai fenomena dalam pelaksanaan tindakan serta hasil

penelitian dalam data tertulis.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes,

observasi, dan wawancara. Suwandi (2010:44) mengemukakan bahwa “pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan”.Tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan menulis

(8)

dengan jalan tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti

bertanya secara lisan respondent menjawab secara lisan pula. Wawancara

dilakukan untuk mencari data dari siswa engenai pembelajaran menulis

puisi yang diberikan oleh guru dan kesulitan yang dialami siswa dalam

pembelajaran menulis puisi.

Kemudian untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan

triangulasi metode dan triangulasi sumber data. Triangulasi metode

digunakan untuk membandingkan data yang diperoleh dari hasil observasi

dengan data yang diperoleh dari data wawancara. Sedangkan triangulasi

sumber data digunakan untuk menguji suatu data yang diperoleh dari

sumber data yang berbeda. Teknik analisis yang peneliti gunakan adalah

teknik analisis komparatif, yaitu membandingkan hasil dari tindakan dalam

tiap siklus dengan indikator kerja yang telah ditetapkan.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini ada beberapa tahap

diantaranya tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan

refleksi. Tahap perencanaan tindakan peneliti menyusun silabi dan rencana

pembelajaran menulis puisi dengan media gambar tokoh idola siswa,

merancang skenario pembelajaran menulis puisi dengan media gambar

tokoh idola pilihan siswa, dan membantu siswa mempersiapkan gambar

tokoh idolanya yang dikelompokkan menjadi beberapa jenis (pahlawan,

olahragawan, dan hiburan). Pada tahap pelaksanaan guru menyajikan media

gambar dan menjelaskan terlebih dahulu kepada siswa sebagai contoh,

siswa diminta untuk mengamati dan memahami gambar tokoh idola pilihan

siswa masing-masing, dan siswa diminta untuk menuliskan puisi tentang

tokoh tersebut dengan bantuan gambar tokoh idola dan imajinasi tokoh yang

diidolakan.

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran,

yang diarahkan pada poin-poin pedoman yang telah disiapkan peneliti. Pada

tahap refleksi atau analisis dilakukan terhadap proses dan hasil

pembelajaran. Berdasarkan hasil tersebut akan diperoleh kesimpulan, fase

(9)

Hal-6

hal yang dilakukan pada tahap ini adalah, mengevaluasi hasil observasi,

menganalisis hasil pembelajaran, dan menyusun laporan. Teknik analisis

data dalam penelitian ini adalah teknik analisis komparatif, yaitu

membandingkan hasil dari tindakan dalam tiap siklus dengan indikator kerja

yang telah ditetapkan. Hasil dari analisis ini adalah kelebihan dan

kekurangan dalam setiap siklus yang telah dilaksanakan. Teknik analisis

tersebut bermaksud mengungkapkan kelebihan dan kekurangan kinerja guru

dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Hasil

analisis menjadi dasar untuk penyusunan rencara tindakan kelas berikutnya

oleh bersama-sama antara peneliti dan guru mata pelajaran.

Dalam penelitian ini, proses pembelajaran berhasil bila terdapat

setidaknya 75% dari jumlah peserta didik menunjukkan perhatian dan

konsentrasi selama persepsi dan penyampaian materi, aktif selama

pembelajaran berlangsung, dan mandiri dalam mengerjakan tugas menulis

puisi, sedangkan keterampilan menulis puisi siswa diukur dari hasil puisi

karya siswa yang memenuhi unsur-unsur kesatuan makna, diksi, gaya

bahasa, dan pengimajinasian dengan perolehan nilai minilal 65 sesuai KKM

mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Pantirejo 1. Untuk mengukur

keberhasilan tindakan pembelajaran menulis dongeng dengan media gambar

tokoh idola siswa di kelas V SD Negeri Pantirejo 1, maka peneiti

merumuskan indikator sebagai berikut:

Tabel 1. Indikator Keberhasilan Penelitian

No Aspek Pencapaian

Siklus Terakhir

Cara Mengukur

1 Keterampilan menulis dongeng siswa dengan memperhatikan unsur: kesatuan makna, diksi, rima, gaya bahasa dan pengimajian

75% Diukur dari hasil tes menulis puisi dan dihitung dari jumlah siswa yang mampu mencapai batas ketuntasan 65.

(10)

B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pra siklus

Sebelum tindakan diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai

kurang dari KKM (lebih dari sama dengan 65) dan dikatakan tuntas

hanya berjumlah 7 siswa atau sekitar 41,17%, sedangkan yang tidak

tuntas ada 10 siswa atau 58,82% yaitu mendapat nilai kurang dari 65.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis

puisi siswa kelas V SD Negeri Pantirejo 1 masih rendah dengan

perolehan rata-rata kelas 62,35 dan prosentase ketuntasan kelas yang

hanya mencapai 41,17% dari jumlah keseluruhan siswa.

2. Siklus 1

Pada siklus 1, kemampuan menulis puisi siswa kelas V SD

Negeri Pantirejo 1 telah mengaami peningkatan meskipun belum

terlihat secara signifikan dalam hal ini dapat dilihat dari nilai siswa

dalam menulis puisi yaitu siswa yang mendapakan nilai lebih dari

sama dengan 65 (KKM) dan dikatakan tuntas meningkat menjadi 10

siswa atau 58,82%, sedangkan yang mendapat nilai kurang dari 65

(KKM) dan dikatakan belum tuntas ada 7 siswa atau 41,17%.

3. Siklus II

Pada siklus II, kemampuan menulis puisi siswa kelas V SD

Negeri Pantirejo 1 telah mengalami peningkatan hampir 100% dalam

hal ini dapat dilihat dari nilai siswa dalam menulis puisi yaitu siswa

yang mendapakan nilai lebih dari sama dengan 65 (KKM) dan

dikatakan tuntas meningkat menjadi 15 siswa atau 88,23%, sedangkan

yang mendapat nilai kurang dari 65 (KKM) dan dikatakan belum

tuntas hanya ada 2 siswa atau 11,76%.

4. Hubungan Antar Siklus

Hasil evaluasi kemampuan menulis puisi mulai dari sebelum

tindakan dan setelah tindakan yang meliputi siklus I dan siklus II dan

setian siklus terdapat dua pertemuan mengalami peningkatan secara

(11)

8

Hubungan peningkatan menulis puisi antar siklus dapat

dibuktikan melalui hasil yang dijabarkan berikut ini: siswa yang

memperoleh nilai kurang dari 65 (KKM) pada pra siklus ada 10 siswa

atau 58,82%, sedangkan yang mendapat nilai lebih dari sama dengan

65 ada 7 siswa atau 41,18%, kemudian pada siklus I yang

mendapatkan nilai kurang dari 65 berkurang menjadi 7 siswa atau

41,18%, sedangkan yang mendapatkan nilai lebih dari sama dengan

65 bertambah dari 7 siswa menjadi 10 siswa atau 58,82%. Siklus II

yang mendapat nilai kurang dari 65 juga berkurang dari 7 siswa

menjadi 2 siswa saja atau 11,76%, sedangkan yang mendapatkan nilai

lebih dari sama dengan 65 bertambah dari 10 siswa menjadi 15 siswa

atau 88,23%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan

menulis siswa dapat ditingkatkan melalui media gambar tokoh idola

pilihan siswa.

Nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari pra

siklus, siklus 1, dan siklus II. Nilai rata-rata kelas dalam materi

kemampuan menulis puisi dapat disajikan pada tabel 9 berikt ini:

Tabel 2. Data Nilai rata-rata Kelas Kemampuan Menulis Puisi Pra

siklus, Siklus I, Siklus II

No Tindakan Pra siklus siklus I siklus II

1 Nilai rata-rata 62 66 74

Dari tabel diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 7

[image:11.595.162.488.506.551.2]
(12)

56 58 60 62 64 66 68 70 72 74

Pra siklus siklus I siklus II

Nilai rata-rata

Dari tabel yang telah disajikan di atas jelas diketahui bahwa

nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari pra siklus sampai

siklus II. Siswa yang memperoleh nilai lebih dari sama dengan 65

mengalami peningkatan dari pra siklus sampai siklus II. Dengan

demikian hasil ini menunjukkan terpenuhinya indikator ketercapaian

yang ditentukan dari

41,18% pada kondisi awal (prasiklus) menjadi 88,23% pada kondisi

akhir (siklus II). Dari hasil yang telah diuraikan tersebut bahwa dengan

media gambar tokoh idola pilihan siswa dapat meningkatkan menulis

puisi siswa kelas V siswa SD Negeri Pantirejo 1.

C. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dirumuskan

beberapa kesimpulan berikut. Pertama, Pembelajaran Bahasa Indonesia

menggunakan gambar tokoh idola pilihan siswa mampu meningkatkan

ketrampilan menulis puisi siswa di dalam setiap siklus, hal ini dapat

diketahui dari adanya peningkatan presentasi nilai pada setiap siklus. Pada

pra siklus nilai rata-rata kelas 61,5 dengan ketuntasan klasikal yang hanya

mencapai 41,18% (7 siswa) memiliki nilai di atas KKM 65. Kondisi tersebut

mengalami peningkatan, pada siklus 1 nilai rata-rata kelas menjadi 66,47 62,35

[image:12.595.168.453.113.280.2]

66,47

(13)

10

dengan ketuntasan klasikal 58,82% (10 siswa) memiliki nilai di atas KKM

65. Siklus II rata kelas menjasi 74,12% dengan ketuntasan klasikal 88,23%

(15 siswa) memiliki nilai di atas KKM. Kedua, Penggunaan media gambar

tokoh idola pilihan siswa dalam pembelajaran menulis puisi mata pelajaran

Bahasa Indonesia mampu meningkatkan proses pembelajran menulis secara

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Alfiah, dkk. 2009. Pengajaran Puisi: Sebuah Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ali, Mohamad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa

Anitah, Sri. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta: UNS Press.

Arikunto, Suharsini dan Suhardjono. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Angkasa

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Dewi, Wendi Widya Ratna. 2008. Belajar Menuang Ide dalam Puisi, Cerita, Drama. Klaten: Intan Pariwara.

Gerlach, V.G. dan Ely, D.P. 1971. Teaching and Media. A Systematic Approach. Englewood Cliffs: Prentice-Hall, Inc.

Hadi, Amirul dan Haryono. 1995. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. (Cetakan ke-7). Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.

Helmi. 2008. “Pengaruh Pendekatan Kontekstual (CTL) terhadap keterampilan menulis Deskripsi”. Skripsi. FKIP UMS

Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva Press.

Kosasih, dkk. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grasindo.

Lasa HS. 2005. Gairah Menulis. Yogyakarta: Alenia

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

(15)

12

Nurhadi, dkk. 2007. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga

Pradopo, Rachmad Djoko. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.Prasetyo, Eko. 2012. Kekuatan Pena. Jakarta: Indeks

Rubiyanto, Rubino. 2011. Motode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sadiman Arief, dkk. 1986. Media Pendidikan. Jakarta: Penerbit PT. RajaGrafindo Persada.

Sanaky, Hujar AH. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press.

Santosa, dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Situmorang, B. P. 1980. Puisi dan Metodologi Pengajarannya. Medan: Nusa Indah.

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sumaryani, Sri. 2010. “Peningkatan Kemampuan Membuat Karangan dengan Media Gambar Kelas V SD Negeri Gringging 3 Sambungmacam Sragen”. Skripsi. Surakarta: FKIP UMS

Susilana, Rudi. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Suwandi, Sarwiji. 2010. Model Assesment dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis: Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Gambar

Tabel 2. Data Nilai rata-rata Kelas Kemampuan Menulis Puisi Pra
Gambar 1 Grafik Nilai Rata-Rata Kemampuan Menulis Puisi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Fakta sosial ikut memperkaya novel ini dalam menggambarkan kehidupan nyata masyarakat Indonesia, yang diulas secara komprehensif. Misalnya, permasalahan susahnya akses kesehatan

merupakan hasil dari ijtihad para tokoh agama (kiai) dahulu yang melaksanakan zakat fitrah dengan sistem balen yaitu dengan mendahulukan posisi pada semua

Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, Dan Budaya Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dengan Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi.. Culure’s

Melalui perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa mampu dan terlatih dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar terutama dalam penulisan karya ilmiah dan dalam

diberikan kepada siswa masih dalam bentuk buku diktat yang digandakan dari. buku sumber yang dipinjamkan oleh

masalah penelitian adalah bahwa proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam saat ini lebih cenderung mementingkan aspek-aspek akademik cenderung memberikan tekanan pada

Penelitian ini mencakup penggunaan bakteri probiotik Lactobacillus achidophilus IIA-2B4 dalam pembuatan yoghurt susu sapi dengan penambahan ekstrak bunga rosella

Pengaruh Motivasi Karir Teradap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Studi Pada Jurusan Akuntansi FE Unsrat Manado, Jurnal Akuntansi