• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA (3)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam praktiknya harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan/kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.

Ada sebagian masyarakat yang merasa dirinya tidak tersentuh oleh pemerintah. Dalam artian pemerintah tidak membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, tidak memperdulikan pendidikan dirinya dan keluarganya, tidak mengobati penyakit yang dideritanya dan lain sebagainya yang menggambarkan seakan-akan pemerintah tidak melihat penderitaan yang dirasakan mereka.

Selain mereka yang merasa hak-haknya sebagai warga negara belum didapat, ada juga orang-orang yang benar-benar hak mereka sebagai warga negara telah didapat, akan tetapi mereka tidak mau menunaikan kewajibannya sebagai warga negara. Mereka tidak mau membela negaranya dikala hak-hak negeri ini dirampas oleh negara seberang, mereka tidak mau tahu dikala hak paten seni-seni kebudayaan Indonesia dibajak dan diakui oleh negara lain, dan bahkan mereka mengambil dan mencuri hak-hak rakyat jelata demi kepentingan perutnya sendiri.

Sungguh masih banyak sekali fenomena-fenomena yang menimpa negeri ini. Hal ini terjadi karena masyarakat kurang paham tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Atau mereka paham tetapi hawa nafsu telah menguasai akal pikiran mereka sehingga tertutup kebaikan di dalam jiwa mereka.

(2)

penulisan makalah ini juga agar pembaca dapat memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, didapat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud warga negara dan penduduk?

2. Bagaimana konsep hak dan kewajiban warga negara di Indonesia? 3. Apa saja hak dan kewajiban warga negara dalam UUD 1945?

4. Bagaimana asas kewarganegaraan dan pewarganegaraan di Indonesia? 5. Apa penyebab kehilangan suatu kewarganegaraan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut: 1. Mengetahui pengertian warga negara dan penduduk.

2. Memahami konsep hak dan kewajiban warga negara di Indonesia. 3. Mengetahui hak dan kewajiban warga negara dalam UUD 1945.

(3)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Warga Negara

Warga dalam istilah Belanda yaitu staatburger, sedangkan dalam bahasa Inggris diterjemahkan citizen dan bahasa Prancis citoyen. Istilah warga negara dari kedua bahasa Inggris dan Prancis tersebut berarti warga kota. Konsep warga negara berawal dari hamba atau kawula negara. Mereka dahulunya hamba raja. Tetapi dengan menyebut istilah warga negara, mereka menjadi orang merdeka dan bukan lagi hamba raja melainkan peserta dari suatu negara. Oleh karena itu, ia kemudian memiliki hak dan kewajiban terhadap negaranya.

Konsep kewarganegaraan masuk ke Indonesia dikarenakan : a. Penjajahan (imperialisme)

b. Kerjasama dengan negara lain c. Diterima secara sukarela

Manfaat status kewarganegaraan adalah adanya kepastian hukum yang berlaku pada seseorang warganegara berkaitan dengan hukum perdata dan hukum publik, sehingga hukum manakah yang mengikat orang tersebut tentunya hukum Negara yang mengakui ia sebagai anggotanya.

2.2 Kewarganegaraan Indonesia

Negara Indonesia mengatur kewarganegarannya melalui UUD 1945 Bab X tentang Warga Negara dan Penduduk pada pasal 26, yang isinya sebagai berikut : 1) Yang menjadi warga negara adalah orang bangsa Indonesia asli dan

(4)

2) Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang-orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang. UUD 1945 pasal 26 ini merupakan rujukan peraturan perundang-undangan yang kemudian melahirkan peraturan perundang-undangan baru yang mengatur masalah kewarganegaraan, diantaranya :

1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara.

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara.

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 tentang Memperpanjang Waktu untuk Mengajukan Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negara Indonesia.

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1948 tentang Memperpanjang Waktu lagi untuk Mengajukan Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negara Indonesia. 5. Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik

Indonesia.

6. Undang Nomor 3 Tahun 1976 tentang Perubahan atas pasal 18 Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Setelah melalui kronologis yang cukup panjang akhirnya lahirlah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 yang merupakan pengganti Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Warga negara Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:

1)Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan perjanian pemerintah RI dengan Negara lain sebelum UU ini berlaku sudah menjadi WNI;

(5)

5)Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI; tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;

6)Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI;

7)Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI;

8)Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin;

9)Anak yang lahir di wilayah negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya;

10) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara RI selama ayah dan ibunya tidak diketahui;

11) Anak yang lahir di wilayah negara RI dari seorang ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya;

12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara RI dari seorang ayah dan ibu WNI yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan;

13) Anak dari seorang ayah dan ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah dan ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia;

14) Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai WNI;

(6)

2.3 Asas Kewarganegaraan dan Pewarganegaraan

Sesuai Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 bahwa untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar 1945 maka asas-asas kewarganegaraan meliputi asas-asas kewarganegaraan umum atau universal, yaitu asas ius sanguinis, ius soli dan campuran. Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang No. 12 tahun 2006 adalah sebagai berikut ini:

a. Asas Ius Soli (Law Of The Soli)

Asas ius soli adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran. Bagi negara Indonesia, penentuan yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini (asa ius soli secara terbatas).

b. Asas Ius Sanguinis (Law Of The Blood)

Asas ius sanguinis adalah penentuan kewarganegaraan berdasarkan keturunan/pertalian daerah. Artinya, penentuan kewarganegaraan berdasarkan kewarganegaraan orang tua nya, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.

c. Asas Kewarganegaraan Tunggal

Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.

d. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas

Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang di atur dalam undang-undang ini. Undang-undang ini pada dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda diberikan kepada anak dalam undang-undang ini merupakan suatu pengecualian.

(7)

dua kemungkinan yang terjadi, yaitu bipatride dan apatride. Bipatride (dwi kewarganegaraan), yaitu kewarganegaraan rangkap/ganda. Dengan demikian mengakibatkan ketidak pastian status orang yang bersangkutan dan kerumitan administrasi tentang kewarganegaraan tersebut . Sedangkan apatride (tanpa kewarganegaraan), yaitu seseorang tanpa memiliki kewarganegaraan. Dengan demikian, keadaan apatride ini mengakibatkan seseorang tidak akan mendapat perlindungan dari negara mana pun juga.

Untuk mengatasi kesulitan tersebut di atas diadakan perundingan dengan negara lain. Oleh karena itu, untuk menentukan pewarganegaraan seseorang terdapat dua macam stelsel, yaitu stelsel pasif dan stelsef aktif.

Stelsel pasif adalah semua penduduk diakui sebagai warga negara , kecuali ia menyatakan menolak menjadi warga negara atau hak repudiasi.

Stelsel aktif adalah untuk menjadi warga negara, seseorang harus menggunakan hak-hak opsi atau hak untuk memilih menjadi warga negara.

Pada penyelesaian masalah kewarganegaraan menurut salah satu keputusan KMB dipergunakan stelsel aktif dengan hak opsi untuk penduduk Indonesia keturunan Eropa dan stelsel pasif dengan hak repudiasi untuk penduduk Indonesia keturunan Timur Asing. Namun kini penyelesaian masalah dari kewarganegaraan dan nonkewarganegaraan telah diatur dengan jelas dalam undang-undang kewarganegaraan RI Nomor 12 Tahun 2006

2.4 Hak dan Kewajiban Warga Negara

Hak dan kewajiban warga negara Indonesia diatur dalam UUD 1945 yang tertuang dalam pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34.

(8)

(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya;

(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan;

(3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara.

Pasal 28

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

Pasal 28A

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.

Pasal 28B

(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah;

(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi;

Pasal 28C

(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia;

(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.

Pasal 28D

(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hokum;

(9)

(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan;

(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.  Pasal 28E

(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali;

(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya;

(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

Pasal 28F

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

Pasal 28G

(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi;

(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.

Pasal 28H

(10)

(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan;

(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat;

(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.

Pasal 28I

(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun;

(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu;

(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban;

(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah;

(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.

Pasal 28J

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

(11)

Pasal 29

(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa;

(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu.

Pasal 30

(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara;

(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung;

(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan Negara;

(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hokum;

(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.

Pasal 31

(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan;

(12)

(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang; (4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional; (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Pasal 32

(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya;

(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.

Pasal 33

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan; (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara;

(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat;

(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional;

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Pasal ini diatur dalam undang-undang.

Pasal 34

(13)

(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan;

(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak;

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Pasal ini diatur dalam undang-undang.

2.5 Hak dan Kewajiban Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat, Pemerintah dan Peserta Didik

Bagian Kesatu

Hak dan Kewajiban Warga Negara Pasal 5

1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu;

2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus;

3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus;

4) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus;

5) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.

Pasal 6

(14)

2) Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan.

Bagian Kedua

Hak dan Kewajiban Orang Tua Pasal 7

1) Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya;

2) Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya.

Bagian Ketiga

Hak dan Kewajiban Masyarakat Pasal 8

Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan;

Pasal 9

Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.

Bagian Keempat

Hak dan Kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah Pasal 10

Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(15)

1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi;

2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.

Bagian Kelima

Hak dan Kewajiban Peserta Didik Pasal 12

1) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak :

a. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama;

b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya;

c. mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya;

d. mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya;

e. pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara;

f. menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.

2) Setiap peserta didik berkewajiban :

a. menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan;

(16)

3) Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia 4) Ketentuan mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

2.6 Pewarganegaraan (Naturalisai)

Naturalisasi terbagi menjadi 2, yaitu: a. Naturalisasi Biasa

Persyaratan menjadi kewarganegaraan Republik Indonesia menurut undang undang kewarganegaraan adalah :

1) Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin;

2) Pada waktu pengajuan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara sedikitnya 5 tahun berturut turut atau 10 tahun tidak berturut turut; 3) Sehat jasmani dan rohani;

4) Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD 1945;

5) Tidak pernah dijatuhi pidana karena tindak pidana yang diancam sanksi penjara 1 tahun atau lebih;

6) Tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;

7) Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap;

(17)

b. Naturalisasi Istimewa (Luar biasa)

Naturalisasi Istimewa di negara RI dapat diberikan kepada warga negara asing yang status kewarganegaraannya dalam kondisi sebagai berikut.

1) Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing;

2) Anak WNI yang belum berusia 5 tahun meskipun telah secara sah sebagai anak oleh WNA berdasarkan penetan pengadilan, tetap sebagai WNI;

3) Perkawinan WNI dengan WNA, baik sah maupun tidak sah dan diakui orang tuanya yang WNI, atau perkawinan yang melahirkan anak di wilayah RI meskipun status kewarganegaraan orang tuanya tidak jelas berakibat anak berkewarganegaraan ganda hingga usia 18 tahun atau sudah kawin;

4) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat dengan melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan dalam perundang undangan;

5) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan disampaikan dalam waktu paling lambat 3 tahun setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin;

6) Warga asing yang telah berjasa kepada negara RI dengan pernyataan sendiri (permohonan) untuk menjadi warga negara RI, atau dapat diminta oleh negara RI. Kemudian, mereka mengucapkan sumpah atau janji setia (tidak perlu memenuhi semua syarat sebagaimana dalam naturalisasi biasa). Cara ini diberikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR.

2.7 Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia

Penyebab kehilangan kewarganegaraan Indonesia diatur pada Bab IV tentang kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia pada pasal 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, dan 30 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006, kewarganegaraan RI hilang disebabkan jika yang bersangkutan :

1) Memilih kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;

(18)

3) Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh presiden atas permohonannya sendiri dan yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin,bertempat tinggal di luar negeri, dan hilangnya kewarganegaraan tidak menghilangkan keawrganegaraan lainnya;

4) Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin presiden; 5) Secara sukarela masuk dalam dinas asing;

6) Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut;

7) Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing;

8) Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asingatau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya; atau

(19)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada didalam kandungan , sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut . Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain , sehingga dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak dan kewajiban warga negara Indonesia diatur dalam UUD 1945 yang tertuang dalam pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34. Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang No. 12 tahun 2006, antara lain:

1. Asas Ius Soli (Law Of The Soli)

2. Asas Ius Sanguinis (Law Of The Blood) 3. Asas Kewarganegaraan Tunggal

4. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas

3.2 Saran

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Irawan, Benny, dkk. 2012. Penuntun Perkuliahan Kewarganegaraan. Serang: Untirta.

Rochamadi, Nur Wahyu. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Yudhistira.

Sumber Internet:

Hanifah, Abu. 2015. “Makalah Hak Dan Kewajiban Warga Negara”, (Online), (http://aniiev.blogspot.co.id/2015/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html, diakses pada Senin, 14 Maret 2016 jam 14:32).

Referensi

Dokumen terkait

Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan secara seimbang. Setiap orang tidak bisa menggunakan haknya secara semena-mena karena dibatasi oleh hak

Hak warga negara adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan.Hak pada umumnya

Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada didalam kandungan , sedangkan

HALAMAN JUDUL... Pengertian Hak, Kewajiban, dan Warga Negara... Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia... Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945... Kewajiban Warga

62 Tahun 1958 ttg Kewarganegaraan RI, kewarganegaraan diartikan segala jenis hubungan dngn suatu negara yg mengakibatkan adanya kewajiban negara tsb utk melindungi org yg

Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri sendiri sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan

Oleh sebab itu, untuk menghindari adanya gejolak pada masyarakat mengenai ketimpangan akan hak dan kewajiban tersebut diperlukan kesadaran secara mendasar pada individu akan

Hak adalah sesuatu yang pantas dimiliki atau didapatkan sejak manusia dalam kandungan, kewajiban adalah sesuatu yang harus, wajib dilakukan sebagai tuntutan