PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PEMBELAJARAN
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Istilah “pertumbuhan” dan “perkembangan” sering digunakan seseorang, kedua istilah itu digunakan secara silih berganti dengan maksud yang sama. Tetapi istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda dan perbedaan itu masih jarang diperhatikan.
1. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangung secara normal pada anak yang sehat dalam peredaran waktu
tertentu. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai proses transisi dari konstitusi fisik (keadaan
jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Hasil
pertumbuhan antara lain adalah perubahan-perubahan pada struktur jasmaniah dan dan
perubahan-perubahan sistem persyarafan. Dengan demikian, pertumbuhan dapat disebutkan pula
sebagai proses perubahan dan pematangan fisik.
Bisa dilihat dari penjelasan diatas bahwa pertumbuhan itu adalah matangnya fungsi-fungsi
fisik seperti bertambah tingginya badan atau bertambah gemuknya badan juga membesarnya
lingkaran anggota tubuh.
Pertumbuhan jasmaniah berakar pada organisme yang selalu berproses untuk menjadi (the
kontinu, yang selalu beroperasi atau berfungsi juga bersifat dinamis dan tidak pernah statis
secara komplit kecuali kalau sudah mati. pertumbuhan jasmaniah dapat diteliti dengan
mengukur a)berat b) panjang dan c) ukuran lingkaran.
Dalam pertumbuhannya, macam-macam bagian tubuh itu mempunyai perbedaan tempo
kecepatan. Contohnya: pertumbuhan alat-alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa
kanak-kanak, tapi mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya, pertumbuhan susunan
syaraf pusat berlangsung paling cepat pada masa kanak-kanak dan relatif berhenti pada masa
pubertas.Perbedaan kecepatan tumbuh dari masing-masing bagian tubuh mengakibatkan adanya
perbedaan pula dalam keseluruhan proporsi tubuh. Juga menimbulkan perbedaan
dalam fungsinya. Misalnya kepala seorang bayi relatif lebih besar, sedangkan kaki dan
tangannya relatif pendek. Jika dibandingkan dengan keadaan orang dewasa, pada orang dewasa
perbandingan badan dan anggota badan hampir sama panjangnya.
2. Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan
proses belajar dalam waktu tertentu menuju kedewasaan.Perkembangan bisa juga diartikan
sebagai proses transmisi dari konstitusi psiko-fisik yang herediter, dirangsang oleh faktor-faktor
lingkungan yang menguntungkan dalam perwujudan proses aktif menjadi secara kontinu.
Dapat difahami dari definisi perkembangan diatas bahwa perkembangan itu adalah proses
pematangan baik jiwa atau jasmani (psiko-fisik) karena hasil dari pematangan yang disebabkan,
baik karena lingkungan atau karena belajar.
Perkembangan itu bisa dirincikan sebagai berikut :
a) Seorang anak berkembang karena fungsi-fungsi fisik yang sudah matang
b) Seorang anak berkembang karena matangnya fungsi-fungsi psikisnya
c) Anak belajar mencoba kemampuan jasmani dan rohaninya
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan 1) Faktor yang mempengaruhi Perkembangan
Untuk lebih jelasnya, berikut ini penyusun paparkan aliran – aliran yang berhubungan dengan
faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa.
Para ahli menganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh
pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa–apa. Sebagai
contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak–anak yang mereka lahirkan akan menjadi
pemusik pula. Harimau pun akan melahirkan harimau, tak akan pernah melahirkan domba. Jadi
pembawaan dan bakat orangtua selalu berpengaruh mutlak terhadap perkembangan anak –
anaknya.
b) Aliran Empirisisme
Doktrin aliran empirisime yang amat mahsyur adalah “tabula rasa”, sebuah istilah bahasa latin
yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate/blank tablet). Doktrin
tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti
perkembangan manusia itu semata–mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman
pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya.
Dalam hal ini, para penganut empirisime menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam
keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa–apa.
Jika seorang siswa memperoleh kesempatan yang memadai untuk mempelajari ilmu politik,
tentu kelak ia akan menjadi seorang politisi. Karena ia memilki pengalaman belajar dibidang
politik, ia tak akan pernah menjadi pemusik, walaupun orang tuanya seorang pemusik sejati.
Memang amat sukar dipungkiri bahwa lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap
masyarakat sekitar telah terbukti menentukan tinggi rendahnya mutu prilaku dan masa depan
siswa.
c) Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisime dengan
aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan
lingkuanga sebagai faktor–faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Faktor
pembawaan tidak berarti apa-apa jika tanpa faktor pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor
pengalaman tanpa faktor pembawaan tak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai
dengan harapan.
Sebagai contoh. Seorang anak yang normal pasti memiliki bakat untuk berdiri tegak diatas
kedua kakinya. Tetapi apabila anak tersebut tidak hidup dilingkungan masyarakat manusia,
misalnya kalau dia dibuang ke tengah hutan belantara tinggal bersama hewan, maka bakat yang
ia miliki secara turun-temurun dari orangtuanya itu, akan sulit diwujudkan. Jika anak tersebut
diasuh oleh sekelompok serigala, tentu ia akan berjalan diatas kedua tangan dan kakinya. Dia
akan merangkak seperti serigala pula. Jadi, bakat dan pembawaan dalam hal ini jelas tidak ada
pengaruhnya apabila lingkuangan atau pengalaman tidak mengembangkannya.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan adalah :
a) Faktor herediter (warisan sejak lahir/bawaan)
c) Kematangan, fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis
d) Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemampuan, kemampuan seleksi, bisa menolak
atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.
2) Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan
a. Faktor-faktor sebelum lahir, contohnya: peristiwa kekurangan nitrisi pada ibu dan janin, janin terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi oleh bakteri
syphilis, terkena penyakit bagang, TBC, Kholera, Typhus, gondok, sakit gula dan lain-lain.
b. Faktor ketika lahir, contohnya: pendarahan pada bagian kepala bayi, disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan. Dan oleh defak pada susunan syaraf pusat, karena
kelahiran bayi dengan bantuan tangan.
c. Faktor sesudah lahir, contohnya pengalaman traumatik (luka-luka) pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena bayi terjatuh, kepala terpukul atau mengalami serangan sinar matahari,
infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya oleh penyakit cerebral meningitis, gabag, malaria
tropika, dyptheria, radang kuping bernanah, dan lain-lain. Kekurangan nutrisia atau zat makanan
dan gizi.
d. Faktor psiokologis, contohnya bayi ditinggalkan kedua orangtuanya, anak dititipkan dalam satu institusionalia (rumah sakit, rumah yatim piatu, yayasan perawatan bayi, dan lain lain). Sehingga
C. Prinsip/Hukum Perkembangan
Pengertian hukum dalam perkembangan sudah tentu berbeda dengan hukum dalam dunia peradilan atau peraturan konstitusional. Hukum dalam pembahasan ini berarti kaidah atau patokan mengenai terjadinya peristiwa tertentu. Secara spesifik, hukum perkembangan dapat diartikan sebagai “kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan”. Dapat juga dikatakan, hukum perkembangan adalah patokan generalisasi, mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri manusia.
1. Hukum konvergensi
Hukum ini di pelopori oleh William Stern seorang Psikolog berkebangsaan Jerman, ia berpendapat bahwa perkembangan individu adalah pengaruh unsur lingkungan dan bawaan, kedua-duanya menentukan perkembangan manusia, dari duah buah faktor perkembangan dan lingkungan. Tetapi perkembangan manusia bukan hanya dari pembawaannya dan lingkungannya. Manusia itu tidak hanya diperkembangkan tetapi juga memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk yang memiliki pemikiran sendiri untuk menentukan pilihan dan sesuatu yang mengenai dirinya dengan bebas. Aktivitas manusia itu sendiri dalam pekembangannya turut menentukan atau memainkan peranan juga. Jadi kedua pengeruh diatas sangat ditekankan untuk membentuk karakter individu.
a) Seorang siswa yang pengaruh antara lingkungan dan pembawaan sama besarnya atau seimbang, maka hasil dari pembelajaran juga akan seimbang, karena semua bawaan sang siswa bermanfaat dalam proses pembelajaran. Misal, seorang siswa yang hasi dari bawaan dan lingkungan seimbang adalah seorang anak yang berbakat dalam berhitung tetap dapat mengusai pelajaran lainnya tanpa mengalami kesulitan.
b) Seorang siswa yang factor lingkungan lebih dominan maka hasil dari suatu pembelajaran lebih condong sesuai dengan lingkungan yang ada di sekelilingnya sehingga bakat menjadi sia-sia. Misalnya, anak yang berbakat menggambar tetapi guru memaksa untuk pandai berhitung dengan alasan tertentu maka kemudian anak tersebut akan pandai berhitung tetapi bakat aslinya terabaikan sia-sia, meskipun Nampak berhasil tetapi hanya dirasakan sepihak saja.
c) Seorang siswa yang factor bawaan lebih dominan dalam proses pembelajran maka seorang siswa hanya biasa dalam bakatnya saja. Misalnya, seorang anak laki-laki yang lebih menyukai sepak bola tanpa memperhatikan tugasnya sebagai pelajar maka hasilnya siswa tersebut akan ketinggalan pelajaran yang seharusnya dia peroleh.
2. Hukum perkembangan dan pengembangan diri
biasanya tampak keingintahuannya terhadap sesuatu itu berkali – kali. Alhasil, manusia berkembang karena adanya insting atau naluri pembawaan sejak lahir yang menuntutnya untuk bertahan dan mengembangkan diri di muka bumi ini.
3. Hukum masa peka
Peka artinya mudah terangsang atau mudah menerima stimulus.Masa peka adalah masa yang tepat yang terdapat pada diri anak untuk mengermbangkan fungsi-fungsi tertentu, seperti fungsi mulut untuk berbicara dan membaca, fungsi tangan untuk menulis, dan sebagainya. Masa “ mudah dirangsang “ ini sangat menentukan cepat dan lambatnya siswa dalam menerima pelajaran. Artinya, jika seorang siswa belum sampai pada masa pekanya untuk mempelajari suatu materi pelajaran, materi pelajaran tersebut akan sangat sulit diserap dan diolah oleh system memorinya.
Contoh:
Dalam sebuah proses pembelajaran terkadang digunakan metode drama.
Misalnya untuk menjelaskan proses
praktek dan hal itu menandai sang siswa tidak mengalami masa peka mengenali tokoh atau pahlawan di Indonesia
4. Hukum Keperluan belajar
Keperluan belajar bagi proses perkembangan, terutama perkembangan fungsi-fungsi psikis tak dapat kita ingkari, meskipun kebanyakan ahli tidak menyebutnya secara eksplisit. Bahkan, kemampuan berjalan yang secara lahiriah dapat diperkirakan akan muncul dengan sendirinya ternyata masih juga memerlukan belajar, meskipun sekedar mengfungsikan organ kaki anak yang sebenarnya berpotensi untuk bias berjalan sendiri itu.
5. Hukum kesatuan anggota badan
Proses perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa diiringi proses perkrmbangan fungsi-fungsi rohaniah. Dengan demikian suatu tahapan perkembangan tidak terlepas dari tahapan perkembangan lainnya.Jadi, perkembangan panca indera misalnya, tidak terlepas dari perkembangan kemampuan mendengar, melihat, berbicara, dan merasa.Selanjutnya kemampuan-kemampuan ini juga tidak terlepas dari perkembangan berpikir, bersikap, dan berperasaan.
6. Hukum Tempo Perkembangan
perkembangan yang terlalu cepat atau terlalu lambat biasanya menjukkan kelainan yang relative sangat jarang terjadi.
7. Hukum Irama Perkembangan
Disamping ada tempo, didalam perkembangan juga dikenal adanya irama atau naik-turunnya proses perkembangan. Artinya, perkembangan manusia itu tidak tetap, terkadang naik terkadang turun. Pada suatu saat seorang anak mengalami perkembangan yang tenang, sedangkan pada saat lain ia mengalami perkembangan yang menggoncangkan.
8. Hukum Rekapitulasi
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sujatno.1996.Psikologi perkembangan.edisi revisi.(Jakarta:PT Rineka Cipta)
Kartini Kartono.2007.Psikologi Anak.cetakan Keenam.(Bandung:CV.Mandar Maju)
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya