• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN KOAGULAN TERHADAP AIR MUSI UNTUK MENCAPAI BAHAN BAKU AIR DEMIN SETARA AIR PRODUKSI DI PLTU KERAMASAN PALEMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN KOAGULAN TERHADAP AIR MUSI UNTUK MENCAPAI BAHAN BAKU AIR DEMIN SETARA AIR PRODUKSI DI PLTU KERAMASAN PALEMBANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Teknik Kimia No. 6, Vol. 17, April 2011 Page | 1

PENGARUH PENAMBAHAN KOAGULAN TERHADAP

AIR MUSI UNTUK MENCAPAI BAHAN BAKU

AIR DEMIN SETARA AIR PRODUKSI DI PLTU

KERAMASAN PALEMBANG

Abdullah Saleh*, Indah Puji Lestari, M. Ilham Kalbuadi

*Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662

Email: dullascurtin@yahoo.com

Abstrak

Air demin merupakan air yang digunakan untuk membentuk steam di suatu industri dengan menggunakan boiler. Air ini memiliki karekteristik yang berbeda dengan air biasanya yaitu kesadahanya maksimal 0.05 ppm, pH nya berkisar antara 7.59 – 8.70, silika antara 0.102 – 0.085 mg/l, dan konduktivity 3.1 – 7.9 ms/cm. Untuk mendapatkan air demin maka air musi ditretment mulai dari proses koagulasi, proses flokulasi, penyaringan, dan pemurnian air dengan menggunakan aquademin. Dari percobaan analisa silika dan kesadahan menunjukkan bahwa semakin banyak koagulan yang ditambahkan maka semakin kecil kandungan silika dan kesadahan yang terdapat dalam air. Hubungan antara lamanya waktu dalam proses kougulasi dan flokulasi terhadap kandungan silika dan jumlah kesadahan, bahwa semakin lama semakin menurun kebawah nilainya yaitu silika dari 0.368 mg/l menjadi 0.0867 mg/l dan penurunan kesadahan dari 0.0989 ppm menjadi 0.05 ppm pada penambahan tawas ke dalam air sungai musi. Dan pada penambahan PAC ke dalam air sungai musi, didapatkan karakteristik yang sesuai dengan air demin yaitu kandungan silika 0.085 ppm dan nilai kesadahan sebesar 0.05 ppm pada saat proses koagulasi dilakukan selama 60 menit dengan penambahan 35ppm PAC.

Kata Kunci : Air Demin, Koagulasi, Flokulasi, Koagulan, Silika, Kesadahan

Abstract

Demin water is water that is used to form steam in an industry by using boilers. This water has different characteristics with water that is usually the maximum hardness 0.05 ppm, pH ranged from 7.59 - 8.70, silica between 0.102-0.085 mg / l, and konduktivity 3.1 - 7.9 ms / cm. To get the water demin water musi tretment start of the process of coagulation, flocculation process, filtration, and purification of water by using aquademin. From the experimental analysis of silica and hardness showed that the more coagulant is added, the smaller the content of silica and hardness present in water. The relationship between the length of time in the process coagulation and flocculation of the silica content and the amount of hardness, that the longer downward decline in value of silica than 0.368 mg / l to 0.0867 mg / l and hardness reduction from 0.0989 ppm to 0.05 ppm on the addition of alum to the water musi river. And the addition of PAC into the musi river water, the characteristics obtained in accordance with the demin water content of 0.085 ppm silica and hardness value of 0.05 ppm during the process of coagulation is carried out for 60 minutes with the addition of PAC 35ppm.

(2)

Jurnal Teknik Kimia No. 6, Vol. 17, April 2011 Page | 2

1. PENDAHULUAN

Pada penelitian saat ini, kami memakai air permukaan yaitu air sungai musi yang nantinya akan ditreatment menjadi air demin kemudian digunakan di PLTU Keramasan Palembang dengan penggunaan variasi jumlah dan jenis koagulan untuk mendapatkan air sebagai bahan baku demin yang setara atau paling mendekati dengan air baku demin yang digunakan di perusahaan negeri tersebut.

Semakin tinggi dosis koagulan dan lama waktu koagulasi yang dilakukan pada saat penelitian maka akan didapatkan air demin yang semakin baik tetapi ada titik maksimumnya. Pemakaian PAC sebagai senyawa kimia dalam proses koagulasi memiliki tingkat efektifitas yang lebih tinggi dibandingkan menggunnakan tawas, karena pada dosis yang lebih kecil PAC sudah dapat menghasilkan air demin yang diinginkan.

Koagulasi

Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel koloid karena penambahan bahan kimia sehingga partikel-partikel tersebut bersifat netral dan membentuk endapan karena adanya gaya grafitasi.

Proses koagulasi :

Secara fisika, koagulasi dapat terjadi secara : a. Pemanasan, kenaikan suhu sistem koloid

menyebabkan tumbukan antar partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid. Akibatnya partikel tidak bermuatan. b. Pengadukan, contoh : tepung kanji

c. Pendinginan, contoh : agar-agar Secara kimia

Sedangkan secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan, dan penambhan zat kimia koagulan. Ada beberapa hal dapat menyebabkan koloid bersifat netral, yaitu :

a. Menggunakan Prinsip Elektroforesis Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid yang bermuatan ke elektrode dengan muatan yang berlawanan. Ketika partikel ini mencapai electrode, maka sistem koloid akan kehilangan muatannya dan bersifat netral.

b. Penambahan koloid, dapat terjadi apabila koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion).

c. Penambahan Elektrolit

Jika suatu elektrolit ditambahkan pada sistem koliad, maka partikel koloid yang bermuatan negatif akan mengadsorpsi koloid dengan muatan fositif (kation) dari elektrolit. Begitu juga sebaliknya, partikel positif akan mengadsorpsi partikel negatif (anion) dari elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi koagulasi. Dalam proses koagulasi, stabilitas koloid sangat berpengaruh, stabilitas merupakan daya tolak koloid karena partikel-partikel mempunyai muatan permukaan sejenis (negatif).

Alum/ Tawas

Tawas/alum adalah sejenis koagulan dengan rumus kimia Al2SO4.11H2O atau 18 H2O

umumnya yang digunakan adalah 18 H20.

Semakin banyak ikatan molekul hidrat maka semakin banyak ion lawan yang nantinya akan ditangkap. Pada pH < 7 terbentuk Al(OH)2+, Al(OH)4+. Pada pH >7 terbentuk Al(OH)-4,

flok-flok Al(OH) mengendap berwarna putih.

Pada kekeruhan yang disebabkan tanah liat sangat baik diihilangkan dengan batas pH antara 6,0 sampai dengan 7,8 penghilangan warna umumnya dilakkukan pada pH yang sedikit asam, lebih kecil dari 6, bahkan dibeberapa daerah harus lebih keecil dari 5. Efisiensi penghilangan warna masih tetap tinggi dihasilkan pada koagulasidengan pH sampai 7 dengan dosis alum sulfat yang lebih tinggi (sampai 100mg/l), tetapi bila dosis alum sulfat lebih kecil (60 mg/l) pada pH yang sama (samapai dengan 7), terjadi penurunan efisiensi penghilangan warna secara drastic (samapi dengan 10%)

PAC (Poly Alumunium Chloride)

PAC adalah suatu persenyawa anorganik komplek, ion hidroksil serta ion alumunium bertarap klorinasi yang berlainan sebagai pembnetuk polynuclear mempunyai rumus umum Alm(OH)nCl(3m-n). beberapa keunggulan yang dimiliki PAC dibandingkan koagulan lainnya adalah :

a. PAC dapat bekerja di tingkat pH yang lebih luas, dengan demikian tidak diperlukan pengoreksiaan terhadap pH, terkecuali bagi air tertentu.

(3)

Jurnal Teknik Kimia No. 6, Vol. 17, April 2011 Page | 3

garis linear artinya jika dosis berlebihan akan didapatkan hasil kekeruhan yang relatif sama dengan dosis optimum sehingga penghematan bahan kimia dapat dilakukan. Sedangkan untuk koagulan selain PAC memberikan grafik parabola terbuka artinya jika kelebihan atau kekurangan air dosis akan menaikkan kekeruhan hasil akhir, hal ini perlu ketetapan dosis.

c. PAC mengandung suatu polimer khusus dengan struktur polielektrolite yang dapat mengurangi atau tidak perlu sama sekali dalam pemakaian bahan pembantu, ini berarti disamping penyederhanaan juga penghematan untuk penjernihan air.

d. Kandungan basa yang cukup akan menambah gugus hidroksil dalam air sehingga penurunan pH tidak terlalu ekstrim sehingga penghematan dalam penggunaan bahan untuk netralisasi dapat dilakukan.

Flokulasi

Flokulasi adalah proses pengadukan lambat agar campuran koagulan dan air baku yang telah merata membnetuk flok dan dapat mengendap dengan cepat. Proses flokulasi dalam pengolahan air bertujuaan untuk mempercepat proses pengggabungan flok-flok yang telah dibibitkan pada proses koagulasi. Partikel-partikel yang telah distabilkan selanjutnya saling bertumbukkan serta melakukan proses tarik-menarik dan membentuk flok yang ukurannya makin lama makin besar serta mudah mengendap. Gradien kecepatan merupakan faktor penting dalam desain tempat flokulasi. Jika nilai gradien terlalu besar maka gaya geser yang timbul akan mencegah pembentukan flok, sebaliknya jika nilai gradien terlalu rendah/ tidak memadai maka proses penggabungan anatar partikular tidak akan terjadi. Untuk itu nilai gradien kecepatan proses flokulasi dianjurkan berkisar antara 90/detik hingga 30/detik. Untuk mendapatkan flok yang besar dan mudah mengendap maka tempat flokulasi dibagi atas tiga kompartemen, dimana pada kompartemen pertama terjadi proses pendewasaan flok, pada kompartemen kedua terjadi proses penggabungan flok, dan pada kompartemen ketiga terjadi pemadatan flok.

Agitasi pada proses flokulasi dapat dilakukan dengan metoda yang sama dengan pengadukan cepat pada proses koagulasi, perbedaanya terletak pada nilai gradient kecepatan dimana pada proses flokulasi nilai gardien jauh lebih kecil dibandingkan kecepatan koagulasi.

Demineralized Water

Sistem demineralisasi disiapkan untuk mengolah filtered water menjadi air yang bebas dari kandungan mineral, baik ion positif (kation) maupun ion negatif (anion). Air tersebut akan digunakan sebagai umpan ketel atau Boiler Feed Water (BFW) pada pembangkit tenaga uap tekanan tinggi, sehingga terbentuknya kerak dan korosi logam dapat dihindari.

Peralatan yang digunakan pada unit

Demineralizer Water Plant antara lain, yaitu : a. Carbon Filter

Operasi dalam carbon filter dapat dibagi ke dalam dua tahap yaitu tahap service

(pelayanan) dan tahap pengaktifan kembali. Proses pengaktifan kembali perlu dilakukan apabila karbon telah kehilangan daya serapnya yang ditandai dengan nilai hilang tekan yang besar.

b. Cation Exchanger

Dari Carbon Filter, air dipompakan ke

Cation Exchanger. Di sini ion positif ditukar dengan ion H+ dari resin dengan rumus kimia HZ. Bila resin telah jenuh, sehingga tidak mampu lagi mengikat kation, dilakukan regenerasi dengan mengalirkan

acid (asam sulfat) ke dalam Cation Exchanger. Larutan asam sulfat akan bereaksi dengan resin sehingga mengembalikan kapasitas normal kinerjanya. Dalam kondisi normal, dua

Exchanger melakukan servis, satunya regenerasi lalu stand-by. Regenerasi dilakukan apabila total galon-nya mencapai 2.800 m3 dan atau uji air keluaran, yaitu pengujian electric conductivity > 25 µmhos/cm dan highsilica > 0,05 ppm.

c. Anion Exchanger

Air dari Cation Exchanger masuk ke bagian atas Anion Exchanger yang berisi resin. Disini ion-ion negatif dihilangkan dengan anion resin yang memiliki rumus kimia ROH. Anion Exchanger harus diregenerasi dengan larutan caustic soda (NaOH) yang dipanaskan terlebih dahulu untuk mengikat ion-ion negatif yang terikat pada resin. Air keluaran dari penukar anion ini kemudian menuju tahap akhir dari rangkaian Demin Plant yaitu penukar ion gabungan.

d. Mixed-Bed Exchanger

(4)

Jurnal Teknik Kimia No. 6, Vol. 17, April 2011 Page | 4

pada kation dan anion Exchanger, sehingga didapat demin yang lunak. Dalam Mixed-Bed terdapat resin kation dan anion yang berfungsi untuk menyempurnakan penghilangan ion-ion tersisa. Selama pelayanan, resin kation dan anion bercampur menjadi satu. Setelah jenuh, Mixed-Bed

diregenerasi dengan backwash untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang terdapat di dalamnya. Kemudian pada saat

iddle (didiamkan) secara alami resin kation akan tersusun di bagian bawah karena ukurannya lebih besar daripada resin anion. Baru kemudian diinjeksikan sulfat di bagian atas dan caustic di bagian bawah. Air yang keluar dari unit ini diharapkan mengandung SiO2 maksimum 0,05 ppm dan 0.1 ppm TDS

(Total Dissolved Solid), kemudian ditampung di Demin Water Storage untuk didistribusikan lebih lanjut.

e. Demineralized Storage Tank

Tangki berkapasitas 1800 m3 ini merupakan penampung air dari proses demineralisasi. Air ini kemudian dipompa sebagai make-up

di WHB.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan bersifat eksperimental dilakukan untuk mengetahui berapa banyak koagulan yang harus ditambahkan dan lamanya waktu untuk mendapatkan air demin secara optimal.

Alat :

a. Timbangan b. Gelas ukur c. Beker gelas d. pH meter e. Erlenmeyer f. Jar Test

g. Conductivity meter h. Turbidimeter i. Aquademin j. Kertas filter

Peralatan Analisa Kadar Silika (SiO2)

a. Spectrometer b. Erlenmeyer c. Pipet tetes d. Gelas ukur e. Beker gelas f. Cuvet

Peralatan Analisa Kesadahan a. Beker gelas

b. Pipet tetes c. Alat titrasi d. Erlenmeyer

Bahan :

a. Tawas

b. PAC (Polyaluminium Chloride) c. Karbon aktif

d. Air Sungai Musi e. NaOH

Prosedur Penelitian

Pretreatment

a. Masukkan air sungai musi sebanyak 500ml ke dalam beker gelas

b. Ukur keadaan awal air (pH, turbidity, dan silika)

c. Timbangan dan masukkan dosis koaugulan (tawas atau PAC) sesuai dengan parameter dosis yang dipakai yaitu 5ppm , 10ppm, 15ppm, 20ppm , 25ppm, 30ppm, 35ppm, 40ppm, 45ppm, dan 50ppm.

Kerja Jar Test

a. Setelah koagulan ditimbang sesuai parameter dosis yang dipakai masukan koagulan ke dalam air sungai musi yang sebelumnya sudah berada di dalam beker gelas.

b. Atur kecepatan koagulasi dengan mengatur

setting 150 rpm dan waktu yang diperlukan sesuai variasi waktu yang kita pakai dalam penelitian.

c. Selama proses pengadukan maka akan terbentuk gumpalan partikel-partikel koloid, pengadukan akan berhenti sendiri bila waktu telah mencapai setting time yang ditentukan. d. Lakukan proses flokulasi dengan kecepatan

putar yang lebih kecil dari pada proses koagulasi yaitu 15 rpm. Lakukan juga pengaturan waktu (sama halnya seperti proses koagulasi).

e. Setelah pengadukan selesai, biarkan air tersebut selama 30 sampai 60 menit.

Treatment Lanjutan

a. Setelah proses flokulasi maka pH akan meningkatat maka tambahkan NaOH untuk mengatur kondisinya.

b. Air yang telah didiamkan sampai beberapa menit seperti di atas, kemudian disaring menggunakan kertas fiter untuk menyaring gumpalan-gumpalan koloid yang telah terbentuk.

(5)

Jurnal Teknik Kimia No. 6, Vol. 17, April 2011 Page | 5

menyerap warna dan mengikat logam-logam yang tedapat dalam air.

d. Masukkan air ke dalam aquademin, tunggu beberapa menit sampai keluar air hasil pengolahan akhir yang memiliki karakteristik air yang memenuhi standar air baku demin water.

Cara menganalisa kadar silika

a. On kan spectrometer, tekan stored programs

pilih ‘silika LR 651’

b. Ambil sempel masing-masing 50 ml dalam erlenmeyer

c. Tambahkan reagen 1 dan reagen 2 masing-masing 2 ml, kocok dan tunggu 4 menit (set time pada spectrometer).

d. Tambahkan reagen 3 dan reagen 4 masing-masing 2 ml, kocok dan tunggu 10 menit (set time pada spectrometer).

e. Masukkan air demin murni (tanpa reagen) ke dalam curvet 25 ml ke holder spectrometer, tekan zero.

f. Buang air dalam curve, masukkan sampel 25 ml dalam curvet letakkan ke holder spectrometer.

g. Tekan “read” hasil akan tampil di monitor.

Gambar 1. Diagram alir proses penelitian yang dilakukan secara singkat.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 5ppm tawas untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

Tabel 2. Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 10ppm tawas untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

Tabel 3. Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 15ppm tawas untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

Waktu

10 menit

20 menit

30 menit

40 menit

50 menit

60 menit pH 6.73 6.72 6.72 6.73 6.73 6.82 Konduktivity

(ms/cm) 12.24 12.12 11.45 11.35 11.06 11.01 Turbidity

(ppm) 2.8 2.76 2.64 2.45 2.43 2.32 Silika (mg/l) 0.368 0.368 0.368 0.36 0.356 0.35

Kesadahan

(ppm) 0.0989 0.0989 0.0988 0.098 0.0978 0.087

Waktu 10 menit

20 menit

30 menit

40 menit

50 menit

60 menit

pH 6.86 6.86 6.9 6.98 6.96 6.99

Konduktivity

(ms/cm) 10.89 10.67 10.65 10.52 10.06 10.002 Turbidity

(ppm) 2.14 2.134 2.112 2.105 2.083 2.065 Silika (mg/l) 0.321 0.312 0.304 0.3002 0.296 0.291

Kesadahan

(ppm) 0.0874 0.0848 0.0812 0.0813 0.0804 0.0801

Waktu 10 menit

20 menit

30 menit

40 menit

50 menit

60 menit

pH 7.46 7.53 7.56 7.5 7.58 7.6

Konduktivity

(ms/cm) 8.82 8.77 8.74 8.61 8.58 8.48 Turbidity

(ppm) 0.1804 0.1773 0.1755 0.1704 0.1642 0.153 Silika (mg/l) 0.23 0.21 0.186 0.186 0.175 0.162

Kesadahan

(6)

Jurnal Teknik Kimia No. 6, Vol. 17, April 2011 Page | 6

Tabel 4. Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 20ppm tawas untuk variasi waktu yang telah ditetapkan

Tabel 5. Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 25ppm tawas untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

Tabel 6. Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 30ppm tawas untuk variasi waktu yang telah ditetapkan

Tabel 7. Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 35ppm tawas untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

Tabel 8. Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 40ppm tawas untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

Tabel 9. Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 45ppm tawas untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

(7)

Jurnal Teknik Kimia No. 6, Vol. 17, April 2011 Page | 7

Tabel 11. Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 5ppm PAC untuk variasi waktu yang telah kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 10ppm PAC untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

Tabel 13. Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 15ppm PAC untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

Tabel 14. Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 20ppm PAC untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

Tabel 15 Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 25ppm PAC untuk variasi waktu yang telah ditetapkan.

Tabel 16. Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 30ppm PAC untuk variasi waktu yang telah ditetapkan

Tabel 17. Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 35ppm PAC untuk variasi waktu yang telah industri swasta maupun negeri dengan menggunakan alat yang bernama boiler. Air ini memiliki karekteristik yang berbeda dengan air biasanya yaitu kesadahanya maksimal 0.05 ppm, pH nya berkisar antara 7.59 – 8.70, silika antara 0.102 – 0.085 mg/l, dan konduktivity 3.1 – 7.9 ms/cm. Untuk mendapatkan air demin maka air musi ditretment mulai dari proses koagulasi, proses flokulasi, penyaringan, danpemurnian air dengan menggunakan aquademin.

(8)

Jurnal Teknik Kimia No. 6, Vol. 17, April 2011 Page | 8

Hasil dari percobaan analisa silika dan kesadahan menunjukkan bahwa semakin banyak koagulan yang ditambahkan maka semakin kecil kandungan silika dan kesadahan yang terdapat dalam air. Dapat dilihat dari grafik dibawah ini yang menunjukkan penurunannya.

Gambar 2. Hubungan waktu terhadap kandungan silika dan kesadahan (5ppm tawas)

Pada gambar 2, terlihat hubungan antara lamanya waktu dalam proses kougulasi dan flokulasi terhadap kandungan silika dan jumlah kesadahan. Dapat dilihat bahwa semakin lama grafik semakin menurun kebawah yaitu silika dari 0.368 mg/l menjadi 0.35 mg/l dan penurunaan kesadahan dari 0.0989 ppm menjadi 0.087 ppm. Grafik ini merupakan grafik awal penelitian yaitu pada penambahan 5 gram tawas ke dalam air sungai musi.

Gambar 3. Hubungan waktu terhadap kandungan silika dan kesadahan(50ppm tawas)

Pada gambar 3, terlihat hubungan yang hampir sama dengan grafik 4.1 tetapi pada grafik ini terbentuk sebuah garis yang sedikit melengkung tidak seperti garafik sebelumnya. Hal ini disebabkan pada penelitian ada kesalahan kecil dari peneliti ataupun disebabkan juga proses penganalisaan yang kurang cermat. Akan

tetapi besaran nilainya tidak terlalu begitu jauh. Sudah didapatkan karakteristik yang sesuai dengan air demin yaitu kandungan silika 0.0852 ppm dan nilai kesadahan sebesar 0.05 ppm pada saat koagulasi dilakukan selama 30 menit.

Gambar 4. Hubungan waktu terhadap kandungan silika dan kesadahan(5ppm PAC)

Pada gambar 4, terlihat hubungan antara lamanya waktu dalam proses kougulasi dan flokulasi terhadap kandungan silika dan jumlah kesadahan sama halnya dengan gambar 2. Dapat dilihat bahwa semakin lama grafik semakin menurun kebawah yaitu silika dari 0.276 mg/l menjadi 0.251 mg/l dan penurunaan kesadahan dari 0.0753 ppm menjadi 0.0701 ppm. Grafik ini merupakan grafik awal penelitian yaitu pada penambahan 5 gram PAC ke dalam air sungai musi.

Gambar 5. Hubungan waktu terhadap kandungan silika dan kesadahan (35ppm PAC)

Pada gambar 5, terlihat hubungan yang hampir sama dengan gambar 3. Sudah didapatkan karakteristik yang sesuai dengan air demin yaitu kandungan silika 0.085 ppm dan nilai kesadahan sebesar 0.05 ppm pada saat proses koagulasi dilakukan selama 60 menit.

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4

10 menit

20 menit

30 menit

40 menit

50 menit

60 menit

Silika (mg/l) Kesadaha n (ppm)

0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1

Silika (mg/l)

Kesadahan (ppm)

0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3

Silika (mg/l)

Kesadahan (ppm)

0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09

Silika (mg/l)

(9)

Jurnal Teknik Kimia No. 6, Vol. 17, April 2011 Page | 9

Penambahan koagulan dilakukan pada tawas diberhentikan pada penambahan 50ppm dan 35ppm pada PAC dikarenakan pada penambahan berikutnya didapatkan niali yang tidak jauh beda dan juga sudah didapatkan air demin yang setara dengan PLTU Keramasan Palembang pada nilai tersebut.

4. KESIMPULAN

Dari penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan antara lain :

a. Semakin banyak koagulan yang ditambahkan maka semakin bagus (kecil) niali silika dan kesadahan yang diperoleh, begitu juga sebaliknya.

b. Kondisi terbaik pada penelitian ini didapat pada saat penambahan koagulan pada tawas 50 ppm dengan proses kougulasi selama 30 menit yaitu kandungan silika 0.085 ppm dan nilai kesadahan sebesar 0.05 ppm dan 35 ppm selama 60 menit koagulasi pada PAC dengan nilai silika dan kesadahan yang sama.

c. Dapat disimpulkan bahwa pengguna PAC lebih efektif digunakan sebagai koagulan pada air sungai musi dibandingkan tawas karena hanya diperlukan 35 ppm untuk mendapatkan hasil air yang diinginkan, sedangkan bila menggunakan tawas sebesar 50 ppm.

DAFTAR PUSTAKA

Brault, Jean Louis. 1991. Water Treatment Handbook, sixth edition, volume 1. Degremont:France.

Majalah Air Minum PERPAMSI, Instalasi Pengolahan Air.1994.

Sutrisno,T.1991. Teknik Penyediaan Air Bersih. PT Rimeka Cipta. Jakarta:VII+97KLM.

www.wikipedia.org/wiki/air demin

Gambar

Gambar 1. Diagram alir proses penelitian yang dilakukan secara singkat.
Tabel 4. Data hasil analisa dengan proses kougulasi dan flokulasi menggunakan koagulan 20ppm tawas untuk variasi waktu yang telah ditetapkan
Gambar 3.

Referensi

Dokumen terkait

sektor ini merupakan kegiatan ekonomi daerah yang mempunyai keuntungan kompetitif untuk dikembangkan dalam rangka mendorong proses pembangunan di daerah, serta memiliki

unhe nibhana aasan nahin pyar mein dil sabhi jeet lete hain magar dil har ke jeetna aasan nahin zindagi mein to sabhi pyar karlete hain pyaar mein ise qurban karna aasan nahin. teri

Menyampaikan hasil konseptualisasi tentang pemotretan model dengan kamera digital dalam !entuk lisan, tulisan, dan gam!ar atau media lainnya' T's asil

Persaingan ketiga maskapai penerbangan ini dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan berupa harga tiket dan pelayanan selama di pesawat serta jumlah penumpang yang

Ravenhill Chapter 6 Balaam Chapter 7 Gilpin Chapter 9 and 10 40 Menit Diksusi Awal mengenai bahan bacaan dan tanya jawab tentang pertanyaan pemantik diskusi yang diberikan

Bila jumlah agregat yang tertahan ayakan 2.36 mm adalah &lt; 30%, maka Bila jumlah agregat yang tertahan ayakan 2.36 mm adalah &lt; 30%, maka agregat

Manusia diciptakan Allah memiliki potensi yang besar guna meraih kebajikan, yaitu dengan pengilhaman kebajikan pada dirinya.. Potensi tersebut mengantar manusia kepada

Peak area hasil Gas Chromatografi untuk setiap sampel kemudian diplotkan pada grafik standar, sehingga dapat diketahui konsentrasi etanol dari tiap sampel tersebut... Data