• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penambahan Limbah Ampas Tebu Terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Penambahan Limbah Ampas Tebu Terhadap Kuat Tekan Beton Ringan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 13 Nomor 1, April 2013, 89-101

Pengaruh Penambahan Limbah Ampas Tebu

Terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

Effect of The Addition of Bagasse Waste toLightweight Concrete Compressive Strenght

Harmiyati

Program Studi Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl.Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

mimipur@gmail.com

Abstrak

Ampas tebu merupakan limbah yang masih banyak belum termanfaatkan. Sementara itu kebutuhan akan perumahan semakin lama semakin meningkat. Untuk itu diperlukan suatu inovasi baru untuk mewujudkan hunian yang lebih ramah lingkungan dan dengan biaya yang terjangkau. Dengan mengacu pada hal tersebut penelitian ini memakai ampas tebu sebagai pengganti sebagian semen dengan komposisi masing-masing campuran adalah 0%; 1,25% ; 2,5% ; 5% dan 10%. Sampel yang dibuat berbentuk kubus dengan jumlah masing-masing komposisi adalah 10 benda uji yang berbentuk kubus ukuran 15x15x15 cm. Proporsi campuran beton (job mix design) dihitung berdasarkan SK SNI T-15-1990-03 dengan campuran 1 m3 betonnya adalah 291,7 kg semen type I produksi PT. Semen Padang, 175 liter air, 617.6576kg pasir dari Danau Bingkuang dan 1312.5224kg kerikil dari Danau Bingkuang. Sedangkan untuk komposisi ampas tebu masing-masing didapat 2,308kg. Hasil uji kuat tekan rata-rata beton didapat pada komposisi beton tanpa campuran adalah 25,09 MPa dan rata-rata kuat tekan optimum pada komposisi campuran 1,25% ampas tebu yaitu 21,97MPa. Nilai kuat tekan tersebut lebih besar dari kuat tekan yang direncanakan yaitu 17,5 MPa. Pemanfaatan limbah ampas tebu ini dalam campuran beton ringan merupakan salah satu alternative pemanfaatan limbah yang selama ini banyak terbuang serta dapat meningkatkan efisiensi penghematan semen yang semakin lama harganya semakin tinggi.Dan ini juga dapat menghasilka nbeton yang lebih ramah lingkungan (Eco Beton).

katakunci :ampastebu, beton, job mix design, ecobeton, kuat tekan

Abstract

Bagasse is still abundance and not fully havebeen effectively used, a lot of waste that has not been exploited. Meanwhile, demand for housing is more and more increasing. In order to fulfill the demand we need to create more environmental friendly residential and an affordable cost. This research is conducted to use bagasse as a partial replacement of cement with the composition of each mixture is 0%, 1.25%, 2.5%, 5% and 10%. Cube-concrete samples made with the amount of each composition is 10 cube-Cube-concrete specimen size 15x15x15 cm. The proportion of concrete mixture (job mix design) is calculated based on the SK SNI T-15-1990-03 with a mixture of 1 m3 of concrete was 291.7 kg of cement type I produced by PT. Semen Padang, 175 liters of water, from Danau Bingkuang 617.6576 kg sand and gravel from Danau Bingkuang 1312.5224 kg. As for the composition of bagasse 2.308 kg. The test results the average compressive strength of concrete obtained on the composition of concrete mix is 25.09 MPa and an average compressive strength optimum mixture composition of 1.25% bagasse is 21.97 Mpa. Compressive strength value is greater than the compressive strength of 17.5 MPa planned. Utilization of bagasse waste in lightweight concrete mix is one of the alternative in using of waste and to improve the efficiency savings that the longer the price of cement higher. It also can produce more environmental friendly concrete (Eco Concrete).

(2)

90 PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang ada pada lingkungan yang dihadapi kota-kota di Indonesia saat ini adalah mengenai persampahan. Sampah masih banyak kita lihat berserakan dimana-mana. Hal ini tentu saja bisa berakibat buruk terhadap lingkungan. Sampah ini bisa berasal dari rumah tangga, pasar atau kegiatan lainya.Salah satu contoh sampah yang selalu ada setiap harinya adalah sampah dari penggilingan tebu, yang selanjutnya kita sebut dengan ampas tebu.Saat ini ampas tebu banyak dimanfaatkan sebagai makanan unggas, pembersih lantai dan dapat pula dibuat untuk partikel board(Timang dan Suseno, 2002).

Seperti kita ketahui, perkembangan pembangunan saat ini semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Hal ini tentu mempunyai efek kepada kebutuhan rumah atau bangunan-bangunan yang semakin meningkat. Pengembangan kawasan-kawasan hunian lebihlanjut akan memacu meningkatnya kebutuhan bahan bangunan. Bahan-bahantersebut harus disediakan dalam jumlah besar, berasal dari alam maupun buatan.Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan alternatif khusus dengan memanfaatkan teknologi dan limbah guna menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan sebagai struktur bangunan yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan.

Beton

Beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi sejumlah material pembentuknya. Beton sederhana dibentuk oleh pengerasan campuran semen, air, agregat halus, agregat kasar (batu pecah atau kerikil), udara, dan kadang-kadang campuran tambahan lainnya. Campuran yang masih plastis ini dicor ke dalam acuan dan dirawat untuk mempercepat reaksi hidrasi campuran semen-air, yang menyebabkan pengerasan beton. Bahan pembentuk ini mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, dan ketahanan terhadap tarik rendah, atau kira-kira kekuatan tariknya 0,1 kali kekuatan terhadap tekan (Nawi,1998). Parameter-parameter yang paling mempengaruhi kekuatan beton adalah : kualitas semen, proporsi semen terhadap campuran, kekuatan dan kebersihan agregat, interaksi atau adhesi antara pasta semen dengan agregat, pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton, penempatan yang benar, penyelesaian dan pemadatan beton, perawatan beton, teknologi pengadukan beton dan kandungan klorida tidak melebihi 0,15% dalam beton diekspos dan 1% bagi beton yang tidak diekpsos(Mulyono,2004).

(3)

91 Material Pembentuk Beton

Semen Portland

Semen portland dibuat dari serbuk halus mineral kristalin yang komposisi utamanya adalah kalsium dan aluminium silikat. Penambahan air mineral ini menghasilkan suatu pasta yang jika mengering akan mempunyai kekuatan seperti batu. Berat jenisnya berkisar antara 3,12 dan 3,16, dan berat volume satu sak semen adalah 94 lb/ft3 (Nawi, 1998).

Bahan baku pembentuk semen adalah : (Nawi, 1998) 1. Kapur (CaO) ; dari batu kapur

2. Silika (SiO2) ; dari lempung

3. Alumina (Al2O3) ; dari lempung

(dengan sedikit persentase magnesia, MgO dan terkadang sedikit alkali). Oksida besi terkadang ditambahkan untuk mengontrol komposisinya.

Air

Air diperlukan pada pembuatan beton agar terjadi reaksi kimiawi dengan semen untuk membasahi agregat dan untuk melumascampuran agar mudah pengerjaannya. Pada umumnya air minum dapat dipakai untuk campuran beton. Air yang mengandung senyawa-senyawa yang berbahaya, yang tercemar garam, minyak, gula, atau bahan-bahan kimia lain, bila dipakai untuk campuran beton akan sangat menurunkan kekuatannya dan dapat juga mengubah sifat-sifat semen. Selain itu, air yang demikian dapat mengurangi afinitas antara agregat dengan pasta semen dan mungkin pula mempengaruhi kemudahan pengerjaan.

Karakter pasta semen merupakan hasil reaksi kimiawi antara semen dengan air, maka bukan perbandingan jumlah air terhadap total (semen + agregat halus+ agregat kasar) material yang menentukan, melainkan hanya perbandingan antara air dan semen pada campuran yang menentukan. Air yang berlebihan akan menyebabkan banyaknya gelembung air setelah proses hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses hidrasi tidak seluruhnya selesai. Sebagai akibatnya beton yang dihasilkan akan kurang kekuatannya (Nawi,1998).

Agregat

Agregat merupakan komponen beton yang paling berperan dalam menentukan besar-nya. Pada beton biasanya terdapat sekitar 60% sampai 80% volume agregat (Nawi,1998). Agregat ini harus bergradasi sedemikian rupa sehingga seluruh massa beton dapat berfungsi sebagai benda yang utuh, homogen, dan rapat, di mana agregat yang berukuran kecil berfungsi sebagai pengisi celah yang ada di antara agregat berukuran besar. Menurut Nawi (1998) dua jenis agregat adalah:

1. Agregat kasar

Agregat disebut agregat kasar apabila ukurannya sudah melebihi 1/4 in. (6 mm). Sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir beton keras dan daya tahannya terhadap disintegrasi beton, cuaca, dan efek-efek perusak lainnya. Agregat kasar mineral ini harus bersih dari bahan-bahan organik, dan harus mempunyai ikatan yang baik dengan gel semen.

2. Agregat halus

(4)

92

bahan-bahan lain yang dapat merusak campuran beton. Variasi ukuran dalam suatu campuran harus mempunyai gradasi yang baik, yang sesuai dengan standar analisis saringan dari ASTM (American Society of Testing and Materials). Untuk beton penahan radiasi, serbuk baja halus dan serbuk besi pecah digunakan sebagai agregathalus.

Kekuatan Tekan Beton (f’c)

Kekuatan tekan beton dinyatakan dengan beban (tegangan) maksimum yang dapat dipikulnya. Oleh karena itu dengan bertambahnya kekuatan sifat – sifat lainnya bertambah baik pula dan karena percobaan untuk menentukan kekuatan tekan adalah sangat mudah, maka kekuatan tekan beton dalam industri konstruksi biasa dipakai untuk menilai serta untuk mengendalikan mutu beton dan untuk tujuan persyaratan spesifikasi (Satwarnirat,2005).

Kekuatan tekan beton adalah muatan tekan maksimum yang dapat dipikul per satuan luas. Kuat tekan beton diwakili oleh tegangan maksimum f’c pada saat beton mencapai usia 28 hari. Rumus untuk mencari kuat tekan beton adalah sebagai berikut:

) kekuatan beton tersebut, yaitu (1). proporsi bahan-bahan penyusunnya, (2). metode perancangan, (3). perawatan dan (4). keadaan pada saat pengecoran dilaksanakan, yang terutama dipengaruhi oleh lingkungan setempat.

Ampas tebu

Tebu (Saccharum officinarum) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun.

(5)

93

Tabel 1. Struktur Ampas Tebu (Lacey,1980)

Komponen (%) Berat Kering

Cellulosa Hemicellulosa Pentosans Lignin

26– 43 17 – 23 20 – 33 13 – 22

METODE PENELITIAN

Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Riau. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Semen Portland Type I, Agregat, Air, Ampas Tebuyang diambil secara acak dari penggilingan tebu oleh para penjual air tebu di kota Pekanbaru. Pada umumnya tebu yang dipakai oleh para penjual air tebu di Pekanbaru adalah berasal dari daerah Bukit Tinggi. Bagian dari ampas tebu yang akan dipakai adalah bagian terdalam dari ampas tebu. Hal ini dikarenakan untuk memudahkan prosespencacahan. Ampas tebu terlebih dahulu dicacah untuk memudahkan proses penghalusan yang menggunakan alat blender.

Setelah halus dan lolos uji saringan no. 16, ampas tebu langsung dimasukkan ke dalam plastik kedap udara. Sebagai standar perlakuan ampas tebu berdasarkan jumlah kadar air yang terkandung dalamnya. Untuk mendapatkan kadar air, ampas tebu yang sudah halus ini di oven sampai dengan suhu 600C selama 24 jam sampai berat konstan.Sehingga untuk perlakuan ampas tebu berikutnya harus mempunyai kadar air yang sama.Waktupenyimpananampastebu yang sudahhalusinisebelumdicampurkedalamadukanbetonadalah 2 hari

.

(6)

94

Gambar 2. Alat Tes Kuat Tekan Beton

Dalam metode penelitian menggunakan metode eksperimen di Laboratorium yaitu dilakukan pembuatan beton yang direncanakan untuk kuat tekan 17,5 MPa. Untukbetonringandibuatkomposisicampuran sesuai dengan mix design yang telah dihitung berdasarkan SK. SNI. T-15-1990-03. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian pendahuluan dan pengujian lanjutan.

1. Pengujian Pendahuluan

Tahap penelitian pendahuluan ini dilakukan beberapa uji karakteristik fisis agregat yang terdiri dari : kadar air, specific gravity, analisa saringan, kekerasan, bobot isi, kadar butir lolos saringan no. 200, kadar organik, mix design.Pengujian pendahuluan dilakukan untuk menguji karakteristik dari material dasar yang digunakan dalam pembuatan beton.Beton ringan akan dibuat 10 benda uji berbentuk kubusukuran 15x15x15 cm untuk umur 28 hari. Sedangkan untuk beton dengan campuran Ampas Tebu akan dibuat masing-masing 10 benda uji dimana akan dilakukan penambahan masing-masing unsur dengan variasi 1,25% ; 2,5% ; 5% ; dan10% dari berat semen.

2. Pengujian lanjutan

(7)

95

Dengan membagi beban maksimum terhadap luas penampang tertekan dari benda uji akan diperoleh tegangan maksimum. Tegangan maksimum inilah yang merupakan kekuatan tekan karakteristik dari benda uji beton.

HASIL DAN PEMBAHASAN HasilPemeriksaanAgregatKasar

Agregat kasar pada penelitian ini, menggunakan kerikil alami dari Danau Bingkuang Kab. Kampar. Hasil pemeriksaan saringan dapat dilihat pada Gambar 3.

.

Gambar3. Hasil plotting Analisis Saringan Agregat Kasar

Dari Gambar3 dapat dijelaskan bahwa agregat kasar yang lolos 100% pada saringan

No. 1 ½” (38 mm) dan tertahan pada saringan No. 3/4” (19 mm). Hal ini menunjukkan bahwa

ukuran agregat kasar maksimum adalah 38 mm. Pada SK SNI T-15-1990-03 ukuran agregat maksimum pada tabel perkiraan kebutuhan air permeter kubik beton adalah maksimum 40 mm, maka ditetapkan ukuran agregat kasar maksimum adalah 40 mm. Agregat kasar tersebut memenuhi syarat dan dapat dipergunakan untuk campuran beton.

Hasil Pemeriksaan Agregat Halus

(8)

96

Gambar 4. Hasil Plotting Analisis Saringan Agregat Halus

Dari Gambar4 dapat dilihat bahwa agregat tersebut termasuk pada daerah gradasi No. 3 atau pada zona 3 dan memenuhi ketentuan SK SNI T-15-1990-03. Sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat halus yang digunakan memenuhi syarat dan dapat dipergunakan untuk campuran beton.

Hasil PemeriksaanKadar Lumpur

Pemeriksaan kadar lumpur atau bahan dalam agregat yang lolos saringan No. 200 (0,075 mm), sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan pengujian. Hasilpemeriksaanyang didapat bahwa agregat halus dan agrega tkasar mengandung kadar lumpur masih amandigunakan untuk campuran adukan beton, dimana yang diisyaratkan SK SNI T-15-1990-03 untuk kadar lumpur agregat halus < 5% dan untuk agregat kasar < 1%, sehingga material-material yang digunakan dalam penelitian ini tidak perlu dicuci. Adapun pengaruh dari kadar lumpur ini adalah semakin tinggi kadar lumpur yang terkandung di dalam agregat semakin kecil kuat tekan beton yang dihasilkan.

Hasil Pemeriksaan Kadar Air

Pemeriksaan kadar air bertujuan untuk memperoleh persentase dari kadar air yang dikandung dalam agregat halus dan agregat kasar. Dari hasiltersebutterlihatbahwa agregat halus dan agregat kasar memenuhi syarat SK SNI T-15-1990-03.

Hasil Perencanaan Campuran Beton

(9)

97

Dari Tabel 2 dapat dilihat dimana pemakaian semen, air, pasir dan kerikil dalam tiap m3, untuk proposi campuran beton 50 kg, pemakaian pasir, kerikil dan air berkurang seiring bertambahnya persenta sejumlah semen. Dari data tersebut diatas juga dapat dihitung komposisi campuran perencanaan beton untuk 50 sampel benda uji kubus 15x15x15cm dengan faktor aman 25%, yaitu semen sebanyak 59,241 kg, air sebanyak 36,9 liter,agregat halus sebanyak 130,3 kg, agregat kasar sebanyak 276,85 kg, ampas tebu sebanyak 2,308 kg.

Hasil Uji Kuat Tekan Beton

Pengujian kuat tekan beton dilakukan setelah benda uji kubus berumur 28 hari. Pengujian kuat tekan beton ini dilakukan untuk mendapatkan kuat tekan masing-masing benda uji kubus.Pada awal penelitian dilakukan pembuatan beton dengan campuran Ampas Tebu dibuat masing-masing 10 benda uji dimana akan dilakukan penambahan masing-masing unsur dengan variasi 1,25% ; 2,5% ; 5% ; dan 10% dari berat semen. Namun setelah umur 28 hari beton yang memenuhi syarat untuk dilakukan pengujian hanya pada variasi campuran 1,25% ; 2,5% dan 5%. Hal ini dikarenakan pada variasi campuran 10% beberapa benda uji sudah mengalami kehancuran sehingga tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan uji kuat tekan betonnya. Untukhasilhasil uji kuat tekan beton rata-rata dengan berbagai variasi komposisi ampas tebu dapat dilihat pada gambar 5 dan gambar 6.

Tabel 3 Pengujian Kuat Tekan Beton Tanpa Campuran

(10)

98

Tabel 4 Pengujian Kuat Tekan Beton + 5 % Ampas Tebu

Tabel 5 Pengujian Kuat Tekan Beton + 2,5 % Ampas Tebu

No

Uji Berat (gr) Beban (kN)

Kuat Tekan Kuat Tekan Silinder ( f’c)

Mpa Kg/cm2 N/mm2

1 8325 585 265,20 26,52 22,01

2 8335 555 251,60 25,16 20,88

3 8300 480 217,60 21,76 18,06

4 8460 520 235,73 23,57 19,57

5 8428 545 247,07 24,71 20,51

6 8285 555 251,60 25,16 20,88

7 8150 600 272,00 27,20 22,58

8 8310 505 228,93 22,89 19,00

9 8425 625 283,33 28,33 23,52

10 8187 575 260,67 26,07 21,64

Rata-rata 251,38 25,13 20,86

No

Uji Berat (gr) Beban (kN)

Kuat Tekan Kuat Tekan Silinder ( f’c)

Mpa Kg/cm2 N/mm2

1 7565 310 140,53 14,05 11,66

2 8118 405 183,60 18,36 15,24

3 7961 300 136,00 13,60 11,29

4 8005 415 188,13 18,81 15,62

5 7996 320 145,07 14,51 12,04

6 7935 400 181,33 18,13 15,05

7 7985 385 174,53 17,45 14,49

8 7918 435 197,20 19,72 16,37

9 7953 480 217,60 21,76 18,06

10 7951 484 219,41 21,94 18,21

(11)

99

Tabel 6 Pengujian Kuat Tekan Beton + 1,25 % Ampas Tebu

Gambar 5. Hubungan Kuat Tekan Beton Rata-rata Variasi Tiap Jenis Campuran

Dari gambar 5 secara umum dapat dilihat bahwa kua ttekan beton menurun dengan adanya penambahan masing-masing komposisicampuran ampas tebu. Hasil kuat tekan beton terbesar didapat pada komposisi 0% atau tanpa campuran ampas tebu yaitu 25,09Mpa lebih besar dari yang direncanakan yaitu 17,5 MPa, terjadi peningkatan kuat tekan beton sebesar43,37 %. Dengan penambahan variasi campuran ampas tebu kuat tekan beton terbesar adalah 21,97MPa lebih besar dari yang direncanakan 17,5 MPa yaitu pada komposisi campuran 1,25%, terjadi peningkatan kuat tekan beton sebesar25,54 %. Hal ini disebabkan ampas tebu merupakan campuran serat yang kuat dengan jaringan parenchyma yang lembut, yang mempunyai tingkat higroskopis yang tinggi.

Model HubunganAntaraKuattekan Beton dengan Variasi Jenis Campuran

Analisis regresi linier sederhana dilakukan untuk memperoleh suatu model regresi yang menggambarkan hubungan antara satu variabel bebas (komposisi campuran) dan satu variabel terikat (kuat tekan beton). Selanjutnya dalam penelitian ini yang menjadi variabel

No

Uji Berat (gr) Beban (kN)

Kuat Tekan Kuat Tekan Silinder ( f’c)

Mpa Kg/cm2 N/mm2

1 8200 555 251,60 25,16 20,88

2 8284 605 274,27 27,43 22,76

3 8130 520 235,73 23,57 19,57

4 8100 560 253,87 25,39 21,07

5 8275 600 272,00 27,20 22,58

6 8295 580 262,93 26,29 21,82

7 8140 600 272,00 27,20 22,58

8 8200 640 290,13 29,01 24,08

9 8100 640 290,13 29,01 24,08

10 8335 640 290,13 29,01 20,32

(12)

100

bebas (X) adalah komposisi campuran, sedangkanvariabel terikat (Y) adalah kuat tekan beton. Hasil analisis regresi disajikan pada gambar 6.

Gambar 6. Model Regresi Kuat Tekan Beton Rata-rata Variasi Tiap Jenis Campuran

Model regresi pada gambar 6 adalah model regresi non linier yaitu model regresi poly nomial orde 2. Dari gambar tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa tidak terdapat nilai optimum kuat tekan beton pada berbagai komposisi campuran. Hal ini dikarenakan semakin besar penambahan komposisi campuran semakin kecil kuat tekan beton yang dihasilkan. Pada beton dengan komposisi campuran ampas tebu didapat koefisien determinasi R2 adalah 0,917. Angka ini mendekati nilai 1, sehingga juga memiliki keterkaitan yang kuat antara komposisi campuran ampas tebu dengan kuat tekan beton. Koefisien tersebut memperlihatkan bahwa pengaruh komposisi campuran ampas tebu dengan kuat tekan beton sebesar 91,7%.

Dari hasil tersebut menunjukkan nilai R2yang didapat mendekati satu, ini membuktikan bahwa beton yang dihasilkan mempunyai mutu yang bagus, dimana hasil uji kuat tekan pada masing-masing komposisi campuran lebih besar dari kuat tekan yang direncanakan yaitu 17,5 Mpa.Hal inimenunjukkanbahwa beton yang dihasilkan jauh lebih baik dari mutu beton yang direncanakan K 175. Perbedaan yang cukup jauh ini berdasarkan data dan analisa yang ada disebabkan oleh komposisi campuran yang direncanakan (job mix design) berdasarkan SNI T-15-1990-03 adalah 1 : 2 : 4,5 lebih besar dari komposisi untuk mutu beton K 175 berdasar analisa BOW campuran standarnya adalah 1 : 3 : 5 dan mutu beton K 225 yaitu 1 : 2 : 3. Selain itu material dalam hal ini adalah agregat yang digunakanbukan agregat untuk beton ringan yang umumnya merupakan hasil pembakaran shale, lempung, slates, residu slag, residu batu bara dan banyak lagi hasil pembakaran vulkanik, melainkan agregat untuk beton normal yaitu pasir sebagai agregat halus dan kerikil sebagai agregat kasar.

(13)

101

Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila mutu beton yang dihasilkan diawal komposisi tanpa campuran sudah baik, maka untuk penambahan komposisi campuran bahan organic dalam hal ini ampas tebu menunjukan hasil yang baik pula.Hal ini tentu saja menunjukkan hal yang positif bagi pemanfaatan limbah ampas tebu yang terbuang. Pemanfaatan limbah ampas tebu ini dalam campuran beton ringan merupakan salah satu alternative pemanfaatan limbah yang selama ini banyak terbuang serta dapat meningkatkan efisiensi penghematan semen yang semakin lama harganya semakin tinggi. Dan ini juga dapat menghasilkan beton yang lebih ramah lingkungan (Eco Beton). Namun yang perlu diperhatikan adalah penambahan campuran bahan tersebut tidak boleh lebih dari 2,5 % pengurangannya dari volume semen. Hal ini dikarenakan semakin bertambahnya komposisi campuran ampas tebu akan membuat kuat tekan beton semakin berkurang.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian dan analisa data kuat tekan beton dengan beberapa variasi komposisi ampas tebu maka dapat diambil beberapa kesimpulanyaitu :

1. Kua ttekan rata-rata pada betont tanpa campuran didapat adalah 25,09 MPa jauh lebih besar dari yang direncanakan yaitu 17,5 MPa. Hal ini menunjukkan bahwa beton menunjukan mutu yang sangat baik.

2. Kuat tekan terbesar di dapat pada komposisi campuran 1,25 % ampas tebu yaitu sebesar 21,97 MPa. Walaupun nilai ini lebih kecil dari kuat tekan beton tanpa tambahan ampas tebu, namun masih memenuhi nilai kuat tekan beton rencana yaitu sebesar 17,5 MPa.

3. Berdasarkan hasil uji kuat tekan beton rata-rata, komposisi yang masih memenuhi persyaratan untuk kuat tekan beton rencana adalah pada komposisi campuran 1,25% AT dan 2,5% AT.

4. Penggunaan bahan ampas tebu ini memberikan pengaruh terhadap kuat tekan beton, dimana mempunyai kecenderungan semakin besar komposisi ampas tebu yang diberikan semakin kecil kuat tekan yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum, 1979.Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 1991. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal

(SK SNI T-15-1990-03), Yayasan LPMB, Bandung.

Dipohusodo, I., 1996.Struktur Beton Bertulang, PT. Gramedia, Jakarta.

Ghozi, M., 2001. Pemanfaatan Abu Ampas Tebu Untuk Campuran Semen Pada Beton, Tesis, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya

Lacey, J., 1980. The Microbiology of The Bagasse of Sugar Cane - Proc. of XVII Congress of ISSCT.

Mulyono, T., 2004.Teknologi Beton, CV. Andi Offset, Yogyakarta.

Nawi. G.E., 1998. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, PT. Refika Aditama, Bandung. Penebar Swadaya, 2000. Pembudidayaan Tebu di Lahan Sawah dan Tegalan, Penebar

Swadaya, Jakarta.

Timang, D.W dan Suseno, R.,2002. Penggunaan Abu Ampas Tebu Untuk Pembuatan Beton Dengan Analisa Faktorial Desain, Skripsi, Universitas Kristen Petra, Jakarta.

Gambar

Gambar 1. AmpasTebu yang sudah dihaluskan
Gambar 4. Hasil Plotting Analisis Saringan Agregat Halus
Tabel 2. Proporsi Campuran Beton
Tabel 5 Pengujian Kuat Tekan Beton + 2,5 % Ampas Tebu
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian dengan beton normal kuat tekan yang dihasilkan 24,94 MPa, menggunakan zat aditif Bioconc 20% kuat tekan yang dihasilkan 24,63 MPa, dengan menggunakan

Penambahan pecahan bata ringan sebagai pengganti sebagian agregat halus dari variasi 0% sampai 20% memberi pengaruh terhadap kuat tekan beton. Hasil kuat tekan

Dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan serat kawat galvanis ke dalam adukan beton ringan hanya sedikit meningkatkan kuat tekan beton ringan namun meningkatkan

Dari Tabel 5 dan Gambar 2 menunjukan nilai kuat tekan beton mutu tinggi pada umur 28 hari memiliki kuat tekan rata-rata benda uji beton tanpa penggunaan serat

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kuat tekan beton dengan penambahan bahan tambahan (additive) Additon H.E adalah bahwa setelah dilaksanakan test kuat tekan kubus beton

Hasil pengujian kuat tekan beton ringan dapat dilihat pada grafik rekapitulasi rata-rata kuat tekan beton ringan dibawah ini 9,072 8,027 7,291 7,067 9,072 8,326 8,121 7,589 0 1 2

Data hasil pengujian tersebut nantinya dapat diambil kesimpulan seberapa besar pengaruh penambahan styrofoam dan serat bendrat pada beton ringan terhadap kuat tekan dan kuat

Hasil pengujian kuat tekan beton dengan campuran normal dan variasi penambahan limbah terak baja pada umur 28 hari, memiliki rata-rata hasil kuat tekan yang berbeda.. Nilai kuat tekan