• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Perkembangan Keperawatan Jiwa FI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Perkembangan Keperawatan Jiwa FI (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KEPERAWATAN JIWA

SEJARAH KEPERAWATAN JIWA DI DUNIA DAN DI INDONESIA

Disusun oleh : KELOMPOK 5 (A12.1)

1. Sri Wahyuni Tyas P. (22020112110019) 2. Faisal Fahrur Arifin (22020112110088) 3. Agnes Yovita P. R. (22020112130040)

4. Ismi Rofiqoh (22020112140097)

5. Nurbaiti (22020112140102)

6. Talitha Rahma Jodi (22020112140104) 7. Sicilia Septiana A. (22020112130056) 8. Hening Sri Wulandari (22020112130058)

9. Amanat Buya A. (22020112140095)

10. Taskiyatun Nafsi S. (22020112110096)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

(2)

Perkembangan Keperawatan Jiwa

A. Perkembangan Keperawatan Di Dunia Masa peradaban

Pada masa peradaban telah terdapat tanda-tanda yang menunjukan bahwa manusia sudah mengenal dan berusaha mengobati gangguan jiwa. hal ini dibuktikan dengan ditemukannya berbagai tengkorak yang di lubangi di Negara Peru. Diperkirakan tengkorak tersebut adalah tengkorak seorang penderita penyakit ayan atau seseorang yang menunjukan perilaku kekerasan, tindakan tersebut diharapkan dapat mengeluarkan roh jahat yang merasuki tubuh penderita. Pada masa peradaban kepercayaan bahwa gangguan jiwa itu timbul karena masuknya roh nenek moyang ke dalam tubuh seseorang lalu menguasainya, merupakan sesuatu hal yang universal. Usaha pengobatan untuk mengusir roh-roh yang menjadi penyebab gangguan dipengaruhi oleh sistem magic-keagamaan ini dapat dipandang sebagai usaha untuk memakai pemikiran rasional. Pada zaman modern ini juga masih ditemukan banyak cara pengobatan pada penderita gangguan jiwa ataupun fisik dengan tujuan mengeluarkan roh penyebab gangguan jiwa.

Di Mesir kira-kira pada tahun 1500 sebelum Masehi ditemukan tulisan tentang orang yang mengalami gangguan jiwa, sebagai berikut:”… hati menjadi berat dan tidak dapat mengingat lagi hari kemarin”. Dalam tahun-tahun berikutnya di sana didirikan beberapa kuil yang terkenal dengan nama “Kuil Saturn”. Untuk merawat orang dengan gangguan jiwa.

Di Yunani, Hippocrates (460-357 SM), yang sekarang dianggap sebagai bapak Ilmu Kedokteran membantah anggapan bahwa penyakit ayan disebabkan oleh roh atau mahluk halus, tetapi karena adanya gangguan pada otak. Hippocrates juga menerangkan perubahan perilaku pada gangguan mental disebabkan oleh perubahan hormone dan cairan tubuh yang dapat menghasilkan panas,kering dan kelembaban. Pernyataan tersebut didukung oleh seorang dokter Yunani yang bernama Galen yang menyatakan bahwa emosi atau kerusakan mental ada hubungannya dengan gangguan pada otak. Orang Yunani menggunakan kuil-kuil sebagai tempat perawatan sedangkan untuk terapi pengobatan pasien dengan gangguan jiwa digunakan hawa segar, air murni, sinar matahari dan music. Sebagai kegiatan alternative penyembuhan klien disuruh bersepeda, jalan-jalan dan mendengarkan suara air terjun. Pada zaman Romawi juga dilakukan “pengeluaran darah” dan mandi air belerang.

(3)

Di negara Arab, dipakai cara-cara yang lebih berperikemanusiaan. Terpengaruh oleh cara Yunani sebelumnya, mereka memakai tempat pemandian, gizi yang baik, obat-obatan, wangi-wangian, music yang lembut dan aktivitas rekreasi.

Di Eropa antara abad ke-17 samapai abad ke-18 didirikan rumah perawatan untuk penderita gangguan jiwa yang dinamakan rumah amal (almshouse), rumah kontrak (contract house) atau suaka duniawi (secular asylum). Tempat-tempat ini selain dipakai sebagai penampungan penderita gangguan jiwa juga sebagai tempat pembuangan penjahat. Cara pengobatan yang digunakan pada masa itu dengan pengeluaran darah, penderita dipakaikan pakaian gila dan dicambuk.

Masa Pertengahan

Di Perancis pada akhir revolusi abad ke – 18 terjadi perubahan pada tempat penampungan penderita gangguan jiwa. Ph illipe Pinel (1745-1826), seorang dokter Perancis membuka sebuah rumah sakit untuk seorang penderita jiwa atau mental di kota La Bicetre, Paris. Pinel memulai dengan tindakan kemanusiaan dan advokasi melalui observasi perilaku, riwayat perkembangan dan menggunakan komunikasi dengan penderita. Weyer, seorang psikiatrik Jerman menjelaskan kesehatan psikiatrik melalui kategori diagnostik.

Abad 18 dan 19

Benjamin Rush (1745-1813) yang sering disebut sebagai bapak Ilmu Psikiatrik Amerika memperkenalkan cara pengobatan baru berdasarkanperlakuan secara moral (moral treatment) di Rumah Sakit Pennsylvania. Pada tahun 1843 Thomas Kikbridge, memberikan pelatihan di Rumah Sakit tersebut untuk membantu merawat pasien gangguan jiwa.

Pada tahun 1882 didirikan pendidikan keperawatan jiwa pertama di Mc Lean Hospital, Belmont, Massachusetts. Dan pada tahun 2890 siswa perawat menjadi staf keperawatan di rumah sakit jiwa. Perawat diharapkan mengembangkan ketrampilan dalam memberikan pengobatan melalui asuhan keperawatan. Pada abad ke – 19 ini juga sudah dilakukan penyelidikan tentang penyebab gangguan jiwa dan jernis gangguan jiwa mulai diselidiki secara ilmiah. Martin Charot (1925-1893) menjelaskan histeris dan mendemonstrasikan penyembuhan gangguan jiwa dengan hipnosa.

Abad 20

Pada periode abad 20, Clifford Beers pada tahun 1908 menerbitkan buku berjudul A mind that Fund itself (jiwa yang menemukan dirinya sendiri). Beers menulis bukunya berdasarkan pengalaman dan observasi selama 3 tahun sebagai pasien di rumah sakit jiwa. Hal tersebut merupakan awal gerakan kesehatan jiwa. Pada tahun 1855 – 1926 muncullah beberapa pelopor psikiatri modern antara lain:

(4)

2. Adolf meyer : Menjelaskan tentang teori psikobiologi, gangguan jiwa dianggap sebagai reaksi

3. Eugen Bleuler : Menjelaskan tentang studi tentang skizofrenia

4. Karen Homey : Menjelaskan tentang pandangan holistic terhadap manusia, yaitu kesatuan yang berada di dalam lingkungan dengan interaksi yang terus menerus

Semula ilmu kedokteran yang menangani hal-hal somatic (badaniah), mental dan social berkembang menjadi ilmu kedokteran somatic, ilmu jiwa dan ilmu kemasyarakatan.

Pada tahun 1915 Linda Richards lulusan perawat pertama di AS dan sering disebut sebagai perawat psikiatrik pertama di Amerika Serikat, menganjurkan pelayanan yang sama terhadap pasien penyakit fisik. Dia menerangkan bahwa asuhan pada pasien penyakit jiwa memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi. Pengalaman praktik di rumah sakit jiwa memberikan kesempatan bagi siswa perawat untuk mempunyai kemampuan tersebut.

Tampak banyak kemajuan di National Committee dan ANA (American Nurse’s Association) yang mempromosikan pendidikan kepada pasien dengan menerbitkan journal. Buku-buku tentang keperawatan jiwa mulai diterbitkan dan dewan National League for Nursing mendiskusikan pendidikan diploma keperawatan psikiatrik (1915-1935). Adapun tujuan pendidikan adalah :

1. Mengajarkan kepada siswa tentang hubungan antara penyakit jiwa dan penyakit mental serta penerapannya dalam keperawatan kesehatan jiwa.

2. Mengajarkan kepada siswa tentang penyebab gangguan atau penyakit jiwa dan metode perawatan modern.

3. Mengajarkan kepada siswa perawat bagaimana mengkaji perilaku pasien sakit jiwa sehingga dapat mengetahui gejala-gejala awal.

4. Mengajarkan siswa perawat tentang pengaruh lingkungan dan gangguan mental.

5. Mengajarkan siswa perawat agar dapat diandalkan dan mudah beradaptasi pada saat memberikan perawatan.

(5)

Pada tahun 1939 hampir semua sekolah perawatan memberikan pembelajaran keperawatan psikiatri untuk siswanya, tetapi belum dapat diakui sampai dengan tahun 1955. Pada tahun 1963 Gerakan Kesehatan Mental Masyarakat mendirikan pusat kesehatan masyarakat yang melayani:

1. Perawatan gawat darurat psikiatri 2. Hospitalisasi

3. Bagian hospitalisasi seperti pusat perawatan sehari-hari dan kelompok teraupetik 4. Post perawatan, termasuk pusat konseling

Diijinkannya pasien untuk hidup di masyarakat dianggap sebagai tindakan yang positif, namun begitu banyak juga ditemukan pasien yang tidak mempunyai tempat tinggal. Gerakan Kesehatan Mental Masyarakat mempunyai peranan penting dalam pelayanan kesehatan mental.

Pada tahun 2000, keperawatan jiwa mulai menjadi bagian klinik khusus. Perawat berperan sebagai manajer dan coordinator kegiatan dengan melaksanakan perawatan teraupetik sesuai dengan model dasar medis. Dengan studi lanjutan dan pengalaman praktik klinik di bidang keperawatan psikiatrik, para ahli spesialis dan praktisi, perawat mendapat pengetahuan yang banyak dalam perawatan dan pencegahan gangguan psikiatrik.

B. Perkembangan Keperawatan Jiwa di Indonesia

Di Indonesia sejak dahulu telah mengenal gangguan jiwa yang diceritakan oleh tokoh Srikandi Edan, Gatutkaca Gandrung dan perilaku Lesmono yang seperti perempuan dalam cerita Mahabarata dan Ramayana. Penanganan terhadap penderita gangguan jiwa pada zaman dahulu masih belum jelas diketahui. Bila penderita dianggap membahayakan orang lain dan lingkungan, maka penderita akan dibuang ke hutan, dipasung, diikat atau dirantai. Namun, jika penderita dianggap tidak membahayakan ia akan dibiarkan berkeliaran dan menjadi tontonan. Tindakan ini seperti warisan nenek moyang yang turun temurun.

Sebelum didirikannya Rumah Sakit Jiwa, pada zaman Kolonial para penderita gangguan jiwa ditampung di Rumah Sakit sipil atau Rumah Sakit militer yang berada di Jakarta, Surabaya dan Semarang. Namun lama kelamaan Rumah Sakit tersebut tidak cukup untuk menampung penderita. Sehingga pada tahun 1862 diadakan sensus penderita jiwa di Pulau Jawa dan Madura oleh pemerintah Hindai Belanda.

(6)

sayangnya Rumah Sakit Jiwa Sabang hancur karena pengeboman sekutu pada perang dunia kedua. Cara pengobatan yang dulu sering digunakan adalah suntikan obat penenang, terapi mandi, pasien dijemur dipanas matahari dan isolasi dan penjagaan (Custodial Care). Namun sejak tahun 1910 penjagaan yang diberikan tidak terlalu ketat. Dan pada tahun 1930 telah diterapkan terapi kerja seperti menggarap tanah, membersihkan alat makan dan membersihkan lantai.

Awal perkembangan keperawatan jiwa adalah setelah kemerdekaan. Pada tahun 1947 dibentuk jawatan Urusan Penyakit jiwa, yang pada tahun 1966 diganti nama menjadi Direktorat Kesehatan Jiwa yang dipimpin oleh seorang Direktur Kesehatan Jiwa, yang pertama kali pada saat itu adalah Marzuki Mahdi.

Perkembangan sejarah kesehatan jiwa yang lain setelah kemerdekaan antara lain, yaitu : 1. Ditetapkannya undang-undang kesehatan jiwa nomor 3 tahun 1966.

2. Berdiri Badan Koordinasi Rehabilitasi Penderita Penyakit Jiwa atau yang sering disebut dengan BKR-PPJ.

3. Tahun 1971, pembinaan suatu sistem pelaporan yang diolah dengan menggunakan Komputer.

4. Pada tahun 1973, PPDGJ di Indonesia pertama kali.

5. Integrasi kesehatan jiwa dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas.

Mulai didirikannya Sanatorium-sanatorium jiwa diberbagai tempat, seperti Rumah Sakit “St Carolus di Jakarta dan Rumah Sakit Gunung mUria di MInahasa. Dan didirikan Pusat Kesehatan jiwa masyarakat di Jakarta dan Surabaya.

Mulai tahun 2000 keperawatan jiwa di Indonesia mulai bergerak majul ditandai dengan penanganan perawatan mandiri pada keperawatan jiwa, dengan ditetapkannya standar penanganan pada pasien gangguan jiwa dengan 4 masalah besar yang ditemukan. Tahun 2002 diperkenalkan bangsal perawatan percontohan pada pasien jiwa atau dikenal dengan Model Pelayanan Keperawatan Profesional Pemula (MPKPP), yang membuat penanganan dan perawatan pasien lebih terstruktur dan tingkat kesembuhan meningkat.

(7)

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA DILUAR NEGERI

Tahun Peristiwa

Sebelum tahun 1860

Perawatan klien gangguan jiwa dengan “custo dial care” (bersifat tertutup dan isolatif)

Tahun 1873 Linda Richards mengembangkan perawatan mental di rumah sakit jiwa dan mengorganisasi pelayanan dan pendidikan keperawatan jiwa di rumah sakit

Tahun 1883 Sekolah perawat pertama didirikan di Mclean Hospital yang berorientasi pada fisik dan mental

Tahun 1913 Johns Hopkins mendirikan sekolah perawat dan memasukkan keperawatan psikiatri dalam kurikulum. Berbagai hal

berkembang dalam perawatan psikiatri seperti: Terapi somatik, electroconvuilsive therapy. Setelah perang dunia II terjadi perubahan dalam perawatan psikiatri: berbagai masalah dalam pelayanan psikiatri dan meningkatnya program

pengobatan, materi perawatan psikiatri merupakan bagian integral dari kurikulum perawatan

Tahun 1950 Peran perawat psikiatri mulai berkembang

Tahun 1951 Mellow mengembangkan hubungan perawat klien merupakan proses teraupetik.

Tahun 1952 Peplau mengembangkan hubungan interpersonal dalam keperawatan

Tahun 1960 Fokus perawatan psikiatri yaitu prevensi primer, implementasi perawatan dan konsultasi dalam komunitas

(8)

DAFTAR PUSTAKA

1. Suliswati,dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC 2. Riyadi, Sujono dan Teguh Purwanto. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa Ed 1.

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan setelah melaksanakan praktek kerja klinik di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta selama 3 minggu, mahasiswa mempunyai pengalaman dan dapat meningkatkan pengetahuan

Saat memberikan pelayanan di rumah sakit (bila ada pasien dikunjungi atau didampingi keluarga), puskesmas atau kunjungan rumah, maka perawat menemui keluarga

Direktur Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur, Kepala Bagian Prodi Keperawatan Rumah Sakit Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur atas ijin yang diberikan kepada

Dengan didirikannya sekolah perawat tersebut telah diletakkan dasar baru tentang perawat terdidik dan dimulailah masa baru dalam dunia perawatan orang sakit.. Kini sekolah

Bentuk unit pelayanan institusional adalah pelayanan kesehatan jiwa komunitas berbasis Rumah Sakit dan unit pelayanan kesehatan jiwa komunitas

Bentuk unit pelayanan institusional adalah pelayanan kesehatan jiwa komunitas berbasis Rumah Sakit dan unit pelayanan kesehatan jiwa komunitas

Bentuk unit pelayanan institusional adalah pelayanan kesehatan jiwa komunitas berbasis Rumah Sakit dan unit pelayanan kesehatan jiwa komunitas

Reilly dan Oermann (2002), menyatakan bahwa pengalaman pembelajaran klinik (rumah sakit dan komunitas) merupakan bagian penting dalam proses pendidikan mahasiswa keperawatan,