• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah-langkah Penelitian. B. Metode Penelitian Tahap I - Pengembangan Media Pembelajaran Materi Sistem Gerak Pada Manusia Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Darul Amin Palangka Raya - Digital Library IAIN Pa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah-langkah Penelitian. B. Metode Penelitian Tahap I - Pengembangan Media Pembelajaran Materi Sistem Gerak Pada Manusia Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Darul Amin Palangka Raya - Digital Library IAIN Pa"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Langkah-langkah Penelitian.

B. Metode Penelitian Tahap I

Penelitian ini mengacu pada pengembangan media penelitian model ADDIE merupakan model pembelajaran yang bersifat umum dan sesuai digunakan untuk penelitian pengembangan media pembelajaran muncul pada tahun 1990 yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. yang meliputi 5 tahap yaitu: Analysis (Analisis), desain (Perencanaan), Development (Produksi), Implementation (Implementasi), evaluation (epaluasi).36

Dalam pengembangan produk menghasilkan media pembelajaran yang terbuat dari Macromedia Flash 8. Media berbasis animasi computer ini merupakan pemanfaatan computer untuk menghasilkan suatu gambar bergerak yang terdiri lebih dari satu frame menjadi satu kesatuan link dan tool yang tetap sehingga memungkinkan pemakaian media dapat melakukan navigasi yang memandu pemakaian menjelajahi informasi yang saling terhubung satu sama lain.

a. Analysis (analisis)

Analisis terhadap kebutuhan siswa terhadap bahan ajaran berbasis animasi computer sebagai salah satu media pembelajaran biologi.

36

(2)

Analisis dalam penelitian ini digunakan sebagai dasar penentu media-media pembelajaran biologi berbasis computer dalam memehami konsep sistem gerak pada manusia. Analisis kebutuhan terhadap media pembelajaran berbasis animasi computer dirasa sangat epektif untuk menambah minal belajar dan motivasi siswa.

Analisis kurikulum digunakan sebagai dasar dalam pengembangan media pembelajaran dalam pengembangan media pembelajaran diharapkan mampu membantu guru dalam penyampaikan materi sistem gerak pada manusia dan dapat membantu siswa belajar mandiri dengan media.

b. Desain (Perencanaan)

Hasil analisis digunakan sebagai acuan dalam menyusun suatu kerangka program media pembelajaran antara lain:

1) Menganalisis materi

Menganalisis materi yang akan ditampilkan bagian materi merupakan kegiatan yang memuat tentang pokok pembahasan sistem gerak pada manusia. Lihat tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1

Pokok Pembahasan Materi Sistem Gerak Pada Manusia

No Materi No Pokok pembahasan

1 Materi Sistem Gerak Pada Manusia

1 Sistem Rangka Tubuh Manusia 2 Pembahasan Sistem Otot 3 Pembahasan Sistem Persendian

(3)

2) Menetukan sistem animasi

Animasi yang akan digunakan bagian simulasi memuat contoh-contoh simulasi biologi yang diilustrasikan dalam bentuk animasi sesuai dalam bahasan yang dibuat dalam materi sistem gerak pada manusia. Lihat tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2

Animsis Sistem Gerak Pada Manusia

No Animasi No Pokok pembahasan

1 Materi Sistem Gerak Pada Manusia

1 Animasi Sistem Rangka Tubuh Manusia 2 Animasi Sistem Otot

3 Animasi Sistem Persendian

4 Animasi Gangguan dan penyakit pada sistem gerak pada manusia

(Sumber: lampiran 1.17 hal 177 )

3) Menentukan evaluasi soal latihan pada media pembelajaran

Latihan soal evaluasi untuk melatih siswa dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan sistem gerak pada manusia dengan menggunakan media animasi sistem gerak pada manusia. Lihat tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3

Latihan Soal Animsis Sistem Gerak Pada Manusia

No Latihan soal No Pokok pembahasan Soal

1 Materi Sistem Gerak Pada Manusia

1 Animasi Sistem Rangka Tubuh

Manusia PG/ESY

2 Animasi Sistem Otot PG/ESY 3 Animasi Sistem Persendian PG/ESY

4

Animasi Gangguan dan

penyakit pada sistem gerak pada manusia

PG/ESY

(4)

c. Development (Produksi)

Proses pembuatan bahan ajaran biologi yang mengacu pada tahap desain. Artinya dalam mewujutkan desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran.(Lampiran: 1.17 hal 176-185).

d. Implementation (Implementasi)

Media pembelajaran yang telah selesai dibuat di ujikan kepada ahli perancang media dan ahli bidang pelajaran biologi pengujian dengan menggunakan angket.(Lampiran: 1.2 hal 135-143).

e. Evaluation (Evaluasi)

Proses akhir berdasarkan hasil angket tahap perbaikan yang dapat digunakan untuk salah satu media pembelajaran biologi. Dalam penelitian ini untuk mengetahui layak atau tidaknya penggunaan media secara luas yaitu dengan uji terbatas pada 21 siswa VIIIA MTs Darul Amin Palangka Raya sebagai responden.( Lampiran 1.2 hal 167-175).

1. Populasi dan sampel

a. Populasi

(5)

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti.37 Subjek adalah siswa yang merupakan sampel dalam penelitian ini tidak dapat dilakukan dengan mengelompokan subjek secara acak, karena di dalam situasi sekolah, jadwal pelajaran tidak dapat diganggu gugat, kelas telah diorganisasikan sesuai ketentuan yang berlaku disekolah.

Peneliti menggunakan kelas seperti apa adanya.38 Penelitian mengambil satu kelas yaitu kelas dari keseluruhan kelas yang dijadikan populasi penelitian. Dengan asumsi kemampuan semua populasi adalah homogen. Kelas yang terpilih sebagai sampel adalah kelas VIIIA untuk dijadikan objek pengembangan media pembelajaran.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Data kualitatif dan kuantitatif berupa komentar dan saran perbaikan produk dari ahli media dan ahli materi. Sedangkan dari siswa (user) berupa data kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket (kuisioner). Angket dalam bentuk kuesioner adalah kumpulan dari pernyataan yang diajukan secara tertulis yang digunakan

37

Prasetiyo Bambang, Metode Penelitian Kuantitatif, Teori dan Aplikasi,

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, h. 119. 38

Donal Ary, pengantar Penelitian dalam pendidikan, Yogyakarta: Pustaka

(6)

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti tentang pribadianya atau hal yang diketahui.39

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian pengembangan ini adalah berupa angket, yaitu sebuah daftar pernyatan yang harus ditanggapi oleh responden yang memilih aternatif jawaban yang ada. Sebelum menyusun angket terlebih dahulu meyusun konsep alat ukur berupa kisi-kisi angket yang akan diisi oleh siswa.

4. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh, selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Penelitian ini menitikberatkan pada pengembangan media pembelajaran biologi berbasis computer, sehingga data dianalisiskan dengan sistem deskriptif persentase. Untuk menganalisis data hasil angket dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat hasil angket sesuai dengan indicator yang akan diukur dengan memberikan skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Membuat tabulasi data.

c. Menghitung persentase dari tiap-tiap subvariabel dengan rumus: %

100 )

( x

N s PS

P(s) = presentasi subvariael S = jumlah skor tiap variabel N = jumlah skor maksimal

d. Dari persentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam tabel supaya pembacaan hasil penelitian menjadi mudah.

39

(7)

Untuk menentukan criteria kualitatif dilakaukan dengan cara: 1. Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum) = 100% 2. Menentukan persentase skor terendah (skor minimum) = 0% 3. Menetukan range = 100-0 = 100

4. Menetukan interval yang dikehendaki = 4 ( baik, cukup, kurang, dan tidak baik

5. Menetukan lebar interval ( 100/4 = 25 ).

Berdasarkan perhitungan di atas, maka range persentase dapat ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 3.4

Range Prosentase dan Kriteria Kualitatif Progeram

No Reentang Skor Kriteria

1 76% ≤ skor ≤ 100% Baik

2 51% ≤ skor ≤ 75 % Cukup baik

3 26% ≤ skor ≤ 50 % Kurang baik

4 0% ≤ skor ≤ 25 % Tidak baik

C. Metode Penelitian Tahap II

Penelitian dilaksanakan disekolah Madrasah Tsanawiyah Darul Amin Palangka Raya. Kelas VIII semester Ganjil tahun ajaran 2012/2013 yang terletak di Jl. G Obos IX. Komplek Islamic Centre Palangka raya. sedangkan waktu penelitian yaitu: Tgl. 31 Oktober – 31 Desember 2013.

1. Model Rancangan Penelitian untuk Menguji Produk yang Telah

Dirancang

a. Pendekatan penelitian

(8)

menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Dengan pula pemahaman tentang kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain.40

b. Desain penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode pre-eksperimen design dengan desain penelitian bentuk one group pretest-postest design. Design penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut. O1 x O2

O1 = nilai pretest

O2 = nilai postest41

Penelitian ini juga bisa digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.5

Desain penelitian one group pretes-postest. Pretest Variabel bebas

(perlakuan)

Postest

Y1 X Y2

Keterangan:

Y1: tes awal (pretes) untuk kelas VIIIA

Y2: tes akhir (postes) untuk kelas VIIIA

X : perlakuan pembelajaran dengan pengembangan media pembelajaran/menggunakan media pembelajaran.42

40

Suharsimi Arikunto,. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta:Rineka Cipta, 2006, h.12. 41

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta:2009, h. 75

42

Nana Sujana, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar baru

(9)

2. Populasi dan sampel penelitian.

c. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik MTs Darul Amin Palangka Raya. (Lihat pada table 3.6)

Tabel 3.6

Sumber data populasi penelitian menurut kelas dan jenis kelamin

Kelas Jumlah Siswa Jumlah siswa

Per kelas

Laki-laki Perempuan

VIIIA VIIIB VIIIC

8 Siswa 10 Siswa 13Siswa

13 Siswa 12 Siswa 10 Siswa

21 Siswa 22 Siswa 22 Siswa Total Jumlah siswa 68 Siswa

(Sumber: Guru Biologi Madrasah Tsanawiyah Darul Amin tahun ajaran

2012/2013)43

d. Sampel

Sampel data yang terpilih untuk dijadikan kelas pengembangan media pembelajaran adalah kelas VIIIA. ( Lihat pada table 3.7 )

Tabel 3.7

Jumlah sampel kelas eksperimen

Menurut kelas dan jenis kelamin tahun 2013/2014.

Kelas Sampel Jumlah

siswa kelas Laki-laki perempuan

VIIIA 8 siswa 13 siswi 21

(Sumber: Guru Biologi Madrasah Tsanawiyah Darul Amin tahun ajaran 2012/2013

43

Hasil wawancara dengan guru Biologi yaitu Sulis pada hari selasa

(10)

3. Teknik Pengumpulan data

a. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitiaan, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tampa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitiaan tidak akan mendapat data yang memenuhi standar data yang ditetapkan44 Data pada penelitian ini diperoleh dengan cara tes dan dokumentasi (a) data hasil belajar kognitif diperoleh dengan pretest dan postest kepada siswa, (b) data hasil belajar diperoleh dengan lembar soal. Penjelasan dari metode pengumpulan data di atas sebagai berikut:

b. Metode tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.45

Metode tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah melakukan proses pembelajaran tentang konsep sistem gerak pada manusia. Tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda yang harus diselesaikan siswa pada waktu yang telah ditentukan. Dari metode tes ini akan diperoleh data hasil belajar siswa kelas VIII pada materi sistem gerak pada manusia.

44

Achmad Binadja, Keberkesanan Pembelajaran Kimia Materi Ikatan Kimia

Bervisi SETS Pada Hasil Belajar Siswa, Jurusan Kimia UNNES, 2008, h. 258.

45

(11)

c. wawancara (interview)

Wawancara atau koesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer).46

Wawancara pada penelitian ini peneliti gunakan pada saat observasi awal yang bertujuan untuk mengetahui pola pembelajaran yang terjadi di Madrasah Tsanawiyah Darul Amin Palangkaraya. Objek yang diwawancarai disini adalah guru IPA , mata pelajaran biologi.

d. Metode Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis.47 Metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan penelitian ini, yaitu berupa foto-foto penelitian, dan kondisi sekolah.

4. Teknik Pengabsahan Data

a. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Lembar Pengamatan Media Animasi

Lembar pengamatan berbasis penilaian dan masukan para pakar yang memiliki pemahaman terkait media animasi yang dikembangkan peneliti. Pengamatan dilakukan saat dipertemuan untuk merevisi media animasi yang sedang dikembangkan peneliti.

46Ibid, h. 155

47

(12)

2) Tes Hasil Belajar Siswa VIIIA

Tes hasil belajar (THB) digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi Sistem gerak pada manusia setelah diajarkan dengan menggunakan media animasi. Instrumen tes berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal.

3) Angket Respon Siswa Kelas VIIIA

Aket respon siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan software macromedia flash/media pembelajaran dengan menggunakan perangkat keras hardware. Untuk mengetahui respon media pembelajaran digunakan berupa angket.

b. Ujicoba Instrumen

Uji coba instrumen dilaksanakan untuk mengetahui apakah instrumen yang diberikan cukup memenuhi syarat, maka instrumen yang di ujicoba adalah berupa tes hasil belajar siswa di uji dengan uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran dan uji daya beda. Uji coba dilakukan pada kelas VIIIA

1) Validitas Tes (Test Validity)

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalian atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu tes yang valid atau shaih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.48

48

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek

(13)

didik

Pengujian validitas dilakukan menggunakan rumus Korelasi Poin Biserial. Yaitu sebagai berikut:

q

 : Koefisien korelasi biseral

P

M : Rerata skor dari subyek dari peserta tes yang memiliki jawaban benar

t

M : Rerata skor total

t

S : Standar deviasi skor total

p : Proporsi peserta didik yang menjawab benar /

q : Proporsi peserta didik yang menjawab salah (q1p) Kriteria koefisien korelasi (r) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Koefisien Korelasi Poin Biserial

Angka Korelasi Makna

0,00-0,19 Sangat rendah

0,20-0,39 Rendah

0,40-0,59 Sedang

0,60-0,79 Kuat

0,80-1,00 Sangat kuat.

Validitas instrumen yang baik dan dapat digunakan dalam penelitian adalah butir tes yang memiliki angka di atas 0,30.49

Berdasarkan hasil uji coba instrumen, dari 60 butir soal diperoleh 38 butir soal yang valid dan 22 butir soal yang tidak valid. Hasil tersebut secara ringkas dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut:

49

Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi

(14)

Tabel 3.9

Hasil Analisis Data Validitas Butir Soal

No Kreteria Nomor Soal Jumlah Soal

(Sumber: lempira 3.1 hal 202-207).

2) Reliabilitas Tes (Test Reliability)

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.50 Suatu ukur memiliki reabilitas yang baik bila alat ukur itu memiliki konsitensi yang handal. Untuk menentukan reliabilitas soal uraian, penulis menggunakan rumus Reliabilitas tes adalah derajat yang menunjukkan konsistensi atau keadaan hasil sebuah tes dari waktu ke waktu. Perhitungan mencari reliabilitas menggunakan rumus K-R21 yaitu,

r

11 =

r 11 = Koefisien reliabilitas tes n = Banyaknya butir item 1 = Bilangan konstan

Mt = Mean total (rata-rata hitung dari skor total) St2 = Varians

Untuk rumus varians adalah:

50

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek

(15)

Vt

=

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi (r) dapat di konsultasikan dengan katagori sebagai berikut:

TABEL 3.10

Indeks Reliabilitas Diklasifikasikan Reliabilitas Kriteria 0,800 - 1,000 Sangat Tinggi 0,600 - 0,799 Tinggi 0,400 - 0,599 Cukup tinggi. 0,200 - 0,399 Rendah 0,000 - 0,199 Sangat Rendah52

Sebagaimana yang dikatakan oleh Remmest et.al., bahwa koefisien reliabilitas 0,5 dapat dipakai untuk tujuan penelitian.53 Berdasarkan analisis, dari 60 soal diperoleh nilai reliabilitasnya yaitu 0,837 (Sumber: lampiran 9.1 hal 215-216).

Sehingga dapat dinyatakan reliabel dengan interprestasi sangat tinggi yaitu berada antara 0,837 sampai 1,000. Sedangkan soal yang digunakan dalam penelitian yaitu 30 soal dengan nilai reliabilitasnya yaitu 0,940 sehingga dinyatakan reliabel dengan interprestasi sangat tinggi karena berada antara 0,810 sampai 1,000. (Sumber: lampiran 9.1 hal 217-218).

52

Riduan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung: Alfabeta, 2004, h. 138.

53

Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil

(16)

3) Taraf Kesukaran ( Difficulty Index)

Yang dimaksud dengan taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring benyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Taraf kesukaran dinyatakan dengan P dan dicari dengan rumus :

JS B

P 54

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya seluruh peserta didik yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:

- Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar - Soal dengan P 0,30 sampai 0,7 adalah soal sedang - Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah.55

Berdasarkan hasil analisis butir soal didapatkan 60 soal kategori sukar, 11 soal kategori sedang 45 dan soal kategori mudah 4. Taraf kesukaran butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.6

54

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan, h. 208. 55

(17)

Tabel 3.11

Hasil Analisis Data Taraf Kesukaran Butir Soal

No Kreteria Nomor Soal Jumlah

Soal

(Sumber: lampiran 3.1 hal 206-208-209).

4) Daya Pembeda (Discriminating Power)

Daya pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan antara subyek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai.56 Rumus untuk menentukan daya pembeda (D) yaitu:

B

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar.

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar.

JA = banyaknya peserta pada kelompok atas

JB = banyaknya peserta pada kelompok bawah 57

Tabel 3.12

Indeks Daya Pembeda Diklasifikasikan

Klasifikasi Makna

D : 0,00-0,20 Jelek (Poor)

D : 0,20-0,40 Cukup (Satisfactory) D : 0,40-0,70 Baik (Good)

D : 0,70-1,00 Baik Sekali (Excellent).58

56

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, h. 231. 57

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Edisi Baru), Jakarta: Rineka

Cipta, 2000, h: 231-232. 58

(18)

Berdasarkan hasil analisis dari 60 butir soal yang diuji coba, daya beda diklasifikasikan dengan kategori jelek 28. cukup baik 11, baik 17 dan sangat baik 4. Daya pembeda butir soal pada soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut.

Tabel 3.13

Ringkasan Data Analisis Daya Beda Butir Soal

No Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal

1 Jelek

2,4,12,21,23,24,25,27,29,30,31,32,33, 35,36,38,39,42,43,45,46,47,51,53,54, 55,57,59.

28

2 Cukup baik

6,8,10,16,19,20,22,40,49,50,52

11

3 Baik 1,3,5,7,9,11,13,14,17,18,28,37,41,44,48,58,60, 17

4 Sangat baik

15,26,34,56

4

(Sumber: lampiran 3.1 hal 211-215).

Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda butir soal, dari 60 butir soal diperoleh 30 butir soal yang dapat dipakai. Hasil rekapitulasi tersebut secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut.

Tabel 3.14

Hasil Rekapitulasi Butir Soal Yang Dapat Dipakai

No Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal

1 Dipakai 1,3,5,6,7,8,9,10,11,13,14,15,16,17,18,19,20,22,26,28,34,37,40,41,44,50,52,56,58,60. 30

2 Gugur

2,4,12,21,23,24,25,27,29,30,31,32,33,35,3 6,38,39,42,43,45,46,47,48,49,51,53,54,55, 57,59.

30

(19)

5. Teknik analisis data a. Analisis data

Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh orang yang meneliti, tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu akan dialakukan uji prasyarat yaitu:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi-kuadrat sebagai berikut:59

k

i

h o

fh f f X

2 2

1

Di mana:

X2 = chi-kuadrat

fo = frekuensi yang diobservasi fh = frekuensi yang diharapkan

Kriteria pengujian adalah membandingkan nilai X2hitung dengan X2tabel pada signifikan 5 % dengan derajat kebebasan dk ( n- 1 ) yaitu :

- Jika x2hitung ≥ x2tabel, artinya distribusi data tidak normal

- Jika x2hitung ≤ x2tabel, artinya distribusi data berditribusi normal 60

Berdasarkan hasil analisis data dari 21 peserta didik kelas VIIIA dengan 30 soal yang diujikan pada saat pretes menunjukkan

59

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Edisi Baru), Jakarta: Rineka

Cipta, 2000, h. 407. 60

(20)

bahwa data berdistribusi normal dengan nilai Sig > 0,05, atau 0,724 > 0,05 dan nilai postes menunjukkan data berdistribusi normal dengan nilai Sig > 0,05, atau 0,727 > 0,05. (Sumber: lampiran 4.4 hal 224-228).

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, yaitu sebagai berikut:

b) Apabila Fhitung ≥ Ftabel, H0 ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen.

Berdasarkan hasil analisis data pretes dan postes kelas VIIIA, menunjukkan bahwa data pretes = 176,99 dk pembelang = n-1 (21) dan Postes = 63,22 = dk penyebut n-1 (21) F hitung = 2,79 sera Ftabel =(derajat kebebasan 5%). Maka: Ftabel = 2,07 menunjukkan bahwa data bersifat homogen dengan nilai kesimpulan F hitung ≤ Ftabel atau 2,79 ≤ 2,07 maka data pretes dan postes pada kelas

VIIIA adalah homogen (Sumber: lampiran 4.5 hal 228-231).

3) Uji Hipotesis

(21)

mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran Tes hasil belajar produk digunakan untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa, berupa nilai yang diperoleh dari pelaksanaan post-test. Sedangkan tes belajar proses digunakan untuk mengetahui tingkat pengusaan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengusaan siswa pada satu konsep. Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa. Rumus uji t yang digunakan yaitu sebagai berikut:61

M = nilai rata-rata hasil perkelompok N = banyaknya subjek

X = deviasi setiap nilai X2 dan X1 Y = deviasi setiap nilai Y2 dan Y1

Pengajuan hipotesis menggunakan t-test: Ho: =

Ha: ≠

Adapun kriteria pengujian untuk uji t ini adalah sebagai berikut: Kriteria pengujian:

Jika thitung > ttabel dengan signifikansi 0,05 maka Ha diterima

Jika thitung < ttabel dengan signifikansi 0,05 maka Ho diterima 62

61

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Edisi Baru), Jakarta: Rineka

Cipta, 2000, h: 507. 62

(22)

Gambar

Tabel 3.3
Tabel 3.7 Jumlah sampel kelas eksperimen
Tabel 3.8  Koefisien Korelasi Poin Biserial
Tabel 3.9 Hasil Analisis Data Validitas Butir Soal
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Oleh karena itu, pendidikan harus mempersiapkan para individu untuk siap hidup dalam sebuah dunia di mana masalah-masalah muncul jauh lebih cepat daripada

 An important element to the public key system is that the public and private keys are related in such a way that only the public key can be used to encrypt messages

Peneliti ingin meneliti keputusan hedging dari fenomena yang berkaitan tentang data acuan pokok untuk melakukan keputusan hedging dengan pengukuran melalui

85B. Entitas menyajikan pos-pos dalam laporan yang menyajikan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain yang merekonsiliasi subtotal yang disajikan berdasarkan paragraf 85

Adalah pendapat yang diberikan ketika audit telah dilaksanakan sesuai dengan Standar Auditing (SPAP), auditor tidak menemukan kesalahan material secara keseluruhan laporan

Dalam penelitian ini, hasil tersebut dapat diartikan bahwa jarak nilai manajemen laba akrualdengan pengukuran Modified Jones sesudah implementasi IFRS pada