• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN - 05 Pedoman Tesis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "I. PENDAHULUAN - 05 Pedoman Tesis"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

Dalam sistem pendidikan di Program Pascasarjana Unsoed, tesis merupakan sebagian dari persyaratan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar magister. Oleh karena itu tesis merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa menjelang akhir masa studinya.

Penulisan Buku Pedoman Tesis ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman bagi mahasiswa dan juga pembimbing dalam mengarahkan penulisan tesis pada Program Pascasarjana Unsoed. Namun demikian, karena sifat ilmu adalah fleksibel, buku pedoman ini bukan dimaksudkan untuk menyeragamkan secara kaku tentang format tesis yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa, karena setiap bidang ilmu memiliki kekhususan tersendiri yang lazim digunakan pada bidang tersebut.

Tesis adalah salah satu bentuk karya ilmiah yang disusun oleh mahasiswa S2 menjelang akhir masa studi. Penulisan tesis telah menjadi ciri pokok kegiatan perguruan tinggi, khususnya bagi mereka yang menempuh pendidikan program pascasarjana S2. Sebagai karya ilmiah, tesis telah diakui dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Melalui pembuatan tesis ini, kalangan akademik pada suatu perguruan tinggi dapat mengkomunikasikan informasi, gagasan , kajian dan atau hasil penelitian.

(2)

Dalam penulisan tesis perlu diperhatikan kode etiknya. Secara umum, ada dua hal yang terkait dengan etika dalam penulisan tesis. Pertama, terkait dengan dengan pengutipan dan perujukan, perijinan terhadap bahan yang digunakan, penyebutan sumber-sumber data yang digunakan. Kedua, terkait dengan kejujuran penulis dalam menampilkan data dan informasi yang ditulis dalam tesis.

(3)

II. USULAN PENELITIAN

Sebelum seorang peneliti melakukan penelitian, biasanya diwajibkan untuk menyusun proposal penelitian. Tujuan penyusunan proposal penelitian adalah untuk memberikan arah bagi pelaksanaan penelitian yang dilakukan. Sebagai suatu rencana penelitian, isi dari proposal penelitian secara umum terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah dan lingkup penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, hipotesis, metode dan bahan penelitian, dan daftar rujukan.

Penulisan proposal penelitian tidak menggunakan bab, melainkan menggunakan angka, maupun hurub abjad. Berikut ini disajikan uraian tentang isi proposal penelitian secara umum yang berlaku.

A. Judul

Judul penelitian sebaiknya ditulis secara singkat dan jelas sehingga menggambarkan penelitian yang akan diusulkan. Jumlah kata dalam setiap judul 5 - 20 kata.

B. Pendahuluan

Uraikan urgensi dan latar belakang penelitian.

C. Perumusan Masalah

Dalam merumuskan masalah dapat dikemukakan asumsi-asumsi dan lingkup batasan masalah. Rumusan masalah ditulis secara jelas dan bila perlu dalam bentuk kalimat tanya.

D. Tujuan

(4)

E. Kegunaan

Uraikan kegunaan penelitian baik secara teori maupun terapan, yang meliputi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, pemecahan masalah pembangunan atau pengembangan kelembagaan.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam bagian ini diuraikan dasar pemikiran (landasan teori) yang menjadi dasar untuk melakukan penelitian, yang diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan (buku teks, jurnal, majalah, dokumen, internet, dan sumber-sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah).

G. Metode

Uraikan metode penelitian secara rinci mulai dari pendekatan yang digunakan sampai dengan analisisnya. Pokok-pokok bahasan yang terkadung dalam metode penelitian paling tidak mencakup rancangan/metode penelitian, materi dan sasaran penelitian, sampel penelitian, lokasi penelitian, dan teknik analisis data. Namun demikian tidak menutup kemungkinan dalam bagian ini juga dicantumkan mengenai definisi konsep dan definisi operasional penelitian.

H. Daftar Pustaka

(5)

III. BAGIAN-BAGIAN TESIS

Tesis sebagai karya ilmiah secara umum dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.

A. Bagian awal tesis.

Bagian awal tesis terdiri atas:

1. Sampul

2. Halaman Judul

3. Halaman persetujuan/pengesahan 4. Halaman pernyataan keaslian tesis

5. Halaman peruntukan/persembahan (jika Ada) 6. Halaman motto (jika ada)

7. Abstraksi (jika diperlukan) 8. Ringkasan dan summary 9. Halaman prakata

10. Halaman daftar Isi

11. Halaman daftar tabel (jika ada) 12. Halaman daftar gambar (jika ada) 13. Halaman daftar singkatan (jika ada) 14. Halaman daftar simbol (jika ada) 15. Halaman daftar lampiran (jika ada)

B. Bagian Utama Tesis Bagian ini terdiri atas:

1. Pendahuluan terdiri atas:

- Latar belakang masalah

- Perumusan masalah

- Tujuan penelitian/tesis

- Manfaat penelitian

2. Tinjauan pustaka/ kerangka teori

3. Metode

4. Hasil dan pembahasan atau yang memuat isi pokok bahasan tesis

(6)

C. Bagian akhir tesis Bagian ini terdiri atas: 1. Daftar Pustaka 2. Lampiran

3. Riwayat Hidup Penulis

A. Isi Bagian Awal 1. Halaman Sampul

Halaman sampul terdiri atas dua bagian, yaitu halaman sampul luar (depan) dari karton (hard cover) dan sampul dalam dari kertas HVS putih.

Sampul luar tesis berwarna coklat muda. Pada halaman sampul luar tesis berisi: judul tesis, tulisan kata: “TESIS” (huruf kapital) lambang Unsoed, nama lengkap penulis (tanpa gelar), nomor induk mahasiswa, tulisan: “Program Pascasarjana Universitas Jenderal Soedirman, nama kota, dan tahun diajukan (huruf kapital).

Contoh sampul Luar lihat lampiran 1).

2. Halaman Judul

Halam judul tesis berisi hampir sama dengan sampul namun tidak ada lambang Unsoed, hanya ditambahkan dengan tulisan kalimat: “Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister pada Program Studi … ( isi sesuai dengan nama program studinya).

Contoh sampul depan lihat lampiran 2.

3. Halaman pengesahan/persetujuan

(7)

tim penguji, dan pengesahan Ketua Program Studi dan Direktur Pascasarjana Unsoed.

Contoh halaman pengesahan pada lampiran 3a, 3b, dan 3c.

4. Halaman Pernyataan Keaslian Tesis

Halaman pernyataan keaslian tesis berisi tentang pernyataan, bahwa karya ilmiah tesis merupakan hasil karya sendiri, bukan hasil plagiat. Oleh karena itu apabila ternyata hasil karya ilmiah tersebut hasil plagiat/bukan asli karya sendiri, maka penulis di minta untuk mempertanggungjawabkan dan bersedia menerima sanksi.

Contoh halaman pengesahan pada lampiran 4.

5. Halaman Peruntukan

Halaman peruntukan bukan merupakan halaman wajib untuk diadakan. Pada halaman ini ditulis hal yang sifatnya pribadi antara lain untuk siapa tesis tersebut dipersembahkan.

Contoh halaman peruntukan pada lampiran 5.

6. Halaman Motto (jika ada)

Seperti halnya halaman peruntukan, halaman motto juga tidak harus ada. Pada halamn ini ditulis tentang motto yang digunakan penulis, terutama dalam rangka penulisan tesis. Contoh halaman motto pada lampiran 6.

7. Abstrak

(8)

8. Ringkasan dan Summary

Ringkasan ditulis dalam dua bahasa; yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Oleh karena merupakan terjemahan, isi dan kalimat-kalimat antar keduanya harus sama. Judul ringkasan adalah sama dengan judul tesis diketik dengan huruf kapital pada halaman baru. Judul ringkasan dan summary ditempatkan di sisi halaman bagian atas. Ringkasan mencakup masalah penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, hasil-hasil penelitian yang menonjol dan masalah esensial lainnya yang terkait dengan penelitian. Di dalam ringkasan tidak boleh ada kutipan (acuan) dari pustaka. Jadi ringkasan merupakan hasil tulisan atau uraian murni penulis. Ringkasan disusun dengan jumlah 600-800 kata (1 – 2 halaman) dan diketik satu spasi.

Contoh ringkasan dan summary pada lampiran 8a dan an 8 b.

9. Halaman Prakata

Prakata memuat uraian singkat proses penulisan tesis, ucapan terima kasih dan tidak boleh ada uraian yang bersifat ilmiah. Contoh halaman prakata pada lampiran 9

10. Halaman Daftar Isi

Halaman daftar isi diketik pada halaman baru dan diberi judul daftar isi yang diketik dengan huruf kapital tanpa diakhiri titik dan diletakaan di tengah atas kertas. Dalam daftar isi dimuat daftar tabel, daftar gambar, judul bab dan subbab, daftar pustaka dan lampiran. Keterangan yang mendahului daftar isi tidak perlu dimuat dalam daftar isi. Judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan judul sub bab diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama tiap kata dalam subbab diketik dengan huruf besar. Baik judul bab maupun sub bab tidak diakhiri dengan titik. Nomor bab dapat menggunakan angka romawi atau angka arab, tergantung mana yang dipakai Jarak pengetikan antar baris dan judul bab yang satu dengan bab yang lain adalah dua spasi, sedangkan jarak spasi antara anak bab adalah satu spasi.

(9)

11. Halaman Daftar Tabel (Jika ada)

Halaman daftar tabel diketik pada halaman baru. Judul daftar tabel diketik dengan huruf kapital tanpa diakhiri titik dan diletakan di tengah atas kertas. Daftar tabel memuat semua tabel yang disajikan dalam teks dan lampiran. Nomor tabel ditulis dengan angka diurut dari bab awal hingga akhir. Jarak pengetikan judul (teks) tabel yang lebih dari satu baris diketik satu spasi dan jarak antara judul tabel dua spasi. Judul tabel dalam halaman daftar tabel harus sama dengan judul tabel dalam teks.

Contoh halaman daftar tabel dilihat pada lampiran 11.

12. Halaman Daftar Gambar (Jika ada)

Halaman daftar gambar diketik pada halaman baru. Halaman daftar gambar memuat daftar gambar, nomor gambar, judul gambar dan nomor halaman, baik gambar yang ada dalam teks dan dalam lampiran. Cara pengetikan pada halaman daftar gambar seperti pada halaman daftar tabel.

Contoh halaman daftar gambar pada Lampiran 12.

13. Halaman Daftar Singkatan (Jika ada)

Halaman daftar singkatan memuat singkatan istilah/satuan. Bagian daftar singkatan tidak perlu selalu ada. Cara pengetikannya adalah sebagai berikut :

a. Pada lajur/kolom pertama memuat singkatan;

b. Pada lajur/kolom kedua memuat keterangan singkatan yang disajikan pada lajur pertama;

c. Penulisan singkatan diurut berdasarkan abjad latin dengan huruf besar diikuti dengan huruf kecil.

Contoh halaman daftar gambar pada Lampiran 13.

14. Halaman Daftar Simbol (jika ada)

(10)

a. Pada lajur/kolom pertama simbol;

b. Pada lajur/kolom kedua memuat keterangan simbol yang disajikan pada lajur pertama;

c. Bila simbol ditulis dengan huruf yunani, penulisannya juga berdasarkan abjad yunani;

d. Keterangan pada lajur kedua diketik dengan huruf kecil, huruf pertama diketik dengan huruf besar.

Contoh halaman daftar gambar pada Lampiran 14

15. Halaman Daftar Lampiran (Jika ada)

Halaman daftar lampiran diketik pada halaman baru. Judul daftar lampiran diketik di tengah atas halaman dengan huruf kapital. Halaman daftar lampiran memuat nomor, teks judul lampiran, dan halaman. Judul daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran. Lampiran memuat contoh perhitungan, sidik ragam, peta, dan data pendukung lainnya. Contoh halaman daftar lampiran pada Lampiran 15.

B. Isi Bagian Utama Tesis

Bagian utama tesis terdiri atas beberapa bab. Jumlah bab tidak dibakukan, namun disesuaikan dengan ruang lingkup penelitian penulis. Bagian utama umumnya terdiri atas: pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, serta daftar pustaka.

1. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan bab pertama tesis yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian dilakukan. Bab pendahuluan memuat: latar belakang, perumusan masalah, rung lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian.

a. Latar belakang penelitian:

(11)

merumuskan masalah penelitian, alasan-alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan penelitian itu dipandang menarik dan penting untuk diteliti.

b. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan penyederhanaan masalah dan topik yang tertera dalam latar belakang masalah. Dengan demikian perumusan masalah merupakan pernyataan lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Perumusan masalah tidak selalu berupa kalimat tanya. Dalam merumuskan masalah dapat dikemukakan asumsi-asumsi dan lingkup batasan penelitian. Sebaiknya rumuan masalah ditulis secara eksplisit dan jelas.

c. Tujuan penelitian

Tujuan Penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.

d. Manfaat penelitian

Pada bagian ini ditunjukan pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan perubahan dalam arti luas. Dengan kata lain uraian dalam subbab ini berisi alasan kelayakan atas masalah yang deteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan

e. Ruang lingkup dan Keterbatasan Penelitian

(12)

yang diteliti, populasi atau subjek penelitian. Dalam bagian ini juga dipaparkan penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikatornya. Keterbatasan penelitian dipaparkan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak dapat dihindari dalam penelitian. Keterbatasaan tersebut menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan peneliti berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang diinginkan.

Selain hal-hal di atas, bab pendahuluan dapat pula memuat kerangka pemikiran atau hipotesis walaupun hal ini tidak selalu wajib. Kerangka pemikiran dan hipotesis merupakan ringkasan bab tinjauan pustaka yang berisi uraian hasil-hasil penelitian yang mendukung atau menolak teori di sekitar permasalahan penelitian. Juga diuraikan kesenjangan antara hasil penelitian terdahulu sehingga perlu diteliti kesenjangan tersebut. Uraian kerangka pemikiran biasanya mengarah pada uraian hipotesis.

2. Tinjauan Pustaka

(13)

dan sekaligus untuk menghindari pengulangan-pengulangan yang tidak perlu dan menghindari kesalahan yang dihadapi oleh peneliti terdahulu.

Pada bab tinjauan pustaka dibahas mengenai teori yang mendasar, obyek yang diteliti, dan beberapa hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah penelitian. Sajian tinjauan pustaka manganalisis perkembangan ilmu/hasil-hasil penelitian dalam jurnal ilmiah yang relevan dengan lingkup penelitian. Isi tinjauan pustaka dapat memberikan landasan ilmiah untuk mempertajam dan menjawab masalah penelitian, metode penelitian yang dipilih dan arah penelitian dalam lingkup penelitian yang sejenis. Diktat kuliah, penuntun praktikum, dan bahan kuliah tidak layak digunakan sebagai bahan kepustakaan.

3. Metode Penelitian

Pokok-pokok bahasan yang terkadung dalam metode penelitian paling tidak mencakup rancangan/metode penelitian, materi dan sasaran penelitian, sampel penelitian, lokasi penelitian, dan teknik analisis data. Namun demikian tidak menutup kemungkinan dalam bagian ini juga dicantumkan mengenai definisi konsep dan definisi operasional penelitian.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian biasanya disatukan dalam satu bab yaitu hasil dan pembahasan, tetapi ini bukan berarti merupakan suatu keharusan. Apabila Hasil penelitian dibuat lebih dari satu bab, pembagian ke dalam bab baru disesuaikan dengan isi pokok bahasannya.

Contoh masing-masing bab pada lampiran 15.

(14)

Pembahasan merupakan alasan mengapa data yang diperoleh sedemikian rupa dan harus dikemukakan uraian bahasan baik dari peneliti yang bersangkutan, yang dapat diperkuat, berlawanan atau sesuai dengan hasil penelitian orang lain. Alasan tersebut dapat berupa penjelasan baik secara kualitatif, kuantitatif ataupun secara statistik.

5. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan disajikan secara terpisah dari saran-saran. Sinonim saran-saran adalah implikasi hasil penelitian.

a. Kesimpulan haruslah merupakan pernyataan singkat dan akurat yang disajikan dari hasil pembahasan. Kesimpulan bukan sekedar hasil penelitian yang ditulis ulang, tetapi makna yang dapat ditarik dari hasil penelitian. Kesimpulan dapat merupakan pembuktian singkat akan kebenaran hipotesis ( kalau ada). Kesimpulan yang baik menjawab permasalahan dan tujuan penelitian yang telah disusun.

(15)

C. Isi Bagian Akhir

Hal-hal yang perlu dimasukkan ke dalam bagian ini adalah yang mendukung atau terkait erat dengan uraian yang terdapat pada bagian inti. Bagian akhir ini biasanya terdiri dari : Daftar Pustaka/Rujukan, Daftar Lampiran, dan Riwayat Hidup Penulis.

1. Daftar Pustaka

Bahan Pustaka yang dimasukan dalam bagian ini adalah daftar rujukan yang telah disebutkan dalam teks, sedangkan pustaka yang tidak dirujuk dalam penulisan tesis tidak boleh dimasukkan ke dalam daftar pustaka. Tata cara penulisa daftar pustaka dibahas dalam Bab V tentang Penulisan Pustaka/Rujukan

2. Daftar Lampiran

Lampiran dapat terdiri atas data atau keterangan lain yang berfungsi untuk melengkapi uraian yang disajikan dalam bagian utama tesis. Lampiran bisa berupa contoh perhitungan, kuesioner, uraian metode analisis, gambar, foto, data penunjang, dan lain-lain. Pada prinsipnya, lampiran adalah tambahan penjelasan yang bermanfaat, tetapi tidak dibahas secara langsung dalam teks yang apabila disajikan dalam teks akan mengganggu konteks bahasan.

3. Riwayat Hidup Penulis

Riwayat hidup penulis sebaiknya disajikan dalam bentuk narasi dan menggunakan sudut pandang orang ketiga (tidak menggunakan kata saya atau kami). Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidap adalah nama lengkap penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi yang relevan, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar di perguruan tinggi atau pun selama mengikuti pendidikan di sekolah dasar dan menengah.

(16)
(17)

IV. ARTIKEL ILMIAH

Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel, yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Artikel ilmiah di sini dapat berupa hasil penelitian maupun gagasan ilmiah/review.

A. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel untuk diterbitkan dalam jurnal imiah memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan yang ditulis dalam bentuk laporan penelitian. Sebagai tesis yang akan diterbitkan dalam jurnal, artikel hasil penelitian tidak ditulis secara menyeluruh seperti laporan teknis resmi hasil penelitian. Artikel hasil penelitian hanya berisi tentang hal-hal yang penting dari kegiatan penelitian yang dilakukan. Halaman artikel ilmiah biasanya dibatasi jumlahnya.

Penulisan artikel ilmiah menggunakan sistematika tanpa angka atau abjad. Hal-hal pokok yang harus ada dalam artikel ini adalah sebagai berikut :

1. Judul

Judul artikel ilmiah hendaknya ringkas, informatif, lengkap, tidak terlalu panjang atau pendek, yaitu antara 5-20 kata. Judul artikel memuaat variabel- variabel yang diteliti atau kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti. Artikel ilmiah yang diangkat dari tesis, judulnya sama dengan tesis.

2. Nama Penulis

(18)

diangkat dari tesis, penulis tesis sebgai peneliti utama, sedangkan pembimbing ditulis berikutnya.

3. Abstrak dan Kata Kunci

Abstrak berisi pernyatan ringkas dan padat tentang ide yang paling penting. Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian, metode penelitian, dan ringkasan hasil penelitian. Jika dianggap perlu dapat dimuat kesimpulan dan implikasi. Tekanan diberikan kepada metode dan hasil penelitian. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris, dengan panjang maksimum 300 kata dan ditulis dalam satu alinea, dengan jarak satu spasi.

Kata kunci ditulis juga dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Kata kunci tersebut merupakan istilah dasar pemikiran/gagasan dalam laporan asli yang berupa kata tunggal atau gabungan kata dan berjumlah 2-5 kata.

4. Pendahuluan

Bagian pendahuluan menyajikan secara ringkas yang paling tidak berisi tentang tiga gagasan: latar belakang, masalah penelitian dan rumusan tujuan penelitian.

Penulisan kajian pustaka harus singkat, dan hanya memuat- teori-teori maupun rujukan yang secara ringkas, padat dan langsung berhubungan dengan masalah penelitian. Alur logika penyajian mulai dari latar belakang diatur sedimikian rupa sehingga mengarahkan pembaca ke perumusan masalah dan cara pemecahannya.

5. Metode

(19)

6. Hasil dan Pembahasan

Hasil dan pembahasan disajikan secara singkat dan jelas, dan dapat dibantu dengan tabel, gambar dan grafik, atau foto yang diberi komentar. Bagian ini memuat hasil analisis data, bukan data mentah atau pun analisis ragamnya, sedangkan prosesnya tidak disajikan. Pembahasan bertujuan untuk menjawab masalah penelitian atau menunjukan bagaimana tujuan yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Bagian ini dapat pula memuat penafsiran temuan-temuan mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang mapan, dan menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang ada. Pembahasan selalu mengacu kepada pustaka yang terkait.

7. Kesimpulan dan Saran

(Lihat pada bagian yang sama untuk artikel ilmiah hasil penelitian, BAB III bagian B tentang isi bagian utama tesis)

8. Ucapan Terima Kasih

Uraian ucapan terima kasih biasanya ditujukan kepada sumber dana dan kelembagaan sponsor serta pihak lain khususnya yang membantu jalannya penelitian.

9. Daftar Pustaka

Daftar pustaka harus lengkap sesuai dengan acuan dan harus sudah disebut di dalam batang tubuh artikel ilmiah. Sistematika penulisan pustaka dapat dilihat pada pedoman untuk penulisan pada halaman belakang jurnal yang bersangkutan.

10. Lampiran (bagi yang memerlukannya)

(20)

B. Artikel Ilmiah yang Berupa Gagasan Ilmiah /review

Artikel ilmiah yang berupa gagasan ilmiah/review antara lain berupa artikel yang menelaah suatu teori, konsep, atau prinsip mengembangkan suatu model, mendeskripsi kenyataan atau fenomena tertentu, menilai suatu produk maupun hal lainnya.

Seperti penulisan artikel ilmiah hasil penelitian, Penulisan artikel ilmiah juga menggunakan sistematika tanpa angka atau abjad. Hal-hal pokok yang harus ada dalam artikel ini adalah sebagai berikut :

1. Judul

Judul artikel ilmiah hendaknya ringkas, informatif, lengkap, tidak terlalu panjang atau tidak terlaku pendek, yaitu 5-20 kata. Judul mencerminkan uraian yang terkandung di dalam artikel, dan juga pengaruhnya terhadap daya tarik judul bagi pembaca.

2. Nama Penulis

Lihat ketentuan di dalam bagian yang sama pada artikel ilmiah hasil penelitian.

3. Abstrak dan Kata Kunci

Abstrak berisi ringkasan isi artikel yang dituangkan secara padat, bukan komentar atau pengantar dari penyunting atau redaksi. Hal lainnya dapat dilihat dalam artikel ilmiah hasil penelitian.

4. Pendahuluan

(21)

5. Bagian Inti

Judul atau subjudul bagian inti sangat beragam bergantung pada topik yang dibahas. Pengorganisasian isi bagian inti meliputi langkah-langkah:

1. mengindentifikasi tipe isi yang akan dideskripsi dalam artikel;

2. menetapkan struktur;

3. menata isi ke dalam strukturnya; 4. menata urutan isi;

5. mendeskripsi isi sesuai urutan yang telah ditetapkan.

Pemaparan isi dimulai dari tingkat umum ke rinci secara bertahap, atau isi yang paling penting dipaparkan lebih dahulu. Tingkat sajian yang lebih umum akan menjadi dasar bagian sajian isi yang lebih rinci. Setiap paparan selalu berkaitan dengan bagian isi lainnya.

6. Penutup atau Kesimpulan

Bagian ini merupakan bagian akhir sebuah artikel yang umumnya berupa kesimpulan kesimpulan.

7. Daftar Pustaka

(22)
(23)

V. TATA NASKAH

A. Tata Naskah Tesis 1. Kertas

Kertas yang digunakan untuk membuat naskah tesis adalah kertas HVS ukuran kuarto dengan berat 80 gram.

2. Pias/Margin

Pias atau margin adalah bagian kertas yang dikosongkan pada sisi kiri, kanan, atas, dan bawah. Pias kiri dan atas adalah 4 cm, dan pias kanan dan bawah 3 cm.

3. Halaman Judul

Judul tesis ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Jika judul lebih dari dua baris atau lebih, maka baris kedua dan seterusnya ditulis lebih pendek dari baris pertama. Judul tesis hendaknya tidak lebih dari dua puluh kata tidak termasuk kata hubung dan anak judul. Pada jarak yang cukup, di bawah judul ditulis nama atau etiket karangan tersebut, misalnya: TESIS (dengan huruf besar seluruhnya). Di bawah etiket atau judul karangan ditulis keterangan mengenai etiket itu, misalnya: Disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar magister pada Program Studi Ilmu Tanaman. Dengan jarak yang memadai, di bawah keterangan ditulis kata oleh dengan huruf kecil seluruhnya. Di bawahnya ditulis nama lengkap penulis dengan huruf besar pada awal setiap unsur nama dan di bawah nama ditulis nomor induk mahasiswa. Paling bawah ditulis nama lembaga, tempat (kota) dan tahun.

4. Penomoran

(24)

campuran angka dengan huruf dan model desimal atau model yang terdiri atas angka arab seluruhnya.

a. Penomoran Model Campuran

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

2. Manfaat

D. Ruang Lingkup

1. ...

2. ...

dan seterusnya

II TINJAUAN PUSTAKA

A. ...

B. ...

1. ...

2. ...

a. ...

b. ...

1) ...

2) ...

(25)

b. Penomoran Model Desimal

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Perumusan Masalah

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 ...

1.4.2 ...

dan seterusnya

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ...…

(26)

5. Nomor Halaman

Nomor halaman diletakkan di sebelah kanan atas atau margin kanan atas dengan menggunakan angka arab. Halaman yang memuat judul bab tidak dinomori, tetapi halaman tersebut tetap diperhitungkan penomorannya. Nomor halaman-halaman bagian awal tesis ditulis pada margin bawah di tengah kira-kira 1,5 cm dari tepi bawah dengan menggunakan angka romawi kecil.

6. Spasi Ketikan

Jarak antara baris yang satu dengan baris yang lain dalam tesis adalah dua spasi. Spasi untuk menulis kutipan langsung yang lebih dari empat baris, dalam satu daftar pustaka yang penulisannya lebih dari satu baris adalah satu spasi. Jarak antara judul bab dan judul pasal/anak bab adalah empat spasi, antara judul pasal dengan uraian dan antara akhir uraian dengan judul pasal adalah tiga spasi. Selanjutnya, antara judul ayat dengan uraian sebelum dan sesudahnya ditulis dua spasi.

7. Paragraf

Bentuk penulisan paragraf terdiri atas bentuk bertakuk (indented style) dan bentuk lurus (block style). Paragraf bentuk bertakuk ditulis mulai ketukan kelima dari garis margin kiri. Dalam paragraf bentuk lurus, kalimat-kalimat di dalamnya ditulis sejajar atau lurus dengan garis margin kiri. Untuk menandai sebuah paragraf bentuk lurus, antara paragraf yang satu dengan lainnya diberi jarak lebih lebar daripada baris kalimat dalam paragraf. Bentuk penulisan paragraf bertakuk lazim digunakan dalam karangan ilmiah. Penulisan paragraf pada akhir halaman minimal dua baris. Jika hanya satu baris, lebih baik baris tersebut dimasukkan pada halaman berikutnya.

8. Tabel dan Gambar

(27)

memperjelas informasi dan pembahasan atau untuk memberikan gambaran konkret kepada pembaca tentang proses yang berlangsung. Gambar yang digunakan dapat berbentuk diagram alir, grafik, dan foto atau gambar.

Pada dasarnya, tabel dan gambar memberikan informasi singkat yang dapat dipahami oleh pembaca tanpa harus membaca tubuh tulisan karena di dalamnya terdapat pokok-pokok informasi. Oleh karena itu, judul tabel atau gambar dirumuskan dalam kalimat yang ringkas tetapi dapat menyatakan kunci-kunci informasi dan dapat menerangkan arti tabel atau gambar (Gunawan dkk., 1996:25). Judul tabel: “Produksi susu kambing yang diberi perlakuan” tidak memberikan informasi yang jelas. Judul tabel tersebut akan lebih baik jika diubah menjadi:

Tabel x. Produksi susu (l/hari) 15 kambing etawah selama 30 hari laktasi sesudah diberi pakan daun randu

Judul tabel diletakkan di atas tabel. Huruf awal judul tabel ditulis dengan huruf kapital dan akhir judul tidak diberi tanda titik. Adapun judul gambar ditulis dari bawah gambar, diawali dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda titik. Jika dalam tulisan ilmiah terdapat lebih dari satu tabel atau gambar, setiap tabel dan gambar diberi nomor urut dengan angka arab.

(28)

Contoh tabel dengan garis horizontal adalah:

Tabel y. Umur, indeks luas daun, dan hasil tanaman jagung yang ditanam pada lima ketinggian tempat

Ketinggian Umur Indeks Luas

Hasil

(m d.p.l.) (hari) Daun

(ton/ha)

856 115 3,10

5,69

605 106 3,09

5,43

400 100 2,47

4,80

210 93 2,46

4,25

10 88 2,12

4,03

Sumber: ………

9. Kutipan

(29)

orang, maka yang ditulis adalah nama belakang pengarang pertama diikuti dengan tulisan dkk. (dan kawan-kawan) atau et al. (et alii).

Kutipan dapat ditulis secara langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung digunakan jika penulis mengutip tulisan apa adanya tanpa mengubah sedikit pun, baik ide maupun bahasanya, sedangkan kutipan tidak langsung digunakan jika penulis mengutip idenya saja dan dinyatakan dengan bahasa penulis. Kutipan langsung paling banyak empat baris ditulis dua spasi. Jika lebih dari empat baris, maka kutipan ditulis satu spasi. Penulisan baris pertama kutipan yang lebih dari empat baris dimulai dari ketukan ketujuh dari garis margin kiri seperti memulai paragraf bertakuk, sedangkan baris berikutnya dimulai dari ketukan keempat. Penulisan kutipan langsung diberi tanda petik ganda (“…”). Aturan-aturan tersebut tidak berlaku dalam penulisan kutipan tidak langsung.

Contoh kutipan langsung paling banyak empat baris.

Rusyana (1984:182) menyatakan, “Karangan ilmiah merupakan wujud penggunaan laras atau ragam bahasa tersendiri, yaitu ragam bahasa ilmiah”.

Contoh kutipan langsung lebih dari empat baris.

Weinreich (1970:1) memberikan penjelasan kontak bahasa yang menimbulkan kedwibahasaan dan interferensi, yaitu:

(30)

Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang Ali Muchtar (pengarang satu orang).

Latar belakang masalah hendaknya memuat teori, fakta, norma …(Muchtar, 1998:17)

atau

Muchtar (1998:17) menyatakan bahwa latar belakang masalah .

atau

Muchtar (1998:17) mengemukakan bahwa latar belakang masalah ....

Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh Ali Muchtar dan Abdul Jahi (pengarang dua orang).

Latar belakang masalah ...(Muchtar dan Jahi 1998:17) atau

Muchtar dan Jahi (1998:17) menyatakan bahwa latar belakang masalah .…

atau

Muchtar dan Jahi (1998:17) mengemukakan bahwa latar belakang masalah ....

Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh Ali Muchtar, Abdul Jahi, dan Daniel Amerta (pengarang tiga orang)

Latar belakang masalah masalah ... (Muchtar, Jahi, dan Amerta, 1998:17)

atau

Muchtar, Jahi, dan Amerta (1998:17) menyatakan bahwa latar belakang masalah ....

atau

(31)

Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh Ali Muchtar, Abdul Jahi, Daniel Amerta, Munir Hasbi Yanita, dan Harun Suparman (pengarang lebih dari tiga orang)

Latar belakang masalah ... (Muchtar dkk., 1998:17) atau

Muchtar dkk. (1998:17) menyatakan bahwa latar belakang masalah ....

atau

Muchtar dkk. (1998:17) mengemukakan bahwa latar belakang masalah ....

10. Metode dan Tata Tulis Pengacuan Pustaka

Pengacuan pustaka biasanya dilakukan secara tidak lansung atau ditulis ulang dengan bahan penulis itu sendiri, dan yang terpadu di dalam naskah. Nama penulis pustaka acuan dapat ditulis terpadu dengan naskah dan tahun di dalam tanda kurung, atau ditulis di dalam tanda kurung beserta tahun penerbitannya. Contoh:

Nama penulis terpadu di dalam naskah:

1. Butler dan Day (1998) mengatakan bahwa enzim pengurai lignin juga akan menguraikan melanin jamur.

2. Shetty et al. (1999) dan Subbarao et al.(1999) melaporkan bahwa pembenaman bahan organik segar ke dalam tanah akan…

3. Semangun(1991,1993) menyatakan, jamur tular-tanah mempunyai inang luas.

4. Menurut data dari Biro Pusat Statistik(2000), produksi kacang tanah Indonesia rendah.

Nama penulis dan tahun di dalam tanda kurung:

a)Penghambatan spora jamur di dalam tanah dipengaruhi oleh difusi gas-gas beracun ( Ko and Lockwood, 1967)

(32)

c) Daya tahan jamur di dalam tanah dipengaruhi oleh pemataharian tanah (Katan, 1981, Gamliel and Stapleton, 1993). d) Kentang merupakan salah satu karbohidrat penting (Aksi

Agraris kanisius, 1995)

e) Ledakan hama dipengaruhi kondisi mistis petani (Burhan, 2002, Komunikasi pribadi).

f) Predator wereng coklat banyak dijumpai di sawah (Untung, 1995, 1997).

B. Cara Menulis Daftar Pustaka Acuan

Daftar pustaka acuan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya, yang dikutip baik secara tertulis atau tidak tertulis (komunikasi pribadi), atau secara langsung maupun tidak langsung, dan yang dibaca. Lebih lanjut, secara garis besar, bagian penting yang harus ada dan ditulis di dalam Daftar pustaka acuan adalah: (1) nama penulis, yang ditulis dengan urutan nama akhir diikuti koma, singkatan nama awal dan nama tengah diakhiri titik, tanpa gelar akademik atau gelar apa pun lainnya; jika penulisnya lebih dari satu, cara penulisannya sama tetapi tidak dibalik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk subjudul, yang ditulis dengan huruf miring atau italic, (4) nama penerbit, (5) kota tempat penerbitan, dan (6) halaman atau jumlah halaman yang diacu. Bagian tersebut dapat beragam tergantung jenis sumber pustakanya. Semua nama penulis suatu tim harus dicantumkan semuanya. Juga semua tulisan dilakukan dengan aturan baku, yaitu ukuran font 12 dengan tipe huruf Time New Roman, dan tidak ditebalkan.

Acuan dari Buku

(33)

Hadi, S. 2001. Patologi Hutan, Perkembangan Di Indonesia . Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 150 hal.

Aksi agraris kanisius. 1995. Bercocok Tanam Kacang Tanah. Kanisius, Yogyakarta. 78 hal. Gams, W., E.S. Hoekstra, and A. Aptroot. 1998. CBS Course of Mycology 4th ed.

Centraalbereu voor Schimmelcultures, barn. Pp. 96-104

Apabila ada beberapa buku yang diacu dengan tahun penerbitan yang sama dan ditulis oleh penulis yang sama, maka penulisan tahun penerbitannya ditulis urut kronologi atau berdasar abjad judul bukunya. Misalnya :

Cornet, L. and k. Weeks. 1995a. Career Ladder Plans. Career Ladder Clearinghouse, Atlanta. 235 pp.

Cornet, L. and K. Weeks. 1995b. Planning Career ladders. Career Ladder Clearinghouse, Atlanta. Pp. 36-43. atau

---.1995b. Planning Career Ladders. Career Ladder Clearinghouse,Atlanta. Pp. 36-43

Acuan dari Kumpulan Makalah

Kumpulan makalah yang dimaksud adalah buku atau artikel yang berisi lebih dari satu makalah, dan ada editor atau penyuntingnya. Nama editor ditulis seperti menulis nama biasa dengan diberi keterangan (Ed) jika hanya seorang editor, atau (Eds.) jika lebih dari satu editor. Judul buku atau artikel tersebut ditulis miring atau italic. Contohnya:

Marasas, W.F.O. and S.J. Van Rensburg. 1979. Mycotoxins and their medical and veterinary effects. Pp. 357-380. In: J.G. Horsfall and E.B. Coeling (Eds.), Plant Disease: An Advanced Treatise Vol. 4. Academic Press, New York.

(34)

Acuan dari Jurnal atau Majalah

Penulisan jurnal atau majalah yang diacu sesuai dengan aturan umum. Judul makalah ditulis dengan huruf besar pada awal kata. Nama jurnal ditulis miring, baik lengkap ataupun disingkat, harus konsisten, kemudian diikuti penulisan volume (tahun): halaman. Contohnya:

Butler, M.J. and A.W. Day. 1998. Fungal Melanin: A Reriew. Canadian Journal Of Microbiology atau Can. J. Microbiol. 44:1115-1136. Suryadarma, S.V.C. 1990. Prosesor dan Interface: Komunikasi Data.

Info Komputer 4(4): 46-48.

Acuan dari Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM

Penulisannya sama, yaitu nama penulis, tahun, judul naskah ditulis biasa, nama jurnal atau majalah ditulis miring, ditambah penulisan CD-ROM-nya di dalam tanda kurung. ContohCD-ROM-nya:

Mitchell, R. and M. Alexander. 1962. Microbiological Changes in Flooded Soils. Soil Science 93: 413-419 (CD-ROM: Soil Science-Digital, 1995)

Acuan dari Prosiding atau Buku Kumpulan Abstrak

Penulisan prosiding atau buku kumpulan abstrak dengan huruf miring. Misalnya:

Ishihara, H. and S. Tsuyumu. 2000. Cloning and Analyses of the Gene from Xanthomonas citri Involved in Plant Growth. Proceedings of The First Asian Conference On Plant Pathology, August 26-28, Beijing. P.10.

(35)

Acuan dari Skripsi, Tesis Disertasi, atau Laporan Penelitian

Penulisan skripsi , tesis, disertasi, dan laporan penelitian dengan huruf miring, dan pada bagian akhir ditambahkan tidak dipublikasikan di antara tanda kurung. Misalnya:

Hidayat, R. 2002. Uji Pseudomonas fluorescens Sebagai Agnesia Pengendali Hayati Scerotium rolfsii Pada Kacang Tanah . Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. 47 hal. (Tidak dipublikasikan).

Mujiono, Tarjoko, dan A. Manan. 1999. Kajian Penerapan Pestisida Nabati Pada Ulat Grayak . Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. 52 hal. (Tidak dipublikasikan)

Acuan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling awal, diikuti tahun terbit, judul karangan yang dicetak miring, nama lembaga penanggung jawab atas penerbitan tersebut, dan nama tempat penerbitan. Misalnya:

Direktorat Perlindungan Tanaman Perkebunan. 1983. Petunjuk Pengenalan dan Pengendalian Penyakit-Penyakit Penting Tanaman Kelapa. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta. 25 hal.

Acuan dari Karya Terjemahan

Penulisannya sama, yaitu setelah nama penulis asli, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan yang ditulis miring, diikuti kata “Terjemahan oleh…”, nama penerjemah, tahun terjemahan diterbitkan, nama penerbit dan tempat penerbit terjemahan. Misalnya:

(36)

Acuan dari Makalah yang Disajikan dalam Seminar atau Kongres Nama penulis ditulis paling awal, diikuti tahun, judul makalah dengan cetak miring, dan diikuti tulisan” Makalah disajikan dalam….”, nama pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat, dan waktu penyelenggaraan seminar atau kongres tersebut. Misalnya:

Rahayu , M. 2001. Pemanfaatan Bahan Nabati untuk Pengendalian Penyakit Layu Bakteri pada Kacang Tanah. Makalah disampaikan dalam Kongres XVI dan Seminar Nasional PFI, IPB, Bogor, 22-24 Agustus 2001.

Acuan dari Komunikasi Pribadi

Penulisannya sama, hanya setelah tahun diikuti kata “Komunikasi Pribadi” dicetak miring, lalu nama lembaga dan tempat lembaga tersebut. Misalnya:

Suyatno, A. 2002. Komunikasi Pribadi . Fakultas Pertanian , UNSOED, Purwokerto.

Bromokususmo, A. 2001. Komunikasi Pribadi. PT. Selektani, Medan

Acuan dari Artikel dalam Internet

Apabila artikel berasal dari jurnal, maka nama penulis ditulis seperti acuan bahan cetak lain, diikuti oleh tahun , judul, nama jurnal (dicetak miring), keterangan on-line dalam tanda kurung, volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber disertasi kapan akses dilakukan. Misalnya:

(37)

Apabila artikel berasal dari e-mail pribadi hasil konsultasi dengan pakar di bidang ilmunya, maka penulisannya adalah nama pengirim, alamat e-mail di antara tanda kurung, waktu (tanggal, bulan, tahun), topik isi bahan ditulis dengan cetak miring, nama yang dikirimi dengan alamat e-mailnya di antara tanda kurung. Misalnya:

Garcia, M. (garcia@genome.stanford.edu). 1 September 1999. arabidopis ecotypes.E-mail kepada L soetanto

(38)
(39)

VI. KEBAHASAAN

Sebagai karangan ilmiah, tesis menggunakan bahasa sebagai medium penyampaian pesan pada tataran morfologi dan sintaksis yang dilambangkan secara grafis dalam tulisan. Tataran morfologi yang digunakan adalah morfem dan kata untuk membentuk gagasan ilmiah, sedangkan tataran sintaksis adalah frasa, klausa, dan kalimat. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam tesis harus jelas dan efektif untuk menyampaikan gagasan ilmiah yang disajikan dalam bentuk karangan.

Aspek penggunaan bahasa dalam karangan ilmiah memiliki ciri tertentu. Rusyana (1984:182) menyatakan bahwa karangan ilmiah merupakan wujud penggunaan laras atau ragam bahasa tersendiri, yaitu ragam bahasa ilmiah. Bahasa tulis keilmuan memiliki sifat dan ciri tertentu jika dibandingkan dengan bahasa tulis pada umumnya. Selain memerlukan kelengkapan unsur kalimatnya, tesis harus komunikatif, yaitu dapat mengomunikasikan informasi ilmu pengetahuan dengan bahasa yang benar, jelas, efektif, dan tidak bermakna ganda.

Dengan demikian, bahasa tulis ilmiah dapat memenuhi fungsinya, yakni menyampaikan informasi dari penulis kepada pembacanya sehingga terjadi kesalingmengertian antara penulis dengan pembaca. Di samping itu, pilihan kata dan penggunaan struktur sintaksis dalam bahasa tulis ilmiah berkaitan dengan bidang ilmu pengetahuan yang dibicarakan. Kata-kata yang digunakan bersifat denotatif, yaitu memiliki makna lugas dan tepat dalam pengungkapan konsep ilmu pengetahuan.

Ragam bahasa tulis ilmiah bersifat lugas, ekamakna, ajek, dan pengungkapannya secara hemat dan cermat. Bahasa ilmiah harus disusun dengan jelas, teratur, dan tepat makna (Badudu,1992: 39). Ragam bahasa seperti itu dapat menyampaikan pesan ilmiah yang terhindar dari kesalahan sehingga pesan dapat dipahami pembaca secara utuh.

Berdasarkan uraian di atas, bahasa dalam karangan ilmiah hendaknya:

(40)

1) menggunakan ragam bahasa resmi atau baku;

2) mematuhi ejaan yang berlaku dan menggunakan tatatulis yang sudah lazim;

3) menggunakan makna denotatif; 4) menggunakan kata dan istilah yang tepat;

5) menggunakan kalimat-kalimat yang efektif; 6) menghindari penggunaan kata-kata beremosi.

A. Ragam Bahasa Baku

Ragam bahasa baku adalah penggunaan bahasa sesuai dengan kaidah yang berlaku. Penggunaan ragam itu selalu dikaitkan dengan situasi resmi sehingga ragam tersebut juga disebut sebagai ragam bahasa resmi. Dengan demikian, ragam bahasa resmi pada umumnya mengikuti kaidah bahasa baku. Sebaliknya, ragam tidak resmi atau ragam santai pada umumnya digunakan dalam percakapan yang tidak resmi. Perbedaan tersebut tampak dalam pilihan kata dan penerapan kaidah tata bahasa. Ragam bahasa baku hendaknya digunakan dalam situasi-situasi resmi seperti:

1) komunikasi resmi, seperti dalam menyurat resmi atau surat-menyurat dinas, pengumuman resmi, perundang-undangan, dan sebagainya;

2) pembicaraan resmi, seperti pidato, ceramah, memberi kuliah, memimpim rapat dinas, berdiskusi;

(41)

B. Ejaan

Ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sekarang adalah Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Di dalamnya diatur mengenai pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur serapan.

1. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring a. Pemakaian Huruf Kapital

1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Misalnya:

Rusyana (1984:182) menyatakan, “Karangan ilmiah merupakan wujud penggunaan laras atau ragam bahasa tersendiri, yaitu ragam bahasa ilmiah”.

3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur nama diri, gelar keturunan, gelar kehormatan, dan keagamaan yang diikuti nama orang, dan jika tidak diikuti nama orang tidak perlu memakai huruf kapital.

4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Jika tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat, tidak perlu memakai huruf kapital.

Misalnya:

Perdana Menteri Mahatir Muhammad, Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda

(42)

5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, bahasa, tahun, bulan, hari, hari raya, peristiwa sejarah, takson makhluk di atas genus.

6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yang diikuti nama, misalnya: Asia Tenggara, Kabupaten Banyumas, Bukit Barisan, Danau Toba, Gunung Slamet, Jalan Diponegoro, Selat Sunda, Tanjung Intan, tetapi tidak dipakai jika tidak diikuti unsur nama, misalnya: aula kabupaten, halaman kecamatan, jalan raya, dan nama geografi sebagai jenis, misalnya: garam inggris, gula jawa, pisang ambon.

7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan. Misalnya:

Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Departemen Pertanian, Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak, Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.

8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk kata ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya:

Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.

(43)

10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penulisan nama orang pada hukum, dalil, uji, teori, dan metode, misalnya: hukum Dalton, uji Duncan, metode Epstein, analisis Fourier. Huruf pertama penamaan rancangan, proses, uji, atau metode yang tidak diikuti nama orang ditulis dengan huruf kecil, sedangkan singkatannya ditulis dengan huruf kapital, misalnya: uji morfometri, rancangan acak lengkap (RAL), metode imunodifusi ganda(MIG), proses hierarkhi analitik (PHA).

b. Huruf Miring

1) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku dan terbitan berkala yang terdapat dalam teks dan dalam daftar pustaka.

2) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata.

3) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau istilah asing yang masih asli baik tulisan maupun ucapannya, misalnya: ad hoc, et al., in vitro, status quo, grass root termasuk nama ilmiah seperti genus, spesies, varietas, dan forma makhluk, misalnya: Garcinia mangostana, Salacca zalacca var. amboinense. Akan tetapi. nama ilmiah di atas tingkat genus tidak ditulis dengan huruf miring, misalnya: Felidae, Moraceae, Mucorales.

Catatan:

(44)

2. Penulisan Kata

Dalam bahasa Indonesia terdapat bentuk kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, gabungan kata, bentuk singkatan, dan akronim. Penulisan kata dasar dan kata berimbuhan pada umumnya tidak banyak menimbulkan persoalan bagi pemakai bahasa. Karena itu, kedua hal tersebut tidak dibahas secara tersendiri di sini. Yang akan dibahas pada bab ini adalah pemenggalan kata, penulisan kata ulang, gabungan kata, penulisan kata depan, partikel, dan kata bilangan.

a. Pemenggalan Kata

1) Jika di tengah kata dasar ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalan kata dilakukan di antara kedua huruf vokal tersebut kecuali huruf diftong. Contoh: ma-ut, ku-at, sau-da-ra, sa-tai.

2) Jika di tengah kata dasar ada dua buah huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan kata dilakukan di antara kedua huruf konsonan tersebut. Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu fonem tidak pernah diceraikan. Contoh: swas-ta, cup-lik, Ap-ril, pang-sa, makh-luk, ikh-las.

3) Jika di tengah kata dasar ada huruf konsonan, termasuk gabungan-huruf konsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan kata dilakukan sebelum huruf konsonan. Contoh: la-wan, ba-pak, de-ngan.

4) Jika di tengah kata dasar ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan kata dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dengan huruf konsonan yang kedua. Contoh: in-fra, ul-tra, in-stru-men, bang-krut.

(45)

dipenggal pada pergantian baris. Contoh: mem-butuh-kan, me-nyisir, bagaimana-kah, walau-pun.

Catatan: Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak dipenggal, akhiran –i tidak dipenggal, pemenggalan kata yang berimbuhan sisipan dianggap sebagai kata dasar. Contoh: ge-li-gi (sisipan –el-), si-nam-bung (sisipan –in-), ge-ri-gi (sisipan –er-), ge-me-tar (sisipan –em-).

6) Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan di antara unsur-unsur tersebut atau sesuai dengan kaidah-kaidah di atas. Contoh:

fotografi --- foto-grafi, fo-to-gra-fi introspeksi ---- intro-speksi, in-tro, spek-si pascapanen --- pasca-panen, pas.ca-pa-nen

b. Penulisan Kata Ulang

Kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-). Kata ulang dapat berupa pengulangan kata dasar misalnya: macam-macam, buku-buku, pengulangan kata berimbuhan misalnya: berjalan-jalan, berkejar-kejaran, ditepuk-tepuk, pengulangan gabungan kata misalnya: meja-meja tulis, rumah-rumah sakit,dan pengulangan yang berubah bunyi misalnya: ramah-tamah, bolak-balik, sayur-mayur.

c. Penulisan Gabungan Kata

(46)

bidang tata tulis. Kaidah penulisan gabungan kata adalah sebagai berikut.

1)

Gabungan kata, termasuk yang lazim disebut kata majemuk, bagian-bagiannya dituliskan terpisah, misalnya: bina usaha, daur ulang, industri hilir, jasa marga, kerja sama, serah terima, tata laksana, terima kasih, uji coba.

2)

Gabungan kata yang sudah padu benar, sudah senyawa, maknanya tidak dapat dikembalikan kepada makna unsur-unsurnya ditulis serangkai. Misalnya, kata daripada dan barangkali, maknanya tidak dapat dikembalikan kepada dari dan pada,

barang dan kali. Kata daripada berfungsi untuk

mempertentangkan, dan kata barangkali

merupakan modalitas yang bermakna ‘tidak pasti’. Contoh lain: apabila, bilamana, bumiputra, padahal, matahari, hulubalang, segitiga.

Ada gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata yang mengandung arti penuh. Unsur ini hanya muncul dalam kombinasi, misalnya unsur a, antar, catur, dasa, maha, non, pasca, peri, sub, tuna, dan sebagainya. Misalnya: amoral. asusila, antardaerah, caturwarga, mahasiswa, nonfosfat, perilaku, subbagian, tunadaksa, pascapanen, pancausaha tani.

Catatan:

(47)

3)

Unsur maha dan peri sebagai gabungan kata ditulis serangkai dengan unsur berikutnya yang berupa kata dasar. Akan tetapi, jika unsur berikutnya kata berimbuhan, penulisan maha dan peri terpisah, misalnya: mahakasih, mahasiswa, mahaguru, perilaku, peribahasa, maha pengasih, maha pemurah, peri kemanusiaan.

Kata esa ditulis terpisah dalam Ketuhanan Yang Maha Esa.

4) Kalau gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, penulisannya harus serangkai dan tidak diberi tanda hubung (-), misalnya: diujicobakan, dibudidayakan, melatarbelakangi, pertanggungjawaban, penandatanganan.

d. Penulisan Kata Depan

Kata depan di dan ke dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya, sedangkan awalan di- dan ke- dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya. Perbedaan kedua hal tersebut dapat dilihat ciri-cirinya seperti berikut ini. 1) Kata depan di dan awalan

di-Ciri yang pertama, kata depan di selalu diikuti kata benda yang menyatakan arah atau tempat, sedangkan di- sebagai awalan selalu diikuti kata kerja. Ciri yang kedua, di sebagai kata depan dapat diganti dengan kata dari, sedangkan di- sebagai awalan tidak dapat diganti dengan kata dari. Ciri yang ketiga, di sebagai kata depan tidak dapat dioposisikan dengan awalan me-, sedangkan di- sebagai awalan dapat dioposisikan dengan awalan me-. Perhatikan contoh berikut.

di (kata depan) di- (awalan)

(48)

di jalan (dari jalan) didera (*dari dera) di luar (*meluar) dimakan (memakan) di muka (*memuka) dipukul (memukul)

2) Kata depan ke dan awalan

ke-Kata depan ke juga selalu diikuti kata benda yang menyatakan arah atau tempat, sedangkan awalan ke-tidak demikian. Awalan ke- membentuk kata benda dari kata lain. Awalan ke- yang berkombinasi dengan akhiran –kan menghasilkan kata kerja perintah. Ciri lainnya, kata depan ke dapat diganti dengan dari, sedangkan awalan ke- tidak dapat diganti dengan dari. Perhatikan contoh berikut ini.

ke(kata depan)

(1) Ke mana saja kamu selama ini? (2) Dia pergi ke kantor setiap hari kerja. (3) Mereka menuju ke arah yang sama.

(4) Pada waktu saya ke depan, ia malah lari ke belakang.

Catatan:

Ke pada kemari harus dituliskan serangkai karena kata ini tidak dapat diganti menjadi dari mari atau di mari. Ke pada keluar lawan masuk ditulis serangkai.

ke- (awalan)

(1) Ia diangkat menjadi Ketua Senat Mahasiswa tahun ini.

(2) Kesampingkan dulu pekerjaan itu, dan kerjakan tugas yang ini.

(49)

e. Penulisan Partikel

Partikel yang sering menimbulkan kesimpangsiuran dalam penulisan adalah pun dan per, sedangkan partikel yang lain, yaitu kah, lah, dan tah tidak menimbulkan persoalan. Ketidakcermatan penulisan pun dan per disebabkan oleh adanya kaidah yang mengatur kedua partikel tersebut.

1)

Partikel pun

Pada dasarnya, partikel pun setelah kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dituliskan terpisah karena pun yang seperti itu merupakan kata utuh yang memiliki makna penuh. Misalnya:

(1) Karena krisis moneter, harga-harga pun membubung tinggi.

(2) Apa pun yang dimakan, Ia tetap kurus.

(3) Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak jika badan sedang sakit.

(4) Mereka pun pasti berharap agar harga bahan pokok kembali normal.

Penulisan pun berikut ini harus ditulis serangkai adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, ataupun, kendatipun, maupun, meskipun, sungguhpun, walaupun, dan sekalipun (yang berarti ‘walaupun’)

2) Partikel per

Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ dituliskan terpisah dari bagian-bagian kalimat yang mendampinginya. Misalnya:

(1) Semua orang yang ditahan diperiksa satu per satu.

(2) Akibat krisis moneter, harga susu naik Rp7.500,00 per kaleng.

(50)

Bentuk per yang menunjukkan bilangan pecah ditulis serangkai.

tiga persepuluh, delapan perlima belas, tujuh dua pertiga.

f. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan

Penulisan lambang bilangan ada dua cara, yaitu dengan angka arab atau angka romawi, dan dengan huruf.

1)

Lambang bilangan dituliskan dengan angka jika berhubungan dengan ukuran (panjang, luas, isi, berat) satuan waktu, nilai uang, atau yang dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, kamar pada alamat yang bukan pada dokumen resmi.

Bentuk dihindari Bentuk dianjurkan

lima sentimeter 5 sentimeter selupuh meter persegi 10 meter persegi dua puluh lima liter 25 liter

lima ribu rupiah Rp5.000,00

2)

Bilangan dalam perincian dituliskan dengan angka.

3)

Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata dituliskan dengan huruf, dan yang dinyatakan lebih dari dua kata dituliskan dengan angka.

Bentuk yang dihindari

(1) Selama seminggu jumlah penderita muntaber berjumlah 3.000 orang.

(2) Rumah sakit itu sudah menyediakan 12 tenda tambahan.

(51)

orang penderita penyakit dalam, dan tiga orang penderita darah tinggi.

Bentuk yang dianjurkan

(1) Selama seminggu jumlah penderita muntaber berjumlah tiga ribu orang.

(2) Rumah sakit itu sudah menyediakan dua belas tenda tambahan.

(3) Menurut catatan Depkes, jumlah pasien yang masuk 21 orang per hari, 5 orang penderita demam, 8 orang penderita TBC, 6 orang penderita penyakit dalam, dan 3 orang penderita darah tinggi.

4) Lambang bilangan pada awal kalimat dituliskan dengan huruf.

Bentuk yang dihindari

(1) 28 orang ditahan dalam kerusuhan tersebut. (2) 10 kambing dijadikan materi dalam penelitian

itu.

Bentuk yang dianjurkan

(1) Sebanyak 28 orang ditahan dalam kerusuhan tersebut.

(2) Sepuluh kambing dijadikan materi dalam penelitian itu.

5) Kata bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis seperti berikut ini.

80-an atau delapan puluhan 5.000-an atau lima ribuan

(52)

(1) Telah dijual sebidang tanah seluas 100 (seratus) meter persegi dengan harga Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

(2) Telah diterima uang sejumlah Rp7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) untuk melunasi faktur No.231/PB/II/1998.

7) Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan sebagai berikut.

(1) Pendidikan Perpajakan Angkatan IV dimulai tanggal 1 Juni 1998.

(2) Pendidikan Perpajakan Angkatan Ke-4 dimulai tanggal 1 Juni 1998.

(3) Pendidikan Perpajakan Angkatan Keempat dimulai tanggal 1 Juni 1998.

g. Penulisan Bentuk Singkat, Singkatan, dan Akronim 1) Bentuk singkat adalah bentuk pendek yang diambil

dari bentuk lengkapnya. Penulisannya menggunakan huruf kecil semua.

Contoh:

lab bentuk singkat dari laboratorium

harian bentuk singkat dari surat kabar harian

2) Singkatan adalah bentuk pendek yang diambil dari huruf-huruf pertama suatu kata atau frasa. Penulisannya dengan huruf kapital semua tanpa diberi titik, misalnya: APBN, PT, DPR, RAL.

(53)

4)

Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik, misalnya: dsb. (dan sebagainya), sda. (sama dengan atas), Yth. (Yang terhormat)

5)

Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik, misalnya: A.S. Kartasasmita, Muh. Imran, Bpk. (bapak), Kol. (kolonel),S.E., M.Sc.

6)

Singkatan satuan ukuran, satuan mata uang, dan lambang unsur kimia tidak diberi tanda titik, misalnya: kg , cm, ha, Rp, Ca, Cl, Zn.

7)

Akronim adalah bentuk pendek yang biasanya diambil dari sebuah frasa, dan bagian yang diambil sangat bervariasi, misalnya: orba, pelita, rapim, muspida.

8)

Jika akronim merupakan nama diri dituliskan dengan huruf awal kapital, seperti Depdikbud, Pemda DKI, Bappenas, dan akronim yang bukan nama diri penulisannya dengan huruf kecil semua, seperti tilang, radar, rudal, pemilu, dan siskamling.

3. Tanda Baca a. Tanda Titik

1)

Singkatan umum yang menggunakan huruf kapital tidak menggunakan tanda titik, sedangkan singkatan gelar akademik dan singkatan nama orang harus menggunakan tanda titik.

(54)

3)

Tanda titik mengikuti nomor daftar atau rangkaian. Untuk nomor yang sudah mengandung titik di dalamnya tidak diberi titik pada bagian akhir.

Contoh: 1. 2.

2.1 Tujuan 2.2 Sasaran

4) Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya, sedangkan pada angka yang tidak menyatakan jumlah tidak perlu digunakan tanda titik. 10.000 orang

2.345 mahasiswa NIP 130938296

Nomor telepon (0281) 32315 Nomor rekening 23144233

b. Tanda Koma (,)

1) Tanda koma wajib digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

(1) Perusahaan itu bergerak di bidang pariwisata, pos, dan telekomunikasi.

(2) Kita butuh aparat yang jujur, bersih, dan berwibawa.

2) Tanda koma wajib digunakan untuk memisahkan kalimat setara perlawanan yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh tetapi, melainkan, dan sedangkan.

(1) Mereka bukan pemain yang berbakat, melainkan pemain yang ulet dan rajin.

(55)

(3) Ia sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi pendapatannya tidak cukup untuk biaya hidup sekeluarga.

3) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang medahului induk kalimat.

(1)

Kalau hari hujan, saya tidak datang.

(2)

Karena ada tugas penting yang harus dikerjakan, ia terpaksa membatalkan perjalanannya ke luar kota.

4) Tanda koma harus digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat. Ungkapan tersebut terletak setelah tanda baca akhir (tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru) dan dimulai dengan huruf awal kapital. Ungkapan-ungkapan tersebut adalah: Oleh karena itu, Kalau begitu, Oleh sebab itu, Selain itu, Sehubungan dengan itu, Bahkan,

Jadi, Kemudian,

Namun, Walaupun demikian,

Pertama, Meskipun demikian,

Selanjutnya, Sebaliknya,

Lagi pula, Misalnya,

Meskipun begitu, Akhirnya,

(1) Lubang pembuangan ditutup lebih dahulu. Kemudian, masukkan kotoran ternak lewat lubang pengisian.

(56)

5) Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya.

Suhardi, M.Sc. Subiyakto, S.H.

6) Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi. Keterangan tambahan adalah keterangan yang diselipkan dalam kalimat yang sudah lengkap, dan bagian ini dibuang pun tidak mengganggu makna dalam kalimat tersebut. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya saling menggantikan.

(1) Menteri Luar Negeri Indonesia, Hasan Wirayuda¸ memberikan keterangan kepada para wartawan sehubungan dengan hasil kunjungannya ke Jepang.

(2) Edy Kancil, koruptor kelas kakap yang melakukan korupsi miliaran rupiah, sampai sekarang masih tetap dicari oleh pihak kepolisian.

c. Tanda Titik Koma (;)

1) Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

Contoh:

Kegunaan kelapa banyak sekali, yaitu daging buah kelapa dapat dibuat minyak goreng; sabut kelapa dapat dibuat tali, sikat, keset, dan permadani kasar; tempurungnya dapat dijadikan kayu bakar; pohonnya dapat dijadikan tiang rumah atau jembatan.

(57)

sebelum rincian akhir tidak dibubuhkan kata dan. Contoh:

Krisis bidang keuangan saat ini menimbulkan berbagai masalah di bidang perekonomian, seperti

(1) menurunnya daya beli masyarakat; (2) kebangkrutan di bidang usaha sehingga

menyebabkan PHK;

(3) utang swasta yang semakin membengkak; (4) kerawanan di bidang keamanan dan ketertiban

masyarakat.

d. Tanda Titik Dua (:)

1) Tanda titik dua digunakan pada kalimat lengkap yang diikuti rincian berupa kata atau frasa. Misalnya:

Air mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: (1) mengalir dari tempat yang tinggi; (2) selalu rata/mendatar;

(3) sesuai dengan bentuk wadahnya; (4) memberikan tekanan ke semua arah; (5) meresap melalui celah kecil;

(6) melarutkan zat lain.

2) Tanda titik dua tidak digunakan sebelum rincian yang merupakan pelengkap kalimat atau kalimat yang pengantarnya belum lengkap. Misalnya:

Sifat-sifat air adalah

(1) mengalir dari tempat yang tinggi; (2) selalu rata/mendatar;

(3) sesuai dengan bentuk wadahnya; (4) memberikan tekanan ke semua arah; (5) meresap melalui celah kecil;

(6) melarutkan zat lain.

(58)

Misalnya:

Sifat-sifat air adalah sebagai berikut.

(1) Air mengalir dari tempat yang tinggi. (2) Permukaannya rata/mendatar.

(3) Bentuknya sesuai dengan wadah yang ditempatinya.

(4) Air memberikan tekanan ke semua arah. (5) Air dapat meresap melalui celah kecil. (6) Air dapat melarutkan berbagai zat.

4) Tanda titik dua digunakan memisahkan nomor jilid dan halaman dalam daftar pustaka, memisahkan tahun dan halaman kalau pengacuan halaman dilakukan pada sistem nama-tahun dalam teks, dan menandai kutipan langsung. Contoh: Agrin 2: 27-35, (Hartoko, 2001:234).

e. Tanda Petik Ganda (“…”)

Tanda petik ganda digunakan sebagai berikut. 1) Mengurung kutipan langsung.

Ia berkata, “Saya akan pergi.”

2) Mengurung kata atau bentukan kata yang dipinjam dari bahasa lain, kata yang digunakan dengan cara khusus, dan kata percakapan sehari-hari.

(1) Pria itu selalu berpakaian “trendy”.

(2) Makanan itu “diserbu” oleh para pengungsi. (3) Karena desakan para pengunjuk rasa, presiden

menyatakan “lengser” dari jabatan.

3) Mengurung judul cerpen, artikel, ceramah, bab sebuah buku, dan yang sejenis.

Gambar

Tabel y. Umur, indeks luas daun, dan hasil tanaman jagung yangditanam pada lima ketinggian tempat

Referensi

Dokumen terkait

129 Secara abiotik faktor lingkungan yang mempunyai keberadaan hewan khususnya mekrozoobentos yang berada di perairan sungai adalah fsktor fisik-kimia lingkungan

[r]

[r]

[r]

Perencanaan pembelajaran pengenalan sains melalui metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan sains di TK Kristen Maranatha Pontianak Utara antara lain

Karakteristik bisnis abad 21 yang seolah-olahdunia semakin tanpa batas akan ditandai dengan perdagangan dunia yang kompetitif,tuntutan pelanggan semakin tinggi,hak paten,dan

Dokumen Penjajaran Kurikulum 2.0 – KSSR (Semakan 2017) Bahasa Semai Tahun 4 4 CENEMPET MENACAK Standard Kenandug Standard Belajar (SP) Kenandug Asas.. (bi bimbing ya cikgu)

tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah.. Dari perspektif strukturasi Giddens, proses produksi media kini terlihat jelas. Kunci untuk memahami proses produksi media