• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (knowladge) - Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (knowladge) - Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan (knowladge)

1. Pengertian

Pengetauan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman rasa dan raba (Notoadmodjo, 2007. hlm. 139)..

2. Tingkatan Pengetahuan

Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai

6 tingkatan, yakni : Tahu (know), Tahu diartikan sebagai mengingat suatu

materi yang telah dipelajari sebelumnya. Memahami (comprehension),

memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Aplikasi (aplication), aplikasi diartikan sebagai

kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

atau kondisi real (sebenarnya). Analisis (analysis), analisis adalah suatu

kemampuan untuk menjabarkan meteri atau suatu objek ke dalam komponen

– komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada

kaitannya satu sama lain. Sintesis (synthesis), sintesis menunjuk kepada suatu

kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dan yang terakhir Evaluasi

(2)

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoadmodjo,

2007. hlm. 139).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian

ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003:

128).

3. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Pengetahuan

Adapun faktor yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan dalam

diri seseorang adalah :

a. Umur

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan

epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun angka kematian di dalam

hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Persoalan

yang dihadapi adalah umur yang tepat, apakah panjang intervalnya di

dalam pengelompokan cukup untuk menyembunyikan peranan umur pada

pola kesakitan atau kematian apakah pengelompokan umur dapat

dibandingkan dengan pengelompokan pada penelitian orang lain.

b. Pendidikan

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti

dalam pendidikan ini terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau

perubahan kearah yang lebih matang pada diri individu, kelompok dan

masyarakat. Konsep ini berangkat dari asumsi manusia sebagai makhluk

(3)

kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu, dan

sebagainya) dalam mencapai tujuan seorang individu, kelompok, dan

masyrakat tidak terlepas dari kegiatan belajar.

c. Pekerjaan

Pekerjaan akan menimbulkan reaksi fisiologi lagi yang melakukan

pekerjaan itu, reaksi ini dapat bersifat positif misalnya senang, bergairah,

ataupun reaksi yang bersifat negatif misalnya bosan, acuh, tidak serius

dan sebagainya.

Melakukan pekerjaan secara efesien tidak hanya tergantung kepada

kemampuan atau ketarampilan tetapi juga dipengaruhi oleh penguasaan

prosedur kerja, uraian kerja, peralatan kerja yang tepat atau sesuai dengan

lingkungan kerja dan lain-lain.

d. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan. Pengetahuan diperoleh

dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Seseorang

memperoleh pengetahuan dari pengalaman pada keadaan sebelumnya

tentang pengalamanya. Semakin sering seseorang mengalaminya semakin

tinggi pengetahuan orang tersebut.

e. Sumber Informasi

Informasi adalah isi stimulasi yang dikeluarkan oleh sumber

(komunikator) kepada komunikan (penerima). Isi stimulasi berupa peran

atau infornasi yang dikeluarkan oleh komunikator, tetapi diharapkan agar

seseorng secara positif untuk aktif melakukan sesuatu, berupa prilaku atau

tindakan. Sumber informasi juga mempengaruhi pengetahuan, baik dari

(4)

B. Sikap (attitude)

1. Pengertian

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan

atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku

(Notoadmodjo, 2007. hlm.142).

2. Komponen Pokok Sikap

Menurut Notoatmodjo (2003), komponen pokok sikap meliputi

hal-hal berikut:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak.

3. Tingkatan Sikap

Sama halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai

tingkatan, yakni :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

(5)

d. Bertanggung Jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi dalam tingkatan ini adalah bertanggung jawab

atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko

(Notoadmodjo, 2010. Hal 31).

4. Fungsi sikap

a. Sebagai alat untuk menyesuaikan, sikap adalah sesuatu yang bersifat

communicable, artinya sesuatu yang mudah mengajar, sehingga mudah

pula menjadi milik bersama.Sikap bisa menjadi rantai penghubung antara

orang dengan kelompok atau dengan anggota kelompok lainnya.

b. Sebagai alat pengatur tingkah laku, pertimbangan dan reaksi pada anak,

dewasa, dan yang sudah lanjut usia tidak ada. Perangsang itu pada

umumnya tidak diberi perangsang spontan, akan tetapi terdapat adanya

proses secara sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu.

c. Sebagai alat pengatur pengalaman manusia didalam menerima

pengalaman-pengalaman secara aktif, artinya semua berasal dari dunia

luar tidak semua dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana

hal-hal yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua

pengalaman di beri penilaian lalu dipilih.

d. Sebagai pernyataan kepribadian, sikap sering mencerminkan pribadi

seseorang ini disebabkan karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi

yang mendukungnya, oleh karena itu sikap-sikap pada objek tertentu,

sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sikap

(6)

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Maulana (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yaitu :

a. Faktor Internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri pribadi manusia itu

sendiri. Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk menerima atau

menolak pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.

b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang terdapat dari luar diri manusia itu

sendiri. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya

interaksi antara manusia dalam bentuk kebudayaaan yang sampai kepada

individu melalui surat kabar, televisi, majalah, dan sebagainya.

6. Pengukuran Sikap Model Likert

Pengukuran sikap model likert juga dikenal dengan pengukuran sikap

dengan skala likert, karena dalam pengukuran sikap juga menggunakan skala

(Hidayat, 2007, hlm. 104).

Dalam menciptakan alat ukur likert juga menggunakan

pertanyaan-pertanyaan tersebut, subjek yang diteliti akan memilih salah satu dari lima

alternatif jawaban yang disediakan. Lima alternatif jawaban yang disediakan

oleh likert adalah :

a. Sangat setuju (strogly approve) : 4

b. Setuju (apporove) : 3

c. Tidak setuju (Disapporove) : 2

(7)

C. Praktik atau Tindakan (practice)

1. Pengertian

Praktik atau tindakan merupakan proses seseorang yang telah mengetahui

stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat

terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan

melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya

(Notoadmodjo, 2007 . hlm. 145).

2. Tingkatan Tindakan

Menurut Notoadmodjo (2010), Praktik atau tindakan mempunyai

beberapa tingkatan, yakni:

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objeksehubungan dengan

tindakan yang akan diambil.

b. Respons Terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan

sesuai dengan contoh.

c. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

d. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik, artinya tindakanp itu sudah dimodifikasinya tanpa

(8)

3. Cara Mengukur Tindakan / Praktek

Secara garis besar mengukur tindakan / praktek seseorang dapat dilakukan

melalui dua metode, yakni :

a. Langsung

Mengukur tindakan secara langsung, berarti peneliti langsung mengamati

atau mengobservasi perilaku subjek yang di teliti. Misalnya : mengukur

tindakan bidan dalam memberikan vitamin K pada bayi baru lahir, maka

peneliti dapat mengamati langsung bidan – bidan dalam memberikan

vitamin K pada bayi baru lahir. Untuk memudahkan pengamatan, maka

hal – hal yang akan diamati tersebut dituangkan atau dibuat lembar tilik

atau check list, misalnya : sebelum menyuntik bidan cuci tangan atau

tidak, memakai sarung tangan atau tidak dan seterusnya.

b. Tidak Langsung

Pengukuran tindakan secara tingkah laku ini, berarti peneliti tidak secara

langsung mengamati tindakan orang yang diteliti (responden). Oleh sebab

itu metoda pengukuran secara tidak langsung ini dapat dilakukan dengan

berbagai cara, yaitu :

1) Metode mengingat kembali atau recall

Metode recall ini dilakukan dengan cara responden atau

subjek penelitian diminta untuk mengingat kembali (recall) terhadap

tindakan beberapa waktu yang lalu. Lamanya waktu yang diminta

untuk diingat responden, berbeda – beda yakni dengan wawancara

terhadap kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari,

(9)

2) Melalui orang ketiga (yang dekat dengan subjek atau responden)

Pengukuran dengan cara ini dilakukan oleh orang yang

terdekat dengan responden yagn diteliti.

3) Melalui indikator atau hasil perilaku responden

Pengukuran tindakan ini dilakukan melalui indikator hasil perilaku

orang yang diamati (Notoadmodjo, 2010. Hal 146 – 147).

D. BIDAN

1. Pengertian Bidan

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan

bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk

menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Bidan mempunyai tugas penting

dalam memberikan bimbingan, asuhan, dan penyuluhan kepada ibu hamil,

persalinan, nifas dan menolong persalina dengan tanggung jawabnya sendiri

serta memberi asuhan pada bayi baru lahir (Sofyan, dkk. 2006 . hlm. 124).

2. Pengertian Bidan Praktek Swasta

Bidan praktek swasta adalah bidan yang memiliki surat izin praktek bidan

(SIPB) sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register) diberi izin

secara sah dan legal untuk menjalankan praktek kebidanan mandiri (Sofyan,

2008, hal. 185).

3. Praktik dan Kewenangan Bidan

Praktik bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga dan masyarakat) sesuai

dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan dapat berpraktek di semua

tatanan pelayanan kesehatan, termasuk di rumah sendiri, komunitas, polindes,

(10)

balai pengobatan dan atau sarana kesehatan lainnya (Sofyan, dkk. 2006 . hlm.

187).

Tentu jika bidan ingin melakukan praktik, bidan tersebut harus melakukan

registrasi yakni dimulai dari proses pendaftaran, pendokumentasian dan

pengakuan terhadap dirinya, sehingga secara fisik dan mental mampu

melaksanakan praktik profesinya (Sofyan, 2006 hlm. 187).

Selain registrasi, bidan harus memiliki Surat Izin Bidan (SIB) yang

merupakan bukti terltulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pelayanan

asuhan kebidanan diseluruh wilayah Republik Indonesia dan Surat Izin Praktek

Bidan (SIPB) yang merupakan bukti terltulis yang diberikan kepada bidan untuk

menjalankan prektik bidan (Sofyan, 2006 . 187).

Di dalam melakukan dan menjalankan pelayanan kesehatan, bidan dituntut

untuk memiliki kompetensi yang meliputi keterampilan (skill) yaitu kemampuan

teknis dalam melaksanakan unjuk kerja tertentu berdasarkan penguasaan pada

pengetahuan (knowladge) dan sikap (attitude) serta standar profesi yaitu

pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam melaksanakan

profesi (Sofyan, 2006 .hlm. 231).

Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 900 / menkes / SK / VII /

2002 bidan dalam menjalankan praktik profesinya berwenang untuk

memberikan pelayanan yang meliputi : pelayanan kebidanan kepada ibu,

pelayanan keluarga berencana dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan

kepada ibu juga meliputi pelayanan kepada anak yang diantaranya pemeriksaan

bayi baru lahir (Sofyan, 2006 hlm. 168).

Rekomendasi telah diberikan oleh British Paediatric Association (BPA,

(11)

bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa ia mematuhinya. Bidan hanya

diberi wewenang untuk memberikan vitamin K secara intramuskular

(Henderson, 2006. Hlm. 392).

E. Bayi baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir melalui proses kelahiran sampai

usia 4 minggu, dengan usia gestasi 38-42 minggu dan mampu menyesuaikan

diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Pada saat adaptasi

tersebut terjadi gangguan-gangguan yang berpotensi menyebabkan kematian

dan kesakitan sedangkan perawatan bayi baru lahir meliputi tentang cara

menjaga kehangatan bayi (mencegah hipotermi), cara menyusui yang benar,

cara mencegah infeksi dan jadwal pemberian imunisasi. (Rukiyah, 2010 .

hlm. 2).

2. Perawatan Rutin Bayi Normal

Bayi baru lahir memiliki kadar vitamin K dan faktor – faktor

pembekuan darah yang sangat rendah, sebagian bayi baru lahir dapat

mengalami perdarahan dari saluran cerna, kekulit atau ke membran mukosa

dan jarang kedalam ke dalam otak. Penyakit perdarahan ini terbatas pada

bayi baru lahir yang belum mendapatkan profilaksis (Meadow, 2009

hlm.63).

F. Vitamin K

1. Pengertian Vitamin K

Vitamin adalah senyawa organic yang digunakan untuk mengkatalisator

metabolism sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta

(12)

vitamin A (retinol), B kompleks (thiamin), B2 (riboflavin), B12

(sianokobalamin), C (asam ascorbat), D, E dan vitamin K(Hidayat, 2009).

Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu

naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang

berperan dalam pembekuan darah, seperti factor II,VII,IX,X dan antikoagulan

protein C dan S, serta beberapa protein lain seperti protein Z dan M yang belum

banyak diketahui peranannya dalam pembekuan darah (KEMENKES RI, 2011

hlm. 4).

Sebesar 15 – 80% vitamin K diabsorpsi di usus halus dengan bantuan

empedu dan cairan pancreas. Kemudian diikatkan dengan kilomikron dan

diangkut melalui system limfe ke hati. Simpanan di hati 10 persen dalam bentuk

filokinon dan sebesar 90 persen sebagai menakinon (Departemen Gizi dan

Kesehatan Masyarakat, 2008. Hlm. 95).

Ada tiga bentuk vitamin K yang diketahui yaitu :

a. Vitamin K1 (phytomenadione), mempunyai rantai samping fitil dan hanya

terdapat di dalam tumbuh – tumbuhan berwarna hijau.

b. Vitamin K2 (menakinon), merupakan sekumpulan ikatan yang rantai

sampingnya terdiri atas beberapa satuan isoprene (berjumlah 1 – 14 unit).

Menakinon disintesis oleh bakteri di dalam saluran cerna.

c. Vitamin K3 (menadion), adalah bentuk vitamin K sintetik. Menadion terdiri

atas cincin naftakinon tanpa rantai samping, oleh karena itu mempunyai sifat

larut air. Menadion baru aktif secara biologic setelah mengalami alkilasi di

(13)

2. Fungsi Vitamin

Vitamin K berfungsi dalam pembekuan darah, walaupun mekanismenya

belum diketahui dengan pasti. Sejak tahun 1970-an para ahli mengetahui

peranan vitamin K dalam tubuh tidak hanya dalam pembekuan darah saja

melainkan merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah residu

protein berupa asam glutamat (glu) menjadi gama – karboksiglutamat (gla)

(Almatsier, 2005 hlm. 181).

Enzim karboksilase yang menggunakan vitamin K sebagai kofaktor

didapat di dalam membran hati dan tulang dan di lain jaringan. Pada proses

pembekuan darah, gama – karboksilasis terjadi didalam hati pada residu asam

glutamat yang terdapat pada berbagai faktor pembekuan darah, seperti faktor II

(protrombin), VII, VIII, IX, dan X. Kemampuan gla – protein untuk mengikat

kalsium merupakan langkah esensial dalam pembekuan darah (Almatsier, 2005.

hlm. 181).

Tanpa vitamin K, tulang memproduksi protein yang tidak sempurna,

sehingga tidak dapat mengikat mineral – mineral yang diperlukan dalam

pembentukan tulang. Gla – protein juga ditemukan didalam jaringan tubuh lain

seperti ginjal, pankreas, limpa, paru – paru, dan endapan aterosklerotik namun

fungsinya belum diketahui dengan pasti. Gla – protein di dalam otak diduga

berperan dalam metabolisme sulfatida yang diperlukan untuk pengembangan

otak (Almatsier, 2005 hlm. 181).

3. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Vitamin K

Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal,

sehingga bila ada luka atau pada operasi terjadi perdarahan.Kekurangan vitamin

(14)

makanan.Kekurangan vitamin K terjadi bila ada gangguan absorpsi lemak (bila

produksi empedu kurang atau pada diare) (Almatsier, 2005 hlm. 184).

Kelebihan vitamin K hanya bisa terjadi bila vitamin K diberikan dalam

bentuk berlebihan berupa vitamin K sintetik menadion.Gejala kelebihan vitamin

K adalah hemolysis sel darah merah, sakit kuning (jaundice) dan kerusakan pada

otak (Almatsier, 2005 hlm. 184).

G. Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK)

Vitamin K penting untuk sintesis sejumlah faktor pembekuan darah –

defiseiensi dapat menyebabkan gangguan perdarahan yang dikenal sebagai

penyakit perdarahan pada bayi baru lahir.Faktor – faktor pembekuan darah yang

bergantung pada vitamin K terdapat dalam konsentrasi rendah saat lahir. Tetapi

jumlah ini kemudian turun hingga level terndah pada usia 2 – 5 hari (Henderson,

2006 .hlm. 391).

ASI mengandung vitamin K dalam jumlah sangat sedikit dan bayi yang

mendapat ASI dapat menderita akibat penyakit pendarahan yang muncul

terlambat, kadang kala perdarahan fatal intracranial dapat terjadi (Henderson,

2006 .hlm. 391).

Sejak tahun 1950, bayi – bayi yang beresiko tinggi mengalami penyakit

perdarahan (bayi – bayi yang preterm dan bayi yang meminum ASI, bayi yang

kelahirannya dibantu alat atau bayi yang mengalami trauma saat lahir, bayi yang

menggunakan antibiotic atau yang ibunya mengonsumsi obat – obatan yang

memengaruhi metabolisme vitamin K) diberikan profilaksis vitamin K setelah

lahir (Handerson, 2006 hlm. 391).

Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK) dapat terjadi spontan

(15)

operasi, disebabkan karena berkurangnya faktor pembekuan darah (koagulasi)

yang tergantung pada vitamin K yaitu faktor II, VII, IX dan X. Sedangkan faktor

koagulasi lainnya, kadar fibrinogen dan jumlah trombosit dalam batas normal

(KEMENKES RI, 2011 hlm. 5).

H. Pelaksanaan Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis

1. Peralatan dan Perlengkapan dalam Pemberian Vitamin K

a. Vitamin K injeksi

b. Sarung tangan satu pasang

c. Sepuit seteril 1 cc (sepuit kecil)

d. Bak instrumen

e. Kom dan Bengkok

f. Kapas basah (DTT)

g. Kapas kering

h. Waskom berisi larutan chlorin 0,5 %

i. Safety box

j. Wastafel/ tempat cucu tangan

k. Sabun biasa/ antiseptik

l. Handuk/ lap tangan

b. Cara Pemberian

Semua bayi baru lahir harus diberikan injeksi vitamin K1 profilaksis.

Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1 (phytomenadione) injeksi

dalam sediaan ampul yang berisi 10 mg Vitamin K1 per 1 ml. Cara pemberian

(16)

1. Masukkan vitamin K1 ke dalam spuit sekali pakai steril 1 ml, kemudian

disuntikkan secara intramuskular di paha kiri bayi bagian anterolateral

sebanyak 1 mg dosis tunggal, diberikan paling lambat 2 jam setelah lahir.

2. Vitamin K1 injeksi diberikan sebelum pemberian imunisasi hepatitis B0

(uniject), dengan selang waktu 1-2 jam.

Adapun langkah– langkah pemberian vitamin K pada bayi baru lahir

yang dikutip dari Yuli. 2009. hal. 41-43 adalah :

1. Sapa ibu dan bayi dengan ramah dan menginformasikan bahwa bayinya akan

di suntik

2. Cek kembali kepastian vitamin K injeksi.

3. Jelaskan hal-hal yang berkaitan denngan injeksi yang akan di berikan pada

ibu: manfaat, efek samping, tempat injeksi, dan lain-lain.

4. Cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, keringkan dengan handuk

5. Siapkan vitamin K injeksi yang akan diberikan dengan mendekatkan meja

yang tidak terkena matahari langsung.

6. Pakai sarung tangan (tidak perlu seteril hanya untuk melindungi petugas dari

infeksi).

7. Ambil vitamin K injeksi kemudian buka (patahkan) tutupnya.

8. Lepaskan tutup sepuit dengan tidak menyentuh jarum sepuit.

9. Masukkan vitamin K injeksi ke dalam sepuit kecil 1cc.

10.Keluarkan gelembung udara, pegang sepit tegak lurus dan tarik

penyumbatnya kemudian masukan perlahan.

11.Tentukan tempat injeksi di paha anterolateral di vastus lateralis.

(17)

13.Suntikkan vitamin K injeksi secara intramuskuler tegangkan kulit dengan ibu

jari dan jari telunjuk tangan kiri (tangan yang tidak dominan) tusukkan jarum

kedalam kulit membentuk sudut 900. hapus darah dilokasi penyuntikan

dengan kapas kering.

14.Masukan sepuit kedalam larutan klorin, hisap larutan larutan klorin ke dalam

spuit.

15.Buang sampah spuit ke dalam safety box.

16.Beritahu ibu tentang relaksasi lokal yang mungkin timbul rasa sakit atau

kemerahan dan pembengakan di sekitr tempat penyuntikan. Relaksasi yang

terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah dua hari.

17.Bereskan semua peralatan yang digunakan dan pisahkan sampah kering dan

sampah basah

18.Cuci tangan di wadah larutan kelorin 0,5%, bersihkan sarung tangan dan

lepaskan secara terbalik

19.Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk.

20.Amati reaksi pasca penyuntikan.

21.Ingatkan ibu untuk kunjungan ulang imunisasi

22.Pendokumentasian.

Pada bayi yang akan dirujuk tetap diberikan vitamin K1 dengan dosis

dan cara yang sama. Pada bayi yang lahir tidak ditolong bidan, pemberian

vitamin K1 dilakukan pada kunjungan neonatal pertama (KN 1) dengan dosis

dan cara yang sama. Setelah pemberian injeksi vitamin K1, dilakukan observasi

Referensi

Dokumen terkait

Informasi yang dibutuhkan oleh wisatawan juga sudah jelas, mulai dari visualisasi gambar serta informasi fasilitas, lokasi dan keunggulan Wisata Alam Posong sehingga

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sesuai dengan tujuan penelitian sebagai berikut: (1) Key Performance Indicators (KPI) yang mempengaruhi

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan tentang respon siswa terhadap penerapan metode pembelajaran demonstrasi di kelas VIII SMP Negeri 9 Kota

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk analisis : ( 1 ) kualitas pelayanan ( reliability, responsiveness, assurance, empati, tangible) bank yang dirasakan oleh

(Studi Multisitus di SMP Nabawi Maftahul Ulum Blitar dan MTs Ma’arif NU 2 Sutojayan Blitar), Tulungagung: Program Pascasarjana IAIN Tulungagung, 2016.. Fokus penelitian: 1)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proporsi tepung terigu : pisang tanduk kukus dan penambahan telur pada kualitas produk cake dan menentukan perlakuan

 Bila primary key nid,thn_akademik,smt, maka tidak bisa karena seorang dosen pada tahun akademik dan semester yang sama bisa mengajar lebih dari satu matakuliah.  Bila primary

Segenap Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama kuliah.i. Kedua orang tua,