• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Adaptasi Alat Ukur Kepribadian Big Five Factor Marker dari International Personality Item Pool (IPIP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Adaptasi Alat Ukur Kepribadian Big Five Factor Marker dari International Personality Item Pool (IPIP)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Tes psikologi adalah suatu pengukuran yang objektif dan terstandar terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk mengukur perbedaan antar individu atau juga mengukur reaksi individu yang sama pada situasi yang berbeda (Anastasi & Urbina, 1997).

(2)

Hasil tes psikologi digunakan sebagai dasar informasi dalam pengambilan keputusan. Informasi individu yang digali melalui suatu tes psikologi dapat menjadi prediktor yang meramalkan performa individu dalam suatu tugas. Oleh karena itu tes psikologi yang akan dipergunakan harus memenuhi kualitas psikometri yang baik agar dapat diterapkan dalam mengukur suatu atribut psikologi pada individu (Murphy, 2005).

Tes psikologi digunakan dalam konteks industri organisasi, pendidikan atau sekolah serta dalam konteks klinis. Dalam konteks industri organisasi tes psikologi memainkan peran yang sangat penting, terutama dalam proses perekrutan dan seleksi karyawan. Tes psikologi yang digunakan diantaranya tes kemampuan kognitif, tes situasional, serta tes kepribadian objektif dan proyektif. Tes psikologi dalam konteks pendidikan berperan untuk memeriksa intelegensi atau IQ, prestasi akademik, kepribadian, minat serta bakat. Dalam konteks klinis peran tes sebagai alat untuk memeriksa orang-orang yang mengalami masalah perilaku untuk kemudian menetapkan keputusan-keputusan terapeutik (Anastasi, 1997).

(3)

orang-orang dengan karakteristik kepribadian tertentu yang tidak hanya dilihat berdasarkan kemampuan umum atau intelegensi (Jewell, 1998).

Para psikolog yang tertarik dalam bidang perilaku karir juga berpendapat bahwa kepribadian berhubungan dengan jenis karir yag dipilih seseorang dan bagaimana mereka berfungsi dalam pekerjaan tersebut. Orang dengan karakteristik tertentu akan memilih pekerjaan tertentu dan akan berfungsi dengan lebih baik dalam beberapa pekerjaan dibandingkan pekerjaan yang lain (De Fruyt & Salgado, dalam Pervin, 2005). Dalam konseling sekolah tes kepribadian berfungsi untuk memeriksa dan kemudian mengarahkan serta menangani anak-anak berdasarkan karakter pribadinya. Terlihat bahwa dalam bidang-bidang tersebut kepribadian individu menjadi salah satu faktor pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan.

Menurut Gordon W.Allport kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik indvidu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran indvidu secara khas (Barrick & Ryan, dalam Pervin, 2005). Banyak teori-teori kepribadian yang berkembang dalam menggambarkan perbedaan manusia. Masing-masing teori menggambarkan kepribadian berdasarkan satu perspektif tertentu, sehingga tidak bisa menggambarkan perbedaan manusia secara luas dan menyeluruh. Salah satu pendekatan dalam kepribadian yang diketahui dapat melihat perbedaan individual secara luas ialah Big Five Factor. Big Five Factor mengorganisir perbedaan individu dalam lima dimensi yang luas dan

(4)

berupa unit dasar kepribadian atau trait, yang merupakan kecenderungan umum individu untuk merespons dengan cara tertentu (Pervin, 2005).

Sifat atau trait diperlakukan sebagai sesuatu yang benar-benar eksis dalam teori Big Five Factor, yaitu tiap faktor dipandang sebagai struktur psikologi yang dimiliki oleh tiap orang dalam tingkatan yang bervariasi. Sifat tersebut dianggap mempengaruhi secara kausal tiap perkembangan psikologi individual. Dalam teori Big Five Factor, kelima faktornya merupakan disposisional dasar kecenderungan

yang dimiliki oleh semua orang (Pervin, 2005).

Selama dua dekade terakhir, perkembangan Big Five Factor telah menjadi model paling menonjol untuk menggambarkan struktur sifat kepribadian. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa banyak hal yang mampu diprediksi dan digambarkan oleh trait-trait dalam kepribadian Big Five Factor. Salah satu contohnya dalam bidang pekerjaan. Individu dengan tingkat Extraversion yang tinggi akan memilih dan lebih baik pada pekerjaan sosial dan hiburan dibandingkan dengan individu Introversion (Pervin, 2005).

Contoh lainnya dalam penggunaan model Big Five Factor ialah dalam

memilih dan merencanakan perawatan psikologi individu (Harkness & Lilienfeld,

dalam Pervin, 2005). Pemahaman terhadap kepribadian individual, membuat para

terapis mampu untuk mengantisipasi masalah dan merencanakan serangkaian

penanganan dalam perawatan psikologi individu (Sanderson & Clarkin, dalam

Pervin, 2005). Prinsipnya disini ialah sebagaimana individu dengan kepribadian

yang berbeda akan berfungsi lebih baik atau lebih buruk dalam pekerjaan yang

(5)

keuntungan dari bentuk perawatan psikologi yang berbeda (Costa & McCrae,

dalam Pervin, 2005).

Terlihat banyak aspek yang dapat diprediksi dan digambarkan dengan kepribadian Big Five Factor, namun pengembangan alat ukur kepribadiannya masih sedikit. Goldberg (1999) menyatakan bahwa progres ilmiah dalam pengembangan inventori kepribadian masih sangat lambat. Salah satu penyebabnya adalah fakta bahwa inventori kepribadian yang luas berkembang merupakan instrumen hak milik, diantaranya NEO PI-R (Neoriticsm, Extraversion, Openness, Personality Inventory- Revised) dan CPI (California

Psychological Inventory), yang mengarah pada sedikitnya pembaharuan karena

ketika akan dikembangkan peneliti membutuhkan izin serta biaya dalam penggunaan kuisionernya.

(6)

Alat ukur kepribadian Big Five yang digunakan di Indonesia adalah NEO PI-R yang dikonstruksikan pada tahun 1992 oleh Costa dan McCrae. Terdiri dari 240 aitem pernyataan-pernyataan pendek berupa self-report pada orang pertama, contoh: Saya benar-benar seperti orang yang kebanyakan saya temui. Dan mengobservasi peringkat pada orang ketiga, contoh: Dia memiliki imajinasi yang sangat aktif. Aitem-aitemnya dievaluasi dengan lima poin skala mulai dari “sangat tidak setuju” sampai “sangat setuju” (McCrae & Costa, 2006).

Penggunaan alat ukur kepribadian Big Five maupun pengembangan alatnya masih belum begitu populer di Indonesia. Penelitian alat ukur kepribadian Big Five secara psikometri juga belum banyak dilakukan (Mastuti, 2005). Melihat

fenomena tersebut, adaptasi inventori yang memenuhi syarat kedalam bahasa dan budaya indonesia sangat berkontribusi pada perkembangan penelitian alat ukur kepribadian di Indonesia.

Pada tahun 1996 Goldberg mengusulkan suatu kolaborasi Internasional untuk mengembangkan inventori kepribadian yang mudah tersedia dan luas. Semua peneliti bebas menggunakan aitem dan menyebarkan penemuan mereka untuk memperbaruinya. Aitem-aitemnya dikembangkan dan kemudian disajikan pada website internet yang dikenal dengan International Personality Item Pool (IPIP) (Gow, 2005).

(7)

tersebut tidak berarti bahwa versi IPIP dengan versi aslinya benar-benar setara (Costa & McCrae, dalam Gow, 2005). Selain berisi berbagai versi dari tes Big Five yang berkembang, Goldberg juga mengembangkan beberapa aitem dalam

IPIP yang dikenal dengan Big Five Factor Marker yaitu suatu tes untuk mengukur kepribadian berdasarkan Big Five Factor, kelima faktornya yaitu Extraversion vs Introversion, Agreeableness vs Antagonism, Conscientiousness vs Lack of

Direction, Emotional Stability vs Neuroticism, dan Intellec atau Openness vs

Closedness.

Big Five Factor Marker terdiri dari 50-100 aitem yang berupa

pernyataan-peryataan pendek. Kesemua aitemnya dapat di download di internet untuk digunakan dalam penelitian. Awalnya pengembangan Big Five Factor Marker oleh Goldberg ini terdiri dari 100 unipolar Big Five Factor Markers yang berisi kata sifat tunggal atau trait-descriptive. Namun kemudian, Goldberg mengusulkan bahwa kata sifat dapat diperbaiki untuk menciptakan aitem-aitem kuesioner yang menyediakan informasi yang lebih kontekstual daripada kata tunggal, tapi tetap masih lebih singkat daripada aitem dalam inventori kebanyakan lainnya (Gow, 2005).

(8)

mereka pada lima tingkatan, yaitu “sangat sesuai”, “sesuai”, “netral”, “tidak sesuai”, dan “sangat tidak sesuai”.

Big Five Factor Marker banyak dilaporkan dalam jurnal-jurnal

pengembangan alat ukur. Big Five Factor Marker memiliki aitem yang sedikit, tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan beberapa inventori kepribadian lainnya, aitem-aitemnya yang berupa frasa memudahkan pengerjaan oleh responden. Kesemua aitem singkat dalam Big Five Factor Marker mampu mengukur lima faktor kepribadian Big Five, yaitu Surgency atau Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Emotional Stability atau kebalikan dari

Neuroticism, dan Intellec atau Openness (Guenelo & Chernyshenko, 2005).

Big Five Factor Marker juga dapat menghemat pelaksanaan pemeriksaan

kepribadian. Teori Big Five yang mampu menggambarkan kepribadian secara luas memungkinkan untuk melakukan tes kepribadian hanya sekali saja. Karena praktiknya, pemeriksaan kepribadian menggunakan beberapa alat tes untuk melihat beberapa dimensi kepribadian tertentu. Ini disebabkan oleh satu tes kepribadian biasanya mengukur suatu dimensi kepribadian tertentu. Hal ini diungkapkan oleh Yunita sebagai psikolog di biro psikologi Persona (Yunita Zahra, M.Psi, komunikasi personal tanggal 11 Januari 2013, pukul 13.00).

(9)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah Big Five Factor Marker yang telah diadaptasi kedalam versi

Indonesia memiliki validitas konstruk dan reliabilitas yang baik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

Mengadaptasi Big Five Factor Marker (IPIP) kedalam versi Indonesia dan menguji validitas konstruk serta reliabilitasnya.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dan teoritis berikut:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dalam bidang psikometri melalui suatu bentuk pelaporan pengadaptasian tes kepribadian beserta pengujian validitas konstruk serta reliabilitasnya.

2. Manfaat praktis

(10)

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Menggambarkan tentang peranan teori kepribadian Big Five dalam menjelaskan perbedaan individu, kurangnya pengembangan inventori kepribadian Big Five hingga perumusan masalah, tujuan dan manfaat yang diharapkan dari

penelitian.

Bab II Landasan Teori

Berisi teori Big Five serta tipe-tipe kepribadian Big Five, penjelasan mengenai Big Five Factor Marker serta IPIP, teori mengenai adaptasi alat ukur serta tata cara pengadaptasian, serta teori mengenai karakteristik psikometri yaitu validitas serta reliabilitas. Juga berisi mengenai sumber-sumber error dalam adaptasi.

Bab III Metodologi Penelitian

Berisi uraian tentang jenis penelitian, karakteristik populasi penelitian serta teknik pengambilan sampelnya. Juga berisi proses pengadaptasian Big Five Factor Marker serta penjelasan tentang teknik dan prosedur yang dilaksanakan

dalam pengumpulan data serta analisa data.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

(11)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Referensi

Dokumen terkait

Faktor pendapatan rumahtangga diluar industri tempe, umur tenaga kerja perempuan, dan pendidikan tenaga kerja perempuan berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga

Dari penjelasan tabel hasil pra survei diatas, dapat ditarik kesimpulan terdapat masalah pegawai di Dinas Pendidikan provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang

It allows forest management enterprises to provide evidence that the wood they supply has been controlled to avoid wood that is illegally harvested, harvested in

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 dalam pelayanan kesehatan dan makanan yang layak bagi

Yang dimana tujuan bawaslu kota Bandar Lampung memelihara hak pilih masyarakat di kota Bandar Lampung untuk memilih calon kepala daerah yang sesuai hati nurani

Pada form diagnosa terdapat 5 (lima) gejala, dan dapat dilanjutkan pada halaman berikutnya jika ke-5 (lima) gejala tersebut tidak dialami oleh user dengan menekan

Jasa Rumah sakit pada tindakan medik non Operatif sebesar 80% dari tarif tindakan

“Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkanhukum Islam antara Bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang