• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR FASHION DAN AKSESORIS TERHADAP KESIAPAN MENJADI SHOES DESIGNER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI HASIL BELAJAR FASHION DAN AKSESORIS TERHADAP KESIAPAN MENJADI SHOES DESIGNER."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR FASHION DAN AKSESORIS TERHADAP KESIAPAN MENJADI SHOES DESIGNER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Tata Busana Paket Konsentrasi Manajemen Desain

Oleh

Asstia Rachmawati 0800644

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Kontribusi Hasil Belajar Fashion dan

Aksesoris Terhadap Kesiapan Menjadi

Shoes Designer

Oleh Asstia Rachmawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Asstia Rachmawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

ASSTIA RACHMAWATI

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR FASHION DAN AKSESORIS TERHADAP KESIAPAN MENJADI SHOES DESIGNER

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Dra. Marlina, M. Si. NIP. 19590203 198603 2 001

Pembimbing II,

Mila Karmila, S. Pd., M. Ds. NIP. 19720712 200112 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga,

(4)

ABSTRAK

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR FASHION DAN AKSESORIS TERHADAP KESIAPAN MENJADI SHOES DESIGNER

Penelitian ini mengkaji kontribusi hasil belajar fashion dan aksesoris terhadap kesiapan menjadi shoes designer. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Populasi penelitian yaitu mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil dan Mode STISI Telkom angkatan 2009/2010, yang telah mengikuti pembelajaran fashion dan aksesoris dengan sampel jenuh berjumlah 32 orang. Alat pengumpulan data berupa tes dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar fashion dan aksesoris pada indikator konsep dasar fashion dan aksesoris (definisi, sejarah perkembangan, dan macam-macam aksesoris), sumber ide dalam bentuk moodboard, membuat desain dan menentukan decorative design umumnya berada pada kategori tinggi, dan memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap kesiapan menjadi shoes designer. Temuan ini mengandung implikasi bahwa mahasiswa sudah menguasai fashion dan aksesoris baik pada indikator konsep dasar fashion dan aksesoris (definisi, sejarah perkembangan, dan macam-macam aksesoris), sumber ide dalam bentuk moodboard, membuat desain maupun menentukan decorative design. Penulis merekomendasikan kepada mahasiswa untuk dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan lagi penguasaan materi fashion dan aksesoris, dan mahasiswa

diharapkan lebih meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai shoes

designer, karena peluang kerja menjadi shoes designer saat ini terbuka lebar.

(5)

ABSTRACT

CONTRIBUTION OF LEARNING FASHION AND ACCESSORIES ON READINESS TO BE A SHOES DESIGNER

This study examines the learning outcomes contribute to the readiness of fashion and accessories into shoes designer. The method used in this research is descriptive analytic method. The study population is students of Textile and Fashion Kriya force STISI 2009/2010, which has followed the fashion and accessories with a lesson saturated samples totaling 32 people. Data collection tools such as tests and questionnaires. Results showed that the learning outcomes fashion and accessories on the basic concepts indicators fashion and accessories (definition, historical development, and various accessories), a source of ideas in the form moodboard, create decorative designs and determine the general design are in the high category, and contribute significant positive towards readiness to shoes designer. This finding implies that the student has mastered both fashion and accessories in the basic indicators of fashion and accessories concept (definition, historical development, and various accessories), a source of ideas in the form moodboard, making the design and determine the decorative design. Authors recommend to students to be able to maintain and further enhance the mastery of fashion and accessories, and students are expected to further improve insight and knowledge about the shoes designer, because shoes designer job opportunities being wide open at this time.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Tinjauan Mata Kuliah Fashion dan Aksesoris... 7

2. Tujuan Pembelajaran Fashion dan Aksesoris ... 7

3. Materi Pembelajaran Fashion dan Aksesoris ... 8

a. Konsep Dasar Fashion dan Aksesoris ... 8

b. Konsep Dasar Sepatu ... 9

c. Sejarah Perkembangan Sepatu ... 14

d. Macam-macam Sepatu ... 19

e. Sumber Ide ... 30

f. Moodboard ... 33

g. Desain Sepatu ... 34

h. Decorative Design Sepatu ... 40

4. Hasil Belajar Fashion dan Aksesoris ... 43

5. Konsep Kesiapan Menjadi Shoes Designer ... 45

6. Shoes Designer ... 48

B. Kerangka Pemikiran ... 49

C. Hipotesis Penelitian ... 51

BAB III METODE PENELITIAN ... 52

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 52

B. Metode Penelitian ... 53

C. Definisi Operasional ... 54

D. Instrumen Penelitian ... 55

E. Proses Pengembangan Instrumen... 56

(7)

G. Analisis Data ... 57

H. Prosedur Penelitian ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Hasil Penelitian ... 69

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 92

Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 92

Instrumen Penelitian... 95

Hasil Pengolahan Data ... 109

Surat-Surat ... 128

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Globalisasi yang berkembang dengan sangat cepat menuntut ketersediaan

sumber daya manusia yang handal dan berkualitas tinggi dalam bidang fashion.

Kebutuhan manusia akan fashion semakin meningkat, kebutuhan itu tidak hanya

sebatas menutupi tubuh saja tetapi berkaitan erat dengan life style karena itu

fashion selalu berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni (IPTEKS). Kebutuhan akan aksesoris fashion berkembang

sejalan dengan trend dan kebutuhan fashion yang sifatnya tidak hanya untuk

memenuhi kebutuhan kesehatan tetapi juga untuk memenuhi kepuasan psikologis

seseorang berkaitan dengan life style yang bersifat nonfisik yaitu be fashionable

dan on fashion yang menuntut para pelaku usaha untuk lebih inovatif dan kreatif

dalam menciptakan kreasi baru aksesoris berupa sepatu.

Sepatu merupakan aksesoris yang sangat menunjang penampilan

seseorang yang berkaitan erat dengan gaya hidup yang dapat memberikan rasa

percaya diri. Kebutuhan akan sepatu pada saat ini ditinjau dari aspek pemakaian

dan kenyamanan serta model yang unik dan menarik yang lebih fashionable (life

style), sehingga peranan shoes designer sangat dibutuhkan untuk mendesain

produk yang kreatif dan inovatif. Menjadi seorang shoes designer dituntut

memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam mendesain sepatu yang

dilandasi oleh sikap tekun, optimis, kreatif dalam melakukan usaha secara

mandiri, disertai keberanian menanggung resiko berdasarkan perhitungan dan

perencanaan. Oleh karena itu, seorang shoes designer dituntut untuk memiliki

ilmu pengetahuan yang luas berkaitan dengan bidang fashion dan aksesoris

khususnya sepatu.

Upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia terhadap aksesoris berupa

sepatu yang unik dan menarik maka dibutuhkan tenaga ahli dibidang sepatu yang

menguasai pengetahuan tentang sepatu, mampu mendesain sepatu, memilih

(9)

Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia Telkom (STISI Telkom)

merupakan salah satu perguruan tinggi pelopor khusus di bidang Seni Rupa dan

Desain, berorientasi mencetak lulusan yang terampil dan memiliki wawasan luas

dalam berwirausaha sebagaimana tercantum dalam profil STISI Telkom tentang

informasi umum STISI Telkom (www.stisitelkom.ac.id), sebagai berikut:

Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia Telkom (STISI Telkom) merupakan salah satu perguruan tinggi pelopor khusus di bidang Seni Rupa dan Desain, dengan program studi terlengkap. STISI Telkom memfokuskan lulusannya untuk dapat menjadi tenaga ahli di bidang Seni Rupa dan Desain yang terampil, memiliki wawasan luas, serta memaksimalkan potensi berwirausaha, sebagai jawaban atas tuntutan perkembangan kebutuhan masyarakat serta Industri Kreatif Indonesia dan Dunia saat ini yang sangat pesat.

STISI Telkom memiliki beberapa Program Studi salah satunya Program

Studi Kriya Tekstil dan Mode yang mempelajari bidang tekstil baik teori maupun

praktek, dengan tujuan menghasilkan lulusan (Sarjana Desain) yang profesional

dan memiliki kemampuan berwirausaha di bidang industri kreatif melalui

penguasaan teori-teori, pengetahuan dan praktek perancangan kriya (seni) tekstil

yang berorientasi pada dunia mode. Salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh

oleh mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil dan Mode di semester empat adalah

fashion dan aksesoris yang memiliki bobot lima sks. Tujuan perkuliahan fashion

dan aksesoris yaitu membekali mahasiswa dengan pengetahuan serta keterampilan

dalam mendesain aksesoris untuk mempersiapkan mahasiswa menjalankan bisnis

yang berkaitan dengan bidang industri mode/fashion (http://administration.stisi

telkom.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/sap-2011-ft2325-merencanastudioktmII

fashiondanaksesoris-stisitelkom.pdf).

Proses pembelajaran fashion dan aksesoris yang dilaksanakan dengan

sungguh-sungguh diharapkan akan memberikan dampak positif terhadap

perubahan perilaku pada individu yang disebut hasil belajar, sejalan dengan yang

dikemukakan oleh Nana Sudjana (2009:20) yaitu “Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,

pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan, daya reaksi, daya penerimaan, dan

(10)

3

Melalui hasil belajar fashion dan aksesoris diharapkan dapat memberikan

kontribusi terhadap munculnya kesiapan untuk memasuki dunia kerja khususnya

menjadi shoes designer. Kesiapan merupakan modal utama suatu pekerjaan

dengan memiliki kesiapan pekerjaan akan dapat terselesaikan dengan hasil yang

terbaik. Sejalan dengan pernyataan Slameto (2010:113) mengemukakan bahwa

“Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi”.

Shoes designer adalah seseorang yang profesional dan memiliki ide kreatif

dan inovatif dalam mendesain sepatu. Kesiapan menjadi shoes designer yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi seseorang meliputi kemampuan

potensi fisik dan mental, disertai keterampilan yang dimiliki untuk siap

mengerjakan segala sesuatu yang berhubungan dengan profesi shoes designer.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti

tentang bagaimana Kontribusi Hasil Belajar Fashion dan Aksesoris Terhadap

Kesiapan Menjadi Shoes Designer pada Mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil

dan Mode STISI Telkom angkatan 2009 dan 2010.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah perlu ditentukan terlebih dahulu untuk memudahkan

dan mengetahui masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini. Seperti yang

dijelaskan oleh Mohammad Ali (1992:37), “Identifikasi masalah merupakan rumusan dan deskripsi analisa ruang lingkup masalah yang dirumuskan baik

dalam bentuk pertanyaan maupun pernyataan”. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan penelitian kontribusi hasil belajar fashion dan aksesoris terhadap

kesiapan menjadi shoes designer meliputi:

a. Mata kuliah fashion dan aksesoris merupakan mata kuliah lanjutan yang wajib

diikuti oleh seluruh mahasiswa tingkat dua semester empat Program Studi

Kriya Tekstil dan Mode (Prodi. KTM) Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Design

(11)

fashion dan aksesoris diselenggarakan dalam bentuk teori 30% dan praktek

70%.

b. Hasil belajar fashion dan aksesoris diharapkan dapat memberikan bekal ilmu

berupa konsep dasar fashion dan aksesoris (definisi, sejarah perkembangan,

dan macam-macam aksesoris), visualisasi sumber ide dalam bentuk

moodboard, membuat desain, dan menentukan decorative design produk

aksesoris sebagai kesiapan menjadi shoes designer.

c. Hasil belajar fashion dan aksesoris diharapkan dapat memberikan sumbangan

berupa ilmu dan keterampilan yang dapat dijadikan bekal sebagai kesiapan

mahasiswa memasuki dunia kerja khususnya menjadi shoes designer.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah sebagai langkah dari suatu problematika dan bagian

pokok dari kegiatan penelitian supaya adanya kejelasan masalah yang akan diteliti

sehingga objek penelitiannya jelas dan terarah. Perumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu “Seberapa besar kontribusi hasil belajar fashion dan aksesoris

terhadap kesiapan menjadi shoes designer di STISI Telkom?”.

C. Tujuan Penelitian

Menurut Punaji Setyosari (2010:14), “Tujuan penelitian ilmiah adalah untuk menemukan jawaban atas suatu masalah yang berarti (signifikan) dengan

melalui pendekatan-pendekatan atau prosedur-prosedur ilmiah”. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh data tentang kontribusi hasil belajar fashion dan

aksesoris terhadap kesiapan menjadi shoes designer, mencakup:

1. Hasil belajar fashion dan aksesoris ditinjau dari indikator :

a. Kemampuan untuk mengetahui konsep dasar fashion dan aksesoris (definisi,

sejarah perkembangan, dan macam-macam aksesoris).

b. Kemampuan memvisualisasikan sumber ide dalam bentuk moodboard.

c. Kemampuan membuat desain, dan menentukan decorative design produk

(12)

5

2. Kesiapan untuk menjadi shoes designer pada mahasiswa Program Studi Kriya

Tekstil dan Mode STISI Telkom.

3. Kontribusi hasil belajar fashion dan aksesoris terhadap kesiapan menjadi shoes

designer.

4. Besarnya kontribusi hasil belajar fashion dan aksesoris terhadap kesiapan

mahasiswa menjadi shoes designer pada mahasiswa Program Studi Kriya

Tekstil dan Mode STISI Telkom.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian kontribusi hasil belajar fashion dan aksesoris terhadap

kesiapan menjadi shoes designer, secara teoritis dan praktis diharapkan dapat

memberikan manfaat, sebagai berikut:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

dan wawasan tentang desain aksesoris serta pengalaman penulis dalam

melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah khususnya mengenai

kontribusi hasil belajar fashion dan aksesoris terhadap kesiapan menjadi shoes

designer.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

pihak yang diberikan rekomendasi dalam upaya merespon kebutuhan proses

pembelajaran fashion dan aksesoris, sehingga menumbuhkan kesiapan

mahasiswa menjadi shoes designer.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi penulisan dalam penelitian mengenai kontribusi hasil

belajar fashion dan aksesoris terhadap kesiapan menjadi shoes designer, secara

sistematis dapat diuraikan menjadi lima bagian, yaitu: Bab I Pendahuluan, berisi

tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. Bab II Kajian

pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian, berisi tentang tinjauan mata

pembelajaran fashion dan aksesoris, hasil belajar fashion dan aksesoris, kesiapan

(13)

penelitian, berisi tentang lokasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi

operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik

pengumpulan data, dan analisis data. Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan,

berisi tentang pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan,

pembahasan atau analisis temuan, dan Bab V Kesimpulan dan saran, berisi

tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dari sumber-sumber

yang dapat dipercaya agar dapat digunakan untuk menjawab masalah penelitian

atau menguji hipotesis. Data diperoleh dari sejumlah populasi atau sampel

penelitian.

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dilakukannya kegiatan penelitian guna

memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi penelitian ini bertempat di

Program Studi Kriya Tekstil dan Mode STISI Telkom Kawasan Pendidikan

Telkom Jl. Telekomunikasi, Terusan Buah Batu Bandung 40257, dengan

pertimbangan penulis ingin lebih mengenal Lembaga STISI Telkom dan belum

ada yang melakukan penelitian tentang Kontribusi Hasil Belajar Fashion dan

Aksesoris Terhadap Kesiapan Menjadi Shoes Designer pada mahasiswa angkatan

2009 dan 2010 Program Studi Kriya Tekstil dan Mode STISI Telkom.

2. Populasi

Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dari sumber-sumber

yang dapat dipercaya agar data dan informasi tersebut dapat digunakan untuk

menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis, data yang diperoleh

merupakan respon dari populasi atau sampel penelitian. Populasi menurut Punaji

Setyosari (2010:188), “Populasi merujuk pada keseluruhan kelompok dari mana

sampel-sampel diambil”. Sejalan dengan hal tersebut Sugiyono (2010:117)

mengemukakan, “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Kriya

(15)

2010 yang berjumlah 20 orang. Sehingga jumlah populasi yang terdaftar dan aktif

mengikuti proses pembelajaran sebanyak 32 mahasiswa.

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah keseluruhan unit yang akan diteliti dan dianggap dapat

menggambarkan karakteristik populasi. Pendapat ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Punaji Setyosari (2010:189), “Sampel penelitian

mencerminkan dan menentukan seberapa jauh sampel tersebut bermanfaat dalam membuat kesimpulan penelitian”. Sejalan dengan hal tersebut Sugiyono (2012:81) mengemukakan “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengambilan sampel

jenuh karena jumlah populasinya terbatas, seperti yang dikemukakan oleh

Sugiyono (2012:85) bahwa: “Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Sampel yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Sugiyono, sampel yang digunakan adalah sampel jenuh

yaitu seluruh mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil dan Mode STISI Telkom

yang sudah menempuh mata kuliah fashion dan aksesoris angkatan 2009 dan

2010.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang digunakan dalam upaya

memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi saat ini. Metode

penelitian deskriptif bertujuan untuk memecahkan dan menjawab masalah secara

sitematis dan faktual mengenai keadaan populasi secara objektif dalam suatu

deskriptif situasi, serta untuk melihat hubungan antara suatu gejala peristiwa yang

mungkin akan muncul. Sesuai dengan pendapat Mohamad Ali (2010:121) bahwa

penelitian deskriftif adalah:

(16)

54

secara obyektif dalam suatu deskripsi situasi. Itulah sebabnya disebut dengan metode penelitian deskriftif.

Metode deskriptif analitik digunakan karena bertujuan menggambarkan

suatu keadaan yang terjadi untuk memecahkan masalah-masalah yang ada pada

masa sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah

pengumpulan data, klasifikasi, dan analisis pengolahan data serta membuat

kesimpulan dan laporan. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan

menganalisis bagaimana kontribusi hasil belajar fashion dan aksesoris terhadap

kesiapan menjadi shoes designer pada mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil

dan Mode STISI Telkom.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk menghindari terjadinya kesalahan

pemahaman antara penulis dan pembaca mengenai beberapa istilah dalam judul

penelitian Kontribusi Hasil Belajar Fashion dan Aksesoris Terhadap Kesiapan

Menjadi Shoes Designer pada Mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil dan Mode

STISI Telkom. Penjelasan definisi operasional yang dimaksud dalam judul

tersebut yaitu:

1. Kontribusi Hasil Belajar Fashion dan Aksesoris

a. Kontribusi menurut Surayin, (2011:228) adalah “Sumbangan”. Pengertian

kontribusi dalam penelitian ini mengacu pada pengertian kontribusi menurut

Surayin tersebut di atas, yaitu sumbangan hasil belajar fashion dan aksesoris

sebagai variable X terhadap kesiapan menjadi shoes designer sebagai variabel

Y.

b. Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2011:22) yaitu “

Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya”. Pendapat lain yang menunjang pengertian hasil belajar yaitu

yang dikemukakan oleh Suprijono (Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa

(17)

c. Fashion dan aksesoris merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh

mahasiswa semester empat pada Program Studi Kriya Tekstil dan Mode

STISI Telkom diharapkan dapat memberikan bekal ilmu berupa konsep dasar

fashion dan aksesoris (definisi, sejarah perkembangan, dan macam-macam

aksesoris, visualisasi sumber ide dalam bentuk moodboard, membuat desain,

dan pemilihan decorative design produk aksesoris sebagai kesiapan menjadi

shoes designer.

Pengertian hasil belajar fashion dan aksesoris pada penelitian ini mengacu

pada pengertian di atas, jadi pengertian hasil belajar fashion dan aksesoris dalam

penelitian ini adalah perubahan tingkah laku mahasiswa dalam mengenal dan

mengetahui konsep dasar fashion dan aksesoris (definisi, sejarah perkembangan,

dan macam-macam aksesoris, visualisasi sumber ide dalam bentuk moodboard,

membuat desain, dan pemilihan decorative design produk aksesoris.

2. Kesiapan Menjadi Shoes Designer

a. Kesiapan menurut Slameto (2010:113) adalah “Keseluruhan kondisi

seseorang yang membuatnya siap untuk memberi jawaban atau respon di

dalam cara tertentu terhadap suatu situasi”.

b. Shoes Desainer menurut Harper Collins (2009:158) Shoe designer adalah “A

person who executes design of shoe, especially one who creates forms,

structure and patterns, as works of art”. Penulis sarikan bahwa shoe designer

adalah seseorang yang mengerjakan desain sepatu khususnya orang yang

membuat atau merancang bentuk, struktur, pola atau corak yang bernilai seni.

Mengacu pada pendapat di atas maka kesiapan menjadi shoes designer

yaitu keseluruhan kondisi seseorang meliputi kemampuan potensi fisik dan

mental, disertai keterampilan yang dimiliki untuk siap mengerjakan segala sesuatu

yang berhubungan dengan sepatu.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan

angket yang dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dilapangan, instrumen

(18)

56

fenomena sosial maupun alam”. Pada umumnya penelitian ini akan berhasil apabila banyak menggunakan instrumen, sebab data yang diperlukan untuk

menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis melalui

instrumen, untuk lebih memudahkan penyusunan instrumen terlebih dahulu di

buat kisi-kisi instrumen.

Tujuan penggunaan instrumen adalah untuk memperoleh data mengenai

Kontribusi Hasil Belajar Fashion dan Aksesoris Terhadap Kesiapan Menjadi

Shoes Designer pada mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil dan Mode STISI

Telkomg. Instrumen penelitian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

E. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen yang baik meliputi; pengkajian masalah

yang sedang diteliti, membuat kisi-kisi butir soal instrumen, pembuatan butir soal,

penyunting, mengadakan revisi terhadap butir-butir soal yang kurang baik,

penyebaran instrumen kepada responden.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu penerapan metode penelitian pada

masalah yang sedang diteliti, langkah pertama yang harus ditempuh dalam

pengumpulan data yaitu menentukan teknik pengumpulan data, menentukan

pertanyaan dan langkah selanjutnya adalah pengumpulan data sampai data

terkumpul kembali untuk diolah. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Tes (test)

Pengertian tes sebagaimana dikemukakan oleh S. Margono (2009:170),

“Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi

penetapan skor angka”. Tes yang dibuat dalam penelitian ini merupakan pertanyaan tertulis dalam bentuk tes objektif, tes tertulis menurut S. Margono

(2009:170) yaitu “Berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis

tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang

(19)

hasil belajar fashion dan aksesoris sebagai variable (X) yang telah dikuasai oleh

mahasiswa angkatan 2009 dan 2010 Program Studi Kriya Tekstil dan Mode

STISI Telkom.

2. Angket (questionnaire)

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket

untuk memperoleh data tentang kesiapan menjadi shoes designer. S. Nasution

(2011:128) mengungkapkan pengertian angket:

Angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan yang di distribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah pengawasan peneliti. Angket digunakan untuk mendapatkan keterangan dari sampel atau sumber yang beraneka ragam yang lokasinya sering tersebar di daerah yang luas, nasional ada kalanya internasional.

Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah questionnaire

berstruktur. Angket digunakan untuk memperoleh data tentang kesiapan menjadi

fashion dan aksesoris terhadap kesiapan menjadi shoes designer kepada

mahasiswa Program Kriya Tekstil dan Mode STISI Telkom angkatan 2009 dan

2010 sebanyak 32 orang.

G. Analisis Data

Analisis data berorientasi pada permasalahan penelitian yaitu untuk

mengetahui kontribusi hasil belajar fashion dan aksesoris terhadap kesiapan

menjadi shoes designer dengan cara menganalisa data dan mengolah data.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisa data yaitu:

1. Verifikasi data, yaitu memeriksa dan memilih lembar jawaban yang benar dan

dapat diolah lebih lanjut.

2. Pemberian skor atau scoring bertujuan untuk menghitung skor yang diperoleh

dengan kriteria sebagai berikut:

a. Pemberian skor untuk hasil belajar fashion dan aksesoris pada butir soal

kognitif untuk setiap option yang benar adalah 1.

b. Pemberian skor untuk hasil belajar fashion dan aksesoris pada butir soal

(20)

58

c. Pemberian skor untuk data kesiapan menjadi shoes designer yang

berpedoman pada skala likert yaitu skor tertinggi 5 dan terendah 1.

3. Metabulasi nilai pada setiap jawaban responden untuk memperoleh skor

mentah dari seluruh responden untuk variabel X dan Y.

4. Penjumlahan skor dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan yang dibuat

untuk memperoleh skor mentah.

5. Menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam penelitian sebagai

berikut:

a. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas ini dimaksudkan apakah instrumen penelitian mempunyai

kelas kebenaran, ketepatan atau tidak sebagai alat ukur, yang dilakukan dengan

cara mengkorelasikan skor yang ada pada butir soal dengan skor total. Uji

validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi momen produk

(product moment) atau metode pearson yang diberi notasi “r”, sebagai berikut :

Keterangan:

r = Koefisien korelasi

∑X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah skor total n = Jumlah responden

X = Jumlah skor butir item seluruh responden

Y = Jumlah skor total butir item dari seluruh responden

Kemudian harga r yang diperoleh dari perhitungan diuji dengan

menggunakan uji t untuk menentukan taraf signifikannya menggunakan rumus

(21)

Kritera pengujian: Instrumen penelitian dikatakan valid bila thitung>ttabel

dengan derajat kebebasan dk = n-2, pada taraf kepercayaan 95%.

Hasil perhitungan uji validitas instrumen hasil belajar fashion dan

aksesoris (variabel X), diperoleh nilai t hitung yang berkisar dari 1,93 sampai

dengan 3,46 yang lebih besar dari ttabel (95%) = 1,77, sehingga keseluruhan item

pertanyaan variabel X yang berjumlah 22 dinyatakan valid dengan tingkat

kepercayaan 95% dan dk=13.

Hasil perhitungan uji validitas instrumen kesiapan menjadi shoes designer

(variabel Y), diperoleh nilai t hitung yang berkisar dari 1,82 sampai dengan 3,58

yang lebih besar dari ttabel (95%) = 1,77, sehingga keseluruhan item pertanyaan

variabel Y yang berjumlah 21 dinyatakan valid dengan tingkat kepercayaan 95%

dan dk=13. (hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran).

b. Uji Reabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu instrumen

cukup dapat dipercaya atau tidak. Uji reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan rumus Cronbach Alpha karena skor instrumennya merupakan

rentang nilai 1-5.

1) perhitungan harga varians tiap item, dengan rumus:

Keterangan:

σb2 = Harga varians tiap item

∑X2

= Jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap item (∑X)2

= Kuadrat skor seluruh jawaban responden dari setiap itemnya n = Jumlah responden yang digunakan untuk menguji reliabilitas

2) Perhitungan Varians Total (σt2)

Keterangan:

σt2 = Harga varians total

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor total tiap responden

∑ ∑

∑ ∑ (Sugiyono, 2005:225)

(22)

60

(∑Y)2

= Kuadrat dari jumlah skor total dari setiap butir soal

n = Jumlah responden yang digunakan untuk menguji reliabilitas

3) Perhitungan nilai Reliabilitas dengan rumus Alpha sebagai berikut:

Keterangan:

= Reliabilitas instrumen

k = Banyak butir item dalam instrumen ∑σb2 = Jumlah varians butir

σt2 = Jumlah varians total

4) Analisis Varians Hoyt (Anova Hoyt)

Keterangan:

ri = Reliabilitas instrumen

MKs = Mean kuadrat antara subyek

Mke = Mean kuadrat kesalahan

Tolak ukur untuk menginterprestasikan derajat reliabilitas menggunakan

bahan interprestasi nilai r dari JP. Guilfford (Riduwan, 2006:138) sebagai berikut:

0,800 – 1,000 = sangat tinggi 0,600 – 0,799 = tinggi 0,400 – 0,599 = cukup 0,200 – 0,399 = rendah < 0,200 = sangat rendah

Kemudian harga r yang diperoleh dari perhitungan diuji dengan

menggunakan uji t-student untuk menentukan taraf signifikannya, dengan rumus

(23)

Kritera pengujian: Instrumen penelitian dikatakan reliabel bila thitung>ttabel

dengan derajat kebebasan dk = n-2, pada taraf kepercayaan 95%.

Hasil perhitungan reliabilitas variabel X diperoleh nilai r11= 0,88 yang

berada pada kriteria sangat tinggi dan setelah dilakukan pengujian dengan uji-t

diperoleh t hitung= 6,84 > t tabel (95%)=1,77 pada taraf kepercayaan 95% dengan

dk=13, maka variabel X dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat

pengumpulan data.

Hasil perhitungan reliabilitas variabel Y diperoleh nilai r11=0,90 yang

berada pada kriteria sangat tinggi dan setelah dilakukan pengujian dengan uji-t

diperoleh t hitung= 7,32 > t tabel (95%)=1,77 pada taraf kepercayaan 95% dengan

dk=13, maka variabel Y dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat

pengumpulan data.

c. Pengolahan Data Identitas Responden

Pengolahan data merupakan perhitungan yang digunakan untuk melihat

besar kecilnya frekuensi jawaban angket yang diberikan pada responden, karena

jumlah jawaban responden tiap item berbeda. Rumus yang digunakan untuk

mencari persentase sebagai berikut:

Keterangan:

P : Persentase (jawaban responden yang dicari) f : Frekuensi jawaban yang dicari

n : Jumlah responden 100% : Bilangan tetap

Kemudian data ditafsirkan setelah dipersentasikan dengan menggunakan

(24)

62

Keterangan: Data yang ditafsirkan adalah data yang persentasenya paling

besar.

d. Uji Normalitas

Uji normalitas distribusi skor dilakukan sebagai syarat analisis korelasi

yaitu untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau penentuan

mempunyai penyebaran yang normal dengan menggunakan uji Chi-kuadrat.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Menentukan rentang skor (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.

2) Menentukan banyaknya kelas (Bk) interval dengan menggunakan aturan

sturgess

Keterangan:

BK = Banyaknya kelas n = Jumlah responden

3) Menggunakan panjang interval (P)

Keterangan:

P = Panjang kelas

R = Rentang skor tertinggi – skor terendah BK = Banyaknya kelas

4) Membuat tabel distribusi frekuensi variabel X dan variabel Y

5) Menghitung Mean (M) skor

(25)

6) Membuat tabel distribusi untuk harga-harga yang diperlukan dan uji

Chi-kuadrat, yaitu:

a) Menentukan batas kelas interval

b) Menentukan angka baku (Z) dengan rumus:

Keterangan: z = Angka baku

X = Batas kelas interval

̅= Mean

S = Simpangan baku

c) Menentukan batas luas tiap kelas interval (L) dengan rumus:

d) Menentukan frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalikan luas

kelas interval (L) dengan jumlah responden (n)

e) Menghitung besarnya distribusi Chi-kuadrat dengan rumus:

Keterangan:

χ2= Nilai Chi-kuadrat

fo = Data frekuensi yang diperoleh dari sampel (hasil observasi/kuesioner)

fh = Frekuensi yang diperoleh atau diharapkan dalam sampel sebagai

pencerminan dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi.

Kriteria pengujian normalitas adalah data berdistribusi normal jika hitung

< tabel dengan derajat kebebasan (dk = k-1) pada taraf nyata α = 0,05 begitu

juga sebaliknya data berdistribusi tidak normal jika hitung < tabel.

̅

(Nana Sudjana, 2011:116)

(26)

64

e. Uji Linieritas Regresi

Uji linieritas regresi dimaksudkan untuk mengetahui apakah data tersebar

disekitar garis linear atau tidak. Pengujian linieritas regresi menggunakan rumus

Fisher (F), dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mencari harga persamaan regresi variabel X dan Y melalui persamaan regresi

linear sederhana: Ŷ= a+bX dimana harga a dan b diperoleh dari:

2) Uji linear dan keberartian regresi, dengan rumus:

a) Menghitung jumlah kuadrat regresi

b) Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a

c) Menghitung jumlah kuadrat residu

d) Menghitung kuadrat kekeliruan

e) Menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan

f) Menghitung derajat kebebasan kekeliruan

∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑

[∑ ∑ ∑ ]

∑ [∑ ∑ ]

(Margono, 2009:222)

(Margono, 2009:224)

(Margono, 2009:224)

(Margono, 2009:224)

(27)

g) Menghitung derajat kebebasan ketidakcocokan

h) Menghitung rata-rata kuadrat kekeliruan

i) Menghitung rata-rata kuadrat ketidakcocokan

j) Menghitung nilai ketidakcocokan

k) Menentukan derajat kebebasan regresi b terhadap a

l) Menentukan derajat kebebasan residu

m) Menentukan RJKL (b/a) = JK b/a

n) Menentukan jumlah rata-rata kuadrat residu

o) Mencari korelasi dengan menghitung Ftabel dan Fhitung

p) Perolehan hasil regresi linieritas diuji dengan menggunakan uji Fisher,

dengan maksud untuk mengetahui kelas keberartian perolehan persamaan

linieritas regresi

Kriteria pengujian: Jika Fhitung < Ftabel, maka linieritas data signifikan pada

taraf kepercayaan 95%.

(28)

66

f. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

cara mencari koefisien korelasi antara kedua variabel, dengan menggunakan

rumus korelasi Product Moment dari Pearson sebagai berikut:

Keterangan:

r = Koefisien korelasi

ΣX = Jumlah skor item

ΣY = Jumlah skor total

n = Jumlah responden

Jika data tidak berdistribusi normal, maka pengolahan data dilakukan

dengan menggunakan rumus Rank Spearman sebagai berikut:

Keterangan:

Rho = Koefisien korelasi

ΣD2 = Jumlah beda rangking antara variabel X dan variabel Y

n = Jumlah responden

Kriteria penafsiran koefisien korelasi yaitu:

0,80 ≤ rxy ≤ 1,00 : Sangat tinggi

0,60 ≤ rxy ≤ 0,80 : Tinggi

0,40 ≤ rxy ≤ 0,60 : Cukup

0,20 ≤ rxy ≤ 0,40 : Rendah

0,00 ≤ rxy ≤ 0,20 : Sangat rendah

√ ∑ ∑ ∑ ∑

(Margono, 2011:226)

(29)

Harga r yang diperoleh dari perhitungan, kemudian diuji menggunakan uji

t-student untuk menentukan taraf signifikannya, dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Kriteria pengujian: instrumen penelitian dikatakan valid jika thitung > ttabel

dengan derajat kebebasan dk = n-2 pada taraf kepercayaan 95%.

g. Perhitungan Koefisien Determinasi

Perhitungan koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui

besarnya hubungan variabel X dengan variabel Y.

Rumus koefisien menurut Suprian A.S (2008:40), sebagai berikut:

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi yang dicari

= Kuadrat koefisien korelasi

Kriteria penafsiran indeks koefisien determinasi, yaitu:

80,00 ≤ KD ≤ 100,00% : Sangat besar

60,00 ≤ KD ≤ 80,00% : Besar

40,00 ≤ KD ≤ 60,00% : Cukup

20,00 ≤ KD ≤ 40,00% : Kecil

00,00 ≤ KD ≤ 20,00% : Sangat kecil

H. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan untuk merencanakan dan mengumpulkan

bahan bekal penelitian. Sebelum mengadakan penelitian penulis mengadakan

kegiatan sebagai berikut:

a. Melakukan pengamatan lapangan dan mempelajari literatur-literatur yang

menjadi acuan pembuatan outline penelitian.

(30)

68

b. Pemilihan masalah dan merumuskan masalah

c. Pembuatan outline penelitian

d. Pengajuan dosen pembimbing

e. Proses bimbingan

f. Penyusunan desain penelitian

g. Seminar tahap I

h. Uji coba instrumen

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap selanjutnya setelah dilakukan seminar I dan hasil perbaikan desain

skripsi disetujui, dilanjutkan tahap pelaksanaan sebagai berikut:

a. Penyebaran instrumen penelitian

b. Pengumpulan kembali instrumen penelitian

c. Pemeriksaan data dan pengolahan data penelitian

d. Penyusunan dan pembahasan hasil penelitian

e. Penyusunan draf skripsi

f. Seminar tahap II

g. Tahap perbaikan draf skripsi hasil seminar II

3. Tahap Akhir

Draf skripsi yang telah disetujui dijadikan bahan untuk ujian sidang

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian, hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang berjudul “Kontribusi hasil belajar fashion dan aksesoris terhadap kesiapan menjadi shoes designer”.

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil dan Mode

STISI Telkom angkatan 2009 dan 2010). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil belajar fashion dan aksesoris

Hasil belajar fashion dan aksesoris ditinjau dari indikator konsep dasar

fashion dan aksesoris menunjukkan bahwa responden lebih dari setengahnya

berada pada kategori tinggi. Perolehan tersebut menunjukkan bahwa lebih dari

setengahnya mahasiswa sudah menguasai konsep dasar fashion dan aksesoris,

konsep dasar sepatu, sejarah perkembangan sepatu, dan macam-macam sepatu

Hasil belajar fashion dan aksesoris berkaitan dengan indikator sumber ide

dalam bentuk moodboard menunjukkan bahwa responden lebih dari setengahnya

berada pada kategori tinggi. Perolehan tersebut menunjukkan bahwa lebih dari

setengahnya mahasiswa sudah terampil menentukan sumber ide dari tren sepatu

yang ada pada zaman dahulu, masa kini, atau masa yang akan datang dan terampil

membuat moodboard dengan memberikan respon yang positif terhadap materi

yang diajarkan dengan menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sepatu.

Hasil belajar fashion dan aksesoris berkaitan dengan indikator membuat

desain dan menentukan decorative design menunjukkan bahwa responden lebih

dari setengahnya berada pada kategori tinggi. Temuan ini menunjukkan bahwa

lebih dari setengahnya mahasiswa menguasai keterampilan dalam membuat

desain sepatu baik secara manual maupun dengan menggunakan teknologi dan

terampil menentukan decorative design sepatu.

2. Kesiapan menjadi shoes designer

Hasil penelitian mengenai kesiapan menjadi shoes designer lebih dari

(32)

86

menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kesiapan menjadi shoes designer, hasil

penelitian tersebut dapat dilihat dari indikator konsep dasar fashion dan aksesoris,

sumber ide dalam bentuk moodboard, membuat desain dan menentukan

decorative design berada pada kategori tinggi. Hasil penelitian tersebut dapat

dilihat dari kemampuan mahasiswa dalam memahami konsep dasar fashion dan

aksesoris serta bagaimana melakukan proses desain sepatu sampai terciptanya

produk aksesoris berupa sepatu.

3. Kontribusi hasil belajar fashion dan aksesoris terhadap kesiapan menjadi

shoes designer.

Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai koefisien korelasi yang positif

dan signifikan pada taraf kepercayaan 95% sehingga hasil belajar fashion dan

aksesoris (variabel X) berkontribusi positif yang signifikan terhadap kesiapan

menjadi shoes designer (variabel Y). Kontribusi hasil belajar fashion dan

aksesoris berdasarkan perhitungan koefisien determinasi menunjukkan bahwa,

hasil belajar fashion dan aksesoris memberikan kontribusi yang sangat kecil

terhadap kesiapan menjadi shoes designer.

4. Besarnya kontribusi hasil belajar fashion dan aksesoris terhadap kesiapan

menjadi shoes designer.

Hasil belajar fashion dan aksesoris memberikan kontribusi yang sangat

kecil (13,94%), terhadap kesiapan menjadi shoes designer. Sangat kecilnya

kontribusi dari hasil belajar fashion dan aksesoris terhadap kesiapan menjadi

shoes designer disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya tujuan mahasiswa

memilih Program Studi Kriya Tekstil dan Mode yang diperoleh dari hasil

pengolahan data identitas responden yang menunjukkan bahwa kurang dari

setengahnya responden yaitu menyatakan menyalurkan bakat dan minat yang

dimiliki. Sumbangan yang sangat kecil tersebut sangat mempengaruhi bagi

(33)

B. Saran

Saran penelitian disusun berdasarkan kesimpulan hasil penelitian. Penulis

mengajukan saran dan rekomendasi yang sekiranya dapat dipertimbangkan untuk

dijadikan bahan masukan bagi pihak yang berkepentingan di dalam perkulihan

fashion dan aksesoris. Saran penulis tunjukan kepada:

1. Mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil dan Mode Angkatan 2009 dan 2010

STISI Telkom.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar fashion dan aksesoris

pada indikator konsep dasar fashion dan aksesoris, sumber ide dalam bentuk

moodboard, membuat desain dan menentukan decorative design berada pada

kriteria tinggi. Hasil pengolahan data tersebut hendaknya dijadikan bahan

masukan agar mahasiswa mampu mempertahankan dan lebih meningkatkan lagi

pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam perkuliahan fashion dan aksesoris.

Hasil penelitian tersebut berkontribusi sangat kecil terhadap kesiapan menjadi

shoes designer, sehingga mahasiswa diharapkan lebih meningkatkan wawasan

dan pengetahuan mengenai shoes designer, karena peluang kerja menjadi shoes

designer saat ini terbuka lebar.

2. Dosen Mata Kuliah Fashion dan Aksesoris

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar fashion dan aksesoris

pada indikator konsep dasar fashion dan aksesoris, sumber ide dalam bentuk

moodboard, membuat desain dan menentukan decorative design berada pada

kriteria tinggi. Hasil pengolahan data tersebut hendaknya dijadikan bahan

masukan agar para dosen dapat mempertahankan potensi yang dimiliki mahasiswa

untuk mengoptimalkan proses perkuliahan di kelas dengan memberikan

bimbingan dan latihan yang terarah sesuai dengan perkembangan wawasan dan

ilmu pengetahuan, sehingga materi yang dikaji dapat memotivasi mahasiswa

untuk lebih memperhatikan dan berlatih dalam melakukan proses perkuliahan.

Hasil penelitian tersebut berkontribusi sangat kecil terhadap kesiapan menjadi

shoes designer, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan masukkan bagi dosen

mata kuliah fashion dan aksesoris untuk lebih mengembangkan materi mengenai

(34)

88

meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh untuk

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2010). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Barnard, M. (2009). Fashion Sebagai Komunikasi : Cara mengomunikasikan

Identitas Sosial, Seksual, Kelas dan Gender. Yogyakarta: Jalasutra.

Brown, C. (2010). Fashion & Textiles The Essential Careers Guide. Thailand: Laurence King Publishing.

Calasibetta, C. M. (1988). Fairchild’s Dictionary of Fashion, 2nd edition. New

York: Fairchild Publication.

Claydan, J. (2004). Altered Shoes. A Step By Step Guide to Making Your

Footwear Fabulous. China: Marty Stevens-Heebner.

Collin, C. (2007). Fashion Source Technical Design. Singapore: Pageone.

Collins, H. (2009). Collins English Dictionary. Complete & Unabridge 10th

Edition. Amerika: William Collins Sons & Co. Ltd.

Dawber, M. (2007). Big Book Of Fashion Illustration A Source Book Of

Contemporary Illustration. China: Batsford.

Departemen Pendidikan Nasional (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai

Pustaka. Jakarta.

Echols, J. M. & Shadily, H. (1996). Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Hadisurya, I., Pambudy, N.M., & Jusuf, H. (2011). Kamus Mode Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Huey, S. & Proctor, R. (2011). New Shoes Contemporary Footwear Design. China: Laurence King Publishing.

Jones, J. (2007). Fashion Design The Art of Style. United States of Amerika: Capstone Press.

Lester, K. & Oerke, B.V. (2004). Accessories of Dress an Illustrated

Encyclopedia. New York.

(36)

90

Maroukian. F. (2007). The Handbook of Style Expert Fashion and Beauty Advice. Philadelphia: Quirkbooks.

Martin, M.S. (2009). How To Be A Fashion Designer. Singpore: Pageone

Musfiqon, M. (2007). Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi Utama Publisher.

Nahson, E. (2008). Jews and Shoes. New York : Berg.

Nasution, S. (2011). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Oriol, A.L. (2009). Color in Fashion. Spain: Pageone.

Peacock, J. (2000). FashionAccessories The Complete 20th Century Sourcebook With 2000 Full-Color Illustrations. London: Thames & Hudson.

Poespo, G. (2009). A to Z Istilah Fashion. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Rakyat, D. (2010). Fashion Pro Everything About Fashion. Kamus Mode. Jakarta: Dian Rakyat.

Reynolds, H. (2010). Mode Dalam Sejarah: Sepatu. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

... (2011). Mode Dalam Sejarah: Perhiasan & Aksesoris. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

Safitri, R. (2012). Kontribusi Hasil Belajar Pencelupan Sutera dengan Zat Warna

Asam Terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Pelaksana Pencelupan. Skripsi

Sarjana pada FPTK UPI: Tidak diterbitkan.

Santoso, Gempur. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Setyosari, P. (2010). Edisi Kedua. Metode Penelitian Pendidikan dan

Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Steele, V. (2010). The Berg Companion to Fashion. New York: Berg.

(37)

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, W. (1990). Pengantar Penelitian dan Dasar Metoda Teknik

Mengajar. Bandung: Tarsito.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Thobroni, M. & Mustofa, A. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Pengembangan

Wacana dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Walford, J. (2010). Designers, Brands, Manufacturers and Retailers. United Kongdom: Thames & Hudson.

Welters, L. & Lillethun, A. (2007). The Fashion Reader. New York: Berg.

………... (2011). The Fashion Reader Edition II. New York:

Berg.

Yusuf, F. & Dewi, A. (2009). “Little Pink Book” Jakarta Style & Shopping

Guide. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hobar, E. (2011). Everything is Futuristic. [Online]. Tersedia: http://everythingisfuturistic.blogspot.com/2011/01/neon-electric-shoe-futuristic-concept.html [5 Maret 2013]

Ivadha. (2011). SAP KTM FT2325 Merencana Studio KTM II (Fashion dan

Aksesoris) [Online]. Tersedia:

http://administration.stisitelkom.ac.id/category/ktm/page/3/ [23 Juli 2012]

STISI Telkom. (2011). Tentang Kami [Online]. Tersedia: http://www.stisitelkom.ac.id/profil/tentang-kami.html [23 Juli 2012].

________. Futuristic Shoes. [Online]. Tersedia

: http://www.toxel.com/inspiration/2009/09/28/14-weird-and-unusual-shoes/ [23 Februari 2013]

________. 100 Example of Shoes. [Online]. Tersedia:

http://www.trendhunter.com/slideshow/footwear [20 Januari 2013]

________. Shoes Passion. [Online]. Tersedia;

Referensi

Dokumen terkait

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

The C1-I allele, illus- trating dominant epistasis, is dominant to C1 because the C1-I mutant protein competes with the C1 wild- type protein for the regulatory sites of

[r]

Pada tahap ini, deskripsi tindakan yang akan dilakukan disesuaikan dengan perencanaan yang telah dirancang, baik dari segi pendekatan dan strategi yang akan digunakan,

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI.. Universitas Pendidikan Indonesia |

masalah yang serius yang terdapat pada daya dukung tanah rendah, penurunan.. yang terjadi besar, dan memiliki kadar air yang tinggi, sehingga

Dengan menggunakan Metode EOQ perusahaan melakukan pemesanan ekonomis sebanyak 14,48 kali pemesanan dengan jumlah optimal 116 karung untuk setiap kali pesan dan biaya yang