ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN MANUSIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI RIAU
Oleh : John Viter
Pembimbing : Dr. Syapsan, SE, ME dan Dr. Any Widayatsari, SE, M. SE Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia
Email : johnviter999@gmail.com
Analysis of The Effect Human Development to Economic Growth in Riau Province
ABSTRACT
This research aims to determine the effect of literacy rate, mean years of schooling and life expectancy to the economic growth at five regions in Riau Province. The method of analysis of this research is quantitative-descriptive, using panel data regression analysis for data period of 2004-2013. The object of this research is 5 of 12 regions in Riau Province which have higher economic growth relative to the others,these regions are Bengkalis, Indragiri Hilir, Siak, Pekanbaru and Dumai. The result from this research shows that literacy rate and life expectancy have positive and significant effect on economic growth, while mean years of schooling hasn’t significant effect on the economic growth in five regions in Riau Province during 2004-2013. Simultaneously literacy rate, mean years of schooling and life expectancy significant effect on the economic growth. This research also shows that the regions which are received most benefit from human development are Pekanbaru, Bengkalis and Dumai. While human development in Indragiri Hilir and Siak less beneficial to economic growth because the economy of those regions dominated by the agricultural sector, that is palm oil commodity. Both regions have a sector basis in the agricultural sector, hence economic growth slowed down in Indragiri Hilir and Siak in 2009-2013. The drop in palm oil prices caused by the subprime mortgage crisis in early 2009.
Keywords : Literacy rate, mean years of schooling, life expectancy, human development, and economic growth
PENDAHULUAN
Pembangunan pada dasarnya merupakan proses multidimensial, yang melibatkan kepada perubahan
besar baik terhadap perubahan
struktur ekonomi, perubahan sosial,
mengurangi atau menghapuskan
kemiskinan, mengurangi ketimpang-an, dan pengangguran dalam konteks
pertumbuhan ekonomi (Sirojuzilam, 2008:16).
Namun paradigma
pembangun-an yang hanya terfokus pada
pertumbuhan ekonomi dan akumu-lasi modal fisik justru menciptakan masalah pembangunan. Karena hasil dari pembangunan telah menciptakan pula ketimpangan dan kesenjangan.
bersifat materialistik ini mengukur
pencapaian hasil pembangunan
hanya dari aspek fisik yang
dikuantifikasikan dalam perhitungan
matematik dan angka statistik,
sehingga cenderung mengabaikan dimensi manusia sebagai subyek
utama pembangunan. Sehingga
banyak negara sedang berkembang terjerat lingkaran kemiskinan, yang mana masalah-masalah pembangun-an itu menjadi saling mengikat satu sama lain. Lingkaran kemiskinan ini juga dapat dimaknai sebagai suatu siklus.
Gambar 1
Lingkaran Kemiskinan
Sumber: Jhingan, 2004:24
Dalam upaya memutuskan
lingkaran kemiskinan, perlu dilaku-kan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor produksi penting dalam rantai pasok usaha. Kualitas sumber daya manusia
yang berbeda tentu memiliki
produktivitas yang berbeda pula.
Maka diperlukan adanya
pem-bangunan manusia yang merata agar
tidak menyebabkan ketimpangan
ekonomi antarwilayah semakin
melebar.
Tingkatan kualitas sumber
daya manusia dapat dilihat dari pengukuran perbandingan harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup manusia pada suatu
wilayah yang tergambarkan dalam
Indeks Pembangunan Manusia
(IPM). Sejak tahun 1999, United
Nations Development Program
(UNDP) mengenalkan konsep peng-ukuran mutu modal manusia yang diberinama Human Development Indeks (HDI) atau disebut Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Dalam Indonesian Human
Development Report (2013),
dijelaskan bahwa Indonesia berada pada peringkat ke 121 dari 187 negara pada tahun 2012.
Berdasarkan Proyeksi
Pendu-duk Tahun 2010-2020, jumlah
penduduk di Provinsi Riau pada tahun 2010 sebanyak 5.538.367 jiwa. Pada tahun 2013 jumlah penduduk di Provinsi Riau meningkat 6.125.283 jiwa. Selama tiga tahun, jumlah penduduk meningkat sebesar 10,6 persen. Peningkatan jumlah pendu-duk tersebut akan menjadi masalah pembangunan ekonomi jika
kuanti-tasnya tidak diimbangi dengan
kualitasnya.
Grafik 1
Perkembangan IPMProvinsi Riau 2009-2013
Sumber: Data Olahan, 2016
64
2009 2010 2011 2012 2013
Pada Grafik 1 menjelaskan bahwa terdapat kesenjangan dalam IPM antar daerah di Provinsi Riau, 5 dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau yang memiliki tingkat IPM yang lebih tinggi dari daerah lainnya di Provinsi Riau, daerah tersebut antara lain: 1)Pekanbaru sebesar
79,44 2)Dumai sebesar 78,99
3)Indragiri Hilir sebesar 76,41 4)Siak sebesar 77,44 5)Bengkalis sebesar 76,12.
Pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau sebesar 7,86 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perekonomian Provinsi Riau selama tahun 2012 meningkat jika dibandingkan dengan tahun
sebelum-nya, dan kemudian mengalami
perlambatan pada tahun berikutnya.
Tabel 1
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau Tanpa Migas ADHK 2000
2009-2013 (%)
Sumber: BPS Provinsi Riau, 2014
Pada Tabel 1 menunjukkan pertumbuhan ekonomi Riau yang terus meningkat selama 4 tahun
hingga mencapai 7,86 persen pada
tahun 2012. Ekonomi yang
mengalami pertumbuhan itu berarti
mengindikasikan bahwa adanya
peningkatan output barang dan jasa pada wilayah tersebut. Oleh karena itu, peran sumber daya manusia yang memiliki produktifitas tinggi menjadi aspek penting dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian penting dalam analisis ekonomi wilayah dan perkotaan. Alasannya jelas karena pertumbuhan pertumbuhan merupa-kan salah satu unsur utama dalam pembangunan ekonomi wilayah dan mempunyai implikasi kebijakan yang cukup luas (Sjafrizal, 2012:88).
Dalam upaya peningkatan
pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan adanya pengendalian laju
pertumbuhan penduduk dan
menciptakan pemerataan untuk
mencapai keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan. Sehingga tidak
menimbulkan
kesenjangan-kesenjangan sosial-ekonomi masya-rakat. Oleh karena itu pembangunan
manusia yang merata dan
pengendalian pertumbuhan penduduk
akan menjamin kesinambungan
pembangunan suatu daerah.Dalam melakukan penelitian ini Penulis memperkecil ruang lingkup objek penelitian dari 12 daerah menjadi 5 daerah di Provinsi Riau, antara lain: Pekanbaru, Dumai, Indragiri Hilir,
Bengkalis dan Siak. Pemilihan
tersebut dikarenakan lima daerah
tersebut memiliki perkembangan
IPM dan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik pada tahun 2009-2013 yang menandakan bahwa daerah itu
memiliki populasi yang lebih
potensial. Permasalahan utama
sedangkan pertumbuhan ekonominya cenderung fluktuatif.
Berdasarkan latar belakang
penelitian di atas, maka Penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1)Bagaimanakah pengaruh
angka melek huruf terhadap
pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau? 2)Bagaimanakah pengaruh rata-rata lama sekolah terhadap pertumbuhan ekonomi pada
5 daerah di Provinsi Riau?
3)Bagaimanakah pengaruh angka harapan hidup terhadap pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau? 4)Dari 5 daerah yang diteliti, daerah mana yang paling banyak menerima manfaat dari pembangun-an mpembangun-anusia terhadap pertumbuhpembangun-an ekonomi? 5)Pada tahun 2004-2013, tahun berapa yang paling banyak menerima manfaat dari pembangun-an mpembangun-anusia terhadap pertumbuhpembangun-an ekonomi?
Sehubungan dengan judul
penelitian serta rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1)Seberapa besar
pengaruh angka melek huruf
terhadap pertumbuhan ekonomi pada
5 daerah di Provinsi Riau.
2)Seberapa besar pengaruh rata-rata lama sekolah terhadap pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau. 3)Seberapa besar pengaruh
angka harapan hidup terhadap
pertumbuhan ekonomi daerah pada 5 daerah di Provinsi Riau. 4)Daerah mana saja pada 5 daerah di Provinsi Riau yang paling banyak menerima manfaat dari pembangunan manusia
terhadap pertumbuhan ekonomi.
5)Tahun berapa dari 2004-2013 yang paling banyak menerima manfaat dari pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi.
TELAAH PUSTAKA
Teori Pembangunan Manusia
Menurut UNDP (United Nation
Development Progamme), pem-bangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia (a process of enlarging people’s choices). Konsep atau defenisi pembangunan manusia pada dasarnya mencakup dimensi pembangunan manusia yang sangat luas. Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan seharusnya dianalisis serta dipahami dari sudut
manusianya, bukan hanya dari
pertumbuhan ekonominya.
Konsep Human Capital
menganggap bahwa manusia
merupakan suatu modal atau kapital sebagaimana bentuk-bentuk kapital lainnya, seperti mesin, tegnologi, tanah, uang, dan material. Manusia
sebagai human capital tercermin
dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas, keterampilan, dan produktivitas kerja. Tidak seperti bentuk kapital lainnya yang hanya
diperlakukan seperti tools, human
capital ini dapat menginvestasikan dirinya sendiri melalui berbagai bentuk investasi SDM, diantaranya
pendidikan formal, pendidikan
informal, pengalaman kerja,
kesehatan, gizi serta transmigrasi. (Fattah, 2004:5)
Smith menyatakan bahwa
manusia adalah faktor produksi
utama yang menentukan
kemakmuran bangsa-bangsa.
Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya kalau tidak ada sumber daya manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Smith juga melihat bahwa alokasi sumber daya manusia yang efektif
ekonomi. Setelah ekonomi tumbuh, akumulasi modal (fisik) baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi tumbuh. Dengan kata lain, sumber daya manusia yang efektif
merupakan syarat perlu (necessary
condition) bagi pertumbuhan ekonomi (Mulyadi, 2003:4).
Negara-negara berkembang
sepatutnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia yang mereka miliki. Para perencana pembangunan ekonomi biasanya selalu membuat
program spesifik, yaitu
pem-berantasan penyakit dan perbaikan kesehatan dan gizi, serta perbaikan mutu pendidikan. Orang terdidik akan menjadi pekerja produktif,
karena itu negara-negara
ber-kembang harus menginvestasikan
dana besar untuk program
pendidikan. (Adisasmita, 2008:23-24).
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
merupakan proses terjadinya
kenaikan produk nasional bruto atau pendapatan nasional riil. Dengan kata lain, perekonomian mengalami
perkembangan jika terjadi
per-tumbuhan output riil. Sedangkan menurut Suryana (2005:5) per-tumbuhan ekonomi diartikan sebagai
kenaikan GDP (Gross Domestic
Product) tanpa memandang kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk yang terjadi, serta tanpa memandang apakah terjadi perubahan dalam struktur perekonomiannya atau tidak. Suatu perekonomian dikata-kan mengalami pertumbuhan atau perkembangan jika tingkat kegiatan ekonominya meningkat atau lebih tinggi jika di bandingkan dengan tahun sebelumnya.Caranya adalah
dengan melakukan perhitungan
pendapatan daerah didasarkan atas harga konstan.Pertumbuhan ekonomi suatu tahun tertentu dapat dihitung
dengan menggunakan rumus
dibawah ini:
(triwulan atau tahunan)
PDRBt = Produk domestik bruto rill periode t (berdasarkan harga konstan)
PDRBt-1=PDRB periode sebelumnya (Rahardja, 2004:118)
Sasaran utama analisis
pertumbuhan ekonomi wilayah ini adalah untuk menjelaskan mengapa suatu daerah dapat tumbuh cepat dan
adapula yang tumbuh lambat.
Disamping itu analisis pertumbuhan ekonomi wilayah ini dapat juga
menjelaskan hubungan antara
pertumbuhan ekonomi dan
ketimpangan antarwilayah dan
mengapa hal tersebut biasa terjadi (Sjafrizal, 2012:88).
Hubungan Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Todaro (2000:478) pertumbuhan penduduk dan per-tumbuhan Angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu
pertumbuhan ekonomi. Meski
demikian hal tersebut masih
di-pertanyakan apakah benar laju
pertumbuhan yang cepat benar-benar akan memberikan dampak positif atau negatif dari pembangunan ekonominya. Secara umum, laju
sebagai salah satu faktor positif yang
memacu pertumbuhan ekonomi.
Meski demikian, peran laju
pertumbuhan penduduk terhadap
pembangunan ekonomi sepenuhnya tergantung pada kemampuan sistem perekonomian untuk menyerap dan
secara produktif memanfaatkan
tambahan tenaga kerja. Adapun kemampuan itu sendiri lebih lanjut
dipengaruhi oleh tingkat jenis
akumulasi modal dan tersedianya input atau faktor penunjang seperti
kecakapan manajerial dan
ad-ministrasi. Selain jumlah penduduk,
peran tenaga kerja ter-hadap
pertumbuhan PDB juga sangat
tergantung pada kualitas tenaga kerja tersebut.
Pendidikan dan kesehatan
penduduk sangat menentukan
kemampuan untuk menyerap dan
mengelola sumber-sumber
per-tumbuhan ekonomi baik dalam kaitannya dengan teknologi sampai kelembagaan yang penting bagi
pertumbuhan ekonomi. Potensi
sumber daya manusia sangat erat kaitannya dengan pendidikan dan kesehatan.
Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2
Kerangka Pemikiran
Sumber: Dikembangkan dari Tinjauan Pustaka
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Untuk mendapatkan data tersebut
Penulis menggunakan teknik
dokumentasi dan studi pustaka. Populasi penelitian ini adalah 12
daerah kabupaten/kota dengan
sampel 5 daerah di Provinsi Riau. Penentuan sampel ini menggunakan
metode Purposive Sampling yaitu
dengan menentukan objek penelitian berdasarkan kriteria yang sesuai dengan pemasalahan penelitian.
Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Untuk melakukan analisis kuantatif, Penulis menggunakan alat analisis regresi data panel. Analisis data panel merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series) dengan
data silang (cross
section)(Widarjono, 2009:229).
Analisis ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan
angka harapan hidup terhadap
pertumbuhan ekonomi di 5 daerah Provinsi Riau.Sedangkan analisis
deskriptif di-gunakan untuk
menjelaskan hasil regresi data panel mengenai hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat di 5 daerah Provinsi Riau.
Defenisi Operasional Variabel
a) Pertumbuhan ekonomi
adalah pertumbuhan PDRB pada tahun tertentu. b) Angka melek huruf adalah presentase jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis. c)Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah
tahun yang dihasbiskan oleh
penduduk untuk menempuh pendidikan. d)Angka harapan hidup adalah rata-rata lama hidup sejak lahir yang dicapai oleh penduduk.
Pengujian Statistik
1)Uji Parsial, yaitu uji untuk
mengetahui bagaimana pengaruh
masing-masing variabel bebasnya
secara sendiri-sendiri terhadap
variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada
masing-masing t-hitung dengan
derajat kesalahan sebesar 10% (0,1). 2)Uji Simultan yaitu uji untuk
melihat bagaimanakah pengaruh
semua atau keseluruhan variabel
bebasnya secara bersama-sama
terhadap variabel terikatnya.
Sehingga dapat diketahui apakah
model regresi yang kita buat
baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan.3)Adjusted R2, Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau persentase total variasi dalam variabel terikat yang diterangkan
oleh variabel bebas. Besarnya
koefisien determinasi regresi diukur dari 0 - 1. Jika mendekati 0 semakin kecil pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat, sebaliknya semakin mendekati 1 maka semakin besar pula pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Sebelum dilakukannya
sebuah penelitian, data yang
digunakan harus dilakukan pengujian terlebih dahulu untuk mengetahui layak atau tidaknya data itu untuk digunakan. Dalam hal ini Penulis terlebih dahulu melakukan pengujian asumsi klasik.
Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik data panel
dengan model fixed effect yang
Penulis lakukan adalah uji normalitas dan uji multikolinieritas. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi baik variabel independen maupun untuk menguji variabel dependen maupun
variabel independen mempunyai
distribusi data yang normal. Kriteria keputusan adalah sebagai berikut (Winarno, 2007:37):Jika nilai Jarque-bera hitung <�2 tabel (Prob > 0,05), maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual uji berdistribusi normal diterima.Sedangkan jika nilai Jarque-bera hitung >�2 tabel (Prob < 0,05), maka hipotesis ditolak.Adapun hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:
Grafik 2 Hasil Uji Normalitas
Sumber:Data Olahan, 2016
Pada Grafik 2 dapat dilihat bahwa nilai Probability > 0,05 (0.617691 > 0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki distribusi yang normal.
Uji Multikoliniearitas
Uji ini bertujuan untuk
antara variabel bebas memiliki masalah multikorelasi atau tidak. Ada atau tidaknya multikolinieritas
dapat diketahui dari koefisien
korelasi masing-masing variabel
bebas. Jika koefisien di antara masing-masing variabel bebas lebih
besar dari 0,8 maka terjadi
multikolinieritas. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 6
1.0000000 0.44972434 0.3952388
Rata-Rata Lama Sekolah
0.4497243 1.00000000 0.1969404
Angka Harapan
Hidup
0.3952388 0.19694047 1.0000000
Sumber:Data Olahan, 2016
Berdasarkan hasil uji
multikolinieritas pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan angka
harapan hidup memiliki nilai
koefisien dibawah 0,8. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.
Data panel digunakan untuk mengetahui pengaruh angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan angka harapan hidup terhadap pertumbuhan ekonomi pada lima daerah di Riau dari tahun 2004-2013.
Dalam memilih model analisis
terbaik dari Common Effect
Model/OLS, Fixed Effect Model dan
Random Effect Model terlebih dahuludilakukan pengujian dengan
melakukan Uji Hausman, Uji Chow
dan Uji Lagrange Multiplier yang
kemudian akan didapatkan hasil yang terbaik dalam pemilihan model estimasi data panel (Widarjono,
2009:238). Setelah dilakukan
pengujian Chow Test dan Hausman
Test yang membuktikan bahwa Fixed Effect Model lebih tepat digunakan
daripada model lainnya, maka
Penulis tidak perlu melakukan
pengujian Lagrange Multiplier
Model (LM) karena sudah cukup
untuk menyimpulkan pemilihan
model regresi data panel. Adapun hasil dari Fixed Effect Model yang
dihitung menggunakan aplikasi
Eviews 7 adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Analisis Regresi Data Panel
Dependen: PERTUMBUHAN EKONOMI
Variable Coefficient t-Statistic Prob. Ket.
C -49.52232 -1.813976 0.0788 ANGKA
MELEK
HURUF? 0.167072 1.953822 0.0592
Signifikan pada α=10% RATA-RATA
LAMA
SEKOLAH? 0.322857 0.690063 0.4950 Tidak signifikan ANGKA
HARAPAN
HIDUP? 0.538023 1.681344 0.1021
Signifikan
Sumber: Data Olahan, 2016
Berdasarkan hasil diatas,
maka dapat dilakukan pengujian
statistik untuk menyimpulkan
hipotesis sebuah penelitian akan
ditolak atau diterima dengan
pengamatan statistik, yaitu:
Uji parsial
masing-masing dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Adapun hasil uji parsial adalah
>1.953822). Variabel ini
mempunyai nilai Probabilita
sebesar 0.0592, apabila
dibandingkan dengan derajat
kesalahan yang telah
ditentukan yaitu sebesar 10% (0.1), nilai probabilitas angka melek huruf lebih besar dari derajat kesalahan (0.0592 < 0.1) dan H1 diterima. Dari
hasil uji, maka dapat
disimpulkan bahwa angka melek huruf secara parsial berpengaruh signifikan ter-hadap pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau.
2) Nilai t-hitung rata-rata lama sekolah sebesar 1.953822 dan nilai t-tabel α/2, (n-k) atau 0.05, (10-5) = 2.570. Dimana t-hitung < t-tabel (2.570
>1.953822). Variabel ini
mempunyai nilai Probabilita
sebesar 0.4950, apabila
dibandingkan dengan derajat
kesalahan yang telah
ditentukan yaitu sebesar 10% (0.1), nilai probabilitas rata-rata lama sekolah lebih besar
dari derajat kesalahan
(0.4950> 0.1) dan H1 ditolak. Dari hasil uji, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial rata-rata lama sekolah tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi pada 5 daerah di
<1.681344). Variabel ini
mempunyai nilai Probabilita
sebesar 0.1021, apabila
dibandingkan dengan derajat
kesalahan yang telah
ditentukan yaitu sebesar 10% (0.1), nilai probabilitas angka harapan hidup lebih besar
dari derajat kesalahan
(0.1021> 0.1) dan H1
diterima. Dari hasil uji, maka
dapat disimpulkan bahwa
secara parsial angka harapan hidup berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau.
Uji Simultan
Uji simultan ini digunakan
untuk melihat seberapa besar
pengaruh variabel independen secara
serentak berpengaruh terhadap
variabel dependen. Adapun hasil uji simultan adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Hasil Uji Simultan F-statistic Prob. Keterangan 19.81735 0.000000 Signifikan
Sumber:Data Olahan, 2016
Dari tabel 3 dapat diketahui nilai F-hitung sebesar 19.81735
dimana probabilitas (F-statistik)
sebesar 0.000000. Dengan demikian Prob. (F-statistik) < α (0.000000 < 0.1). Maka dapat disimpulkan bahwa angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan angka harapan hidup
siginifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau dari tahun 2004-2013.
Uji Adjusted�
Uji ini digunakan untuk mengukur besarnya persentase total variabel angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan angka harapan hidup terhadap variasi dalam variabel
pertumbuhan ekonomi yang
dijelaskan oleh variabel bebas. Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai �2 adalah sebesar 0.905735 yang berarti 90.57% nilai variabel dependen
(pertumbuhan ekonomi) mampu
dijelaskan oleh variabel independen (angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan angka harapan hidup) secara bersama-sama. Sedangkan
9.43% nilai variabel dependen
(pertumbuhan ekonomi) akan
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam penelian ini. dengan koefisien regresi sebesar
0.167072 nilai probabilita sebesar
0.0592 yang menunjukkan adanya
hubungan searah dengan
pertumbuhan ekonomi dengan
signifikan. Secara statistik hal ini dapat diartikan bahwa jika angka melek huruf mengalami peningkatan maka hal tersebut akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi meningkat. Peningkatan angka melek huruf
sebesar 1% maka akan
mengakibatkan kenaikan sebesar
16,70% dalam pertumbuhan
ekonomi. Sebaliknya, jika terjadi
penurunan angka melek huruf
sebesar 1% maka akan
mengakibatkan penurunan sebsar
16,70% dalam pertumbuhan
ekonomi.
Pengaruh rata-rata lama sekolah terhadap pertumbuhan ekonomi
Rata-rata lama sekolah
dengan koefisien regresi sebesar
0.322857 nilai probabilita sebesar
0.4950 yang menjelaskan bahwa adanya hubungan searah antara
rata-rata lama sekolah dengan
pertumbuhan ekonomi dan tidak
signifikan. Secara statistik,
peningkatan rata-rata lama sekolah
akan menyebabkan pertumbuhan
ekonomi meningkat. Jika rata-rata
lama sekolah mengalami
peningkatan sebesar 1 tahun maka akan mengakibatkan peningkatan sebesar 32,28% dalam pertumbuhan ekonomi.
Pengaruh angka harapan hidup terhadap pertumbuhan ekonomi
Angka harapan hidup dengan koefisien regresi sebesar 0.538023 dengan nilai probabilita 0.1021 yang
menjelaskan bahwa adanya
hubungan searah antara angka
harapan hidup terhadap pertumbuhan ekonomi dengan signifikan. Secara statistik, peningkatan angka harapan
hidup akan berdampak pada
meningkatnya pertumbuhan
ekonomi. Peningkatan angka harapan hidup sebesar 1 tahun maka akan
mengakibatkan kenaikan sebesar
53,80% dalam pertumbuhan
ekonomi.
Nilai Intersep Cross Section
Masing-Masing Daerah
Untuk mengetahui daerah
menerima manfaat dari angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan
angka harapan hidup terhadap
pertumbuhan ekonomi, dapat dilihat dengan hasil nilai intersep yang tertinggi. Daerah yang memiliki nilai intersep tertinggi berarti daerah itu
yang paling banyak menerima
manfaat dari pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonominya. Adapun hasil dari intersep masing-masing daerah adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Hasil Intersep Cross Section
Daerah Nilai Intersep Peringkat
Pekanbaru 0.649968 1
Bengkalis 0.198090 2
Dumai 0.083758 3
Indragiri Hilir -0.129781 4
Siak -0.802035 5
Sumber: Data Olahan, 2016
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui daerah mana yang paling banyak menerima manfaat dari
pembangunan manusia terhadap
pertumbuhan ekonominya. Penduduk yang tersebar di berbagai sektor
perekonomian yang
mem-perkerjakan banyak orang umumnya menghasilkan barang dan jasa yang cukup besar. Setiap sektor me-ngalami pertumbuhan yang berbeda. Demikian pula dengan kemampuan setiap sektor dalam menyerap tenaga kerja. Perbedaan laju pertumbuhan tersebut me-nyebabkan dua hal. Pertama, terdapat perbedaan laju peningkatan produktifitas kerja di masing-masing sektor. Kedua, secara berangsur-angsur terjadi perubahan sektoral, baik dalam penyerapan
tenaga kerja maupun dalam
kontribusinya dalam pendapatan
nasional (Simanjuntak, 2005).
Penulis kemudian akan membahas
hasil intersep 5 daerah dan meng-kaitkannya dengan kondisi per-ekonomian masing-masing daerah, adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
Nilai Intersep Kota Pekanbaru
Nilai intersep Kota Pekanbaru sebesar 0.649968 yang menjelaskan
bahwa adanya pengaruh
pem-bangunan manusia terhadap
per-tumbuhan ekonomi di Kota
Pekanbaru. Secara statistik, jika terjadi peningkatan angka melek huruf sebesar 1 persen, rata-rata lama sekolah sebesar 1 tahun dan angka harapan hidup sebesar 1 tahun maka akan meningkatkan sebesar 64,99 persen dalam pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru. Hal ini kemudian menjawab hipotesis penelitian bahwa Kota Pekanbaru adalah daerah yang paling banyak menerima manfaat dari pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonominya.
Nilai Intersep Kabupaten Bengkalis
Nilai intersep Kabupaten
Bengkalis sebesar 0.198090 yang menjelaskan bahwa ada pengaruh
pembangunan manusia terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bengkalis. Secara statistik, ini dapat
diartikan bahwa jika terjadi
peningkatan pada angka melek huruf sebesar sebesar 1 persen, rata-rata lama sekolah sebesar 1 tahun dan angka harapan hidup sebesar 1 tahun maka akan meningkatkan sebesar 19,80 persen dalam pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bengkalis.
Nilai Intersep Kota Dumai
Nilai intersep Kota Dumai sebesar 0.083758 yang menjelaskan
pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonominya. Secara statistik, ini berarti jika terjadi peningkatan pada angka melek huruf sebesar 1 persen, rata-rata lama sekolah sebesar 1 tahun dan angka harapan hidup sebesar 1 tahun maka akan meningkatkan sebesar 8,37 persen dalam pertumbuhan ekonomi Kota Dumai. Daerah ini paling
sedikit menerima manfaat dari
pembangunan manusia terhadap
pertumbuhan ekonominya.
Ke-mungkinan yang dapat menjelaskan hal ini adalah karena perekonomian Kota Dumai di dominasi oleh sektor pengolahan, yakni pengolahan kelapa sawit.
Nilai Intersep Kabupaten Indragiri Hilir
Nilai intersep Kabupaten
Indragiri Hilir sebesar -0.129781 menjelaskan bahwa pembangunan
manusia berpengaruh negatif
terhadap pertumbuhan ekonominya. Secara statistik, dapat dijelaskan bahwa jika terjadi peningkatan angka melek huruf sebesar 1 persen, rata-rata lama sekolah sebesar 1 tahun dan angka harapan hidup sebesar 1
tahun maka akan menurunkan
sebesar 12,97 persen dalam
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir. Kemungkinan yang dapat menjelaskan mengapa tiga
indikator pembangunan manusia
berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Indragiri Hilir adalah karena
perlambatan pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh anjloknya harga kelapa sawit yang terjadi pada tahun
2009-2013 karena Kabupaten
Indragiri Hilir merupakan daerah yang memiliki basis ekonomi pada sektor pertanian. Berdasarkan data
Pusdatin Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian (2014),
produksi kelapa sawit di Kabupaten Indragiri Hilir berkontribusi sebesar 9,29 persen dari produksi nasional. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Silaban, Edwina dan
Eliza (2015) berjudul “Analisis
Sektor Basis dan Perkembangunan SektorPertanian di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau Tahun 2008-2012” yang menjelaskan
bahwa sektor basis Kabupaten
Indragiri Hilir adalah sektor
pertanian.
Nilai Intersep Kabupaten Siak
Nilai intersep Kabupaten Siak sebesar -0.802035 yang menyatakan
bahwa pembangunan manusia
berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan ekonominya. Secara statistik menjelaskan bahwa jika terjadi peningkatan pada angka melek huruf sebesar 1 persen, rata-rata lama sekolah sebesar 1 tahun dan angka harapan hidup sebesar 1
tahun maka akan menurunkan
sebesar 80,20 persen dalam
pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Siak.Kemungkinan yang dapat
menjelaskan mengapa tiga indikator pembangunan manusia berpengaruh
negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Siak adalah karena anjloknya harga kelapa sawit pada tahun 2009-2013. Produksi kelapa sawit berperan besar dalam
perekonomian Kabupaten Siak.
Berdasarkan data Pusdatin
Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian (2014), produksi kelapa
sawit di Kabupaten Siak
berkontribusi sebesar 12,35 persen
terhadap produksi nasional.
(2013) berjudul “Transformasi Struktur Ekonomi Kabupaten Siak Tahun 2001-2010” yang menjelaskan bahwa basis ekonomi Kabupaten Siak adalah pada sektor industri namun sektor pertanian masih menjadi sektor dominan yang berkontribusi pada PDRB Kabupaten Siak.
Nilai Intersep Time Series Masing-Masing Tahun
Untuk mengetahui tahun
berapakah yang paling banyak
menerima manfaat dari angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan
angka harapan hidup terhadap
pertumbuhan ekonomi, dapat dilihat dengan hasil nilai intersep yang tertinggi. Adapun hasil dari intersep tahun per tahun adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Hasil Intersep TimeSeries
Tahun Nilai Intersep Peringkat
2004 1.219325 1
Sumber: Data Olahan, 2016
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui nilai intersep tertinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar
1.219325, pada tahun 2004
pertumbuhan sektor industri tanpa migas yang cukup tinggi sebesar 9,08
persen lebih dipacu oleh
meningkatnya subsektor makanan, minuman dan tembakau yang mana sektor industri mampu menyerap
tenaga kerja yang cukup tinggi.
Sektor lainnya yang memiliki
pertumbuhan cukup tinggi yaitu sektor pertanian tumbuh sebesar 7
persen pada tahun 2004 dan
melambat menjadi 6,77 persen pada
tahun 2005. Kemudian sektor
bangunan tumbuh sebesar 7,3 persen
pada tahun 2005 dan sektor
keuangan yang tumbuh drastis
sebesar 18,92 persen pada tahun 2004.Namun pada tahun 2009-2013 nilai intersep menunjukkan angka negatif, yang diartikan bahwa modal manusia tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi pada 5 daerah di Provinsi Riau pada tahun 2009-2013. Kemungkinan yang dapat
dijelaskan adalah terjadinya
perlambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 yakni dari 8,06 persen pada tahun 2008 menjadi 6,56 persen. Berdasarkan data Outlook Ekonomi Indonesia Tahun 2009-2014, dijelaskan bahwa perlambatan ekonomi itu disebabkan oleh krisis global pada akhir tahun 2008 yang
biasa disebut dengan subprime
mortgage crisis. Kemudian hal itu menyebabkan terjadinya pelemahan permintaan ekspor, penurunan harga komoditas, penurunan penyerapan tenaga kerja, perlambatan konsumsi
domestik pada pasar domestik.
Sehingga komoditas kelapa sawit juga mengalami penurunan harga
yang disebabkan penurunan
permintaan ekspor yang kemudian berdampak pada sektor industri pengolahan dan pertanian.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1) Angka melek huruf
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada 5
daerah di Provinsi Riau
selama tahun 2004-2013.
2) Rata-rata lama sekolah
berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi pada 5
daerah di Provinsi Riau
selama tahun 2004-2013.
3) Angka harapan hidup
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada 5
daerah di Provinsi Riau
selama tahun 2004-2013.
4) Secara simultan, angka melek
huruf, rata-rata lama sekolah dan angka harapan hidup
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
per-tumbuhan ekonomi pada 5
daerah di Provinsi Riau
selama tahun 2004-2013.
5) Daerah yang paling banyak
menerima manfaat dari
pembangunan manusia ter-hadap pertumbuhan ekonomi-nya adalah Kota Pekanbaru.
6) Pada tahun 2004-2013,
pembangunan manusia pada 5 daerah di Provinsi Riau paling banyak memberikan manfaat
terhadap pertumbuhan
ekonomi terjadi pada tahun 2004.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka saran yang dapat
diberikan berdasarkan hasil
penelitian ini adalah:
1) Pemerintah perlu
me-ningkatkan mutu pendidikan
melalui program-proram
pemerintah baik berupa
penempatan tenaga pengajar
di daerah terpencil,
pe-ningkatan sarana dan
prasarana pendidikan,
program wajib belajar,
subsidi pendidikan dana
alokasi anggaran pendidikan yang sesuai dengan amanat
dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2003.
2) Pemerintah perlu
memberikan perhatian yang serius terhadap pendidikan
formal dan informal.
Pendidikan formal baik dalam upaya perbaikan kurikulum
pendidikan, penyediaan
berbagai fasilitas pendidikan,
mempermudah akses-akses
ke sekolah, meningkatkan program wajib belajar 9 tahun menjadi 12 tahun.
3) Pemerintah perlu melakukan
optimalisasi kinerja
pelayanan kesehatan terpadu
yang sudah ada serta
melakukan peningkatan
kapasitas pelayanan
kesehatan di daerah - daerah yang masih terpencil.
4) Bagi peneliti selanjutnya
disarankan untuk melakukan kajian lebih lanjut untuk menjelaskan secara empiris kaitan modal manusia dan pertumbuhan ekonomi guna menangkap fenomena yang terjadi di daerah dan waktu yang berbeda. Serta mampu
menangkap fenomena
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, R, 2008. Ekonomi
Archipelago, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Fattah, Nanang, 2004. Ekonomi dan
Pembiayaan Pendidikan.
Rosdakarya, Bandung.
Jhingan, M.L, 1992. Ekonomi
Pembangunan dan
Perencanaan, Terjemahan. D. Guritno Rajawali, Jakarta.
Mulyadi, S, 2003. Ekonomi Sumber
Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Prawira, Y., Hamidi, W., 2013.
Transformasi Struktur Ekonomi Kabupaten Siak Tahun 2001-2010. Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Volume 21, No.1.
Rahardja, P., Manurung, M.,2004.
Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar. Edisi Kedua. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok.
Silaban, L.H., Edwina, S.,Eliza, 2015. Analisis Sektor Basis dan Perkembangan Sektor Pertanian di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau Tahun 2008-2012. Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Riau.
Sirojuzilam, 2008. Disparitas dan
Perencanaan Regional, Ketimpangan Ekonomi Wilayah Barat dan Wilayah Timur Provinsi Sumatera Utara. Pustaka Bangsa Press.
Simajuntak, Payaman. 2008.
Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. LP FE-UI, Jakarta.
Sjafrizal, 2012. Ekonomi Wilayah
dan Perkotaan. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Suryana, 2005. Ekonomi
Pembangunan, Problematika dan Pendekatan. Salemba Empat, Jakarta.
Todaro, P. M., 2000. Pembangunan
ekonomi di dunia ketiga.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
UNDP, 2013.Human Development
Report. Oxford University Press, New York.
Widarjono, Agus. 2009.
Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Edisi Ketiga. Ekonosia. Yogyakarta.
Winarno, W.W. 2007. Analisis