• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMMERY AKBI Bahan Baku Overhead Pabrik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SUMMERY AKBI Bahan Baku Overhead Pabrik"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MATA KULIAH

“ AKUNTANSI BIAYA ”

Disusun oleh :

(LAILY KUSUMANDARI 43114010024)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

(2)

BAB 9

BAHAN BAKU : PENGENDALIAN, PERHITUNGAN BIAYA DAN PERENCANAAN

Bahan baku merupakan barang-barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi. Beberapa bahan baku diperoleh secara langsung dari sumber-sumber alam. Namun demikian, lebih sering lagi bahwa bahan baku diperoleh dari perusahaan lain dan ini

merupakan produksi akhir dari para pensuplai. Sebagai contoh, kertas cetak merupakan produk akhir dari pabrik kertas, akan tetapi merupakan bahan baku bagi perusahaan percetakan.

Perolehan dan Penggunaan Bahan Baku

Meskipun proses produksi dan kebutuhan bahan baku bervariasi sesuai dengan ukuran dan jenis industri dari perusahaan, pembelian dan penggunaan bahan baku biasanya meliputi langkah-langkah berikut :

1. Menentukan rute (routing) dan menetapkan daftar bahan baku yang diperlukan (bill of materials)

2. Anggaran produksi (production budget)

3. Bukti permintaan pembelian (purchase requisition) bahan baku 4. Pesanan pembelian (purchase order)

5. Laporan penerimaan ( receiving report)

6. Bukti permintaan bahan baku (materials requisition) 7. Kartu catatan (materials record card)

Pembelian dan penggunaan bahan baku melibatkan catatan elektronik atau dalam bentuk kertas yang diperlukan untuk akuntansi keuangan umum : yaitu untuk menghitung suatu pesanan, atau biaya suatu departemen dan untuk memelihara persediaan perpetual.

Pembelian Bahan Baku

Dalam organisasi besar, pembelian bahan baku biasanya dilakukan oleh departemen

pembelian, yang dikepalai oleh agen pembeli umum. Dalam perusahaan yang lebih kecil dan dalam kondisi yang digunakan

Pembelian Perlengkapan, Jasa dan Perbaikan

(3)

1. Pada perlengkapan dan peralatan kantor, kriteria perusahaan, unit P3K dan kantor bendahara dibutuhkan :

a. Bukti permintaan diberikan pada departemen pembelian dari departemen akuntansi b. Pesanan pembelian dibuat serta dicetak

2. Kontrak perbaikan tahunan untuk peralatan pemrosesan data dan beberapa mesin pabrik dapat diminta dan dipesan dengan cara yang sama.

3. Jasa perbaikan mesin yang rusak memiliki prosedur sebagai berikut:

a. Agen pembelian mengeluarkan pesanan gabungan (blanket purchase order), yaitu pesanan yang mencangkup seluruh biaya atas jenis tertentu tanpa spesifikasi atas jumlah aktualyang akan dibebankan

b. Tagihdengan kepala dan diterima, klerek faktur melakukan verifikasi atas jumlah tagihan dengan kepala departemen yang menerima jasa perbaikan.

c. Persetujuan faktur pembayaran

Formulir Pembelian

1. Bukti permintaan pembelian Berasal dari :

a. Karyawan bagian gudang yang mengetahui bahwajumlah persediaan mencapai titik pemesanan kembali .

b. Klerek catatan bahan baku atau karyawan maupun supervisor departemen lain yang bertanggungjawab memberitahu agen pembelian kapan harus melakukan pembelian.

c. Karyawan bagian riset,insinyur atau supervisor maupun karyawan departemen lain yang memerlukan bahan baku khusus.

d. Program komputer yang dirancang untuk mengingatkan departemen pembelian melakukan pengisian kemabali persediaan bahan baku.

Setiap kopi bukti permintaan pembelian teteap dipegang oleh pembuat dan aslinya dikirimkan ke departemen pemebelian untuk dieksekusi dari permintaan tersebut. Untuk bahan baku standar, hanya diindikasikan untuk nomor persediaan suatu item. Kemudian tergantung pada agen pembelian untuk menggunakan pertimbangannya dan menetapkan kebijakan mengenai sumber dan jumlah pasokan. Dan untuk bahan baku nonstandar,

informasi disediakan dalam buku permintaan pembelian melalui cetakan biru, berat, standar, merek, jumlah dan harga yang disarankan.

2. Pesanan pembelian

(4)

yang disepakati pada waktu dan tempat tertentu. Formulir pemesanan milik pemasok dapat digunakan, namun pada praktiknya formulir pemesanan pembelian dibuat oleh perusahaan pembeli yang dibuat sesuai kebutuhan pembeli. Ketika komitmen

pembelian dibuat melalui surat atau nelalui wakil penjualan lain, pesanan pembelian berfungsi sebagai konfirmasi atas komitmen tersebut.

3. Electronic data interchange (EDI)

Merupakan pertukaran informasi transaksi anatara komputer dari suatu perusahaan dengan komputer perusahaan lain. Metode ini dilakukan tanpa menggunakan kertas (paperless) dengan menghilangkan banyak dokumen kertas.

Penerimaan (Departemen Penerimaan)

1) Membongkar bahan baku yang masuk

2) Membandingkan jumlah yang diterima dengan daftar perusahaan perkapalan (shipper’s packing list)

3) Mencocokan bahan baku yang diterima dengan deskripsi dalam pesanan pembelian 4) Membuat laporan penerimaan yang menjadi bahan pengambilan keputusan bagi

departemen pemerikasaan untuk menerima atau menolak pesanan atas pengapalan 5) Memberitahu departemen pembelian atas perbedaan yang ditemukan

6) Mengatur pemeriksaan apabila diperlukan

7) Mengirimkan bahan baku yang diterima ke lokasi yang sesuai

Jika bahan baku tidak diperiksa pada saat penerimaan, laporan didistribusikan sebagai berikut :

a. Departemen penerimaan menyimpan satu kopi lainnya ke departemen pembelian sebagai pemberitahuan atas penerimaan bahan baku

b. Semua kopi lain dikirim ke departemen pemeriksaan dan didistribusikan c. Saat pemeriksaan selesai, satu kopi dikirimkan ke departemen akuntansi

untuk dicocokkan dengan pesanan pembelian dan faktur pemasok dan melakukan pembayaran.

d. Kopi lain dikirimkan ke departemen pengendalian bahan baku, perencanaan produksi sebagai pelaporan dan rekomendasi bagi pesanan berikutnya. e. Satu kopi dan bahan baku dikirim ke gudang

Alternatif lainnya, data laporan penerimaan dapat dimasukkan secara elektronik, dengan menggunakan key-board atau alat scan optik sehingga dapat ditransfer ke semua penerima yang sesuai.

Persetujuan faktur dan pemrosesan data

(5)

dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Transaksi pemeblian memepengaruhi akun pengendalian dan akun pembantu.

 Biaya Perolehan Bahan Baku

Harga faktur pemasok dan bahan baku dan beban transportasi adalah biaya pembelian barang yang paling tampak. Dan biaya yang tidak tampak adalah biaya akuisisi, yaitu biaya dalam melakukan pembelian, penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, penyimpanan dan akuntansi.

Biaya akuisisi memerlukan usaha yang biayanya lebih besar dari manfaat yang diperoleh, oleh karena itu, dijadikan sebagai overhead. Sedangkan bahan baku dibukukan sesuai dengan harga faktur yang dibayar ke pemasok.

Diskon Pembelian, biasanya tidak dicatat dalam akun apapu. Hanya diperlukan sebagai pengurangan saja. Yaitu, harga yang dibayar ke pemasok dicatat setelah diskon.

Beban angkut pembelian (freight-in). Merupakan biaya bahan baku. Cara pencatatannya terdapat banyak alternatif, diantaranya :

a. Jika beban angkut dimasukkan ke debit ke bahan baku di buku besar, maka beban angkut dapat ditambahkan secara proporsional ke setiap catatan pembantu bahan baku dari setiap item.

b. Membebankan semua beban angkut pembelian ke akun beban angkut pembelian dan mencatat harga faktur sebagai biaya bahan baku. Saat bahan baku akan diproduksi, tarif beban angkut pembelian yang dibebankan akan ditambahkan ke biaya per unit dari nilai yang tercantum dalam kartu catatan pembantu bahan baku. Jumlah ini akan didebitkan pada barang dalam proses atau pengendalian overhead pabrik dan

kreditnya ke beban angkut pembelian.

Biaya akuisisi yang dibebankan, jika bahan baku akan dimasukkan biaya akuisisi, tarif pembebanan dapat ditambahkan ke setiap faktur dan setiap item, daripada membebankan biaya ke overdead pabrik. Dapat digunakan tarif tunggal atau yang terpisah untuk setiap kelas biaya.

Buku pembantu bahan baku, menunjukkan jumlah dan harga dari setiap jenis bahan baku yang diterima, dikeluarkan dan tersedia, catatan tersebut biasanya memuat rincian dari nomor akun, deskripsi jenis bahan baku, serta lokasi dan jumlah maksimum atau minimum yang harus tersedia.

Metode Kuantitatif

(6)

Perencanaan bahan baku berurusan dengan dua faktor fundamental yaitu jumlah dan waktu pembelian. Penentuan berapa banyak yang akan dibeli dan kapan akan membeli melibatkan dua jenis biaya yang saling berlawanan, yaitu : biaya penyimpanan persediaan (cost of carrying inventory) dan biaya karena tidak menyimpan cukup persediaan.

2. Kuantitas Pemesanan Ekonomis (Economic Order Quantity- EOQ)

Kuantitas pemesanan ekonomis (economic order quality-EOQ) adalah jumlah persediaan yang dipesan pada suatu waktu yang meminimalkan biaya persediaan tahunan. Jika suatu perusahaan tidak terlalu sering membeli bahan baku dan melakukan pembelian tersebut dalam jumlah besar, penyimpanan persediaan menjadi tinggi karena investasi yang cukup besar dalam persediaan. Jika pembelian dilakukan dalam jumlah yang kecil, dengan frekuensi pesanan yang cukup sering , hal ini dapat mengakibatkan biaya pemesanan yang tinggi . oleh karena itu, jumlah optimum yang dipesan pada suatu waktu tertentu ditentukan dengan cara menyeimbangkan dua faktor : (1) biaya pemilikan (penyimpanan) bahan baku, dan (2) biaya perolehan (pemesanan) bahan baku.

Kalkulasi diferensial memungkinkan perhitungan EOQ dengan rumus melalui penggunaan informasi jumlah yang diperlukan, harga per unit, presentase biaya penyimpanan persediaan, dan biaya per pesanan. Salah satu variasi rumus adalah sebagai berikut :

Kuantitas pemesanan ekonomis :

2x jumlah yang diperlukan per tahun x biaya per pesanan biaya per unit bahan baku x presentase biaya penyimpanan

Atau EOQ = √ 2X RU x CO

CU x CC

Berdasarkan istilah EOQ, RU, CO, CU dan CC sebagaimana yang djelaskan di atas, rumus tersebut didasarkan pada hubungan berikut :

RU

EOQ = Jumlah pesanan pembelian per tahun

RU x CO

EOQ = Biaya pemesanan per tahun

EOQ

2 = Rata-rata jumlah unit dalam persediaan pada setiap waktu

CU x CC x EOQ

2 = Biaya penyimpanan per tahun

RU x CO EOQ +

CU X CC+EOQ

(7)

Menentukan Waktu Pemesanan

Rumus untuk Menentukan Titik Pemesanan

(8)

BAB 11

TENAGA KERJA : PENGENDALIAN DAN AKUNTANSI BIAYA

Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja (labor produktivity) yaitu sebagai suatu ukuran kinerja produksi yang menggunakan pengeluaran atas usaha manusia sebagai tolok

ukurannya.

Rencana Pemberian Insentif, memberikan imbalan bagi pekerja sesuai dengan peningkatan outputnya yang berkualitas tinggi.

Tujuan Rencana Pemberian Insentif, untuk mendorong pekerja agar memproduksi lebih banyak guna memperoleh upah yang tinggi dan pada saat yang bersamaan mengurangi biaya per unit. Rencana tersebut berusaha untuk memastikan output yang lebih besar untuk

meningkatkan pengendalian atas biaya tenaga kerja dengan memastikan biaya per unit yang lebih seragam dan untuk mengubah dasar pemberian imbalan dari jam kerja yang dijalani menjadi pekerjaan yang diselesaikan.

o Jenis Rencana Pemberian Insentif

1. Rencana Unit Kerja Langsung (Straight Pieceword Plan)

Adalah salah satu rencana pemberian insentif yang paling sederhana yaitu membayar upah diatas tarif dasar untuk produksi diatas standar. Standar produksi dihitung dalam menit per unit dan kemudian diterjemahkan menjadi jumlah dolar yang dibayarkan per unit.

2. Rencana Bonus Seratus Persen (One – Hundred- Percent Bonus Plan)

Merupakan suatu variasi dari rencana unit kerja langsung, rencana ini berbeda dengan rencana unit kerja langsung dalam hal bahwa standar tidak dinyatakan dalam uang, melainkan dalam waktu per unit output.

3. Rencana Bonus Kelompok (Grup Bonus Plan)

Seperti rencana yang didesain untuk pemberian insentif individual dimaksudkan untuk mendorong produksi pada tarif diatas standar. Setiap pekerja dalam kelompok menerima tarif per jam untuk produksi sampai sejumlah output standar. Unit yang diproduksi diatas standar dianggap sebagai waktu yang dihemat oleh kelompok tersebut dan sebagi akibatnya setiap pekerja menerima bonus untuk penghematan waktu tersebut. Biasanya bonus yang diperoleh suatu keompok dibagi ke anggota-anggota kelompok sesuai dengan tarif dasar mereka masing-masing.

(9)

Rencana ini mengharuskan manajemen mendorong partisipasi pekerja dan berkomitmen untuk menyukseskan rencana pemberian insentf tersebut . Fitur utama dari rencana ini adalah bahwa semua individu memiliki kapasitas untuk memberikan konstribusi yang berharga kepada suatu organisasi.

 Standar Waktu dan Teori Kurva Belajar

Teori kurva belajar (learning curve theory) menyatakan bahwa setiap kali kuantitas output kumulatif menjadi dua kali lipat, maka rata-rata waktu kumulatif per uni berkurang sebesar presentase tertentu.

Pengaturan Akuntansi untuk Biaya Tenaga Kerja dan Pengendalian

Akuntansi biaya tenaga kerja mencakup :

1) Sejarah kerja dari setiap pekerja, seperti dipekerjakan, tingkat upah, penugasan awal, promosi, kenaikan gaji dan waktu cuti untuk liburan atau karena sakit.

2) Informasi yang diperlukan untuk memenuhi kontrak serikat kerja, hukum jaminan sosial, peraturan upah dan jam kerja, pajak penghasilan yang dipunggut dan persyaratan pemerintah federal, pemerintah negara bagian atau pemerintah lokal lainnya.

3) Waktu kerja dan biaya standar.

4) Jam kerja setiap karyawan, tingkat upah dan tota pendapatan untuk setiap periode penggajian.

5) Perhitungan potongan dari upah kotor untuk setiap karyawan. 6) Output atau pencapaian dari setiap karyawan.

7) Jumlah biaya dan jam tenaga kerja tidak langsung maupun tenaga kerja langsung yang akan dibebankan ke setiap pesanan, lot, proses atau departemen untuk setiap periode. Biaya atau jam tenaga kerja langsung sering kali digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya overhead.

8) Total biaya tenaga kerja di setiap departemen untuk setiap periode 9) Data kumulatif atas potongan pendapatn dan gaji untuk setiap karyawan.

Biasanya adalah mungkin untuk menetapkan rasio yang cukup akurat dari

penggunaan tenaga kerja terhadap nilai penjualan dalam dolar untuk setiap produk atau lini produk. Dengan menggunakan rasio-rasio tersebut dan ramalan penjualan, kebutuhan akan tenaga kerja di masa depan dapat didedikasikan. Pengendalian biaya tenaga kerja dimulai dengan desain produk dan terus berlanjut sampai waktu penjualan dan pelayanan purna jual. Departemen yang terlibat dalam perhitungan biaya tenaga kerja termasuk departemen personalia, departemen perencanaan produksi, departemen pencatatan waktu, departemen penggajian dan departemen biaya.

a. Departemen Personalia

(10)

sesuai. Fungsi departemen personalia meliputi perektutan, pelatihan, penilaian, konseling pensiun, pemustusan hubungan kerja dan penempatan ke luar.

b. Departemen Perencanaan Produksi

Departemen perencanaan produksi bertanggung jawan untuk menjadwalkan pekerjaan dan memberikan perintah kerja ke departemen produksi. Pemberian perintah kerja umumnya disertai dengan permintaan baha baku dan kartu jam tenaga kerja yang mengindikasikan operasi yang akan dilakukan atas prosuk tersebut.

c. Departemen Pencatatan Waktu

Memastikan adanya catatan yang akurat atas waktu kerja setiap karyawan adalah langkah pertama dalam perhitungan biaya tenaga kerja. Pencatatan waktu yang akurat biasanya dicapai dengan :

1. Kartu absen yang menyediakan bukti yang dapat diandalkan atas kehadiran karyawan di pabrik dari waktu masuk sampai waktu pulang.

2. Kartu jam kerja atau kartu pesanan untuk memastikan informasi atas jenis dan lama pekerjaan yang dilakukan.

Kedua dokumen diawai, dikendalikan dan dikumpulkan oleh departemen pencatatan waktu.

 Departemen Penggajian

Data penggajian diproses dalam dua tahap (1) menghitung dan menyiapkan gaji serta (2) mendistribusikan biaya gaji ke pesanan dan departemen. Langkah-langkah ini dilakukan oleh departemen penggajian yang bertanggung jawab untuk mencatat klasifikasi pekerjaan, departemen, dan tingkat upah untuk setiap karyawan. Departemen penggajian menghitung jam kerja dan upah yang diterima, melakukan pemotongan gaji, menentukan jumlah bersih yang harus dibayarkan ke setiap karyawan, memelihara catatan pendapatan permanen untuk setiap tenaga kerja yang akan dibebankan ke setiap pesanan dan departemen. Departemen penggajian juga mempersiapkan cek atau menyediakan data yang diperlukan oleh kasir atau bendahara untuk melakukan pembayaran gaji.

 Departemen Biaya

Berdasarkan ikhrisar distribusi biaya tenaga kerja atau kartu jam kerja, departemen biaya mencatat biaya tenaga kerja langsung pada kartu biaya pesanan atau laporan produksi

(11)

 Akuntansi untuk Biaya-biaya yang Berkaitan dengan Tenaga Kerja

- Penghasilan lembur

Pendapatan lembur terdiri atas dua elemen : (1) tarif upah reguler dan (2) premium lembur, yang merupakan jumlah tambahan untuk jam kerja yang melebihi batas tertentu. Batas tersebut mungkin saja adalah 40 jam kerja per minggu atau 8 jam kerja per hari. Bagi

sebagian besar pekerja, pemberi kerja harus membayar lembur minimal sebesar atau setengah kali tarif upah reguler.

- Pembayaran Bonus dan Kompensasi yang Ditunda

Sebagaimana perusahaan berusaha untuk mendtabilisasi atau mengurangi tunjangan perusahaan juga berusaha mencari cara untuk mengurangi upah pokok. Jika seorang

karyawan diberikan kenaikan upah, maka kenaikan tersebut menjadi hak karyawan yang terus dibayarkan setiap tahun, dan meningkatkan pensiun pekerja tersebut serta

tunjangan-tunjangan lain yang dibayarkan oleh perusahaan. Pemberi kerja dapat menurunkan biaya dengan meminimalkan kenaikan gaji pokok dan sebagai gantinya membayarkan bonus insentif.

Jumlah pembayaran bonus dapat dihitung per karyawan untuk setiap klasifikasi pekerjaan. Klasifikasi tersebut dapat didefinisikan sebagai presentase dari laba, sebagian dari upah serta bulan atau sebagai jumlah terhitung lainnya. Jumlah bonus dapat merupakan tradisi yang sudah lama dijalankan di suatu perusahaan, atau jumlahnya dapat bervariasi dari tahun ke tahun.Pembayaran bonus adalah biaya produksi , beban pemasaran atau beban administrasi, bergantung pada di mana pekerja tersebut ditugaskan.

- Tunjangan Cuti

Tunjangan cuti mewakili masalah biaya yang serupa dengan pembayaran bonus. Ketika seseorang karyawan berhak untuk mengambil cuti selama dua minggu dengan tetap dibayar, tunjangan cuti diakrual selama 50 minggu masa produktif. Misalnya asumsikan seorang pekerja langsung memiliki upah okok sebesar $ 300, dan berhak atas cuti dengan tetap dibayar selama dua minggu. Biaya tenaga kerjanya adalah sebesar $ 300 plus $ 12 per minggu. Dalam waktu 50 minggu dengan tarif $ 12 per minggu, maka pembayaran yang ditunda adalah sebesar $ 600, yang merupakan estimasi tunjangan cuti.

(12)

- Rencana Upa Tahunan Terjamin

Pembayaran ini dimaksudkan untuk menambah asuransi pengangguran. Misalnya, asumsikan bahwa seorang pekerja yang menganggur dijamin 60 persen dari gaji bersih normal, dimulai dari minggu kedua pemutusan hubungan kerja dampai 26 minggu ke depan. Untuk mengakui kewajiban atas pembayaran yang akan dilakukan selama pemutusan hubungan kerja,

dicatatlah akrual atas suatu jumlah estimasi, misalnya 15 sen per jam pekerja.

- Program Pensiun

Program pensiun (personal plan) merupakan pengaturan untuk pembayaran ke karyawan untuk tahun-tahun setelah pensiun. Dalam kasus bonus dan cuti yang dibayar, sebagian dari total pendapatan karyawan dipotong atau diakrualkan untuk suatu periode waktu dalam bulan dan kemudian dibayarkan sekaligus. Dalam kasus pembayaran pensiun, upah diperoleh dan biaya tenaga kerja terjadi dalam banyak tahun sebelum pembayaran dlakukan. Dengan asumsi bahwa karyawan dibayarkan upah pokok untuk 40 jam kerja per minggu dan biaya pensiun pemberi kerja berjumlah $ 1,50 per jam, biaya pensiun yang terjadi adalah sebesar $ 60 per minggu dan dibebankan ke overhead pabrik, beban pemasaran atau beban administasi. Ada beberapa jenis metode program pensiun:

1) Employee Retirement Income Security Act tahun 1974 2) Standar Biaya Pensiun CASB

3) Imbalan Pscakerja Selain Pensiun

Tambahan Peraturan yang Memengaruhi Biaya yang Berkaitan dengan Tenaga kerja

Akuntansi untuk biaya tenaga kerja adalah lebih sederhana sebelum peraturan jaminan sosial yang pertama. Peraturan tersebut menyebabkan banyak pemberi kerja merasa perlu untuk mendesain ulang sistem penggajiannya guna mempertanggungjawabkan potongan gaji yang diwajibkan dan untuk menyimpan lapran-laporan yang diharuskan.kemudian peraturan negara bagian dan federal mengharuskan persyaratan tambahan untuk akuntansi.

1) Federal Insurance Contributions Act (FICA) 2) Federal Unemployment Tax Art (FUTA)

- Asuransi Kompensasi Pekerja

Hukum asuransi kompensasi pekerja memberikan manfaat asuransi untuk pekerja dan ahli warisnya atas kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit yang diderita karena pekerjaan. Manfaat biaya premium dan rinciannya berbeda dari satu negara bagian ke negara bagian lain. Total biaya dari asuransi ini ditanggung oleh pemberi kerja.

- Pemotongan Pajak Penghasilan Federal, Negara Bagian, dan Pajak Upah Kota

(13)

melaporkan ke otoritas perpajakan federal, negara bagian, dan lokal mengenai jumlah kompensasi yang dibayarkan ke setiap karyawan serta jumlah pajak penghasilan yang dipotong.

- Potongan – potongan yang Berkaitan dengan Tenaga Kerja

Selain potongan gaji yang diharuskan, berbagai jenis potongan lain juga dapat dipotong dari pembayaran gaji sesuai dengan persetujuan karyawan.

Asuransi, banyak perusahaan menyediakan asuransi kesehatan, kecelakaan, rumah sakit dan asuransi jiwa untuk karyawan. Sering kali perusahaan dan karyawan sama-sama menanggung biayanya dan bagian karyawan dipotong dari upahnya secara berkala.

Iuran Serikat Kerja, banyak perusahaan yang mempekerjakan karyawan anggota serikat kerja menyetujui “iuran serikat kerja”, dimana iuran keanggotaan pertama kali dan iuran periodik sebagai anggota dipotong dari pembayaran gaji setiap karyawan. Untuk

mempertanggungjawabkan potongan-potongan ini, akun buku besar berjudul Iuran Serikat Kerja dikredit untuk jumlah iuran yang ditahan secara berkala, perusahaan menyetorkan total iuran yang dikumpulkan ke serikat kerja.

(14)

BAB 12

OVERHEAD PABRIK : ANGGRAN, AKTUAL DAN PEMBEBANAN

 Karakteristik Overhead Pabrik

Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebgai bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat dengan mudah

diidentifikasikan dengan atau dibebankan langsung ke pesanan , produk, atau objek biaya lain tertentu. Istilah lain yang digunakan untuk overhead pabrik adalah beban pabrik, overhead produksi, biaya produksi tidak langsung, beban produksi, overhead pabrik, beban pabrik dan biaya manufaktur tidak langsung.

Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang memerlukan pertimbangan jika produk akan dibebankan dengan jumlah yang wajar dari biaya ini. Karakteristik-karakteristik ini berkaitan dengan hubungan antara overhead pabrik dengan produk atau volume produksi. Tidak seperti bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, overhead merupakan bagian yang tidak terlihat dari produk jadi. Karakteristik yang kedua dari overhead berkaitan dengan bagaimana item-item yang berbeda dalam overhead berubah terhadap perubahan dalam volume produksi. Overhead dapat bersifat tetap, variabel atau semivariabel.

 Faktor- faktor yang Dipertimbangkan dalam Pemilihan Tarif Biaya Overhead

Jenis tarif overhead berbeda tidak hanya dari suatu persudahaan ke perusahaan lain, jtetapi juga dari suatu departemen, pusat biaya atau tempat penampungan biaya ke departemen, pusat biaya atau tempat penampungan biaya lain di dalam satu perusahaan. Paling tidak ada lima faktor yang mempengaruhi pemilihan tarif overhead, kelima faktor tersebut diikhtisarkan sebagai berikut :

1. Dasar yang Digunakan

a. Output fisik

b. Biaya bahan baku langsung c. Biaya tenaga kerja langsung d. Jam tenaga kerja langsung e. Jam mesin

f. Transaksi atau aktivitas

2. Pemilihan Tingkat Aktivitas

a. Kapasitas teoretis b. Kapasitas praktis

(15)

d. Kapasitas normal

e. Dampak kapasitas terhadap tarif overhead

f. Kapasitas menganggur versus kelebihan kapasitas

3. Memasukkan atau Tidak Memasukkan Overhead Tetap

a. Perhitungan biaya penerapan penuh b. Perhitungan biaya langsung

4. Menggunakan Tarif Tunggal atau Beberapa Tarif

a. Tarif tingkat pabrik b. Tarif departemental

c. Tarif subdepartemental dan aktivitas

5. Menggunakan Tarif yang Berbeda untuk Aktivitas Jasa

 Dasar yang Dapat Digunakan

Faktor yang diukur sebagai penyebut (denominator) dari tarif overhead tersebut sebagai dasar tarif overhead, dasar lokasi overhead atau dasar. Tujuan utama dalam pemilihan dasar adalah untuk memastikan pembebanan overhead dalam pesanan, produk, atau pekerjaan yang dilakukan. Tujuan kedua dalam pemilihan dasar pembebanan adalah untuk meminimalkan biaya dan usaha klerikal. Ketika dua atau lebih dasar pembebanan menghasilkan jumlah pebebanan overhead pabrik yang hampir sama untuk setiap pesanan atau produk, maka dasar pembebanan yang paling sederhana dan paling mudah diukurlah yang sebaiknya digunakan.

Output Fisik atau unit produksi adalah dasar uang paling sederhana untuk membebankan overhead pabrik. Penggunaannya diilustrasikan sebagai berikut :

Estimasi Overhead Pabrik

Estimasi Unit Produksi = Overhead pabrik per unit

Dasar Biaya Bahan Baku Langsung, dibeberapa perusahaan, suatu studi atas biaya masa lampau menunjukkan korelasi yang tinggi antara biaya bahan baku langsung dan overhead. Hal ini mungkin terjadi, misalnya ketika sebagian besar pekerjaan produksi terdiri atas penerimaan, inspeksi, penyimpanan, pengambilan dan penanganan dari banyak lot bahan baku yang mahal. Dalam kasus semacam ini, suatu tarif yang didasarkan pada biaya bahan baku mugkin lebih sesuai. Tarif tersebut dihitung dengan cara membagi estimasi total overhead dengan estimasi total biaya bahan baku langsung sebagai berikut :

Estimasi overhead pabrik

Estimasi biaya bahan baku x100 = overhead pabrik sebagai presentase dari biaya bahan

baku langsung

(16)

overhead dibagi dengan estimasi biaya tenaga kerja langsung untuk menghitung suatu presentase :

Estimasi overhead pabrik

Estimasi biaya tenagakerja langsung x100 = overhead pabrik sebagai presentase dari

biaya TKL

Penggunaan metode ini adalahlogis apabila terdapat hubungan yang kuat antara biaya tenaga kerja langsung dengan overhead pabrik dan tarif upah per jam untuk pekerjaan yang serupa tidak jauh berbeda. Metode ini akan tidak sesuai apabila :

1. Overhead pabrik mencakup depresiasidari mesin yang mahal, yang tidak memiliki hubungan dengan gaji tenaga kerja langsung.

2. Total biaya tenaga kerja langsung mencerminkan jumlah upah yang dibayarkan untuk para pekerja produksi berupah tinggi maupun rendah yang melakukan pekerjaan yang serupa.

Dasar Jam Tenaga Kerja Langsung , didesain untuk mengatasi kelemahan kedua dari penggunaan dasar biaya tenaga kerja langsung. Tarif overhead pabrik yang didasarkan pada jam tenaga kerja langsung dihitung sebagai berikut :

Estimasi overhead pabrik

Estimasi jam tenagakerja langsung = overhead pabrik per jam tenaga kerja langsung

Dasar Jam Mesin, ketika mesi n digunakan secara ekstensif, maka jam mesin mungkin merupakan dasar yang paling sesuai untuk pembebanan overhead. Metode ini didasarkan pada waktu yang diperlukan untuk melakukan operasi yang identik oleh suatu mesin atau sekelompok mesin. Total jam mesin yang diperkirakan akan digunakan diestimasi dan tarif per jam mesin ditentukan sebagai berikut :

Estimasi overhead pabrik

Estimasi jam mesin = Overhead pabrik per jam mesin

Dasar Transaksi, sekelompok biaya mungkin dapat diasosiasikan dengan suatu aktivitas tertentu yang tidak terwakili oleh dasar mana pun yang telah dibahas sebelumnya. Semakin besar perbedaan kompleksitas dalam lini produk, semakin besar jumlah transaksi. Pendekatan transaksi (transaction-base approach) terhadap alokasi overhead lebih dikenal sebagai

perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-ABC). Kriteria utama dalam pemilihan dasar overhead adalah kewajiban korelasi anara dasar pembebanan dengan biaya overhead, kepraktisan dari pekerjaan klerikal dan akurasi perhitungan biaya. Semakin banyak perusahaan yang memilih dasar yang berbeda untuk kategori biaya yang berbeda. Salah satu contoh pendekatan ini adalah beberapa departemen produksi dengan satu atau lebih tarif overhead yang dihitung untuk masing-masing departemen.

 Pemilihan Tingkat Aktivitas

(17)

overhead untuk tingkat aktivitas tertentu dan penyebutnya (denominator) adalah estimasi dari dasar alokasi pada tingkat aktivitas yang sama. Semakin besar tingkat aktivitas yang

diasumsikan, semakin rendah tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya.

Kapasitas Teoritis, kapasitas teoretis dari suatu departemen, pabrik atau fasilitas lainya adalah kapasitas untuk memproduksi pada kecepatan penuh tanpa interupsi. Hal ini dicapai jika pabrik atau departemen tersebut memproduksi pada tingkat 100% dari kapasitas yang dinyatakan. Misalnya jika sebagian besar dari kapasitas yang tidak terpakai disebabkan oleh ketidaktersediaan bahan baku, maka manajer dapat melakukan investigasi atas berapa banyak perbaikan yang dapat diperoleh dengan melakukan relokasi sehingga lebih dekat ke pemasok atau dengan membeli perusahaan pemasok.

Kapasitas Praktis, adalah sangat tidak mungkin bahwa perusahaan mana pun dapat beroperasi pada tingkat kapasitas teoretis lebih dari beberapa menit atau jam dalam satu waktu. Dan sangat jarang menemukan perusahaan yang mengoperasikan tiga shift per hari dan mempertahankan proses produksi selama 24 jam. Faktor – faktor ini mengurangi tingkat kapasitas teoretis menjadi tingkat kapasitas praktis. Pengurangan ini disebabkan oleh

pengaruh internal dan tidak mempertimbangkan pengaruh eksternal seperti langkanya pesanan pelanggan. Penurunan kapasitas teoretis ke kapasitas praktis biasanya berkisar dari 15% sampai 25% yang mengakibatkan tingkat kapasitas praktis hanyalah 75% sampai 85% dari kapasitas teoretis.

Kapasitas Aktual yang Diperkirakan, kapasitas aktual yang diperkirakan mengacu pada jumlah output yang diperkirakan akan diproduksi selama periode tersebut. Tingkat aktivitas ini biasanya mengakibatkan perbedaan dalam tarif yang ditentukan sebelumnya di setiap periode, karena peningkatan atau penurunan dalam produksi yang direncanakan.

Kapasitas Normal, mengacu pada aktivitas rata-rata selama suatu periode waktu yang cukup lama untuk meratakan fluktuasi. Konsep ini berusaha untuk menstabilisasi suatu tarif

overhead yang akan berfluktuasi ketika fasilitas dipergunakan dalam tingkatan yang berbeda dalam periode yang berbeda.

Memasukkan atau Mengeluarkan Biaya Overhead Tetap

Biasanya akuntansi biaya membebankan semua biaya pabrik ke output dari suatu periode. Dalam pendekatan ini, yang disebut perhitungan biaya penerapan penuh (absorption costing), perhitungan biaya konvensional (conventional costing) atau perhitungan biaya penug (full costing) baik biaya tetap maupun variabel dimasukkan dalam tarif overhead pabrik.

Metode biaya lain disebut perhitungan biaya langsung (direct costing) atau perhitungan biaya variabel (variable costing), dalam pendekatan ini hanya overhead pabrik variabel yang dimasukkan dalam tarif overhead pabrik.

 Perhitungan Tarif Biaya Overhead

(18)

atau dianggarkan pada tingkat aktivitas tersebut, sehingga menghasilkan estimasi total overhead pabrik.

Biaya Overhead Aktual

Beberapa biaya overhead pabrik aktual dicatat ketika terjasi, pada saat transaksi dijurnal dan diposting ke buku besar atau buku pembantu. Pencatatan ini tidak bergantung pada

pembebanan overhead pabrik. Tujuan dasar dari akumulasi overhead pabrik adalah untuk menyediakan informasi untuk pengendalian. Pengendalian pertama-tama mengharuskan pelaporan biaya ke kepala masing-masing departemen yang bertanggung jawab atas biaya tersebut dan kemudian membuat perbandingan dengan jumlah yang akan dianggarkan untuk tingkat aktivitas yang benar-benar dicapai. Pengumpulan data overhead bergantung pada daftar akun, yang mengindikasikan akun yang digunakan untuk mencatat pemebanan dari berbagai transaksi overhead.

Biaya Overhead yang Dibebankan dan Jumlah Pembebanan yang Terlalu Tinggi atau Rendah

Overhead pabrik aktual (actual factory overhead) adlah jumlah biaya tidak langsung yang terjadi, sementara overhead pabrik dibebankan (applied factory overhead) adalah jumlah biaya yang dialokasikan ke output.

 Pembebanan Biaya Overhead

Tarif overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya sebesar $ 15 per jam mesin dihitung untuk DeWitt Products, menggunakan estimasi overhead pabrik dan estimasi jam mesin. Untuk meneruskan ilustrasi ini, asumsikan bahwa total jam mesin aktual dari DeWitt Product adalah sebesar 18.900 dan biaya overhead pabrik aktual sebesar $292.000. Overhead pabrik yang dibebankan selama periode ini adalah sebesar 18.900 x $ 15 = $283.000. Ayat jurnal umum yang mengikhtisarkan pembebanan overhead adalah :

Barang dalam proses 283.000

Overhead Pabrik 283.000

Akun overhead pabrik dibebankan kemudian ditutup ke akun pengendali overhead di akhir tahun dengan ayat jurnal berikut :

Overhead Pabrik 283.500

Pengendali Overhead Pabrik 283.5000  Jumlah Pembebanan yang Terlalu Tinggi atau Terlalu Rendah

Oleh karena jumlah debit jarang sama dengan jumlah kredit, maka biasanya terdapat saldo debit atau kredit di akun tersebut. Saldo debit mengindikasikan bahwa overhead pabrik telah dibebankan terlalu rendah (underapllied), sedangkan saldo kredit

(19)

informasi yang diperlukan oleh manajemen untuk mengendaliakan dan menilai efisiensi operasi serta penggunaan kapasitas yang tersedia dan untuk menghitung tarif overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya bagi periode-periode berikutnya.  Disposisi Jumlah Pembebanan yang Terlalu Tinggi atau Terlalu Rendah

Disposisi dari overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah biasanya cukup sederhana, diakhir periode akuntansi jumlah tersebut dapat

diperlakukan sebagai biaya periodik atau dialokasikan ke persediaan dan harga pokok penjualan.

 Mengubah Tarif Biaya Overhead

(20)

BAB 13

BIAYA OVERHEAD PABRIK : DEPARTEMENTALISASI

Departementalisasi (departmentalization) dari overhead pabrik berarti membagi pabrik ke dalam segmen-segmen yang disebut departemen, yang menjadi tujuan pembebanan biaya overhead. Untuk tujuan akuntansi pembagian suatu pabrik ke departemen-departemen yang terpisah menghasilkan perhitungan biaya produksi yang lebih baik dan meningkatkan pengendalian yang bertanggung jawab atas biaya overhead.

Proses departementalisasi overhead merupakan pengembangan dari metode yang telah dibahas sebelumnya. Mengestimasi biaya atau menganggarkan biaya dan memilih dasar yang sesuai untuk membebankan biaya tersebut masih diperlukan. Selain itu departementalisasi overhead memerlukan estimasi atau anggaran yang terpisah untuk setiap departemen. Biaya aktual dari suatu periode masih tetap dicatat diakun pengendali overhead pabrik dan buku pembantu overhead, tetapi biaya tersebut dirinci sampai tingkat departemen maupun jenis biayanya. Hal ini memungkinkan perbandingan biaya aktual dengan biaya yang dibebankan untuk setiap departemen.

 Departemen Produksi dan Departemen Jasa

Departemen produksi (producing department) menghasilkan produk dengan mengubah bentuk atau sifat dari bahan baku atau dengan merakit komponen. Departemen jasa (service department) memberikan pelayanan yang berkontribusi secara tidak langsung terhadap produksi produk tetapi tidak mengubah bentuk, rakitam, maupun sifat dari bahan baku. Contoh-contoh dari departemen produksi dan departemen jasa adalah sebgai berikut :

Produksi Jasa

Pemotongan penggilingan Utilitas pengapalan

Penyerutan pelapisan Penerimaan medis

Perakitan pengrajutan penyimpanan personalia Pelapisan kain percampuran pembelian kafetaria

- Pemilihan Departemen Produksi

Sisitem informasi biaya didesain untuk mencerminkan departementalisasi. Sistem tersebut mengakumulasikan biaya produksi per departemen, tanpa memerhatikan apakah operasinya merupakan jsnis pesanan atau jenis proses kontinu. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jenis departemen yang diperlukan untuk menetapkan tarif overhead departemental yang akurat adalah sebgai berikut :

1) Kesamaan operasi dan mesin di setiap departemen 2) Lokasi dari operasi dan mesin

(21)

5) Jumlah departemen

- Pemilihan Departemen Jasa

Jasa yang memberikan manfaat kepada departemen produksi dan departemen jasa lain, dapat diatur dengan cara (1) menetapkan departemen jasa yang terpisah untuk setiap fungsi, (2) menggabungkan berbagai fungsi ke dalam suatu

departemen atau (3) menempatkan beberapa biaya jasa dalam suatu deprtemen yang disebut tempat penampungan biaya umum pabrik. Penetapan departemen yang terpisah untuk setiap fungsi jasa jarang dilakukan, bahkan perusahaan-perusahaan besar. Ketika hanya relatif sedikit karyawan yang terlibat dan aktivitasnya berkaitan erat, fungsi jasa sering digabungkan, bergantung pada kondisi dimasing-masing perusahaan.

Biaya Langsung Departemental

Overhead pabrik terdiri dari atas semua biaya produksi yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke pesanan atau produk tertentu. Tetapi, dalam membebankan biaya ke departemen adalah penting untuk mengingat bahwa departemen cenderung menjadi area yang relatif besar dalam suatu perusahaan. Akibatnya banyak biaya overhead pabrik dapat ditelusuri secara langsung ke departemen tertentu, biaya ini disebut biaya langsung departemental (direct departmental cost)

1) Supervisi, tenaga kerja tidak langsung dan lembur 2) Tunjangan-tunjangan tenaga kerja

3) Bahan baku tidak langsung dan perlengkapan pabrik 4) Perbaikan ddan pemeliharaan

5) Penyusutan peralatan

Biaya Tidak Langsung Departemental

Biaya seperti listirk, penerangan, sewa dan penyusutan atas bangunan pabrik, apabila digunakan oleh semua departemen, tidak dibebankan langsung ke departemen tertentu. Biaya ini tidak berasal dari departemen tertentu mana pun. Biaya ini terjadi untuk memberikan manfaat bagi semua departemen, sehingga biayanya dialokasikan ke semua departemen. Beberapa dari beban tidak langsung departemental yang memerlukan alokasi antardepartemen, beserta dasar yang paling umum digunakan, mencakup :

Biaya Departemen Tidak Langsung Dasar Alokasi

Sewa gedung Kaki Persegi

Pajak Properti Kaki Persegi

(22)

Asuransi kompensasi pekerja Beban gaji departemen

Posisi variabel dari biaya listrik Kwh

Menentukan Tarif Biaya Overhead Departemental

Overhead pabrik biasanya dibebankan berdasarkan jam mesin, jam tenaga kerja langsung atau biaya tenaga kerja langsung, ketika hanya satu tarif overhead yang digunakan untuk pabrik tersebut secara keeluruhan. Tetapi, penggunaan tarif departemental

mengharuskan pertimbangan yang berbeda untuk setiap overhead departemen produksi. Oleh karena pada akhirnya semua overhead pabrik, baik yang berasal dari departemen produksi maupun dari departemen jasa, akan dialokasikan ke departemen produksi, penetapan tarif overhead departemental mencangkup langkah-langkah berikut :

1) Estimasi tota overhead departemental dari departemen produksi dan departemen jasa pada tingkat aktivitas yang diperkirakan. Tentukan, jika mungkin, sifat tetap dan variabel untuk seiap kategori biaya.

2) Buat suatu survei (dengan pengukuran atas semua dasar alokasi) dengan tujuan untuk mendistribusikan biaya overhead tidak langsung departemental dan biaya departemen jasa.

3) Estimasikan total overhead tidak langsung departemental (seperti listirk, bahan bakar, air, penyusutan gedung, pajak properti, dan asuransi kebakaran) pada tingkat aktivitas yang dipilih dan alokasikan biaya-biaya tersebut ke departemen-departemen

4) Distribusikan biaya departemen jasa ke departemen yang memperoleh manfaat dari jasa tersebut.

5) Hitung tarif overhead departmental.

Dalam rangka perhitungan biaya departemental dan produk, direkomendasikan dua metode akuntansi berikut untuk biaya utilitas :

1) Membebankan semua biaya tenaga dan bahan bakar ke departemen utilitas tersendiri, kemudian mengalokasikannya ke departemen yang menerima manfaatnya

2) Membebankan departemen-departemen tertentu dengan biaya tenaga dan bahan bakar jika ada meteran terpisah dan membebankan sisanya ke departemen utilitas tersendiri. Sisa inilah yang kemudian dialokasikan ke departemen yang menerima manfaatnya.

- Mengestimasikan Biaya Departemen Jasa

(23)

tidak membebankan biaya apapun ke jasa yang diberikan oleh suatu departemen jasa ke departemen jasa lain.

2) Metode bertingkat (step method), mendistribusikan biaya dari departemen jasa berdasarkan urutan tertentu yaitu, urutan yang diterapkan oleh departemen. Metode bertingkat juga disebut metode sekuensial (sequential method) karena biaya didistribusikan dari departemen jasa sesuai dengan urutan yang telah ditentukan sebelumnya.

Biaya departemen jasa biasanya didistirbusikan sesuai dengan urutan yang didasarkan pada jumlah jasa yang diberikan dan diterima. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah memulai dari departemen yang paling banyak melayani departemen lain dan paling sedikit menggunakan jasa departemen lain. Alternatifnya, biaya dari departemen jasa yang menyediakan jasa ke departemen jasa lain dengan nilai dolar terbesar dapat didistribusikan pertama kali.

3) Metode stimultan, metode ini juga biasa dikenal dengan metode aljabar (algebraic method),

Yaitu mempertimbangkan secara lengkap hubungan timbal balik antarsemua

departemen jasa. Biaya dari departemen jasa didistribusikan secara simultan, pertama-tama dengan menggunakan aljabar untuk menyelesaikan dua pesamaan linear dengan dua variabel yang tidak diketahui. Apabila ada banyak departemen jasa, matriks aljabar menjadi berguna dan perhitungan dapat dilakukan menggunakan komputer.

Departementalisasi Biaya Overhead dalam bisnis Nonmanufaktur dan Organisasi Nirlaba

Pengendalian yang bertanggung jawan atas biaya departemental sama pentingnya di aktivitas nonmanufaktur. Berikut adalah contoh dari entitas yang umumnya dibagi menjadi departemen administratif dan departemen supervisi untuk perencanaan dan pengendalian biaya. Dalam entitas-entitas ini, departemen dapat disebut dengan beberapa nama, seperti bagian, kelompok, unit jasa atau pusat usaha.

a. Segmen nonmanufaktur dari perusahaan manufaktur (misalnya: departemen pemasaran dan administrasi)

b. Toko ritel

c. Bank dan institusi keuangan lain d. Perusahaan asuransi

e. Institusi pendidikan

f. Organisasi jasa, seperti hotel motel,rumah sakit, rumah perawatan, firma hukum, firma akuntansi, praktis medis dan gigi serta agen rumah

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan CFD, kita dapat mensimulasikan aliran batu bara pada saat melewati V Flow, sehingga kita dapat mengetahui bentuk konstruksi yang paling optimal

Dalam hal ini papan nama yang dipasang di tepi jalan, menjadi penunjuk arah dalam menyampaikan pesan keberadaan “PLIK Nanggulan 2” kepada masyarakat, serta untuk menarik

(kini, perluasan masjid sehingga 400.000 orang masuk kedalam sebuah masjid adalah hal yang sangat sulit. Memang masjid Aqsa sudah diperluas. Jikalau lebih diperluas lagi

Pada tahap pertama, data citra akan dibagi menjadi n bagian atau blok, dimana setiap blok memiliki ukuran yang sama yaitu (MxN)/n (Gambar 6).. Setiap blok kemudian akan

™ Sepengetahuan Terdakwa mengenai Bertemu dengan Indra Setiawan apakah pada saat Sebelum atau setelah kematian Munir, terdakwa justru menjawab itu tidak ada urusan dengan

(teknologi informasi.. berkaitan dengan segala sesuatu yang berbasis komputer yang digunakan orang untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan informasi

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) bahwa P2 dan P3 yang di beri konsentrat berbasis onggok dan dedak padi berbeda nyata