EFEK SOSIALISASI MEDIA MASSA TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL-BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA
Setyo Budi Pratiwi
Sosiologi Media–Ilmu Komunikasi Universitas Semarang
Media kini sudah menjadi bagian dari hidup manusia yang sudah tidak
dapat terpisahkan. Masyarakat memperoleh segala macam pengetahuan
mengenai berita dan informasi yang terjadi setiap hari melalui berbagai
jenis media baik cetak, elektronik maupun online. Isi media sangat
berpengaruh pada sikap dan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat sehingga
efek dari media massa tersebut dapat menyebabkan perubahan sosial-budaya
masyarakat. Dalam perubahan yang terjadi di masyarakat tersebut, media massa
berperan sebagai penyampai informasi dan jembatan peralihan antara masyarakat
tradisional kearah masyarakat modern dan juga media berfungsi sebagai pendidik,
yakni media dapat meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat.
Media telah membantu masyarakat Negara berkembang mengenal
kehidupan masyarakat lain, sehingga mereka memperoleh pandangan baru dalam
hidupnya. Media massa mampu menumbuhkan aspirasi dimana secara tidak
langsung aspirasi masyarakat tumbuh melalui siaran-siaran atau informasi yang
disampaikan media massa. Banyak hal-hal baru yang disampaikan oleh media,
misalnya dari gaya berpakaian atau potongan rambut yang membuat masyarakat
terdorong untuk melakukan atau menggunakan hal yang sama seperti yang dilihat
mereka melalui media. Hal penting yang perlu disadari dan diperhatikan bahwa
terkadang aspirasi yang berlebihan akan membawa resiko dan buruknya hal
tersebut tidak dianggap sebagai suatu kesalahan.
Hal-hal tersebut merupakan proses terjadinya perubahan sosial di
masyarakat yang merupakan akibat dari media massa. Masyarakat tradisional
yang bergerak ke arah modern sedikit demi sedikit mulai menggantungkan
pengetahuannya pada media massa sehingga hal-hal yang penting, yang
kelamaan masyarakat mulai meninggalkan kebiasaan atau budayanya dan
menganggap budaya tersebut sebagai sesuatu yang kuno dan tidak modern.
Selain perubahan sosial-budaya, salah satu efek media massa adalah
stereotip. Salah satu media massa yang sering dikonsumsi oleh masyarakat adalah
televisi. Sebagai contoh kasusnya adalah ajang pemilihan Putri Indonesia. Ketika
seorang Putri Indonesia dipilih, maka standar kecantikan pun diibaratkan memiliki
kaki jenjang, tubuh ramping dan kencang, rambut sehalus sutra, hidung mancung,
dan memiliki kulit putih seperti porselen. Dan hal tersebut telah mempengaruhi
sebagian besar masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa orang yang cantik
haruslah memiliki ciri-ciri fisik seperti standar kecantikan seperti Putri Indonesia.
Selain itu, hal yang mendukung adanya stereotip adalah pemberitaan atau
penayangan media massa seperti iklan-iklan kosmetik yang ada di televisi.
Hampir semua iklan dari produk kecantikan seperti Ponds, Citra, Lux,
Dove, Shinzui, Sunsilk dan lain sebagainya memperlihatkan bahwa orang yang
cantik harus memiliki kulit yang putih mulus, langsing, berambut panjang,
berhidung mancung dan lain sebagainya. Ketika masyarakat melihat iklan-ilkan
tersebut dimana setiap hari ditayangkan di televisi, maka masyarakat pun akan
menganggap bahwa orang cantik itu harus memiliki yang putih mulus, langsing,
berambut panjang dan berhidung mancung.
Shingga perubahan sosial yang terjadi adalah masyarakat berlomba-lomba
melakukan apapun agar dirinya terlihat cantik seperti yang diperlihatkan di
televisi. Sangat berbahaya ketika hal ini terjadi pada para remaja putri yang
percaya pada iklan-iklan tersebut dan menganggap bahwa untuk menjadi cantik,
seseorang haruslah memiliki kulit yang putih, langsing, berambut panjang dan
berhidung mancung.
Contoh stereotipe lain sebagai akibat dari media massa adalah ketika
media menampilkan berbagai bentuk kegiatan yang dianggap sebagai kegiatan
dari masyarakat modern. Dalam film ataupun sinetron sering kali ditampilkan
tentang berbagai kegiatan masyarakat di kota seperti adegan di kelab malam atau
adegan seorang pekerja kantoran. Secara tidak langsung, media telah menciptakan
masyarakat modern sedangkan yang tinggal di desa dianggap sebagai masyarakat
yang belum modern.
Untuk memperkecil terjadinya stereotip di masayarakat media massa
hendaknya harus tetap menjalankan prinsip-prinsip dan etika jurnalisme dalam
membuat dan menyebarkan pesan atau informasi. Dan untuk masyarakat, harus
tetap kritis dalam membaca dan menanggapi pesan yang disampaikan oleh media
massa. Masyarakat sebaiknya tidak langsung menerima begitu saja pesan
yang disampaikan oleh media tetapi harus mampu menganalisa tentang isi